Anda di halaman 1dari 11

ENCLOSURE Volume 7 No.

2 Juni 2008
Jurnal Ilmiah Perancangan Kota dan Permukiman

ARSITEKTUR KOLONIAL KOTA LAMA SEMARANG


B. Adji Murtomo

ABSTRAKSI asing ini berakar pada sifat komunitas kolonial


yang menekan dan karena hal ini, kota-kota
Kota Semarang adalah salah satu kota di Jawa kolonial sering kali dikarakterisasikan sebagai
Tengah yang perkembangannya sebagian duality atau kota ganda.
besar dipengaruhi oleh fungsinya sebagai kota
pelabuhan sejak jaman kolonial. Hal ini Di Indonesia kondisi kota-kota
menyebabkan banyaknya akulturasi budaya kolonial justru jauh lebih kompleks selain
yang terjadi antara pendatang dengan warga karena bagian lokal yang bergaya barat,
pribumi. Percampuran ini juga mempengaruhi terdapat juga bagian asing yang bergaya
aspek arsitektural di Semarang. Baik itu dalam oriental, terutama Cina. Oleh karena itu, kota-
segi perencanaan dan perancangan kota, kota di Indonesia pada era kolonial bisa
sampai dengan style bangunan yang banyak dikarakterisasikan sebagai kota tiga bagian
digunakan pada masa tersebut. dengan muatan arsitektur lokal berupa Kraton
& Kampung, bagian cina yang terdiri dari
Dalam hal penataan kota, kedatangan ras-ras ruko-ruko, dan satu bagian yang bergaya Barat
pendatang itu juga menyebabkan terjadinya yang tersusun atas benteng dan gudang-gudang
perubahan-perubahan dan perkembangan kolonial. Lehmann telah menjabarkan tiga
pada perencanaan kota Semarang. Pengaruh elemen dari penyusun kota; Kraton, Ruko, &
bangsa Belanda relatif lebih besar terhadap Benteng yang mengatur sebuah konfigurasi
karya-karya arsitektural yang dihasilkan di yang bisa dianggap umum bagi kota-kota
Semarang itu. Hal ini dapat dilihat dengan kolonial di Indonesia.
keberadaan daerah-daerah seperti Kawasan
Candi dan Kota Lama. Kota Lama, berbeda Bagaimanapun konfigurasi dari tiga
dengan wilayah Candi, ciri arsitektural elemen ini tidaklah sama di semua kota.
Kolonialnya masih terlihat dengan jelas lewat Kadang satu bagian atau bagian yang lainnya
bangunan-bangunan dan pengaturan wilayah dominan. Bahkan kadang ada elemen yang
di salah satu bagian kota Semarang tersebut. tidak ada seperti hilangnya Kraton, karena
Hal ini menjadikan Kota Lama sebagai salah dominasi dari Benteng di Batavia dan
satu miniatur dari keadaan konkrit kota dominasi elemen Cina seperti di Lasem. Bisa
Semarang pada masa tersebut. juga hilangnya benteng karena dominasi
Kraton, seperti di Palembang. Kadang salah
satu dari elemen ini tidaklah terlalu berperan
atau menonjol, seperti keraton di Manado.
TEORI KOLONIAL DI INDONESIA
Kondisi dari perseteruan tiga elemen yaiut
Secara umum semua kota-kota yang menyebeabkan perbedaan di tiga tipe
kolonial memiliki persamaan, yakni fakta kota kolonial yang ada di Indonesia, yang
bahwa mereka terbagi menjadi dua bagian, kebanyakan didominasi oleh orang Indonesia,
bagian yang berasal dari penduduk/budaya orang Cina & Bangsa Barat, seperti kota
lokal & bagian yang merupakan hasil dari cipta Yogyakarta, kota pasar Lasem, dan kota
karya/budaya pendatang/ orang asing, karena administratif Batavia. Walaupun ketiga tipe
proses dari imposisi kota yang mereka secara fundamental semua sama karena
hasilkan. Oposisi antara belahan campuran & ditentukan oleh situasi kolonialnya, perbedaan
69
ARSITEKTUR KOLONIAL KOTA LAMA SEMARANG

dari campuran ketiga bagian ini meningkatkan Semarang, bekerja sama dengan jawatan
variasi substansial yang dimana tipologinya pekerjaan umum. Sebagai penasehat kota,
dari kota-kota kolonial ini bisa didasarkan. Karsten juga menyusun paket lengkap kota,
yang berisi :

- Town-plan ( perencanaan kota)


