KIMIA DASAR II
Disusun Oleh:
Khabib Khumaini
Meri Ayurini
Raissa
Tegar Nurwahyu Wijaya
Maulana Yusuf
Asisten Laboratorium Kimia Dasar
DAFTAR ISI
Perbedaan Istilah Jurnal, Laporan, dan Tugas Pendahuluan ........................................ 3
Referensi .......................................................................................................................................... 36
Lampiran .......................................................................................................................................... 37
2
Praktikum Kimia Dasar II Tahun Ajaran 2020/2021
Jurnal Praktikum adalah catatan yang berisi tentang kegiatan praktikum yang akan
dilakukan oleh praktikan dengan format yang sudah ditentukan (lihat halaman 38). Jurnal
Praktikum memuat Prosedur Kerja yang dituangkan berupa Skema Kerja sehingga dapat
digunakan sebagai panduan kerja selama praktikum berlangsung (untuk memudahkan
Praktikan memahami objek praktikum yang akan dilakukan). Jurnal dikumpulkan sesaat
sebelum praktikum dimulai (jadwal pengumpulan akan diinformasikan melalui Rundown
Praktikum Online Kimia Dasar II 2020-2021) dan menjadi syarat mengikuti praktikum (tiket
masuk).
Laporan Praktikum adalah catatan yang berisi tentang hasil kegiatan praktikum yang
sudah dilakukan praktikan dengan format yang sudah ditentukan (lihat halaman 40).
Laporan Praktikum memuat penjelasan hasil praktikum dan analisis dari prosedur
percobaan yang telah dilakukan, teknik analisis data yang didapatkan, menjawab fenomena
yang terjadi selama praktikum, dan membandingkan hasil data pengamatan yang diperoleh
dengan teori yang ada kemudian dituangkan pada bagian pembahasan dalam bentuk
paragraf. Laporan dikumpulkan satu minggu setelah jadwal praktikum berakhir (jadwal
pengumpulan akan diinformasikan melalui Rundown Praktikum Online Kimia Dasar II 2020-
2021).
Tugas Pendahuluan adalah catatan praktikan yang berisi jawaban pertanyaan-
pertanyaan yang terdapat pada bagian akhir ditiap-tiap modul. Tugas Pendahuluan
dikumpulkan sesaat sebelum praktikum dimulai (jadwal pengumpulan akan diinformasikan
melalui Rundown Praktikum Online Kimia Dasar II 2020-2021) dan menjadi syarat mengikuti
praktikum (tiket masuk).
3
Praktikum Kimia Dasar II Tahun Ajaran 2020/2021
PERCOBAAN 1
KESETIMBANGAN KIMIA
PENDAHULUAN
Ketika kita mereaksikan senyawa-senyawa kimia, reaksi tidak selalu membentuk
produk sepenuhnya. Sistem akan mengalami keadaan intermediet yaitu ketika laju reaksi
membentuk produk sama dengan laju reaksi kembali membentuk reaktan. Di saat tersebut,
konsentrasi reaktan dan produk tidak berubah terhadap waktu. Keadaan tersebut disebut
kesetimbangan kimia yang dinyatakan dalam konstanta kesetimbangan (Kc). Pada
percobaan ini akan ditentukan konstanta kesetimbangan (Kc) dari reaksi antara kation besi
(III) dan anion tiosianat untuk membentuk senyawa kompleks Besi (III) tiosianat, Fe(SCN)2+.
Reaksi yang terlibat dalam percobaan ini dapat dituliskan:
Fe3+ (aq) + SCN- (aq) ⇌ Fe(SCN)2+(aq)
Penentuan Kc dapat dilakukan berdasarkan persamaan:
[𝑭𝒆(𝑺𝑪𝑵)𝟐+ ]
𝑲𝒄 =
[𝑭𝒆𝟑+ ] [𝑺𝑪𝑵− ]
Jika Kc bernilai lebih besar dari 1 (>1), kesetimbangan akan mengarah ke pembentukan
produk, Fe(SCN)2+. Jika Kc lebih kecil dari 1 (<1), maka kesetimbangan akan cenderung
membentuk reaktan dibanding produk. Dalam percobaan ini, beberapa larutan reaktan
dengan konsentrasi berbeda akan dibuat dan diuji. Meski konsentrasi berbeda, konstanta
kesetimbangan akan tetap sama selama suhu dijaga konstan.
Penentuan konsentrasi Fe(SCN)2+ dalam reaksi kesetimbangan dilakukan dengan
menggunakan spektrofotometer. Instrumen tersebut mengukur absorbansi
4
Praktikum Kimia Dasar II Tahun Ajaran 2020/2021
atau jumlah cahaya yang diserap oleh senyawa kompleks tersebut pada panjang gelombang
tertentu. Hukum Lambert Beer menyatakan hubungan antara absorbansi (A) dengan
konsentrasi (c) seperti pada persamaan:
A = Ɛbc
Simbol Ɛ pada persamaan tersebut menunjukkan konstanta yang bergantung pada panjang
gelombang cahaya dan senyawa yang menyerap cahaya. Sedangkan simbol ‘b’ merupakan
jarak yang dilalui cahaya saat mengenai sampel larutan, yaitu sama dengan tebal kuvet
(wadah untuk mengukur absorbansi pada spektrofotometer).
