Anda di halaman 1dari 104

MANAJEMEN

KOMUNIKASI DAN
ORGANISASI

Penyunting :

GHEA DWI RAHMADIANE, S.E., M.Si., CAPM., CAPF


Tim Dosen Sarjana Terapan Akuntansi Sektor Publik

Politeknik Harapan Berama


Manajemen Komunikasi dan Organisasi

Penyunting :
Ghea Dwi Rahmadiane, S.E., M.Si., CAPM., CAPF.

Editor :
Nurul Mahmudah, SE, M.Si., Ak., CA., CAAT.

Desain Sampul dan Tata Letak


Hery TKD

Penerbit :
Harin Sentosa

Redaksi :
Jl. Raya Jenggul Kalijambe
Kab. Tegal 52184
Tel +6285642213649
Email : herisofiali@gmail.com

Distributor Tunggal :
Politeknik Harapan Bersama Tegal
Jl. Mataram No.09
Kota Tegal
Tel +62283 352000
Fax +62283 353353
Email : akademik.aspphb@gmail.com
Cetakan Kedua, Februari 2021

Hak cipta dilindungi undang-undang


Dilarang memperbanyak kaya tulis ini dalam bentuk dan dengan cara apapun
tanpa ijin tertulis dari penerbit.

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunianya sehingga
Modul Manajemen Komunikasi dan Organisasi Prodi Sarjana Terapan
Akuntansi Sektor Publik Politeknik Harapan Bersama tahun 2021 telah dapat
disusun. Modul ini digunakan sebagai pedoman bagi mahasiswa Prodi Sarjana
Terapan Akuntansi Sektor Publik Politeknik Harapan Bersama dalam proses
perkuliahan Mata Kuliah Manajemen Komunikasi dan Organisasi serta
memberikan petunjuk praktis agar mahasiswa mendapatkan gambaran secara
jelas dalam ruang lingkup manajemen organisasi. Terima kasih disampaikan
kepada seluruh pihak yang berkontribusi dalam penyempurnaan Manajemen
Komunikasi dan Organisasi ini. Kami menyadari masih terdapat kekurangan
dalam buku ini, untuk itu kritik dan saran terhadap penyempurnaan modul ini
sangat diharapkan. Semoga buku ini dapat memberi maanfaat bagi mahasiswa
Prodi Sarjana Terapan Akuntansi Sektor Publik Politeknik Harapan Bersama
khususnya dan bagi semua pihak yang membutuhkan.

Tegal, Februari 2021

Penyusun

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................... i


HALAMAN REDAKSI ................................................................. ii
KATA PENGANTAR ................................................................... iii
DAFTAR ISI .................................................................................. iv
Dasar-dasar Komunikasi Organisasi .............................................. 1
Perspektif dan Teori-teori Komunikasi Organisasional ................. 20
Manajemen Dalam Komunikasi ..................................................... 53
Manajemen Komunikasi Suatu Pendekatan Komunikasi ............... 64
Strategi Manajemen Komunikasi Pada Bogor Ngariung ............... 75
Hubungan Komunikasi Organisasi dan Komitmen Organisasi
dengan Manajemen Konflik Pada Guru di Sekolah Islam Bunga
Bangsa Samarinda .......................................................................... 89
Modul 1

Dasar-dasar Komunikasi Organisasional:


Pengertian, Ruang Lingkup,
dan Peranan Komunikasi
Dra. Jenny Ratna Suminar. M.Si.
Dr. Soleh Soemirat. M.S.
Drs. Elvinaro Ardianto. M.Si.

PEN D A HU L UA N

K omunikasi organisasional dewasa ini merupakan materi bahasan yang


penting dan sangat aplikatif, di mana fenomena perkembangannya
dalam berbagai bidang sangat boleh jadi ditunjang oleh peran manajemen dan
bisnis. Untuk mengisi peran manajemen dan bisnis itulah komunikasi di
dalam organisasi berperan besar dalam rangka menciptakan hasil yang baik
dan maksimal. Artinya, setiap individu yang terlibat dalam sebuah organisasi
membutuhkan komunikasi efektif. Terlebih lagi bagi seorang pimpinan yang
banyak menghabiskan waktunya untuk berkomunikasi dengan berbagai
kalangan, baik komunikasi ke atas, ke bawah, dan ke samping di dalam
organisasinya. Bahkan melewati batas organisasi, yaitu dalam berhubungan
dengan para klien, pelanggan, pembeli, penjual, dan sebagainya. Dengan
demikian, dapat dibayangkan bila komunikasi dalam sebuah organisasi tidak
terlaksana dengan efektif, maka organisasi tidak akan maju dan berkembang,
melainkan menuju ke pintu kehancuran.
Mengelola hubungan melalui komunikasi yang efektif yang dilakukan
anggota organisasi dengan lingkungannya, merupakan tindakan yang tepat.
Untuk membina hubungan tersebut, di dalam komunikasi organisasional
dikenal konsep human relations yang dapat menciptakan iklim organisasi
yang kondusif, yang tentunya sangat dibutuhkan untuk mencapai tujuan
organisasi secara keseluruhan.
Selain memahami pengertian dari komunikasi organisasional, tentu saja
yang lebih penting adalah mampu mengaplikasikannya dalam dunia nyata,
serta mengevaluasi setiap aktivitas yang dilakukan dalam sebuah organisasi.
Namun demikian, banyak hambatan untuk memahami dan mampu
1.2 Komunikasi Organisasi 

mengevaluasi hal tersebut, untuk itulah dibutuhkan latihan-latihan yang


komprehensif, yaitu mencoba menghadapi kasus (studi praktik) dan latihan
yang berkesinambungan.
Setelah mempelajari modul ini, Anda diharapkan memiliki kemampuan
untuk mengevaluasi peristiwa-peristiwa komunikasi yang terjadi dalam
sebuah organisasi.
Setelah mempelajari masing-masing kegiatan belajar dengan baik, Anda
diharapkan mampu:
1. menjelaskan pengertian komunikasi organisasi;
2. menguraikan berlangsungnya suatu proses komunikasi;
3. menjelaskan keterkaitan komunikasi di dalam organisasi;
4. menjelaskan peranan komunikasi di dalam organisasi;
5. menjelaskan ruang lingkup komunikasi organisasional;
6. menjelaskan berbagai disiplin ilmu yang memberikan sumbangan dalam
membangun bidang komunikasi organisasional.

Mengevaluasi setiap peristiwa komunikasi yang terjadi di dalam sebuah


organisasi.
 SKOM4329/MODUL 1 1.3

Kegiatan Belajar 1

Pengertian Komunikasi Organisasional

S ebelum membahas lebih dalam mengenai berbagai aspek dalam komuni-


kasi organisasional, tentu saja kita harus mengetahui secara jelas definisi
dan pengertiannya. Hal ini sangat diperlukan untuk mampu mengevaluasi
berbagai konsep dan kegiatan yang tercakup dalam komunikasi organisasi-
onal.
Banyak terdapat definisi mengenai komunikasi organisasional yang
dikemukakan oleh para pakar, baik dalam bidang ilmu komunikasi maupun
ilmu manajemen. Joseph Devito dalam bukunya Human Communication
menyatakan bahwa komunikasi organisasi merupakan pengiriman dan
penerimaan pesan dalam organisasi, baik di dalam organisasi formal maupun
organisasi informal. Kemudian bila memperhatikan arti kata komunikasi dan
organisasi, maka komunikasi organisasional adalah komunikasi yang terjadi
antara orang-orang yang berada dalam organisasi itu sendiri, juga antara
orang-orang yang berada di dalam organisasi dengan publik luar, dengan
maksud untuk mencapai suatu tujuan. Adapun pengertian dua kata, yaitu
komunikasi dan organisasi, akan dibahas kemudian.
Definisi lainnya menyatakan bahwa bentuk komunikasi organisasional
merupakan bentuk yang topikal dari kegiatan komunikasi. Secara sederhana
dapat dikatakan bahwa komunikasi dalam suatu organisasi itulah yang
disebut dengan pengertian komunikasi organisasional. Contoh pengertian ini
dapat dilihat dari komunikasi yang terjadi, seperti instruksi pimpinan suatu
organisasi kepada karyawannya yang berisi perintah-perintah untuk dilaku-
kan oleh karyawan tersebut. Peristiwa lainnya yang bisa dikategorikan
sebagai kegiatan komunikasi di dalam organisasi adalah karyawan yang
menyampaikan masukan melalui demonstrasi yang dilakukan sekumpulan
karyawan yang merasa tidak puas dengan keputusan pimpinan. Contoh yang
disebutkan terakhir merupakan peristiwa komunikasi organisasional yang
dapat dikatakan negatif dari segi manajemen, tetapi merupakan hal yang baik
untuk dianalisis sebagai suatu fenomena nyata dari segi keilmuan.
Di samping definisi di atas, ada pendapat lain yang menyatakan dengan
lebih kompleks mengenai pengertian komunikasi organisasional, yaitu
komunikasi di dalam dan di antara organisasi serta di lingkungannya (Rogers
dan Rogers, 1976:10). Selain itu, secara lebih lengkap De Fleur dalam buku
1.4 Komunikasi Organisasi 

Fundamentals of Human Communication (1990:192) menerangkan arti


komunikasi organisasi sebagai transmisi pesan melalui saluran formal dan
informal dalam kelompok yang relatif besar dan sengaja dibentuk,
menghasilkan pembangunan makna yang memiliki pengaruh terhadap
anggota-anggotanya, baik sebagai individu dan kelompok secara keseluruh-
an. Selain itu, komunikasi dalam organisasi ini mencakup semua proses
verbal dan nonverbal, baik secara linear maupun transaksional. Fleur juga
menjelaskan ada banyak jenis transmisi pesan yang tercakup dalam
komunikasi organisasi, di antaranya, yaitu :
1. komunikasi internal, yakni komunikasi antara pekerja, supervisor, dan
manajer dalam operasi organisasi secara keseharian;
2. periklanan, komunikasi ini khususnya diperlukan dalam peristiwa di
mana organisasi memproduksi sebuah produk dan mengomunikasi-
kannya dalam rangka menjualnya ke pasaran untuk meraih keuntungan;
3. hubungan masyarakat, yakni komunikasi yang dilakukan organisasi
dalam rangkaian pembangunan dan pemeliharaan citra positif dalam
masyarakat;
4. hubungan konsumen, yakni komunikasi bagi organisasi yang bertujuan
untuk memelihara hubungan yang positif dengan pembeli dan pengguna
produk atau jasa mereka.

Dari pengertian mengenai komunikasi organisasional ini, ada dua konsep


pokok yang perlu dipahami secara baik yang juga merupakan dua konsep
yang saling erat keterkaitannya, yaitu konsep komunikasi dan organisasi.
Komunikasi merupakan bahan utama di dalam suatu organisasi, tanpa
komunikasi tidak ada organisasi.
Sekarang mari kita simak apa yang dimaksud dengan komunikasi dan
organisasi tersebut.

A. DEFINISI KOMUNIKASI

Telah banyak definisi komunikasi yang disampaikan oleh para pakarnya.


Definisi-definisi itu dilatarbelakangi oleh berbagai perspektif ; ada perspektif
mekanistis, sosiologis, psikologis, dan lain sebagainya. Istilah komunikasi
semula merupakan fenomena sosial, kemudian menjadi ilmu yang secara
akademik berdisiplin mandiri. Dan dewasa ini komunikasi semakin terasa
 SKOM4329/MODUL 1 1.5

pentingnya sehubungan dengan urgensinya dalam kehidupan manusia,


termasuk dalam konteks komunikasi organisasi.
Secara etimologis, komunikasi berasal dari bahasa latin yaitu
communicatio. Kata asli communicatio adalah communis yang memiliki arti
sama (seperti halnya dalam bahasa Inggris common). “Sama” di sini
maksudnya sama makna dan sama arti. Komunikasi terjadi apabila terdapat
kesamaan makna mengenai suatu pesan yang disampaikan komunikator dan
diterima komunikan. Artinya bila terjadi komunikasi, maka tengah terjadi
pula upaya mencapai kesamaan makna mengenai sesuatu hal. Sejalan dengan
pengertian tersebut, berikut ini definisi dari beberapa pakar komunikasi yang
sangat perlu untuk diketahui. Hovlan, Janis, dan Kelley memberikan definisi
bahwa komunikasi sebagai the process by which an individual (the
communicator) transmit stimuli (usually verbal) to modify the behavior of
other individual (the audience). Sedangkan Dance mengartikan komunikasi
sebagai suatu usaha menimbulkan respons melalui lambang-lambang verbal.
Bernard Berelson dan Gary A. Steiner dalam buku Human Behaviour (1964)
menyatakan bahwa komunikasi adalah transaksi informasi, gagasan, emosi,
keterampilan, dan sebagainya dengan menggunakan simbol-simbol. Simbol-
simbol ini berupa kata-kata, gambar, grafik, dan lain sebagainya. Senada
dengan itu, Everett M. Rogers menyatakan bahwa komunikasi adalah proses
di mana suatu ide dialihkan dari sumber kepada satu penerima atau lebih,
dengan maksud untuk mempengaruhi atau mengubah tingkah laku dari
penerima tersebut. Dengan demikian dapatlah dikatakan bahwa komunikasi
diartikan sebagai proses penyampaian ide dengan menggunakan lambang-
lambang yang berarti dari sumber kepada penerima dengan tujuan adanya
pengertian bersama yang merupakan hasil perubahan perilaku yang terjadi.
Komunikasi dapat dipandang sebagai suatu proses di mana pihak-pihak
peserta saling menggunakan informasi dengan tujuan untuk mencapai
pengertian bersama yang lebih baik mengenai masalah yang penting bagi
semua pihak yang bersangkutan. Karenanya Onong Uchjana Effendy
kemudian menyatakan bahwa komunikasi merupakan proses pembentukan,
penyampaian, penerimaan, dan pengolahan pesan yang terjadi dalam diri
seseorang dan di antara dua orang atau legih dengan tujuan tertentu.
Dari definisi di atas dan juga model komunikasi dari Harold Lasswell
yang menyatakan komunikasi sebagai who says what in which channel to
whom with what effect, dapat kita lihat beberapa komponen utama
komunikasi, yaitu :
1.6 Komunikasi Organisasi 

1. penyampai pesan yang biasa diistilahkan dengan komunikator;


2. penerima pesan yang disampaikan komunikator, dan ini diistilahkan
dengan komunikan;
3. pesan yang disampaikan dari komunikator kepada komunikan;
4. adanya tujuan yang ingin dicapai manakala komunikasi dilaksanakan.
komunikator menyampaikan pesan kepada komunikan dengan tujuan
mereka sepaham tentang topik pembicaraannya.

