Anda di halaman 1dari 5

Proposal Pengembangan Ternak Kambing di daerah Tanah Rata, Kota Komba.

NAMA : TRIFONIA FILEMON SENIN


NIM : 2018410012

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Manggarai Timur, secara geografis merupakan kawasan yang sangat cocok untuk peternakan
kambing, mengingat mata pencaharian warga masyarakat bercocok tanam/ bertani dan ternak.
Dari hasil pertanian di daerah kami sebagian besar dari sawah dengan pola tanam padi dan
kacang-kacangan serta tanaman lainnya.
Lahan yang ada tidak memadai untuk kegiatan pertanian yang diharapkan, sehingga perlu
usaha-usaha ekonomi lain yang dapat mendorong peningkatan kesejahteraan ekonomi
masyarakat desa yang rata-rata berpendidikan terbatas.
Dengan kemampuan yang terbatas sehingga daya beli masyarakat pun juga mengalami
penurunan disetiap hasil panen. Hal ini mengakibatkan pendapatan petani berkurang sehingga
tidak seimbang dengan biaya produksi pertaniaan dengan pemupukan, benih dan obat-obatan
yang dirasa mahal bagi masyarakat desa.
Untuk mengantisipasi dampak kerugian tersebut, masyarakat Tanah Rata Kec. Kota Komba
Kab. Manggarai Timur telah berupaya sebagai bentuk usaha ekonomi kerakyatan tergabung
dalam Kelompok Tani Ternak Kambing. Karena usaha ternak dilingkungan kami sangat
mendukung, dimana ketersediaan pakan ternak cukup, baik secara alami maupun dalam bentuk
tanaman lamtoro dan gamal. Sehingga diharapkan ternak kambing ini tepat dan mampu
meningkatkan kemandirian usaha ekonomi petani di daerah kami. Alasan mengapa harus
ternak kambing yaitu karena kambing merupakan salah satu jenis ternak yang mudah untuk
dibudidaya didaerah kami mengingat juga pakan yang mudah didapat dan letak lahan ternak
yang sangat strategis.
Kambing merupakan ternak ruminansia kecil yang banyak dikenal dikalangan bangsa-bangsa
di dunia, dan banyak yang menjadikannya sebagai jenisusaha karena sistem pemeliharaan dan
pemasaran hasil produksi (baik daging,susu, kotoran, maupun kulitnya) relatif mudah.
Walaupun banyak dikalangan masyarakat hanya menjadikan sebagai usaha sambilan dengan
jumlah ternak yangrelatif sedikit.Sejalan dengan meningkatnya jumlah permintaan daging,
sehingga mengakibatkan terjadinya pengurasan ternak di tingkat petani ternak khususnya
dipedesaan. Untuk mengatasi terjadinya kelangkaan ternak, pada petani ternak makaperlu di
berikan informasi mengenai pentingnya sistem pemeliharaan yang baik.Selain itu sistem
pemeliharaan masih dilaksanakan secara tradisional dengan caradikandangkan atau setengah
digembalakan. Bentuk kandang masih sangat sederhana. Kambing juga merupakan ternak yang
telah lama dipelihara diIndonesia. Kambing merupakan ternak yang memiliki sifat toleransi
tinggiterhadap bermacam-macam pakan hijauan serta mempunyai daya adaptasi cukupbaik
terhadap berbagai keadaan lingkungan.Ternak kambing memiliki beberapa keunggulan selain
fasilitas serta pengelolaannya yang lebih sederhana dibanding dengan ternak ruminansia
besarsehingga sangat cocok di jadikan sebagai jenis usaha ternak, adapun keunggulanya yaitu:
sistem reproduksinya efisien dengan umur kedewasaan dan umur kebuntingan yang lebih
pendek dari sapi dan kerbau, Daya adaptasi ternak kambing terhadapap lingkungan yang keras
cukup tinggi sehingga dapat mengosumsi lebih banyak jenis pakan hijauan dan memiliki daya
selektif serta lebih tahan terhadap panas karena air yang di butuhkannya relative sedikit
dibanding dengan ternak lainnya. Pengembangan kambing mempunyai prospek yang baik
karena disamping untuk memenuhi kebutuhan daging di dalam negeri, juga memiliki peluang
sebagai komoditas ekspor. Jumlah dan mutu bibit merupakan faktor produksi yang sangat
strategis dan menentukan keberhasilan program pembangunan peternakan.
1.2. Tujuan
1. Sebagai usaha tambahan yang dikelola bersama-sama dan sungguh-sungguh diharapkan
mampu menambah pendapatan kelompok tani.
2. Mendidik petani ternak untuk berwirausaha ternak kambing terutama kambing lokal.
3. Sebagai wahana dan jalan bagi petani dalam bersilaturahmi yang dapat mempererat
persaudaraan antar anggota kelompok khususnya dan masyarakat pada umumnya.
4. Menciptakan lapangan kerja bagi pengangguran dan urbanisasi.
5. Menambah pengetahuan, kemandirian dan peningkatan pendapatan petani.