Senyawa kompleks Fe(SCN)2+ menyerap cahaya biru sehingga senyawa kompleks ini
memiliki warna jingga kemerah-merahan. Senyawa kompleks ini sangat menyerap cahaya
pada panjang gelombang 447 nm (daerah biru). Maka dari itu, pengukuran absorbansi pada
panjang gelombang tersebut memiliki sensitivitas tertinggi terhadap konsentrasi senyawa
kompleks tersebut.
Pada percobaan ini ion hidrogen tidak terlibat secara langsung dalam reaksi, namun
ion ini penting untuk mencegah terbentuknya FeOH2+ yang berwarna merah sehingga dapat
mengganggu analisis konsentrasi Fe(SCN)2+.
PEMBUANGAN LIMBAH
Limbah yang dihasilkan dari praktikum ini berupa limbah asam-basa dan anorganik.
• Limbah asam HNO3 dapat dibuang ke jerigen yang berlabel limbah cair asam-basa.
• Limbah lainnya seperti campuran kompleks dengan asam dapat dibuang ke limbah
anorganik.
5
Praktikum Kimia Dasar II Tahun Ajaran 2020/2021
PROSEDUR KERJA
Penentuan Tetapan Kesetimbangan
▪ Siapkan lima buah tabung reaksi yang diberi label 0-4.
▪ Kelima tabung ini ditambahkan reagen seperti pada tabel berikut:
Vol. Vol. Vol.
Tabung 0.002 M 0.002 M 0.5 M
Fe(NO3)3 KSCN HNO3
0 − − 10 mL
1 5 mL 1 mL 4 mL
2 5 mL 2 mL 3 mL
3 5 mL 3 mL 2 mL
4 5 mL 4 mL 1 mL
6
Praktikum Kimia Dasar II Tahun Ajaran 2020/2021
Tabung 1 2 3 4
Absorbansi (A)
Note: Tidak lupa untuk membersihkan kedua sisi kuvet sebelum diukur. Ukur dan catatlah absorban setiap larutan
mulai dari konsentrasi terendah hingga tertinggi. Catat suhu yang digunakan. Dari eksperimen tersebut, tentukan
konsentrasi dan nilai tetapan kesetimbangan dari reaksi tersebut.
PENGOLAHAN DATA
1. Lengkapilah tabel berikut dengan mengisi konsentrasi awal dari setiap reagen dan
absorbansi setiap larutan pada tabung!
1
2
3
4
7
Praktikum Kimia Dasar II Tahun Ajaran 2020/2021
2. Jika diketahui absorptivitas molar (a) larutan Fe(SCN)2+ adalah 4.7 x 103 M-1cm-1,
tentukanlah konsentrasi Fe(SCN)2+ yang dihasilkan tiap tabung dengan menggunakan
hukum Lambert-Beer! Tidak lupa untuk mengukur ketebalan kuvet.
Konsentrasi
Tabung A
Fe(SCN)2+
1
2
3
4
3. Tentukan konsentrasi Fe3+ dan SCN- saat terjadinya kesetimbangan di dalam masing-
masing tabung dengan menggunakan Tabel ICE!
Tabung #1
Change (Perubahan)
Equilibrium (Setimbang)
Tabung #2
8
Praktikum Kimia Dasar II Tahun Ajaran 2020/2021
Tabung #3
Change (Perubahan)
Equilibrium (Setimbang)
Tabung #4
4. Tentukan tetapan kesetimbangan (Kc) untuk masing-masing tabung dan tentukan rata-
ratanya!
Kc #1 Kc #2 Kc #3 Kc #4 Kc rata-rata
5. Berdasarkan literatur, tetapan kesetimbangan untuk reaksi tersebut adalah 138. Hitung
persen galat yang diperoleh dari hasil eksperimen!
PANDUAN PEMBAHASAN
Pembahasan berisi penjelasan tentang larutan blanko, peran HNO3 pada percobaan,
hubungan absorbansi dengan konsentrasi produk, pengaruh konsentrasi SCN− terhadap
konsentrasi produk, hubungan konsentrasi SCN− dengan nilai tetapan kesetimbangan (KC), dan
makna nilai tetapan kesetimbangan (Kc) yang dihasilkan.