Sebenarnya ada dua komponen lagi dalam komunikasi, yaitu feedback


atau umpan balik, dan channel atau media. Feedback adalah masukan yang
ingin disampaikan komunikan kepada komunikator ketika komunikasi
sedang berlangsung. Contoh yang mudah yaitu ketika komunikator menyam-
paikan pesan, komunikan mengangguk-anggukkan kepalanya. Perilaku
mengangguk-anggukkan kepala tersebut merupakan feedback bagi komuni-
kator yang memberikan umpan balik bahwa komunikan setuju atau mengerti
maksud dari pesan yang disampaikan. Hal-hal tersebut di atas dalam ilmu
komunikasi biasa disebut sebagai komponen komunikasi.

B. DEFINISI ORGANISASI

Seperti halnya komunikasi, telah banyak pakar administrasi dan


manajemen yang memberikan uraian, penjelasan, dan pengertian mengenai
organisasi. Pengetahuan mutakhir mengenai organisasi telah berkembang
beberapa dekade; baik akademisi maupun praktisi dari berbagai perspektif
telah menganalisis dan membuat teori mengenai organisasi. Walaupun
demikian, karena konsep “organisasi” begitu lazim dalam kehidupan sehari-
hari, tidak mengherankan bila orang mengabaikan kepelikannya. Padahal,
memahami konsep organisasi merupakan hal yang penting, lebih dari sekadar
menggunakan kata “organisasi” tanpa memahami hakikat yang terkandung di
dalamnya.
Organisasi dalam bahasa Indonesia atau organization dalam bahasa
Inggris berasal dari bahasa latin organizare yang artinya to form as or into a
whole concisting of interdependent or coordinate parts (membentuk sebagai
atau menjadi keseluruhan dari bagian-bagian yang satu sama lain saling
bergantung). Chester I. Bernard mendefinisikan organisasi sebagai sistem
dari kegiatan manusia yang bekerja sama (an organization is a system of
cooperative human activities). Kemudian Everet M. Rogers dan Rekha
 SKOM4329/MODUL 1 1.7

Agarwala Rogers dalam bukunya communication in organization menyata-


kan bahwa organisasi adalah sistem yang mapan dari orang-orang yang
bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama, melalui suatu jenjang
kepangkatan dan pembagian kerja (a stable system of individual who work
together to achieve, through hierarchy of ranks and division of labor,
common goals). Sejalan dengan itu, Melvin L DeFleur mengungkapkan
bahwa organisasi adalah kelompok manusia yang secara sengaja dibentuk
untuk mencapai suatu tujuan bersama tertentu.
Dari definisi organisasi ini dapat dilihat beberapa hakikat organisasi,
yaitu :
Pertama, yaitu bahwa organisasi merupakan sebuah sistem yang stabil
atau mapan, baik dari segi hukum maupun sosial. Pada dasarnya
di dalam sebuah organisasi terdapat jaringan-jaringan hubungan
yang dipandang sebagai sebuah sistem sosial. Adapun sistem
sosial yang dimaksud adalah seluruh individu yang ada di
dalamnya pada saat mereka menjalin hubungan satu sama lain
dan dengan dunia luar melalui jaringan-jaringan hubungan tadi.
Dapat pula ditambahkan bahwa suatu sistem adalah totalitas
himpunan bagian-bagian yang satu sama lain berinteraksi dan
bersama-sama beroperasi mencapai tujuan tertentu. Karena
organisasi merupakan suatu sistem, maka organisasi dipandang
sebagai suatu keutuhan di mana nilai keseutuhan ini melebihi
jumlah bagian-bagian (the whole is more than the sum of its
part).
Kedua, organisasi merupakan sekumpulan orang-orang yang melaku-
kan kerja sama, artinya setiap orang dalam organisasi harus
berpartisipasi. Partisipasi sangat erat kaitannya dengan kerja
sama. Adapun pengertiannya adalah keterlibatan spontan yang
disertai kesadaran dan tanggung jawab terhadap kepentingan
kelompok untuk mencapai suatu tujuan (Santoso, 1988: 44).
Mengenai kerja sama Charles Cooley mengatakan bahwa: kerja
sama timbul apabila orang menyadari bahwa mereka mempu-
nyai kepentingan-kepentingan yang sama dan pada saat ber-
samaan mempunyai cukup pengetahuan dan pengendalian
terhadap diri sendiri untuk memenuhi kepentingan-kepentingan
tersebut. Kesadaran akan adanya organisasi merupakan fakta
yang penting dalam kerja sama yang berguna (dalam Soekanto,
1.8 Komunikasi Organisasi 

1982: 66). Tanpa adanya partisipasi dan kerja sama, sesuatu


tidak dapat dikatakan sebagai organisasi. Dengan demikian,
partisipasi perlu dipahami perannya dalam organisasi dan untuk
itu pengertian komunikasi harus ditempatkan dalam kerangka
manajemen secara menyeluruh, terutama dalam konteks pene-
rapan komunikasi organisasi. Hal ini mengisyaratkan bahwa
pengertian komunikasi harus diartikan secara luas, sebab
partisipasi merupakan suatu proses dinamis yang terjadi secara
terus menerus.
Ada sebuah ilustrasi menarik mengenai kerja sama dan parti-
sipasi dalam organisasi, yaitu: jika Anda memiliki 1000 orang
yang secara sendiri-sendiri merancang suatu produk, membeli
bahan-bahan, lalu memproduksi, menjual, dan mendistribusikan
produk tersebut, maka Anda tidak akan mempunyai satu
organisasi, melainkan seribu perusahaan. Orang-orang bekerja
sama bila kinerja yang satu mempengaruhi dan dipengaruhi
kinerja yang lainnya.
Ketiga, dalam suatu organisasi terdapat jenjang atau hierarki kepangkat-
an atau tingkatan karier. Setiap orang mempunyai tugas dan
kewajiban sesuai dengan tingkat kepangkatannya, ada pimpinan
dan ada bawahan.
Keempat, dalam organisasi harus ada tujuan yang hendak dicapai. Bila
organisasi merupakan perusahaan tekstil, maka tujuan perusaha-
an ini adalah memproduksi tekstil dengan kualitas tertentu yang
pada akhirnya hasil ini dapat menimbulkan kepuasan bagi
setiap anggota perusahaan, baik secara materiil maupun non-
materiil.

Dari sekian banyak konsep dasar yang ada pada organisasi, ada dua hal
yang perlu diingat sebagai konsep dasar utama, yaitu (1) adanya sistem sosial
dan (2) adanya kepentingan bersama.
Sebenarnya ada pengertian lain mengenai organisasi yang lebih
kompleks yang disampaikan Stephen P. Robbins dalam bukunya
Organization Theory. Dalam buku tersebut Robbins mengatakan bahwa
organisasi adalah kesatuan (entity) sosial yang dikoordinasikan secara sadar,
dengan sebuah batasan yang relatif dapat diidentifikasikan dan bekerja secara
terus menerus untuk mencapai tujuan bersama atau sekelompok tujuan.
 SKOM4329/MODUL 1 1.9

Definisi ini tampaknya amat panjang, dan ini dapat diuraikan menjadi
bagian-bagian yang relevan dengan kajian mengenai komunikasi organisasi-
onal. Kata pertama yaitu dikoordinasikan secara sadar, mengandung
pengertian secara jelas terjadinya proses komunikasi. Adapun pembagian
tugas yang harus dilaksanakan bagi setiap orang, adanya laporan kegiatan
yang telah dilaksanakan setiap orang, dan lain sebagainya yang dilakukan
melalui proses penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan.
Perkataan kedua yaitu kesatuan sosial dapat diartikan bahwa unit ini terdiri
dari orang atau kelompok orang yang berinteraksi satu sama lain.
Dari dua hal di atas dapat dilihat bahwa di dalamnya terkandung unsur
komunikasi. Unsur komunikasi ini tidak terlepas konsep manajemen, seperti
pada koordinasi secara sadar. Ini karena salah satu unsur atau falsafah
manajemen adalah komunikasi yang tidak bisa terlepas dari kegiatan-
kegiatan perencanaan, pengorganisasian, dan pelaksanaan. Ini biasa kita
kenal dengan POAC, yaitu planning, organizing, actuating, dan controlling.
Demikian pula halnya pada kesatuan sosial di mana terjadinya interaksi, dan
interaksi itu tidak lain adalah proses komunikasi. Dengan demikian,
manakala kita berbicara mengenai organisasi, maka di dalamnya tercakup
adanya proses komunikasi. Jadi benar bila dikatakan bahwa tanpa komuni-
kasi tidak ada organisasi.
Bidang kajian komunikasi organisasional difokuskan kepada komunikasi
yang berlangsung di dalam organisasi guna mencapai tujuan. Di dalamnya
tercakup bagaimana proses komunikasi pada sistem sosial ini dapat
menimbulkan pengertian yang sama guna mewujudkan tujuan organisasi
tersebut. Hal ini disesuaikan dengan asumsi bahwa organisasi merupakan
sistem sosial dan dibentuk atas dasar kepentingan bersama. Contoh berikut
ini diharapkan akan memperjelas pemahaman Anda mengenai komunikasi
organisasional. Sejarah revolusi Industri mencatat bahwa organisasi
memberikan hasil yang lebih baik dalam bidang produksi. Hal ini dilakukan
melalui spesialisasi atau pembagian kerja. Alkisah sebuah pabrik penghasil
peniti memiliki kecepatan dua puluh (20) peniti per orang per hari yang
dilakukan secara tradisional. Kemudian dilakukan pengelompokan karyawan
ke dalam delapan belas (18) kelompok spesifik yang berbeda, ternyata pabrik
ini mampu memproduksi 4800 peniti (dengan kualitas yang sebanding) per
harinya. Contoh sederhana ini memperlihatkan dengan dilakukan pembagian
kerja, yang merupakan salah satu komponen yang ada dalam organisasi,
1.10 Komunikasi Organisasi 

ternyata dapat meningkatkan produktivitas, dan ini tentu saja merupakan


salah satu tujuan sebuah organisasi.
Selain itu perlu pula dipahami bahwa organisasi merupakan sistem sosial
yang dibentuk atas dasar kepentingan bersama, artinya perilaku organisasi
dipengaruhi oleh dorongan kelompok dan individu. Ada dua jenis sistem
sosial yang tegak berdampingan dalam organisasi, yaitu sistem sosial formal
dan sistem sosial informal. Guna memudahkan pemahaman, simak contoh
berikut ini: setiap pegawai di sebuah perusahaan mendapatkan tugas dan
kewajiban yang harus dilaksanakan untuk mencapai tujuan perusahaan.
Tugas ini disampaikan baik secara tertulis maupun tidak tertulis. Sistem
penugasan ini dinamakan sistem sosial yang formal, sedangkan interaksi,
baik sesama pegawai ataupun antara pegawai dan pimpinan yang tidak
formal, yaitu hubungan sesama manusia yang terjalin dengan baik, diharap-
kan akan mampu menunjang tercapainya tujuan perusahaan, baik secara
langsung maupun tidak langsung. Hal ini dikarenakan apabila hubungan
antarindividu yang ada di perusahaan terjalin dengan baik akan membawa
teamwork yang baik pula, dan pada gilirannya akan meningkatkan
produktivitas kerja. Hubungan antarindividu di luar pekerjaan inilah yang
dinamakan sistem sosial informal.
Sebagai sebuah sistem, organisasi memiliki unsur-unsur yang saling
berkaitan dan tidak bisa lepas satu sama lain. Unsur-unsur tersebut dapat
digolongkan ke dalam lima kategori besar, yaitu: anggota organisasi,
pekerjaan dalam organisasi, praktek-praktek pengelolaan, struktur organisasi,
dan pedoman organisasi.
Dari sekian banyak konsep dasar komunikasi dan organisasi, kita lihat
dua konsep utama yang perlu mendapat perhatian dalam rangka memahami
komunikasi organisasional, yaitu adanya hubungan yang terjalin dan adanya
pengertian bersama. Selanjutnya komunikasi organisasi bila dilihat secara
fungsional adalah merujuk pada pertunjukan dan penafsiran pesan di antara
unit-unit komunikasi yang merupakan bagian dari suatu organisasi tertentu.
Kiranya definisi fungsional komunikasi organisasi tersebut dapat
digambarkan sebagai berikut.
 SKOM4329/MODUL 1 1.11

Gambar 1.1. Sistem Komunikasi Organisasi


Sumber : Pace, 1983:32

Setelah memahami definisi fungsional dari komunikasi organisasi ini,


merupakan hal yang sangat perlu untuk mengetahui letak komunikasi
organisasi di antara tatanan komunikasi lainnya. Kiranya letak komunikasi
organisasi tersebut dapat dilihat pada model komunikasi dari Ruesch dan
Bateson berikut ini.
1.12 Komunikasi Organisasi 

c
r s
Level IV
e

e : evaluating
Level III s : Sending
c : Channel
r : receiving

seseorang

Level II

Level I

Pengamat

Gambar 1.2. Model Komunikasi Ruesch & Bateson


(Diadaptasi dari Infante, Dominic A., et all., 1993, Building Communication
Theory, Illionis : Waveland Press, Inc., hal 37)

Proses komunikasi dalam model Ruesch & Bateson terjadi di waktu


yang sama untuk analisis tingkat yang berbeda. Pada model ini komunikasi
organisasi terletak pada tingkat tiga, dengan penjelasan sebagai berikut:
Level 1 menggambarkan level intrapersonal, atau komunikasi dalam diri
individu. Level 2 menggambarkan level interpersonal, atau komunikasi
antara 2 orang, level 3 adalah level interaksi antara banyak orang (terjadi
dalam kelompok atau organisasi), dan level 4 adalah level budaya, yang
melibatkan manusia dalam kelompok besar.
 SKOM4329/MODUL 1 1.13

Dari model tersebut dapat kita lihat bahwa komunikasi organisasi tidak
dapat dilepaskan dari komunikasi intrapersonal, interpersonal, dan
komunikasi pada level budaya dalam masyarakat yang lebih luas.
Selanjutnya, setelah mengetahui letak komunikasi organisasi, maka
merupakan hal yang juga sangat penting untuk mengetahui ilmu yang
mendukung komunikasi organisasional.

C. DISIPLIN ILMU YANG BERPERAN PENTING DALAM


KOMUNIKASI ORGANISASI

Komunikasi organisasi merupakan ilmu terapan yang dibangun atas


sumbangan-sumbangan dari sejumlah disiplin ilmu. Mengadaptasi tulisan
Stephen P. Robbins dalam buku Perilaku Organisasi (2001:18-20), disiplin
ilmu yang menonjol sumbangannya bagi komunikasi organisasi adalah
psikologi, sosiologi, psikologi sosial, antropologi, dan ilmu politik. Berikut
ini akan dijelaskan secara khusus sumbangan dari ilmu-ilmu tersebut.

