Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN PRAKTIKUM

KLINIK SANITASI
TENTANG
“INSPEKSI SANITASI PASAR PINASUNGKULAN, KAROMBASAN”

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK I

VIRGONALDO
ABDUL RISKY ANTU
MEYGI LUKAS
NINDA NAURA MODEONG
ANADA M. KABUHUNG
LESTARI MAPALULO

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES MANADO
JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
2021
LEMBAR PERSETUJUAN

Laporan praktikum Klinik Sanitasi tentang Inspeksi sanitasi pasar


pinasungkulan, karombasan ini telah di periksa dan disetujui oleh :

Mengetahui

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Mokoginta Jusran, SKM, M.Kes Dismo Katiandagho, SST, M.Kes (Epid)


Nip.1967090771991011001 Nip.196806011998031002

Dosen Pembimbing III

Donny Makalalag, SST, M.Kes


Nip.197908312005010122002

ii
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan


rahmat dan inayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Mata Kuliah
Klinik sanitasi yang berjudul tentang Inspeksi sanitasi pasar pinasungkulan,
Karombasan.
Terima kasih saya ucapkan kepada dosen yang telah membantu kami baik
secara moral maupun materi. Terima kasih juga saya ucapkan kepada teman-
teman seperjuangan yang telah mendukung kami sehingga kami bisa
menyelesaikan tugas ini tepat waktu.

Kami menyadari, bahwa laporan yang kami buat ini masih jauh dari kata
sempurna baik segi penyusunan, bahasa, maupun penulisannya. Oleh karena itu,
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua
pembaca guna menjadi acuan agar penulis bisa menjadi lebih baik lagi di masa
mendatang.

Semoga laporan ini bisa menambah wawasan para pembaca dan bisa
bermanfaat untuk perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan.

Manado, 21 April 2021

Penyusun

Kelompok I

iii
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN.............................................................................ii
KATA PENGANTAR......................................................................................iii
DAFTAR ISI....................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................1
A. Latar Belakang......................................................................................1
B. Rumusan masalah.................................................................................2
C. Tujuan ..................................................................................................2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA......................................................................3

A. Definisi Sanitasi Pasar..........................................................................3


B. Sanitasi Lingkungan Pasar....................................................................4
C. Ruang lingkup Sanitasi Pasar..............................................................4-9
D. Hubungan pasar dan Kesehatan Masyarakat........................................10

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN..........................................................11

A. Form Inspeksi Sanitasi Pasar................................................................11


B. ..............................................................................................................12

BAB IV PENUTUP..........................................................................................13

A. Keimpulan.............................................................................................13
B. Saran.....................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................14

DOKUMENTASI.............................................................................................15

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sanitasi merupakan usaha kesehatan masyarakat yang menitik beratkan
pada penguasaan terhadap berbagai faktor lingkungan yang mempengaruhi
derajat kesehatan. Permasalahan sanitasi masih menjadi salah satu masalah
dalam upaya kesehatan nasional. Menurut World Health Organization (WHO),
Indonesia menempati peringkat ketiga negara yang memiliki sanitasi terburuk
atau tidak layak pada tahun 2017. Sanitasi Indonesia cenderung tertinggal dari
negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura yang telah memiliki standar
sanitasi yang tinggi. Banyak penduduk yang masih hidup dengan sanitasi yang
buruk atau belum layak, sehingga dapat meningkatkan resiko atau
meningkatkan rentan terkena penyakit menular karena system sanitasi yang
buruk tersebut. Salah satu upaya untuk mengatasi permasalahan ini yaitu
dengan memperhatikan aspek sanitasi tempat-tempat umum.
Sanitasi tempat-tempat umum merupakan salah satu usaha kesehatan
masyarakat secara luas mencakup bidang-bidang pencegahan dan perbaikan
dengan tujuan agar setiap anggota masyarakat dapat mencapai derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya baik jasmani, rohani maupun
sosial sehingga diharapkan dapat hidup sejahtera. Usaha untuk melindungi,
memelihara dan mempertinggi derajat kesehatan mempunyai jangkauan yang
luas baik badan maupun jiwa, untuk umum maupun perorangan. Untuk
mencapai tujuan usaha tersebut diantaranya dengan usaha pengawasan
hyangiene, sanitasi tempat-tempat umum, dan usaha yang yang diperuntukan
bagi umum agar akibat yang ditimbulkan dari tempat-tempat umum dapat
dihilangkan dan dikurangi.
Salah satu cerminan buruk sanitasi di Indonesia ialah dalam lingkungan
pasar, pasar di Indonesia dikenal dengan fasilitas dan perilaku sanitasi warga
pasarnya yang buruk. Sehingga akhirnya menghasilkan lingkungan pasar yang