9
Praktikum Kimia Dasar II Tahun Ajaran 2020/2021
10
Praktikum Kimia Dasar II Tahun Ajaran 2020/2021
PERCOBAAN 2
TITRASI ASAM-BASA
PENDAHULUAN
Titrasi adalah suatu metoda untuk menentukan konsentrasi zat menggunakan zat lain yang
sudah diketahui konsentrasinya. Titrasi dapat dibedakan menjadi empat jenis berdasarkan
reaksi yang terjadi, yaitu titrasi asam-basa, titrasi reduksi-oksidasi, titrasi kompleks dan titrasi
pengendapan. Pada titrasi, ada dua titik penting yang wajib diketahui, yaitu titik ekivalen dan
titik akhir titrasi. Titik ekivalen adalah kondisi ketika jumlah larutan di dalam buret (titran)
ekivalen atau sebanding dengan larutan yang dititrasi (titrat). Sedangkan titik akhir titrasi
adalah kondisi ketika indikator mengalami perubahan warna. Perbedaan antara titik ekivalen
dan titik akhir titrasi disebut kesalahan titrasi.
Ada beberapa istilah penting yang harus diketahui dalam titrasi seperti larutan standar
baku primer, larutan standar baku sekunder, analit, dan indikator. Larutan standar baku primer
adalah larutan yang mengandung senyawa kimia yang konsentrasinya diketahui dengan pasti
dan tepat. Beberapa syarat senyawa yang dapat digunakan sebagai bahan larutan standar baku
primer adalah tidak higroskopis, stabil, konsentrasinya tidak cepat berubah dan memiliki massa
molar yang relatif besar. Larutan standar baku sekunder merupakan larutan standar yang dibuat
dari senyawa yang konsentrasinya tidak diketahui dengan pasti sehingga memerlukan larutan
baku primer utuk membakukan konsentrasinya. Analit merupakan zat yang akan dianalisis.
Indikator adalah semua zat yang memberikan pengamatan berbeda pada kondisi asam atau
basa.
Pada percobaan ini, kita akan melakukan titrasi asam-basa dengan menggunakan indikator
PP (fenolftalein) dan pH meter. Indikator PP yang digunakan pada percobaan ini tidak berwarna
(bening) pada kondisi asam, sedangkan pada kondisi basa akan berwarna merah muda. Dari
percobaan ini, kita dapat menghitung konsentrasi dari asam yang dititrasi. Kurva titrasi dapat
11
Praktikum Kimia Dasar II Tahun Ajaran 2020/2021
dibuat dari data titrasi asam basa dengan menggunakan pH-meter. Dari kurva titrasi kita dapat
mengetahui pH pada saat titik ekivalen.
a. Titrasi Asam-Basa Menggunakan Indikator Visual
Indikator asam basa adalah semua zat yang memberikan pengamatan yang berbeda pada
kondisi asam dan basa. Jika perbedaan pengamatan tersebut dapat dilihat kasat mata maka
disebut sebagai indikator visual. Indikator visual bisa digunakan untuk penentuan titik akhir
titrasi. Indikator asam basa yang banyak digunakan antara lain fenolftalein, metil merah, dan
metil jingga. Setiap indikator asam-basa memiliki warna khas pada rentang pH tertentu.
Sehingga pemilihan indikator sebelum titrasi dimulai merupakan hal yang sangat krusial untuk
mengurangi terjadi kesalahan titrasi.
Pada percobaan ini, titrasi asam basa yang akan dilakukan adalah titrasi antara larutan
NaOH dan asam cuka. Titrasi ini dilakukan untuk mengetahui konsentrasi dari asam cuka yang
dijual di pasaran. Untuk mengefisienkan proses titrasi, asam cuka tersebut diencerkan terlebih
dahulu sebelum dititrasi.
Sebelum dilakukan titrasi asam cuka dan larutan NaOH, perlu dilakukan pembakuan
larutan NaOH. Pembakuan ini diperlukan karena NaOH merupakan larutan standar sekunder.
Larutan standar primer yang digunakan untuk membakukan larutan NaOH adalah larutan asam
oksalat.
Pada titrasi dengan menggunakan indikator visual, penentuan titik akhir titrasi dengan
indikator yang tepat sangat penting dalam menentukan titik ekivalen. Dengan mengetahui titik
ekivalen, kita dapat menentukan konsentrasi dari titrat. Penentuan konsentrasi titrat dapat
dilakukan dengan menggunakan persamaan (1 atau 2).
𝑁𝐵𝑎𝑠𝑎 = 𝑁𝐴𝑠𝑎𝑚
𝑒𝑘 × 𝑀𝐵𝑎𝑠𝑎 × 𝑉𝐵𝑎𝑠𝑎 = 𝑒𝑘 × 𝑀𝐴𝑠𝑎𝑚 × 𝑉𝐵𝑎𝑠𝑎 (1)
atau
Perbandingan mol asam dan basa akan sama dengan perbandingan koefisiennya, sehingga
dapat ditulis:
𝑛 𝐴𝑠𝑎𝑚 𝐾𝑜𝑒𝑓.𝐴𝑠𝑎𝑚
= (2)
𝑛 𝐵𝑎𝑠𝑎 𝐾𝑜𝑒𝑓. 𝐵𝑎𝑠𝑎
12
Praktikum Kimia Dasar II Tahun Ajaran 2020/2021
Ket:
N = Normalitas M = Konsentrasi (Molaritas)
V = Volume total ek = ekivalen (jumlah OH- atau H+)
n = jumlah mol
PEMBUANGAN LIMBAH
Pembuangan limbah sisa percobaan harus dibuang sesuai dengan klasifikasi kontainer
limbah:
• Limbah cair yang dihasilkan dibuang ke kontainer limbah cair ssam-basa.