Ruang terbuka publik berada di pusat kota, - Detail plan (rencana detail kota)
biasanya dekat dengan dengan gereja atau - Building Regulation ; peraturan
katedral, balai kota, dan sumur publik; bangunan untuk sejumlah kota di
mempunyai konfigurasi tidak menentu; Jawa, antara lain : Semarang,
sering tidak ada jalan yang melintasi secara Bandung, Batavia (Jakarta),
lurus; tempat penduduk berkumpul; Magelang, Malang, Buitenzorg
kebanyakan menyatu dengan harmoni (Bogor), Madiun, Cirebon,
sebagai elemen estetis kota. Meester Cornelis (Jatinegara) dua
kota kerajaan Yogyakarta dan
Surakarta dan kota Purwokerto.
Lansekap Belanda sebagian besar
adalah dataran rendah yang berada di pesisir Ia juga menjadi penasehat kota- kota
pantai. Beriklim sedang dan tanahnya baik Palembang, Padang, Medan dan Banjarmasin.
untuk agrikultur dan daerah pesisirnya Tahun 1906-1942 merupakan masa
merupakan potensi maritim yang besar. pemerintahan Kota Praja Semarang
Charles V dari Spanyol mewarisi Negeri (Stadsgemeente van Semarang ) yang
Belanda pada tahun 1506 (Jellicol 1996, 192). diresmikan tanggal 1 April 1906 diatur dalam
Kemudian Betanda berkembang menjadi staatsblad no.120 tahun 1906. Semarang sejak
negeri maritim yang kuat dengan kota-kota di itu terlepas dari Kabupaten dan memiliki batas
tepi laut dengan suatu sistem kanal yang kekuasaan pemerintah Kota Praja. Kota
menggunakan teknologi baru pada masa itu Semarang mulai dibenahi dengan sistem
untuk memecahkan masalah sempitnya lahan. administrasi pembangunan. Kontrol serta
Sebagian besar rakyatnya hidup dari pemeliharaan elemen-elemen kota yang di
pertanian, peternakan dan perdagangan melalui bangun juga di lakukan dengan baik. Arah
laut. Kekuatan Maritim menjadikannya salah pembangunannya tertuju untuk membangun
permukiman Belanda yang dilengkapi dengan
satu negara kolonial. Pada tahun 1609 negeri
Belanda membebaskan diri dari Spanyol fasilitas dan utilitas kota antara lain Stadion
dengan tetap mempertahankan sistem monarki. olah raga, lapangan menembak, taman-taman
kota, jaringan jalan baru, drainage di
Banjarkanal Timur dan Barat,Siranda Kanal
dan CBZ Kanal,juga saluran.

Pembangunan sarana-sarana pelabuhan,


KOTA LAMA PADA AWAL PENATAAN stasiun kereta api, kantor-kantor dagang dan
RUANG DI SEMARANG lain-lain juga terus dilaksanakan. Fungsi kota
menjadi meluas di samping sektor perdaganga,
Sejak tahun 1903, sebelum Karsten
militer, pemerintahan, juga di sektor
tiba di Semarang, telah ada aktivitas lokal
pendidikan dan pariwisata. Namun dalam masa
dalam bidang perencanaan kota. Aktivitas
stads gemeente ini, pembangunan kota hanya
tersebut merupakan pelaksanaan dari politik
mengutamakan dan menekankan pada
desentralisasi yang memberikan otoritas
penertiban sistem administrasi pemerintahan,
kepada daerah dalam pengembangannya. Pada
dan bukan pada sektor sosial ekonomi, sosial
saat itulah Karsten diangkat menjadi penasehat
otoritas lokal untuk perencanaan kota
70
ENCLOSURE Volume 7 No. 2 Juni 2008
Jurnal Ilmiah Perancangan Kota dan Permukiman

