Anda di halaman 1dari 41

MODUL PRAKTIKUM

KIMIA DASAR II

Disusun Oleh:
Khabib Khumaini
Meri Ayurini
Raissa
Tegar Nurwahyu Wijaya
Maulana Yusuf
Asisten Laboratorium Kimia Dasar

LABORATORIUM KIMIA DASAR


UNIVERSITAS PERTAMINA
2020/2021
Praktikum Kimia Dasar II Tahun Ajaran 2020/2021

DAFTAR ISI
Perbedaan Istilah Jurnal, Laporan, dan Tugas Pendahuluan ........................................ 3

Percobaan 1: Kesetimbangan Kimia ...................................................................................... 4

Percobaan 2: Titrasi Asam-Basa .............................................................................................. 11

Percobaan 3: Reaksi Redoks dan Elektrokimia ................................................................. 21

Percobaan 4: Kinetika Kimia .................................................................................................... 28

Referensi .......................................................................................................................................... 36

Lampiran .......................................................................................................................................... 37

Format Jurnal Praktikum ........................................................................................................... 38

Format Laporan Praktikum ....................................................................................................... 40

2
Praktikum Kimia Dasar II Tahun Ajaran 2020/2021

Perbedaan Istilah Jurnal, Laporan dan Tugas Pendahuluan

Jurnal Praktikum adalah catatan yang berisi tentang kegiatan praktikum yang akan
dilakukan oleh praktikan dengan format yang sudah ditentukan (lihat halaman 38). Jurnal
Praktikum memuat Prosedur Kerja yang dituangkan berupa Skema Kerja sehingga dapat
digunakan sebagai panduan kerja selama praktikum berlangsung (untuk memudahkan
Praktikan memahami objek praktikum yang akan dilakukan). Jurnal dikumpulkan sesaat
sebelum praktikum dimulai (jadwal pengumpulan akan diinformasikan melalui Rundown
Praktikum Online Kimia Dasar II 2020-2021) dan menjadi syarat mengikuti praktikum (tiket
masuk).
Laporan Praktikum adalah catatan yang berisi tentang hasil kegiatan praktikum yang
sudah dilakukan praktikan dengan format yang sudah ditentukan (lihat halaman 40).
Laporan Praktikum memuat penjelasan hasil praktikum dan analisis dari prosedur
percobaan yang telah dilakukan, teknik analisis data yang didapatkan, menjawab fenomena
yang terjadi selama praktikum, dan membandingkan hasil data pengamatan yang diperoleh
dengan teori yang ada kemudian dituangkan pada bagian pembahasan dalam bentuk
paragraf. Laporan dikumpulkan satu minggu setelah jadwal praktikum berakhir (jadwal
pengumpulan akan diinformasikan melalui Rundown Praktikum Online Kimia Dasar II 2020-
2021).
Tugas Pendahuluan adalah catatan praktikan yang berisi jawaban pertanyaan-
pertanyaan yang terdapat pada bagian akhir ditiap-tiap modul. Tugas Pendahuluan
dikumpulkan sesaat sebelum praktikum dimulai (jadwal pengumpulan akan diinformasikan
melalui Rundown Praktikum Online Kimia Dasar II 2020-2021) dan menjadi syarat mengikuti
praktikum (tiket masuk).

Catatan : Jurnal Praktikum, Laporan Praktikum, dan Tugas Pendahuluan dikerjakan


masing-masing praktikan (tiap individu) dengan tulis tangan bukan diketik.

3
Praktikum Kimia Dasar II Tahun Ajaran 2020/2021

PERCOBAAN 1
KESETIMBANGAN KIMIA

PENDAHULUAN
Ketika kita mereaksikan senyawa-senyawa kimia, reaksi tidak selalu membentuk
produk sepenuhnya. Sistem akan mengalami keadaan intermediet yaitu ketika laju reaksi
membentuk produk sama dengan laju reaksi kembali membentuk reaktan. Di saat tersebut,
konsentrasi reaktan dan produk tidak berubah terhadap waktu. Keadaan tersebut disebut
kesetimbangan kimia yang dinyatakan dalam konstanta kesetimbangan (Kc). Pada
percobaan ini akan ditentukan konstanta kesetimbangan (Kc) dari reaksi antara kation besi
(III) dan anion tiosianat untuk membentuk senyawa kompleks Besi (III) tiosianat, Fe(SCN)2+.
Reaksi yang terlibat dalam percobaan ini dapat dituliskan:
Fe3+ (aq) + SCN- (aq) ⇌ Fe(SCN)2+(aq)
Penentuan Kc dapat dilakukan berdasarkan persamaan:
[𝑭𝒆(𝑺𝑪𝑵)𝟐+ ]
𝑲𝒄 =
[𝑭𝒆𝟑+ ] [𝑺𝑪𝑵− ]
Jika Kc bernilai lebih besar dari 1 (>1), kesetimbangan akan mengarah ke pembentukan
produk, Fe(SCN)2+. Jika Kc lebih kecil dari 1 (<1), maka kesetimbangan akan cenderung
membentuk reaktan dibanding produk. Dalam percobaan ini, beberapa larutan reaktan
dengan konsentrasi berbeda akan dibuat dan diuji. Meski konsentrasi berbeda, konstanta
kesetimbangan akan tetap sama selama suhu dijaga konstan.
Penentuan konsentrasi Fe(SCN)2+ dalam reaksi kesetimbangan dilakukan dengan
menggunakan spektrofotometer. Instrumen tersebut mengukur absorbansi

4
Praktikum Kimia Dasar II Tahun Ajaran 2020/2021

atau jumlah cahaya yang diserap oleh senyawa kompleks tersebut pada panjang gelombang
tertentu. Hukum Lambert Beer menyatakan hubungan antara absorbansi (A) dengan
konsentrasi (c) seperti pada persamaan:
A = Ɛbc
Simbol Ɛ pada persamaan tersebut menunjukkan konstanta yang bergantung pada panjang
gelombang cahaya dan senyawa yang menyerap cahaya. Sedangkan simbol ‘b’ merupakan
jarak yang dilalui cahaya saat mengenai sampel larutan, yaitu sama dengan tebal kuvet
(wadah untuk mengukur absorbansi pada spektrofotometer).
Senyawa kompleks Fe(SCN)2+ menyerap cahaya biru sehingga senyawa kompleks ini
memiliki warna jingga kemerah-merahan. Senyawa kompleks ini sangat menyerap cahaya
pada panjang gelombang 447 nm (daerah biru). Maka dari itu, pengukuran absorbansi pada
panjang gelombang tersebut memiliki sensitivitas tertinggi terhadap konsentrasi senyawa
kompleks tersebut.
Pada percobaan ini ion hidrogen tidak terlibat secara langsung dalam reaksi, namun
ion ini penting untuk mencegah terbentuknya FeOH2+ yang berwarna merah sehingga dapat
mengganggu analisis konsentrasi Fe(SCN)2+.

PEMBUANGAN LIMBAH
Limbah yang dihasilkan dari praktikum ini berupa limbah asam-basa dan anorganik.
• Limbah asam HNO3 dapat dibuang ke jerigen yang berlabel limbah cair asam-basa.
• Limbah lainnya seperti campuran kompleks dengan asam dapat dibuang ke limbah
anorganik.

5
Praktikum Kimia Dasar II Tahun Ajaran 2020/2021

PROSEDUR KERJA
Penentuan Tetapan Kesetimbangan
▪ Siapkan lima buah tabung reaksi yang diberi label 0-4.
▪ Kelima tabung ini ditambahkan reagen seperti pada tabel berikut:
Vol. Vol. Vol.
Tabung 0.002 M 0.002 M 0.5 M
Fe(NO3)3 KSCN HNO3

0 − − 10 mL

1 5 mL 1 mL 4 mL

2 5 mL 2 mL 3 mL

3 5 mL 3 mL 2 mL

4 5 mL 4 mL 1 mL

▪ Homogenkan larutan dengan menggunakan pipet tetes. Catat suhu larutan.