• Kertas HVS yang digunakan sebagai alas titrasi dan tissue serta kertas hisap yang digunakan
selama percobaan dibuang pada tempat sampah domestik yang terkontaminasi zat kimia.
13
Praktikum Kimia Dasar II Tahun Ajaran 2020/2021
PROSEDUR KERJA
1. Pembakuan Larutan NaOH
▪ Cucilah buret dengan cara mengalirkan aquades untuk membersihan dan memastikan
tidak terdapat kebocoran pada kran buret.
▪ Lalu bilas buret yang akan digunakan dengan larutan NaOH 0,5 M sebanyak 2 kali ±5 mL,
lalu isi dengan larutan NaOH ini hingga 50 mL (Note: Pastikan tidak ada gelembung udara
pada buret).
▪ Bilas pipet volume 25 mL dengan aquadest, lalu
bilas kembali dengan menggunakan larutan asam
oksalat sebanyak 2 kali.
▪ Pipet 25 mL larutan asam oksalat ke dalam labu
erlenmeyer 250 mL menggunakan pipet volume.
▪ Tambahkan 4 tetes fenolftalein ke dalam labu
erlenmeyer, lalu bilas dinding leher labu
erlenmeyer dengan sedikit aquades.
▪ Rangkai alat titrasi seperti Gambar 1.1. Catat
Gambar 1.1. Rangkaian alat titrasi
skala volume awal dan akhir NaOH.
▪ Lalu teteskan NaOH dari buret ke dalam larutan asam dengan hati-hati sambil digoyang
sampai terjadi perubahan warna (dari tak berwarna menjadi merah muda seulas).
▪ Catat skala volume NaOH yang dipakai. Lakukan duplo!
▪ Selisih antara skala volume awal sebelum titrasi dan akhir adalah jumlah NaOH.
Note: Gunakan kertas HVS putih untuk alas titrasi agar mudah mengamati perubahan warna. Saat titrasi
tangan kanan memegang labu erlenmeyer sedangkan tangan kiri memegang buret dan jangan duduk
ketika titrasi. Hal ini berlaku selama melakukan titrasi.
14
Praktikum Kimia Dasar II Tahun Ajaran 2020/2021
Note: Gunakan kertas HVS putih untuk alas titrasi agar mudah mengamati perubahan warna. Saat titrasi
tangan kanan memegang labu erlenmeyer sedangkan Tangan kiri memegang buret dan jangan duduk
ketika titrasi. Hal ini berlaku selama melakukan titrasi.
15
Praktikum Kimia Dasar II Tahun Ajaran 2020/2021
Note: Saat pengadukan, pH-meter harus diangkat dengan catatan pH-meter masih di dalam gelas kimia.
NaOH
H2C2O4 + PP VAwal VAkhir VSelisih
(mL) (mL) (mL)
NaOH
I _____ _____ _____
16
Praktikum Kimia Dasar II Tahun Ajaran 2020/2021
Penambahan
0 2 2 2 1 1 1 1 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 1 1
NaOH (mL)
pH
17
Praktikum Kimia Dasar II Tahun Ajaran 2020/2021
PENGOLAHAN DATA
1. Pembakuan Larutan NaOH
a. Tuliskan persamaan reaksi yang terjadi.
b. Tentukan konsentrasi NaOH dengan konsentrasi asam oksalat standar yang telah
diketahui konsentrasi sebelumnya (perhatikan stoikiometrinya).
2. Penentuan kadar sampel asam dengan indikator visual
a. Tuliskan persamaan reaksi yang terjadi.
b. Tentukan konsentrasi asam cuka (hasil pengenceran) dari data yang Anda peroleh pada
saat titrasi asam-basa menggunakan indikator visual.
c. Tentukan konsentrasi asam sebelum pengenceran (perhatikan tahap-tahap
pengerjaannya).
d. Tentukan persen volumenya.
e. Hitung galat yang diperoleh.
3. Penentuan kadar sampel asam dengan pH meter
a. Gambarkan kurva titrasi berdasarkan data volume NaOH vs pH.
b. Tentukan titik ekivalen berdasarkan kurva titrasi.
c. Tentukan nilai Ka sampel asam berdasarkan kurva titrasi.
d. Tentukanlah konsentrasi asam cuka (hasil pengenceran) dari percobaan titrasi asam-
basa menggunakan pH-meter!
