Elektromagnetic Modalitas
● 1. Definisi Elektromagnetic Modalitas
○ Elektromagnetik adalah alat terapi medik yang berbasis elektromagnetik meliputi bebagai alat
yang menggunakan listrik untuk menghasilkan medan listrik dan medan magnet, diantaranya
adalah TENS (transutaneos electrical Merve stimulation), NMES (neuromuscular electrical
stimulation), HVPG (high voltage pulsed galvanic) dan PEMF (pulse electromagnetic field).
Modalitas adalah agen fisik yang digunakan untuk menghasilkan respon terapi pada jaringan.
2. Jenis-jenis Elektromagnetic Modalitas
Terapi inframerah memanfaatkan sifat panas alami dari sinar matahari. Terapi
panas inframerah dapat digunakan dengan aman oleh mereka yang menderita rasa
sakit, cedera dan kekakuan otot pada segala usia. Meskipun panjang gelombangnya
terlalu panjang untuk dilihat dengan mata telanjang tetapi kita dapat merasakan
energinya sebagai panas yang lembut dan panas yang memancar, yang dapat
menembus sampai 3,5 inci di bawah kulit.
KEGUNAAN TERAPI SINAR INFRAMERAH
01 02 03
Luka bakar derajat Alergi kulit dan Nyeri yang
ringan pingsan bertambah
04 05
Bertambahnya Peradangan yang
peradangan bertambah pada
luka terbuka
TUJUAN TERAPI SINAR INFRAMERAH
Memperbaiki Meningkatkan
sirkulasi/suplai metabolisme
01 darah di daerah
nyeri
02 daerah terapi
Efek psikis
Meningkatkan
Meningkatkan yang memberi
ambang
produkasi rasa nyaman
03 keringat 04 rangsang ujung
saraf sensoris
05 dan relaksasi
psikis
INDIKASI TERAPI SINAR INFRAMERAH
Atritis:
Osteoatritis, Radang sub- Penyakit kulit: Gangguan Persiapan
rheumatoid acut: trauma, folliculitis, sirkulasi darah: untuk
atritis, myalgia, muscle wound, thrombo angitis melakukan
lumbago, sprain/strain, furuncolosi. obliterans, terapi latihan
neuralgia, kontusio. thromboplebitis. massage.
neuritis.
KONTRAINDIKASI TERAPI SINAR INFRAMERAH
Kontraindikasi Absolut Kontraindikasi Relatif
a. Kelainan perdarahan. a. Trauma atau peradangan akut.
b. Kelainan pembuluh darah vena b. Kehamilan
atau peradangan pembuluh c. Gangguan sirkulasi darah.
darah, seperti thrombophlebitis. d. Gangguan regulasi suhu tubuh.
c. Gangguan sensoris berupa rasa e. Bengkak atau edema.
raba maupun terhadap suhu. f. Kelainan jantung.
d. Gangguan mental. g. Adanya metal di dalam tubuh.
e. Tumor ganas atau kanker. h. Luka terbuka
f. Penggunaan Infra Merah pada i. Pada kulit yang sudah diolesi obat-obat
mata. topikal atau obat gosok.
j. Kerusakan saraf
JENIS – JENIS TERAPI SINAR INFRAMERAH
Berdasarkan
Berdasarkan Tipe
Panjang Gelombang
1. Gelombang panjang (non 1. Tipe A: Panjang
penetrating) : panjang gelombang 780 -
gelombang diatas 12.000 A 1500, penetrasi
– 150.000 A dalam.
2. Gelombang pendek 2. Tipe B: Panjang
(penetrating) : panjang gelombang 1.500 -
gelombang antara 7.700 A – 3.000, penetrasi
12.000 A dangkal.
3. Tipe C: Panjang
gelombang 3.000 -
10.000, penetrasi
dangkal.
