Anda di halaman 1dari 6

KEDALAMAN KRITIS PADA OPEN CHANNEL FLOW

Abstrak : Praktikum Pengantar kedalaman kritis pada Open Channel Flow merupakan praktikum
yang membahas tentang bagaimana penentuan energi spesifik suatu aliran. Praktikum ini bertujuan
untuk menentukan energi spesifik suatu aliran dan menunjukkan hubungan antara kedalaman
pengaliran dengan besar energi spesifik. Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah
Hydarulic Bench, hydraulic flow demostator, stopwacth dan air. Pada praktikum ini didapatkan
hasil berupa energi spesifik sebesar 0,013964 m yang berasal dari debit sebesar 2,11 x 10−4 m 3 /s
. Selain itu, pada praktikum ini didapatkan pula hubungan antara energi spesifik dengan
kedalaman aliran, yaitu jika kedalaman aliran lebih besar dari kedalaman kritis, maka kedalaman
aliran berbanding lurus dengan energi spesifik. Namun apabila nilai kedalaman aliran lebih kecil
dari nilai kedalaman kritis, maka kedalaman aliran berbanding terbalik dengan energi spesifik.

Kata kunci: Energi, spesifik, kedalaman, aliran, dan debit.

Abstract: Practicum Introduction to critical depth in Open Channel Flow is a practicum that
discusses how to determine the specific energy of a flow. This practicum aims to determine the
specific energy of a flow and show the relationship between the depth of drainage with the specific
energy magnitude. The tools and materials used in this lab are Hydarulic Bench, hydraulic flow
demostator, stopwatch and water. In this practicum, the result is a specific energy of 0.013964 m
which comes from a debit of 2,11 x 10−4 m 3 /s . Besides that, in this practicum we also find the
relationship between specific energy and depth of flow, that is, if the depth of flow is greater than
the critical depth, then the depth of flow is directly proportional to the specific energy. However, if
the value of flow depth is smaller than the critical depth value, the flow depth is inversely
proportional to the specific energy.

Keywords: Energy, specific, depth, flow, and discharge.

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Saluran terbuka adalah saluran jika permukaan air yang mengalir
berada pada kondisi bebas. Saluran terbuka dapat dibedakan dua jenis,
yaitu buatan dan alami. Saluran terbuka yang dijumpai baik pada saluran
irigasi teknis, semi teknis, dan saluran alami banyak yang beada pada
kondisi non-prismatis, yaitu saluran yang bentung penampang melintang
dan kemiringan dasarnya berubah-ubah. [ CITATION Jho05 \l 1057 ].
Aliran pada saluran terbuka tidak semuanya merupakan aliran
seragam. Suatu aliran pada saluran terbuka akan mengalami penyimpitan
penampang lintang saluran secara mendadak. Aliran ini dapat berupa
aliran kritis dan subkritis, dimana dalam aliran tersebut terdapat energi
kritis yang terjadi akibat kedalaman kritis.
Pada praktikum ini praktikan akan menentukan besarnya energi
spesifik suatu saluran yang bergantung pada tinggi dasar saluran
penampang
Serta menentukan kedalaman kritis suatu saluran.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dibuat, maka dapat ditarik suatu
rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana cara menentukan kedalaman kritis berdasarkan nilai Q?
2. Bagaimana pengaruh kedalaman pengaliran terhadap spesifik energi
(E)?

C. Tujuan
Pada praktikum “Kedalaman Kritis pada Open Channel Flow” ini
para praktikan diharapkan mamapu menentukan energi spesifik suatu
aliran dan mampu menunjukkan hubungan antara kedalaman pengaliran
dengan besar energi spesifik.

D. Dasar teori
Energi spesifik adalah tenaga tiap satuan berat air pada setiap
tampang diukur dari dasar saluran. [ CITATION Djo15 \l 1057 ]. Konsep
energi spesifik dan kedalaman kritis dapat digunakan untuk menyelesaikan
beberapa masalah parktek yang penting.Percepatan aliran dapat
disebabkan oleh berkurangnya lebar saluran, naiknya ketinggian dasar atau
keduanya. Saluran dengan bentuk persegi empat dapat digunakan untuk
keperluan penyederhanaan. [ CITATION Sta04 \l 1057 ]
Berikut merupakan persamaa energi spesifik:
v2
E= y + (2.1)
2g
Keterangan:
E = energi spesifik (m)
y = kedalaman aliran (m)
v = kecepatan (m/s)

Selain itu persamaan energi spesifik juga dapat dituliskan sebagai berikut:
Q2
E= y + (2.2)
2 g B2 y2
Keterangan:
Q = debit (m3/s)
B = lebar penampang (m)
g = Konstanta gravitasi (m/s2)

Dalam suatu aliran terdapat energi kritis yang terjadi ketikka


adanya kedalaman kritis. Kedalaman energi kritis dapat didefinisikan
sebagai kedalaman air yang menyebabkan terjadi aliran kritis. Penentuan
kedalaman kritis ini disesuaikan mengikuti geometrik saluran. Pada
praktikum ini digunakan bentuk geometri segi empat. Berikut merupakan
persamaan kedalaman kritis dan energi kritis:
Q2 3 q 2
√ √
yc= 3 2 =
b g g
(2.3)

3
Ec =E min = y c (2.4)
2
Keterangan:
Ec = Energi minimum atau energi kritis (m)
y c = Kedalaman aliran kritik (m)
q = Debit persatuan lebar (m3/s/ma)

METODE PENELITIAN
1. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada praktikum modul ini adalah: hydraulic
bench, hydraulic flow demonstrator, dan stopwatch. Bahan yang
digunakan pada praktikum modul ini adalah: fluida cair jenis air.