▪ Bilas kuvet dengan sedikit aquadest yang diikuti pembilasan oleh larutan yang akan diuji.
▪ Masukan larutan ke dalam kuvet sehingga mengisi ¾ volume kuvet.
▪ Aturlah spektrofotometer dipanjang gelombang 447 nm dan gunakanlah larutan pada tabung
0 sebagai blanko.

Hati-hati dalam menggunakan kuvet dan spektrofotometer!!


Perhatikan petunjuk penggunaannya dan harus dalam pengawasan asisten praktikum.

6
Praktikum Kimia Dasar II Tahun Ajaran 2020/2021

DATA, PENGAMATAN, DAN CATATAN


Penentuan Tetapan Kesetimbangan

Tebal kuvet: b= 1 cm Suhu larutan: T = . . . . . . . . . . . . . . ºC

Tabel Pengukuran Absorbansi:

Tabung 1 2 3 4
Absorbansi (A)

Note: Tidak lupa untuk membersihkan kedua sisi kuvet sebelum diukur. Ukur dan catatlah absorban setiap larutan
mulai dari konsentrasi terendah hingga tertinggi. Catat suhu yang digunakan. Dari eksperimen tersebut, tentukan
konsentrasi dan nilai tetapan kesetimbangan dari reaksi tersebut.

PENGOLAHAN DATA
1. Lengkapilah tabel berikut dengan mengisi konsentrasi awal dari setiap reagen dan
absorbansi setiap larutan pada tabung!

Konsentrasi awal Konsentrasi awal


Tabung Absorbansi (A)
Fe3+ (M) SCN- (M)

1
2

3
4

7
Praktikum Kimia Dasar II Tahun Ajaran 2020/2021

2. Jika diketahui absorptivitas molar (a) larutan Fe(SCN)2+ adalah 4.7 x 103 M-1cm-1,
tentukanlah konsentrasi Fe(SCN)2+ yang dihasilkan tiap tabung dengan menggunakan
hukum Lambert-Beer! Tidak lupa untuk mengukur ketebalan kuvet.

Konsentrasi
Tabung A
Fe(SCN)2+

1
2

3
4

3. Tentukan konsentrasi Fe3+ dan SCN- saat terjadinya kesetimbangan di dalam masing-
masing tabung dengan menggunakan Tabel ICE!

Tabung #1

[Fe3+] [SCN-] Fe(SCN)2+


Initial (Awal) 0.00 M

Change (Perubahan)
Equilibrium (Setimbang)

Tabung #2

[Fe3+] [SCN-] Fe(SCN)2+


Initial (Awal) 0.00 M
Change (Perubahan)
Equilibrium (Setimbang)

8
Praktikum Kimia Dasar II Tahun Ajaran 2020/2021

Tabung #3

[Fe3+] [SCN-] Fe(SCN)2+


Initial (Awal) 0.00 M

Change (Perubahan)
Equilibrium (Setimbang)

Tabung #4

[Fe3+] [SCN-] Fe(SCN)2+

Initial (Awal) 0.00 M


Change (Perubahan)
Equilibrium (Setimbang)

4. Tentukan tetapan kesetimbangan (Kc) untuk masing-masing tabung dan tentukan rata-
ratanya!
Kc #1 Kc #2 Kc #3 Kc #4 Kc rata-rata

5. Berdasarkan literatur, tetapan kesetimbangan untuk reaksi tersebut adalah 138. Hitung
persen galat yang diperoleh dari hasil eksperimen!

PANDUAN PEMBAHASAN
Pembahasan berisi penjelasan tentang larutan blanko, peran HNO3 pada percobaan,
hubungan absorbansi dengan konsentrasi produk, pengaruh konsentrasi SCN− terhadap
konsentrasi produk, hubungan konsentrasi SCN− dengan nilai tetapan kesetimbangan (KC), dan
makna nilai tetapan kesetimbangan (Kc) yang dihasilkan.

9
Praktikum Kimia Dasar II Tahun Ajaran 2020/2021

TUGAS PENDAHULUAN (REFERENSI PER NOMOR)


1. Asam nitrat, HNO3, bersifat korosif. Apa yang akan Anda lakukan jika kulit atau pakaian
Anda terkena asam nitrat?
2. Tuliskan data-data fisik (warna, MM, dll) dari:
a. Fe(SCN)2+
b. Fe(OH)2+
3. Jelaskan faktor-faktor yang memengaruhi kesetimbangan!
4. Jika sebanyak 5 mL Fe3+ 0,002 M dan 4 mL SCN- 0,002 di tempatkan dalam suatu tabung
reaksi. Kemudian ditambahkan 1 mL larutan asam. Jawablah pertanyaan berikut ini jika
diketahui reaksi yang terjadi adalah
Fe3+ (aq) + SCN- (aq) ⇌ Fe(SCN)2+(aq)
a. Tentukan volume total campuran (mL).
b. Tentukan konsentrasi awal Fe3+ dalam campuran tersebut. (tips: pengenceran).
c. Tentukan konsentrasi awal SCN- dalam campuran tersebut. (tips: pengenceran).
d. Buatlah tabel ICE (Initial, change, equilibrium) jika dimisalkan konsentrasi
Fe(SCN)2+ yang terbetuk dari reaksi di atas adalah 5,7 × 10−4 M.
5. Dengan mencantumkan literatur, carilah nilai konstanta absorbansi untuk senyawa
komplek Fe(SCN)2+.

JANGAN LUPA MEMBAWA


▪ Buku catatan praktikum.
▪ Jawaban tugas pendahuluan (wajib).
▪ Kertas HVS A4 3 lembar.
▪ Jas laboratorium lengan panjang, masker,
kacamata googles, dan serbet kain.
▪ Kalkulator, penggaris, dan alat tulis lainnya.

10
Praktikum Kimia Dasar II Tahun Ajaran 2020/2021

PERCOBAAN 2
TITRASI ASAM-BASA
PENDAHULUAN
Titrasi adalah suatu metoda untuk menentukan konsentrasi zat menggunakan zat lain yang
sudah diketahui konsentrasinya. Titrasi dapat dibedakan menjadi empat jenis berdasarkan
reaksi yang terjadi, yaitu titrasi asam-basa, titrasi reduksi-oksidasi, titrasi kompleks dan titrasi
pengendapan. Pada titrasi, ada dua titik penting yang wajib diketahui, yaitu titik ekivalen dan
titik akhir titrasi. Titik ekivalen adalah kondisi ketika jumlah larutan di dalam buret (titran)
ekivalen atau sebanding dengan larutan yang dititrasi (titrat). Sedangkan titik akhir titrasi
adalah kondisi ketika indikator mengalami perubahan warna. Perbedaan antara titik ekivalen
dan titik akhir titrasi disebut kesalahan titrasi.
Ada beberapa istilah penting yang harus diketahui dalam titrasi seperti larutan standar
baku primer, larutan standar baku sekunder, analit, dan indikator. Larutan standar baku primer
adalah larutan yang mengandung senyawa kimia yang konsentrasinya diketahui dengan pasti
dan tepat. Beberapa syarat senyawa yang dapat digunakan sebagai bahan larutan standar baku
primer adalah tidak higroskopis, stabil, konsentrasinya tidak cepat berubah dan memiliki massa
molar yang relatif besar. Larutan standar baku sekunder merupakan larutan standar yang dibuat
dari senyawa yang konsentrasinya tidak diketahui dengan pasti sehingga memerlukan larutan
baku primer utuk membakukan konsentrasinya. Analit merupakan zat yang akan dianalisis.
Indikator adalah semua zat yang memberikan pengamatan berbeda pada kondisi asam atau
basa.
Pada percobaan ini, kita akan melakukan titrasi asam-basa dengan menggunakan indikator
PP (fenolftalein) dan pH meter. Indikator PP yang digunakan pada percobaan ini tidak berwarna
(bening) pada kondisi asam, sedangkan pada kondisi basa akan berwarna merah muda. Dari
percobaan ini, kita dapat menghitung konsentrasi dari asam yang dititrasi. Kurva titrasi dapat