budaya serta perencanaan fisik yang Bangunan-bangunan berdiri mengelompok


menyeluruh. membentuk “pulau-pulau” dengan bangunan
tanpa halaman depan dan dikelilingi oleh jalan,
Berdasarkan sejarahnya, kota Semarang demikian juga gedung SMN tidak
memiliki suatu kawasan yang ada pada sekitar mempunyai halaman depan dan terletak
abad 18 menjadi pusat perdagangan. Kawasan langsung di depan jalan raya. Pintu masuk
tersebut pada masa sekarang disebut Kawasan utama terletak di jalan yang lalu lintasnya
Kota Lama. Pada masa itu, untuk kurang ramai.
mengamankan warga dan wilayahnya, maka
kawasan itu dibangun benteng, yang dinamai Dalam perkembangan kota, ruang terbuka
benteng VIJHOEK.Untuk mempercepat jalur untuk umum & pertamanan, mempunyai
perhubungan antar ketiga pintu gerbang peranan penting. Karsten merencanakan
dibenteng itu maka dibuat jalan-jalan sungai yang mengalir melewati kota
perhubungan, dengan jalan utamanya dinamai : difungsikan sebagai ruang terbuka untuk
HEEREN STRAAT. Saat ini bernama Jl. Let masa yang akan datang. Dia juga membangun
Jen Soeprapto. Salah satu lokasi pintu benteng taman untuk olahraga, maupun rekreasi pada
yang ada sampai saat ini adalah Jembatan daerah sebelah Timur kota Semarang, di mana
Berok, yang disebut DE ZUIDER POR. banyak terdapat rumah-rumah villa (rumah-
rumah mewah).
Jalur pengangkutan lewat air sangat penting
hal tersebut dibuktikan dengan adanya sungai Kawasan Kota Lama Semarang ini merupakan
yang mengelilingi kawasan ini yang dapat saksi bisu sejarah Indonesia masa kolonial
dilayari dari laut sampai dengan daerah Belanda lebih dari 2 abad, dan lokasinya
Sebandaran, dikawasan Pecinan. Masa itu berdampingan dengan kawasan ekonomi.
Hindia Belanda pernah menduduki peringkat Ditempat ini ada sekitar 50 bangunan kuno
kedua sebagai penghasil gula seluruh dunia. yang masih berdiri dengan kokoh dan
Pada waktu itu sedang terjadi tanam paksa mempunyai sejarah Kolonialisme di Semarang.
(Cultur Stelsel) diseluruh kawasan Hindia
Belanda. Banyak orang yang sudah mengenal Kota
Lama Semarang harus berfikir sejenaK apabila
Kawasan Kota Lama Semarang disebut juga mendengar istilah kampung Eropa.
OUTSTADT. Luas kawasan ini sekitar 31 Sebenarnya, sudah semenjak abad yang lalu,
Hektar. Dilihat dari kondisi geografi, nampak kedua pengertian ini, yakni OUTSTADT dan
bahwa kawasan ini terpisah dengan daerah Europeschebuurt , dipakai di kalangan
sekitarnya, sehingga nampak seperti kota masyarakat untuk menyebut kawasan yang
tersendiri, sehingga mendapat julukan sama. Kawasan tersebut mencakup koloni
"LITTLE NETHERLAND". yang semula berbenteng tempat bermukim
orang Belanda dan bangsa Eropa lainnya yang
Kota Lama terletak pada bagian utara mempunyai kegiatan utama sebagai pedagang.
Semarang, dekat dengan pelabuhan. Daerah ini
dahulu merupakan sebuah benteng pertahanan Usia koloni yang sekarang relatif masih utuh
Belanda. Setelah situasi politik & ekonomi tersebut sudah terbilang abad. Titik awal
Belanda di Indonesia dirasakan aman & pengembangannya adalah perjanjian antara
mantap, yaitu pada tahun 1824, benteng ini VOC dengan Sunan Amangkurat II pada bulan
dihancurkan dan menjadi pusat pertahanan Oktober 1677 yang disusul oleh kesepakatan
serta perdagangan. Dalam wilayah bekas berikutnya pada bulan Januari 1678. Kedua
benteng tadi, seperti pada kota-kota besar belah pihak menyetujui hak penguasaan VOC
lainnya berkembang pusat kota dengan bentuk atas sebagian wilayah Semarang. Sebagai
& gaya kota-kota pada awal abad pertengahan. imbalan atas bantuannya pada kerajaan