1
memiliki gambaran pasar yang kumuh, menjijikkan, serta sampah yang
semrawut sehingga dapat menimbulkan penyakit.
Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor:
519/Menkes/SK/VI/2008, pasar tradisional adalah pasar yang sebagian besar
dagangannya adalah kebutuhan dasar sehari-hari dengan praktek perdagangan
yang masih sederhana dengan fasilitas infrastukturnya juga masih sangat
sederhana dan belum mengindahkan kaidah kesehatan. Peranan pasar
tradisional sangat penting dalam pemenuhan kebutuhan, terutama bagi
golongan masyarakat menengah ke bawah.
B. Rumusan Masalah
a. Apa pengertian sanitasi pasar
b. Bagaimana sanitasi lingkungan pasar
c. Apa ruang lingkup sanitasi lingkungan pasar
d. Bagaimana hubungan pasar dengan kesehatan masyarakat
C. Tujuan
a. Untuk mengetahui pengertian sanitasi pasar
b. Untuk mengetahui sanitasi lingkungan pasar
c. Untuk mengetahui ruang lingkup sanitasi lingkungan pasar
d. Untuk mengetahui hubungan pasar dengan kesehatan masyarakat

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Sanitasi Pasar


Sanitasi menurut (Arifin, 2009) adalah suatu cara untuk mencegah
berjangkitnya suatu penyakit menular dengan jalan memutuskan mata rantai
dari sumber. Sanitasi merupakan usaha kesehatan masyarakat yang
menitikberatkan pada penguasaan terhadap berbagai faktor lingkungan yang
mempengaruhi derajat kesehatan. Definisi sanitasi menurut WHO adalah usaha
pencegahan atau pengendalian semua faktor lingkungan fisik yang dapat
memberikan pengaruh terhadap manusia terutama yang sifatnya merugikan/
berbahaya terhadap perkembangan fisik, kesehatan dan kelangsungan hidup
manusia. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, bahwa sanitasi adalah
usaha untuk membina dan menciptakan suatu keadaan yang baik dibidang
kesehatan, terutama kesehatan masyarakat.
Pengertian pasar menurut Adhyzal (2003), pasar dalam arti yang sempit
adalah suatu tempat pertemuan penjual dan pembeli untuk melakukan transaksi
jual beli dan jasa. Sedangkan, dalam pengertian secara luas pasar diartikan
sebagai tempat bertemunya penjual yang mempunyai kemampuan untuk
menjual barang atau jasa dan pembeli yang menggunakan uang untuk membeli
barang dengan harga tertentu. Menurut Arifin (2009), pasar adalah suatu
tempat tertentu, bertemunya antara penjual dengan pembeli termasuk
fasilitasnya dimana penjual dapat memperagakan barang dagangannya dengan
membayar retribusi. Pengertian dari pasar tradisional yaitu pasar yang sebagian
besar mendagangkan kebutuhan pokok atau kebutuhan dasar sehari-hari
dengan kegiatan perdagangan yang masih sederhana dengan fasilitas
infrastuktur juga masih sangat sederhana dan belum mengindahkan persyaratan
kesehatan.
Sanitasi pasar adalah usaha pengendalian melalui kegiatan pengawasan
dan pemeriksaan terhadap pengaruh yang ditimbulkan oleh pasar yang erat
hubungannya dengan timbul atau merebaknya suatu penyakit. Sanitasi pasar
termasuk kedalam bagian sanitasi tempat-tempat umum. Mengingat tempat