PANDUAN PEMBAHASAN
1. Pembakuan Larutan NaOH
Pembahasan berisi penjelasan mengapa larutan NaOH perlu dibakukan sebelum
digunakan sebagai larutan standar untuk titrasi, penjelasan mengapa H2C2O4 dipilih sebagai
larutan standar primer dalam pembakuan larutan NaOH, dan penjelasan apakah H 2C2O4
dapat diganti dengan asam jenis lain serta sebutkan alasan dan contohnya jika dapat diganti.
18
Praktikum Kimia Dasar II Tahun Ajaran 2020/2021
4. Titik Ekuivalen
Pembahasan berisi penjelasan titik ekuivalen pada titrasi, makna titik ekuivalen yang
dihasilkan, perbedaan titik ekuivalen pada titrasi asam lemah−basa kuat dan titrasi asam
kuat−basa kuat, dan sertakan persamaan reaksi yang terjadi.
19
Praktikum Kimia Dasar II Tahun Ajaran 2020/2021
20
Praktikum Kimia Dasar II Tahun Ajaran 2020/2021
PERCOBAAN 3
REAKSI REDOKS DAN ELEKTROKIMIA
PENDAHULUAN
Reaksi redoks banyak kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Pembakaran bensin,
metabolisme, fotosintesis, dan korosi merupakan contoh reaksi redoks yang terjadi di
sekitar kita. Energi yang dihasilkan reaksi redoks bisa dimanfaatkan untuk menghasilkan
energi listrik atau yang lebih dikenal sebagai sel volta. Sel volta merupakan dasar dari
teknologi baterai hari ini seperti seng karbon, alkaline, Li-Ion, fuel cell dan sebagainya. Reaksi
redoks juga bisa terjadi dengan bantuan aliran listrik dari luar yang dikenal sebagai
elektrolisis. Proses ini banyak kita jumpai di Industri seperti produksi alumunium,
pemurnian tembaga, produksi soda api, dan sebagainya.
Pada percobaan ini akan dipelajari dasar-dasar proses sel volta dan elektrolisis.
Selain itu juga akan dipelajari mengenai proses korosi dan pencegahannya.
A. Sel Volta
Energi kimia diubah menjadi energi listrik melalui reaksi redoks yang terjadi di sel volta.
Spesi yang memiliki potensial reduksi lebih negatif akan teroksidasi di anoda sedangkan
yang lebih positif akan tereduksi di katoda. Potensial sel volta dipengaruhi oleh:
• Jenis elektroda dan spesi di larutan (potensial reduksi standar)
• Suhu larutan
• Konsentrasi spesi di larutan yang terlibat reaksi redoks
Hubungan tersebut dikenal sebagai persamaan Nerst.
RT
E sel = E sel
0
− ln Q
nF
21
Praktikum Kimia Dasar II Tahun Ajaran 2020/2021
Pada percobaan sel volta kita akan mengamati sistem |Zn|ZnSO4||CuSO4|. Logam Zn
teroksidasi di anoda sedangkan Ion Cu2+ akan tereduksi. Konsentrasi Cu2+ divariasikan
untuk mengetahui pengaruh konsentrasi terhadap potensial sel sebagaimana persamaan
Nerst di atas.
B. Elektrolisis Larutan KI
Proses elektrolisis merupakan kebalikan sel volta. Pada elektrolisis, energi listrik
diberikan dari luar agar reaksi kimia bisa berlangsung. Pada praktikum ini larutan
dielektrolisis menjadi gas hidrogen di katoda dan iodida di anoda menggunakan elektroda
grafit. Jumlah zat yang dihasilkan selama proses elektrolisis sebanding dengan besar arus
yang digunakan dan lama proses elektrolisis.
PEMBUANGAN LIMBAH
Semua limbah yang dihasilkan pada percobaan ini dibuang ke penampungan limbah
anorganik.
22
Praktikum Kimia Dasar II Tahun Ajaran 2020/2021
PROSEDUR KERJA
1. Sel Volta
▪ Ambil tabung U yang telah berisi agar sebagai jembatan garam.
▪ Siapkan 2 gelas kimia 50 mL.
▪ Tuangkan 25 mL CuSO4 1 M ke dalam gelas kimia 50 mL dan 25 mL ZnSO4 1 M ke dalam
gelas kimia lainnya.
▪ Letakkan jembatan garam di kedua gelas kimia tersebut.
▪ Masukkan elektroda Cu ke dalam gelas kimia yang berisi larutan CuSO4 dan elektroda
Zn ke dalam gelas kimia yang berisi larutan ZnSO4.
▪ Hubungkan kutub positif dari multimeter dengan elektroda Cu dan kutub negatif
dengan elektroda Zn. Amati perubahan yang terjadi dan tegangan yang dihasilkan.