71
ARSITEKTUR KOLONIAL KOTA LAMA SEMARANG

Mataram untuk menumpas pemberontakkan Arsitektur kota lama Semarang, seperti yang
Trunojoyo karena hasrat VOC terutama untuk masih terlihat sekarang lebih mengesankan
menguasia bandar-bandar di speanjang pesisir sebagai perpaduan berbagai tradisi dan gaya
utara, maka bagian yang dipilihnya adalah yang berkembang di eropa yang memperoleh
pelabuhan dan sekitarnya. Selanjutnya sedikit sentuhan lokal.
perjanjian Oktober 1705 memperkokoh
kedudukan VOC dengan diperbolehkannya Baru pada tiga puluhan gaya arsitektur yang
seriakt dagang ini mendirikan benteng. berakar dinegeri Belanda masuk ke kota lama.
Semenjak itulah kawasan koloni tersebut Gaya arsitektur modern ini dikembangkan dari
dikelilingi oleh tembok yang dibuat segi lima hasil pencarian kelompok pelukis de stijl oleh
yang disebut de VIJHOEK. W.M.Dudok arsitek Liem Bwan Tjie (1930)
dan J.E.L Blankenberg (1938) masing-masing
Walaupun tembok keliling tersebut dibongkar menghadirkan rancangan kantor untuk Oei
pad abad berikutnya, batas koloni dapat Tiong Ham Concern di Hoogendorp sstraat ( jl.
dilacak karena tidak ada perubahan struktur Kepodang ) dan kantor borsumij borneo
kawasan yang berarti. Dinding sebelah barat sumatra maatschappij yang baru, persis di
terletak di tepi Kali Semarang yang semakin sebelah barat gereja blenduk. Kendati
membelok ke Timur Laut. Jalan yang rancangan mereka yang mempunyai ciri
menelusurinya bernamaWester-wal straat yang dinding polos dan jendela kaca yang menerus
menerus ke Pakhuis straat (sekarang keduanya membentuk garis-garis horizontal yang sangat
disebut jalan Mpu Tantular). Dinding sebelah kuat, dipadukan dengan menara yang
utara sejajar dengan jalan stasiun Tawang dan menjulang berhiaskan panel kaca sebagai titik
disebut Norder- Wal Straat. Sedangkan tangkap sangat kontras dengan sekelilingnya,
dinding timur dan Selatan masing-masing pendekatan yang dilakukan disini terhadap
bersisian dengan Ooster-wal Straat (jalan kondisi iklim tidak bergeser jauh dari yang
Cendrawasih Utara) dan Zuder-Wal Straat diterapkan oleh kolega yang telah disebut
(jalan Sendowo). sebelumnya. Bidang dinding yang seperti
selubung tersebut sebernarnya merupakan
Berangkat dari wilayah yang dikuasai VOC bungkus bangunan yang ada didalamnya.
yang merupakan serikat dagang Belanda, Konsep serambi disini berlaku sebagai isolasi
serikat dagang tersebut memang tidak lalu panas. Kantor Borsumij yang sampai sekarang
tumbuh sebagai kampungnya orang Belanda masih kokoh berdiri sekarang ditempati oleh
semata. Peta bertahun 1695 menamakan koloni P.T
tersebut de Europesche (buurt) , demikian pula
yang bertahun1719. untuk memperbedakannya Kerta Niaga, sedangkan Oei Tiong ham
dari de Javanische negara Rijen concern sekarang berada ditangan Rajawali
(perkampungan pribumi), de malaische dan de Nusindo. Satu lagi bangunan yang bergaya
chineesche kampong (kampung Melayu & serupa ialah Gabungan Koperasi Batik
Pecinan). Nama-nama unsur lingkuan seperti Indonesia di Jl. Mpu tantular
de Heeren Straat (jalan utama yang membelah
koloni menjadi dua bagian) de hersteller,
cecylon, amsterdam, de lier, dan de smits (
KOTA LAMA DAN
nama pos keamanan pada tembok keliling )
PERKEMBANGANNYA
yang merupakan nama tempat Negeri Belanda,
atau nama yang mempunyai kaitan erat dengan Kota Lama Kota Semarang dulunya
negeri tersebut, tidak membentuknya menjadi merupakan Kota benteng yang merupakan
belanda kecil. Perkmbangan selanjutnya lebih daerah permukiman khusus bangsa Belanda
menegaskan kembali kehadiran warna yang dan pusat kota lama pada saat ini dikenal
berasal dari bagian-bagian eropa lainnya.

72
ENCLOSURE Volume 7 No. 2 Juni 2008
Jurnal Ilmiah Perancangan Kota dan Permukiman

sebagai kawasan Kota Lama (Oude Staat) Tiga buah gerbang besar itu adalah:
Semarang.
- De Wester ( Pintu Gerbang Barat)
Kota Lama didesain dalam suatu pola / Gouvernementspoort. Berlokasi
konsentrik denagn nodes pada paradeplein di Gouvernements Brug/ Jembatan
yang merupakan plaza pusat dengan gereja dan Gupernemen atau dikenal juga
segala aktivitas perdaganagn di sepanjang tepi sebagai jembatan Berok.
jalan. Kota ini seolah terbelah dua oleh - De Zulder (Pintu Gerbang
Heerenstrat yang merupakan bagian dari Selatan). Berlokasi di sekitar jalur
jaringan de groote postweg yang dibangun lintas trem dekat awal Jalan
pada masa pemerintah Gubernur Jenderal Pekojan dan Jl. H. Agus Salim.
Daendels. Aksis ke arah utara dan selatan yang - De Ooster Port. Berlokasi di akhir
dibentuk oleh Jl. Suari telah memunculkan Heerenstraat (sekarang di
Gereja blenduk sebagai focal point dari arah persimpangan antara jalan Raden
Pekojan. Patah dan Jl. MT Haryono)