3
umum merupakan tempat berkumpul atau melakukan kegiatan orang banyak
berarti akan meningkatkan hubungan atau kontak antara orang yang satu
dengan yang lain, berarti memungkinkan terjadinya penularan penyakit baik
secara langsung maupun tidak langsung akan lebih meningkat. Untuk
mengantisipasi terjadinya gangguan penyakit akibat aktivitas di tempat umum
maka perlu adanya penyelenggaraan penyehatan lingkungan, agar lingkungan
disekitar menjadi sehat, aman dari gangguan penyakit dan terjaganya kesehatan
masyarakat. Dengan demikian sanitasi tempat umum harus memenuhi
persyaratan kesehatan dalam arti melindungi, memelihara, dan meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat. Salah satu tempat-tempat umum yang sangat
diperlukan pengawasan sanitasinya adalah pasar.
B. Sanitasi Lingkungan Pasar
Sanitasi lingkungan pasar adalah usaha untuk mengawasi, mencegah,
mengontrol dan mengendalikan segala hal yang ada di lingkungan pasar
terutama yang dapat menularkan terjadinya suatu penyakit. Sanitasi lingkungan
pasar ini terkait semua hal yang ada di dalam pasar meliputi letak pasar,
bangunan pasar, sanitasi pasar, dan fasilitas penunjang lainnya.
C. Ruang Lingkup Sanitasi Lingkungan Pasar
Yang harus diperhatikan dalam sanitasi pasar (Suparlan, 1988) sebagai berikut:
a. Letak pasar didirikan.
b. Kondisi gedung (konstruksi), baik bangunan induk, toko, kios dan los.
c. Fasilitas–fasilitas umum maupun fasilitas sanitasi di dalam pasar.
d. Tempat penjualan khususnya bagi barang dagangan yang mudah
membusuk seperti daging, ikan dan sayur.
1. Lokasi Pendirian Pasar
Menurut Suparlan (1988), lokasi pasar sebaiknya memenuhi
persyaratan sebagai berikut :
a. Pasar ditempatkan pada daerah luas dan terbuka. Hal ini dimaksudkan
agar tempat dimana pasar berdiri cukup luas untuk orang–orang yang
pergi ke pasar dan berjualan di pasar, dan dapat digunakan untuk
kendaraan–kendaraan dan lain–lain alat pengangkutan untuk

4
membongkar, memuat barang–barang (bahan– bahan), dan juga untuk
tempat parkir, serta cukup luas untuk dibuat jalan–jalan atau gang-gang
untuk berjalan dan membersihkan pasar bagian dalam.
b. Pasar tidak terlalu dekat pada perumahan (tempat tinggal penduduk),
agar tidak menimbulkan gangguan seperti bau tidak enak dan lalat.
c. Pasar tidak terlalu dekat dengan tempat penimbunan sampah, genangan
air kotor, kuburan, tempat–tempat yang terlalu ramai atau lalu lintas
ramai, dan pabrik besar yang mengeluarkan asap kotor.
d. Pasar berada di tempat yang agak tinggi dan kering agar pada musim
penghujan tidak tergenang air
2. Bangunan Pasar
a. Penataan Ruang Dagang
1) Pembagian area sesuai dengan jenis komoditi, sesuai dengan sifat
dan klasifikasinya seperti: basah, kering, penjualan unggas hidup,
dan pemotongan unggas.
2) Pembagian zona diberi identitas yang jelas.
3) Tempat penjualan daging, karkas unggas, dan ikan ditempatkan
tempat khusus.
4) Setiap los (area berdasarkan zoning) memiliki lorong yang lebarnya
minimal 1,5 meter.
5) Setiap los/kios memiliki papan identitas yaitu nomor, nama pemilik,
dan mudah dilihat.
6) Jarak tempat penampungan dan pemotongan unggas dengan
bangunan pasar utama minimal 10 meter atau dibatasi tembok
pembatas dengan ketinggian minimal 1,5 meter.
7) Khusus untuk jenis pestisida, bahan berbahaya dan beracun (B3),
dan bahan berbahaya lainnya ditempatkan terpisah dan tidak
berdampingan dengan zona makanan dan bahan pangan.
b. Ruang kantor pengeola

