Arsitektur Kolonial Kota Lama Semarang
Arsitektur Kolonial Kota Lama Semarang
2 Juni 2008
Jurnal Ilmiah Perancangan Kota dan Permukiman
dari campuran ketiga bagian ini meningkatkan Semarang, bekerja sama dengan jawatan
variasi substansial yang dimana tipologinya pekerjaan umum. Sebagai penasehat kota,
dari kota-kota kolonial ini bisa didasarkan. Karsten juga menyusun paket lengkap kota,
yang berisi :
71
ARSITEKTUR KOLONIAL KOTA LAMA SEMARANG
Mataram untuk menumpas pemberontakkan Arsitektur kota lama Semarang, seperti yang
Trunojoyo karena hasrat VOC terutama untuk masih terlihat sekarang lebih mengesankan
menguasia bandar-bandar di speanjang pesisir sebagai perpaduan berbagai tradisi dan gaya
utara, maka bagian yang dipilihnya adalah yang berkembang di eropa yang memperoleh
pelabuhan dan sekitarnya. Selanjutnya sedikit sentuhan lokal.
perjanjian Oktober 1705 memperkokoh
kedudukan VOC dengan diperbolehkannya Baru pada tiga puluhan gaya arsitektur yang
seriakt dagang ini mendirikan benteng. berakar dinegeri Belanda masuk ke kota lama.
Semenjak itulah kawasan koloni tersebut Gaya arsitektur modern ini dikembangkan dari
dikelilingi oleh tembok yang dibuat segi lima hasil pencarian kelompok pelukis de stijl oleh
yang disebut de VIJHOEK. W.M.Dudok arsitek Liem Bwan Tjie (1930)
dan J.E.L Blankenberg (1938) masing-masing
Walaupun tembok keliling tersebut dibongkar menghadirkan rancangan kantor untuk Oei
pad abad berikutnya, batas koloni dapat Tiong Ham Concern di Hoogendorp sstraat ( jl.
dilacak karena tidak ada perubahan struktur Kepodang ) dan kantor borsumij borneo
kawasan yang berarti. Dinding sebelah barat sumatra maatschappij yang baru, persis di
terletak di tepi Kali Semarang yang semakin sebelah barat gereja blenduk. Kendati
membelok ke Timur Laut. Jalan yang rancangan mereka yang mempunyai ciri
menelusurinya bernamaWester-wal straat yang dinding polos dan jendela kaca yang menerus
menerus ke Pakhuis straat (sekarang keduanya membentuk garis-garis horizontal yang sangat
disebut jalan Mpu Tantular). Dinding sebelah kuat, dipadukan dengan menara yang
utara sejajar dengan jalan stasiun Tawang dan menjulang berhiaskan panel kaca sebagai titik
disebut Norder- Wal Straat. Sedangkan tangkap sangat kontras dengan sekelilingnya,
dinding timur dan Selatan masing-masing pendekatan yang dilakukan disini terhadap
bersisian dengan Ooster-wal Straat (jalan kondisi iklim tidak bergeser jauh dari yang
Cendrawasih Utara) dan Zuder-Wal Straat diterapkan oleh kolega yang telah disebut
(jalan Sendowo). sebelumnya. Bidang dinding yang seperti
selubung tersebut sebernarnya merupakan
Berangkat dari wilayah yang dikuasai VOC bungkus bangunan yang ada didalamnya.
yang merupakan serikat dagang Belanda, Konsep serambi disini berlaku sebagai isolasi
serikat dagang tersebut memang tidak lalu panas. Kantor Borsumij yang sampai sekarang
tumbuh sebagai kampungnya orang Belanda masih kokoh berdiri sekarang ditempati oleh
semata. Peta bertahun 1695 menamakan koloni P.T
tersebut de Europesche (buurt) , demikian pula
yang bertahun1719. untuk memperbedakannya Kerta Niaga, sedangkan Oei Tiong ham
dari de Javanische negara Rijen concern sekarang berada ditangan Rajawali
(perkampungan pribumi), de malaische dan de Nusindo. Satu lagi bangunan yang bergaya
chineesche kampong (kampung Melayu & serupa ialah Gabungan Koperasi Batik
Pecinan). Nama-nama unsur lingkuan seperti Indonesia di Jl. Mpu tantular
de Heeren Straat (jalan utama yang membelah
koloni menjadi dua bagian) de hersteller,
cecylon, amsterdam, de lier, dan de smits (
KOTA LAMA DAN
nama pos keamanan pada tembok keliling )
PERKEMBANGANNYA
yang merupakan nama tempat Negeri Belanda,
atau nama yang mempunyai kaitan erat dengan Kota Lama Kota Semarang dulunya
negeri tersebut, tidak membentuknya menjadi merupakan Kota benteng yang merupakan
belanda kecil. Perkmbangan selanjutnya lebih daerah permukiman khusus bangsa Belanda
menegaskan kembali kehadiran warna yang dan pusat kota lama pada saat ini dikenal
berasal dari bagian-bagian eropa lainnya.