1. Psikologi
Psikologi merupakan ilmu pengetahuan yang berusaha mengukur,
menjelaskan, dan kadang mengubah perilaku manusia. Para psikolog
memusatkan perhatian dan pemahamannya pada perilaku individu. Bidang-
bidang psikologi yang berperan penting dalam komunikasi organisasi di
antaranya adalah psikologi pembelajaran, psikologi kepribadian, psikologi
konseling, dan tak tertinggal tentu saja adalah psikologi industri serta
psikologi organisasi.
Psikologi industri atau psikologi organisasi awal memperhatikan
masalah kelelahan, kebosanan, dan faktor-faktor lain yang dapat menghalangi
kinerja yang efisien. Baru-baru ini, sumbangan bidang psikologi telah
diperluas dan mencakup pembelajaran, persepsi, kepribadian, pelatihan,
keefektifan kepemimpinan, kebutuhan dan kekuatan motivasi, kepuasan
kerja, proses pengambilan keputusan, penilaian kinerja, pengukuran sikap,
teknik seleksi anggota, desain pekerjaan, serta stress di lingkungan kerja.

2. Sosiologi
Bila psikologi memfokuskan perhatiannya pada individu, maka sosiologi
memusatkan perhatiannya pada sistem sosial di mana individu-individu
mengisi peran-peran mereka; jadi, sosiologi mempelajari orang-orang dalam
1.14 Komunikasi Organisasi 

hubungannya dengan sesama manusia. Secara spesifik, sosiologi telah


memberi sumbangan yang terbesar pada komunikasi organisasional melalui
studi terhadap perilaku kelompok dalam organisasi, terutama organisasi yang
formal dan rumit.
Sumbangan-sumbangan yang diberikan sosiologi di antaranya adalah
dinamika kelompok, desain kelompok/tim kerja, budaya organisasi, teori dan
struktur organisasi formal, teknologi organisasi, birokrasi, kekuasaan,
konflik, dan perilaku antarkelompok.

3. Psikologi Sosial
Psikologi sosial sebenarnya dapat dikatakan sebagai salah satu bidang
dalam psikologi. Ilmu ini memadukan konsep psikologi dan sosiologi dalam
kajian-kajiannya. Psikologi sosial memfokuskan pada pengaruh individu satu
terhadap yang lainnya.
Psikologi sosial memberikan sumbangan yang berarti bagi komunikasi
organisasi dalam bidang-bidang pengukuran, pemahaman, dan perubahan
sikap; pola komunikasi; cara-cara di mana kegiatan kelompok dapat
memuaskan kebutuhan individu; serta proses pengambilan keputusan
kelompok.

4. Antropologi
Bila Psikologi memfokuskan perhatiannya pada individu, sosiologi pada
sistem sosial, dan psikologi sosial pada perpaduan dari psikologi dan
sosiologi, maka antropologi memfokuskan perhatiannya pada studi tentang
masyarakat khususnya mempelajari mengenai manusia dan kegiatan mereka,
yakni budaya dan lingkungan.
Dalam komunikasi organisasi, antropologi memberikan sumbangan
dalam membantu memahami perbedaan-perbedaan nilai-nilai fundamental,
sikap, dan perilaku di antara orang-orang pada negeri-negeri yang berlainan
serta dalam organisasi yang berlainan. Sejalan dengan itu, Antropologi sangat
diperlukan untuk membantu memahami budaya organisasi, lingkungan
organisasi, dan perbedaan antara budaya-budaya nasional.

5. Ilmu Politik
Dibandingkan dengan ilmu-ilmu yang telah dijelaskan sebelumnya,
yakni psikologi, sosiologi, psikologi sosial, dan antropologi, kenyataan
membuktikan bahwa ilmu politik pun memberikan sumbangan berarti bagi
 SKOM4329/MODUL 1 1.15

komunikasi organisasi. Ilmu politik mempelajari perilaku individu dan


kelompok dalam suatu lingkungan politik. Topik-topik khusus dalam ilmu
politik yang menyumbang pada komunikasi organisasi di antaranya adalah
penstrukturan konflik, alokasi kekuasaan, dan bagaimana anggota organisasi
memanipulasi kekuasaan untuk kepentingan pribadi.
Sumbangan ilmu politik bagi komunikasi organisasi tidak bisa kita
remehkan, karena organisasi merupakan entitas politik. Perilaku-perilaku
anggota sebuah organisasi tidak bisa dilepaskan dari kegiatan politik.

LAT IH A N

Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas,


kerjakanlah latihan berikut!

1) Jelaskan pengertian komunikasi organisasional!


2) Dalam definisi komunikasi organisasional ada dua konsep utama, coba
sebutkan kedua konsep tersebut!
3) Jelaskan pengertian komunikasi melalui definisinya!
4) Jelaskan dua hakikat yang ada pada konsep komunikasi!
5) Jelaskan komponen-komponen yang terdapat dalam komunikasi!
6) Sebutkan satu contoh peristiwa komunikasi yang terjadi di dalam
organisasi!
7) Apakah yang anda ketahui mengenai asumsi yang penting dalam
organisasi?
8) Ada dua sistem sosial dalam sebuah organisasi, jelaskan dan berikan
contohnya!
9) Sebagai sebuah bidang ilmu terapan maka komunikasi organisasi
dibangun oleh berbagai disiplin ilmu. Sebutkan ilmu-ilmu yang paling
menonjol sumbangannya dan apa jenis kontribusinya terhadap
komunikasi organisasi?

Petunjuk Jawaban Latihan

Untuk dapat menjawab secara tepat pertanyaan-pertanyaan dalam


latihan, pelajari dengan cermat materi dalam Kegiatan Belajar 1. Apabila
Anda belum merasa paham, diskusikan dengan teman atau tutor Anda !
1.16 Komunikasi Organisasi 

R A NG KU M AN
Secara sederhana, komunikasi organisasional didefinisikan sebagai
komunikasi yang terjadi di dalam organisasi. Komunikasi dalam
organisasi ini mencakup semua proses verbal dan nonverbal, baik secara
linear maupun transaksional. Dari definisi mengenai komunikasi
organisasional, terdapat dua konsep utama yang perlu dipahami, yaitu
konsep komunikasi dan konsep organisasi.
Secara etimologis, komunikasi berasal dari bahasa latin yaitu
communicatio. Kata asli communicatio adalah communis, yang memiliki
arti sama (seperti halnya dalam bahasa Inggris common). “Sama” di sini
maksudnya sama makna dan sama arti. Komunikasi terjadi apabila
terdapat kesamaan makna mengenai suatu pesan yang disampaikan
komunikator dan diterima komunikan. Dengan demikian komunikasi
dapat diartikan sebagai proses penyampaian ide dari sumber kepada
penerima dengan tujuan tercapainya tujuan bersama.
Sementara itu organisasi adalah kelompok manusia yang secara
sengaja dibentuk untuk mencapai suatu tujuan bersama tertentu. Dari
definisi organisasi ini dapat dilihat beberapa hakikat organisasi, yaitu :
Pertama,yaitu bahwa organisasi merupakan sebuah sistem yang stabil
atau mapan, baik dari segi hukum maupun sosial. Kedua, organisasi
merupakan sekumpulan orang yang melakukan kerja sama. Ketiga,
dalam suatu organisasi terdapat jenjang atau hierarki kepangkatan atau
tingkatan karir. Setiap orang mempunyai tugas dan kewajiban sesuai
dengan tingkat kepangkatannya, ada pimpinan dan ada bawahan. Dan
keempat, dalam organisasi harus ada tujuan yang hendak dicapai.
Selanjutnya, sebagai sebuah bidang terapan maka komunikasi
organisasi dibangun oleh berbagai disiplin ilmu. Disiplin ilmu yang
menonjol sumbangannya bagi komunikasi organisasi adalah psikologi,
sosiologi, psikologi sosial, antropologi, dan ilmu politik

TES F OR M AT IF 1

Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!

1) Definisi sederhana mengenai komunikasi organisasional yaitu


komunikasi yang terjadi di dalam dan di antara organisasi serta di
lingkungannya dikemukakan oleh ….
A. Joseph A. Devito
B. Stewart L. Tubbs dan Sylvia Moss
 SKOM4329/MODUL 1 1.17

C. Everett M. Rogers dan Rekha Agarwala Rogers


D. Keith Davis dan John W. Newstrom

2) Di dalam konsep komunikasi terdapat dua hakikat, satu di antaranya


adalah terdapatnya hubungan, sebutkan hakikat yang lainnya!
A. Ide atau pesan yang disampaikan
B. Pengertian bersama
C. Feedback
D. Kredibilitas

3) Konsep organisasi memiliki dua hakikat, satu di antaranya adalah


kepentingan bersama, coba sebutkan hakikat yang lainnya!
A. Sistem sosial
B. Iklim organisasi
C. Bekerja sama
D. Sekumpulan individu

4) Pilih salah satu peristiwa komunikasi yang terjadi di suatu organisasi!


A. Percakapan seorang karyawan sebuah perusahaan dengan tetangga-
nya
B. Instruksi pimpinan mengenai pembagian kerja menurut kelompok
tertentu
C. Seorang karyawan tengah membaca iklan lowongan pekerjaan di
sebuah surat kabar terbitan ibu kota
D. Mendengarkan berita mengenai pemogokan sekelompok pegawai
pabrik dari radio

5) Dalam hal organisasi, asumsi yang paling penting diketahui adalah


bahwa organisasi merupakan ….
A. Lembaga sosial
B. Sistem sosial
C. Lembaga profit
D. Sistem manajemen

6) Selain sebagai sistem informal, organisasi dikenal pula sebagai sistem….


A. Sosial bisnis
B. Sosial profesional
C. Sosial formal
D. Sosial semi formal
1.18 Komunikasi Organisasi 

7) Menurut Stephen P. Robbins, organisasi adalah suatu kesatuan yang


dikoordinasikan secara sadar dan seterusnya. Apakah makna dari
pengertian dikoordinasikan secara sadar tersebut di atas?
A. Hirearki
B. Kepemimpinan
C. Komunikasi
D. Manajemen

8) Komunikasi didefinisikan sebagai the process by which an individual


(the communicator) transmits stimuli (usually verbal) to modify the
behavior of other individuals (the audience). Definisi ini dikemukakan
oleh ….
A. Hovland, Janis dan Kelley
B. Rogers & Rogers
C. Dance
D. Laswell

9) Pengertian organisasi adalah sistem yang mapan dari orang-orang yang


bekerja sama melalui jenjang kepangkatan dan pembagian kerja
dijelaskan oleh ….
A. Keith Davis
B. Chester I. Barnard
C. Everett M Rogers dan Rekha Agarwala-Rogers
D. Elton Mayo

10) Berikut ini pernyataan yang bukan peristiwa komunikasi organisasional


adalah ….
A. Seorang Kepala Pabrik bersama salah seorang bawahannya
melakukan wawancara penilaian tahunan mengenai kinerja tugas
B. Bagian Administrasi sebuah rumah sakit mengadakan rapat untuk
menentukan bagaimana cara melaksanakan penghematan anggaran
sebesar 10% untuk tahun berikutnya
C. Pimpinan sebuah Universitas mengadakan rapat dengan sekelompok
mahasiswa yang mengajukan keberatan atas kenaikan SPP mereka
D. Sekelompok pekerja pabrik tengah berkumpul di sebuah kantin
membicarakan kemenangan tim sepak bola favorit mereka.
 SKOM4329/MODUL 1 1.19

Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 1 yang


terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar.
Kemudian, gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan
Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 1.

Jumlah Jawaban yang Benar


Tingkat penguasaan = 100%
Jumlah Soal

Arti tingkat penguasaan: 90 - 100% = baik sekali


80 - 89% = baik
70 - 79% = cukup
< 70% = kurang

Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat


meneruskan dengan Kegiatan Belajar 2. Bagus! Jika masih di bawah 80%,
Anda harus mengulangi materi Kegiatan Belajar 1, terutama bagian yang
belum dikuasai.
1.20 Komunikasi Organisasi 

Kegiatan Belajar 2

Perspektif dan Teori-teori


Komunikasi Organisasional

A. PERSPEKTIF KOMUNIKASI ORGANISASIONAL

Ada tiga perspektif mendasar dalam mempelajari komunikasi organi-


sasional. Ketiga perspektif inilah yang merupakan falsafah terjadinya proses
komunikasi keorganisasian yang akan dibahas di sini. Beberapa pakar
mengatakan ketiga perspektif ini sebagai mazhab-mazhab yang mendasarkan
komunikasi organisasional. Adapun ketiga perspektif itu adalah :
1. The Scientific Management School.
2. Human Relation School.
3. System School.

Sejarah mencatat bahwa perspektif yang pertama, yaitu the Scientific


Management School muncul pada sekitar tahun 1911 ketika Frederick W.
Taylor yang di Amerika Serikat dikenal sebagai Bapak Manajemen
Keilmuan, menerbitkan buku Scientific Management dan populer hingga
tahun 1930-an. Dilanjutkan dengan perspektif kedua yang dipelopori oleh
Elton Mayo yaitu Human Relations School yang berkembang hingga tahun
1960-an, ketika perspektif ketiga menjadi banyak dibicarakan yaitu System
School.
Sesungguhnya ketiga perspektif atau mazhab ini berkembang saling
berkaitan. Bahkan dalam kenyataannya, ketiganya saling mengisi dan
diperlukan dalam kegiatan komunikasi organisasional secara terpadu menurut
kondisi dan situasinya. Untuk itu, memahami ketiga mazhab yang mendasari
komunikasi organisasional sangat diperlukan. Selain akan membantu dalam
memahami komunikasi organisasional secara teoritis pada tingkatan masing-
masing, juga akan mengerti bagaimana memahami fungsi organisasi dan
peranan komunikasi di dalam organisasi. Berikut ini akan dibahas masing-
masing perspektif tersebut.
 SKOM4329/MODUL 1 1.21