5
Berdasarkan Kepmenkes RI No 519/MENKES/SK/VI/2008
tentang pedoman penyelenggaraan pasar sehat, ruang kantor pengelola
sebaiknya :
1) Ruang kantor memiliki ventilasi minimal 20 % dari luas lantai.
2) Tingkat pencahayaan minimal 200 lux.
3) Tersedia toilet terpisah bagi laki–laki dan perempuan.
4) Tersedia tempat cuci tangan dilengkapi dengan sabun dan air yang
mengalir.
3. Sanitasi Lingkungan Pasar
a. Air Bersih
Menurut Budiman Chandra (2007), sebaiknya air bersih yang
tersedia memenuhi persyaratan sebagai berikut :
1) Harus memiliki persediaan air bersih yang memenuhi syarat dan
mencukupi kebutuhan.
2) Sumber air harus dijaga dari pencemaran.
3) Paling sedikit setiap 6 bulan diambil sampel untuk pemeriksaan di
laboratorium.
Berdasarkan Kepmenkes RI No 519/MENKES/SK/VI/2008 tentang
pedoman penyelenggaraan pasar sehat, air bersih yang digunakan di
pasar sebaiknya memenuhi syarat :
1) Tersedia air bersih dengan jumlah yang cukup setiap hari secara
berkesinambungan, minimal 40 liter per pedagang.
2) Kualitas air bersih yang tersedia memenuhi persyaratan air bersih
(Permenkes RI No 416 Tahun 1990).
3) Tersedia tendon air yang menjaminn kesinambungan ketersediaan
air dan dilengkapi dengan kran yang tidak bocor.
4) Jarak sumber air bersih dengan pembuangan limbah minimal 10 m.
5) Kualitas air bersih diperiksa setiap enam (6) bulan sekali.
b. Kamar Mandi dan Toilet
Di dalam pasar memang seharusnya ada fasilitas tersebut untuk
menunjang keberadaan fungsi dari pasar itu sendiri. Kebersihan dari

6
kamar mandi dan toilet sangat penting diperhaikan karena hal ini
berkaitan dengan sumber vector yang dapat menyebarkan penyakit
(Mukono, 2006).
Berdasarkan Kepmenkes RI No.519/MENKES/SKVI/2008
tentang pedoman penyelenggaraan pasar sehat, kamar mandi dan toilet
sebaiknya :
1) Sebaiknya tersedia toilet laki-laki dan perempuan yang terpisah
dilengkapi dengan tanda/simbol yang jelas.
2) Di dalam kamar mandi harus tersedia bak dan air bersih dalam
jumlah yang cukup dan bebas jentik.
3) Di dalam toilet harus tersedia jamban leher angsa, peturasan dan bak
air.
4) Tersedia tempat cuci tangan dengan jumlah yang cukup yang
dilengkapi dengan sabun dan air yang mengalir.
5) Air limbah dibuang ke septic tank (multi chamber), riol atau lubang
peresapan yang tidak mencemari air tanah dengan jarak 10 m dari
sumber air bersih.
6) Lantai dibuat kedap air, tidak licin, mudah dibersihkan dengan
kemiringan sesuai ketentuan yang berlaku sehingga tidak terjadi
genangan.
7) Letak toilet terpisah minimal 10 meter dengan tempat penjualan
makanan dan bahan pangan.
8) Luas ventilasi minimal 20% dari luas lantai dan pencahayaan 100
lux.
9) Tersedia tempat sampah yang cukup.
c. Pengelolaan Sampah
Pengelolaan sampah di pasar berkaitan dengan banyak hal, mulai
dari pembuangan sampah dan ketersediaan tempat sampah sementara.
Hal ini penting diperhatikan karena sampah yang dihasilkan dapat
menjadi sumber terjadinya pencemaran makanan, lingkungan dan
sumber vektor penyakit.

7
Menurut Kepmenkes RI No 519/MENKES/SK/VI/2008 tentang
pedoman penyelenggaraan pasar sehat, pengelolaan sampah pasar
sebaiknya:
1) Setiap kios/los/ lorong tersedia tempat sampah basah dan kering.
2) Terbuat dari bahan kedap air, tidak mudah berkarat, kuat, tertutup,
dan mudah dibersihkan.
3) Tersedia alat angkut sampah yang kuat, mudah dibersihkan dan
mudah dipindahkan.
4) Tersedia tempat pembuangan sampah sementara (TPS), kedap air,
kuat, kedap air atau kontainer, mudah dibersihkan dan mudah
dijangkau petugas pengangkut sampah.
5) TPS tidak menjadi tempat perindukan binatang (vektor) penular
penyakit.
6) Lokasi TPS tidak berada di jalur utama pasar dan berjarak minimal
10 m dari bangunan pasar.
7) Sampah diangkut minimal 1 x 24 jam
d. Saluran pembuangan limbah cair (drainase)
Saluran pembuangan limbah cair ini penting untuk estetika,
kebersihan dan kenyamanan. Saluran ini berfungsi untuk pembuangan
benda cair yang terutama berasal dari kios daging, ikan, dan warung.
Saluran harus dikontrol agar pedagang tidak membuang sampah
seenaknya di got atau saluran air. Dengan demikian para pedagang akan
menggunakan semua fasilitas sebagaimana mestinya. (Mukono, 2006).
Menurut Kepmenkes RI No 519/MENKES/SK/VI/2008 tentang
pedoman penyelenggaraan pasar sehat, saluran pembuangan limbah cair
sebaiknya:
1) Selokan/drainase sekitar pasar tertutup dengan kisi yang terbuat dari
logam sehingga mudah dibersihkan.
2) Limbah cair yang berasal dari setiap kios disalurkan ke instalasi
pengolahan air limbah (IPAL), sebelum akhirnya dibuang ke saluran
pembuangan umum.