a. Awal Pertumbuhan Kota Benteng

Pertumbuhan Kota Lama dipengaruhi oleh: Sedangakan enam buah pos keamanan tersebut
dikenal sebagai:
- Pemberontakkan orang Cina
melawan Belanda (1742) - De Hersteller. Berlokasi di Jl.
- Pindahnya kantor pusat dagang Ronggowarsito dan Jalan
VOC dari Jepara ke Semarang (3 Pengapon
Januari 1778) - Ceylon. Berlokasi di halaman
Gerja Gedongan
VOC kemudian memperkuat diri denga - Amsterdam. Berlokasi di Jl. H.
membangun benteng-benteng perathanan Agus Salim
termasuk pembanguann kota benteng untuk - De Lier. Berlokasi di kompleks
melindunginya dari serangan penduduk asli. Kantor Pos Lama
- De Smits. Berlokasi di Boomlama
- De Zee. Berlokasi di Boomlama
b. Pertumbuhan Kota Lama pada pertengahan
abad ke-18–Awal abad ke-19
Tahun 1824 benteng yang mengelilingi Kota
Sampai pertengahan abad ke-18, Semarang
Lama dibongkar, berikut gerbang dan pos
mengalami perkembangan yang semakin pesat,
keamanannya. Hal ini disebabkan oleh karena
demikian pula keadaan dalam benteng Belanda
Belanda ingin mengembangkan Semarang
yaitu dnegan tumbuhnya perkantoran
pemerintah karena fungsinya sebagai pusat sebagai Kota Modern, yaitu dengan:
pemerintahan, kantor dagang karena fungsinya - Membuka jaringan kereta api
sebagai pusat perniagaan, fasilitas sosial dan - Membuka terusan pelabuah yang
lain-lain. Kemajuan ini didukung juga oleh diberi nama Kali Baru dan
peran penting sungai Semarang sebagai jalur kawasan sekitarnya
transportasi perkonomian utama.
Revolusi ini dengan cepat mengembangkan
Pada waktu itu benteng ini memiliki tiga buah kehidupan ekonomi Semarang yang pada masa
gerbang besar beberapa gerbang kecil, serta itu terbagi menjadi 2 morfologi urban denagn
enam buah pos keamanan yang terletak dua domain utama, yaitu:
menyebar.
73
ARSITEKTUR KOLONIAL KOTA LAMA SEMARANG

Domain Ekonomi. Memiliki inti ganda yaitu Jansen yang dulunya merupakan hotel Eropa
Kota Lama dan Pecinan-didukung oleh dua digunakan sebagai markas tentara Jepang.
elemen primer transportasi yaitu kanal
pelabuhan dan stasiun kereta api. Perang yang terjadi antara Jepang dan Sekutu
telah mengakibatkan banyak kerusakan di
Domain Politik. Memiliki init ganda yaitu beberapa bagian kota Lama
sarana pemerintahan Kota Lama dan pusat
pemerintahan tradisional di Kanjengan, serta
didukung oleh elemn primer berupa benteng.
PENERAPAN GAYA KOLONIAL

Mengingat dasar teori kolonial, terutama


Pertumbuhan Kota Lama pada Pertengahan kolonial yang berasal dari Belanda adalah
Abad-19 Awal Perang Dunia II penerapan dari teori pendesainan kota
Renaissance dan juga ada sebagian yang
Pada masa ini Kota Lama sudah buka berdasarkan peraturan-peraturan tata kota yang
merupakan wilayah Khusus Belanda, aktivitas dibuat oleh pemerintah Belanda selama mereka
perekonomian juga sudah tidak didominasi berada di Indonesia, maka berikut ini adalah
oelh bangsa Belanda. poin-poin dari teori-teori tersebut yang dapat
mencirikan kekolonialan sebuah kota. Poin-
Berdasarkan data yang dibuat pada tahun 1935, poin tersebut antara lain:
maka pada saat itu dalam kawasan Kota Lama
telah ditemui gedung-gedung sebagai berikut: 4.1.1 Pola Penataan Kota

Stasiun Kereta Api, stasiun trem, Gereja 1. Desain Kota Berbentuk Bintang Radial
Katolik, Gereja Kristen, Susteran, kantor
notaris, kantor redaksi, konsulat (Muangthai, Penerapan pengaturan kota yang disusun oleh
Belgia, Perancis, Inggris). Bank, perusahaan jalan radial dari titik sentral, yang biasanya
perkebunan, rumah jompo, klub-klub, kantor diusulkan sebagai lokasi untuk sebuah gereja,
penerbit, rumah yatim piatu, pengadilan istana, atau kemungkinan sebuah kastil (dalam
negeri, kantor pemerintah, kantor usaha kasus kota lama, titik sentralnya adalah gereja
dagang, sekolah teknik, staadschouwburg, Imannuel (Blenduk), juga terlihat pada kota
hotel, kantor polisi. lama