1. The Scientific Management School


Perspektif ini biasa disebut dengan machine theory atau dikenal dengan
istilah taylorism (aliran Taylor). Penggunaan istilah scientific management
didasarkan pada metode ilmiah yang digunakan dalam pengelolaan suatu
organisasi. Tujuan utama scientific management menurut Taylor adalah
untuk menghilangkan antagonisme antara majikan (pimpinan) dan bawahan
(karyawan). Taylor yakin apabila para pengusaha dan para pekerja bersama-
sama mengonsentrasikan dirinya pada metode untuk meningkatkan produksi,
dan bersama-sama menaruh perhatian terhadap peningkatan surplus (bukan
mempermasalahkan pembagian surplus), maka surplus tersebut akan menjadi
besar. Pada gilirannya tidak akan terjadi konflik mengenai pembagian surplus
karena telah diperoleh surplus yang cukup besar untuk dibagikan secara lebih
dari memadai.
Perspektif pertama ini oleh De Vito dalam bukunya Human
Communication disebut sebagai pendekatan ilmiah yang menganggap bahwa
organisasi harus menggunakan metode ilmiah untuk meningkatkan produk-
tivitas. Menurut pandangan ini produktivitas pada umumnya menyangkut
masalah fisik dan psikologis, yang dapat dilihat dalam bentuk permintaan
fisik akan pekerjaan dan kemampuan psikologis para pekerja. Jenis penelitian
yang dapat mencirikan scientific management adalah studi tentang “waktu
dan gerak” yang dilakukan oleh Taylor. Penelitian ini memperlihatkan
mengenai penghematan waktu dalam menyelesaikan masalah tugas spesifik
tertentu. Selain itu juga pengefisienan gerakan yang paling tepat bagi seorang
pekerja dalam menjalankan tugasnya. Contoh yang disampaikan oleh Taylor
adalah pekerjaan dalam menyekop batubara, dengan menganalisis dan
membandingkan berbagai jenis ukuran sekop dan target yang harus
diselesaikan. Hasilnya, penelitian ini mampu memperlihatkan pengurangan
jumlah pekerja yang diperlukan untuk pekerjaan yang sama dari 400 sampai
dengan 600 orang pekerja, dan akhirnya hanya menjadi 140 orang pekerja.
Dengan kata lain, Taylor menyatakan bahwa scientific management mampu
mencapai hasil dengan cara yang efektif dan efisien. Apabila ada mesin atau
alat terbaik untuk melakukan suatu pekerjaan, maka tentunya ada cara terbaik
bagi orang-orang untuk melakukan pekerjaan mereka. Meskipun tujuannya
masih menekankan efisiensi teknis, tetapi paling tidak para manajer
diingatkan tentang pentingnya salah satu sumber daya yang selama ini
dilupakan. Prinsip manajemen ini sangat pragmatis dan relatif mudah untuk
1.22 Komunikasi Organisasi 

dilakukan, misalnya pekerjaan dibayar sesuai dengan hasil kerja yang


dicapainya.
Sistem penghargaan berdasarkan hasil kerja individu bukan kelompok
yang menjadi gagasan Taylor ini sebenarnya merupakan kombinasi dari studi
kemampuan fisik pekerjaan dan rancangan sistem penghargaan yang
bersumber dari konsep manusia ekonomis. Artinya, konsep scientific
management memandang pekerja sebagai manusia ekonomi yang berespon
langsung terhadap insentif. Pendekatan Taylor atau yang biasa disebut
Taylorisme ini mengungkapkan bahwa manajemen dibangun dari empat
elemen, yaitu : pembagian kerja, proses skalar dan fungsional, struktur, dan
bentuk kontrol. Berikut ini adalah penjelasan keempat elemen tersebut:
a. Pembagian kerja, berupa bagaimana tugas, kewajiban, dan pekerjaan
dalam organisasi didistribusikan. Menurut Taylor, pekerja harus
mendukung tugas perencanaan dan pekerjaan administrasi. Di sini
dikenal dua prinsip, yaitu :
1) Pekerjaan harus dihitung dengan waktu yang diperlukan untuk
menyelesaikan pekerjaan
2) Pegawai ingin memperbanyak bawahan (subordinates), bukan
lawan atau rival.
b. Proses skalar dan fungsional, berkaitan dengan pertumbuhan secara
vertikal dan horizontal dalam organisasi. Proses skalar mengacu pada
pertumbuhan rantai komando atau dimensi vertikal organisasi. Dengan
memiliki dua asisten, seorang manajer telah meningkatkan ukuran
organisasi secara vertikal, membuat pendekatan dan pendelegasian
wewenang dan tanggung jawab, kesatuan komando, serta kewajiban
melaporkan hasil kerja. Pembagian kerja menurut kewajiban telah
terspesialisasi ke dalam unit yang spesifik, dihubungkan dengan proses
fungsional dan perluasan horizontal organisasi.
c. Di dalam teori klasik dikenal adanya dua dasar struktur, yaitu garis dan
staf. Struktur garis melibatkan saluran kewenangan organisasi. Misalnya
di sebuah pabrik klep, struktur garis mengikuti tingkatan posisi yang
bertanggung jawab terhadap produksi. Kewenangan garis terdiri dari
presiden, wakil presiden, para manajer, supervisor dan operator. Di
bidang militer, kewenangan garis melibatkan siapa yang memberi
perintah. Struktur staf mencerminkan posisi yang mendukung posisi
garis untuk menghasilkan kerja lebih baik dengan cara memberi saran,
bantuan, dan pelayanan (service). Tipe fungsi staf termasuk di dalamnya
 SKOM4329/MODUL 1 1.23

pembelian dan penerimaan, lalu lintas kontrol, penelitian bisnis,


perencanaan produksi, public relations, dan pelatihan serta
pengembangan.
Perbedaan utama garis dan staf adalah dalam pembuatan keputusan.
Pada pandangan garis, kewenangan akhir terdapat pada posisi struktur.
Sebagai contoh, di sebuah universitas, struktur garis untuk pengajar dan
pembuat kurikulum melibatkan anggota fakultas, ketua jurusan, dan
pembantu rektor bidang akademis.
Secara tradisional staf berfungsi untuk memberi saran dan melayani,
tetapi tidak mempunyai kewenangan memerintah.
Di dalam struktur organisasi dikenal dua jenis struktur, yaitu vertikal
(tegak) dan horizontal (mendatar). Struktur vertikal atau horizontal
ditentukan oleh jumlah tingkat kewenangan dengan variasi dari luas
kontrol pada setiap tingkat. Struktur vertikal mempunyai banyak tingkat
kewenangan dari manajer yang memiliki kontrol. Organisasi vertikal
dicirikan oleh supervisi tertutup, tim spirit, kompetisi melalui hubungan
personal, dan peningkatan tanggung jawab secara bertahap. Sebaliknya,
organisasi horizontal ditandai oleh aktivitas individu dan enterpreneur.
Pekerja juga bertanggung jawab luas pada level rendah, dan manajer
hanya melakukan sedikit kontak dengan mereka. Struktur horizontal
lebih sesuai untuk kondisi pengawasan yang kurang dan secara teknis
sederhana. Di sini individu lebih tertantang, seperti pada organisasi
penjualan, pelayanan politik, dan keagamaan.
d. Bentuk kontrol. Rentang kontrol merujuk pada jumlah bawahan
(subordinates) yang lebih tinggi yang berada dalam pengawasan seorang
atasan. Meskipun sering kita lihat bahwa secara baku, ada lima atau
enam subordinates yang dapat diawasi oleh seorang manajer, namun
dalam praktiknya ternyata luas rentang manajemen ini sangat bervariasi.
Misalnya, dalam retail (penjual eceran) yang mempunyai lima tingkat
kewenangan di antara presiden perusahaan dan supervisor toko sebagai
garis pertama, seorang manajer dapat memiliki 20 atau 30 supervisor
yang melapor padanya. Sebagai pembanding, dalam operasi pabrik,
dengan tujuh tingkat kewenangan, seorang manajer hanya mempunyai 5
sampai 10 bawahan yang melapor padanya.
Aliran Taylor ini menekankan pada struktur organisasional dan perilaku
individu, serta tujuan dari pandangannya, seperti yang telah dikemukakan,
adalah demi meningkatkan produktivitas dan efisiensi.
1.24 Komunikasi Organisasi 

Perspektif Scientific Management ini didahului oleh pengembangan


bentuk dari prinsip pengelolaan para manajer bisnis dan kalangan industri,
serta guru besar pada sekolah bisnis di universitas-universitas Amerika.
Pandangan ini banyak dipengaruhi oleh penulis-penulis dari Eropa, seperti
Henry Fayol.
Konsep yang dikemukakan oleh Taylor ini ternyata mendapat kecaman
juga, yaitu bahwa Scientific management ini cenderung untuk lebih
mengeksploitasi para pekerja daripada memberikan keuntungan kepada para
pekerjanya. Scientific Management menganggap bahwa pekerja semata-mata
alat ekonomi, juga sebagai bagian dari produksi, bukan sebagai manusia yang
memiliki kebutuhan. Tuduhan berikutnya menganggap bahwa Scientific
Management tidak menaruh perhatian terhadap jaringan sosial yang
kompleks, yang dibuat justru oleh para pekerja. Jaringan inilah yang
sebenarnya memiliki pengaruh besar terhadap produksi kerja mereka. Lepas
dari berbagai kecaman dan tuduhan, Scientific Management telah meluas dan
mengingatkan kepada para pengelola organisasi (manajer) bahwa ada sumber
daya yang memiliki peran dalam produktivitas kerja.

2. Human Relations School


Selama dua dekade awal abad ke-20, dunia perindustrian di Amerika
berkembang dengan pesatnya. Contohnya, selama tahun 1920-an industri
dapat menggunakan tenaga kerja imigran yang murah, bahan baku yang
mudah di dapat, modal yang berlimpah, dan pasar yang terbuka luas dalam
menghasilkan keuntungan yang sebesar-besarnya bagi perusahaan. Seluruh
organisasi berusaha untuk memperoleh produktivitas maksimum dengan
menerapkan standarisasi, pengorganisasian, dan pengawasan dari semua
aspek kerja meliputi bahan baku, ruang, gaji, dan faktor lain yang menurut
mereka dapat meningkatkan produktivitas.
Namun, pada tahun 1920-an dan 1930-an Elton Mayo dan F.J.
Roethlishberger melakukan percobaan industri di pabrik Hawthorne, The
Western Electric Company. Penelitian ini berbicara mengenai perilaku
manusia di tempat kerja. Adapun prosedur penelitiannya adalah para pekerja
yang berada di ruangan dikenai perlakuan melalui permainan penerangan
ruangan (lilin), dan ventilasi. Penerangan ruangan di tempat kerja suatu saat
ditambah, kemudian saat lainnya dikurangi. Dari hasil perlakuan penerangan
ruangan ini dilihat produktivitas kerja mereka. Ternyata tidak ada perbedaan
produktivitas antara penerangan yang tinggi (terang sekali) dengan penerang-
 SKOM4329/MODUL 1 1.25

an yang kurang. Dari penelitian ini dikenal pula apa yang disebut sebagai
Hawthorne Effect, yaitu kecenderungan individu (pekerja) untuk berperilaku
yang dibuat ketika mereka tahu bahwa mereka sebagai subjek penelitian.
Adapun hasil yang diperoleh dari studi Hawthorne ini ditemukannya akar
motivasi dari pekerja dalam hubungan sosial yang informal. Selanjutnya
disebutkan pula bahwa betapa pentingnya hubungan interpersonal yang
informal dalam situasi yang benar-benar formal atau bersifat atomistik (kecil-
kecil). Studi Hawthorne ini membenarkan asumsi mengenai perilaku manusia
di dalam organisasi, sekaligus menghasilkan paradigma yang kita sebut
sebagai Human Relations school.
Sebelum membahas hasil yang diperoleh dari penelitian Hawthorne,
kiranya perlu diperhatikan bagan berikut ini :

Presiden dan
Direksi

Gambar 1.3. Contoh Struktur Organisasi


sebuah Perusahaan
1.26 Komunikasi Organisasi 

Gambar tersebut memperlihatkan secara grafik pola-pola hubungan dari


kekuasaan dan kekuatan dalam sebuah kelompok, mulai dari yang teratas
hingga bawah. Gambar tersebut juga merupakan pemetaan dari pola
komunikasi formal, yang secara jelas menunjukkan siapa melapor kepada
siapa. Pola komunikasi inilah yang kemudian direvisi oleh temuan Mayo dan
rekan-rekan di Hawthorne.
Dari penelitiannya tersebut Mayo mengatakan bahwa organisasi
merupakan sistem sosial, dan karyawan sesungguhnya merupakan unsur yang
paling penting di dalamnya (dalam Davis, 1990 :80). Lebih lanjut, Elton
Mayo mengungkapkan bahwa karyawan bukan sekadar alat dalam fungsi
kerja, tapi suatu personalitas yang rumit yang berinteraksi dalam suatu situasi
kelompok kerja yang acap kali sulit untuk dipahami. Mayo mengakui bahwa
masalah-masalah manusia menjadi bidang telaah baru yang sangat luas dan
merupakan potensi untuk meraih kesuksesan di dalam suatu organisasi. Dari
berbagai observasi yang dilakukan dan sumbangsih yang diberikannya
tersebut, Elton Mayo kemudian dikenal sebagai Bapak Human Relations.
Sejak itu bagi manajemen sudah tidak mungkin lagi memandang pekerja
semata-mata sebagai alat ekonomi atau sebagai unit yang terpisahkan dari
unit produksi. Para manajer harus melihat pekerja sebagai manusia yang
kompleks dan berinteraksi, sehingga berpengaruh terhadap produktivitas.
Sebenarnya pendekatan ini berkembang sebagai reaksi terhadap
perhatian yang dinilai terlalu berlebihan terhadap faktor-faktor fisik dalam
mengukur keberhasilan suatu organisasi, selain sebagai reaksi akibat frustrasi
terhadap peraturan dan kontrol yang ketat yang berlaku pada perspektif
pertama. Salah satu asumsi yang sangat prinsipiil dari pendekatan ini adalah
kenaikan kepuasan kerja akan berakibat lanjut pada kenaikan produktivitas.
Seorang karyawan yang bahagia adalah karyawan yang produktif. Oleh
karena itu, fungsi manajemen pada pandangan ini adalah bagaimana menjaga
agar karyawan terus menerus dalam kondisi merasa puas. Iklim seperti ini
merupakan penunjang dalam memperoleh kemajuan, dan berawal dari hal
inilah berkembang pendekatan baru dalam komunikasi organisasional yaitu
perspektif Human Relations. Aubrey Fisher (1990) mengatakan bahwa hal
yang mendasari human relations adalah adanya kepentingan bersama
(mutual dignity). Selanjutnya Onong Uchjana Effendy menjelaskan
pengertian human relations ini dengan membaginya ke dalam dua bagian,
yaitu:
 SKOM4329/MODUL 1 1.27

Pertama, human relations dalam arti luas sebagai komunikasi persuasif


yang dilakukan oleh seseorang kepada orang lain secara tatap
muka dalam segala situasi dan semua bidang kehidupan, yang
pada akhirnya dapat menimbulkan rasa kebahagiaan dan
kepuasan. Dengan demikian, human relations dalam arti luas
dapat dilakukan di mana saja : di rumah, di pasar, di kampus, di
dalam bis, dan di tempat serta situasi lainnya. Berhasilnya
seseorang melakukan human relation karena ia melakukannya
secara etis, ramah, sopan, menghargai dan menghormati orang
lain.
Kedua, human relations dalam arti sempit adalah komunikasi persuasif
yang dilakukan seseorang kepada orang lain secara tatap muka
dalam situasi kerja (work situation), dan dalam organisasi
kekaryaan (work organization), dengan tujuan untuk
menggugah kegairahan dan kegiatan bekerja dengan semangat
kerja sama yang produktif, dan bahagia serta rasa puas. Human
relations dalam work organization banyak diteliti sekaligus
dipraktikkan terutama dalam bidang ekonomi dan sektor
industri. Hal ini disebabkan perkembangan masyarakat sebagai
dampak dari kemajuan teknologi yang menimbulkan berbagai
pengaruh kepada masyarakat termasuk para pekerja.

Dari pengertian human relations, baik secara luas maupun secara sempit,
konsep ini mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
a. Kegiatannya ditandai dengan adanya interaksi antara orang-orang yang
terlibat.
b. Bentuk komunikasinya adalah komunikasi interpersonal secara tatap
muka.
c. Metode komunikasinya adalah persuasif.
d. Kegiatannya diakhiri dengan adanya kepuasan bersama.

