Anda di halaman 1dari 78

Penyusunan Perencanaan Pembangunan Destinasi Pariwisata Kabupaten untuk Pembangunan TAHUN

Taman Mojopahit 2021

Pendekatan Metodologi &


Program Kerja

E.1 PENDEKATAN KONSEP PARIWISATA


Berkaian dengan pengembangan kepariwisataan, Pemerinah Indonesia telah
mengeluarkan kebijakan berupa Undang-Undang Nomor 10 tahun 2009 tentang
kepariwisataan. Pada pasal 2 dinyatakan penyelenggaraan kepariwisataan berasaskan
manfaat, keseimbangan, kemandirian, parisipatif, kelestarian, dan berkelanjutan. Lebih
lanjut pada pasal 4 dinayakan tujuan kepariwisaaan adalah :meningkatkan pertumbuhan
ekonomi, meningkatkan kesejahteraan masyarakat, menghapus kemiskinan, mengatasi
pengangguran, melestarikan lingkungan sumber daya alam, serta memajukan
kebudayaan. Dengan prinsip penyelenggaraan kepariwisataan menjunjung tinggi norma
agama dan nilai budaya sebagai pengejawantahan dari konsep hidup dalam
keseimbangan hubungan antara manusia dan Tuhan Yang Maha Esa, hubungan antara
manusia dan sesama manusia, dan hubungan antara manusia dan lingkungan,
memelihara kelestarian alam dan lingkungan hidup, memberdayakan masyarakat
setempat.
Cakupan pembangunan kepariwisaan meliputi: industri pariwisata, destinasi pariwisata,
pemasaran dan kelembagaan kepariwisataan. Diamanahkan dalam UU 10 tahun 2009,
bahwa pembangunan kepariwisataan dilakukan berdasarkan rencana induk
pembangunan kepariwisataan nasional, rencana induk pembangunan kepariwisataan
provinsi dan rencana induk pembangunan kepariwisataan kanbupaten/kota. Mengacu
pada amanah tersebut, untuk kepentingan nasional, pemerintah menetapkan peraturan
pemerinah nomor 50

Usulan Teknis Taman Majapahit


E-1
Penyusunan Perencanaan Pembangunan Destinasi Pariwisata Kabupaten untuk Pembangunan TAHUN
Taman Mojopahit 2021

tahun 2011 tenang rencana induk pembangunan kepariwisataan nasional (RIPPARNAS)


tahun 2010-2015.
Sebagai Tindak lanjut dari peraturan presiden republik indonesia nomor 80 tahun 2019

Tentang Percepatan pembangunan ekonomi Di kawasan gresik - bangkalan - mojokerto -


surabaya - Sidoarjo - lamongan, kawasan bromo - tengger - semeru, Serta kawasan
selingkar wilis dan lintas selatan. Pada pasal 1 huruf a Dalam rangka meningkatkan
investasi dan pertumbuhan ekonomi kawasan yang berdampak pada perekonomian
regional dan nasional, dilakukan percepatan pembangunan atas Kawasan Gresik -
Bangkalan - Mojokerto - Surabaya - Sidoarjo - Lamongan dan wilayah sekitarnya meliputi
Tuban, Bojonegoro, dan Jombang yang selanjutnya dalam Peraturan Presiden ini disebut
Kawasan Gerbangkartosusila, lebih lanjut dalam pasal 7 di sebutkan bahwa Pendanaan
untuk pelaksanaan percepatan pembangunan ekonomi di kawasan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 1 dapat bersumber dari:

a. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.


b. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.
c. Kerja sama Pemerintah dengan Badan Usaha; dan/atau
d. Sumber pembiayaan lain yang sah sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Menyimak aturan perundang-undangan di atas dapatlah dinyatakan bahwa


pengembangan kepariwisataan bukan hanya dalam upaya peningkatan perekonomian,
pemerataan pendapatan dan kesempatan kerja, namun juga menekankan pada
keterlibatan pemerintah, masyarakat dan swasta dalam rangka keberlanjutan
kepariwisataan dan pelestarian sumber daya alam dan budaya yang berlandaskan nilai-
nilai bangsa Indonesia. Kementerian Pariwisata (2015) telah menetapkan arah kebijakan
dan strategi (road map) kepariwisataan Indonesia, yaitu:

1. Pemasaran pariwisata nasional: mendatangkan sebanyak mungkin wisatawan


mancanegara dan mendorong peningkatan wisatawan nusantara;

Usulan Teknis Taman Majapahit


E-2
Penyusunan Perencanaan Pembangunan Destinasi Pariwisata Kabupaten untuk Pembangunan TAHUN
Taman Mojopahit 2021

2. Pembangunan destinasi pariwisata: meningkatkan daya tarik daerah tujuan wisata


sehingga berdayasaing di dalam negeri dan di luar negeri;
3. Pembangunan industri pariwisata: meningkatkan partisipasi usaha lokal dalam
industri pariwisata nasional serta meningkatkan keragaman dan daya saing
produk/jasa pariwisata nasional di setiap destinasi pariwisata yang menjadi fokus
pemasaran;
4. Pembangunan kelembagaan pariwisata: membangun sumber daya manusia
pariwisata serta organisasi kepariwisataan nasional.

Pariwisata telah semakin disadari sebagai pemicu pertumbuhan ekonomi dan peluang
perluasan lapangan kerja di berbagai negara berkembang. Bahkan di sejumlah negara
berkembang di kawasan Afrika terbukti kehadiran pariwisata telah berkontribusi kepada
penurunan angka kemiskinan (Steiner, 2006). Meskipun demikian, bahwa keberhasilan
pengembangan sektor pariwisata lebih banyak ditentukan oleh peran kebijakan
pemerintah yang ikut serta secara aktif membangun regulasi untuk pengembangan
kepariwisataan (Jeffries, 2001). Dalam rangka memahami peran kelembagaan pada
pengembangan pariwisata, UNWTO (2002) mengembangkan pilar segitiga meliputi
environment, community dan industry sebagaimana disajikan pada Gambar berikut ini.

Pilar Pembangunan Pariwisata


Sumber: UNWTO (2002)

Usulan Teknis Taman Majapahit


E-3
Penyusunan Perencanaan Pembangunan Destinasi Pariwisata Kabupaten untuk Pembangunan TAHUN
Taman Mojopahit 2021

Pertama, adalah environment adalah hadirnya kelembagaan dalam sector


pengembangan pariwisata, termasuk di dalamnya adalah peranan dan fungsi kehadiran
pemerintah dalam melaksanakan pendampingan, pemberdayaan dan regulasi untuk
mengatur dan mengendalikan dampak atas kehadiran wisatawan manca negara, serta
fungsi pemerintahan dalam mengembangkan akses wisata, infrastruktur dan marketing
tourism destination (DMOs).
Kedua, adalah peranan community atau tourism society yaitu komunitas selaku obyek
dan pelaku pariwisata yang terlibat langsung dalam keseharian bertransaksi
melaksanakan fungsi pelayanan, membangun komunikasi yang memungkinkan
terwujudnya kondisi bahwa wisatawan mancanegara yang hadir merasakan seperti
berada di rumah mereka sendiri. Lingkungan destinasi wisata yang aman, dan membuat
wisatawan menikmati perjalanan mereka yang menyenangkan.

Ketiga, adalah peran sektor industri penunjang yang berkembang berdasarkan


kebutuhan yang diinginkan wisatawan termasuk akomodasi sarana perhotelan,
penginapan, restaurant, kebutuhan fasilitas air bersih, jaringan komunikasi, atraksi dan
entertainment, serta atraksi lainnya yang bersifat live attraction, seperti budaya
masyarakat, upacara keagamaan, dan lain-lain. Semua event dan atraksi menjadi bagian
penting dari komponen industri wisata dalam rangka pelayanan wisata yang dapat
memuaskan wisatawan di satu pihak, dan kemudian berproses menciptakan nilai tambah
pada proses produksi masyarakat lokal.

E.1.1 PENDEKATAN MENYELURUH DAN TERPADU


Merupakan pendekatan perencanaan yang menyeluruh dan terpadu serta didasarkan
pada potensi dan permasalahan yang ada, baik dalam wilayah perencanaan maupun
dalam konstelasi yang lebih luas. Pendekatan menyeluruh memberi arti bahwa
peninjauan permasalahan tidak hanya didasarkan pada kepentingan kawasan mikro
(tapak kawasan), tetapi dikaji pula kepentingan yang lebih luas. Secara terpadu berarti
bahwa dalam menyelesaikan permasalahan tidak hanya dipecahkan secara sektoral,

Usulan Teknis Taman Majapahit


E-4
Penyusunan Perencanaan Pembangunan Destinasi Pariwisata Kabupaten untuk Pembangunan TAHUN
Taman Mojopahit 2021

tetapi didasarkan pada kerangka perencanaan terpadu antar tiap-tiap sektor dalam
perwujudannya dapat berbentuk koordinasi dan sinkronisasi antar sektor.

E.1.2 PENDEKATAN KONSEPSI PELESTARIAN

Konservasi/pelestarian sebenarnya merupakan upaya preservasi, namun tetap


memperhatikan dan memanfaatkan suatu tempat untuk menampung serta mewadahi
kegiatan baru. Dengan demikian, kelangsungan tempat bersangkutan dapat dibiayai
sendiri dari pendapatan kegiatan baru (Danisworo, 1991).
Dalam Pekerjaan Penyusunan Penyusunan Perencanaan Pembangunan Destinasi
Pariwisata Kabupaten untuk Pembangunan Taman Mojopahit, konservasi dapat berupa
pelestarian sistem kehidupan dan lingkungan di Desa dan Kecamatan Trowulan yang
memiliki nilai khas, yang tidak semata-mata bersifat fisik, namun mencakup upaya
pencegahan perubahan sosial dan perilaku terhadap keberlangsungan lingkungannya.
Ada beberapa rumusan mengenai konservasi terkait dengan Pekerjaan Penyusunan
Perencanaan Pembangunan Destinasi Pariwisata Kabupaten untuk Pembangunan Taman
Mojopahit, yaitu :
 Merencanakan suatu Taman Wisata yang merepresentasikan kawasan bersejarah
Trowulan yang mencakup fisik, sosial dan prilaku lingkunganya.
 Memanfaatkan Kawasan Desa Trowulan dan Kecamatan Trowulan untuk
menunjang kehidupan masa kini;
 Mengarahkan perkembangan masa kini yang diselaraskan dengan kondisi Desa
Trowulan dan sejarah Trowulan
 Menampilkan Taman Wisata Trowulan dalam wujud fisik 3 dimensi.
Dalam penjabarannya, rumusan di atas, perlu ada suatu kriteria yang dapat dijadikan
tolok ukur pelestarian, yaitu :
 Estetika: Berkaitan dengan nilai arsitektural, meliputi bentuk, gaya, struktur dan
tata gubahan masa yang mewakili karakter muatan lokal atau budaya yang
diputuskan melalui rumusan dan pertimbangan bersama.
 Kejamakan: Bentuk arsitektural harus mewakili jenis khusus atau kekhasan
karakter Kawasan Trowulan yang spesifik.
 Kelangkaan: Kelangkaan suatu jenis karya arsitektural yang merupakan gaya
tertentu yang tidak dimiliki daerah lain.

E.1.4 PENDEKATAN KONSEP DESAIN

Pendekatan konsep desain terdiri dari : pola sirkulasi ruang, tata masa bangunan, dan
bentuk massa bangunan. Untuk lebih jelasnya akan dijelaskan sebagai berikut :

Usulan Teknis Taman Majapahit


E-5
Penyusunan Perencanaan Pembangunan Destinasi Pariwisata Kabupaten untuk Pembangunan TAHUN
Taman Mojopahit 2021

A. Pola Sirkulasi Ruang


Pola sirkulasi ruang sangat tergantung dari pola penataan hard material yang berupa
masa bangunan, pedestrian sebagai prasarana sirkulasi dan soft material yang berupa
penataan kawasan. Pola penataan untuk Ka Kota Surabaya sangat baik menggunakan
polapola yang simetris, sebagai gambaran sesuatu yang prosedural, formal dan baku.
Untuk menghilangkan kesan kaku dalam penataannya dapat mengguakan konsep-
konsep penataan yang organis sehingga terbentuk cluster-cluster yang kelihatan lebih
dinamis. Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan untuk penataan ini antara lain:
bentuk site, topografi dll. Dengan adanya RTBL yang terpadu akan tercipta suatu Land
Mark kota yang harmonis. Dalam menentukan pola untuk site plan (tapak proyek) yang
berkaitan dengan sirkulasi pergerakan pusat pemerintahan, diuraikan sebagai berikut:
 Pola Organis/Lengkung :
Pembentukan pola jalan dari blok yang ada tidak
saling tegak lurus, tetapi selalu menggunakan pola
melengkung/organis. Pola ini sangat baik untuk
daerah yang berkontur sehingga dari segi biaya
pematangan lahan akan lebih ekonomis. Pola ini
berkesan sangat dinamis, lebih cocok untuk
penampilan view alamiah lokasi dan penampakan
kemewahan dari gedung-gedung yang dibangun diantara rimbunnya ruang hijau.

 Pola Cul De Sac :


Pola ini sangat baik untuk daerah yang membutuhkan
tingkat ke-amanaan yang tinggi, karena pola ini hanya
ada satu jalan masuk ke cluster atau keluar dari
cluster. Pola ini lebih cocok untuk memberikan kesan
mewah.
 Pola Grid :
Pola blok dengan pola jalan yang saling tegak lurus
dengan atau tanpa modul tertentu. Pola ini berkesan

Usulan Teknis Taman Majapahit


E-6
Penyusunan Perencanaan Pembangunan Destinasi Pariwisata Kabupaten untuk Pembangunan TAHUN
Taman Mojopahit 2021

formal dan baku. Kondisi ini sangat cocok untuk kegiatan yang mempunyai kesan
yang bersifat formal.

 Pola Loop :
Pola ini adalah gabungan dari pola grid dan pola
organis. Sehingga pola pola blok yang cocok adalah
Pola Grid. Dengan pola ini akan memudahkan bagi
user untuk beroientasi terhadap space atau ruang
luar yang terbentuk. Pemakaian pola Grid akan
sangat effisien dalam penggunaan lahan, sehingga
dari segi biaya akan lebih ekonomis.

Kawasan Jalan Tunjungan Kota Surabaya harus memberikan image atau citra yang baik
dalam skala kota, monumental (dalam arti bangunan tidak harus berlantai
banyak/pencakar langit) akan tetapi dapat dilihat secara visual dengan proporsi tertentu
terhadap Jalan Tunjungan Kota Surabaya itu sendiri. Masa bangunan utama yang akan
dijadikan Point Of Interest/Eye Catcher adalah bangunan yang mempunyai open space
yang cukup luas agar masa bangunan utama secara visual lebih kelihatan asri. Secara
fungsional open space yang berupa plaza atau lapangan terbuka dapat digunakan
sebagai tempat bermain yang bersifat out door.

B. Masa Bangunan
 Gubahan masa bangunan
Program ruang bangunan sepanjang Kawasan Jalan Tunjungan Kota Surabaya
kebutuhan ruangnya secara struktur akan bergantung pada, orientasi terhadap
sinar matahari, topografi dan Kawasan Jalan Tunjungan Kota Surabaya.
 Bentuk masa Bangunan

Usulan Teknis Taman Majapahit


E-7
Penyusunan Perencanaan Pembangunan Destinasi Pariwisata Kabupaten untuk Pembangunan TAHUN
Taman Mojopahit 2021

Pola masa yang geometris dan bentuk-bentuk yang simetris sebagai simbol
suasana dan situasi yang formal, prosedural dan baku, perlu di siasati agar serasi
dengan pemahaman elemen Jalan Kawasan Jalan Tunjungan Kota Surabaya.

 Penampilan bangunan
Penampilan bangunan sangat ditentukan oleh gaya arsitektur yang akan
diterapkan. Agar lebih terasa ramah dengan lingkungan sekitar, dipilih perpaduan
antara arsitektur modern dengan gaya arsitektur budaya Tanjungpinang.