Gambar 2. 1 Gambar 2. 2 Gambar 2. 3


Hydraulic Bench Hydraulic Flow stopwatch
Demonstrator
2. Cara Kerja
Pada praktikum kali ini dilakukan beberapa langkah kerja, yaitu
alat dipastikan sudah dalam keadaan horizoantal dan ketiga pitot berada
dalam kondisi yang diinginkan. Selanjutnya, dipastikan ketinggian
manometer sama dengan air yang masuk pada apparatus. Setelah itu,
katup keluaran pada apparatus dibuka secara penuh. Kemudian hydraulic
bench dinyalakan. Katup control pada aliran masuk pada apparatus serta
katup control outlet pada hydraulic bench dibuka secara bertahap
untukmempertahankan tingkat kedalaman air y0. Setelah itu, adjustable
underest weir (pintu air) pada flume ditempatkan secara vertikal dengan
tepi bawahnya 10 mm diatas flume (yg : 10 mm). Pada y0 di ketinggian
ini, Q diukur dan direkam menggunakan flowmeter baca langsung atau
menggunakan tangki volumetric dangan stopwatch dan juga pada y1
diukur dan dicatat dengan menggunakan skala hilir.

HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Hasil
a. Tabel Perhitungan
Tabel 2. 1 Data hasil pengamatan
No Y0(m) Y1(m) Q (m3/s)
1 15 x10-3 10 x 10-3 0,00131
2 10 x10-3 8 x10-3 2,11 x 10-4

Tabel 2. 2 Data hasil perhitungan kurva energi spesifik


y A E
0 0 0
0,0008 0,00006
0,0016 0,00012
0,0024 0,00018 0,072436
0,0032 0,00024 0,042595
0,004 0,0003 0,029213
0,0048 0,00036 0,022309
0,0056 0,00042 0,018464
0,0064 0,00048 0,016249
0,0072 0,00054 0,014982

b. Foto hasil pengamatan

Gambar 2. 4 Gambar 2. 5 Gambar 2. 6


Pengukuran Tinggi Pengukuran Volume Perhitungan Lama
Pintu Pengisian Volume

c. Perhitungan
1. Perhitungan debit (Q)
v
Q=
t
10 x 10−3
Q=
47,3
Q=2,11 x 10−4 m 3 / s

2. Perhitungan nilai Eo
Q2
E0 = y 0 +
2 g B 2 y2
( 2,11 x 10− 4)2
E0 =10 x 10−3 +
2(9,81)(0,075)2(10 x 10−3 )2
E0 =0,0140 m

3. Perhitungan nilai E1
Q2
E 1= y 1 +
2 g B2 y 2
(2,11 x 10−4)2
E1=8 x 10−3 +
2(9,81)(0,075)2(8 x 10−3 )2
E1=0,0143 m
4. Perhitungan nialai kedalaman kritis (Yc)
Q2

y c= 3
b2 g
−4 2
3 (2,11 × 10 )
yc=
√ (0,075)2 × 9,81
y c =0,009309 m

5. Perhitungan nilai energi kritis (Ec)


3
Ec=E min= y c =0,013964 m
2

Grafik 2. 1 Kurva hubungan kedalaman dan energi

B. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini didapatkan hasil berupa nilai kedalaman
kritis sebesar 0,009309 m berdasarkan persamaan (2.3) dengan nilai Q
sebesar 2,11 x 10−4 m 3 /s. Berdasarkan hasil dari praktikum ini didapatkan
hubungan antara meningkatnya kedalaman pengaliran terhadap energi
spesifik, yaitu pada nilai kedalaman aliran lebih besar kedalaman kritis,
maka nilai energi spesifik yang didapatkan berbanding lurus terhadap
kedalaman aliran. Namun, apabila nilai kedalaman aliran lebih kecil dari
kedalaman kritis, maka nilai energi spesifiknya berbanding terbalik. Hal
ini dapat dilihat pada grafik 2.1, dimana nilai kedalaman kritis
mempengaruhi pembelokan nilai dari energi kritis dan kedalaman aliran.

KESIMPULAN
Pada praktikum kali ini dapat ditarik kesimpulan bahwa nilai energi
spesifik dapat ditentukan dengan menggunakan debit aliran. Pada
percobaan kali didapatkan nilai debit pada aliran sebesar 2,11 x 10−4 m3 /s
dan didapatkan besar energi spesifik sebesar 0,013964 m. Pada praktikum
ini didapatkan pula hubungan antara kedalaman aliran dengan energi
spesifik, yaitu jika kedalaman aliran lebih besar dari kedalaman kritis,
maka kedalaman aliran berbanding lurus dengan energi spesifik. Namun
apabila nilai kedalaman aliran lebih kecil dari nilai kedalaman kritis, maka
kedalaman aliran berbanding terbalik dengan energi spesifik.
DAFTAR PUSTAKA
1. Harianja, J. A. (2005). Tinjauan Energi Spesifik Akibat Penyempitan pada
Saluran Terbuka. Yogyakarta: Universitas Kristen Immanuel Yogyakarta.
2. Luknanto, D. (2015). Hidraulika Tempat. Yogyakarta: Universita Gadjah
Mada.
3. Mahlil, T., dkk. Modul Praktikum hidraulika. Jakarta: Universitas
Pertamina
4. Staff.uny.ac.id. (2004). Modul Hidrolika. Yogyakarta:
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/Media%20untuk%20Pembelajaran
%20Energi%20Spesifik.pdf

Anda mungkin juga menyukai