1.3. Manfaat
Memperkenalkan petani dengan kambing serta cara-cara pengembangan yang baik dan benar
terhadap ternak kambing. Dengan sistem ternak kambing diharapkan mampu meningkatkan
kemandirian petani dan kesejahteraan masyarakat desa. Serta mengajak masyarakat untuk
berwirausaha dan lebih memperhatikan lagi usaha dala bidang peternakan yang tidak hanya
menjadikan itu sebagai usaha sampingan.
II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Deskripsi Kambing


Kambing merupakan mamalia yang termasuk ordo Artiodactyla,SubordoRuminansia,Famili
Bovidae, dan Genus Capra atau Hemitragus, kambing peliharaan terdiriatas lima spesies yaitu
Capra ibex, Capra hircus, Capra Caucasia, Capra pyrenaica, danCapra Falconeri. Berdasarkan
sistem pencernaannya, kambing merupakan hewan memamabiak dengan ukuran tubuh yang
berukuran sedang. Pada umumnya,kambing memiliki janggot, dahi cembung, ekor agak keatas,
dan kebanyakan berbulu kurus dan kasar. Kambing sudah dibudidayakan manusia sekitar 8.000
hingga 9.000 tahun yang lalu. Kambing suka hidup berkelompok 5 sampai 20 ekor. Dalam
pengembaraannya mancari pakan, kelompok kambing ini dipimpin oleh kambing betina yang
paling tua. Kambing jantan berfungsi sebagai penjaga keamanan rombongan. Kambing sudah
lama diusahakan oleh petani atau masyarakat sebagai usaha sampingan atau tabungan karena
pemeliharaan dan pemasaran hasil produksi relatif mudah. Meskipun secara tradisional telah
memberikan hasil yang cukup lumayan, jika pemeliharaannya ditingkatkan pertambahan berat
badan dapat mencapai 50-150 g/hari. Kambing dapat diklasifikasikan berdasarkan tinggi
gumbanya menjadi tigakategori yaitu kambing besar, sedang, dan kecil. Kambing termasuk
dalam kategori kambing besar apabila memiliki tinggi gumba lebih dari 65 cm, kategorisedang
apabila memiliki tinggi gumba 51-65 cm, dan kambing kecil apabilamemiliki tinggi gumba
kurang 50cm. Dari jenis kambing tersebut kita mengenal beberapa jenis kambing kita mengenal
beberapa bangsa kambing yang tersebar diseluruih dunia diantaranya kambing kacang yang
dikenal sebagaikambing lokal Indonesia. Beberapa bangsa kambing yang dipelihara di
Indonesia , diantaranya kambing Etawa atau PE,Nubian, Kosta, Benggala, dan kacang.
Kambing memiliki keunggulan dibandingkan dengan ternak ruminansia lain yaitu mampu
beradaptasi dengan baik terhadap berbagai keaadan lingkungan sehingga dapat hidup dan
berkembangbiak sepanjang tahun.
2.2. Kambing Peranakan Etawa (PE)
Kambing PE merupakan kambing hasil persilangan antara kambing etawayang berasal dari
india dan kambing kacang yang merupakan kambing asli Indonesia sehingga karakteristik
kambing PE mewarisi kedua bangsa kambing tersebut. Bentuk fisik kambing PE lebih mirip