Kota Lama pada Masa Penjajahan Jepang –


Setelah Perang Dunia II

Pada masa ini hampir tidak ada pembangunan


di Semarang. Kota Lama yang merupakan
pusat kota menajdi kosong karena sebagian
penghuninya yang berkebangsaan Eropa
terpaksa menyelamatkan diri dari kejaran
tentara Jepang. Bangsa Eropa yang berhasil
ditangkap segera dimasukkan ke dalam kamp
internir yang berdasarkan peta ”prisonner of Keberadaan gereja blenduk sebagai
War and internment camps” tanggal 15 Juni sentral dari kawasan kawasan, dimana
jalan-jalan di Kota Lama memusat pada
1945 terlihat bahwa salah satu kamp internir
titik ini
itu dapat ditemukan di JL. Ronggowarsito
yaitu di areal rumah puatu, sedangkan hotel

74
ENCLOSURE Volume 7 No. 2 Juni 2008
Jurnal Ilmiah Perancangan Kota dan Permukiman

2. Desain dengan Komposisi Poligon

Mengingat fungsi pertama wilayah Kota Lama Gbr .5 Contoh Massa Bangunan di Kota
sebagai benteng, desain kota lama yang Lama,dimana bentuk dari masa bangunannya
menggunakan komposisi Poligon sebagai suatu terlihat sangat megah yang mencerminkan
bentuk yang menguntungkan untuk arsitektural kolonial dan masih berdiri hingga
pertahanan. Sudut yang dibentuk oleh dinding sekarang meskipun ada beberapa bangunan
menjadi lokasi benteng, yang melindungi dari yang tidak terawat
api dapat diarahkan melawan musuh yang
berusaha memanjat dinding. Walaupun
sekarang benteng sudah dirubuhkan begitu
2. Landmark
juga dengan pos-pos penjagaannya, namun,
penerapan komposisi poligon ini masih Ciri lain yang seharusnya terdapat pada kota-
berfungsi di mana dalam penerapannya kota kolonial yang mengadaptasi gaya kota
menyebabkan pertemuan jalan yang adalah renaissance adalah penggunanaan
suatu manfaat yang berarti pada pemfokusan tugu/bangunan yang tinggi sebagai poin kunci
pada bangunan sentral penting sangatlah kota. Di Kota Lama praktek dari teori ini dapat
sesuai. Hal ini dapat dilihat pada letak gereja dilihat pada menara-menara gereja Blenduk
Blenduk yang berada di pertemuan 3 jalan. yang pada awalnya dirancang lebih tinggi
daripada bangunan-bangunan di sekitarnya.

Gbr.7 Gereja Blenduk yang dahulu


merupakan pusat orientasi masyarakat kota
Batas kawasan yang berbentuk poligon tadinya semarang dikawasan kota lama & Situasi
adalah dinding benteng dengan pos-pos Gang di Kota Lama yang sudah tidak sesuai
penjagaan di tiap-tiap sudutnya lagi dengan ciri kota lama

4.1.2. Building Form & Massing 3. Adanya Pengorganisiran konstruksi dan


bangunan
1. Penggunaan detail klasik Roma
Hal ini kurang lebih sama dengan teori
Penggunaan detail klasik Roma pada bangunan pengaturan building mass & form di masa
yang terlihat dari jarak yang besar. Aturan sekarang. Dapat dilihat bahwa di kota lama
klasikal dan ornamen, dengan detail proporsi tinggi bangunan pada masing-masing kavling
terbaik mereka. biasanya memiliki ketinggian dan ciri yang

75
ARSITEKTUR KOLONIAL KOTA LAMA SEMARANG

sama, sehingga ada kesan tertib yang 4. Pembagian yang proporsional dari
dihasilkan dari pengaturan tersebut. kebutuhan semua kelompok penduduk sesuai
kebiasaan mereka

Pada Kota Lama, hal ini dapat dilihat pada


keberadaan Gereja Blenduk sebagai tempat
ibadah yang disediakan pada penduduk Kota
Gbr. 8 Pengorganisasian massa Bangunan &
Situasi Gang-gang Kota Lama Lama yang dulunya banyak ditinggali oleh
orang Belanda yang mayoritas beragama
kristen.

4.1.3 Tata Guna Lahan Secara umum, ciri ini dapat juga dilihat pada
style bangunan dan kondisi jalan yang
1. Adanya Zona Untuk Setiap Kegiatan mencirikan keadaan Belanda pada masa dulu
dengan alasan penerapan yang sama.
Pada teori kolonial, teori ini dalam sisi sosial
dipersempit maknanya menjadi adanya
pembagian zona untuk kraton, ruko dan
benteng. Di mana kraton melambangkan zona 4.1.4 Sirkulasi & Parkir
pribumi, ruko melambangkan zona pendatang
dari Cina, dan benteng yang melambangkan 1. Jalan dengan interior yang Lapang
zona Belanda/pendatang dari Eropa. Untuk jalan utamanya berukuran sekitar 10
Untuk penerapannya pada Kota Lama, dulu hal meter.
ini benar-benar diterapkan 100%, tapi
mengingat perkembangan zaman, untuk zona
pecinannya, sekarang letaknya menjadi agak
terpisah walaupun dulunya juga terletak pada
bagian yang masih termasuk dalam satu
kawasan ini.