8
3) Kualitas limbah outlet harus memenuhi baku mutu sebagaimana
diatur dalam Keputusan Menteri Lingkungan Hidup nomor 112
tahun 2003 tentang kualitas air limbah.
4) Saluran drainase memiliki kemiringan sesuai dengan ketentuan yang
berlaku sehingga mencegah genangan air.
5) Tidak ada bangunan los/kios di atas saluran drainase.
6) Dilakukan pengujian koalitas air limbah cair secara berkala setiap 6
bulan sekali.
e. Tempat cuci tangan
Tempat cuci tangan. Tempat cuci tangan merupakan salah satu
fasilitas untuk mencegah terjadinya penyebaran penyakit ke makanan
atau bahan pangan dari penjamah makanan.
Menurut Kepmenkes RI No 519/MENKES/SK/VI/2008 tentang
pedoman penyelenggaraan pasar sehat, tempat cuci tangan sebaiknya :
1) Fasilitas cuci tangan ditempatkan di lokasi yang mudah dijangkau.
2) Fasilitas cuci tangan dilengakpi dengan sabun dan air yang mengalir
dan limbahnya dialirkan ke saluran pembuangan yang tertutup.
f. Binatang penular penyakit (vektor)
Tempat berjualan di pasar sebaiknya terbebas dari keberadaan
binatang penular penyakit. Hal ini untuk mencegah terjadinya
penyebaran penyakit dari hewan ke manusia.
Menurut Kepmenkes RI No 519/MENKES/SK/VI/2008 tentang
pedoman penyelenggaraan pasar sehat, keberadaan binatang penular
penyakit sebaiknya:
1) Pada los makanan siap saji dan bahan pangan harus bebas dari lalat,
kecoa dan tikus.
2) Pada area pasar angka kepadatan tikus harus nol.
3) Angka kepadatan kecoa maksimal 2 ekor per plate di titik
pengukuran sesuai dengan area pasar.
4) Angka kepadatan lalat di tempat sampah dan drainase maksimal 30
per gril net.

9
5) Container Index (CI) jentik nyamuk Aedes aegypty tidak melebihi
5%.

10
D. Hubungan Pasar dan Kesehatan Masyarakat
Pasar mempunyai peranan penting yang berhubungan dengan kesehatan
manusia, yaitu:
a) Pasar dapat menjadi sumber perkembangan vektor penyakit, terutama pada
pasar yang kebersihannya kurang diperhatikan (pembuangan sampah, air
kotor dan lain-lain)
b) Pasar merupakan tempat paling baik untuk penularan penyakit dari orang ke
orang lain melalui:
1) Droplet infection, yaitu penularan penyakit melalui dahak penderita
misalnya TBC, influenza, salesma, dan lain-lain.
2) Direct contact, yaitu penyakit melalui sentuhan langsung dengan
penderita penyakit. 3) Indirect contact, yaitu penularan penyakit tidak
langsung dari penderita tetapi melalui perantara berupa alat-alat makan,
misalnya piring, gelas, dan lain-lain.
c) Pasar yang tidak memperhatikan letaknya, misalnya di daerah rawa, daerah
banjir akan mengakibatkan permukaan tanah senantiasa berair dan becek.
Hal ini dapat menimbulkan berbagai gangguan bagi para penjual dan
pengunjung maupun barang dagangan yang dijual terutama bahan makanan.