Selain pengertian human relations di atas, perlu diketahui pula prinsip


yang ada di dalamnya, yaitu:
a. Importance of the individual
Setiap orang diperlakukan sebagai individu yang memiliki kepentingan
1.28 Komunikasi Organisasi 

b. Mutual acceptance
Setiap individu dalam organisasi haruslah bersatu saling menerima,
saling menghargai, dan saling menghormati satu sama lain terhadap
tugas dan kewajiban masing-masing.
c. Common interest
Setiap individu dalam organisasi terikat kepentingan bersama.
d. Open communication
Keterbukaan akan menimbulkan pengertian yang lebih baik dan
menghasilkan keputusan yang tepat dalam segala aspek.
e. Partisipasi pegawai
Hasil yang efisien disebabkan adanya keseimbangan dalam pandangan,
dan masalah yang ada dipecahkan secara bersama-sama.
f. Local identify
Memberikan pujian yang tepat pada seseorang yang layak mendapat-
kannya.
g. Local decision
Memberi kewenangan pada orang untuk memecahkan sendiri masalah-
nya.
h. High moral standard
Kebenaran dan keadilan mengenai sesuatu tindakan dapat disebut benar
dan asli bila berdasarkan pada moralitas dan hak asasi manusia.

Secara keseluruhan, perspektif human relations ini mencapai kejaya-


annya hingga tahun 1960-an dan selanjutnya mulai mengalami penurunan. Ini
karena meskipun tampaknya perspektif human relations ini sangat ideal atau
merupakan yang terbaik untuk situasi apapun, di mana komunikasi dapat
berlangsung secara bebas dan kepemimpinannya bersifat demokratis, tetapi
pendekatan ini menghadapi berbagai kesulitan. Masalah utamanya adalah
pendekatannya didasarkan pada asumsi yang kurang tepat. Katakan saja
bahwa kepuasan pekerja berhubungan positif dengan produktivitas kerja.
Sebenarnya pendapat tersebut tidak disalahkan dalam beberapa hal, namun
pada kenyataannya tidak selalu seperti itu. Sebagai contoh, di sebuah
organisasi terlihat produktivitas sangat tinggi, bekerja sesuai target, tetapi
kemudian dengan mudah pekerja mengundurkan diri dengan alasan tidak
menyukai pekerjaan atau bosan. Sejalan dengan itu, ada pekerja yang tidak
banyak menghasilkan (produktivitasnya rendah) tetapi mereka menyukainya.
Kedua kasus ini tentu saja sangat berbahaya bagi perkembangan organisasi,
 SKOM4329/MODUL 1 1.29

terutama bila menyangkut pekerja pada tataran pengambil keputusan,


penentu kebijakan, atau posisi strategis lainnya. Dari kasus-kasus seperti
inilah human relations berkembang mencari alternatif lain.

3. System School
Pada perkembangan selanjutnya, banyak penelitian dilakukan dalam
upaya menyeimbangkan nilai lainnya di tempat kerja. Istilah human relations
ternyata tidak mutlak lagi, dan ada faktor lain yang perlu diperhitungkan. Di
sinilah lahir konsep dasar dari hakikat manusia yang terdiri dari:
a. perbedaan individu;
b. orang seutuhnya;
c. perilaku yang termotivasi;
d. nilai orang (martabat manusia).

Yang kemudian dipadukan dengan hakikat organisasi yang terdiri dari:


a. sistem sosial;
b. kepentingan bersama.

Perspektif ketiga ini mulai populer pada akhir 1950-an dan awal 1960.
System School menekankan pada fungsi integrasi dan koordinasi pada proses,
baik di dalam maupun di antara organisasi. System School merupakan
tinjauan teoritis yang dikenal dengan nama General System Theory dengan
prinsip utamanya adalah keseluruhan lebih baik daripada jumlah bagian.
Artinya pada pendekatan ini dilakukan kombinasi unsur-unsur yang baik dari
dua pendekatan sebelumnya (Scientific Management dan Human Relations).
Sebuah organisasi dipandang sebagai suatu sistem di mana semua bagian
saling berinteraksi. System school menganggap semua faktor fisik dan
psikologis dalam pendekatan human relations adalah penting. Setiap faktor
mempengaruhi faktor lainnya, dan semua perlu dipertimbangkan, sehingga
organisasi yang bersangkutan dapat berfungsi secara baik. Selain itu, yang
menarik dari pendekatan ini adalah organisasi dipandang sebagai suatu
sistem terbuka, terbuka terhadap informasi baru, responsif terhadap
lingkungan, bersifat dinamis, dan selalu berubah ke arah yang positif.
System School memfokuskan pada sistem terbuka, karena semua
organisasi relatif terbuka. Ada pengertian sistem terbuka adalah secara
kontinyu melakukan informasi dengan lingkungannya. Sedangkan sistem
tertutup adalah situasi yang benar-benar terisolasi dari lingkungannya, di
1.30 Komunikasi Organisasi 

mana ada pembatasan yang digunakan sebagai penutup untuk melakukan


pertukaran informasi dengan lingkungannya. Sistem terbuka bisa menjadi
tertutup, dan ini sebagai suatu tanda ke arah kehancuran. Pada sistem terbuka
terdapat mekanisme umpan balik dalam rangka mempertahankan tingkat
pengaturan diri, sehingga penyimpangan dari keseimbangan dapat dikoreksi
secara berkeseimbangan dan ajeg. Melalui sistem terbuka pula, dimungkin-
kan adanya peningkatan spesialisasi dan diferensiasi. Para ahli System School
berpandangan bahwa organisasi adalah sebagai suatu sistem terbuka, di mana
input dan output mampu melewati batas-batas yang dimilikinya.
Scott (1961) mengemukakan bahwa bagian-bagian penting organisasi
sebagai sistem adalah individu dan kepribadian setiap orang dalam
organisasi; struktur formal, pola interaksi yang informal, pola status dan
peranan-peranan yang menimbulkan pengharapan-pengharapan; dan ling-
kungan fisik pekerjaan. Bagian-bagian inilah yang merupakan konfigurasi
yang disebut sistem organisasi. Semua bagian itu saling berhubungan dan
berinteraksi antara yang satu dengan yang lainnya. Meskipun terdapat teori-
teori lain tentang bagaimana bagian-bagian ini berhubungan, proses
penghubung utama adalah komunikasi.
Komunikasi berperan penting dalam suatu sistem, terutama menyangkut
interdependensi. Jelasnya, interdependensi menunjukkan bahwa terdapat
suatu kesalingbergantungan di antara komponen-komponen atau satuan-
satuan suatu sistem. Suatu perubahan pada suatu komponen membawa
perubahan pada setiap komponen lainnya.
Lebih jauh, pada pembahasan mengenai perspektif ini, ada pendapat
yang memasukkan budaya (cultural) sebagai salah satu bagian dari
perspektif, tetapi pada bahasan ini pendekatan budaya dianggap sebagai
bagian dari perspektif ketiga, yaitu perspektif sistem. Hal ini berdasarkan
konsep dasar dari System School yang memandang organisasi secara holistik
dari berbagai sudut pandang.
Pada Tabel 1.1. mengenai ketiga perspektif atau mazhab yang menda-
sari perilaku organisasi dapat dilihat secara jelas dan rinci berbagai hal,
seperti metode penelitian yang digunakan pada masing-masing perspektif,
pandangan dari sudut komunikasi organisasional, hingga pada orang-orang
yang berjasa memelopori kehadiran ketiga perspektif ini, sekaligus buku-
buku yang dapat menjadi rujukan bagi peminat komunikasi organisasional,
khususnya mengenai perspektif yang mendasari perilaku organisasi. Hal
menarik yang dapat dicermati dari tabel ini adalah mengenai prinsip dasar
 SKOM4329/MODUL 1 1.31

dari masing-masing perspektif . Dari satu hal ini kita dapat menilai sebuah
organisasi dari perilakunya sehingga akan diketahui prinsip mana yang
dominan untuk diberlakukan.

SCIENTIFIC HUMAN
MANAGEMENT RELATIONS SYSTEM SCHOOL
SCHOOL SCHOOL
Prinsip dasar Pandangan Pandangan sosial Organisasi
dan aturan mekanistik terhadap merupakan sistem
perilaku tentang perilaku manusia terbuka dalam
manusia manusia di kelompok hubungan secara
motivasi secara informal kontinyu dengan
ekonomi, dan mempengaruhi lingkungannya,
akan merespon tingkat produksi; sistem dan
maksimum bila perhatian lingkungan saling
penghargaan terhadap membatasi, sistem
materi diberikan kebutuhan harus dianalisis
sesuai dengan pekerja dapat secara keseluruhan
prestasi mendorong untuk dapat
kerjanya. penampilan yang memahami dengan
Rekayasa lebih baik; baik. Organisasi
terhadap waktu partisipasi terdiri dari
dan usaha pekerja dalam subsistem yang
pekerja dalam pengambilan saling bergantung
pencapaian keputusan, dan individu-
menyadari individu sebagai
tujuan individu pembawa organisasi
mungkin
berbeda dengan
organisasi;
pekerja
dimotivasi oleh
kebutuhan sosial
dan oleh
hubungan
dengan orang-
orang dekat
Metode Observasi Survei interview Analisis jaringan
penelitian (termasuk dan kuesioner, data survei
utama yang penelitian waktu observasi, interview dan
digunakan dan dorongan), partisipasi, kuesioner; analisis
partisipasi, catatan harian, sistem; simulasi
survei. analisis komputer
sosiometrik
tentang
1.32 Komunikasi Organisasi 

SCIENTIFIC HUMAN
MANAGEMENT RELATIONS SYSTEM SCHOOL
SCHOOL SCHOOL
kepemimpinan
dan pola
komunikasi
pabrik
manufaktur
(khususnya
asembling)
Penelitian Perusahaan Untuk pekerja : Organisasi industri,
tipe industri dan simpatik militer, dan
organisasi pelayanan umum terhadap pemerintah; rumah
utama mereka sakit, institusi
berusaha pendidikan; dan
menolong mental; penjara.
pekerja
memecahkan
masalah mereka
melalui
pengertian.
Bias of the Untuk Untuk organisasi :
school manajemen organisasi muncul
“manajemen sebagai kesatuan
paling tahu” yang terdiri dari
lebih dari kehadiran
anggota sebagai
individu.
Pandangan Menekankan Komunikasi Komunikasi krusial,
komunikasi pada tulisan informal sama untuk menyatukan
organisasional saluran formal baiknya dengan organisasi dan
komunikasi formal, hubungan antara
impersonal, penekanan pada subsistem.
pesan tugas saluran Komunikasi lintas
berasal dari interpersonal, batas organisasi
lapisan atas dan khususnya atau dengan
disampaikan ke dengan orang- lingkungan adalah
bawah sebagai orang dekat, hal yang penting.
perintah. Pesan rumor dan
komunikasi tidak grapevine
dipandang oleh muncul.
Frederick W.
Taylor.
 SKOM4329/MODUL 1 1.33

SCIENTIFIC HUMAN
MANAGEMENT RELATIONS SYSTEM SCHOOL
SCHOOL SCHOOL
Penemu atau Frederick W. Chester I. Hebert A. Simon,
figur dominan Taylor (1911) Barnard, Elton Daniel Katz dan
Mayo Robert I. Kahn,
James G. Miller.
Buku rujukan Luther Gulick Chester I Daniel Katz dan
dan Lyndall F. Barnard (1938), Robert I. Kahn
Urwick (1937), The Functions of (1964), The Social
Papers and the The Executive. Psychology of
Science of Fritz R. Dan Organizations.
Administration William Dickson James G. Miller
(1939), (1972), Living
Management Systems: The
and the Worker. Organization.
Elton Mayo Joan Woodward
(1960), The (1958), Management
Social Problems and Technology ;
of an Industrial (1965), Industrial
Civilization. Organization:Theory
R. Likert (1961), and Practice.
New Pattern of Paul R. Lawrence
management; dan J.W. Lorsch
(1967), The (1967) Organization
Human and Environtment
Organization. Managing
George C. Differentiation and
Homans (1950), Integration.
The Human Hebert A. Simon
Group. (1947),
Administrative
Behavior; (1956),
Models of Man.

B. TEORI-TEORI KOMUNIKASI ORGANISASI

Seperti telah dijelaskan sebelumnya, studi mengenai komunikasi


organisasi merupakan studi interdisiplin tinggi. Maksudnya adalah, studi
komunikasi organisasi melibatkan berbagai disiplin ilmu. Oleh karena itu,
teori-teori komunikasi yang akan dibahas pada bagian ini juga mempunyai
hubungan yang sangat tinggi dengan disiplin ilmu lain.
1.34 Komunikasi Organisasi 

Teori-teori yang berasal dari studi komunikasi pada konteks organisasi


adalah salah satu konteks yang sangat populer dalam memberikan
sumbangan terhadap komunikasi. Hal ini karena komunikasi organisasional
melibatkan proses pertukaran pesan dalam menstimulasi makna di dalam
organisasi dan antara organisasi dan lingkungannya. Komunikasi
organisasional melibatkan one-on-one communication (seperti komunikasi
antara atasan dan bawahan), komunikasi kelompok kecil (seperti rapat dan
briefing), komunikasi publik (termasuk komunikasi publik yang dilakukan
oleh divisi hubungan masyarakat), dan komunikasi massa (contohnya adalah
press release, newsletter perusahaan, dan pengumuman produk baru melalui
program di televisi). Bentuk-bentuk komunikasi tersebut bisa terjadi di
antara individu-individu yang menjadi anggota dalam sebuah organisasi yang
sama atau antara perusahaan dan lingkungan mereka (konsumen, pemerintah,
atau kompetitor).
Teori-teori komunikasi organisasional tidak bisa dilepaskan dari tiga
perspektif yang telah dijelaskan sebelumnya, yaitu Scientific Management
School, Human Relation School, dan System School.

1. Weick Theory of Organizing


Karl Weick adalah teorist komunikasi organisasional yang hasil
pemikirannya telah memberikan pengaruh besar terhadap perkembangan
bidang komunikasi organisasional. Bukunya yang berjudul Social
Psychology of Organizing diterbitkan pada tahun 1969, dan melalui buku ini
serta buku keduanya yaitu Sensemaking in Organization (1995), Weick
bekerja untuk mengartikulasikan konsep-konsep penting mengenai penjalinan
konsep komunikasi dan organisasi. Weick mengabdikan dirinya untuk
menganalisis organisasi lebih dari 30 tahun, dan banyak dari gagasan
utamanya yang digunakan secara konsisten hingga saat ini. Berikut ini adalah
sepenggal tulisan Lundberg yang menggambarkan betapa gagasan Weick
sangat provokatif dan besar pengaruhnya terhadap kajian komunikasi
organisasional.
Andaikan kita semua adalah Alice (gadis kecil dalam legenda Inggris),
maka Karl Weick adalah si kelinci putih. Tentu saja, ini mengingatkan
kita pada cerita magis Lewis Caroll. Ingatlah si gadis kecil Alice, di
tamannya, suatu taman tertentu yang jelas batasnya. Tiba-tiba muncul
seekor kelinci putih yang menarik perhatian Alice dan memaksanya agar
mengikutinya melewati batas taman; di sini Alice menemukan dunia
baru. Buku Profesor Weick merebut perhatian kita, dan bila kita
melarutkan diri bersama buku ini, kita dapat mendobrak praktik-praktik
 SKOM4329/MODUL 1 1.35

konseptual dan ranah intelektual yang konvensional. Seperti Alice, kita


dapat menyelidiki dan memperoleh pengalaman-pengalaman baru
melalui keajaiban-keajaiban paradoksal mengenai wilayah yang selama
ini kita pikir kita sudah kenal (Lundberg dalam Pace, 2000:78).