C. Promenade
Konsep ini merupakan suatu konsentrasi kegiatan dari Kawasan Jalan Tunjungan Kota
Surabaya untuk menghubungkan kegiatan lainnya, dalam penggunaan jembatan
pedestrian, lapangan olahraga. Point kunci dari area Kawasan Jalan Tunjungan Kota
Surabaya ini adalah jalur yang menghubungkan antara pusat pemerintahan, kawasan
perdagangan jasa Kota Surabaya, Kawasan bersejarah.

E.1.5 PENDEKATAN PARTISIPATIF


Pendekatan partisipatif merupakan pendekatan yang melibatkan pihak-pihak
yangberkepentingan (stakeholder) yang bertujuan untuk menangkap aspirasi-aspiraasi
yang ada dalam menyusun suatu rencana pembangunan. Pertimbangan penggunaan
pendekatan pasrtisipatif didasari pada manfaat penggunaan pendekatan yang dinilai
mampu untuk meminimalkan konflik berbagai kepentingan sehingga perencanaan dapat
menguntungkan seluruh pihak. Pendekatan partisipatif digunakan untuk memperoleh
urutan prioritas pengembangan berdasarakan masukan-masukan dari berbagai pihak
yang berkepentingan untuk menggambarkan potensi, persoalan dan peluang pada tapak
kawasan. Dengan demikian akan diperoleh gambaran mengenai kondisi kawasan
sesungguhnya secara menyeluruh, baik berdasarakan aspek fisik, sosial budaya.

E.2. METODOLOGI PERENCANAAN KAWASAN

Usulan Teknis Taman Majapahit


E-8
Penyusunan Perencanaan Pembangunan Destinasi Pariwisata Kabupaten untuk Pembangunan TAHUN
Taman Mojopahit 2021

E.2.1. KEDUDUKAN RTBL DALAM PENGENDALIAN BANGUNAN GEDUNG DAN LINGKUNGAN

Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) adalah panduan rancang


bangun suatu lingkungan/kawasan yang dimaksudkan untuk mengendalikan
pemanfaatan ruang, penataan bangunan dan lingkungan; memuat materi pokok:

1. Program Bangunan dan Lingkungan;

2. Rencana Umum dan Panduan Rancangan;

3. Rencana Investasi;

4. Ketentuan Pengendalian Rencana;

5. Pedoman Pengendalian Pelaksanaan.

Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) adalah merupakan penjabaran


lebih teknis dari Rencana Detail Tata Ruang, sebagaimana terlihat pada Bagan E.1,
berikut :
Bagan E.1.
Kedudukan RTBL dalam Pengendalian Bangunan Gedung dan Lingkungan

Usulan Teknis Taman Majapahit


E-9
Penyusunan Perencanaan Pembangunan Destinasi Pariwisata Kabupaten untuk Pembangunan TAHUN
Taman Mojopahit 2021

Sedangkan dalam persyaratan bangunan gedung yang didalamnya terdapat persyaratan


tata bangunan, ditetapkan lebih lanjut dalam Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan
oleh Pemda.

Usulan Teknis Taman Majapahit


E-10
Penyusunan Perencanaan Pembangunan Destinasi Pariwisata Kabupaten untuk Pembangunan TAHUN
Taman Mojopahit 2021

E.2.2 KERANGKA KERJA PENYUSUNAN RTBL JALAN TUNJUNGAN KOTA SURABAYA


Untuk menyusun Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan secara komprehensif, perlu dilakukan
suatu pendekatan yang menyeluruh terhadap aspek-aspek yang berpengaruh. Salah satunya
adalah Rencana Tata Ruang. Dalam hal ini, akan dilakukan telaah terhadap produk-produk tata
ruang yang telah ada, antara lain RTRW, RDTR dll. Disamping itu juga, perlu dikaji beberapa
kebijakan maupun peraturan perundang-undangan (misalnya RPJPD, RPJMD, undang-undang
tata ruang dan lain-lain) perda-perda atau standar perencanaan dan perancangan yang
diterbitkan oleh pemerintah daerah maupun pusat.
Dalam perencanaan ini, masyarakat wajib dilibatkan dalam penyusunannya, minimal aspirasi
masyarakat dapat ditampung dan diakomodasikan. Oleh karena itu dalam tahap selanjutnya
adalah penjaringan aspirasi masyarakat yang difokuskan pada masyarakat yang tinggal di
wilayah perencanaan dalam bentuk wawancara langsung maupun penyebaran questioner.
Penjaringan masukan diarahkan pada aspek fisik bangunan dan lingkungan saja. Kelak,
pelibatan, masyarakat akan berlanjut hingga tahap diskusi perencanaan (menjelang akhir).
1. PERSIAPAN PEKERJAAN

Usulan Teknis Taman Majapahit


E-11
Penyusunan Perencanaan Pembangunan Destinasi Pariwisata Kabupaten untuk Pembangunan TAHUN
Taman Mojopahit 2021

Tahap Persiapan Pelaksanaan Pada tahap ini, Konsultan akan mengawali pekerjaan
dengan memobilisasi para Tenaga Ahli dan juga Tenaga Pendukungnya. Kemudian
melakukan persiapan-persiapan yang dapat mendukung kemudahan bekerja bagi para
Tenaga Ahlinya, dan dilanjutkan dengan melakukan pengumpulan data awal (studi
literatur).
Secara substansi, kegiatan-kegiatan yang perlu dilakukan meliputi :
1. Persiapan Awal, meliputi :
 Koordinasi Awal
 Mobilisasi Personil dan Pembagian Tugas Pekerjaan.
 Penetapan Strategi dan Program Pencapaian Sasaran, mencakup:
 Pendekatan dan Metodologi Pelaksanaan.
 Program Kerja dan Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan.
 Komposisi Tim dan Jadual Penugasan Personil.
 Instrumen Pendataan (Kuesioner, Format Data, dan lain-lain), Pencatatan,
dan Analisis Data.
 Penyusunan Metode dan Rencana Survey Lapangan.
2. Pengumpulan Data Awal (Studi Literatur), meliputi :
 Melakukan Kajian Studi Literatur, Peraturan, dan Dokumentasi terkait Program
Penataan Bangunan dan Lingkungan.
 Gambaran Umum Daerah Perencanaan.
3. Pengolahan Data dan Analisis Awal, meliputi :
 Mereview, mempelajari dan mengkaji Laporan-laporan RTBL yang pernah
dilakukan.
 Perumusan batasan kawasan perencanaan berdasarkan ketentuan/ kriteria
perencanaan.
 Analisis pemecahan masalah.
 Pengembangan Struktur Materi RTBL.
4. Penyusunan Laporan Pendahuluan, mencakup :
 Penulisan Laporan Pendahuluan.

Usulan Teknis Taman Majapahit


E-12
Penyusunan Perencanaan Pembangunan Destinasi Pariwisata Kabupaten untuk Pembangunan TAHUN
Taman Mojopahit 2021

 Pembahasan Laporan Pendahuluan.


Pokok pekerjaan yang dilakukan adalah berupa :
a. Persiapan dasar berupa pendalaman pekerjaan sesuai TOR, penyusunan metode
pelaksanaan, studi literature dan penelaahan materi RTRW Kota Surabaya
Peraturan Daerah no. 12 Tahun 2014 beserta review RTRWnya, RDTRK dan
RTRK yang terkait dengan wilayah perencanaan, rencana tata ruang di sekitar
wilayah perencanaan maupun kebijakan dan rencana sektoral lainnya yang
terkait.
b. Persiapan teknis dan administrasi yang berupa penyiapan surat-menyurat, peta
dasar, desain survey primer maupun sekunder, peralatan survei dan lain-lain
yang akan digunakan untuk tahap pekerjaan laporan pendahuluan, serta survey
awal untuk mendapatkan Gambaran Umum dan Batas Perencanaan.

2. PENYUSUNAN DAN PRESENTASI LAPORAN PENDAHULUAN


Pokok pekerjaan yang dilakukan meliputi kegiatan :
a. Menguraikan pengertian RTBL, maksud, tujuan dan sasaran serta manfaat dari
penyusunan RTBL, prinsip dan ketentuan teknis penyusunan RTBL.
b. Menguraikan gambaran umum wilayah dan kebijaksaan pembangunan yang
terkait di wilayah perencanaan.
c. Menjelaskan pendekatan yang akan dilakukan dalam penyusunan RTBL dan
instrumen yang akan digunakan dalam menganalisis, perencanaan dan
perancangan, serta metode-metode yang digunakan untuk menumbuhkan
kesadaran partisipasi komunikasi-sosialisasi masyarakat dan swasta.
d. Menguraikan pengorganisasian, tugas dari masing-masing tenaga ahli dan tenaga
pendukung serta penjadwalan pelaksanaan pekerjaan dalam penyusunan RTBL.
e. Menguraikan tahapan dan teknik pelaporan dari laporan pendahuluan sampai
laporan akhir serta album peta.
3. SOSIALISASI
Pokok pekerjaan yang dilakukan meliputi kegiatan :

Usulan Teknis Taman Majapahit


E-13
Penyusunan Perencanaan Pembangunan Destinasi Pariwisata Kabupaten untuk Pembangunan TAHUN
Taman Mojopahit 2021

a. Sosialisasi kepada masyarakat sekitar terkait maksud dan tujuan disusunnya


RTBL.
b. Menyaring aspirasi masyarakat sekitar untuk penyuluhan RTBL.

4. SURVEI
Pokok pekerjaan yang dilakukan meliputi kegiatan :
a. Survey data instansional, berupa pengumpulan data atau perekaman dari instansi-
instansi. Hasilnya adalah uraian fakta dan informasi baik dalam bentuk data
kuantitatif berupa angka-angka, data kualitatif berupa uraian atau berupa peta
mengenai keadaan wilayah perencanaan.
b. Pengukuran dan pemetaan
Pada dasarnya merupakan upaya pemindahan situasi lapangan terbaru ke dalam
format dua dimensi dengan dilengkapi data-data teknis yang diperlukan.
Keluaran pekerjaan pengukuran dan pemetaan meliputi :
 Dimensi jalan dan saluran beserta arah aliran
 Nama jalan dan saluran
 Beberapa profil topografi yang diperlukan.
 Up dating data-data yang diperlukan dalam perencanaan sesuai dengan
perkembangan fisik terbaru di wilayah perencanaan
 Pemetaan pemanfaatan lahan fasilitas umum, RTH, perdagangan dan jasa
komersial serta bangunanbangunan
 penting lain dengan juga mencantumkan notasi pemanfaatan.
 Mencantumkan Intensitas lahan (KDB, KLB, KDH, KTB, dsb).
Pekerjaan pengukuran dan pemetaan tersebut dituangkan dalam album peta eksisting
wilayah perencanaan sebagai lampiran kondisi awal wilayah perencanaan sebelum
sebelum direncanakan.
c. Identifikasi wilayah perencanaan, merupakan pengamatan kondisi eksisting yang
dapat dijadikan data bagi analisa wilayah perencanaan (dilengkapi dengan peta
dan foto situasi), antara lain :

Usulan Teknis Taman Majapahit


E-14
Penyusunan Perencanaan Pembangunan Destinasi Pariwisata Kabupaten untuk Pembangunan TAHUN
Taman Mojopahit 2021

 Identifikasi Status Pemilikan Tanah


 Identifikasi Perijinan Bangunan yang sudah ada
 Identifikasi Bangunan dilengkapi (Penggunaan bangunan, Intensitas Bangunan,
Arsitektur Bangunan)
 Identifikasi jaringan jalan (Fungsi setiap penggunaan jalan, mulai dari jalan arteri
hingga jalan setapak yang tidak mempunyai kejelasan bentuk, Wewenang
pengelolaan jalan baik jalan negara, propinsi sampai kejalan desa, jalan milik
pribadi atau perusahaan dan lain-lain, Kondisi fisik jalan yang meliputi : lebar
jalan, jenis dan kualitas jalan, Mengenali arus lalu lintas baik kendaraan bermotor
maupun tidak bermotor, arus manusia pejalan kaki dan lain-lain, tempat parkir
dan daya tampung yang ada, Skema permasalahan lalulintas yang terjadi dan
dugaan awal tentang penyebabnya).
 Identifikasi Utilitas (jaringan listrik, telepon, gas, air bersih, air limbah, drainase,
pembuangan sampah/TPS&TPA, sanitasi perkotaan, serta jaringan utilitas lain
yang diperlukan).
 Identifikasi fasilitas pelayanan (jenis, intensitas dan skala pelayanan dari masing-
masing fasilitas; antara lain fasilitas pendidikan, kesehatan, peribadatan,
perdagangan, olah raga dan rekreasi, bangunan-bangunan umum dan fasilitas
pemerintahan serta ruang terbuka hijau dan lain-lain)
 Identifikasi Kondisi Sosial Ekonomi Penduduk (struktur penduduk, ekonomi local
dsb).
 Identifikasi pola dan struktur wilayah perencanaan terhadap kota (orientasi dan
fungsi wilayah perencanaan terhadap kota secara keseluruhan, kedudukan
wilayah perencanaan tersebut dalam struktur kota dan hierarkhi pusat pelayanan
/ pusat kegiatan, lengkap dengan wilayah administrasi hingga batas wilayah
kelurahan).
Keseluruhan identifikasi tersebut harus tampak secara jelas baik dalam peta dengan
skala 1 : 1.000 ataupun dalam deskripsi lain yang mudah terbaca, sehingga dapat

Usulan Teknis Taman Majapahit


E-15
Penyusunan Perencanaan Pembangunan Destinasi Pariwisata Kabupaten untuk Pembangunan TAHUN
Taman Mojopahit 2021

memberikan informasi yang informatif yang dapat dicetak pada saat apapun sesuai
dengan kebutuhan serta dapat pula dijadikan landasan bagi pekerjaan selanjutnya.

5. ANALISA
Pada dasarnya pekerjaan antara ini meliputi pekerjaan analisa untuk mengetahui
potensi, permasalahan peluang, kendala, kecenderungan perkembangan dalam wilayah
perencanaan berdasarkan interpretasi dari pengolahan data primer maupun sekunder.
Dengan memakai metode analisis baik secara kuantitatif maupun kualitatif dengan
memanfaatkan alat analisa yang sesuai, diharapkan data-data yang telah berhasil
diidentifikasi dapat diolah sehingga dihasilkan suatu kesimpulan analisa mengenai suatu
permasalahan, potensi, kendala, peluang, kebutuhan, kecenderungan dan sebagainya.
Pekerjaan analisa ini antara lain terdiri atas Analisa Wilayah Perencanaan dan Analisa
Pengembangan Pembangunan Berbasis Peran Masyarakat. Analisis Wilayah Perencanaan
memuat substansi analisa berupa perkembangan social-kependudukan, prospek
pertumbuhan dan pengembangan ekonomi lokal dan kawasan, daya dukung fisik dan
lingkungan, status lahan dan legallitas perijinan, daya dukung prasarana dan fasilitas
lingkungan serta historis kawasan. Analisis Pengembangan Pembangunan Berbasis Peran
Masyarakat memuat tentang aspirasi perencanaan, yang disesuaiakan dengan
kebutuhan, keinginan serta kondisi permasalahan dan potensi wilayah perencanaan.
Input dari analisa tersebut dapat dieksplorasi dari pekerjaan sosialisasi masyarakat
di wilayah perencanaan. Setiap kegiatan sosialisasi maupun koordinasi harus dilampiri
Berita Acara, Daftar Hadir dan dokumentasi berupa foto maupun video.
Hasil dari pekerjaan analisa merupakan Konsep Pengembangan dan Perancangan di
Wilayah Perencanaan. Konsep Pengembangan Wilayah Perencanaan harus
memperhatikan karakteristik kawasan serta mengacu pada arahan pengembangan
kawasan sesuai fungsi dan perannya berdasarkan RTRW Kota Surabaya maupun Review
RTRW, RDTRK dan RTRK yang terkait. Konsep pengembangan tersebut setidaknya
memuat komponen-komponen sebagai berikut :

Usulan Teknis Taman Majapahit


E-16
Penyusunan Perencanaan Pembangunan Destinasi Pariwisata Kabupaten untuk Pembangunan TAHUN
Taman Mojopahit 2021

a. Visi pembangunan (gambaran spesifik karakter lingkungan di masa mendatang


yang akan dicapai. Sebagai gambaran, dalam Peraturan Menteri Pekerejaan
Umum No. 06/PRT/2007 terdapat beberapa visi pembangunan dalam dokumen
RTBL antara lain Perbaikan Kawasan, Pengembangan Kembali Kawasan,
Pembangunan Baru Kawasan, serta Pelestarian / Perlindungan Kawasan).
b. Konsep pola dan struktur ruang kawasan (Gagasan pengembangan pola dan
struktur kawasan yang berintegrasi dengan kawasan sekitarnya).
c. Konsep aktivitas kawasan, untuk mengarahkan bagaimana aktivitas di kawasan
tersebut mampu mengisi ruang yang akan dikembangkan agar menjadio kawasan
yang unik, dinamis dan hidup sesuai dengan karakter social dan ekonomi
lokalnya).
Konsep Perancangan di Wilayah Perencanaan merupakan konsep perancangan fisik
kawasan sesuai dengan Konsep Pengembangan Wilayah tersebut, setidaknya memuat
komponen-kompoenen sebagai berikut :
a. Gagasan perancangan kawasan misalnya citra kawasan, spot-spot landmark,
selubung bangunan, skyline dsb.
b. Rencana umum dan panduan perancangan sebagai pedoman pengendalian
kawasan.
Hasil analisa ini kemudian dibahas dalam forum bersama tenaga ahli/narasumber
dengan maksud
mensosialisasikan dan mendapatan masukan secara langsung dari tenaga ahli maupun
instansi terkait. Konsep Pengembangan dan perancangan tersebut kemudian menjadi
dasar dalam penyusunan rencana-rencana selanjutnya dalam Pekerjaan Penyusunan
Laporan Akhir.