Penilaian Efektifitas dari Terapi Terapi Sinar Inframerah
Frekuensi pemberian terapi infrared bergantung pada tujuan
terapi dan respon dari penderita dan analisis dokter atau
terapis yang memeriksanya. Jumlah terapi yang diberikan dan
dosis yang digunakan tergantung pengalaman klinis dokter
atau terapis di pusat terapi tersebut, setiap dokter ataupun
terapis memiliki pengalaman yang berbeda-beda dengan
dokter atau terapis di pusat terapi yang lain, sehingga dosis
yang diberikan dan jumlah terapi nya pun tidak sama meskipun
alatnya sama. Untuk mendapatkan hasil yang optimal dengan
tujuan untuk meningkatkan elastisitas jaringan lunak diperlukan
6 kali terapi dengan frekuensi 2-3 kali per minggu dengan
waktu pemberian 30 menit setiap kali terapi.
➢ Wulan, astini (2017) dengan judul Penatalaksanaan
Fisioterapi Pada Anak Kondisi Tortikolis Sinistra e.c
➢ Prodyodyanatasari, Arshy. (2017) dengan judul Brachial Palsy Dengan Menggunakan Modalitas
penelitian Optimalisasi Energi Gelombang Infrared, Massage dan Terapi Latihan di RSUD bendan
Elektromagnetik Melalui Terapi Infrared Pada Kota Pekalongan. Penelitian ini menggunakan metode
Penderita Penyakit Paru Obsruktif Kronik. Penyakit deskriptif analitik yang bertujuan untuk mengetahui
Paru Obstruktif Kronik (PPOK) merupakan assesment dan perubahan yang dapat diketahui dalam
penyakit paru kronik yang ditandai dengan penelitian tersebut. Kasus penelitian ini diambil di
hambatan aliran udara pada saluran nafas, yang Rumah Sakit Umum Daerah Bendan Kota Pekalongan
bersifat progresif dan berhubungan dengan respon dilakukan pada tanggal 03 sampai 27 Februari 2017.
inflamasi paru-paru terhadap partikel atau gas Subjek penelitian ini adalah pasien pada anak kondisi
beracun dan berbahaya. Penelitian ini menggunakan tortikolis sinistra e.c brachial palsy yang akan
studi kasus, Tujuan penelitian ini adalah, untuk diberikan intervensi fisioterapi dengan infrared,
menganalisis pengaruh pemanfaatan gelombang massage dan terapi latihan. Tujuan dalam penelitian ini
elektromagnetik melalui terapi infrared pada adalah untuk mengetahui pemberian infrared dapat
penderita PPOK. Penelitian studi kasus dilakukan di mengurangi spasme pada otot servikal.
Rumah Sakit Paru Dungus Madiun pada seorang
pasien penderita PPOK.
Apa itu Terapi Short Wave Diathermy
????
Short-wave diathermy (SWD) dapat digunakan baik dalam bentuk pulse atau
kontinyu. Short-wave diathermy (SWD) berdenyut secara efektif meningkatkan
suhu jaringan ke tingkat di mana penyembuhan optimal dapat terjadi. Meskipun
tidak umum digunakan, gelombang pendek kontinyu juga secara efektif
memanaskan jaringan dalam.
INDIKASI PEMBERIAN TERAPI SWD
1. Nyeri
Penghilang nyeri menggunakan SWD berguna
pada pengobatan traumatic dan kondisi rematik.
2. Keram Otot
Dapat di kurangi secara langsung menggunakan SWD atau
dapat berkurang karena hilangnya nyeri
3. Penyembuhan Luka
Untuk memicu penyembuhan luka dari luka terbuka, dan
meningkatkan dari sirkulasi pembuluh darah kulit
4.Infeksi
Pengobatan SWD dapat digunakan untuk membantu
mempercepat penyembuhan akibat infeksi dengan
meningkatkan aliran darah pada daerah yang terkena infeksi.
5. Fibrosis
Pemanasan telah terbukti dapat memperbaiki
kelenturan jaringan yang mengalami fibrosis, seperti
pada tendon, kapsul sendi.
KONTRAINDIKASI PEMBERIAN TERAPI SWD
Terapi dengan diathermi mempunyai kelebihan dibanding dengan terapy sumber panas lainnya, misalnya
dengan kompres air panas, sinar infra merah dan panas kimiawi atau balsem dan lainnya. Karena dengan
pesawat diathermy panas dapat disalurkan kedalam badan atau anggota badan dengan efek panas yang
konstan dan merata, jumlah kondisi panas dapat diatur sesuai dengan kebutuhan.