72
ENCLOSURE Volume 7 No. 2 Juni 2008
Jurnal Ilmiah Perancangan Kota dan Permukiman
sebagai kawasan Kota Lama (Oude Staat) Tiga buah gerbang besar itu adalah:
Semarang.
- De Wester ( Pintu Gerbang Barat)
Kota Lama didesain dalam suatu pola / Gouvernementspoort. Berlokasi
konsentrik denagn nodes pada paradeplein di Gouvernements Brug/ Jembatan
yang merupakan plaza pusat dengan gereja dan Gupernemen atau dikenal juga
segala aktivitas perdaganagn di sepanjang tepi sebagai jembatan Berok.
jalan. Kota ini seolah terbelah dua oleh - De Zulder (Pintu Gerbang
Heerenstrat yang merupakan bagian dari Selatan). Berlokasi di sekitar jalur
jaringan de groote postweg yang dibangun lintas trem dekat awal Jalan
pada masa pemerintah Gubernur Jenderal Pekojan dan Jl. H. Agus Salim.
Daendels. Aksis ke arah utara dan selatan yang - De Ooster Port. Berlokasi di akhir
dibentuk oleh Jl. Suari telah memunculkan Heerenstraat (sekarang di
Gereja blenduk sebagai focal point dari arah persimpangan antara jalan Raden
Pekojan. Patah dan Jl. MT Haryono)
Pertumbuhan Kota Lama dipengaruhi oleh: Sedangakan enam buah pos keamanan tersebut
dikenal sebagai:
- Pemberontakkan orang Cina
melawan Belanda (1742) - De Hersteller. Berlokasi di Jl.
- Pindahnya kantor pusat dagang Ronggowarsito dan Jalan
VOC dari Jepara ke Semarang (3 Pengapon
Januari 1778) - Ceylon. Berlokasi di halaman
Gerja Gedongan
VOC kemudian memperkuat diri denga - Amsterdam. Berlokasi di Jl. H.
membangun benteng-benteng perathanan Agus Salim
termasuk pembanguann kota benteng untuk - De Lier. Berlokasi di kompleks
melindunginya dari serangan penduduk asli. Kantor Pos Lama
- De Smits. Berlokasi di Boomlama
- De Zee. Berlokasi di Boomlama
b. Pertumbuhan Kota Lama pada pertengahan
abad ke-18–Awal abad ke-19
Tahun 1824 benteng yang mengelilingi Kota
Sampai pertengahan abad ke-18, Semarang
Lama dibongkar, berikut gerbang dan pos
mengalami perkembangan yang semakin pesat,
keamanannya. Hal ini disebabkan oleh karena
demikian pula keadaan dalam benteng Belanda
Belanda ingin mengembangkan Semarang
yaitu dnegan tumbuhnya perkantoran
pemerintah karena fungsinya sebagai pusat sebagai Kota Modern, yaitu dengan:
pemerintahan, kantor dagang karena fungsinya - Membuka jaringan kereta api
sebagai pusat perniagaan, fasilitas sosial dan - Membuka terusan pelabuah yang
lain-lain. Kemajuan ini didukung juga oleh diberi nama Kali Baru dan
peran penting sungai Semarang sebagai jalur kawasan sekitarnya
transportasi perkonomian utama.
Revolusi ini dengan cepat mengembangkan
Pada waktu itu benteng ini memiliki tiga buah kehidupan ekonomi Semarang yang pada masa
gerbang besar beberapa gerbang kecil, serta itu terbagi menjadi 2 morfologi urban denagn
enam buah pos keamanan yang terletak dua domain utama, yaitu:
menyebar.