6. TAHAP PERUMUSAN DAN KONSEP RENCANA

Usulan Teknis Taman Majapahit


E-17
Penyusunan Perencanaan Pembangunan Destinasi Pariwisata Kabupaten untuk Pembangunan TAHUN
Taman Mojopahit 2021

Tahap ini merupakan tahap perumusan dan konsep Rencana Tata Bangunan dan
Lingkungan. Kegiatankegiatan yang dilakukan pada tahap ini, adalah sebagai berikut :
1. Penyusunan Konsep Program Bangunan dan Lingkungan.
2. Penyusunan Rencana Umum dan Panduan Rancangan.
3. Penyusunan Rencana Investasi
4. Penyusunan Ketentuan Pengendalian Rencana
5. Penyusunan Pengendalian Pelaksanaan
6. Draft Peraturan Walikota tentang Penetapan RTBL pada Kawasan Perencanaan

7. PENYUSUNAN RENCANA
Laporan Akhir merupakan pendalaman dan pendetailan serta perwujudan fisik dan
program dari Konsep Pengembangan dan Perancangan yang sudah ada di laporan
Antara, yang berupa Rencana Umum dan Panduan Implementasi, Rencana Investasi dan
Ketentuan dan Pedoman Pengendalian Rencana.
Rencana Umum paling tidak memuat komponen-komponen perencanaan, sebagai
berikut :
a. Peruntukan Lahan makro-mikro
Peruntukan lahan makro adalah rencana alokasi penggunaan dan pemanfaatan
lahan yang juga disebut tata guna lahan. Tata guna lahan ini bersifat mutlak
sesuai yang telah diatur pada ketentuan dalam Rencana TataRuang di atasnya
(RTRW, RDTRK, RTRK).
Peruntukan lahan mikro meruakan peruntukan lahan yang ditetapkan pada skala
keruangan yang lebih rinci (termasuk secara vertical) berdasarkan prinsip
keragaman yang seimbang dan saling menentukan. Hal-hal yang diatur antara
lain arahan peruntukan lantai dasar, lantai atas maupun basement.
b. Rencana Tapak
Memuat paling tidak intensitas bangunan (KDB, KLB, ketinggian bangunan, KTB,
KDH, dsb), serta penataan bangunan (jarak antar bangunan, sempadan
bangunan, bangunan atau jalur penghubung antar bangunan, open space dsb).

Usulan Teknis Taman Majapahit


E-18
Penyusunan Perencanaan Pembangunan Destinasi Pariwisata Kabupaten untuk Pembangunan TAHUN
Taman Mojopahit 2021

c. Sistem Pergerakan/Sirkulasi dan aksesibilitas


Memuat paling tidak hierarki, dimensi dan kelas jalan, pola pergerakan moda dan
intermoda, sirkulasi pejalan
kaki, system perparkiran, komponen jalan dsb).
d. Ruang Terbuka Hijau
Membahas Ruang Terbuka Hijau Publik seperti Jalur Hijau, Sempadan Sungai,
taman, bozem, RTH dalam persil, Roof Garden dll.
e. Prasarana dan Sarana Lingkungan
Memuat rencana utilitas seperti jaringan listrik, telepon, gas, air bersih, air limbah,
drainase, pembuangan sampah/TPS&TPA, sanitasi perkotaan, serta jaringan
utilitas lain yang diperlukan serta rencana fasilitas antara lain jenis, intensitas dan
skala pelayanan dari masing-masing fasilitas seperti fasilitas pendidikan,
kesehatan, peribadatan, perdagangan, olah raga dan rekreasi, bangunan-
bangunan umum dan fasilitas pemerintahan, evakuasi bencana dsb.

Panduan Implementasi merupakan petunjuk/panduan yang bersifat melengkapi dan


menjelaskan secara rinci rencana umum yang telah ditetapkan, serta sekaligus berfungsi
dalam pengendalian rencana pembangunan terutama untuk proses perijinan.

Di dalam Laporan Akhir tersebut, juga direncanakan Rencana Investasi serta Ketentuan
dan Pedoman Pengendalian Rencana. Di dalam Rencana Investasi bisa memuat
Rekomendasi untuk RPIJM (Rencana Pengembangan Investasi Jangka Menengah) Kota
Surabaya dan Rekomendasi Kerjasama antar Daerah dan Sektoral. Sedangkan di dalam
Ketentuan dan Pedoman Pengendalian Rencana berisi Prioritas Pengembangan dan
Indikasi Program serta mekanisme perijinan, insentif dan disinsentif. Rencana Investasi
serta Ketentuan dan Pedoman Pengendalian Rencana, diharapkan dapat dijadikan
pedoman untuk :
a. Penentuan program-program pembangunan pada wilayah perencanaan

Usulan Teknis Taman Majapahit


E-19
Penyusunan Perencanaan Pembangunan Destinasi Pariwisata Kabupaten untuk Pembangunan TAHUN
Taman Mojopahit 2021

b. Membantu dalam alokasi investasi didalam wilayah Kota Surabaya secara


keseluruhan.
c. Implementasi terhadap rencana yang disusun.
Penyusunan rencana akhir ini juga dilengkapi dengan album peta skala 1:1000 maupun
peta skala 1:2000 yang ditampilkan dengan warna, penggambaran 3D pada spot-spot
tertentu yang membutuhkan pendetailan. Dalam proses penyusunan rencana akhir juga
didukung dengan sosialisasi rancangan rencana dan sosialisasi rencana investasi dan
pengendalian.

Usulan Teknis Taman Majapahit


E-20
Penyusunan Perencanaan Pembangunan Destinasi Pariwisata Kabupaten untuk Pembangunan TAHUN
Taman Mojopahit 2021

Usulan Teknis Taman Majapahit


E-21
Penyusunan Perencanaan Pembangunan Destinasi Pariwisata Kabupaten untuk Pembangunan TAHUN
Taman Mojopahit 2021

Usulan Teknis Taman Majapahit


E-22
Penyusunan Perencanaan Pembangunan Destinasi Pariwisata Kabupaten untuk Pembangunan TAHUN
Taman Mojopahit 2021

Usulan Teknis Taman Majapahit


E-23
Penyusunan Perencanaan Pembangunan Destinasi Pariwisata Kabupaten untuk Pembangunan TAHUN
Taman Mojopahit 2021

Usulan Teknis Taman Majapahit


E-24
Penyusunan Perencanaan Pembangunan Destinasi Pariwisata Kabupaten untuk Pembangunan TAHUN
Taman Mojopahit 2021

Usulan Teknis Taman Majapahit


E-25
Penyusunan Perencanaan Pembangunan Destinasi Pariwisata Kabupaten untuk Pembangunan TAHUN
Taman Mojopahit 2021

Usulan Teknis Taman Majapahit


E-26
Penyusunan Perencanaan Pembangunan Destinasi Pariwisata Kabupaten untuk Pembangunan TAHUN
Taman Mojopahit 2021

E.3.2. PENENTUAN VARIABEL PENELITIAN


Dalam menyusun RTBL Koridor Jl. Tunjungan Kota Surabaya dapat ditentukan variabel
utama pengukurannya. Variabel penelitian yang akan digunakan adalah :

1. Aspek fisik alamiah kondisi eksisting

2. Sosial budaya kependudukan

3. Aspek kebijakan yang mempengaruhi pertumbuhan kawasan

E.3.3. KEBUTUHAN DATA DAN NARA SUMBER


Dalam menyusun RTBL Jl. Tunjungan Kota Surabaya dibutuhkan beberapa data, antara
lain :

1. Produk Rencana Tata Ruang kawasan terkait.

2. Peraturan / perda terkait dengan RDTR

3. Kondisi fisik dasar kawasan, meliputi informasi dan data topografi, hidrologi, geologi,
klimatologi, dan tata guna lahan

4. Kondisi kependudukan, meliputi jumlah dan persebaran penduduk menurut ukuran


keluarga, umur, agama, pendidikan dan mata pencaharian

5. Kondisi perekonomian, meliputi data investasi, perdagangan, jasa, industri, pertanian,


perkebunan, perikanan, pariwisata, pendapatan daerah dan lain-lain

6. Penggunaan lahan, menurut luas dan persebaran kegiatan yang diantaranya meliputi
permukiman, perdagangan dan jasa, industri, pariwisata, pertambangan, pertanian
dan kehutanan serta lain-lain

7. Tata Bangunan dan Lingkungan : tata bangunan meliputi : intensitas bangunan (KDB,
KLB, KDH), bentuk bangunan, arsitektur bangunan, pemanfaatan bangunan,
bangunan khusus, wajah lingkungan, daya tarik lingkungan (node, landmark, dll),
garis sempadan (bangunan, sungai, SUTT)

8. Prasarana dan utilitas umum:

Usulan Teknis Taman Majapahit


E-27
Penyusunan Perencanaan Pembangunan Destinasi Pariwisata Kabupaten untuk Pembangunan TAHUN
Taman Mojopahit 2021

a) Jaringan transportasi : jaringan jalan raya, rel kereta api, jalur pelayaran (sungai);
fasilitas (terminal, kargo, stasiun), kelengkapan jalan (halte, parkir, jembatan),
pola pergerakan (angkutan penumpang dan barang)

b) Air minum : sistem jaringan, bangunan pengolah, hidran), mencakup kondisi dan
jaringan terpasang menurut pengguna, lokasi bangunan dan hidran, kondisi air
tanah dan sungai, debit terpasang, dll

c) Sewarage; air limbah rumah tangga

d) Sanitasi : sistem jaringan, bak kontrol, bangunan pengolah), jaringan terpasang,


prasarana penunjang dan kapasitas

e) Drainase : sistem jaringan makro dan mikro, kolam penampung)

f) Jaringan listrik : sistem jaringan (SUTT, SUTM, SUTR), gardu (induk, distribusi,
tiang/beton), sambungan rumah (domestik, non domestik)

g) Jaringan komunikasi : jaringan, rumah telepon, stasiun otomat, jaringan


terpasang (rumah tangga, non rumah tangga, umum)

h) Gas : sistem jaringan, pabrik, jaringan terpasang (rumah tangga, non rumah
tangga)

i) Pengolahan sampah : sistem penanganan (skala individual, skala lingkungan,


skala daerah), sistem pengadaan (masyarakat, pemerintah daerah, swasta)

9. Identifikasi daerah rawan bencana, meliputi lokasi, sumber bencana, besaran dampak,
kondisi lingkungan fisik, kegiatan bangunan yang ada, fasilitas dan jalur kendali yang
telah ada. Sedangkan nara sumber yang digunakan adalah :

a. Dinas/Instansi terkait

b. Pejabat yang berwenang.

c. Warga setempat

d. Para tokoh masyarakat / LSM dan elemen masyarakat terkait

e. Lain-lain yang mempunyai keterikatan dan keterkaitan dengan kawasan rencana.

f. Pakar dan praktisi lain.

Usulan Teknis Taman Majapahit


E-28
Penyusunan Perencanaan Pembangunan Destinasi Pariwisata Kabupaten untuk Pembangunan TAHUN
Taman Mojopahit 2021

Bagan E.1
KERANGKA PIKIR PENYUSUNAN RENCANA TATA BANGUNAN DAN LINGKUNGAN (RTBL) JALAN TUNJUNGAN KOTA SURABAYA

Usulan Teknis Taman Majapahit


E-29
Penyusunan Perencanaan Pembangunan Destinasi Pariwisata Kabupaten untuk Pembangunan TAHUN
Taman Mojopahit 2021

E.3.4. CARA MENCARI DATA DAN PERALATAN YANG DIGUNAKAN


Dalam rangka mengumpulkan data, beberapa data dicari dengan cara :

1. Wawancara

2. Pengukuran

3. Pemotretan, dan perekaman gambar

4. Pengisian lembar pertanyaan dan pengisian check list.

5. Browsing data di Internet.

Sedangkan peralatan yang digunakan adalah :

1. Kamera digital / handycam

2. Alat ukur

3. ALat perekam / tape recorder

4. Alat tulis dan kertas

5. Lembaran kuesioner dan checklist

E.4. MODEL ANALISIS


Model analisa yang dipergunakan dalam proses Penyusunan Rencana Tata Bangunan
dan Lingkungan Jalan Tunjungan Kota Surabaya, sebagai berikut:

E.4.1. METODE ANALISIS ASPEK FISIK DAN LINGKUNGAN

Mengapa harus menganalisis aspek fisik dan lingkungan dalam penyusunan


tata ruang....?

Lahan pengembangan wilayah merupakan SUMBERDAYA ALAM yang memiliki


KETERBATASAN dalam menampung kegiatan manusia dalam pemanfaatannya.
Banyak contoh kasus kerugian ataupun korban yang disebabkan oleh ketidaksesuaian
penggunaan lahan yang melampaui kapasitasnya. Untuk itu, perlu dikenali sedini
mungkin karakteristik fisik suatu wilayah maupun kawasan yang dapat dikembangkan
untuk dimanfaatkan oleh aktivitas manusia.

Usulan Teknis Taman Majapahit


E-30
Penyusunan Perencanaan Pembangunan Destinasi Pariwisata Kabupaten untuk Pembangunan TAHUN
Taman Mojopahit 2021

TUJUAN : Menemukenali berbagai karakteristik sumberdaya alam melalui telaah kemampuan dan kesesuaian
lahan, agar penggunaan lahan dalam pengembangan wilayah/kawasan dapat dilakukan secara optimal dengan
tetap memperhatikan keseimbangan ekosistem untuk keberlanjutan

KELUARAN : Peta Kemampuan Lahan, Peta Kesesuaian Lahan, Rekomendasi Kesesuaian Lahan

JENIS DATA YANG DIBUTUHKAN : Klimatologi, topografi, geologi, hidrologi, sumber daya mineral/bahan
galian, bencana alam, penggunaan lahan, studi yang ada, kebijakan pemerintah

Teknik yang dipergunakan dalam analisis aspek fisik dan lingkungan adalah analisis
superimpose/analisis tumpang tindih peta. Dalam penerapannya, beberapa peta tematik
ditumpang tindihkan, sehingga secara spasial di dapat gambaran yang integral terhadap
kondisi kawasan.