Beberapa pasien mungkin mengalami luka bakar dangkal. Karena terapi melibatkan panas, maka
penggunaannya perlu hati-hati untuk menghindari luka bakar, khususnya pada pasien yang cedera
dan telah terjadi penurunan sensitivitas terhadap panas. Selain itu, diatermi dapat mempengaruhi
fungsi alat pacu jantung dan pasien wanita yang menerima perawatan di punggung bawah atau
daerah panggul dapat mengalami peningkatan aliran menstruasi.
Sedangkan efek terapeutik yang didapat antara lain :
mempercepat penyembuhan luka
secara
menurunkan nyeri
Sejarah
• Pada 16 sampai abad ke-18 berbagai perangkat
elektrostatik digunakan untuk sakit kepala dan nyeri.
Benjamin Franklin adalah pendukung metode ini
untuk menghilangkan rasa sakit.
TENS
• Pada abad ke-19 perangkat yang disebut electreat,
bersama dengan perangkat lain yang banyak
digunakan untuk mengendalikan nyeri dan
penyembuhan kanker. Electreat digunakan hanya
sampai pada ke abad ke-20 karena tidak portabel
dan memiliki kontrol terbatas dari stimulus tersebut.
• Pengembangan dari semua stimulasi listrik tersebut
memberi ide dibentuknya TENS yang akhirnya
dipakai dan telah dipatenkan di Amerika Serikat
pada tahun 1974.
Intensitas
TENS
Konvensional TENS
menggunakan frekuensi
tinggi (40-150 Hz) dan
intensitas rendah,
pengaturan arus antara 10-
30 mA, durasinya pendek
(diatas 50 mikrodetik).
Tujuan TENS
TENS adalah satu dari banyak terapi yang digunakan untuk mengatasi
masalah saraf, TENS juga bermanfaat untuk mengurangi keluhan akibat:
• Nyeri menstruasi atau endometriosis
• Cedera pada saraf tulang belakang dan cedera akibat olahraga
• Proses persalinan dan operasi
• Nyeri sendi, leher, dan punggung
• Peradangan pada otot atau bantalan sendi
• Osteoporosis, fibromyalgia dan multiple sclerosis
• Kanker
Indikasi dan KontraIndikasi Tens
Indikasi pemakaian Tens adalah :
TENS • Kontraindikasi pemakaian TENS adalah :
(1) Pada kondisi akut ( nyeri pasca operasi, nyeri • Penyakit vaskuler arteri maupun vena,
sewaktu melahirkan, dismenorrhea, nyeri • Adanya perdarahan,
muskuloskeletal, nyeri akibat patah tulang ),
• Keganasan pada daerah yang diterapi,
(2) Pada kondisi kronik ( nyeri bawah punggung,
arthritis, nyeri phantom, neuralgia pasca herpetik, • Pasien dengan alat pacu jantung,
neuralgia trigeminal ) • Pasien dengan kehamilan bila diterapi pada daerah
abdomen atau panggul,
(3) Nyeri yang berhubungan penanganan kasus
gigi , • Luka terbuka yang sangat lebar,
(5) Angina pektoris, • Pasien dengan hambatan komunikasi (terlalu tua atau
anak-anak),
(6) Nyeri fascial,
• Kondisi dermatologi pada daerah yang diterapi,
(7) Nyeri tulang akibat metastase
• Hilangnya sensasi sentuh dan tusuk
TENS Model
Konvensional
Low Frequency
Mode TENS Macam-
Brief Intense macam
Burst Mode TENS
Mode TENS
Model
TENS Model
Modulasi
Strength-Duration
Mode TENS
TENS
Evidenced Based TENS
TRANSCUTANEOUS ELECTRIC NERVE STIMULATION Dalam uji reliabilitas oleh Cevik (2010) menggunakan internal
correlation coefficient (ICC) dengan tingkat kepercayaan 95%
(TENS) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE II didapatkan hasil yang reliabel (>0,7) (Cevik, Saime & Evcik,
DENGAN KOMPLIKASI PAINFUL DIABETIC NEUROPATHY 2010). Setelah dikaji didapatkan skor DN4 didapatkan 8 (0- 10)
(PDN) yang berarti terdapat gejala PDN dan skor visual analogue scale
(VAS) didapatkan 5 (0-10). Kemampuan pasien merasakan
Penulis : Aris Nur Ramdhani dan Lestari Sukmarini sentuhan atau tekanan ringan juga dikaji menggunakan ujung