11
Praktikum Kimia Dasar II Tahun Ajaran 2020/2021

dibuat dari data titrasi asam basa dengan menggunakan pH-meter. Dari kurva titrasi kita dapat
mengetahui pH pada saat titik ekivalen.
a. Titrasi Asam-Basa Menggunakan Indikator Visual
Indikator asam basa adalah semua zat yang memberikan pengamatan yang berbeda pada
kondisi asam dan basa. Jika perbedaan pengamatan tersebut dapat dilihat kasat mata maka
disebut sebagai indikator visual. Indikator visual bisa digunakan untuk penentuan titik akhir
titrasi. Indikator asam basa yang banyak digunakan antara lain fenolftalein, metil merah, dan
metil jingga. Setiap indikator asam-basa memiliki warna khas pada rentang pH tertentu.
Sehingga pemilihan indikator sebelum titrasi dimulai merupakan hal yang sangat krusial untuk
mengurangi terjadi kesalahan titrasi.
Pada percobaan ini, titrasi asam basa yang akan dilakukan adalah titrasi antara larutan
NaOH dan asam cuka. Titrasi ini dilakukan untuk mengetahui konsentrasi dari asam cuka yang
dijual di pasaran. Untuk mengefisienkan proses titrasi, asam cuka tersebut diencerkan terlebih
dahulu sebelum dititrasi.
Sebelum dilakukan titrasi asam cuka dan larutan NaOH, perlu dilakukan pembakuan
larutan NaOH. Pembakuan ini diperlukan karena NaOH merupakan larutan standar sekunder.
Larutan standar primer yang digunakan untuk membakukan larutan NaOH adalah larutan asam
oksalat.
Pada titrasi dengan menggunakan indikator visual, penentuan titik akhir titrasi dengan
indikator yang tepat sangat penting dalam menentukan titik ekivalen. Dengan mengetahui titik
ekivalen, kita dapat menentukan konsentrasi dari titrat. Penentuan konsentrasi titrat dapat
dilakukan dengan menggunakan persamaan (1 atau 2).
𝑁𝐵𝑎𝑠𝑎 = 𝑁𝐴𝑠𝑎𝑚
𝑒𝑘 × 𝑀𝐵𝑎𝑠𝑎 × 𝑉𝐵𝑎𝑠𝑎 = 𝑒𝑘 × 𝑀𝐴𝑠𝑎𝑚 × 𝑉𝐵𝑎𝑠𝑎 (1)
atau
Perbandingan mol asam dan basa akan sama dengan perbandingan koefisiennya, sehingga
dapat ditulis:
𝑛 𝐴𝑠𝑎𝑚 𝐾𝑜𝑒𝑓.𝐴𝑠𝑎𝑚
= (2)
𝑛 𝐵𝑎𝑠𝑎 𝐾𝑜𝑒𝑓. 𝐵𝑎𝑠𝑎

12
Praktikum Kimia Dasar II Tahun Ajaran 2020/2021

Untuk reaksi larutan NaOH dan asam oksalat berlaku:


n NaOH = 2 . n H2C2O4
M NaOH × V NaOH = 2 × M H2C2O4 × V H2C2O4

Sedangkan untuk reaksi asam cuka dan larutan NaOH berlaku:


n NaOH = n CH3COOH
M NaOH × V NaOH = M CH3COOH × V CH3COOH

Ket:
N = Normalitas M = Konsentrasi (Molaritas)
V = Volume total ek = ekivalen (jumlah OH- atau H+)
n = jumlah mol

b. Titrasi Asam-Basa Menggunakan pH meter


Selain indikator visual, indikator titrasi asam-basa yang dapat digunakan adalah pH meter.
Prinsip kerja dari pH meter didasarkan pada potensiometri. Potensial yang terdapat di larutan
akan sebanding dengan –log konsentrasi [H+] (berdasarkan persamaan Nernst) seperti pada
persamaan (3). Dengan mengetahui potensial larutan maka dapat diketahui pH larutan tersebut.
Keunggulan penggunaan pH meter dibandingkan indikator visual adalah kita dapat menetukan
titik ekivalen dari suatu titrasi bukan titik akhir sehingga penentuan konsentrasi analit jauh
lebih presisi. Akan tetapi penggunaan indikator visual lebih mudah jika dibandingkan dengan
indikator pH meter.
pH= - log [H+] (3)

PEMBUANGAN LIMBAH
Pembuangan limbah sisa percobaan harus dibuang sesuai dengan klasifikasi kontainer
limbah:
• Limbah cair yang dihasilkan dibuang ke kontainer limbah cair ssam-basa.
• Kertas HVS yang digunakan sebagai alas titrasi dan tissue serta kertas hisap yang digunakan
selama percobaan dibuang pada tempat sampah domestik yang terkontaminasi zat kimia.

13
Praktikum Kimia Dasar II Tahun Ajaran 2020/2021

PROSEDUR KERJA
1. Pembakuan Larutan NaOH
▪ Cucilah buret dengan cara mengalirkan aquades untuk membersihan dan memastikan
tidak terdapat kebocoran pada kran buret.
▪ Lalu bilas buret yang akan digunakan dengan larutan NaOH 0,5 M sebanyak 2 kali ±5 mL,
lalu isi dengan larutan NaOH ini hingga 50 mL (Note: Pastikan tidak ada gelembung udara
pada buret).
▪ Bilas pipet volume 25 mL dengan aquadest, lalu
bilas kembali dengan menggunakan larutan asam
oksalat sebanyak 2 kali.
▪ Pipet 25 mL larutan asam oksalat ke dalam labu
erlenmeyer 250 mL menggunakan pipet volume.
▪ Tambahkan 4 tetes fenolftalein ke dalam labu
erlenmeyer, lalu bilas dinding leher labu
erlenmeyer dengan sedikit aquades.
▪ Rangkai alat titrasi seperti Gambar 1.1. Catat
Gambar 1.1. Rangkaian alat titrasi
skala volume awal dan akhir NaOH.

▪ Lalu teteskan NaOH dari buret ke dalam larutan asam dengan hati-hati sambil digoyang
sampai terjadi perubahan warna (dari tak berwarna menjadi merah muda seulas).
▪ Catat skala volume NaOH yang dipakai. Lakukan duplo!
▪ Selisih antara skala volume awal sebelum titrasi dan akhir adalah jumlah NaOH.

Note: Gunakan kertas HVS putih untuk alas titrasi agar mudah mengamati perubahan warna. Saat titrasi
tangan kanan memegang labu erlenmeyer sedangkan tangan kiri memegang buret dan jangan duduk
ketika titrasi. Hal ini berlaku selama melakukan titrasi.

14
Praktikum Kimia Dasar II Tahun Ajaran 2020/2021

2. Penentuan Kadar Sampel Asam dengan Indikator Visual


▪ Siapkan sampel asam cuka komersil yang akan diencerkan ke dalam gelas kimia 50 mL
▪ Pipet sampel asam cuka menggunakan pipet volume sebanyak 5 mL ke dalam labu takar
100 mL.
▪ Kemudian lakukan pengenceran dengan menambahkan aquades ke dalam labu takar
hingga ± 1 cm di bawah tanda batas (tera).
▪ Tambahkan aquades menggunakan pipet tetes secara perlahan sampai tanda tera,
kemudian homogenkan.
▪ Siapkan 25 mL larutan sampel asam cuka yang telah diencerkan menggunakan pipet
volume ke dalam labu erlenmeyer 250 mL.
▪ Tambahkan 4 tetes fenolftalein, lalu bilas dinding leher erlenmeyer dengan aquades.
▪ Titrasi sampel asam lemah dengan NaOH yang telah dibakukan pada percobaan
sebelumnya sambil digoyang hingga terjadi perubahan warna (dari tidak berwarna
menjadi merah muda).
▪ Hitung volume NaOH yang digunakan. Lakukan duplo untuk percobaan ini.