Gambar E.1

Contoh : Metode “superimpose” atau tumpang susun peta dalam


menentukan kelas kemampuan lahan

E.4.2. METODE ANALISIS ASPEK EKONOMI


Mengapa.. harus menganalisis Aspek Ekonomi dalam Penyusunan RTBL
Hal yang mendasar dalam analisis ekonomi pengembangan wilayah dan/atau
kawasan yaitu perlunya MENGENALI POTENSI lokasi, potensi sumber daya alam,
sumber daya manusia dan sumber daya buatan, sehingga akan terjadi EFISIENSI
TINDAKAN. Dengan usaha yang minimum akan diperoleh hasil yang optimum yang
kesemuanya bertujuan untuk mencapai pertumbuhan ekonomi dan KEMAKMURAN BAGI
SELURUH MASYARAKAT, serta terjadinya investasi dan mobilisasi dana.

TUJUAN : Untuk menemukenali potensi dan sektor-sektor yang dapat dipacu, serta permasalahan perekonomian
khususnya untuk penilaian kemungkinan aktivitas ekonomi yang dapat dikembangkan pada wilayah dan/atau
kawasan tersebut.

Usulan Teknis Taman Majapahit


E-31
Penyusunan Perencanaan Pembangunan Destinasi Pariwisata Kabupaten untuk Pembangunan TAHUN
Taman Mojopahit 2021

a. Analisis Ekonomi Dasar

Inti dari model ekonomi basis (economic base model) adalah bahwa arah dan
pertumbuhan suatu wilayah ditentukan oleh eksport wilayah tersebut. Ekspor tersebut
berupa barang-barang dan jasa, termasuk tenaga kerja.

Untuk mengetahui apakah suatu sektor merupakan sektor basis atau non basis dapat
digunakan beberapa metode, yaitu : 1) metode pengukuran langsung dan 2) metode
pengukuran tidak langsung.

Dalam Penyusunan RTBL Jl. Tunjungan Kota Surabaya, digunakan 2 (dua) metode
tersebut.

1. Metode Pengukuran Langsung

Dilakukan dengan menanyakan secara langsung baik kepada masyarakat, maupun


instansi/dinas yang terkait sektor yang menjadi sektor basis di Kecamatan atau
melakukan pengamatan dilapangan.

2. Metode Pengukuran Tidak langsung

Metode yang dilakukan dengan menggabungkan antara metode pendekatan asumsi


dengan metode Location Question (LQ).

a. Metode Pendekatan melalui Asumsi

Yaitu bahwa semua sektor industri primer dan manufaktur adalah sektor basis.
Sedangkan sektor jasa adalah sektor non basis.

b. Metode Location Quotient (LQ)

Merupakan perbandingan antara pangsa relatif pendapatan sektor I pada tingkat


wilayah terhadap pendapatan total wilayah dengan pangsa relatif pendapatan
sektor I pada tingkat nasional terhadap pendapatan nasional. Hal tersebut secara
matematis dapat dinyatakan sebagai berikut :

Usulan Teknis Taman Majapahit


E-32
Penyusunan Perencanaan Pembangunan Destinasi Pariwisata Kabupaten untuk Pembangunan TAHUN
Taman Mojopahit 2021

Si / Ni Si / S
LQ = =
S / N Ni / N
dimana :
Si : Besaran dari suatu kegiatan tertentu yang akan diukur di daerah yang
diteliti
Ni : Besaran total untuk kegiatan tertentu dalam daerah yang lebih luas
S : Besaran total untuk seluruh kegiatan di daerah yang diteliti
N : Besaran total seluruh kegiatan di daerah yang lebih luas
Apabila LQ suatu sektor >= 1, maka sektor tersebut merupakan sektor basis. Dan
apabila LQ suatu sektor < 1, maka sektor tersebut merupakan sektor non basis.

E.4.3. METODE ANALISIS ASPEK SOSIAL BUDAYA


Mengapa.. harus menganalisis Aspek Sosial Budaya dalam Penyusunan RTBL

Analisis sosial budaya adalah analisis untuk melakukan kajian secara


mendalam tentang dampak sosial budaya yang ditimbulkan dalam pembangunan tata
ruang. Analisis sosial budaya lebih menekankan pada uraian fakta yang meliputi
peristiwa, subyek (pelaku), obyek, interaksi, dan konflik sosial, serta dokumen, yang
keseluruhannya sangat penting kedudukannya dalam setiap analisis.

Analisis sosial budaya sebenarnya adalah suatu usaha untuk memperoleh gambaran
lengkap mengenai situasi sosial dan budaya dengan menelaah kaitan sejarah dan
struktur sosial dalam masyarakat. Indikator yang dianalisis: kependudukan, pendidikan,
ketenagkerjaan, kesehatan, perumahan & lingkungan, sosial budaya

TUJUAN :

Mengkaji kondisi sosial budaya masyarakat yang mendukung atau menghambat pengembangan wilayah
dan/atau kawasan

KELUARAN :

 Teridentifikasinya struktur sosial dan budaya yang terbentuk di wilayah dan/atau kawasan.
 Terumuskannya potensi dan kondisi sosial budaya, meliputi pasar tenaga kerja, keragaman sosial budaya
penduduk serta jumlah dan pertumbuhan penduduk.
 Penilaian pelayanan sarana dan prasarana sosial budaya yang mendukung pengembangan wilayah
dan/atau kawasan.

Usulan Teknis Taman Majapahit


E-33
Penyusunan Perencanaan Pembangunan Destinasi Pariwisata Kabupaten untuk Pembangunan TAHUN
Taman Mojopahit 2021

Analisis sosial kependudukan diarahkan untuk menghimpun informasi yang berkaitan


dengan penilaian apakah sumberdaya manusia yang ada pada suatu kota merupakan
potensi ataukah masalah bagi usaha-usaha peningkatan produktivitas daerah dan
membandingkan tingkat perkembangan relatif dari sub wilayah yang terdapat pada
suatu kota.

Disamping itu, digunakan pula untuk mengumpulkan informasi yang diperlukan untuk
memperkirakan jumlah dan jenis fasilitas pelayanan umum di masa yang akan datang
serta memprediksi daya dukung lingkungan terhadap perkembangan jumlah penduduk.

a. Kepadatan Penduduk

Untuk mengetahui kepadatan penduduk di suatu wilayah dapat dilakukan dengan


beberapa cara. Untuk mengetahui kepadatan penduduk di suatu daerah dapat
dilakukan dengan 2 (dua) cara, yaitu :

 Kepadatan Penduduk Kotor adalah jumlah penduduk dibagi luas


wilayah

 Kepadatan penduduk bersih adalah jumlah penduduk dibagi luas


wilayah terbangun

b. Persebaran Penduduk

Analisis ini dipergunakan untuk mengetahui persebaran penduduk di setiap


kelurahan yang ada. Angka persebaran penduduk suatu kelurahan dapat diketahui
melalui proporsi penduduk kelurahan terhadap total jumlah penduduk. Sementara
angka persebaran penduduk antar kelurahan dapat diketahui dengan cara
membandingkan kepadatan penduduk antar kelurahan.

c. Perkiraan Jumlah dan Laju Pertumbuhan Penduduk

Apabila data yang ada di tingkat kota cukup falid dan tersedia, maka untuk
menentukan jumlah pertumbuhan penduduk di suatu daerah, dipengaruhi oleh

1. Besarnya kelahiran

Usulan Teknis Taman Majapahit


E-34
Penyusunan Perencanaan Pembangunan Destinasi Pariwisata Kabupaten untuk Pembangunan TAHUN
Taman Mojopahit 2021

2. Besarnya kematian

3. Besarnya migrasi masuk dan keluar

Keadaan penduduk pada tahun tertentu dapat dilukiskan sebagai berikut :

Pt = Po + ((Po ((B – D) + (Mi – Mo)) n)


Dengan :
Pt : Jumlah penduduk pada tahun t
Po : Jumlah penduduk pada tahun dasar
B : Jumlah kelahiran
D : Jumlah kematian
Mi : Jumlah migrasi masuk
Mo : Jumlah migrasi keluar
(B – D) : Pertumbuhan penduduk alamiah
(Mi – Mo) : Pertumbuhan penduduk migrasi (neto)

Selain metode tersebut diatas, dapat dipergunakan pula motode analisis lainnya
apabila data yang ada di tingkat kota tidak terpenuhi (jumlah kematian, kelahiran,
migrasi masuk dan migrasi keluar tidak ada). Metode tersebut antara lain :

a. Model Linier (Polinomial),

Model linier digunakan dengan asumsi, tingkat pertumbuhan penduduk jumlahnya


selalu konstan dari tahun ketahun. Bentuk matematis model linier adalah:

P(t+q) = Pt + b(q)
dimana :
P(t+q) : Jumlah penduduk tahun proyeksi
Pt : Jumlah penduduk tahun dasar
b : Selisih tahun dari tahun dasar ke tahun t+q
q : Rata-rata tambahan jumlah penduduk tiap tahun.

Usulan Teknis Taman Majapahit


E-35
Penyusunan Perencanaan Pembangunan Destinasi Pariwisata Kabupaten untuk Pembangunan TAHUN
Taman Mojopahit 2021

b. Model Bunga Berganda

Penggunaan model bunga berganda didasarkan pada asumsi bahwa tingkat


pertumbuhan penduduk tiap tahun selalu proporsional dengan jumlah penduduk
pada tahun sebelumnya. Model bunga berganda adalah sebagai berikut:

Pt = Po (1 + r)n
dimana :
Pt : Jumlah Penduduk Tahun Proyeksi
Po : Jumlah Penduduk Tahun dasar
r : Prosen Perkembangan
n : Tahun Proyeksi

c. Model Regresi Linier

Model regresi linier digunakan dengan asumsi terdapat hubungan linier antara
tahun pengamatan dengan jumlah penduduk pada tahun pengamatan yang
bersangkutan. Model matematisnya adalah sebagai berikut:

P(t+x) = a + b (x)
Dimana :
P(t+x) : Jumlah Penduduk Tahun Proyeksi
x : Tambahan Tahun Terhitung dari Tahun Dasar
a&b : Konstanta dengan rumus
ax2 - ax . aPx
a =
N. ax2 – (ax) 2
N. aPx – ax . aP
b =
N. ax2 – (ax) 2

Usulan Teknis Taman Majapahit


E-36
Penyusunan Perencanaan Pembangunan Destinasi Pariwisata Kabupaten untuk Pembangunan TAHUN
Taman Mojopahit 2021

d. Comparative Model

Asumsi dasar penggunaan model ini adalah bahwa pola pertumbuhan penduduk
pada suatu lokasi relatif akan sama atau proporsional atau analog dengan pola
pertumbuhan penduduk pada wilayah yang lebih luas, atau pada suatu lokasi
yang memiliki kesamaan karakteristik dengan lokasi pengamatan. Ada tiga jenis
comparative methods yaitu :

 Ratio Methods
Model matematisnya : Pc (t) = k Ps(t)

Di mana : Pc(t) = Jumlah penduduk kecamatan pada tahun t


Ps(t) = Jumlah penduduk kota pada tahun t
k = proportional factor
 Time Lag Methods
Model matematisnya : Pa(t) = Pb(t-T)
Di mana : Pa(t) = Jumlah penduduk area a pada tahun t
Pb(t-T) = Jumlah penduduk area b pada tahun t –T
k = Proportional factor
T = Time lag

 Combination Methods
Model matematisnya : Pa(t) = kPb (t – T)
Di mana : Pa(t) = Jumlah penduduk area a pada tahun t
Pb (t-T) = Jumlah penduduk area b pada tahun t – T
k = Proportional factor
T = Time lag

e. Minimum Sum of Square Method

Metode ini digunakan untuk menguji tingkat kecocokan suatu model terhadap
kondisi faktualnya. Tingkat kecocokan dapat dilihat dari jumlah kuadrat

Usulan Teknis Taman Majapahit


E-37
Penyusunan Perencanaan Pembangunan Destinasi Pariwisata Kabupaten untuk Pembangunan TAHUN
Taman Mojopahit 2021

simpangannya. Nilai jumlah kuadrat simpangan terkecil merupakan indikator


tingkat kecocokan suatu model. Dalam proses perencanaan kota, metode ini
digunakan untuk menguji tingkat kecocokan beberapa model pertumbuhan
penduduk. Bentuk matematisnya adalah sebagai berikut :

 =  ( Yi – Ya)

Di mana :  = Nilai simpangan


Yi = Perkiraan jumlah penduduk
Ya = Jumlah penduduk faktual

E.4.4. ANALISIS STRUKTUR RUANG KOTA


Dalam memacu pertumbuhan dan perkembangan kota secara menyeluruh diperlukan
kebijaksanaan yang merata. Karena tidak semuanya atau tidak meratanya potensi dan
kemampuan dari wilayah yang ada, maka perlunya ditetapkan batas-batas wilayah
pengembangan yang dapat dilakukan secara terpadu dan berkelanjutan sehingga antara satu
daerah dengan daerah lainnya dapat dikurangi.
Untuk menciptakan struktur yang efisien, maka diperlukan penataan dan pengalokasian berbagai
kegiatan perkotaan. Proses tersebut didahului dengan penetapan bagian-bagian wilayah kota
serta unit lingkungan agar perkembangan kota nantinya dapat berjalan secara simultan. Adapun
dasar pertimbangan wilayah kota yang ditetapkan adalah mempertimbangkan metode
perencanaan yang mencakup nilai dan status ruang dengan petunjuk dan alasan perencanaan
fisik serta ketentuan nilai dan status ruang itu sangat tergantung pada faktor-faktor nilai dan
harga tanah serta faktor pemilikkan tanah, demikian pula halnya dengan keadaan nilai status
ruang dibagian wilayah kota perencanaan. Faktor-faktor yang mempengaruhi nilai dan harga
tanah adalah prasarana dan sarana pembentuk elemen perkotaan yang tersedia dimana tanah-
tanah tersebut terletak seperti adanya fasilitas ekonomi, listrik, jalan dan kemudahan fasilitas
kota lainnya yang ada.
1. Model Struktur Ruang Kota
Struktur ruang kota pada dasarnya akan membangun bentuk kota secara umum struktur
ruang kota dapat dikelompokkan dalam beberapa kelompok sesuai dengan tingkat
perkembangan dan pertumbuhan kota tersebut. Adapun model struktur ruang kota yang ada
antara lain; konsentrik, sektoral, dan multiplei Nuclei.