jarum di 12 titik ekstremitas bawah. Hasilnya didapatkan 8 titik
Metode : Penelitian ini menggunakan metode yang kebas dari 12 titik yang di stimuli atau dapat dikatakan
hanya 4 titik yang dapat merasakan sentuhan atau tekanan
eksperimental terhadap seorang pasien DM tipe II dengan ringan. Padding TENS diletakan di bawah telapak kaki dan
gejala PDN menggunakan alat TENS pada ekstremitas punggung kaki dan diberikan 30 menit setiap harinya selama 5
bawah. Penelitian dilakukan di ruangan penyakit dalam di hari. Setiap selesai intervensi, dilakukan evaluasi skor VAS dan
kemampuan merasakan sentuhan atau tekanan ringan. Selama
salah satu rumah sakit umum di Jakarta pada bulan Juni intervensi tens diberikan selama 15 menit pada masing masing
2016. Pasien pertama-tama dikaji menggunakan alat ukur telapak kaki.
douleur neuropathique en 4 questions (DN4). Hasil : selama 5 kali pemberian TENS didapatkan hasil adanya
penurunan skor VAS dan peningkatan kemampuan merasakan
Kuesioner ini memiliki kesensitifitasan sebesar 83-90% sentuhan atau tekanan ringan pada ekstremitas bawah. Data
(Buhassira et al, 2015) subjektif pasien mengatakan merasa lebih nyaman, namun juga
masih terasaan kebas. Data objektif terlihat terjadi penurunan
VAS pada masing-masing pasien.
Extracorporeal Shock Wave
Therapy (ESWT) merupakan
Extracorporeal metode terapi yang dilakukan
dengan memanfaatkan transmisi
Shock Wave gelombang kejut atau shock wave
Therapy (ESWT) bertekanan tinggi yang dipancarkan
dari luar tubuh untuk mengatasi rasa
nyeri atau peradangan di sekitar
persendian
Karakteristik Fisik Dari Terapi
Extracorporeal Shock Wave
Therapy (ESWT)
Gelombang kejut extracorporeal (extracorporeal shock wave) adalah sebuah gelombang akustik / suara
yang mempunyai tekanan positif tinggi lebih dari 1000 bar (100 MPa), dimana dapat dihasilkan dalam
waktu bangkitan yang sangat pendek (10-9 detik) dan diikuti oleh fase tekanan rendah dengan daya
rentang setara dengan 100 bar (10 MPa).
Untuk keperluan medis, gelombang kejut dikonsentrasikan ke dalam area fokal kecil kira-kira
berdiameter 2-8 mm dengan tujuan mengoptimalkan efek terapeutik dan meminimalkan efek pada
jaringan sekitarnya. Fokusnya ditempatkan pada lokasi dimana tekanan akustik postif puncak maksimum
tercapai.
Energi gelombang kejut terkonsentrasi per unit area atau dikenal dengan energy flux density (EFD)
adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan aliran perpendikuler energi gelombang kejut
menuju arah perambatan dan merupakan satu dari gambaran parameter terpenting daripada “dosis”
gelombang kejut.
Efek Biologis Extracorporeal Shock
Wave Therapy (ESWT)
Efek Biologis ESWT pada Tulang Efek Biologis ESWT pada Tendon
Penekanan mekanik langsung menyebabkan
Efek dari gelombang kejut pada jaringan tarikan dan kegagalan pergeseran di dalam
tulang diperkirakan terjadi secara primer di matriks seluler dari tendon. Kavitasi yang
permukaan diantara kortikal dan kanselus terjadi dan mikrojet tak langsung
(cancellous) tulang. Hal tersebut menyebabkan sebagian kerusakan pada
diperkirakan bahwa aliran akustik permukaan tendon, dosis di atas 0,28 mJ/mm2
menyebabkan kavitasi dan meningkatkan beRbahaya untuk kompleks
permeabilitas sel yang memungkinkan muskulotendinosus dan memungkinkan
peningkatan vaskularitas dan regenerasi menempatkan kompleks tersebut dalam resiko
tulang. terjadinya rupture.