11
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Form Inspeksi Sanitasi Pasar

12
1. PETUNJUK PENGISIAN FORMULIR DAN PENENTUAN LAIK
SEHAT PASAR
- Komponen yang dinilai (kolom 4)
Apabila kenyataan yang ada tidak memenuhi persyaratan sebagaimana
tercantum pada komponen yang dinilai, maka nilainya adalah 0 (nol),
sebaiknya apabila memenuhi persyaratan maka nilainya adalah sebesar nilai
yang tercantum pada kolom 5
- Variabel upaya (kolom 2)
Setiap bagian atau kegiatan dari variabel upaya memiliki nilai antara (nol)
sampai dengan 100
- Skore (kolomn 6)
Skore adalah perkalian antara bobot (kolom 3) dengan nilai yang diperoleh
(kolom 5)

13
2. KESIMPULAN HASIL PENILAIAN PEMERIKSA KESEHATAN
LINGKUNGAN PASAR
1. Pasar dinyatakan LAIK SEHAT apabila memperoleh nilai sekurang-
kurangnya 60 % dengan cacatan skore minimal untuk masing-masing
variabel upaya adalah seperti table berikut :
VARIABLE UPAYA
I II III
81,6 % 53,7% 50%

Variable Upaya I = 98 X 100


120
= 81,6

Variable Upaya I = 344 X 100


640
= 53,7

Variable Upaya I = 120 X 100


240
= 50

14
B. Pembahasan

1. Konstruksi Umum
a. Bangunan

- Susunan / tata ruang bangunan diatur sedemikian rupa sehingga lalu


lintas orang lancar.
- Terdapat pengelompokan untuk jenis barang (seperti tempat penjualan
sayur, daging dan lain-lain.
- Permukaan bangunan tempat penjualan rata dan lebih tinggi dari lantai
b. lantai

- Bahan kuat dan kedap air, permukaan rata


- Miring kea rah saluran pembuangan
- Tidak licin

15
2. Fasilitas Sanitasi

a. air bersih

- tersedia dengan jumlah yang cukup


- memenuhi persyaratan fisik
b. Jamban dan urinoir

- masih banyak toilet yang tidak ter pakai dan juga banyak yang tidak
terpelihara dengan baik.
- tidak ada pengelompokan jamban pria dan wanita.
c. pembuangan

- tidak tersedia TPS sehingga sampah menumpuk di sekitar bangunan


pasar

16
3. Lain – lain

- terdapat alat pengeras suara


- dan masih berfungsi dengan baik

17
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Menurut Permendagri nomor 42 tahun 2007 tentang pengelolaan pasar
desa, pasar tradisional adalah pasar yang dibangun dan dikelola oleh
pemerintah, swasta, koperasi atau swadaya masyarakat setempat dengan
tempat usaha berupa toko, kios, los dan tenda, atau nama lain sejenisnya,
yang dimiliki/dikelola oleh pedagang kecil menengah, dengan skala usaha
kecil dan model kecil, dengan proses jual beli melalui tawar menawar.
Sanitasi lingkungan pasar adalah usaha untuk mengawasi, mencegah,
mengontrol dan mengendalikan segala hal yang ada di lingkungan pasar
terutama yang dapat menularkan terjadinya suatu penyakit.Sanitasi
lingkungan pasar ini terkait semua hal yang ada di dalam pasar meliputi
letak pasar, bangunan pasar, sanitasi pasar, dan fasilitas penunjang lainnya.
B. Saran
Dalam melakukan inspeksi sanitasi pasar harus benar-benar
memperhatikan kondisi pasar yang di inspeksi sehinga mendapatkan hasil
yang baik.

18
DAFTAR PUSTAKA

Republik Indonesia. (2008). Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia


Nomor  519/MENKES/SK/VI/2008 Tentang Pedoman Penyelenggaraan
Pasar Sehat.

Adhyzal, 2003. Pengertian dan Jenis-jenis Pasar. Diakses pada tanggal 7 Mei
2020. Diperoleh dari http//www.idshvoong.com/pasar

file:///C:/Users/Asus/Downloads/pdfcoffee.com_laporan-inspeksi-sanitasi-pasar-
tradisional-kota-palopo-pdf-free.pdf

19
DOKUMENTASI

20
21

Anda mungkin juga menyukai