Usulan Teknis Taman Majapahit


E-38
Penyusunan Perencanaan Pembangunan Destinasi Pariwisata Kabupaten untuk Pembangunan TAHUN
Taman Mojopahit 2021

 Konsentrik
KONSEP KONSENTRIK

1. Pusat kota (Central Bussiness District


atau CBD) yang terdiri atas bangunan
– bangunan kantor, hotel, bank,
bioskop, pasar dan toko pusat
Zona 1 perbelanjaan.
(CBD)
2. Jalur peralihan, terdiri atas rumah-
rumah sewa, kawasan industri,
perumahan buruh
3. Perumahan untuk tenaga kerja pabrik
4. Perumahan untuk kelas menengah
5. di luar lingkaran merupakan
pemukiman pengalajo harian
(commuters) yang merupakan
masyarakat golongan menengah dan
golongan atas. Sementara golongan
kelas bawah dari luar kota biasanya
 Radial pulang pergi tidak harian tetapi
mingguan atau bulanan atau disebut
KONSEP RADIAL
3 migran sementara
1. Pusat kota atau CBD (Central Bussiness
2
District)
2. Kawasan industri ringan dan kawasan
3 perdagangan
3 1 3 5 3. Dekat pusat kota dan dekat sektor industri
dan perdagangan terdapat kawasan
3 tempat tinggal kelas bawah
2 4 4. Agak jauh dari pusat kota dan sektor
industri serta perdagangan terdapat
kawasan perumahan kelas menengah
5. Kawasan tempat tinggal golongan atas

 Multiple Nuclei

3 KONSEP MULTIPLE NUCKLEI

1. Pusat Kota atau CBD


2 2. Kawasan Niaga dan industri
3 1 ringan
3. Kawasan tempat tinggal
5 berkualitas rendah
4 4. Kawasan tempat tinggal
3 berkualitas menengah
7 5. Kawasan tempat tinggal
6 berkualitas tinggi
6. Pusat industri berat
7. Pusat Niaga/Pembelanjaan lain di
pinggiran kota
8. Pemukiman sub urban, kawasan
10
9 8 permukiman kelas menengah dan
atas
9. Kawasan industri sub urban

Usulan Teknis Taman Majapahit


E-39
Penyusunan Perencanaan Pembangunan Destinasi Pariwisata Kabupaten untuk Pembangunan TAHUN
Taman Mojopahit 2021

 Hirarki Pusat Pelayanan

3 3 KONSEP HIRARKI PUSAT


PELAYANAN

1. CBD atau Pusat Pelayanan


3 2 3 3 2 3 Kota dengan Kegiatan
Primer
2. Pusat Pelayanan bagian
Wilayah Kota dengan
3 3 Kegiatan Sekunder I
3 3 3. Pusat Pelayanan Unit
1 Lingkungan dengan
Kegiatan Sekunder II
3 2 3 3 2 3

3 3

2. Kecenderungan

Kecenderungan pada kawasan pusat pelayanan utama diarahkan pemanfaatannya


untuk kegiatan-kegiatan komersial dan pelayanan umum berskala kawasan
perencanaan. Pemanfaatan tanah dikawasan pusat kota cenderung untuk kegiatan
berintegrasi lebih tinggi, dengan syarat tetap menjaga kelestarian lingkungan dan
estetika. Setiap kegiatan tersebut dilengkapi dengan tempat parkir dan ruang
terbuka hijau. Sedangkan di sepanjang jalan utama boleh dikembangkan kegiatan
perumahan yakni ditepi-tepi jalan. Tetapi karena lokasi ini bernilai ekonomis sangat
tinggi, maka perubahan guna tanah untuk kegiatan yang mempunyai nilai ekonomis
lebih tinggi sapat dilakukan, asalkan memenuhi persyaratan atau ketentuan untuk
tiap jenis penggunaannya. Pergeseran ini terutama untuk fasilitas umum dan
kegiatan jasa perkantoran dengan intensitas sedang.

Usulan Teknis Taman Majapahit


E-40
Penyusunan Perencanaan Pembangunan Destinasi Pariwisata Kabupaten untuk Pembangunan TAHUN
Taman Mojopahit 2021

Bagan E.2
Konsep Sistem Pembagian Struktur Tata Ruang Kota Model Growth Center

Kota dan BWK

Pusat BWK

Pusat Unit Lingkungan (UL)

Arah interaksi

E.4.5. ANALISIS KEBUTUHAN LAHAN


Penggunaan model kebutuhan lahan ini adalah untuk mengetahui proyeksi luasnya
kebutuhan lahan setiap sektor tertentu dengan adanya pembangunan ekonomi selama
waktu tertentu.

Langkah-langkah yang dilakukan dalam mencari proyeksi kebutuhan lahan adalah


sebagai berikut :

a. Kita harus mengetahui besarnya output persatuan luas lahan setiap sektor
(produktivitas lahan setiap sektor) sehingga akan didapatkan vektor kolom output.
Luas lahan seperti disajikan di bawah ini :

X1/ha
L= .

Xn/ha
.

b. Tahap selanjutnya adalah mencari proyeksi output setiap sektor dengan laju
pertumbuhan tertentu selama waktu tertentu dengan rumus sebagai berikut :

Xit = (1 – A)-1 (Yoi (1 + r) t ))

Usulan Teknis Taman Majapahit


E-41
Penyusunan Perencanaan Pembangunan Destinasi Pariwisata Kabupaten untuk Pembangunan TAHUN
Taman Mojopahit 2021

dimana :
Xi = proyeksi output sektor i selama waktu t
(1 – A) –1 = matriks kebalikan leontief
Yoi = permintaan akhir pada waktu to untuk sektor I
t = lama waktu proyeksi
r = laju pertumbuhan sektor i

c. Berdasarkan proyeksi output maka dapat dibuat proyeksi kebutuhan lahan untuk
waktu tertentu dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

Kli = X it
Xi / ha
Dimana :
KLi = Kebutuhan lahan untuk sektor i pada waktu tertentu
Xit = proyeksi output sektor I selama waktu tertentu
Xi / ha = output per luas lahan sektor i

E.4.6. METODE ANALISIS PRASARANA WILAYAH LAINNYA

Analisa prasarana wilayah ini meliputi analisa penyediaan air bersih, drainase, sanitasi
dan persampahan. Detailnya adalah sebagai berikut:

a. Air bersih

Analisa penyediaan air bersih meliputi penggunaan air bersih oleh penduduk dengan
sistem perpipaan dan non perpipaan. Data-data yang diperlukan untuk melakukan
analisa penyediaan air bersih melalui sistem perpipaan adalah: Sumber air baku,
Kapasitas air baku, Kualitas air baku, Kuantitas air baku, Kontinuitas air baku,
Kapasitas desain dan kapasitas produksi, Sistem distribusi, Jumlah dan jenis
sambungan, Jumlah penduduk terlayani, Tingkat pelayanan, Tingkat kebocoran air

Usulan Teknis Taman Majapahit


E-42
Penyusunan Perencanaan Pembangunan Destinasi Pariwisata Kabupaten untuk Pembangunan TAHUN
Taman Mojopahit 2021

Data-data eksisting yang diperlukan untuk melakukan analisa penyediaan air bersih
melalui sistem non perpipaan adalah:

 Sumber air baku (sumur gali, air hujan, mata air, dsb)

 Unit-unit Prasarana yang ada (pompa, penampungan air, dsb)

 Kualitas air baku

 Kuantitas air baku

 Kontinuitas air baku

 Tingkat pelayanan

Metode Perhitungan yang akan dipakai dalam analisa penyediaan air bersih dengan
sistem perpipaan adalah sebagai berikut :

 Perhitungan Kebutuhan Air Rata-rata Harian (Qrh)

 Dalam menentukan kebutuhan air rata-rata harian akan digunakan beberapa


variabel antara lain :

» Tingkat kebutuhan air melalui sambungan rumah 60 – 100 lt/org/hr

» Tingkat kebutuhan air melalui kran umum 30 – 40 lt/org/hr

» Kebutuhan air non domestik 10% dari kebutuhan air domestik

» 1 sambungan rumah melayani 6 orang

» 1 kran umum melayani 10 kk (60 orang)

 Perhitungan Kebutuhan Air Hari Maksimum (Qhm)

Qhm = fhm x Qrh

Dimana fhm = 110% - 120%

 Perhitungan Kebutuhan Air Jam Maksimum (Qjm)

Qjm = fjm x Qhm

Dimana fhm = 175% - 210%

Usulan Teknis Taman Majapahit


E-43
Penyusunan Perencanaan Pembangunan Destinasi Pariwisata Kabupaten untuk Pembangunan TAHUN
Taman Mojopahit 2021

 Metode Perhitungan Jaringan Pipa

b. Drainase

Sektor drainase merupakan salah satu sarana/prasarana yang tidak dapat diabaikan
keberadaaannya di dalam suatu lingkungan permukiman dan senantiasa
memerlukan pembenahan baik dalam rangka perencanaan maupun pembangunan
fisiknya.

Data-data yang diperlukan dalam rangka analisa sarana/prasarana drainase adalah


sebagai berikut :

 Pengumpulan data saluran eksisting dari instansi yang berkaitan dengan


penanganan saluran pematusan yang meliputi : panjang saluran, penampang
saluran, debit saluran, arah aliran dan kemiringan saluran.

 Bangunan-bangunan pelengkap yang ada.

 Data curah hujan.

 Topografi wilayah studi guna identifikasi daerah genangan hujan.

Analisa sarana/prasarana drainase dilakukan dengan beberapa tahap perhitungan


yaitu analisa hidrologi di wilayah studi dan perhitungan dimensi saluran. Adapun
langkah-langkah analisa tersebut adalah :

 Perhitungan Curah Hujan Harian Maksimum dengan Metode Gumbell

 Penentuan Intensitas Hujan dengan rumus sebagai berikut :

 Penentuan Reduce Variete


T-1
Yt = - ln [- ln (----------)]
T
Dimana :
Yt = reduce variete

Usulan Teknis Taman Majapahit


E-44
Penyusunan Perencanaan Pembangunan Destinasi Pariwisata Kabupaten untuk Pembangunan TAHUN
Taman Mojopahit 2021

T = waktu ulang

Perhitungan Curah Hujan Rencana

XT = 1/a.YT + b
1/a = X/Sn
b = Xr– 1/a.Yn
Dimana:
XT = kemungkinan hujan harian max. dalam frekwensi
T tahun (mm)
Xr = curah hujan rata-rata (mm)
X = standart deviasi (mm)
YT = reduced variate dari distribusi Gumbel, sebagai fungsi
dari waktu ulang T tahun
Yn = reduced mean, tergantung dari banyaknya data (n)
Sn = reduced standart deviation, sebagai fungsi banyaknya data (n)

Waktu Konsentrasi (tc)


L
tc = 0,0195 (-----------) 0.77
√I
Dimana:
tc = waktu konsentrasi (menit)
L = jarak titik terjauh ke titik analisa (m)
I = kemiringan permukaan tanah

Intensitas Hujan
I = (R24/8) * (8/t)^(2/3)

Usulan Teknis Taman Majapahit


E-45
Penyusunan Perencanaan Pembangunan Destinasi Pariwisata Kabupaten untuk Pembangunan TAHUN
Taman Mojopahit 2021

Dimana:
I = intensitas hujan (mm/jam)
R24 = curah hujan harian (mm)
t = waktu konsentrasi (jam)

 Perhitungan Debit Banjir, dengan menggunakan metode Rasional sebagai


berikut:
Q = 0,278 C I A
¤ Dimana:
Q= debit banjir rencana dengan perioda ulang T tahun, (m3/detik)
C = koefisien limpasan
I = intensitas curah hujan rencana sesuai dengan waktu konsentrasi
(mm/jam)
A = luas daerah tangkapan air/catchment area (Km2)

 Perhitungan Dimensi Saluran:


Perhitungan dimensi penampang saluran digunakan rumus Manning,
yang memperhitungkan kecepatan aliran air dengan rumus sebagai
berikut:
V = 1/n R 2/3 S 1/2
Dimana:
V = kecepatan dalam saluran

R = jari-jari hidrolis

S = kemiringan saluran
n = angka kekasaran Manning

Q = A.V
Dimana:

Usulan Teknis Taman Majapahit


E-46
Penyusunan Perencanaan Pembangunan Destinasi Pariwisata Kabupaten untuk Pembangunan TAHUN
Taman Mojopahit 2021

Q = debit saluran (m3/det), dimana debit saluran merupakan


jumlahan dari debit banjir dan debit air buangan.
A = luas penampang basah saluran (m2)
V = kecepatan aliran (m/det)

c. Persampahan

 Kriteria Penanganan Sampah

» Di daerah pedesaan persampahan dilakukan sendiri oleh masyarakat secara


on site dengan jalan dikumpulkan dalam lubang, dikeringkan, dibakar dan
ditimbun.

» Di Ibukota Kecamatan yang dikategorikan ke dalam kota kecil dengan


kepadatan penduduk berkisar antara 50 jiwa/ha sampai dengan 100
jiwa/ha, penanganan persampahan dapat dilayani oleh petugas Dinas
Kebersihan Kota setempat dengan target penanganan sampah per hari
50% - 70% dari total produksi sampah.

 Ketentuan Analisa Kebutuhan Sarana/Prasarana Persampahan

 Berdasarkan pengamatan, yang merupakan kota kecil dan daerah pedesaan


mempunyai laju produksi sampah sekitar 2,5 lt/orang/hari sampai dengan 2,7
lt/orang/hari dapat diberlakukan standar analisa kebutuhan sarana dan
prasarana persampahan sebagai berikut :
Tabel E.10
Standart Analisa Kebutuhan Sarana dan Prasarana Persampahan
KAPASITA
NO PERALATAN PELAYANAN
S
A. Sub Sistem Pengumpulan
1.  Bin/Kantong Plastik 40-60 Lt 1 KK/7-10 Jw
 Bin/Pejalan Kaki 70 Lt
2. TPS Type Baru *) 1 m3 50 KK/500 Jw
3. Container 1 m3 200 KK/2.000 Jw
4. Gerobak 1 m3 200 KK/2.000 Jw
0,6 m3 120 KK/1.200 Jw
5. Transfer Depo 200 m2 4.000 KK/40.000 Jw

Usulan Teknis Taman Majapahit


E-47
Penyusunan Perencanaan Pembangunan Destinasi Pariwisata Kabupaten untuk Pembangunan TAHUN
Taman Mojopahit 2021

KAPASITA
NO PERALATAN PELAYANAN
S
100 m2 2.000 KK/20.000 Jw
25 m2 400 KK/4.000 Jw
B. Sub Sistem Pengangkut
6.  Truk Biasa 6 m3 700 KK/7.000 Jw
 Dump Truk 8 m3 1.000 KK/10.000 Jw
 Armroll Truk + 4 Container 8 m3 1.000 KK/10.000 Jw
 Compactor Truk 8 m3 1.300 KK/10.000 Jw
C. Sub Sistem Pembuangan
Akhir
7.  Buldozer 80 Hp 10.000 KK/100.000
Jw

*) Untuk Lingkungan Kumuh/padat

d. Air Limbah/Sanitasi

Air limbah merupakan jenis air buangan yang mengandung kotoran manusia,
binatang, tumbuhan, buangan industri dan buangan kimia. Sedangkan air limbah
domestik adalah semua jenis air buangan dari keperluan rumah tangga seperti air
bekas mandi dan cuci, baik dari dapur maupun kamar mandi. Pembangunan
penyediaan sarana/prasarana air limbah merupakan salah satu upaya untuk
memenuhi salah satu kebutuhan dasar manusia yaitu peningkatan derajat kesehatan
masyarakat dan kualitas lingkungan yang ada. Data tentang sistem sarana/prasarana
air limbah meliputi :

 Sistem sarana/prasarana air limbah meliputi sistem setempat (on site) atau
sistem terpusat (off site).

 Jumlah, macam dan kondisi sarana/prasarana air limbah.

 Tingkat pelayanan sistem untuk memberi gambaran tingkat pelayanan yang ada.

Metode analisa dan standart kebutuhan sarana/prasarana sanitasi adalah sebagai


berikut:

 Kriteria daerah/kawasan yang dilayani

Usulan Teknis Taman Majapahit


E-48
Penyusunan Perencanaan Pembangunan Destinasi Pariwisata Kabupaten untuk Pembangunan TAHUN
Taman Mojopahit 2021

» Masyarakat di kawasan tersebut banyak menderita penyakit yang ada


kaitannya dengan pembuangan air limbah.

» Kawasan dengan kepadatan tinggi tetapi tidak memiliki sarana pembuangan


air limbah yang higienis.

 Kriteria pelayanan sanitasi pada daerah perkotaan

» Tingkat pelayanan pada daerah dengan kepadatan kurang dari 300 jiwa/Ha
adalah 50 – 70% dari jumlah penduduk.

» Tingkat pelayanan pada daerah dengan kepadatan lebih dari 300 jiwa/Ha
adalah 80 – 90% dari jumlah penduduk.

 Standart sarana pelayanan yang digunakan:

» Tangki septic dan MCK.

» Mobil tinja dengan kapasitas 4 M3 atau 2 tangki septic.