Indikasi Kontraindikasi
http://www.free-powerpoint-templates-design.com
Indikasi dan Kontraindikasi
Berdasarkan Cahaya dengan LLLT bermanfaat untuk
penelitian panjang gelombang menghilangkan rasa
Darmaputri di wilayah spektrum sakit dan dapat
(2020), bahwa merah ke mempercepat
terapi LLLT inframerah dekat kemampuan tubuh
dengan dosis 10 J (660nm–905nm), untuk menyembuhkan
/ cm2 berdampak terbukti dalam uji dirinya sendiri.
positif terhadap klinis memiliki efek
penyembuhan yang baik pada
luka kaki diabetes nyeri, peradangan
sejak awal terapi. dan perbaikan
jaringan.
Judul Judul:
dan Kemanjuran Low Level Laser Therapy (LLLT) dalam pengobatan
Penulis Postherpetic Neuralgia (PHN)
Penulis:
Lili Legiawati & Marsha Bianti (2018)
Metode Pencarian literatur melalui Pubmed/MEDLINE, Cochrane dan Google
Schoolar yang disaring sesuai dengan kriteria inklusi dalam penelitian
ini yang mencakup kesesuaian dengan pertanyaan klinis dan
ketersediaan versi teks lengkap dari artikel. Hasil akhir yang
didapatkan yaitu terpilihnya 2 artikel yang relevan oleh Kemmotsu et.
al. dan Moore et. al.
Sampel Sampel dari kedua kedua studi adalah lansia dengan PHN. Dari 63
pasien yang direkrut, 38 adalah pasien perempuan (Kemmotsu et al.).
Dalam studi oleh Moore et. al. 9 dari 20 pasien adalah pasien
perempuan. Usia rata-rata subyek penelitian adalah 69 ± 13 tahun
(Kemmotsu et al.) dan 69 tahun (Moore et. al.).
Hasil Berdasarkan penilaian tersebut studi oleh Kemmotsu et. al. dan Moore
et. al. dianggap valid, penting dan dapat diterapkan. Hasilnya
menunjukkan terjadinya penurunan yang signifikan dalam intensitas
PHN setelah dilakukan LLLT (p <0,05).
Konsep Dasar Terapi Pulse Electromagnetic
Fields (PEMF)
● 1. Definisi Terapi Pulse Electromagnetic Fields (PEMF)
b. Penyembuhan luka
c. Osteoarthritis
d. Peradangan
g. Edema
● 4. Kontraindikasi Pemberian Terapi Pulse Electromagnetic Fields (PEMF)
○ a. Tumor atau kanker
○ b. Wanita hamil
○ c. Penderita dengan alat pacu jantung dan pin
○ d. Penderita dengan hemophilia atau thrombosis
○ e. Menggunakan komponen plastik atau bahan methylmethacrylate cement
○ f. Beberapa kondisi lain juga perlu diwaspadai meliputi epilepsi, gangguan
kejang dan jantung.
● 5. Penilaian Efektivitas Terapi Pulse Electromagnetic Fields (PEMF)
○ Metode ini sangat efektif (lebih dari 90 persen keberhasilan) pada pasien
dewasa bila digunakan bersama dengan teknik manajemen yang baik
yang didasarkan pada prinsip biomekanik. Ketika penyatuan gagal terjadi
dengan PEMFT saja setelah kira-kira empat bulan, penggunaan yang
tepat mereka bersama dengan cangkok tulang segar memastikan tingkat
kegagalan maksimum 1 sampai 1,5 %
6. Evidance Based Terapi Pulse Electromagnetic Fields
(PEMF)
○ Menurut penelitian Anwar, R. dkk menjelaskan Komplikasi delayed union dan
non union merupakan masalah yang paling sering didapatkan pada fraktur
tulang. Fraktur tibia dengan fibula intak yang mempunyai resiko untuk
terjadinya komplikasi delayed union dan non union.