Note: Gunakan kertas HVS putih untuk alas titrasi agar mudah mengamati perubahan warna. Saat titrasi
tangan kanan memegang labu erlenmeyer sedangkan Tangan kiri memegang buret dan jangan duduk
ketika titrasi. Hal ini berlaku selama melakukan titrasi.

3. Penentuan Kadar Sampel Asam dengan pH meter


▪ Siapkan 25 mL sample asam cuka yang telah diencerkan pada percobaan sebelumnya
menggunakan pipet volume ke dalam gelas kimia 250 mL.
▪ Tambahkan 50 mL aquades ke dalam gelas kimia tersebut.
▪ Standarkan pH meter dengan cara mencelupkan pH-meter ke dalam buffer standar pH 4
dan 10.
▪ Kemudian bilas pH-meter dengan menggunakan aquades dan langsung pindahkan ke
dalam larutan yang akan dititrasi seperti pada Gambar 1.2.
▪ Titrasi dengan titran berupa larutan NaOH yang telah dibakukan pada percobaan
sebelumnya sambil dicek dengan pH meter sesuai dengan Tabel 1.
▪ Aduk larutan menggunakan stirrer. Perhatikan Gambar 1.2

15
Praktikum Kimia Dasar II Tahun Ajaran 2020/2021

Gambar 1.2. Rangkaian alat titrasi dengan pH meter.

Note: Saat pengadukan, pH-meter harus diangkat dengan catatan pH-meter masih di dalam gelas kimia.

DATA, PENGAMATAN, DAN CATATAN


1. Pembakuan Larutan NaOH
Pengamatan kualitatif larutan Pengamatan kuantitatif larutan
Sebelum Setelah M= 0,1 M
Larutan H2C2O4
titrasi titrasi V= 25 mL

NaOH
H2C2O4 + PP VAwal VAkhir VSelisih
(mL) (mL) (mL)
NaOH
I _____ _____ _____

II _____ _____ _____


Volume NaOH rata-rata _____

16
Praktikum Kimia Dasar II Tahun Ajaran 2020/2021

2. Penentuan kadar sampel asam dengan indikator visual


Pengamatan kualitatif larutan Pengamatan kuantitatif larutan
Sebelum Setelah Asam V= 25 mL
Larutan
Titrasi Titrasi

NaOH VAwal VAkhir VSelisih

NaOH (mL) (mL) (mL)


Asam + PP
.......... M I _____ _____ _____

II _____ _____ _____

Volum NaOH rata-rata _____

3. Penentuan Kadar Sampel Asam dengan pH meter


Pengamatan pH larutan
Tabel 1. Hubungan penambahan NaOH dengan pH

Penambahan
0 2 2 2 1 1 1 1 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 1 1
NaOH (mL)
pH

17
Praktikum Kimia Dasar II Tahun Ajaran 2020/2021

PENGOLAHAN DATA
1. Pembakuan Larutan NaOH
a. Tuliskan persamaan reaksi yang terjadi.
b. Tentukan konsentrasi NaOH dengan konsentrasi asam oksalat standar yang telah
diketahui konsentrasi sebelumnya (perhatikan stoikiometrinya).
2. Penentuan kadar sampel asam dengan indikator visual
a. Tuliskan persamaan reaksi yang terjadi.
b. Tentukan konsentrasi asam cuka (hasil pengenceran) dari data yang Anda peroleh pada
saat titrasi asam-basa menggunakan indikator visual.
c. Tentukan konsentrasi asam sebelum pengenceran (perhatikan tahap-tahap
pengerjaannya).
d. Tentukan persen volumenya.
e. Hitung galat yang diperoleh.
3. Penentuan kadar sampel asam dengan pH meter
a. Gambarkan kurva titrasi berdasarkan data volume NaOH vs pH.
b. Tentukan titik ekivalen berdasarkan kurva titrasi.
c. Tentukan nilai Ka sampel asam berdasarkan kurva titrasi.
d. Tentukanlah konsentrasi asam cuka (hasil pengenceran) dari percobaan titrasi asam-
basa menggunakan pH-meter!

PANDUAN PEMBAHASAN
1. Pembakuan Larutan NaOH
Pembahasan berisi penjelasan mengapa larutan NaOH perlu dibakukan sebelum
digunakan sebagai larutan standar untuk titrasi, penjelasan mengapa H2C2O4 dipilih sebagai
larutan standar primer dalam pembakuan larutan NaOH, dan penjelasan apakah H 2C2O4
dapat diganti dengan asam jenis lain serta sebutkan alasan dan contohnya jika dapat diganti.

18
Praktikum Kimia Dasar II Tahun Ajaran 2020/2021

2. Penentuan Kadar Sampel Asam Cuka dengan Indikator Visual


Pembahasan berisi penjelasan peranan indikator visual dalam titrasi asam-basa,
penjelasan mengapa dalam titrasi NaOH berada dalam buret sedangkan asam berada di labu
Erlenmeyer dan apakah posisi larutan dapat ditukar sebaliknya, penjelasan makna persen
volume dan galat yang diperoleh.

3. Penentuan Kadar Sampel Asam dengan pH meter


Pembahasan berisi penjelasan mengapa titrasi dalam percobaan ini tidak ditambahan
indikator fenoftalein seperti pada 2 percobaan titrasi sebelumnya, dan penjelasan mengapa
kita perlu menstandarkan pH meter dengan cara mencelupkan elektroda ke dalam bufer
standar pH 4 dan 10.

4. Titik Ekuivalen
Pembahasan berisi penjelasan titik ekuivalen pada titrasi, makna titik ekuivalen yang
dihasilkan, perbedaan titik ekuivalen pada titrasi asam lemah−basa kuat dan titrasi asam
kuat−basa kuat, dan sertakan persamaan reaksi yang terjadi.

JANGAN LUPA MEMBAWA


▪ Buku catatan praktikum.
▪ Jawaban tugas pendahuluan (wajib).
▪ Kertas HVS A4 3 lembar.
▪ Jas laboratorium lengan panjang, masker,
kacamata googles, dan serbet kain.
▪ Kalkulator, penggaris, dan alat tulis lainnya.

19
Praktikum Kimia Dasar II Tahun Ajaran 2020/2021

TUGAS PENDAHULUAN (REFERENSI PER NOMOR)


1. Tuliskan rumus kimia, MM (g/mol), massa jenis) dari NaOH, asam oksalat, dan asam cuka.
2. Jelaskan penanganan jika asam oksalat apabila terkena mata, kulit atau terhirup.
3. Gambarkan kurva titrasi antara asam lemah dan basa kuat (sumbu y : pH, sumbu x :
volume NaOH)!
4. Carilah trayek pH dari indikator fenolftalein, metil merah dan metil jingga! Jelaskan pula
perubahan warna yang terjadi!
5. Jika sebanyak 5 mL larutan asam lemah monoprotik yang belum diketahui konsentrasinya
(Misal a Molar) dimasukkan ke dalam labu takar 100 mL, kemudian di tambahkan
aquades sehingga volume total menjadi 100 mL. Tentukan Konsentrasi (M) asam lemah
tersebut setelah pengenceran. (pilih salah satu jawaban berikut dan tunjukkan proses
pengerjaannya)
a. 40 a M (4 kali konsentrasi awal) c. ½0 a M (1/2 kali konsentrasi awal)
b. 20 a M (2 kali konsentrasi awal) d. ¼0 a M (1/4 kali konsentrasi awal)
6. Dari soal no. 5. Jika dari 100 mL larutan asam lemah yang sudah diencerkan, di ambil
sebanyak 25 mL dan dimasukkan ke dalam labu erlenmeyer. Apakah konsentrasi 25 mL
larutan dalam labu erlenmeyer tersebut sama dengan konsentrasi larutan awal (100 mL)?
Jelaskan. (pilih salah satu jawaban berikut dan berikan alasannya)
a. Sama, karena ....
b. Tidak sama, karena ....
7. Dari soal no. 6, Apakah jumlah zat (mol) pada 25 mL larutan dalam labu erlenmeyer
tersebut sama dengan jumlah zat (mol) larutan awal (100 mL)? Jika tidak, berapakah
jumlah zat (mol) asam pada 25 mL larutan tersebut jika dibandingkan dengan 100 mL
larutan. (pilih salah satu jawaban berikut dan tunjukkan proses pengerjaannya)
a. Sama
b. Tidak sama, ¼ kali jumlah zat (mol) yang terdapat pada 100 mL larutan
c. Tidak sama, ½ kali jumlah zat (mol) yang terdapat pada 100 mL larutan
d. Tidak sama, 4 kali jumlah zat (mol) yang terdapat pada 100 mL larutan