» IPLT system kolam dengan debit 50 lt/dt, dan durasi pengosongan Lumpur
tinja 5 tahun sekali serta kualitas BOD < 30 mg/lt dan SS < 30 mg/lt.

e. Analisa Transportasi

Sistem transportasi yang ada didarat dalam kelancarannya adalah menggunakan


prasarana yang ada, dimana definisi dari jalan itu sendiri adalah kesatuan sistem
jaringan yang mengikat dan menghubungkan pusat-pusat pengembangan dengan
wilayah yang ada pengaruhnya dalam suatu hubungan hierarki. Adapun
perencanaan ataupun penataan yang dilakukan terhadap jalan tersebut didasarkan
atas komponen berikut ini :

1. Aksesibilitas

Jarak pencapaian suatu daerah ke daerah lainnya dimana semakin tinggi


aksebilitas suatu daerah dengan daerah lainnya maka akan semakin cepat pula
proses perkembangannya begitu pula sebaliknya. Adapun indikator yang

Usulan Teknis Taman Majapahit


E-49
Penyusunan Perencanaan Pembangunan Destinasi Pariwisata Kabupaten untuk Pembangunan TAHUN
Taman Mojopahit 2021

menunjang diantaranya adalah arah perkembangan atau pergerakan penduduk.


Untuk mengukur nilai aksebilitas digunakan rumus matematis sebagai berikut :
KFT
Ai 
d

Keterangan :
Ai : Nilai aksebilitas
K : Kondisi jalan aspal (aspal, perkerasan dan tanah)
F : Fungsi jalan (arteri, kolektor dan lokal)
T : Fungsi dari jenis pergerakan (regional, lokal) dan trayek pergerakan yang
melayaninya.
d : Jarak

Nilai F, K dan T diberi bobot


Sedangkan untuk mengukur indeks aksebilitas menggunakan rumus matematis
sebagai berikut :
Ej
Ai  b
( dij )

Keterangan :
Ai : Nilai Aksesibilitas
Ej : Ukuran aktivitas (dapat menggunakan ukuran antara lain jumlah
penduduk usia kerja
Dij : Jarak tempuh (waktu/uang)
b : Parameter
Perhitungan parameter b menggunakan grafik regresi linier, yang diperoleh
berdasarkan perhitungan :
K  T P

Ketarangan :
K : Kondisi jalan
T : Total individu trip
P : Jumlah penduduk suatu daerah

Usulan Teknis Taman Majapahit


E-50
Penyusunan Perencanaan Pembangunan Destinasi Pariwisata Kabupaten untuk Pembangunan TAHUN
Taman Mojopahit 2021

Tij  ( Pipj ) p

2. Hierarkhi jalan

Tingkat fungsi jalan dalam melayani pergerakan lalu lintas yang ada pada suatu
kawasan dengan pusat kawasan atau dengan daerah lainnya yang ada disekitar
kawasan.

3. Analisa Pola Jaringan Jalan

Sistem sirkulasi tidak begitu saja terjadi secara kebetulan, sistem sirkulasi dapat
diklasifikasikan dalam beberapa kategori; sistem grid, radial, linier, kurva linier,
serta beberapa kombinasi diantaranya:

 Sistem Grid

Sistem Grid biasanya terjadi karena adanya


perpotongan jalan yang sama tegak lurus satu sama lain
dengan lebar jalan yang rata-rata sama.
Biasanya digunakan pada lahan yang datar atau
sedikit bergelombang, dan tidak jarang penerapannya kurang baik, serta
menghasilkan pemandangan yang monoton atau penanganan topografi yang
kurang simpatik. Mengingat bahwa Sistem Grid mudah diikuti karena
orientasinya mudah, maka Sistem Grid bisa digunakan untuk
mendistribusikan arus lalu lintas yang kompleks apabila tingkatan keras
(hirarkhi) jalan telah ditetapkan. Karena hirarkhi ini sering diabaikan maka
sering pula mengakibatkan terjadinya kepadatan atau kekacauan lalu lintas
dibeberapa jalan arteri. Dengan jalan membengkokkan, “mempluntir”

Usulan Teknis Taman Majapahit


E-51
Penyusunan Perencanaan Pembangunan Destinasi Pariwisata Kabupaten untuk Pembangunan TAHUN
Taman Mojopahit 2021

berbagai ukuran blok untuk meyesuaikan sebagian dari Grid tersebut


sedemikian sehingga cocok dengan topografinya dan dengan menetapkan
hirarkhi arus lalu lintas pada jalan-jalan tersebut, untuk memperoleh pola
sirkulasi yang lebih menarik dan berfungsi dengan baik.

 Sistem Radial

Suatu sistem radial mengarahkan arus lalu lintas


menuju suatu pusat umum yang padat dengan
berbagai aktivitas, namun, pusat tersebut dapat
tumbuh sedemikian sehingga sukar diatur. Karena pusat itu bersifat tetap
dan kaku sehingga sukar diubah, maka sistem ini tidak seluwes Sistem Grid.
Untuk mengatasi hal tersebut dibeberapa tempat di bagian luar daerah
pusat sering ditambah dengan sistem ring. Sistem ring dapat memberi
kesempatan jalan keluar bagi arus lalu lintas yang bermaksud melewati
daerah pusat tersebut.

 Sistem Linier

Pada dasarnya Sistem Linier merupakan pola


garis lurus yang menghubungkan dua titik
penting, misalnya jalur rel kereta api, kanal
atau terusan, jalan raya antar kota, dan sebagainya. Mengingat
sifatnya, sistem inii cenderung mudah mengalami kepadatan atau kemacetan
lalu lintas. Untuk mengatasinya diadakan suatu penyaluran yang dikenal
dengan sistem loop, suatu jalan “melambung” yang keluar dari jalur utama
disuatu titik untuk kemudian kembali lagi masuk ke jalur utama tadi di titik
yang lain.

 Sistem Kurvalinier

Usulan Teknis Taman Majapahit


E-52
Penyusunan Perencanaan Pembangunan Destinasi Pariwisata Kabupaten untuk Pembangunan TAHUN
Taman Mojopahit 2021

Sistem Kurvalinier merupakan gabungan dari


pola garis lurus dan garis lengkung, yang
memanfaatkan topografi, dengan cara
mengikuti bentuk lahan sedekat mungkin.
Sistem ini sangat erat hubungannya dengan lalu lintas pada tingkat lokal dan
mempunyai variasi jalur-jalur jalan yang mudah disesuaikan dengan
topografi. Pada sistem kurvalinier jalan-jalan tembusnya lebih sedikit
dibanding dengan sistem Grid. Cul - de - sac, atau jalan buntu yang
mempunyai panjang maksimum 150 meter, sering digunakan. Hal-hal
tersebut cenderung dapat memperlambat laju lalu lintas. Dengan sistem
kurvalinier, suasana jalan menjadi lebih menarik karena bervariasinya
pemandangan, jenis serta panjang jalan, dan mudahnya penyesuaian
terhadap perubahan topografi. Ternyata pembangunan unit perumahan yang
direncanakan dengan menggunakan sistem kurvalinier makin banyak.

 Modifikasi Grid

Pola ini pada dasarnya dari pola grid yang dimodifikasi dengan sistem loop
ditengahnya atau pada kedua sisi. Pada bagian loop selain memungkinkan
untuk kawasan terbangun dan juga dapat digunakan
sebagai ruang terbuka hijau.

 Cul De Sac

Pola ini dibuat dengan membuat pengelompokan pada satu pola jaringan
jalan secara tertutup. Pola ini akan efisien bila jaraknya kurang dari 150
meter.

 Loop

Pola ini dibuat dengan membuat sistem


melingkar pada satu ruas jalan. Seperti
halnya dengan pola grid yang

Usulan Teknis Taman Majapahit


E-53
Penyusunan Perencanaan Pembangunan Destinasi Pariwisata Kabupaten untuk Pembangunan TAHUN
Taman Mojopahit 2021

dimodifikasi, maka sistem loop ini pada bagian tengahnya selain dapat
digunakan sebagai kawasan terbangun juga dapat digunakan untuk ruang
terbuka hijau.

4. Dimensi Jalan

Dipergunakan untuk mengetahui dimensi jalan pada tingkat pelayanan terpilih,


rumus:
Sv = 2000.N.V/C.W.T
S
Sn = V

2000.N.V/C.W.T
Dimana:
Sv = Volume pelayanan maksimum pada tingkat pelayanan terpilih
N = Jumlah Jalur
V/C = Rasio volume kapasitas pada tingkat pelayanan terpilih
W = Faktor koreksi kapasitas
Sn = Volume pelayana hasil prediksi

5. Parkir
Dipergunakan untuk mengetahui daya tampung parkir kendaraan pada suatu
ruang tertentu, jalan, parkir khusus, dengan rumus:
N = L-1
P
Dimana:
N = Jumlah kendaraan yang bisa ditampung
L = Panjang ruang parkir (pada sisi jalan)
P = Rata-rata jarak antar mobil persatuan sistem parkir
(parelel, sudut 90°, 60°, 45°, 30°)

Sedang kebutuhan parkir, dihitung dengan rumus:

Usulan Teknis Taman Majapahit


E-54
Penyusunan Perencanaan Pembangunan Destinasi Pariwisata Kabupaten untuk Pembangunan TAHUN
Taman Mojopahit 2021

∑ Parkir = Luas Lantai Bangunan


100 m2

Kebutuhan akan lokasi parkir bagi pengguna kendaraan pribadi adalah


cenderung sedekat mungkin dengan tujuannya, sehingga suatu kawasan sangat
perlu menyediakan tempat parkir. Dalam mengatur perparkiran bukan
kepentingan teknis semata yang menjadi perhatian, melainkan juga menyangkut
masalah keindahan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi keberadaan suatu tempat parkir adalah :

- Luas tempat parkir serta ukuran-ukurannya.

- Sudut parkir, 90, 60 dan 45.

- Arah arus lalu lintas ke tapak.

- Tipe parkir untuk sendirian atau bersama-sama dengan kendaraan

- Lebar tempat parkir : 2,6 meter, 2,85 meter dan 3 meter.

- Lebar jalan masuk.

- Pengaturan sirkulasi dalam daerah parkir baik untuk kendaraan maupun


untuk pedestrian.

- Faktor-faktor estetika.

- Drainase daerah parkir.

- Jarak capai jalan kaki maksimum dari tempat parkir.

- Pemisahan antara tempat parkir khusus dan parkir umum.

Untuk kebutuhan tempat parkir pada kawasan permukiman, pada umumnya


tidak menggunakan lahan parkir khusus atau lahan parkir yang digunakan untuk
bersama, namun hanya diperlukan lahan parkir untuk perorangan yaitu di depan
rumah masing-masing. Sedangkan jenis parkir yang dipergunakan adalah jenis
paralel.

Usulan Teknis Taman Majapahit


E-55
Penyusunan Perencanaan Pembangunan Destinasi Pariwisata Kabupaten untuk Pembangunan TAHUN
Taman Mojopahit 2021

Gambar: jenis-jenis parkir

Untuk kebutuhan tempat parkir pada kawasan permukiman, pada umumnya


tidak menggunakan lahan parkir khusus atau lahan parkir yang digunakan untuk
bersama, namun hanya diperlukan lahan parkir untuk perorangan yaitu di depan
rumah masing-masing. Sedangkan jenis parkir yang dipergunakan adalah jenis
paralel.

6. Analisa Pejalan Kaki

Salah satu unsur lagi yang sangat penting dalam merancang pola pergerakan
pada kawasan adalah perancangan untuk pejalan kaki, pentingnya perancangan
ini bukan hanya terkait pada penyediaan dan keindahan saja tetapi terkait
dengan semua sistem secara keseluruhan. Karakter dari pejalan kaki adalah :

- Pejalan kaki biasanya berjalan pada sisi kanan.

- Proporsi terbesar pejalan kaki adalah masyarakat berjalan secara


berkelompok 3 orang atau lebih.

- Kesulitan terbesar untuk mengikuti pejalan kaki yang berkelompok ini adalah
mereka yang berjalan secara tidak tertentu dengan berjalan secara
bersebelahan.

- Laki-laki umumnya berjalan lebih cepat dari perempuan.

- Kelompok usia muda biasanya berjalan lebih cepat dari kelompok usia tua.

- Pejalan kaki yang berkelompok akan berjalan lebih pelan dibandingkan bila
berjalan sendirian.

Usulan Teknis Taman Majapahit


E-56
Penyusunan Perencanaan Pembangunan Destinasi Pariwisata Kabupaten untuk Pembangunan TAHUN
Taman Mojopahit 2021

- Pejalan kaki yang membawa tas akan berjalan secepat pejalan kaki yang
lainnya.

- Pejalan kaki yang berjalan tanjakan landai akan berjalan secepat jalan datar.

- Pejalan kaki biasanya mengambil jalan pintas terdekat.

- Pejalan kaki membentuk kelompok besar akan bergerak dalam kelompoknya


untuk satu blok atau lebih.

- Pejalan kaki akan bergerak lebih efisien pada jam puncak.

E.4.7. METODE ANALISIS ELEMEN-ELEMEN PEMBENTUK ESTETIKA


Analisa estetika ini meliputi :

a. Analisa View

Yaitu analisa terhadap pemilihan sudut pandang yang dianggap paling baik dan
mempunyai nilai estetika khusus untuk penempatan suatu bangunan.

b. Analisa Intensitas Bangunan (KDB, KLB, TLB, GSB)

Yaitu analisa mengenai penataan bangunan untuk menciptakan keserasian dan


keteraturan antar bangunan di suatu komunitas serta untuk menciptakan kualitas
lingkungan yang layak. Aspek yang terkait dengan intensitas bangunan ini adalah
Koefisien Dasar Bangunan (KDB), Koefisien Lantai Bangunan (KLB), Tinggi Lantai
Bangunan (TLB) dan Garis Sempadan Bangunan (GSB).

c. Analisa Perabot Jalan

Yaitu analisa terhadap kebutuhan elemen-elemen penunjang kegiatan tertentu yang


penempatannya pada jalan. Contoh perabot jalan ini adalah : halte, lampu
penerangan, tempat sampah, telpon umum, papan reklame, rambu lalu lintas, tanda-
tanda (signage), dan sebagainya.

Usulan Teknis Taman Majapahit


E-57
Penyusunan Perencanaan Pembangunan Destinasi Pariwisata Kabupaten untuk Pembangunan TAHUN
Taman Mojopahit 2021

d. Analisa Penunjang Kegiatan

Yaitu analisa terhadap elemen kota yang mendukung dua atau lebih pusat kegiatan
umum di kawasan pusat kota yang mempunyai konsentrasi pelayanan cukup besar.
Elemen kota yang merupakan penunjang kota ini dapat berupa sarana umum seperti
taman, PKL, dan lain sebagainya sesuai dengan kondisi kawasan perencanaan.

e. Analisa Linkage System

Yaitu analisa terhadap adanya suatu hubungan dari pergerakan (aktivitas) yang
terjadi pada beberapa zona makro maupun mikro, dengan atau tanpa
keragaman fungsi, yang berkaitan dengan aspek-aspek fisik, historis, ekonomi,
sosial, budaya dan politik. Aspek-aspek yang terkait dalam terbentuknya linkage
system : pedestrian, sistem transportasi dan parkir.

f. Analisa Preservasi dan Konservasi

Preservasi adalah suatu upaya untuk melindungi bangunan, monumen dan lingkungan
dari kerusakan dan mencegah proses kerusakan yang terjadi. Konservasi adalah
semua kegiatan pemeliharaan suatu tempat sedemikian rupa sehingga
mempertahankan nilai kulturalnya. Konservasi ini mencakup kegiatan preservasi,
restorasi, rekontruksi dan adaptasi.

g. Analisa Sarana Olah Raga dan Ruang Terbuka Hijau,

Merupakan penilaian terhadap seluruh bidang tanah yang tidak ditempati bangunan.
Contoh ruang terbuka hijau antara lain : pedestrian, taman, makam, lapangan olah
raga, dan atau semua ruang luar komunal. Fungsi ruang terbuka hijau :

 RTH Berdasarkan Fungsi Estetika

 RTH Berdasarkan Fungsi Fasilitas

 RTH Berdasarkan Fungsi Penyangga

 RTH Berdasarkan Fungsi Kawasan Khusus

Usulan Teknis Taman Majapahit


E-58
Penyusunan Perencanaan Pembangunan Destinasi Pariwisata Kabupaten untuk Pembangunan TAHUN
Taman Mojopahit 2021

 RTH Berdasarkan Fungsi Konservasi

 Jalur hijau

Di samping taman-taman dan lapangan olahraga terbuka masih harus disediakan


jalur-jalur hijau sebagai cadangan/ sumber-sumber alam. Besarnya jalur-jalur hijau
ini adalah 15 m2/ penduduk. Lokasinya bisa menyebar dan sekaligus merupakan
filter dari daerah-daerah industri dan daerah-daerah yang menimbulkan polusi.