Teori Pengorganisasian Weick (Weick theory of organizing) meng-


gambarkan bagaimana sebuah kata benda (noun) “organisasi” di jadikan kata
kerja (verb) “Pengorganisasian”. Berikut ini adalah penyataannya “kata
organisasi adalah kata benda, kata ini juga merupakan suatu mitos. Bila Anda
mencari organisasi, Anda tidak akan menemukannya. Yang akan anda
temukan adalah sejumlah peristiwa yang terjalin bersama-sama, yang
berlangsung dalam kawasan nyata; urutan-urutan peristiwa tersebut, jalur-
jalurnya, dan pengaturan temponya, merupakan bentuk-bentuk yang
seringkali kita nyatakan secara tidak tepat bila kita membicarakan organisasi”
(Weick dalam Pace, 2000:78). Maksud dari penggambaran itu adalah untuk
mengubah paradigma berpikir manusia dari memandang organisasi sebagai
sebuah benda yang tidak ada hubungannya dengan komunikasi menjadi
memandang pengorganisasian dan proses komunikasi sebagai dua benda
yang saling jalin-menjalin, saling mempengaruhi, dan tidak bisa terlepas satu
sama lain. Perhatian teori ini adalah pada interaksi dan simbolisme dalam
proses pengorganisasian. Sementara proses pengorganisasian itu sendiri
didefinisikan Weick sebagai proses memutuskan kekurangtegasan atau
ketidakjelasan dalam pembentukan lingkungan dengan memberikan makna
dari perilaku yang bersambungan yang terikat pada proses yang berhubungan
secara kondisional. Proses pengorganisasian menghasilkan apa yang
dinamakan organisasi. Penekanannya terletak pada aktivitas dan proses.
Organisasi adalah suatu sistem yang menyesuaikan dan menopang dirinya
dengan mengurangi ketidakpastian yang dihadapinya. Ini merupakan suatu
sistem mengenai “perilaku-perilaku yang bertautan”, dan ini merupakan
kunci bagi berfungsinya organisasi tersebut. Perilaku-perilaku dikatakan
saling bertautan bila perilaku seseorang bergantung kepada perilaku orang
lain.
Ada tiga aspek yang menjadi perhatian Weick dalam konsep proses
pengorganisasian, yaitu:
a. pemeranan (menghimpun sesuatu bagian dari sejumlah pengalaman
untuk diperhatikan lebih lanjut);
b. seleksi (memasukkan seperangkat penafsiran ke dalam bagian yang
dihimpun); dan
1.36 Komunikasi Organisasi 

c. retensi (penyimpanan segmen-segmen yang sudah diinterpretasikan


untuk pemakaian pada masa mendatang).

Ketiga aspek tersebut merupakan tahapan pengorganisasian yang terjalin


berurutan. Proses pemeranan (enactment) secara sederhana berarti bahwa
para anggota organisasi menciptakan ulang lingkungan mereka dengan
menentukan dan merundingkan makna khusus bagi suatu peristiwa. Anggota-
anggota organisasi dalam hal ini tidak terlepas dari pengaruh lingkungan
(environment). Hal ini karena Weick percaya bahwa organisasi melekat pada
lingkungan. Lingkungan di sini tidak hanya terdiri dari lingkungan fisik, atau
tidak hanya merujuk pada lingkungan organisasi dan institusi lain yang
berhubungan dengan organisasi kita. Lebih jauh, Weick merujuk lingkungan
sebagai lingkungan informasi di mana terdapat aktivitas-aktivitas dan
pengalaman-pengalaman yang mengilhami pemaknaan oleh partisipan
organisasi.
Weick menyatakan bahwa lingkungan yang dihadapi oleh anggota
organisasi bukanlah terletak “di luar sana” melainkan dalam diri organisasi
itu sendiri. Karenanya, bagaimana seseorang berlaku dalam organisasi akan
mempengaruhi pembentukan lingkungan terhadap dirinya. Misalnya, ketika
seseorang memasuki ruang rapat, mungkin orang-orang lain yang duduk di
seberang akan tertawa ketika ia masuk sehingga orang yang masuk ini
menjadi tidak mengerti, bingung, atau merasa tidak jelas dengan apa yang
ditertawakan oleh orang-orang dalam ruangan rapat tersebut. Apakah semua
orang itu menertawakan dirinya? Pada bagian mana? Pertanyaan itu yang
akan muncul pada diri sang individu.
Selanjutnya, proses seleksi melibatkan pengenaan berbagai struktur
pada saat terlihat ketidakjelasan dalam rangka mengurangi ketidakjelasan
tersebut. Seleksi dalam pengorganisasian merupakan upaya memilih
bagaimana mengatasi orang dan situasi sehingga rasa nyaman akan tercapai
dan konsekuensi yang tidak diinginkan dapat di minimalisasi. Kembali
kepada contoh di atas, maka individu yang tadi masuk ke ruang rapat dan saat
ia masuk semua orang di ruangan tersebut tertawa, akan melakukan proses
seleksi. Ia akan berusaha menginterpretasi lingkungannya agar dapat
mengarahkan dia pada tindakan yang tepat menghadapi tertawaan tersebut.
Dalam tahap ini ia menggunakan aturan-aturan dan siklus komunikasi untuk
mengurangi ketidakjelasan yang dihadapinya.
 SKOM4329/MODUL 1 1.37

Sementara itu, proses penyimpanan (retention) adalah proses di mana


saat suatu tindakan yang telah dipilih ternyata dapat mengatasi ketidakjelasan
keadaan yang dihadapi, maka tindakan tersebut kemudian akan digunakan
kembali untuk menghadapi keadaan yang sama pada masa mendatang. Proses
penyimpanan ini bisa dalam bentuk dibuat menjadi peraturan formal atau
prosedur dalam organisasi, atau bisa secara sederhana disimpan dalam benak
pikiran masing-masing anggota komunikasi.
Proses pengorganisasian atau lebih jauh menjadikan organisasi sebagai
sesuatu yang “hidup” dan mengelompokkannya bersama manusia seperti
yang di gagas Weick ini merupakan hal yang sangat tepat dilakukan. Ini
karena organisasi merupakan suatu sistem manusia – suatu sistem yang
dibangun oleh manusia. Dalam sistem yang dipahami oleh Weick, benda-
benda berada pada keadaan yang berubah terus-menerus (evolusi). Kejadian-
kejadian dalam sistem manusia tidak digambarkan sebagai proses sebab
akibat tunggal tetapi lebih digambarkan sebagai interaksi dinamika dan
keputusan-keputusan berganda. Perubahan lebih merupakan norma
dibandingkan dengan stabilitas dan perubahan evolusioner merupakan fungsi
yang melekat pada setiap organisasi yang mencoba mempertahankan dirinya.
Proses-proses pengorganisasian merupakan jiwa organisasi dalam proses
adaptasinya dengan lingkungan. Sejalan dengan itu, konsep yang sangat
relevan dengan teori Weick adalah konsep keterbukaan. Weick melangkah
lebih jauh daripada umumnya teoritisi sistem dengan menyatakan bahwa
organisasi tidak hanya berinteraksi dengan lingkungan mereka, tetapi
organisasi ini menciptakan lingkungan tersebut. Proses-proses kreatif
(adaptasi) dalam aturan-aturan dan siklus komunikasi menghasilkan konsep
akhir yang sama (equifinality). Karena itu, negosiasi makna sangat
mempengaruhi keadaan akhir suatu organisasi.
Pandangan Weick mengenai organisasi menimbulkan pertanyaan
mengenai eksistensi dan bahkan hasrat atas hadirnya suatu sistem yang
rasional, tujuannya terarah dan terurut secara ketat. Weick menegaskan
bahwa organisasi berbicara pada diri mereka sendiri dengan tujuan
menjernihkan lingkungan mereka dan mempelajarinya lebih jauh lagi.
Organisasi memeriksa ulang langkah-langkah awal mereka yang semula
dibuat sebagai pengantar agar dapat dipahami. Organisasi berbicara dengan
tujuan menemukan apa yang mereka katakan, bertindak secara teratur agar
mengetahui apa yang mereka kerjakan.
1.38 Komunikasi Organisasi 

Gagasan-gagasan Weick ini menyatakan bahwa tindakan yang


mendahului pikiran lebih merupakan aturan daripada suatu pengecualian.
Tujuan-tujuannya dapat dirumuskan dan dilaporkan setelah tindakan
dilaksanakan. Misalnya, Weick (1985) menasihati pegawai tata usaha agar
“bersedia melangkah sebelum memandang. Bila Anda memandang sebelum
melangkah, mungkin Anda tidak melihat apapun. Tindakan memberikan hasil
yang pada akhirnya menyediakan bahan baku untuk melihat sesuatu”. Weick
menyatakan bahwa dalam diskusi-diskusi mutakhir mengenai organisasi,
rasionalitas dipandang sebagai:
a. Sebuah himpunan resep yang berubah bila isu berubah.
b. Dalih untuk menarik minat sumber daya dan legitimasi.
c. Suatu proses pascatindakan yang digunakan secara retrospektif untuk
menentukan alasan dilakukannya suatu tindakan.

Seberapa jauh keteraturan yang terdapat dalam suatu organisasi? Bahasa


teori organisasi meliputi efisiensi, keteramalan, perencanaan proaktif, dan
pembuatan keputusan berdasarkan data, semua istilah yang mengisyaratkan
suatu derajat keteraturan yang tinggi yang telah ditentukan sebelumnya.
Weick menyatakan bahwa organisasi yang efektif bersifat (a) cerewet, (b)
canggung, (c) percaya takhayul, (d) hipokrit, (e) seperti monster, (g)
mencengkeram, (h) pengeluyur, dan (i) penggerutu. Bahasa ini menggambar-
kan suatu citra organisasi yang berbeda. Weick mengingatkan bahwa
kumpulan pengalaman dapat dipisah-pisahkan dan diberi label secara
sembarang tetapi dengan cara yang beralasan. Misalnya gagasan pada kata
“cerewet”, istilah ini berarti bahwa organisasi banyak berbicara dan ini
menentukan serta memungkinkan untuk melihat dimensi-dimensi yang
berbeda dari organisasi. Label-label tersebut menyatakan bahwa organisasi
mirip manusia dan perilakunya bersifat subjektif. Pembentukan organisasi
dapat terjadi melalui penelusuran, uji coba, dan beberapa cara yang mungkin
disebut perilaku-perilaku tidak rasional ditinjau dari skema lainnya.
Weick menyajikan suatu analogi yang menggambarkan nilai perilaku
yang mungkin tidak sesuai dengan teori-teori tradisional. Bayangkan sebuah
wadah tembus pandang yang di dalamnya terdapat sejumlah lalat dan lebah.
Bila wadah ini diletakkan di depan jendela dan seberkas sinar matahari
menerpanya, perilaku lalat dan lebah akan berbeda. Lebah-lebah mengumpul
(bergerak secara terpola) ke arah sinar matahari meskipun panas matahari
amat terik. Lalat-lalat mendengung berputar-putar dan menubruk dinding
 SKOM4329/MODUL 1 1.39

wadah, bahkan akhirnya melarikan diri dari sengatan matahari melalui mulut
wadah. Lebah-lebah tersebut kurang beruntung, mereka gagal melakukan
berbagai pencarian atau berperilaku sembarangan (tidak terpola) yang
sebenarnya sangat diperlukan dalam kasus ini.
Kemampuan organisasi untuk bervariasi, yang dapat disebut berperilaku
sembarang, sering kali amat berguna untuk mempertahankan kelanjutannya.
Ini tidak berarti bahwa tidak ada keteraturan. “Organisasi dapat berupa
anarki, tetapi anarki yang diorganisasikan. Organisasi dapat berupa rangkaian
longgar, tetapi rangkaian longgar ini ada dalam suatu sistem. Organisasi
dapat melakukan pengambilan keputusan sembarangan, tetapi berdasarkan
batas-batas yang membentuk suatu struktur”.
Mempelajari organisasi adalah mempelajari perilaku pengorganisasian,
dan inti perilaku tersebut adalah komunikasi. Organisasi berbicara agar
menjadi tahu; pembicaraan merupakan intelegensi dan kemampuan
penyesuaian organisasi. Untuk mengetahui apa yang dipikirkan organisasi,
penting sekali memeriksa perilaku-perilaku yang bertautan (interaksi ganda)
di antara para anggota organisasi tersebut. Apa yang dipercakapkan orang-
orang dan yang disahkan di antara sesama mereka menghasilkan suatu
lingkungan yang mengorganisasikan aktivitas mereka, terutama pikiran
mereka.
Percakapan adalah data kasar bagi pembentukan pemahaman dan
pembuatan keputusan. Para individu membangun dunia mereka secara aktif.
Smircich (1983) menerapkan konsep “lingkungan yang diciptakan” kepada
manajemen dengan menjelaskan bahwa para manajer harus memperhatikan
kegiatan yang mereka lakukan dan yang tidak mereka lakukan, bukan
menjelaskan lingkungan untuk menjelaskan situasi mereka. ini karena
lingkungan sering kali menjadi kambing hitam – sasaran empuk – untuk
menumpahkan dan melepaskan tanggung jawab.
Selanjutnya, Weick memusatkan pada komunikasi dan peranan yang
dimainkannya dalam membangun suatu dunia yang menghendaki suatu
keputusan. Pada tataran ini Weick memandang bahwa mengelola makna
adalah memandang organisasi sebagai sebuah himpunan prosedur untuk
berdebat dan menafsirkan. Dalam setiap penilaian organisasi, ajukan
pertanyaan-pertanyaan seperti: bagaimana mengemukakan pemenang
perdebatan? Kapan penafsiran dilakukan? Taksiran apa yang cenderung
disukai? Dan penafsiran siapa yang cenderung menonjol?
1.40 Komunikasi Organisasi 

Panjang lebar kita bahas mengenai teori Weick ini, karena memang teori
pengorganisasiannya ini menentang cara berpikir yang diterima apa adanya
dan memungkinkan anggota organisasi untuk melihat pentingnya pandangan
subjektif tentang dunia.