20
Praktikum Kimia Dasar II Tahun Ajaran 2020/2021

PERCOBAAN 3
REAKSI REDOKS DAN ELEKTROKIMIA

PENDAHULUAN
Reaksi redoks banyak kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Pembakaran bensin,
metabolisme, fotosintesis, dan korosi merupakan contoh reaksi redoks yang terjadi di
sekitar kita. Energi yang dihasilkan reaksi redoks bisa dimanfaatkan untuk menghasilkan
energi listrik atau yang lebih dikenal sebagai sel volta. Sel volta merupakan dasar dari
teknologi baterai hari ini seperti seng karbon, alkaline, Li-Ion, fuel cell dan sebagainya. Reaksi
redoks juga bisa terjadi dengan bantuan aliran listrik dari luar yang dikenal sebagai
elektrolisis. Proses ini banyak kita jumpai di Industri seperti produksi alumunium,
pemurnian tembaga, produksi soda api, dan sebagainya.
Pada percobaan ini akan dipelajari dasar-dasar proses sel volta dan elektrolisis.
Selain itu juga akan dipelajari mengenai proses korosi dan pencegahannya.
A. Sel Volta
Energi kimia diubah menjadi energi listrik melalui reaksi redoks yang terjadi di sel volta.
Spesi yang memiliki potensial reduksi lebih negatif akan teroksidasi di anoda sedangkan
yang lebih positif akan tereduksi di katoda. Potensial sel volta dipengaruhi oleh:
• Jenis elektroda dan spesi di larutan (potensial reduksi standar)
• Suhu larutan
• Konsentrasi spesi di larutan yang terlibat reaksi redoks
Hubungan tersebut dikenal sebagai persamaan Nerst.
RT
E sel = E sel
0
− ln Q
nF

21
Praktikum Kimia Dasar II Tahun Ajaran 2020/2021

Pada percobaan sel volta kita akan mengamati sistem |Zn|ZnSO4||CuSO4|. Logam Zn
teroksidasi di anoda sedangkan Ion Cu2+ akan tereduksi. Konsentrasi Cu2+ divariasikan
untuk mengetahui pengaruh konsentrasi terhadap potensial sel sebagaimana persamaan
Nerst di atas.
B. Elektrolisis Larutan KI
Proses elektrolisis merupakan kebalikan sel volta. Pada elektrolisis, energi listrik
diberikan dari luar agar reaksi kimia bisa berlangsung. Pada praktikum ini larutan
dielektrolisis menjadi gas hidrogen di katoda dan iodida di anoda menggunakan elektroda
grafit. Jumlah zat yang dihasilkan selama proses elektrolisis sebanding dengan besar arus
yang digunakan dan lama proses elektrolisis.

PEMBUANGAN LIMBAH
Semua limbah yang dihasilkan pada percobaan ini dibuang ke penampungan limbah
anorganik.

22
Praktikum Kimia Dasar II Tahun Ajaran 2020/2021

PROSEDUR KERJA
1. Sel Volta
▪ Ambil tabung U yang telah berisi agar sebagai jembatan garam.
▪ Siapkan 2 gelas kimia 50 mL.
▪ Tuangkan 25 mL CuSO4 1 M ke dalam gelas kimia 50 mL dan 25 mL ZnSO4 1 M ke dalam
gelas kimia lainnya.
▪ Letakkan jembatan garam di kedua gelas kimia tersebut.
▪ Masukkan elektroda Cu ke dalam gelas kimia yang berisi larutan CuSO4 dan elektroda
Zn ke dalam gelas kimia yang berisi larutan ZnSO4.
▪ Hubungkan kutub positif dari multimeter dengan elektroda Cu dan kutub negatif
dengan elektroda Zn. Amati perubahan yang terjadi dan tegangan yang dihasilkan.
Rangkaian alat seperti pada gambar berikut:

▪ Ulangi percobaan dengan menggunakan larutan a). CuSO4 0.1 M, b). CuSO4 0.01 M.
(Catat suhu larutan)!

23
Praktikum Kimia Dasar II Tahun Ajaran 2020/2021

2. Elektrolisis Larutan KI
▪ Masukkan larutan KI 0.1 M ke dalam tabung U hingga kira-kira 2 cm di bawah ujung
tabung. Susun elektroda grafit dan peralatan lainnya sebagaimana gambar berikut:

▪ Hubungkan salah satu elektroda grafit dengan kutub positif catu daya.
▪ Hubungkan elektroda yang lainnya dengan probe (+) multimeter (atur pada batas
pengukuran arus dc maksimum).
▪ Nyalakan catu daya pada tegangan 6 volt selama ±5 menit dan amati perubahan yang
terjadi di larutan.
▪ Teteskan 2 tetes indikator fenolftalein (PP) pada kutub negatif dan 2 tetes larutan kanji
0.5% pada kutub positif.
▪ Reaksi dikatakan terjadi apabila terdapat arus yang terbaca pada proses elektrolisis.
▪ Setelah selesai, matikan catu daya yang digunakan.
▪ Ulangi percobaan di atas dengan mengganti elektroda grafit dengan elektroda
tembaga.

DATA, PENGAMATAN, DAN CATATAN


1. Sel Volta
Sistem CuSO4 1M dan ZnSO4 1 M Sistem CuSO4 0.01M dan ZnSO4 1 M
Tegangan yang dihasilkan: Tegangan yang dihasilkan:
Perubahan yang teramati: Perubahan yang teramati:

Sistem CuSO4 0.1M dan ZnSO4 1 M Suhu Larutan:


Tegangan yang dihasilkan:
Perubahan yang teramati:

24
Praktikum Kimia Dasar II Tahun Ajaran 2020/2021

2. Elektrolisis Larutan KI
Elektroda grafit Elektroda Tembaga
Arus: ……………… A Arus: ……………… A
Perubahan yang diamati: Perubahan yang diamati:
Kutub positif: Kutub positif:

Kutub negatif: Kutub negatif:

PENGOLAHAN DATA
1. Sel Volta
a. Tentukan potensial sel standar ( E sel
0
) sel volta yang digunakan!

b. Tetapan Faraday (F) dapat ditentukan menggunakan persamaan Nerst berdasarkan


data potensial yang terukur pada berbagai konsentrasi :
RT
E sel = E sel
0

ln Q
nF
y = c + m x

Potensial (Esel) = y
[ Zn 2+ ]
ln Q = ln( )= x
[Cu 2+ ]
c. Gambarkan Grafik Esel terhadap ln Q!
d. Tentukan Gradien Grafik di atas dan hitung tetapan F (faraday)!
Gradien (m) =
RT RT
m=− F =− =
nF nm
T adalah suhu larutan (K)
e. Tentukan kesalahan /galat nilai F yang diperoleh dibandingkan dengan teori !
Nilai F teori = 96485 C/mol
| Feksperimen − Fteori |
% kesalahan =  100% =
Fteori

25
Praktikum Kimia Dasar II Tahun Ajaran 2020/2021

2. Elektrolisis Larutan KI
a. Tuliskan reaksi yang terjadi pada anoda dan katoda saat larutan KI dielektrolisis
menggunakan elektroda grafit. Jelaskan!
Anoda:
Katoda:
b. Pada saat elektrolisis salah satu reaksi di elektroda tersebut menghasilkan gas hidrogen.
Berapa perkiraan volume gas hidrogen yang dihasilkan pada elektrolisis larutan KI
tersebut
Muatan listrik yang digunakan selama elektrolisis =
Mol gas H2 =
Volum gas H2 =
c. Tuliskan reaksi yang terjadi pada anoda dan katoda saat larutan KI dielektrolisis
menggunakan elektroda tembaga. Jelaskan!
Anoda:
Katoda:

PANDUAN PEMBAHASAN
1. Sel Volta
Pembahasan berisi persamaan reaksi yang terjadi pada percobaan, penjelasan siapa yang
berperan sebagai katoda atau anoda, dan penjelasan mengenai peran jembatan garam pada
sel volta, penjelasan apa yang akan terjadi jika pada sel volta tersebut jembatan garam
ditiadakan, dan makna galat yang diperoleh.
2. Elektrolisis Larutan KI
Pembahasan berisi penjelasan mengapa setelah ditetesi fenolftalein (pp) larutan di kutub
negatif berubah warna menjadi merah muda, penjelasan mengapa elektroda tembaga yang
larut hanya di anoda sedangkan di katoda tidak bereaksi, dan penjelasan mengapa larutan
di kutub positif berubah warna menjadi ungu-coklat setelah ditetesi kanji pada elektrolisis
menggunakan elektroda karbon sedangkan pada elektrolisis menggunakan elektroda
tembaga perubahaan warna ungu-coklat yang teramati lebih sedikit.

26
Praktikum Kimia Dasar II Tahun Ajaran 2020/2021

TUGAS PENDAHULUAN (REFERENSI PER NOMOR)


1. Bagaimana penanganan tembaga sulfat jika terkena kulit, mata, dan tertelan?
2. Lengkapi tabel potensial reduksi berikut:
Reaksi Potensial reduksi standar
Cu2+(aq) + 2e → Cu(s)
Zn2+(aq) + 2e → Zn(s)
K+(aq) + e → K(s)
I2(s) + 2e → 2I-(aq)
2H2O(aq) + 2e → 2OH−(aq) + H2(g)
3. Tuliskan reaksi yang terjadi pada anoda dan katoda saat larutan KI di-elektrolisis
menggunakan elektroda grafit.
4. Tuliskan reaksi yang terjadi pada anoda dan katoda saat larutan KI di-elektrolisis
menggunakan elektroda tembaga (Cu).
5. Suatu sel volta, memiliki notasi sel sebagai berikut:
Zn(s) | Zn2+(aq) || Cu2+ | Cu(s)
Berdasarkan data potensial reduksi pada nomor 2. Tentukan:
a. Potensial sel standar reaksi tersebut
b. Jika konsentrasi Zn2+ 2 M dan Cu2+ 0,001 M. Berapa potensial sel yang terukur pada
suhu kamar. (Gunakan pers. Nerst)

JANGAN LUPA MEMBAWA


▪ Buku catatan praktikum.
▪ Jawaban tugas pendahuluan (wajib).
▪ Kertas HVS A4 3 lembar.
▪ Jas laboratorium lengan panjang, masker,
kacamata googles, dan serbet kain.
▪ Kalkulator, penggaris, dan alat tulis lainnya.

27
Praktikum Kimia Dasar II Tahun Ajaran 2020/2021

PERCOBAAN 4
KINETIKA KIMIA

PENDAHULUAN
Kinetika kimia mempelajari laju reaksi dan aspek-aspek yang mempengaruhi laju
reaksi tersebut. Dengan mempelajari kinetika kimia, kita dapat mempelajari mekanisme
suatu reaksi. Kinetika kimia tidak mempelajari kespontanan reaksi maupun energi yang
menyertainya. Aspek kespontanan dan energi yang menyertai suatu reaksi dipelajari dalam
energetika kimia.
Dalam percobaan kali ini praktikan akan mempelajari kinetika reaksi oksidasi
reduksi antara ion iodida (I-) dengan ion peroksodisulfat (S2O82-). Praktikan akan
menentukan orde reaksi masing-masing pereaktan dan tetapan laju reaksi yang dipelajari.
Disamping itu praktikan akan menentukan energi aktivasi reaksi dengan dan tanpa katalis.
Laju suatu reaksi pada umumnya bergantung pada konsentrasi reaktan. Misalkan
suatu reaksi,
𝑎𝐴 + 𝑏𝐵 ⟶ 𝑐𝐶 + 𝑑𝐷
memiliki laju reaksi yang diungkapkan dalam persamaan berikut:
𝑟 = 𝑘[𝐴]𝑥 [𝐵]𝑦
nilai x dan y disebut dengan orde reaksi reaktan dan harus ditentukan secara eksperimen.
Untuk reaksi yang melibatkan dua jenis reaktan, nilai orde reaksi untuk satu reaktan
ditentukan dengan melakukan satu seri reaksi dengan menggunakan konsentrasi satu
reaktan tetap sedangkan konsentrasi reaktan lain divariasikan.
Misalkan untuk menentukan nilai x dari persamaan laju di atas, kita mengukur laju reaksi
awal satu seri reaksi dengan konsentrasi B tetap dan konsentrasi A bervariasi. Hubungan
antara laju reaksi dengan konsentrasi B sebagai berikut.

28
Praktikum Kimia Dasar II Tahun Ajaran 2020/2021

𝑙𝑛 𝑟 = ln 𝑘 + 𝑥 ln[𝐴] + 𝑦 ln[𝐵]
𝑙𝑛 𝑟 = ln 𝑘 + 𝑦 ln[𝐵] + 𝑥 ln[𝐴]
ln 𝑟 = 𝑐 + 𝑥 ln[𝐴]

Nilai x adalah nilai gradien kurva ln r vs ln [A]. Gradien kurva dapat diperoleh dengan
menghitung persamaan regresi linier dari kurva tersebut. Setelah nilai x dan y diketahui,
nilai tetapan laju reaksi (k) dapat ditentukan. Tetapan laju reaksi bernilai tetap pada suhu
konstan. Pada suhu yang lebih tinggi, nilai k menjadi lebih besar. Tetapan laju reaksi dengan
suhu dihubungkan oleh persamaan Arrhenius.

𝐸𝑎
𝑘 = 𝐴𝑒 − 𝑅𝑇
𝐸𝑎 1
ln 𝑘 = ln 𝐴 −
𝑅 𝑇

Nilai energi aktivasi (Ea) suatu reaksi dapat dihitung dengan melakukan eksperimen pada
1
berbagai suhu. Energi aktivasi diperoleh dari gradien kurva ln k vs. 𝑇.

Reaksi oksidasi oleh peroksodisulfat dapat digunakan untuk mempelajari kinetika


reaksi kimia. Ion iodida bereaksi dengan ion peroksodisulfat menurut reaksi kimia di bawah
ini.
𝑆2 𝑂82− + 3𝐼 − ⇌ 2𝑆𝑂42− + 𝐼3−
Dalam reaksi tersebut, ion iodida bertindak sebagai oksidator sedangkan ion peroksodisulfat
sebagai reduktor. Untuk menentukan jumlah ion triiodida yang terbentuk dilakukan reaksi
kedua di bawah ini.
2𝑆2 𝑂32− + 𝐼3− ⇌ 𝑆4 𝑂62− + 3𝐼 −
Dalam percobaan ini ion tiosulfat (𝑆2 𝑂32− ) yang ditambahkan selalu lebih sedikit dari total
ion triiodida yang terbentuk sehingga nilai laju rata-rata yang diperoleh mendekati nilai laju
awal reaksi.