Rangkaian alat seperti pada gambar berikut:
▪ Ulangi percobaan dengan menggunakan larutan a). CuSO4 0.1 M, b). CuSO4 0.01 M.
(Catat suhu larutan)!
23
Praktikum Kimia Dasar II Tahun Ajaran 2020/2021
2. Elektrolisis Larutan KI
▪ Masukkan larutan KI 0.1 M ke dalam tabung U hingga kira-kira 2 cm di bawah ujung
tabung. Susun elektroda grafit dan peralatan lainnya sebagaimana gambar berikut:
▪ Hubungkan salah satu elektroda grafit dengan kutub positif catu daya.
▪ Hubungkan elektroda yang lainnya dengan probe (+) multimeter (atur pada batas
pengukuran arus dc maksimum).
▪ Nyalakan catu daya pada tegangan 6 volt selama ±5 menit dan amati perubahan yang
terjadi di larutan.
▪ Teteskan 2 tetes indikator fenolftalein (PP) pada kutub negatif dan 2 tetes larutan kanji
0.5% pada kutub positif.
▪ Reaksi dikatakan terjadi apabila terdapat arus yang terbaca pada proses elektrolisis.
▪ Setelah selesai, matikan catu daya yang digunakan.
▪ Ulangi percobaan di atas dengan mengganti elektroda grafit dengan elektroda
tembaga.
24
Praktikum Kimia Dasar II Tahun Ajaran 2020/2021
2. Elektrolisis Larutan KI
Elektroda grafit Elektroda Tembaga
Arus: ……………… A Arus: ……………… A
Perubahan yang diamati: Perubahan yang diamati:
Kutub positif: Kutub positif:
PENGOLAHAN DATA
1. Sel Volta
a. Tentukan potensial sel standar ( E sel
0
) sel volta yang digunakan!
Potensial (Esel) = y
[ Zn 2+ ]
ln Q = ln( )= x
[Cu 2+ ]
c. Gambarkan Grafik Esel terhadap ln Q!
d. Tentukan Gradien Grafik di atas dan hitung tetapan F (faraday)!
Gradien (m) =
RT RT
m=− F =− =
nF nm
T adalah suhu larutan (K)
e. Tentukan kesalahan /galat nilai F yang diperoleh dibandingkan dengan teori !
Nilai F teori = 96485 C/mol
| Feksperimen − Fteori |
% kesalahan = 100% =
Fteori
25
Praktikum Kimia Dasar II Tahun Ajaran 2020/2021
2. Elektrolisis Larutan KI
a. Tuliskan reaksi yang terjadi pada anoda dan katoda saat larutan KI dielektrolisis
menggunakan elektroda grafit. Jelaskan!
Anoda:
Katoda:
b. Pada saat elektrolisis salah satu reaksi di elektroda tersebut menghasilkan gas hidrogen.
Berapa perkiraan volume gas hidrogen yang dihasilkan pada elektrolisis larutan KI
tersebut
Muatan listrik yang digunakan selama elektrolisis =
Mol gas H2 =
Volum gas H2 =
c. Tuliskan reaksi yang terjadi pada anoda dan katoda saat larutan KI dielektrolisis
menggunakan elektroda tembaga. Jelaskan!
Anoda:
Katoda:
PANDUAN PEMBAHASAN
1. Sel Volta
Pembahasan berisi persamaan reaksi yang terjadi pada percobaan, penjelasan siapa yang
berperan sebagai katoda atau anoda, dan penjelasan mengenai peran jembatan garam pada
sel volta, penjelasan apa yang akan terjadi jika pada sel volta tersebut jembatan garam
ditiadakan, dan makna galat yang diperoleh.
2. Elektrolisis Larutan KI
Pembahasan berisi penjelasan mengapa setelah ditetesi fenolftalein (pp) larutan di kutub
negatif berubah warna menjadi merah muda, penjelasan mengapa elektroda tembaga yang
larut hanya di anoda sedangkan di katoda tidak bereaksi, dan penjelasan mengapa larutan
di kutub positif berubah warna menjadi ungu-coklat setelah ditetesi kanji pada elektrolisis
menggunakan elektroda karbon sedangkan pada elektrolisis menggunakan elektroda
tembaga perubahaan warna ungu-coklat yang teramati lebih sedikit.
26
Praktikum Kimia Dasar II Tahun Ajaran 2020/2021
27
Praktikum Kimia Dasar II Tahun Ajaran 2020/2021
PERCOBAAN 4
KINETIKA KIMIA
PENDAHULUAN
Kinetika kimia mempelajari laju reaksi dan aspek-aspek yang mempengaruhi laju
reaksi tersebut. Dengan mempelajari kinetika kimia, kita dapat mempelajari mekanisme
suatu reaksi. Kinetika kimia tidak mempelajari kespontanan reaksi maupun energi yang
menyertainya. Aspek kespontanan dan energi yang menyertai suatu reaksi dipelajari dalam
energetika kimia.