73
ARSITEKTUR KOLONIAL KOTA LAMA SEMARANG
Domain Ekonomi. Memiliki inti ganda yaitu Jansen yang dulunya merupakan hotel Eropa
Kota Lama dan Pecinan-didukung oleh dua digunakan sebagai markas tentara Jepang.
elemen primer transportasi yaitu kanal
pelabuhan dan stasiun kereta api. Perang yang terjadi antara Jepang dan Sekutu
telah mengakibatkan banyak kerusakan di
Domain Politik. Memiliki init ganda yaitu beberapa bagian kota Lama
sarana pemerintahan Kota Lama dan pusat
pemerintahan tradisional di Kanjengan, serta
didukung oleh elemn primer berupa benteng.
PENERAPAN GAYA KOLONIAL
Stasiun Kereta Api, stasiun trem, Gereja 1. Desain Kota Berbentuk Bintang Radial
Katolik, Gereja Kristen, Susteran, kantor
notaris, kantor redaksi, konsulat (Muangthai, Penerapan pengaturan kota yang disusun oleh
Belgia, Perancis, Inggris). Bank, perusahaan jalan radial dari titik sentral, yang biasanya
perkebunan, rumah jompo, klub-klub, kantor diusulkan sebagai lokasi untuk sebuah gereja,
penerbit, rumah yatim piatu, pengadilan istana, atau kemungkinan sebuah kastil (dalam
negeri, kantor pemerintah, kantor usaha kasus kota lama, titik sentralnya adalah gereja
dagang, sekolah teknik, staadschouwburg, Imannuel (Blenduk), juga terlihat pada kota
hotel, kantor polisi. lama
74
ENCLOSURE Volume 7 No. 2 Juni 2008
Jurnal Ilmiah Perancangan Kota dan Permukiman
Mengingat fungsi pertama wilayah Kota Lama Gbr .5 Contoh Massa Bangunan di Kota
sebagai benteng, desain kota lama yang Lama,dimana bentuk dari masa bangunannya
menggunakan komposisi Poligon sebagai suatu terlihat sangat megah yang mencerminkan
bentuk yang menguntungkan untuk arsitektural kolonial dan masih berdiri hingga
pertahanan. Sudut yang dibentuk oleh dinding sekarang meskipun ada beberapa bangunan
menjadi lokasi benteng, yang melindungi dari yang tidak terawat
api dapat diarahkan melawan musuh yang
berusaha memanjat dinding. Walaupun
sekarang benteng sudah dirubuhkan begitu
2. Landmark
juga dengan pos-pos penjagaannya, namun,
penerapan komposisi poligon ini masih Ciri lain yang seharusnya terdapat pada kota-
berfungsi di mana dalam penerapannya kota kolonial yang mengadaptasi gaya kota
menyebabkan pertemuan jalan yang adalah renaissance adalah penggunanaan
suatu manfaat yang berarti pada pemfokusan tugu/bangunan yang tinggi sebagai poin kunci
pada bangunan sentral penting sangatlah kota. Di Kota Lama praktek dari teori ini dapat
sesuai. Hal ini dapat dilihat pada letak gereja dilihat pada menara-menara gereja Blenduk
Blenduk yang berada di pertemuan 3 jalan. yang pada awalnya dirancang lebih tinggi
daripada bangunan-bangunan di sekitarnya.
75
ARSITEKTUR KOLONIAL KOTA LAMA SEMARANG
sama, sehingga ada kesan tertib yang 4. Pembagian yang proporsional dari
dihasilkan dari pengaturan tersebut. kebutuhan semua kelompok penduduk sesuai
kebiasaan mereka
4.1.3 Tata Guna Lahan Secara umum, ciri ini dapat juga dilihat pada
style bangunan dan kondisi jalan yang
1. Adanya Zona Untuk Setiap Kegiatan mencirikan keadaan Belanda pada masa dulu
dengan alasan penerapan yang sama.
Pada teori kolonial, teori ini dalam sisi sosial
dipersempit maknanya menjadi adanya
pembagian zona untuk kraton, ruko dan
benteng. Di mana kraton melambangkan zona 4.1.4 Sirkulasi & Parkir
pribumi, ruko melambangkan zona pendatang
dari Cina, dan benteng yang melambangkan 1. Jalan dengan interior yang Lapang
zona Belanda/pendatang dari Eropa. Untuk jalan utamanya berukuran sekitar 10
Untuk penerapannya pada Kota Lama, dulu hal meter.
ini benar-benar diterapkan 100%, tapi
mengingat perkembangan zaman, untuk zona
pecinannya, sekarang letaknya menjadi agak
terpisah walaupun dulunya juga terletak pada
bagian yang masih termasuk dalam satu
kawasan ini.