 Kuburan/makam

Merupakan sarana yang dapat berfungsi sebagai daerah terbuka. Besar/luas


kuburan sangat tergantung dari sistem penyempurnaan yang dianut sesuai dengan
agama dan kepercayaan masing-masing. Sebagai patokan perhitungan yang dapat
digunakan adalah angka kematian setempat dan sistem penyempurnaan.

Usulan Teknis Taman Majapahit


E-59
Penyusunan Perencanaan Pembangunan Destinasi Pariwisata Kabupaten untuk Pembangunan TAHUN
Taman Mojopahit 2021

DASAR TEORI URBAN DESIGN

E.4.8.1. KONSEP PEMBENTUKAN IDENTITAS LINGKUNGAN LUAR (KEVIN LYNCH)

Identitas lingkungan luar suatu kota (kawasan) terbentuk dari unsur-unsur:

a. Pathways, yaitu salah satu pembentuk jalur sirkulasi

b. Landmark, yaitu salah satu unsur pembentuk tanda kota

c. Nodes, yaitu salah satu unsur pembentuk titik orientasi

d. Edges, yaitu sebagai salah satu unsur pembentuk garis pemisah kawasan

e. Distrik, yaitu sebagai salah satu pembentuk unsur kawasan di dalam kota

E.4.8.2. KONSEP TATA BANGUNAN (BUILDING CODE)


Merupakan model yang dipergunakan untuk mengkaji tata bangunan di kawasan rencana, yang
antara lain meliputi :
 Pengaturan Tata Bangunan yang terdiri dari KDB, KLB, KRT, Ketinggian bangunan, Garis
Sempadan Bangunan.
 Pengaturan Massa dan Bentuk Bangunan
 Arsitektur bangunan
 Garis langit (Skyline)
 Selubung Bangunan

Usulan Teknis Taman Majapahit


E-60
Penyusunan Perencanaan Pembangunan Destinasi Pariwisata Kabupaten untuk Pembangunan TAHUN
Taman Mojopahit 2021

Usulan Teknis Taman Majapahit


E-61
Penyusunan Perencanaan Pembangunan Destinasi Pariwisata Kabupaten untuk Pembangunan TAHUN
Taman Mojopahit 2021

Usulan Teknis Taman Majapahit


E-62
Penyusunan Perencanaan Pembangunan Destinasi Pariwisata Kabupaten untuk Pembangunan TAHUN
Taman Mojopahit 2021

E.4.8.3. RUANG TERBUKA (OPEN SPACE)


Pada open space atau ruang terbuka peran keberadaannya
ditentukan oleh bangunan-bangunan yang melingkupinya,
sehingga terbentuk urban space (ruang kota). Kualitas
bangunan yang melingkupinya berpengaruh terhadap kualitas
space tersebut. Peran sosial dalam urban space dapat
dipengaruhi oleh elemen-elemen fisik arsitektur yang bisa dikategorikan dari dua sudut
pandang yaitu :

a. Public Domain

Usulan Teknis Taman Majapahit


E-63
Penyusunan Perencanaan Pembangunan Destinasi Pariwisata Kabupaten untuk Pembangunan TAHUN
Taman Mojopahit 2021

Makna dan tujuan akhir urban design adalah menciptakan Dunia Public atau Public
Domain yang berkualitas buat kemanusiaan. Dalam konteks urban design, public
domain menjadi ruang public atau ruang milik rakyat. Dunia public mencakup dua
aspek

 Ruang public sebagai konstruksi formal dan fisik

 Ruang publik sebagai institusi publik yang terbangun dari konstruksi ekonomi
dan politik.

Menurut Hanna Arendt, Pulic Par Excellence adalah dunia political, oleh karena itu
dunia public adalah dunia yang digunakan bersama (Common Shared) oleh warga
masyarakat untuk bertemu dan menggunakan ruang kota pada teritorial tertentu,
dalam sebuah suasana kebebasan (Freedom) dan kesamaan derajat (Equality)

Di dalam public, berlangsung berbagai mode asosiasi dan forum opini publik. Ruang
publik pada dasarnya adalah ruang (room) bagi representasi kepentingan
masyarakat.

b. Private Domain

Private domain adalah open space yang terdapat pada lahan milik perorangan
ataupun space terbuka yang merupakan bagian dari suatu bangunan.

Usulan Teknis Taman Majapahit


E-64
Penyusunan Perencanaan Pembangunan Destinasi Pariwisata Kabupaten untuk Pembangunan TAHUN
Taman Mojopahit 2021

2. IMAGE KAWASAN

a. Paths

Paths adalah elemen-elemen pembentuk ruang kota berupa ruang-ruang linier.


Paths tersebut dapat berupa jalan setapak, jalan kendaraan, sungai, rel kereta
api, dan lain-lain.

b. Edges

Edges adalah ujung tepian dari matriks atau kawasan.

c. Landmark

Landmark merupakan elemen pembentuk kota atau bagian kota dapat berupa
bangunan fisik, gubahan massa, ruang maupun detail arsitektural yang sangat
spesifik dan bahkan sangat konstekstual terhadap kawasan. Kemungkinan lain
dari elemen tersebut adalah muatan historisnya yang dapat memberikan
pengaruh positif bagi lingkungan apabila eksistensinya diperkuat atau
ditimbulkan kembali.

d. District

District merupakan suatu area spesifik yang dapat diidentifikasi batas-batas


fisiknya.

e. Nodes

Nodes merupakan area yang menjadi pusat aktifitas dari suatu kawasan, dimana
orang dapat merasakan perubahan aktifitas dari suatu struktur ruang ke struktur
ruang yang lain. Misalnya tempat pemberhentian sarana transportasi, pertemuan
network / pusat kegiatan bisnis, ujung jalan dan sebagainya.

E.5. PROGRAM KERJA

Usulan Teknis Taman Majapahit


E-65
Penyusunan Perencanaan Pembangunan Destinasi Pariwisata Kabupaten untuk Pembangunan TAHUN
Taman Mojopahit 2021

Program kerja yang diusulkan oleh konsultan dalam Penyusunan Rencana Tata
Bangunan dan Lingkungan (RTBL), sebagai berikut :

A. TAHAP PERSIAPAN

Tahap persiapan merupakan kegiatan yang dilakukan oleh konsultan sebelum kegiatan
pendataan dan identifikasi dilakukan. Dalam tahap persiapan, kegiatan yang dilakukan
antara lain :

 Melakukan koordinasi dengan tim untuk membahas berbagai kegiatan yang akan
dilakukan diantaranya adalah menelaah materi dan lingkup pekerjaan yang akan
dilakukan, menyusun kerangka kerja dan langkah kegiatan, Studi literature dan
kebijakan maupun peraturan perundang-undangan yang terkait dengan Penyusunan
RTBL Jl. Tunjungan Kota Surabaya maupun persiapan kegiatan survey dan
pengumpulan data

 Melakukan koordinasi dengan pemberi pekerjaan dalam rangka persiapan


pelaksanaan kegiatan yang terkait dengan aspek administrasi dan teknis

 Menyiapkan peta dasar dan peralatan material yang diperlukan untuk kegiatan
survey,

 Menyiapkan daftar data/informasi yang diperlukan dalam proses penyusunan studi


ini, termasuk didalamnya studi-studi yang terkait dengan wilayah perencanaan

 Menyiapkan form pertanyaan, untuk questioner dan wawancara dengan masyarakat


sekitar wilayah studi

B. TAHAP IDENTIFIKASI DAN PENDATAAN

Tahap ini pada intinya berisikan kegiatan identifikasi dan pendataan terhadap wilayah
perencanaan. Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan untuk :

Usulan Teknis Taman Majapahit


E-66
Penyusunan Perencanaan Pembangunan Destinasi Pariwisata Kabupaten untuk Pembangunan TAHUN
Taman Mojopahit 2021

1. Memahami karakteristik wilayah perencanaan melalui identifikasi potensi dan


permasalahannya

2. Mengidentifikasi kebijakan, peraturan maupun program terkait dengan Penyusunan


RTBL Jl. Tunjungan Kota Surabaya, misal : RTRW, RPJM, RPIJM dan sebagainya

3. Mengumpulkan data-data, baik data primer maupun data sekunder di dalam wilayah
perencanaan dan wilayah pengaruhnya untuk keperluan analisis;

4. Menampung berbagai informasi, permasalahan dan aspirasi dari instansi dan


masyarakat luas berkaitan dengan kegiatan studi ini.

Kegiatan ini pada dasarnya dapat dilakukan secara bersamaan atau menerus. Adapun
kegiatan yang akan dilakukan pada tahap identifikasi dan pendataan adalah :

1. Survey Lapangan

Pelaksanaan survey lapangan atau survey primer dilakukan dengan terlebih dahulu
menyiapkan peta dasar yang akan digunakan dengan melihat kondisi :

a. Pola dan Jenis Penggunaan Lahan

Dalam tahap survey lapangan, dilakukan pengecekan terhadap pola dan jenis
pengguaan lahan yang terdapat di peta dengan kondisi di lapangan, perubahan-
perubahan serta perkembangan yang terjadi di lapangan dirangkum seluruhnya
di dalam peta penggunaan lahan untuk kemudian dilakukan perbaikan setelah
proses survey lapangan. Selain penggunaan lahan juga dilakukan identifikasi
status kepemilikan tanahnya serta perijinan bangunan yang berdiri diatasnya.

b. Persebaran Fasilitas

Selain pola dan jenis penggunaan lahan, di dalam survey lapangan juga
dilakukan pengecekan terhadap persebaran fasilitas baik jumlah maupun
lokasinya. Jenis fasilitas dimaksud antara lain : fasilitas pendidikan, fasilitas
kesehatan, fasilitas peribadatan, fasilitas perdagangan dan jasa, fasilitas
perkantoran, ruang terbuka hijau

Usulan Teknis Taman Majapahit


E-67
Penyusunan Perencanaan Pembangunan Destinasi Pariwisata Kabupaten untuk Pembangunan TAHUN
Taman Mojopahit 2021

c. Utilitas Umum

Di dalam survey lapangan juga dilakukan identifikasi terhadap jaringan utilitas


umum yang ada di wilayah perencanaan diantaranya jaringan listrik, jaringan
telepon, jaringan drainase, sanitasi dan sistem persampahan. Hasil survey
tersebut dituangkan seluruhnya dalam bentuk peta jaringan utilitas umum

d. Jaringan Jalan, Sarana dan Prasarana Transportasi


Di dalam survey lapangan juga diidentifikasi kondisi jaringan jalan yang ada di
wilayah perencanaan. Selain itu dilakukan pula pengukuran terhadap dimensi
jalan yang ada di wilayah perencanaan. Hasil survey kemudian dituangkan
dalam bentuk peta beserta dimensi jaringan jalannya. Identifikasi jaringan jalan
(Fungsi setiap penggunaan jalan, mulai dari jalan arteri hingga jalan setapak
yang tidak mempunyai kejelasan bentuk, Wewenang pengelolaan jalan baik
jalan negara, propinsi sampai kejalan desa, jalan milik pribadi atau perusahaan
dan lain-lain, Kondisi fisik jalan yang meliputi : lebar jalan, jenis dan kualitas
jalan, Mengenali arus lalu lintas baik kendaraan bermotor maupun tidak
bermotor, arus manusia pejalan kaki dan lain-lain, tempat parkir dan daya
tampung yang ada, Skema permasalahan lalulintas yang terjadi dan dugaan
awal tentang penyebabnya).

Selain jaringan jalan, juga dilakukan identifikasi terhadap sarana dan prasarana
transportasi yang ada di wilayah perencanaan baik transportasi darat maupun
transportasi laut. Diantaranya terminal, angkutan umum yang dipergunakan
masyarakat, angkutan laut dan fasilitas transportasi lainnya.

e. Intensitas Bangunan dan Langgam arsitektur bangunan

Di dalam survey lapangan juga diidentifikasi terhadap intensitas bangunan


diantaranya koefisien Dasar Bangunan (KDB), Koefisien Lantai Bangunan (KLB),
Tinggi Lantai, jenis bangunan (permanen, semi permanen dan non permanen),
langgam arsitektur bangunan yang berkembang di wilayah perencanaan.

f. Kondisi Lingkungan

Usulan Teknis Taman Majapahit


E-68
Penyusunan Perencanaan Pembangunan Destinasi Pariwisata Kabupaten untuk Pembangunan TAHUN
Taman Mojopahit 2021

Di dalam survey lapangan juga diidentifikasi kondisi lingkungan terutama


kawasan-kawasan yang diidentifkasi sebagai kawasan kumuh

g. Identifikasi daerah rawan bencana, meliputi lokasi, sumber bencana, besaran


dampak, kondisi lingkungan fisik, kegiatan bangunan yang ada, fasilitas dan
jalur kendali yang telah ada.

2. Survey Instansional

Survey instansional dimaksudkan untuk memperoleh data & informasi yang tidak
bisa didapatkan di lapangan. Beberapa jenis informasi yang dibutuhkan diharapkan
terdapat pada instansi yang bersangkutan, dengan anggapan adanya relevansi
antara data & informasi tersebut dengan tugas & fungsi instansi termaksud,
perinciannya adalah sebagai berikut :
Tabel E.13.
Jenis Data dan Instansi yang Dibutuhkan dalam Penyusunan
RTBL Jl. Tunjungan Kota Surabaya
No DATA YANG DIBUTUHKAN DOKUMEN INSTANSI
PENDUKUNG PENYEDIA
A UMUM (KONDISI FISIK WILAYAH STUDI)
1 Batas wilayah studi (administratif &  Kabupaten Dalam  BPS
geografis) Angka  Bappeko
 RTRW Kota  BPN
Surabaya
 Peta Garis Kota
Surabaya
2 Luas Wilayah Studi (per kecamatan-  Kabupaten Dalam  BPS
kelurahan) Angka  BPN
 Kecamatan Dalam  Bappeko
Angka  Kantor Kecamatan
 Monografi  Kantor Kelurahan
Kecamatan
 Profil Kelurahan
 RTRW Kota
Surabaya
3 Jumlah, Status dan Klasifikasi  Daftar Kecamatan-  Bappeko
Kecamatan-Kelurahan Kelurahan  Bagian
Pemerintahan
4 Topografi  RTRW Kota  BPN
Surabaya  Bappeko
 Peta Topografi

Usulan Teknis Taman Majapahit


E-69
Penyusunan Perencanaan Pembangunan Destinasi Pariwisata Kabupaten untuk Pembangunan TAHUN
Taman Mojopahit 2021