Dalam percobaan kali ini praktikan akan mempelajari kinetika reaksi oksidasi
reduksi antara ion iodida (I-) dengan ion peroksodisulfat (S2O82-). Praktikan akan
menentukan orde reaksi masing-masing pereaktan dan tetapan laju reaksi yang dipelajari.
Disamping itu praktikan akan menentukan energi aktivasi reaksi dengan dan tanpa katalis.
Laju suatu reaksi pada umumnya bergantung pada konsentrasi reaktan. Misalkan
suatu reaksi,
𝑎𝐴 + 𝑏𝐵 ⟶ 𝑐𝐶 + 𝑑𝐷
memiliki laju reaksi yang diungkapkan dalam persamaan berikut:
𝑟 = 𝑘[𝐴]𝑥 [𝐵]𝑦
nilai x dan y disebut dengan orde reaksi reaktan dan harus ditentukan secara eksperimen.
Untuk reaksi yang melibatkan dua jenis reaktan, nilai orde reaksi untuk satu reaktan
ditentukan dengan melakukan satu seri reaksi dengan menggunakan konsentrasi satu
reaktan tetap sedangkan konsentrasi reaktan lain divariasikan.
Misalkan untuk menentukan nilai x dari persamaan laju di atas, kita mengukur laju reaksi
awal satu seri reaksi dengan konsentrasi B tetap dan konsentrasi A bervariasi. Hubungan
antara laju reaksi dengan konsentrasi B sebagai berikut.
28
Praktikum Kimia Dasar II Tahun Ajaran 2020/2021
𝑙𝑛 𝑟 = ln 𝑘 + 𝑥 ln[𝐴] + 𝑦 ln[𝐵]
𝑙𝑛 𝑟 = ln 𝑘 + 𝑦 ln[𝐵] + 𝑥 ln[𝐴]
ln 𝑟 = 𝑐 + 𝑥 ln[𝐴]
Nilai x adalah nilai gradien kurva ln r vs ln [A]. Gradien kurva dapat diperoleh dengan
menghitung persamaan regresi linier dari kurva tersebut. Setelah nilai x dan y diketahui,
nilai tetapan laju reaksi (k) dapat ditentukan. Tetapan laju reaksi bernilai tetap pada suhu
konstan. Pada suhu yang lebih tinggi, nilai k menjadi lebih besar. Tetapan laju reaksi dengan
suhu dihubungkan oleh persamaan Arrhenius.
𝐸𝑎
𝑘 = 𝐴𝑒 − 𝑅𝑇
𝐸𝑎 1
ln 𝑘 = ln 𝐴 −
𝑅 𝑇
Nilai energi aktivasi (Ea) suatu reaksi dapat dihitung dengan melakukan eksperimen pada
1
berbagai suhu. Energi aktivasi diperoleh dari gradien kurva ln k vs. 𝑇.
PEMBUANGAN LIMBAH
Bahan-bahan kimia sisa percobaan dibuang pada kontainer limbah cair anorganik.
29
Praktikum Kimia Dasar II Tahun Ajaran 2020/2021
PROSEDUR KERJA
1. Penentuan Orde Reaksi Ion S2O82-
▪ Siapkan larutan-larutan berikut dalam gelas kimia.
A: 15 mL (NH4)2S2O8 0,03 M, 1 mL (20 tetes) kanji, dan 5 mL Na2S2O3 0,01 M.
B: 15 mL (NH4)2S2O8 0,04 M, 1 mL (20 tetes) kanji, dan 5 mL Na2S2O3 0,01 M.
C: 15 mL (NH4)2S2O8 0,05 M, 3 1 mL (20 tetes) kanji, dan 5 mL Na2S2O3 0,01 M.
▪ Tambahkan 15 mL larutan KI 0,2 M ke dalam masing-masing Larutan A – C.
▪ Jalankan stopwatch tepat ketika kedua larutan dicampurkan.
▪ Hitung waktu yang dibutuhkan sampai masing-masing larutan berubah warna menjadi
kecoklatan.
2. Penentuan Orde Reaksi Ion I-
▪ Siapkan larutan-larutan berikut dalam gelas kimia.
A: 15 mL KI 0,3 M, 1 mL kanji, dan 5 mL Na2S2O3 0,01 M.
B: 15 mL KI 0,4 M, 1 mL kanji, dan 5 mL Na2S2O3 0,01 M.
C: 15 mL KI 0,5 M, 1 mL kanji, dan 5 mL Na2S2O3 0,01 M.
▪ Tambahkan 15 mL larutan (NH4)2S2O8 0,02 M ke dalam masing-masing Larutan A – C.
▪ Jalankan stopwatch tepat ketika kedua larutan dicampurkan.
▪ Hitung waktu yang dibutuhkan sampai masing-masing larutan berubah warna menjadi
kecoklatan.