PEMBUANGAN LIMBAH
Bahan-bahan kimia sisa percobaan dibuang pada kontainer limbah cair anorganik.
29
Praktikum Kimia Dasar II Tahun Ajaran 2020/2021

PROSEDUR KERJA
1. Penentuan Orde Reaksi Ion S2O82-
▪ Siapkan larutan-larutan berikut dalam gelas kimia.
A: 15 mL (NH4)2S2O8 0,03 M, 1 mL (20 tetes) kanji, dan 5 mL Na2S2O3 0,01 M.
B: 15 mL (NH4)2S2O8 0,04 M, 1 mL (20 tetes) kanji, dan 5 mL Na2S2O3 0,01 M.
C: 15 mL (NH4)2S2O8 0,05 M, 3 1 mL (20 tetes) kanji, dan 5 mL Na2S2O3 0,01 M.
▪ Tambahkan 15 mL larutan KI 0,2 M ke dalam masing-masing Larutan A – C.
▪ Jalankan stopwatch tepat ketika kedua larutan dicampurkan.
▪ Hitung waktu yang dibutuhkan sampai masing-masing larutan berubah warna menjadi
kecoklatan.
2. Penentuan Orde Reaksi Ion I-
▪ Siapkan larutan-larutan berikut dalam gelas kimia.
A: 15 mL KI 0,3 M, 1 mL kanji, dan 5 mL Na2S2O3 0,01 M.
B: 15 mL KI 0,4 M, 1 mL kanji, dan 5 mL Na2S2O3 0,01 M.
C: 15 mL KI 0,5 M, 1 mL kanji, dan 5 mL Na2S2O3 0,01 M.
▪ Tambahkan 15 mL larutan (NH4)2S2O8 0,02 M ke dalam masing-masing Larutan A – C.
▪ Jalankan stopwatch tepat ketika kedua larutan dicampurkan.
▪ Hitung waktu yang dibutuhkan sampai masing-masing larutan berubah warna menjadi
kecoklatan.

30
Praktikum Kimia Dasar II Tahun Ajaran 2020/2021

3. Penentuan Energi Aktivasi


▪ Siapkan penangas air dengan suhu di antara 60-70oC.
▪ Ukur suhu penangas air sebenarnya menggunakan termometer.
▪ Siapkan masing-masing dua buah tabung A dan tabung B (untuk pengamatan di suhu
ruang dan di suhu 60-70 oC) di dalam tabung A 3 mL KI 0,5 M, 0,2 mL kanji, dan 1 mL
Na2S2O3 0,01 M.
▪ Dalam tabung B siapkan 3 mL (NH4)2S2O8 0,02 M.
▪ Untuk pengamatan di suhu ruang, segera pindahkan larutan dalam tabung A ke dalam
tabung B.
▪ Hitung waktu yang diperlukan larutan dari pencampuran sampai terbentuk warna
ungu.
▪ Lakukan hal sama untuk tabung A dan B yang kedua setelah diinkubasi dalam penangas
air selama 5 menit.
4. Pengaruh Katalis
▪ Ulangi langkah-langkah pada prosedur kerja ke 3 dengan penambahan satu tetes
Cu(NO3)2 0.1% ke dalam tabung A.

DATA, PENGAMATAN, DAN CATATAN


1. Penentuan Orde Reaksi Ion S2O82- 2. Penentuan Orde Reaksi Ion I-
Larutan Waktu untuk berubah Larutan Waktu untuk berubah
warna warna
Larutan A detik Larutan A detik
Larutan B: detik Larutan B: detik
Larutan C: detik Larutan C: detik

3. Penentuan Energi Aktivasi 4. Pengaruh Katalis


Dengan penambahan Cu(NO3)2
Suhu (K) Waktu
Suhu (K) Waktu

31
PENGOLAHAN DATA
1. Penentuan Orde Reaksi Ion I-
a. Tentukan konsentrasi pereaktan dalam larutan reaksi
Volume total sistem = … mL
Konsentrasi KI = … M, … M, … M
Konsentrasi (NH4)2S2O8 = … M
Konsentrasi Na2S2O3 = … M

b. Hitung laju rata-rata reaksi


[KI] (M) [I3−] (M) t (s) 𝑟⃗ (M/s)

c. Lengkapi data kurva ln r⃗ vs ln [KI]


ln [KI] (M) ln 𝑟⃗ (M/s)

d. Gambarkan kurva ln r⃗ vs ln [KI]


persamaan regresi: y = … + … x
Orde reaksi terhadap I- = ….
Praktikum Kimia Dasar II Tahun Ajaran 2020/2021

2. Penentuan Orde Reaksi Ion S2O82-


a. Hitung konsentrasi pereaktan dalam larutan reaksi.
Volume total sistem = … mL
Konsentrasi KI = … M
Konsentrasi (NH4)2S2O8 = … M, … M, … M
Konsentrasi Na2S2O3 = … M

b. Hitunglah laju rata-rata reaksi.


[(NH4)2S2O8] (M) [I3−] (M) t (s) 𝑟⃗ (M/s)

c. Lengkapi data ln r⃗ vs ln [(NH4)2S2O8]


ln [(NH4)2S2O8] (M) ln 𝑟⃗ (M/s)

d. Gambarkan kurva ln r⃗ vs ln [(NH4)2S2O8]


persamaan regresi: y = … + … x
Orde reaksi terhadap S2O82- = ….

33
Praktikum Kimia Dasar II Tahun Ajaran 2020/2021

3. Penentuan Energi Aktivasi


a. Hitunglah konsentrasi pereaktan dalam larutan reaksi
Volume total sistem = … mL
Konsentrasi KI = … M
Konsentrasi (NH4)2S2O8 = … M
Konsentrasi Na2S2O3 = … M

b. Hitunglah laju rata-rata reaksi dan tetapan laju reaksi


T (K) [I3−] (M) t (s) 𝑟⃗ (M/s) k

c. Hitunglah energi aktivasi (Ea)

4. Penentuan Energi Aktivasi dengan Katalis


a. Hitunglah konsentrasi pereaktan dalam larutan reaksi
Volume total sistem = … mL
Konsentrasi KI = … M
Konsentrasi (NH4)2S2O8 = … M
Konsentrasi Na2S2O3 = … M

b. Hitunglah laju rata-rata reaksi dan tetapan laju reaksi


T (K) [I3−] (M) t (s) 𝑟⃗ (M/s) k

c. Hitunglah energi aktivasi (Ea)

34
Praktikum Kimia Dasar II Tahun Ajaran 2020/2021

PANDUAN PEMBAHASAN
Pembahasan berisi mengenai apa yang berpengaruh terhadap laju reaksi berserta
penjelasannya, penjelasan mengenai peran larutan kanji dan larutan Na2S2O3 dalam
reaksi, penjelasan mengenai alasan konsentrasi I3− ([I3−]) yang digunakan pada setiap
perhitungan laju rata-rata reaksi (r), penjelasan mengenai faktor yang mempengaruhi
energi aktivasi, peran katalis terhadap penentuan energi aktivasi (Ea), serta makna orde
reaksi dan makna energi aktivasi (Ea) yang dihasilkan.

TUGAS PENDAHULUAN (REFERENSI PER NOMOR)


1. Tuliskan data fisik dan sifat dari Na2S2O3 , (NH4)2S2O8, dan Cu(NO3)2 yang digunakan
dalam percobaan ini!
2. Jelaskan penanganan yang benar jika bahan-bahan yang digunakan pada percobaan
ini mengenai kulit, mata dan tertelan!
3. Tuliskan reaksi yang terjadi pada percobaan penentuan orde reaksi!
4. Lengkapi tabel berikut untuk reaksi A → B
Jika Orde Persamaan Laju Persamaan laju Kurva Linear Waktu
Reaksi terhadap bentuk diferensial bentuk integral terhadap waktu paruh
A (Hk. Laju) (Hub. [A]t thdp t)
Orde 0 r=k

Orde 1

Orde 2

JANGAN LUPA MEMBAWA


▪ Buku catatan praktikum.
▪ Jawaban tugas pendahuluan (wajib).
▪ Kertas HVS A4 3 lembar. 35
▪ Jas laboratorium lengan panjang, masker,
kacamata googles, dan serbet kain.
▪ Kalkulator, penggaris, dan alat tulis lainnya.