No DATA YANG DIBUTUHKAN DOKUMEN INSTANSI


PENDUKUNG PENYEDIA
5 Kemiringan  RTRW Kota  BPN
Surabaya  Bappeko
 Peta Kemiringan
6 Hidrologi dan Klimatologi  RTRW Kota  BPN
Surabaya  Bappeko
 Peta hidrologi &
klimatologi
7 Jenis tanah dan batuan  RTRW Kota  BPN
Surabaya  Bappeko
 Peta jenis tanah &
batuan
B SOSIAL-KEPENDUDUKAN
1 Jumlah penduduk (diuraikan  Kota Dalam Angka  BPS
berdasarkan masing2 klasifikasi)  Kecamatan Dalam  Kantor Kecamatan
2 Pertumbuhan penduduk Angka  Kantor Kelurahan
 Registrasi Penduduk  Bappeko
3 Kepadatan penduduk
 Monografi
4 Kondisi social ekonomi Kecamatan
 Profil Kelurahan
 RTRW Kota
Surabaya
C PENGGUNAAN LAHAN (Luas & Pola Penyebaran)
1 Perumahan-Permukiman  Kabupaten Dalam  BPS
2 Perdagangan dan Jasa Angka  Kantor Kecamatan
3 Perkantoran  Kecamatan Dalam  Kantor Kelurahan
Angka  Bappeko
4 Perindustrian
 Monografi
5 Pergudangan Kecamatan
6 Pertanian  Profil
7 Tambak Desa/Kelurahan
8 Pendidikan  RTRW Kota
Surabaya
9 Peribadatan
 Peta pengunaan
10 Perkebunan lahan
11 Hutan
12 Ladang/tegalan
D SARANA
1 Rumah  Kabupaten Dalam  BPS
Jumlah rumah Angka  Kantor Kecamatan
Jumlah rumah berdasarkan status  Kecamatan Dalam  Kantor Kelurahan
Angka  Bappeko
kepemilikan
 Monografi  Dinas PU Bina Marga
Jumlah rumah berdasarkan luas Kecamatan
bangunan rumah  Profil Kelurahan

Usulan Teknis Taman Majapahit


E-70
Penyusunan Perencanaan Pembangunan Destinasi Pariwisata Kabupaten untuk Pembangunan TAHUN
Taman Mojopahit 2021

No DATA YANG DIBUTUHKAN DOKUMEN INSTANSI


PENDUKUNG PENYEDIA
Jmlh rumah berdasarkan kondisi  RTRW Kota
dinding bangunan Surabaya
Jumlah rumah yg berada di atas lahan Peta pengunaan

lahan
illegal
Jumlah rumah berdasarkan kondisi
lantai
Jumlah rumah berdasarkan kondisi
atap
Jumlah rumah yg memiliki sanitasi
(WC, cubluk)
Backlog
Lokasi persebaran rumah
Luas rata-rata rumah penduduk
Cara penduduk memperoleh rumah
2 Perdagangan (Jml berdasarkan jenis &  RTRW Kota  BPS
persebarannya) Surabaya  Bappeko
3 Perindustrian (Jml berdsrkan jenis &  RDTRK Kecamatan  Dinas Koperasi Kecil
Memengah,Perindus
persebarannya)
trian dan
4 Perkantoran (Jml berdsrkan jenis & Perdagangan
persebarannya)
5 Pergudangan (Jml berdsrkan jenis &
persebarannya)
6 Pendidikan (Jml berdsrkan jenis &  RTRW Kota  BPS
persebarannya) Surabaya  Bappeko
7 Peribadatan (Jml berdsrkan jenis &  RDTRK Kecamatan  Kantor Kecamatan
 Kantor Kelurahan
persebarannya)
8 Kesehatan (Jml berdsrkan jenis &
persebarannya)
9 Fasilitas Rg Terbuka (Jml berdsrkan
jenis & persebarannya)
10 Fasilitas Transportasi (Jml berdsrkan  RTRW Kota  BPS
jenis & persebarannya) Surabaya  Bappeko
 RDTRK Kecamatan  Kantor Kecamatan
 Data jalur  Kantor Kelurahan
tranportasi, trayek  Dinas Pekerjaan
angkutan Umum
 Peta jalur  Dinas Perhubungan
transportasi
 Jalur pelayaran
orang dan barang

Usulan Teknis Taman Majapahit


E-71
Penyusunan Perencanaan Pembangunan Destinasi Pariwisata Kabupaten untuk Pembangunan TAHUN
Taman Mojopahit 2021

No DATA YANG DIBUTUHKAN DOKUMEN INSTANSI


PENDUKUNG PENYEDIA
E PRASARANA
1 Jaringan Jalan  Kabupaten Dalam  BPS
Panjang jalan berdasarkan klas jalan Angka  Bappeko
Panjang jalan berdasarkan kondisi  Kecamatan Dalam  Kantor Kecamatan
Angka  Kantor Kelurahan
perkerasan jalan
 Monografi  Dinas Pekerjaan
Dimensi jalan Kecamatan Umum
Pola jaringan jalan  Profil Kelurahan  Bagian
 RTRW Kota Pembangunan
Surabaya
 Peta Jalan
2 Air Bersih  Data jumlah  PDAM
Persebaran jaringan air bersih pelanggan
Lokasi hidran umum & kran umum  Peta jaringan
Jumlah pelanggan air bersih
Lokasi sumber air
3 Telepon  Data jumlah  Telkom
Persebaran jaringan telepon pelanggan
Jumlah pelanggan telepon  Peta jaringan
Lokasi STO, dll
4 Listrik  Data jumlah  PLN
Persebaran jaringan listrik pelanggan
Jumlah pelanggan listrik  Peta jaringan
Lokasi gardu induk, dll
5 Drainase  Peta jaringan  Dinas Pekerjaan
Persebaran jaringan drainase  Peta lokasi Umum
Dimensi saluran drainase genangan
Lokasi genangan
Lokasi stasiun curah hujan
Nama dan jumlah debit sungai
6 Persampahan  Peta lokasi TPS,  BLH
Jumlah TPS, TPA TPA
Lokasi TPS, TPA  Data Alur
Transportasi
Volume sampah
Sampah
G INVENTARISASI RENCANA PELAKSANAAN PEMBANGUNAN
1 Rekomendasi Lokasi  Peta Ijin Lokasi  Bappeko
2 Ijin Lokasi  Data lainnya dari  Badan Penanaman
3 Ijin Tidak Lengkap developer maupun Modal dan Perijinan
pemerintah Kota Surabaya
4 Pelaksanaan menyimpang dari ijin

Usulan Teknis Taman Majapahit


E-72
Penyusunan Perencanaan Pembangunan Destinasi Pariwisata Kabupaten untuk Pembangunan TAHUN
Taman Mojopahit 2021

No DATA YANG DIBUTUHKAN DOKUMEN INSTANSI


PENDUKUNG PENYEDIA
5 Pembangunan bermasalah
H PEREKONOMIAN
1 Jumlah, luas dan jenis produksi sektor  KabupatenDalam  BPS
pertanin Angka  Kantor Kecamatan
2 Jumlah dan jenis fasilitas komersial  Kecamatan Dalam  Kantor Kelurahan
Angka  BPS
3 Jumlah sektor jasa dan perdagangan
 Monografi  Bappeko
4 Jenis, lokasi, sarana dan prasarana Kecamatan  Dinas Koperasi Kecil
pendukung kawasan wisata  Profil Kelurahan Menengah,
5 Jumlah dan Jenis perdagangan Perindustrian dan
Perdagangan
 Dinas Kebudayaan,
Pariwisata, Pemuda
dan Olah Raga

3. Interview/Penyebaran Kuestioner

Untuk mendapatkan informasi yang akurat, juga dilakukan interview/wawancara


atau penyebaran questioner. Kegiatan ini dilakukan untuk mendapatkan informasi
dari masyarakat secara langsung tentang potensi dan permasalahan maupun arah
pengembangan maupun identifikasi kebutuhan yang diinginkan oleh masyarakat di
wilayah studi dengan :

 Melakukan interview atau wawancarana langsung dengan masyarakat, aparat


pemerintah

C. TAHAP PEGOLAHAN DATA DAN ANALISA

Usulan Teknis Taman Majapahit


E-73
Penyusunan Perencanaan Pembangunan Destinasi Pariwisata Kabupaten untuk Pembangunan TAHUN
Taman Mojopahit 2021

Setelah dilakukan kegiatan identifikasi dan pendataan, langkah selanjutnya adalah tahap
pengolahan data dan analisa. Secara umum dalam tahap ini ada 2 (dua) tahapan utama
yaitu tahap pengolahan data serta tahap analisa.

Pada tahap pengolahan, analisis data serta sintesa, kegiatan lebih bersifat teknis-
substansial yang meliputi pengkompilasian data, analisis data, dengan uraian sebagai
berikut :

 Kompilasi Data

Mentabulasikan dan menyusun secara sistematik fakta dan informasi serta data
sesuai dengan kebutuhan analisis, dengan pengelompokan yang meliputi:

1. Fisik dasar kawasan, meliputi informasi dan data topografi, hidrologi, geologi,
klimatologi, jenis tanah, dan tata guna lahan

2. Kependudukan, meliputi jumlah dan persebaran penduduk menurut ukuran


keluarga, umur, agama, pendidikan dan mata pencaharian

3. Perekonomian, meliputi data investasi, perdagangan, jasa, industri, pertanian,


perkebunan, perikanan, pariwisata, pendapatan daerah dan lain-lain

4. Penggunaan lahan, menurut luas dan persebaran kegiatan yang diantaranya


meliputi permukiman, perdagangan dan jasa, industri, pariwisata, serta lain-lain

5. Tata Bangunan dan Lingkungan meliputi : intensitas bangunan (KDB, KLB, KDH),
bentuk bangunan, arsitektur bangunan, pemanfaatan bangunan, bangunan
khusus, wajah lingkungan, daya tarik lingkungan (node, landmark, dll), garis
sempadan (bangunan, sungai, SUTT)

6. Prasarana dan utilitas umum:

 Jaringan transportasi : jaringan jalan raya, jalur pelayaran (laut); fasilitas


(terminal, pelabuhan), kelengkapan jalan (halte, parkir, jembatan), pola
pergerakan (angkutan penumpang dan barang)

Usulan Teknis Taman Majapahit


E-74
Penyusunan Perencanaan Pembangunan Destinasi Pariwisata Kabupaten untuk Pembangunan TAHUN
Taman Mojopahit 2021

 Air minum : sistem jaringan, bangunan pengolah, hidran), mencakup kondisi


dan jaringan terpasang menurut pengguna, lokasi bangunan dan hidran,
kondisi air tanah dan sungai, debit terpasang, dll

 Sewarage; air limbah rumah tangga

 Sanitasi : sistem jaringan, bak kontrol, bangunan pengolah, jaringan


terpasang, prasarana penunjang dan kapasitas

 Drainase : sistem jaringan makro dan mikro, kolam penampung

 Jaringan listrik : sistem jaringan (SUTT, SUTM, SUTR), gardu (induk,


distribusi, tiang/beton), sambungan rumah (domestik, non domestik)

 Jaringan komunikasi : jaringan, rumah telepon, stasiun otomat, jaringan


terpasang (rumah tangga, non rumah tangga, umum)

 Pengolahan sampah : sistem penanganan (skala individual, skala lingkungan,


skala daerah), sistem pengadaan (masyarakat, pemerintah daerah, swasta)

7. Identifikasi daerah rawan bencana, meliputi lokasi, sumber bencana, besaran


dampak, kondisi lingkungan fisik, kegiatan bangunan yang ada, fasilitas dan jalur
kendali yang telah ada

 Identifikasi dan Analisis Data

Melakukan identifikasi dan analisa yang memuat hal-hal sebagai berikut :

1. Analisis Kedudukan, fungsi dan peran wilayah perencanaan terhadap Kota


Surabaya dan Kecamatan sekitar

2. Analisis pengaruh kebijakan terhadap struktur ruang dan pola ruang wilayah
perencanaan

3. Analisis Kedudukan, fungsi dan peran wilayah perencanaan terhadap Kota


Surabaya dan Kecamatan sekitar

4. Analisis pengaruh kebijakan terhadap struktur ruang dan pola ruang wilayah
perencanaan

Usulan Teknis Taman Majapahit


E-75
Penyusunan Perencanaan Pembangunan Destinasi Pariwisata Kabupaten untuk Pembangunan TAHUN
Taman Mojopahit 2021

5. Analisis Wilayah Perencanaan


Analisis Wilayah Perencanaan terdiri dari pembahasan prospek pertumbuhan
ekonomi, daya dukung fisik dan lingkungan, status lahan dan legalitas perijinan,
daya dukung prasarana dan fasilitas lingkungan, serta historis kawasan

6. Analisis Pengembangan Pembangunan Berbasis Peran Masyarakat.

7. Analisis Pengembangan Pembangunan Berbasis Peran Masyarakat dilakukan


melalui sosialisasi masyarakat untuk menjaring aspirasi warga dan stakeholder
pembangunan yang terkait dengan kawasan perencanaan

8. Prediksi Penduduk dan analisa kondisi sosial budaya

9. Analisa kondisi fisik, Daya Dukung Lahan dan Daya Tampung Lahan

10. Analisa kecenderungan perkembangan dan pembatas perkembangan

11. Analisa struktur ruang dan pusat-pusat kegiatan

12. Analisis penggunaan lahan yang dibagi dalam setiap segmen

13. Analisis kebutuhan jaringan prasarana meliputi : analisis sistem transportasi dan
sarana prasarana transportasi, analisis kebutuhan jaringan listrik, telepon, air
bersih, sistem persampahan, drainase, air limbah

14. Analisis ekonomi base kawasan

15. Analisis kawasan rawan bencana dan mitigasi bencana

16. Analisis intensitas bangunan dan penataan bangunan

D. TAHAP PENYUSUNAN LAPORAN AKHIR


Setelah kegiatan penyusunan laporan antara, langkah selanjutnya adalah melakukan
revisi terhadap laporan antara tersebut dalam bentuk Laporan akhir. Secara garis besar,
pada tahap ini dilakukan penyusunan materi sebagai berikut :

1. Program Bangunan dan Lingkungan;

Usulan Teknis Taman Majapahit


E-76
Penyusunan Perencanaan Pembangunan Destinasi Pariwisata Kabupaten untuk Pembangunan TAHUN
Taman Mojopahit 2021

2. Rencana Umum dan Panduan Rancangan;

3. Rencana Investasi;

4. Ketentuan Pengendalian Rencana;

5. Pedoman Pengendalian Pelaksanaan.

Proses akhir adalah proses perencanaan berdasarkan konsep pengembangan dan


perancangan rencana yang sudah dihasilkan dalam proses antara. Hasil dalam proses
akhir ini adalah Rencana Wilayah Perencanaan yang terdiri dari Rencana Umum,
Panduan Rancangan, Rencana Investasi serta Ketentuan dan Pedoman Pengendalian
Rencana. Rencana Umum berupa rencana peruntukan lahan makro-mikro, rencana
tapak, sistem pergerakan dan aksesibilitas, ruang terbuka hijau, serta prasarana dan
sarana lingkungan.
Sedangkan Panduan Rancangan merupakan penjelasan pengaturan implementasi
rancangan wilayah yang akan dibuat RTBLnya. Untuk lebih mempermudah visualisasi
suatu kawasan, zona atau spot yang dianggap penting dilengkapi dengan wujud visual
3D, selain itu juga beberapa gambar yang bisa menampakkan potongan-potongan,
bentuk-bentuk bangunan, skyline kawasan maupun gambaran yang bias membantu
dalam pembentukan visualisasi suatu kawasan. Selain itu, juga diperlukan Rencana
Investasi serta Ketentuan dan Pedoman Pengendalian Rencana. Rencana Investasi
diharapkan dapat dijadikan rekomendasi dalam RPIJM (Rencana Invesatsi Jangka
Menengah) Kota Surabaya, serta rekomendasi kemungkinan kerjasama antar daerah
maupun sektoral, sedangkan Ketentuan dan Pedoman Pengendalian Rencana berupa
indikasi program, mekanisme perijinan, insentif dan disinsentif.
Dalam setiap tahapan proses perlu dilakukan feed back terhadap tujuan dan rencana
kerja kegiatan berdasarkan TOR, berdasarkan aturan perundangan, kebijakan, rencana
kawasan, program dan studi terkait serta aspirasi stakeholder pembangunan di kawasan
perencanaan.

Usulan Teknis Taman Majapahit


E-77
Penyusunan Perencanaan Pembangunan Destinasi Pariwisata Kabupaten untuk Pembangunan TAHUN
Taman Mojopahit 2021

Usulan Teknis Taman Majapahit


E-78

Anda mungkin juga menyukai