30
Praktikum Kimia Dasar II Tahun Ajaran 2020/2021
31
PENGOLAHAN DATA
1. Penentuan Orde Reaksi Ion I-
a. Tentukan konsentrasi pereaktan dalam larutan reaksi
Volume total sistem = … mL
Konsentrasi KI = … M, … M, … M
Konsentrasi (NH4)2S2O8 = … M
Konsentrasi Na2S2O3 = … M
33
Praktikum Kimia Dasar II Tahun Ajaran 2020/2021
34
Praktikum Kimia Dasar II Tahun Ajaran 2020/2021
PANDUAN PEMBAHASAN
Pembahasan berisi mengenai apa yang berpengaruh terhadap laju reaksi berserta
penjelasannya, penjelasan mengenai peran larutan kanji dan larutan Na2S2O3 dalam
reaksi, penjelasan mengenai alasan konsentrasi I3− ([I3−]) yang digunakan pada setiap
perhitungan laju rata-rata reaksi (r), penjelasan mengenai faktor yang mempengaruhi
energi aktivasi, peran katalis terhadap penentuan energi aktivasi (Ea), serta makna orde
reaksi dan makna energi aktivasi (Ea) yang dihasilkan.
Orde 1
Orde 2
REFERENSI
1. Gellender, M. 1975. A Simple General Chemistry Kinetics Experiment.
J.Chem.Educ.52,806.
2. http://www.coastmobileutilities.com/wp-
content/uploads/2014/10/CathodicProtectionSystems.jpg (8 April 2016)
3. http://chemwiki.ucdavis.edu/@api/deki/files/16649/=19.17.jpg?revision= (8 April
2016)
4. Day, R. A. & Underwood, A.L. 1967. Quantitative Analysis. Englewood Cliffs, N.J:
Prentice-Hall. p.181
5. James E. Brady, Neil D. Jespersen, Alison Hyslop. 2012. Chemistry, 6th Edition,
International Student Version.
6. Modul Praktikum Kimia Dasar Institut Teknologi Bandung. 2015
36
Praktikum Kimia Dasar II Tahun Ajaran 2020/2021
LAMPIRAN
Tabel 1. Potensial Reduksi Standar pada 25°C
Setengah−Reaksi E° (V)
K+(aq) + e− → K(aq) −2,92
I2(s) + e− → 2I−(aq) +0,54
2H2O + 2e− → H2(g) + 2OH−(aq) −0,83
O2(g) + 4H+(aq) + 4e− → 2H2O +1,23
Cu2+(aq) + 2e− → Cu(s) +0,15
Zn2+(aq) + 2e− → Zn(s) −0,76
37
Praktikum Kimia Dasar II Tahun Ajaran 2020/2021
38
Praktikum Kimia Dasar II Tahun Ajaran 2020/2021
Hanwell, M., Curtis, D., Lonie, D., et al. (2012). Avogadro: an advanced semantic editor,
visualization, and analysis platform. Journal of Cheminformatics, 4(1), p.17.
http://www.rsc.org/learn-chemistry/resource/res00000682/diffusion-of-gases-amonia-
and-hyrogen-chloride (diakses pada 15 Desember 2019).
Raymond. C. (2019). Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti, Edisi Ketiga Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Catatan:
Tuliskan Nama, NIM dan Kelas pada bagian pojok kanan atas ditiap-tiap lembar halaman Jurnal
sebelum difoto atau di scan lalu diserahkan atau dikumpulkan.
39
Praktikum Kimia Dasar II Tahun Ajaran 2020/2021
I. Tujuan Praktikum
Tujuan Praktikum berdasarkan jurnal praktikum.
V. Simpulan (10)
• Merupakan jawaban dari bagian Tujuan Praktikum,
• Harus sesuai dengan banyaknya tujuan praktikum (dibuat per point), dan disertai data
hasil perhitungan (jika ada).
Contoh:
- Kapasitas panas kalorimeter dengan mencampurkan 50 mL air dingin ke dalam 50 mL air
panas adalah 57,1 kJ/mol.
- Sifat larutan dari sampel jus jeruk/jus lemon adalah asam, sedangkan sifat larutan dari
sampel larutan obat maag adalah basa.
Hanwell, M., Curtis, D., Lonie, D., et al. (2012). Avogadro: an advanced semantic editor,
visualization, and analysis platform. Journal of Cheminformatics, 4(1), p.17.
40
Praktikum Kimia Dasar II Tahun Ajaran 2020/2021
http://www.rsc.org/learn-chemistry/resource/res00000682/diffusion-of-gases-amonia-
and-hyrogen-chloride (diakses pada 15 Desember 2019).
Raymond. C. (2019). Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti, Edisi Ketiga Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Catatan:
Tuliskan Nama, NIM dan Kelas pada bagian pojok kanan atas ditiap-tiap lembar halaman
Laporan sebelum difoto atau di scan lalu diserahkan atau dikumpulkan.
41