2. Adanya kota satelit untuk pekerja

Karena kota Lama hanyalah bagian kecil dari


kota utama (Semarang), tidak terdapat kota
satelit untuk pekerja pada kota Lama. Namun,
sebagai gantinya pada wilayah ini terdapat
kawasan yang dijadikan daerah tempat tinggal
bagi pekerja dan buruh-buruh yang bekerja di
Gbr. 9 Merupakan salah satu koridor jalan
kawasan ini.
dikota lama yang
3. Menciptakan Fungsi Harmonis dari
sampai sekarang masih terlihat tatanan kota
Perkotaan Secara Keseluruhan
kolonialnya
Kawasan kota lama yang berada dekat dengan
pelabuhan dan stasiun, sebagai saran
transportasi yang vital dalam bidang 2. Semua jalan utama menghubungkan titik
perdagangan dan niaga yang menjadi fungsi vital pada kota
utama Kota Lama sehingga hal ini
mendukung pertumbuhan dan perkembangan Mengingat pola pembentukan kota yang radial,
kota dengan baik. maka hal ini berkelanjutan dengan fakta
tersebut. Semua gang dan jalan kecil yang ada

76
ENCLOSURE Volume 7 No. 2 Juni 2008
Jurnal Ilmiah Perancangan Kota dan Permukiman

di kota lama berpusat pada jalan utama yang ruang terbuka, walaupun kondisi fisiknya
berada di depan gereja Blenduk. Dimana sudah tidak memadai.
disana selain terdapat gereja Blenduk dan
kantor pengadilan dulunya, juga terdapat Keberadaan sungai ini dulunya berdasarkan
taman sri Gunting, open space utama di daerah rencana Ir. Herman Thomas Karsten akan
ini. dijadikan semacam tempat terbuka publik
yang aktif, namun mengingat kondisinya
sekarang, agaknya rencana ini agak sulit
untuk dapat diterapkan.
4.1.5. Ruang Terbuka
4.1.6 Terorganisir dengan
1. Konsep sabuk hijau sebagai suatu ruang Mempertimbangkan Dimensi Sosial &
terbuka di sekeliling kota Estetika
Penerapan teori ini dapat dilihat pada Kota Lama berdasarkan segi estetika cukup
keberadaan jalur-jalur hijau yang mengelilingi terorganisir melihat pengaturan massa
Kota Lama, yang masih terdapat di beberapa bangunan, jalan-jalan, dan pengaturan ruang
lokasi walupun kondisinya sudah tidak utuh terbukanya yang sudah baik sejak dulu. Segi
lagi. estetis juga terlihat cukup diperhatikan lewat
penggunaan elemen-elemen pendukung yang
2. Perlindungan Terhadap Lansekap
estetis & ornamental, seperti lampu jalan dan
Ciri yang didasari oleh peraturan tata ruang seating group & elemen-elemen pendukung
pemerintah Belanda di Indonesia ini masih lainnya.
dapat dilihat dengan terdapatnya ruang
terbuka-ruang terbuka yang berupa taman dan
penyusunan vegetasi yang masih ada sampai
saat ini.

Gbr.11 ElemenPendukung yang Ornamental:


Sitting Group, Pot, Lampu jalan yang
menggunakan standar arsitektur kolonial

Sedangkan berdasarkan dimensi sosial,


walaupun dulu kawasan Kota Lama lebih
diperuntukkan sebagai kawasan perdagangan,
namun kini banyak ditemukan rumah-rumah
Gbr.9 Lansekap yang sudah tidak lagi penduduk dengan tingkat ekonomi menengah
menunjang ciri-ciri kota lama ke bawah.

Sungai yang Mengalir Melewati Kota yang


Difungsikan Sebagai Ruang Terbuka

Kota Lama juga dialiri oleh sungai yang


secara umum masih dapat difungsikan sebagai

77
ARSITEKTUR KOLONIAL KOTA LAMA SEMARANG

Gbr. 12 Beberapa Rumah di Kota Lama yang yang berarti pada pemfokusan pada bangunan
memiliki bentuk bangunan yang bergaya sentral penting
arsitektural kolonial
- Sudut yang dibentuk oleh dinding menjadi
lokasi benteng