dengan Kambing Etawa yaitubagian dahi dan hidung cembung, telinga mengantung, warna
buluh tubuh putih dengan bulu pada bagian kepala hitam atau coklat. Kambing PE jantan
memiliki bulu yang lebih tebal dan lebih panjang daripada kambing betina. Kambing PE
memiliki ciri-ciri sebagai berikut : profil muka cembung, telinga panjang dan menggantung,
postur tubuh tinggi, panjang, danramping. Cri-ciri kambing PE sebagai berikut: Profil muka
cembung, hidung agak melengkung, bulu tubuh berwarna belang hitam, merah, coklat, kadang-
kadang putih, telingan panjang dan terkulai,gelambir cukup besar, tanduknya kecil, dan pada
paha bagian belakang terdapat bulu yang panjang. Menurut tipenya, rumpun kambing PE
termasuk kamng dwi guna(penghasil daging dan susu). Produksi susunya mencapai 0,45-2,1
liter per hari. Namun hingga saat ini usaha pemeliharaan kambing PE lebih banyak ditujukan
untuk produksi anak/bibit/daging. Kemampuan produksi susu, produksi daging, dan
performans eksterior kambing PE masih sangat bervariasi diberbagai lokasi karena seleksi dan
sistemperkawinan yang tidak terarah. .Produktvitas kambing PE sangat dipengaruhi oleh
tatalaksana pemeliharaan. kondisi pemeliharaan yang baik memungkinkan kambing dapat
mencapai ukuran dewasa pada umur satu tahun. Sebaiknya, apabila sistem pemeliharaan
kurang baik maka dewasa kelamin baru dicapai pada umur lebih dari satu tahun. Beberapa
faktor yang mempengaruhi pertumbuhan kambing setelah sapih adalah kualitas dan kuantitas
pakan, jenis kelamin, genetik, beratbadan saat disapih, dan faktor lingkungan. Rata-rata bobot
lahir kambing PE 2,75 kg-3,72 kg. Bobot badan kambing PE jantan dewasa dapat mencapai
65-90 kg dan kambing betina 45-70kg. Tinggi gumba kambing PE jantan 90-110 cm dan betina
70-90 cm; panjangbadan kambing jantan 85-105 cm dan betina mencapai 73 cm.
III. METODE PENELITIAN

3.1. Waktu dan Tempat Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan di Manggarai Timur Kelurahan Tanah Rata Kecamatan Kota
Komba.
3.2. Bahan Penelitian
Bahan penelitian yang digunakan antara lain adalah kambing PE.
3.3. Metode Penelitian
Meode yang digunakan adalah metode survei. Survei dilakukan Manggarai Timur Kelurahan
Tanah Rata Kecamatan Kota Komba. Data sekunder diperoleh dengan cara mengambil data
induk dan cempe. Data induk akan diamati meliputi umur induk, frekuensi melahirkan, jarak
beranak, dan littersize. Data cempe yang akan diamati meliputi jenis kelamin, bobot lahir dan
sapih, umur sapih dan tipe kelahiran cempe dari 20 ekor induk kambing PE.
3.4. Prosedur penelitian
a. Melakukan survey ke lokasi peternakan
b. Menenukan kambing yang akan dijadikan sampel
c. Melakukan pendekatan kambing yang sesuai dengan kriterianya.

Anda mungkin juga menyukai