Praktikum Kimia Dasar II Tahun Ajaran 2020/2021

REFERENSI
1. Gellender, M. 1975. A Simple General Chemistry Kinetics Experiment.
J.Chem.Educ.52,806.
2. http://www.coastmobileutilities.com/wp-
content/uploads/2014/10/CathodicProtectionSystems.jpg (8 April 2016)
3. http://chemwiki.ucdavis.edu/@api/deki/files/16649/=19.17.jpg?revision= (8 April
2016)
4. Day, R. A. & Underwood, A.L. 1967. Quantitative Analysis. Englewood Cliffs, N.J:
Prentice-Hall. p.181
5. James E. Brady, Neil D. Jespersen, Alison Hyslop. 2012. Chemistry, 6th Edition,
International Student Version.
6. Modul Praktikum Kimia Dasar Institut Teknologi Bandung. 2015

36
Praktikum Kimia Dasar II Tahun Ajaran 2020/2021

LAMPIRAN
Tabel 1. Potensial Reduksi Standar pada 25°C

Setengah−Reaksi E° (V)
K+(aq) + e− → K(aq) −2,92
I2(s) + e− → 2I−(aq) +0,54
2H2O + 2e− → H2(g) + 2OH−(aq) −0,83
O2(g) + 4H+(aq) + 4e− → 2H2O +1,23
Cu2+(aq) + 2e− → Cu(s) +0,15
Zn2+(aq) + 2e− → Zn(s) −0,76

37
Praktikum Kimia Dasar II Tahun Ajaran 2020/2021

Format JURNAL Praktikum Kimia Dasar

Hari, Tanggal: _______________ (2)


PERCOBAAN KE- (1)
JUDUL PRAKTIKUM (2)

I. Tujuan Praktikum (10)


• Tujuan merupakan pertanyaan dari bagian simpulan;
• Menggunakan kalimat yang dapat diukur (menentukan, mengukur, menghitung, dll), dan
jelas sesuai dengan yang akan dilakukan selama praktikum.
Contoh:
- Menghitung kapasitas panas kalorimeter dengan mencampurkan 50 mL air dingin ke
dalam 50 mL air panas.
- Menentukan sifat larutan asam atau basa dari sampel jus jeruk/jus lemon dan larutan
obat maag menggunakan kertas lakmus.

II. Teori Dasar (20)


• Teori-teori yang berkaitan dengan percobaan, reaksi kimia yang berlangsung dan lain-lain
yang relevan dengan topik praktikum yang akan dilakukan.
• Minimal 5 paragraf, 1 paragraf minimal 5 kalimat (di luar gambar dan persamaan reaksi).
• Menyertakan sitasi pada setiap akhir paragraf (minimal 3 sitasi, modul praktikum tidak
termasuk), Buku, Skripsi/ Jurnal/ Paper, hanya situs/website resmi (Instansi, contoh: LIPI)
yang diperbolehkan dijadikan sumber pustaka/sitasi.
Contoh penulisan sitasi dalam paragraf : (Chang, 2019).

III. Alat dan Bahan (5)


Tentukan Alat dan Bahan (beserta jumlahnya) berdasarkan modul praktikum lalu tulis ke
dalam jurnal praktikum.

IV. Skema Kerja (40)


Berupa gambar yang disertai keterangan yang berupa kalimat pasif dan disertai volume,
massa, dan satuan lainnya.

V. Data, Pengamatan, dan Catatan (5)


Tulis kembali Tabel Data, Pengamatan, dan Catatan sesuai dengan yang ada pada modul ke
dalam jurnal praktikum.

VI. Pengolahan Data (5)


Tulis kembali soal-soal atau tabel sesuai dengan yang ada pada modul praktikum ke dalam
jurnal praktikum.

VII. Panduan Pembahasan (5)


Tulis kembali Panduan Pembahasan ke dalam jurnal praktikum sesuai dengan panduan
pembahasan yang terdapat pada modul.

38
Praktikum Kimia Dasar II Tahun Ajaran 2020/2021

VIII. Daftar Pustaka (5)


• Sesuai dengan sitasi atau sumber pustaka yang digunakan pada bagian Teori Dasar,
• Sesuai aturan penulisan daftar pustaka,
• Diurutkan berdasarkan abjad (A ke Z).
Contoh:
Cotton, F. A. (1998). Kinetics of gasification of brown coal, Journal of American Chemical
Society, 54, 38–43.

Hanwell, M., Curtis, D., Lonie, D., et al. (2012). Avogadro: an advanced semantic editor,
visualization, and analysis platform. Journal of Cheminformatics, 4(1), p.17.

http://www.rsc.org/learn-chemistry/resource/res00000682/diffusion-of-gases-amonia-
and-hyrogen-chloride (diakses pada 15 Desember 2019).

Raymond. C. (2019). Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti, Edisi Ketiga Jilid 1. Jakarta: Erlangga.

Nilai Jurnal Asisten Praktikum

(Nama Lengkap & Paraf)*


*wajib diisi oleh Asisten Praktikum

Catatan:
Tuliskan Nama, NIM dan Kelas pada bagian pojok kanan atas ditiap-tiap lembar halaman Jurnal
sebelum difoto atau di scan lalu diserahkan atau dikumpulkan.

39
Praktikum Kimia Dasar II Tahun Ajaran 2020/2021

Format LAPORAN Praktikum Kimia Dasar

Hari, Tanggal: _______________


PERCOBAAN KE-
JUDUL PRAKTIKUM

I. Tujuan Praktikum
Tujuan Praktikum berdasarkan jurnal praktikum.

II. Data, Pengamatan, dan Catatan (10)


Tabel Data, Pengamatan, dan Catatan diisi berdasarkan hasil praktikum.

III. Perhitungan (20)


• Rumus kimia dan persamaan reaksi yang terjadi, disertai dengan satuan tiap proses
perhitungan.
• Jawaban dari pertanyaan-pertanyaan pada pengolahan data sesuai dengan data,
pengamatan, dan catatan yang diperoleh.

IV. Pembahasan (50)


• Menjelaskan fenomena-fenomena yang terjadi selama praktikum.
• Berdasarkan panduan pembahasan (persamaan reaksi, rumus, dll), dibuat dalam bentuk
paragraf, bandingkan teori dengan hasil, sertakan sitasinya.
Contoh penulisan sitasi dalam paragraf : (Chang, 2019).

V. Simpulan (10)
• Merupakan jawaban dari bagian Tujuan Praktikum,
• Harus sesuai dengan banyaknya tujuan praktikum (dibuat per point), dan disertai data
hasil perhitungan (jika ada).
Contoh:
- Kapasitas panas kalorimeter dengan mencampurkan 50 mL air dingin ke dalam 50 mL air
panas adalah 57,1 kJ/mol.
- Sifat larutan dari sampel jus jeruk/jus lemon adalah asam, sedangkan sifat larutan dari
sampel larutan obat maag adalah basa.

VI. Daftar Pustaka (10)


• Sesuai dengan sitasi atau sumber pustaka yang digunakan pada bagian Pembahasan,
• Sesuai aturan penulisan daftar pustaka,
• Diurutkan berdasarkan abjad.
Contoh:
Cotton, F. A. (1998). Kinetics of gasification of brown coal, Journal of American Chemical
Society, 54, 38–43.

Hanwell, M., Curtis, D., Lonie, D., et al. (2012). Avogadro: an advanced semantic editor,
visualization, and analysis platform. Journal of Cheminformatics, 4(1), p.17.

40
Praktikum Kimia Dasar II Tahun Ajaran 2020/2021

http://www.rsc.org/learn-chemistry/resource/res00000682/diffusion-of-gases-amonia-
and-hyrogen-chloride (diakses pada 15 Desember 2019).

Raymond. C. (2019). Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti, Edisi Ketiga Jilid 1. Jakarta: Erlangga.

Nilai Laporan Asisten Praktikum

(Nama Lengkap & Paraf)*


*wajib diisi oleh Asisten Praktikum

Catatan:
Tuliskan Nama, NIM dan Kelas pada bagian pojok kanan atas ditiap-tiap lembar halaman
Laporan sebelum difoto atau di scan lalu diserahkan atau dikumpulkan.

41

Anda mungkin juga menyukai