PENUTUP - Kota ideal dengan suatu tata letak jalan


berinterior lapang.
Berdasarkan teori-teori yang ada maka dapat
disimpulkan bahwa kota kolonial (dengan - Suatu kota segi empat, dengan zona untuk
acuan gaya renaissance/eropa) seharusnya setiap kegiatan.
memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
- Semua jalan utama menghubungkan titik
- Kota Lama di Semarang pada era kolonial vital pada kota pada setiap yang lainnya:
bisa dikarakterisasikan sebagai kota tiga gerbang ke istana, gerbang ke benteng tua;
bagian dengan muatan arsitektur lokal berupa plaza ke plaza; dan bangunan penting untuk
Kraton & Kampung, bagian cina yang terdiri masing-masing lainnya.
dari ruko-ruko, dan satu bagian yang bergaya
Barat yang tersusun atas benteng dan gudang- - Kota yang melintasi sebuah sungai.
gudang kolonial. Lehmann telah menjabarkan
- Konsep sabuk hijau sebagai suatu ruang
tiga elemen dari penyusun kota; Kraton, Ruko, terbuka di sekeliling kota.
& Benteng yang mengatur sebuah konfigurasi
yang bisa dianggap umum bagi kota-kota - Keberadaan kota satelit untuk pekerja
kolonial di Indonesia.
- Penandaan poin kunci dalam kota dengan
- Ruang terbuka publik berada di pusat kota, tugu tinggi
biasanya dekat dengan dengan gereja atau
katedral, balai kota, dan sumur publik; - jaringan terpusat.
mempunyai konfigurasi tidak menentu; sering
- Desain yang secara simetris menyusun
tidak ada jalan yang melintasi secara lurus;
bangunan dalam bentuk simetris ideal.
tempat penduduk berkumpul; kebanyakan
menyatu dengan harmoni sebagai elemen - Aturan klasikal dan ornamen, dengan detail
estetis kota. proporsi terbaik mereka

- Penggunaan teknik sumbu dalam disain kota - Mengorganisir konstruksi dan bangunan,
merupakan yang paling menonjol, yang berarti
bahwa sekarang bentuk kota harus mempunyai - Memperjuangkan pembagian yang
garis tengah sebagai pengatur. proporsional dari kebutuhan semua kelompok
penduduk sesuai kebiasaan mereka
- Penggunaan lapangan – lapangan umum dan
alun – alun - Menciptakan fungsi harmonis dari perkotaan
secara keseluruhan.
- Penggunaan rencana bentuk bintang dengan
jalan radial dari titik sentral, yang biasanya - Perlindungan lingkungan terhadap lansekap
adalah lokasi sebuah gereja, istana, atau
- Perencanaan tata kota secara terorganisir
kemungkinan sebuah kastil.
dengan mempertimbangkan dimensi sosial
- Desain pada komposisi simetris sempurna. dan estetika

- Penggunaan poligon sebagai suatu bentuk - Pengaturan bangunan yang tidak mempunyai
yang menguntungkan untuk pertahanan dan halaman depan dan terletak langsung di depan
pertemuan jalan yang adalah suatu manfaat jalan raya.

78
ENCLOSURE Volume 7 No. 2 Juni 2008
Jurnal Ilmiah Perancangan Kota dan Permukiman

- Sungai yang mengalir melewati kota Maka dapat disimpulkan bahwa penerapan
difungsikan sebagai ruang terbuka arsitektur kolonial di Semarang, khususnya di
Kota Lama tidaklah diterapkan secara utuh,
namun mengalami penyesuaian-penyesuaian
berdasarkan perubahan kebutuhan, kondisi
Namun, pada penerapannya di Kota Lama
Semarang, teori-teori ini mengalami sosial masyarakat serta perkembangan zaman.
penambahan dan pengurangan-pengurangan
dalam rangka menyesuaikan dengan keadaan
di Indonesia. Sehingga teori kolonial yang
masih diterapkan secara murni dan menyeluruh
di kota Lama adalah sebagai berikut:

- Desain Kota Berbentuk Bintang Radial

- Desain dengan Komposisi Poligon

- Penggunaan detail klasik Roma

- Penggunaan Landmark

- Adanya Pengorganisiran konstruksi dan


bangunan

- Adanya Zona Untuk Setiap Kegiatan

- Adanya Zona khusus untuk pekerja

- Menciptakan Fungsi Harmonis dari


Perkotaan Secara Keseluruhan

- Pembagian yang proporsional dari kebutuhan


semua kelompok penduduk sesuai kebiasaan
mereka

- Jalan dengan interior yang Lapang

- Semua jalan utama menghubungkan titik


vital pada kota

- Konsep sabuk hijau sebagai suatu ruang


terbuka di sekeliling kota

- Perlindungan Terhadap Lansekap

- Sungai yang Mengalir Melewati Kota yang


Difungsikan Sebagai Ruang Terbuka

- Terorganisir dengan Mempertimbangkan


Dimensi Sosial & Estetika

79

Anda mungkin juga menyukai