76
ENCLOSURE Volume 7 No. 2 Juni 2008
Jurnal Ilmiah Perancangan Kota dan Permukiman
di kota lama berpusat pada jalan utama yang ruang terbuka, walaupun kondisi fisiknya
berada di depan gereja Blenduk. Dimana sudah tidak memadai.
disana selain terdapat gereja Blenduk dan
kantor pengadilan dulunya, juga terdapat Keberadaan sungai ini dulunya berdasarkan
taman sri Gunting, open space utama di daerah rencana Ir. Herman Thomas Karsten akan
ini. dijadikan semacam tempat terbuka publik
yang aktif, namun mengingat kondisinya
sekarang, agaknya rencana ini agak sulit
untuk dapat diterapkan.
4.1.5. Ruang Terbuka
4.1.6 Terorganisir dengan
1. Konsep sabuk hijau sebagai suatu ruang Mempertimbangkan Dimensi Sosial &
terbuka di sekeliling kota Estetika
Penerapan teori ini dapat dilihat pada Kota Lama berdasarkan segi estetika cukup
keberadaan jalur-jalur hijau yang mengelilingi terorganisir melihat pengaturan massa
Kota Lama, yang masih terdapat di beberapa bangunan, jalan-jalan, dan pengaturan ruang
lokasi walupun kondisinya sudah tidak utuh terbukanya yang sudah baik sejak dulu. Segi
lagi. estetis juga terlihat cukup diperhatikan lewat
penggunaan elemen-elemen pendukung yang
2. Perlindungan Terhadap Lansekap
estetis & ornamental, seperti lampu jalan dan
Ciri yang didasari oleh peraturan tata ruang seating group & elemen-elemen pendukung
pemerintah Belanda di Indonesia ini masih lainnya.
dapat dilihat dengan terdapatnya ruang
terbuka-ruang terbuka yang berupa taman dan
penyusunan vegetasi yang masih ada sampai
saat ini.
77
ARSITEKTUR KOLONIAL KOTA LAMA SEMARANG
Gbr. 12 Beberapa Rumah di Kota Lama yang yang berarti pada pemfokusan pada bangunan
memiliki bentuk bangunan yang bergaya sentral penting
arsitektural kolonial
- Sudut yang dibentuk oleh dinding menjadi
lokasi benteng
- Penggunaan teknik sumbu dalam disain kota - Mengorganisir konstruksi dan bangunan,
merupakan yang paling menonjol, yang berarti
bahwa sekarang bentuk kota harus mempunyai - Memperjuangkan pembagian yang
garis tengah sebagai pengatur. proporsional dari kebutuhan semua kelompok
penduduk sesuai kebiasaan mereka
- Penggunaan lapangan – lapangan umum dan
alun – alun - Menciptakan fungsi harmonis dari perkotaan
secara keseluruhan.
- Penggunaan rencana bentuk bintang dengan
jalan radial dari titik sentral, yang biasanya - Perlindungan lingkungan terhadap lansekap
adalah lokasi sebuah gereja, istana, atau
- Perencanaan tata kota secara terorganisir
kemungkinan sebuah kastil.
dengan mempertimbangkan dimensi sosial
- Desain pada komposisi simetris sempurna. dan estetika
- Penggunaan poligon sebagai suatu bentuk - Pengaturan bangunan yang tidak mempunyai
yang menguntungkan untuk pertahanan dan halaman depan dan terletak langsung di depan
pertemuan jalan yang adalah suatu manfaat jalan raya.
78
ENCLOSURE Volume 7 No. 2 Juni 2008
Jurnal Ilmiah Perancangan Kota dan Permukiman
- Sungai yang mengalir melewati kota Maka dapat disimpulkan bahwa penerapan
difungsikan sebagai ruang terbuka arsitektur kolonial di Semarang, khususnya di
Kota Lama tidaklah diterapkan secara utuh,
namun mengalami penyesuaian-penyesuaian
berdasarkan perubahan kebutuhan, kondisi
Namun, pada penerapannya di Kota Lama
Semarang, teori-teori ini mengalami sosial masyarakat serta perkembangan zaman.
penambahan dan pengurangan-pengurangan
dalam rangka menyesuaikan dengan keadaan
di Indonesia. Sehingga teori kolonial yang
masih diterapkan secara murni dan menyeluruh
di kota Lama adalah sebagai berikut:
- Penggunaan Landmark
79