2. Structuration Theory
Structuration Theory dikemukakan oleh Anthony Giddens, seorang
sosiologis dari Inggris. Buku-buku yang ditulisnya berkaitan dengan
structuration theory ini adalah New Rules of Sociological Method (1976),
Critical Problems in Social Theory (1979), dan The Constitution of Society
(1984). Structuration theory yang banyak mempengaruhi pemikiran dan
penelitian di bidang komunikasi organisasi ini menyatakan bahwa kehidupan
sosial harus mempertimbangkan struktur (structure) dan keagenan (agency).
Stuktur adalah aturan-aturan, norma-norma, dan kepercayaan-kepercayaan
yang mengkarakterisasi dunia sosial. Sementara itu, keagenan adalah perilaku
dan interaksi manusia dalam dunia tersebut.
Fokus utama dari structuration theory adalah bahwa hubungan antara
structure dan agency harus didefinisikan dalam term dualitas stuktur. Konsep
ini mengemukakan bahwa struktur dihasilkan oleh agen manusia, tapi pada
waktu yang sama menjadi media di mana agency beroperasi. Seperti
dikatakan Giddens (1976) : “it is this dual aspect of structure, as both
inferred from observation of human doings, yet also operating as a medium
whereby those doings are made possible, that has to grasped through the
notions of structuration and reproduction”.
Contoh yang bisa menggambarkan dualitas dari struktur adalah pada
peristiwa berikut. Ketika Anda menjalani proses belajar di ruang kuliah, ada
struktur-struktur tertentu yang memandu interaksi Anda, misalnya Anda tidak
boleh menyela ketika dosen sedang menerangkan materi perkuliahan, dan
jika ingin berbicara atau bertanya, maka Anda harus mengacungkan tangan
terlebih dahulu. Aturan dan struktur tersebut menjadi media Anda ketika
interaksi berlangsung. Sementara itu, konsep dualitas dari struktur juga
mengingatkan kita bahwa peraturan itu dibentuk oleh interaksi. Aturan
dikembangkan melalui interaksi yang berulang dalam ruang perkuliahan.
Interaksi secara sosial membangun struktur yang akhirnya kembali akan
membimbing interaksi pada waktu-waktu seterusnya.
Structuration theory banyak digunakan dalam memahami beberapa
konsep klasik dalam studi organisasional, juga struktur dan iklim organisasi.
 SKOM4329/MODUL 1 1.41

Meski sebenarnya sebagian ahli merasa bahwa teori ini sebenarnya kompleks
dan sangat abstrak.

3. The Theory of Independent Mindedness


The Theory of Independent Mindedness atau teori kebebasan berpikir
yang sebenarnya bermula dari kecenderungan orang Amerika untuk
melaksanakan pemikiran dan opini mereka sendiri dibandingkan dengan
menerima secara pasif opini dari pihak lain. The Theory of Independent
Mindedness menguji keefektifan komunikasi organisasional dengan melihat
kepada dua perspektif, yaitu:
a. Ia memprediksi bahwa tenaga kerja lebih senang kepada supervisor yang
memberikan bawahannya kebebasan untuk berekspresi dan menerima
konsep diri bawahannya.
b. Ia memprediksi bahwa tenaga kerja yang mendapat perlakuan seperti ini
dari supervisornya akan memberikan keuntungan bagi organisasi karena
mereka akan menjadi lebih produktif, lebih merasa nyaman dengan
pekerjaannya, dan lebih memiliki komitmen terhadap organisasi.

Teori ini mengasumsikan bahwa nilai yang dianut oleh masyarakat


umum seharusnya diterima dan diterapkan dalam lingkungan kerja (Infante
1993:356). Karena budaya Amerika lebih bersifat individualistis dibanding-
kan dengan negara-negara lain, maka kebebasan dan individualitas
merupakan nilai mendasar pada masyarakat Amerika. Oleh karena itu,
berdasarkan asumsi bahwa struktur makro dan mikro di sebuah organisasi
(perusahaan) akan menjadi lebih efektif bila nilai-nilai budaya masyarakat
diadopsi secara konsisten, maka tenaga kerja di Amerika akan menjadi lebih
produktif dan merasa puas serta nyaman jika supervisor mereka mengizinkan
kebebasan berpikir, individualitas, dan kemerdekaan bagi bawahan mereka.
Sayangnya, teori ini tidak menginvestigasi mengapa atau bagaimana
individu menjadi lebih senang pada nilai-nilai yang dianut masyarakatnya
dibandingkan dengan nilai-nilai lainnya. Namun demikian, The Theory of
Independent Mindedness ini merupakan teori yang memandang organisasi
sebagai bagian dari sebuah sistem yang holistis dari suatu masyarakat, di
mana individu dan organisasi sebagai bagian dari sistem budaya yang lebih
besar. Jadi, meskipun investigasi pada teori ini memiliki fokus pada
hubungan antara atasan dan bawahan dan hubungannya dalam bentuk
komunikasi interpersonal, teori ini sendiri sangat cocok digunakan untuk
1.42 Komunikasi Organisasi 

kelompok, organisasi, dan komunikasi yang luas. Teori ini berhubungan


dengan empat level sistem, yaitu budaya, organisasional, diadik (atasan dan
bawahan), serta individu.

4. Uncertainty Reduction Theory


Uncertainty Reduction Theory dikemukakan oleh Berger dan Calabrese
pada tahun 1975, dan dilanjutkan oleh Lester pada tahun 1987. Teori ini
memusatkan perhatiannya pada proses sosialisasi anggota baru organisasi.
Menurut teori ini, anggota baru organisasi mencoba untuk memprediksi akan
seberapa sukses mereka dalam organisasi tersebut. Dalam rangka mencapai
kesuksesan atau keberhasilan tersebut, anggota baru harus membuat pilihan
yang akan disetujui supervisor mereka dalam rentang waktu perilaku yang
tersedia. Lester percaya bahwa anggota baru akan bisa lebih percaya diri
dalam memprediksi bagaimana mereka akan dievaluasi (evaluative
confidence) sebagaimana mereka lebih yakin akan perilaku yang dipandang
efektif oleh organisasi.
Sehubungan dengan itu, Lester mengembangkan 13 postulat yang
berhubungan dengan pengurangan ketidakpastian dalam menumbuhkan
evaluative confidence. Secara keseluruhan, ketiga belas postulat tersebut
menjelaskan bahwa evaluative confidence akan meningkat bila mereka
semakin memiliki kepastian tentang perilaku apa yang diinginkan dalam
organisasi. Selanjutnya, ketika keuntungan dan kerugian yang tersedia antara
ia dan anggota organisasi yang lain jauh berbeda, maka evaluative confidence
anggota baru akan rendah. Sebaliknya, apabila keuntungan dan kerugiannya
merata dengan anggota lainnya, maka evaluative confidence-nya akan
muncul.
Hal lainnya yang akan meningkatkan evaluative confidence adalah
penerimaan feedback dan keterlibatan dalam ritual-ritual organisasi. Kedua
hal ini tidak hanya meningkatkan evaluative confidence, namun juga
meningkatkan kepastian perilakunya di organisasi tersebut. Faktor lainnya
adalah tujuan dan identitas organisasi yang jelas, dan komunikasi yang
lancar.

5. A Theory of Organizational Assimilation


A theory of Organizational Assimilation (teori asimilasi organisasi)
muncul untuk menjelaskan bagaimana komunikasi mempengaruhi pekerjaan
pekerja dari masa kanak-kanak hingga masa pensiun.
 SKOM4329/MODUL 1 1.43

Jablin – pakar teori ini – mengungkapkan bahwa ada tiga tahap dalam
proses menjadi anggota organisasi yaitu :
a. Anticipatory socialization.
b. Organizational assimilation.
c. Exit from organization.

Namun yang lebih terbaru, Jablin dan rekannya, Miller, mempresentasi-


kan model empat tahap yang lebih memfokuskan perhatiannya pada cara
tenaga kerja mempengaruhi organisasi mereka, sebagaimana mereka
dipengaruhi oleh organisasi. Empat tahap tersebut adalah :

a. Vocational socialization, selama masa ini pekerja menerima infor-


masi mengenai pekerjaan. Mereka mene-
rima informasi ini sebagaimana mereka
matang dari kecil hingga dewasa. Informasi
datang dari keluarga mereka, sekolah,
teman dan kelompok bermain, media, serta
dari pengalaman kerja paruh waktu yang
mungkin mereka miliki.
b. Anticipatory socialization, terjadi selama proses pencarian kerja. Ini
mencakup wawancara, pemilihan organi-
sasi, dan persiapan untuk memasuki orga-
nisasi. Individu mendapatkan informasi
yang mempengaruhi pandangan mereka
mengenai tenaga kerja masa datang dari
dua sumber, yaitu: literatur organisasional
(seperti laporan tahunan atau brosur), dan
komunikasi interpersonal dengan pewawan-
cara, guru, tenaga kerja di organisasi
tersebut yang dikenal, serta pencari kerja
lainnya.
c. Encounter, selama minggu atau bulan pertama kerja,
pengalaman tenaga kerja ini termasuk ke
dalam tahap encounter. Selama masa ini,
tenaga kerja sering merasa stress atau
tertekan. Salah satu sumber stress itu adalah
kekagetan peranan (role shock) yang terjadi
1.44 Komunikasi Organisasi 

ketika lingkungan kerja yang ia jalani tidak


sesuai dengan harapan atau bayangannya.
Jika realitas dan harapan sesuai, maka hal
ini tidak terjadi dan sebaliknya yang terjadi
adalah role suprise.
d. Metamorphosis, pada tahap ke empat ini, tenaga kerja dan
organisasi memulai pengaruh yang saling
menguntungkan. Tenaga kerja mulai me-
nyesuaikan peranan organisasional dengan
kebutuhan individual mereka. Pengaruh
yang paling besar terutama tertuju kepada
supervisor mereka.

Model asimilasi organisasi ini menampilkan penjelasan mengenai


sumber penting komunikasi dan pengaruh saling menguntungkan antara para
tenaga kerja dan organisasi.
Demikianlah tiga perspektif yang mendasari komunikasi organisasional
serta beberapa teori yang berada pada tatanan komunikasi organisasi.

LAT IH A N

Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas,


kerjakanlah latihan berikut!

1) Jelaskan prinsip dasar Scientific Management School yang merupakan


perspektif pertama dalam perilaku organisasi!
2) Jelaskan prinsip dasar Human Relations School yang merupakan
perspektif kedua dalam perilaku organisasi!
3) Jelaskan pula prinsip dasar Systems School yang merupakan perspektif
ketiga dalam perilaku organisasi!
4) Coba Anda sampaikan kritik terhadap Scientific Management School
yang mengawali kemunculan Human Relation School!
5) Berikan penjelasan mengenai hasil studi dari Hawthorne yang dilakukan
Elton Mayo dan F. Roethlisberger!
6) Jelaskan pengertian human relations secara luas dan sempit yang Anda
ketahui!
 SKOM4329/MODUL 1 1.45

7) Perspektif Scientific Management memandang organisasi secara


holistik, berikan penjelasan pernyataan tersebut!
8) Onong U. Effendy memandang human relations secara luas dan sempit,
namun kedua pandangan ini memiliki delapan (8) prinsip dasar.
Sebutkan dan jelaskan kedelapan prinsip tersebut!
9) Jelaskan asumsi dasar teori pengorganisasian yang dikemukakan oleh
Karl Weick!
10) Hal apakah yang mendasari lahirnya The Theory of Independent
Mindedness? Jelaskan!

Petunjuk Jawaban Latihan

Untuk dapat menjawab secara tepat pertanyaan-pertanyaan dalam


latihan, pelajari dengan cermat materi dalam Kegiatan Belajar 1. Apabila
Anda belum merasa paham, diskusikan dengan teman atau tutor Anda!

R A NG KU M AN

Tiga perspektif dalam komunikasi organisasional adalah:


1) The Scientific management School
Pandangan mekanistik tentang perilaku manusia dimotivasi secara
ekonomi, dan akan merespon maksimum bila penghargaan materi
diberikan sesuai dengan prestasi kerjanya.
2) Human Relation School
pendekatan ini berkembang sebagai reaksi terhadap perhatian yang
dinilai terlalu berlebihan terhadap faktor-faktor fisik dalam
mengukur keberhasilan suatu organisasi
Salah satu asumsi yang sangat prinsipil dari pendekatan ini adalah
kenaikan kepuasan kerja akan berakibat lanjut pada kenaikan
produktivitas.
3) System School
Perspektif ini menekankan pada fungsi integrasi dan koordinasi pada
proses, baik di dalam maupun di antara organisasi. Pendekatan ini
dilakukan dengan mengombinasikan unsur-unsur yang baik dari dua
pendekatan sebelumnya
1.46 Komunikasi Organisasi 

Teori-Teori Komunikasi Organisasi


1. Weick Theory of Organizing
Teori ini menggambarkan bagaimana sebuah kata benda (noun)
“organisasi” dijadikan kata kerja (verb) “Pengorganisasian”. Per-
hatian teori ini adalah pada interaksi dan simbolisme dalam proses
pengorganisasian. Tiga aspek yang menjadi perhatian Weick dalam
konsep proses pengorganisasian yaitu pemeranan (menghimpun
sesuatu bagian dari sejumlah pengalaman untuk diperhatikan lebih
lanjut), seleksi (memasukkan seperangkat penafsiran ke dalam
bagian yang dihimpun), dan retensi (penyimpanan segmen-segmen
yang sudah diinterpretasikan untuk pemakaian pada masa
mendatang).

2. Structuration Theory
Teori ini dikemukakan oleh Anthony Giddens, seorang sosiolog dari
Inggris. Fokus utama structuration theory adalah bahwa hubungan
antara structure dan agency harus didefinisikan dalam term dualitas
stuktur. Konsep ini mengemukakan bahwa struktur dihasilkan oleh
agen manusia tapi pada waktu yang sama menjadi media di mana
agency beroperasi.

3. The Theory of Independent Mindedness


The Theory of Independent mindedness menguji keefektifan komu-
nikasi organisasional dengan melihat dua perspektif, yaitu :
a. Ia memprediksi bahwa tenaga kerja lebih senang kepada
supervisor yang memberikan bawahannya kebebasan untuk
berekspresi dan menerima konsep diri bawahannya.
b. Ia memprediksi bahwa tenaga kerja yang mendapat perlakuan
seperti ini dari supervisornya akan memberikan keuntungan
bagi organisasi karena mereka akan menjadi lebih produktif,
lebih merasa nyaman dengan pekerjaannya, dan lebih memiliki
komitmen terhadap organisasi.
Teori ini mengasumsikan bahwa nilai yang dianut oleh masyarakat
umum seharusnya diterima dan diterapkan dalam lingkungan kerja.

4. Uncertainty Reduction Theory


Uncertainty reduction theory dikemukakan oleh Berger dan
Calabrese pada tahun 1975, dan dilanjutkan oleh Lester pada tahun
1987. Teori ini memusatkan perhatiannya pada proses sosialisasi
anggota baru organisasi.
 SKOM4329/MODUL 1 1.47

5. A Theory of Organizational Assimilation


Jablin – pakar teori ini – dan rekannya, Miller, mempresentasikan
model empat tahap yang lebih memfokuskan perhatiannya pada cara
tenaga kerja mempengaruhi organisasi mereka, sebagaimana mereka
dipengaruhi oleh organisasi. Empat tahap tersebut adalah :
a. Vocational socialization,
b. Anticipatory socialization,
c. Encounter,
d. Metamorphosis,

TES F OR M AT IF 2

Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!

1) Studi Howthorne memberikan gambaran bahwa para pekerja bukan


semata-mata sebagai alat ekonomi atau sebagai bagian yang terpisahkan
dari proses produksi, tetapi pekerja dipandang sebagai manusia yang
utuh. Eksperimen ini dilakukan oleh ….
A. Frederick W. Taylor
B. Elton Mayo dan kawan-kawan
C. Rensis Likert
D. Chester I. Bernard

2) Frederick W. Taylor melakukan studi mengenai gerak dan waktu. Selain


itu, dia juga dikenal sebagai pelopor ….
A. Scientific Management
B. Human Relations
C. System
D. Cultural

3) Organisasi merupakan sistem terbuka dalam hubungan secara kontinyu


dengan lingkungannya, pernyataan ini merupakan prinsip dasar dari ….
A. Cultural School
B. Scientific Management
C. Human Relations School
D. Scientific Management School
1.48 Komunikasi Organisasi 

4) Kecenderungan individu untuk berperilaku yang dibuat-buat ketika


mereka tahu bahwa mereka sebagai subjek penelitian adalah efek yang
ditimbulkan dari eksperimen yang dilakukan oleh Elton Mayo dan
kawan-kawan. Kecenderungan di atas merupakan ekses yang lebih
dikenal dengan ….
A. Western electric Inc.
B. Hawthorne
C. Komunikasi
D. Taylorism

5) Pendekatan Taylor dalam manajemen dibangun dari ….


A. Empat elemen
B. Tiga elemen
C. Dua elemen
D. Satu elemen

6) Tokoh yang dikenal sebagai Bapak human relations ….


A. F.W. Taylor
B. F.J. Roethlisberger
C. Elton Mayo
D. Chester I. Bernard

7) Menurut Aubrey Fisher, mazhab human relations dalam komunikasi


organisasional menggunakan pendekatan ….
A. Psikologis
B. Sosiologis
C. Budaya
D. Bahasa

8) Berikut ini pernyataan yang bukan ciri human relations, adalah ….


A. model komunikasinya bersifat persuasif
B. bentuk komunikasinya interpersonal
C. menitikberatkan pada hasil perseorangan
D. adanya kepuasan bersama pada akhir kegiatan

9) Scientific Management menekankan atau memfokuskan pada sistem ….


A. terbuka
B. tertutup
C. terbuka dan tertutup
D. timbal balik
 SKOM4329/MODUL 1 1.49

10) Berikut ini adalah tahapan yang terdapat dalam teori asimilasi organisasi,
kecuali….
A. Vocational socialization
B. Anticipatory socialization
C. Encounter
D. Simbiosis

Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 2 yang


terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar.
Kemudian, gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan
Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 2.

Jumlah Jawaban yang Benar


Tingkat penguasaan = 100%
Jumlah Soal

Arti tingkat penguasaan: 90 - 100% = baik sekali


80 - 89% = baik
70 - 79% = cukup
< 70% = kurang

Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat


meneruskan dengan modul selanjutnya. Bagus! Jika masih di bawah 80%,
Anda harus mengulangi materi Kegiatan Belajar 2, terutama bagian yang
belum dikuasai.
1.50 Komunikasi Organisasi 

Kunci Jawaban Tes Formatif


Tes Formatif 1
1) C Definisi komunikasi organisasional adalah komunikasi yang terjadi
di dalam dan di antara organisasi serta lingkungannya. Definisi ini
dikemukakan oleh Everett M. Rogers dan Rekha Agarwala Rogers.
2) B Di dalam konsep komunikasi terdapat dua hakikat, satu di antaranya
adalah terdapat hubungan, hakikat lainnya adalah pengertian
bersama.
3) C Sedangkan konsep organisasi memiliki dua hakikat, satu di
antaranya adalah kepentingan bersama, yang lainnya adalah bekerja
sama.
4) B Salah satu peristiwa komunikasi yang terjadi di suatu organisasi
adalah: Instruksi Pimpinan mengenai pembagian kerja menurut
kelompok tertentu.
5) B Dalam organisasi, asumsi yang penting diketahui adalah organisasi
merupakan sistem sosial.
6) C Selain sebagai sistem sosial informal, organisasi dikenal pula
sebagai sistem sosial formal.
7) D Menurut Stephen P. Robbins, organisasi adalah suatu kesatuan yang
dikoordinasikan secara sadar, dst. Makna dari kata dikoordinasikan
secara sadar adalah: Manajemen.
8) A Komunikasi didefinisikan sebagai the process by which an
individual (the communicator) transmits stimuli (usually verbal) to
modify the behavior of other individuals (the audience). Definisi ini
dikemukakan oleh: Hovland, Janis, dan Kelley.
9) C Pengertian organisasi adalah sistem yang mapan dari orang-orang
yang bekerja sama melalui jenjang kepangkatan dan pembagian
kerja. Hal ini disampaikan oleh: Everett M Rogers dan Rekha
Agarwala-Rogers.
10) D Pernyataan yang bukan merupakan peristiwa komunikasi organisasi-
onal, adalah: Sekelompok pekerja pabrik tengah berkumpul di
sebuah kantin membicarakan kemenangan tim sepak bola yang
menjadi favorit mereka.

Tes Formatif 2
1) B Studi Howthorne memberikan gambaran bahwa para pekerja bukan
semata-mata sebagai alat ekonomi atau sebagai bagian yang
terpisahkan dari proses produksi, tetapi pekerja dipandang sebagai
manusia yang utuh. Eksperimen ini dilakukan oleh: Elton Mayo dan
kawan-kawan.
 SKOM4329/MODUL 1 1.51

2) A Frederick W. Taylor melakukan studi mengenai gerak dan waktu.


Kemudian dikenal sebagai pelopor : Scientific Management.
3) B Organisasi merupakan sistem terbuka dalam hubungan secara
kontinyu dengan lingkungannya, pernyataan ini merupakan prinsip
dasar dari: Scientific management.
4) B Kecenderungan individu untuk berperilaku yang dibuat-buat ketika
mereka tahu bahwa mereka sebagai subjek penelitian merupakan:
Hawthorne effect.
5) A Pendekatan Taylor dalam manajemen dibangun dari: empat (4)
elemen, yaitu pembagian kerja, proses skala dan fungsional,
struktur, dan bentuk kontrol.
6) C Tokoh yang dikenal sebagai Bapak Human Relations adalah: Elton
Mayo.
7) D Menurut Aubrey Fisher, mazhab human relations dalam komunikasi
organisasional menggunakan pendekatan: psikologis.
8) C Pernyataan di bawah ini yang bukan ciri human relations adalah :
menitikberatkan pada hasil seseorang.
9) A Scientific Management menekankan atau memfokuskan kepada
sistem terbuka.
10) D Tahapan yang terdapat dalam teori asimilasi organisasi adalah
vocational socialization, anticipatory socialization, encounter, dan
metamorphosis.
1.52 Komunikasi Organisasi 

Daftar Pustaka

Berger, Charles R., Steven H. Chaffee (Ed). (1987). Handbook of


Communication Science. New Delhi: Sage Publication.

Conrad, Charles. (1985). Strategic Organizational Communication. New


York: CBS College Publishing.

Davis, Keith, John W. Newstrom (Terj.). (1990). Perilaku dalam Organisasi.


Jakarta: Erlangga

Devito, Joseph A. (1996). Human Communication. Harper Collins Publisher


Inc.

DeFleur, Melvin L. Fundamentals of Human Communication. Toronto:


Mayfield Publishing Company.

Effendy, Onong Uchjana. (1985). Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktik.


Bandung: Remaja Rosdakarya.

Fisher, Aubrey B (Terj.), 1986, Teori-Teori Komunikasi, Bandung : Remaja


Rosdakarya

Infante, Dominic A, at all (1993). Building Communication Theory. Illionis,


waveland Press Inc.

Koehler, Jerry W. Anatol, Karl W.E., Ronal Applbaum. (1976).


Organizational Communication. USA: Holt Rinerhart & Winston.

Robbins, Stephen P. (1990). Organization Theory: Structure, Design and


Application. USA: Prentice Hall.

Rogers, Everett, Rekha Agarwala Rogers (1976). Communication ini


Organization. New York: The Free Press.

Tubbs, Stewart L, Sylvia Moss (terj.). (1996). Human Communication.


Bandung: Remaja Rosdakarta.
76

MANAJEMEN DALAM KOMUNIKASI

Fifi Hasmawati
* Dosen KOMI Pascasarjana UIN Sumatera Utara
** Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi FDK UINSU
*** Menyelesaikan S3 Komunikasi Islam PPs UINSU

ABSTRAK
Komunikasi adalah suatu proses dimana seseorang atau kelompok, organisasi, dan masyarakat
menciptakan, dan menggunakan informasi agar terhubung dengan lingkungan dan orang
lain. Menajemen sering juga didefinisikan sebagai seni untuk melaksanakan suatu pekerjaan
melalui orang lain. karena itu manajemen komunikasi merupakan perpaduan konsep komunikasi
dan manajemen yang diaplikasikan dalam berbagai kegiatan komunikasi dengan tujuan untuk
membuat pelaksanaann komunikasi itu berjalan efektif, sehingga pesan atau hasil yang diharapakan
dari penyampaian informasi tadi sesuai dengan yang diharapkan. Manajemen Komunikasi
terdiri dari dua kata yaitu Manajemen dan komunikasi. Dalam proses pelaksanaanya manajemen
berkerja melalui fungsi-fungsinya yaitu membuat perencanaan, pengorganisisasian, pengendalian
serta memimpin berbagai usaha dalam mencapai tujuan, sedangkan menurut Ctutlip dalam
bukunya efektifitas Publik Relation bahwa manajemen komunikasi adalah proses timbal balik
(resiprokal) pertukaran sinyal untuk memberi informasi, membujuk atau memberi perintah,
berdasarkan makna yangsama dan dikondisikan oleh konteks hubungan para para komunikator
dan konteks sosialnya.Manajemen komunikasi lahir karena adanya tuntutan umtuk menjembatani
antara teoritisi komunikasi dengan praktisi komunikasi. Para teoritisi menghadapai keterbatasan
dalam mengaplikasikan pengetahuan yang dimilkinya. Sementara para praktisi komunikasi
mengalami keterbatasan pada rujukan teoritis atau ilmu komunikasi.

Kata kunci: Komunikasi, Manajemen, dan Manajemen dalam Komunikasi

KOMUNIKASI
Komunikasi sebagai kata kerja (verb) dalam bahasa Inggris, “communicate”, berarti
(1) untuk bertukar pikiran-pikiran, perasaan-perasaan dan informasi; (2) untuk membuat
tahu; (3) untuk membuat sama; dan (4) untuk mempunyai sebuah hubungan yang simpatik.
Sedangkan dalam kata benda (noun), “communication”, berarti: (1) pertukaran simbol, pesan-
pesan yang sama, dan informasi; (2) proses pertukaran diantara individu-individu melalui
simbol-simbol yang sama; (3) seni untuk mengekspresikan gagasan-gagasan, dan (4) ilmu
pengetahuan tentang pengiriman informasi1 komunikasi sebagai suatu proses dengan mana

1
Dani Vardiansyah, Pengantar Ilmu Komunikasi. Cet. ke-1 (Bogor: Ghalia Indonesia, 2004).
AL-IDÂRAH, Volume V, No. 6, 2018 77

suatu pesan dipindahkan atau dioperkan (lewat suatu saluran) dari suatu sumber kepada
penerima dengan maksud mengubah perilaku, perubahan dalam pengetahuan, sikap dan
atau perilaku overt lainnya. Sekurang-kurangnya didapati empat unsur utama dalam model
komunikasi yaitu sumber (the source), pesan (the message), saluran (the channel) dan penerima
(the receiver). Wilbur Schramm menyatakan komunikasi sebagai suatu proses berbagi
(sharing process). Schramm menguraikannya sebagai berikut :
“Komunikasi berasal dari kata-kata (bahasa) Latin communis yang berarti umum
(common) atau bersama. Apabila kita berkomunikasi, sebenarnya kita sedang berusaha
menumbuhkan suatu kebersamaan (commonnes) dengan seseorang. Yaitu kita berusaha
berbagai informasi, ide atau sikap. Seperti dalam uraian ini, misalnya saya sedang
berusaha berkomunikasi dengan para pembaca untuk menyampaikan ide bahwa
hakikat sebuah komunikasi sebenarnya adalah usaha membuat penerima atau pemberi
komunikasi memiliki pengertian (pemahaman) yang sama terhadap pesan tertentu”.2

Komunikasi yang efektif sangat berpengaruh terhadap proses keberhasilan komunikasi


dalam menyampaikan pesan yang diinginkan. Organisasi sangat memerlukan hal ini karena
tanpa komunikasi yang efektif diantara berbagai pihak yang terlibat didalamnya, akan
menyebabkan kurangnya pemberian pelayanan yang baik. Komunikasi akan terlaksana
dengan baik bila direncanakan dan disusun dengan penggunaan managemen komunikasi.
Komunikasi ialah proses menyalurkan informasi, ide, penjeleasan, perasaan, pertanyaan
dari komunikator kepada komunikan. Komunikasi merupakan sesuatu yang sangat pokok,
yang dalam prosesnya terdapat tujuan:3
1. Menentapkan dan menyebarkan maksud dari pada suatu usaha.
2. Mengembangkan rencana-rencana untuk mencapai tujuan.
3. Mengorganisasikan sumber-sumber daya manusia dan sumber daya lainnya seperti
efektif dan efisien.
4. Memilih, mengembangkan, menilai anggota organisasi.
5. Memimpin, mengarahkan, memotivasi dan menciptakan suatu iklim kerja di mana
setiap orang mau memberikan kontribusi.

Di samping tujuan tersebut, unsur-unsur komunikasi meliputi ; harus ada suatu


sumber, harus ada suatu maksud atau tujuan, adanya suatu berita atau informasi, harus
ada suatu saluran atau media komunikasi, dan harus ada penerima berita. Sesuai dengan
tujuannya bahwa terjadinya komunikasi mempunyai beberapa fungsi, antara lain :
1. Fungsi informasi
2. Fungsi komando akan perintah,

2
Tommy Suprapto, Pengantar Teori Komunikasi. Cet. ke-1 (Yogyakarta: Media Pressindo, 2006),
h. 2-6.
3
https://communicationdominan.wordpress/201/12/18/pengantar_ ilmu_manajemen_komunikasi/
78 Fifi Hasmawati: Manajemen dalam Komunikasi

3. Fungsi mempengaruhi dan penyaluran, dan


4. Fungsi integrasi

Proses komunikasi akan efektif apabila komunikator melakukan peranannya, sehingga


terjadinya suatu proses komunikasi yang baik dan sesuai dengan harapan, di mana gagasan-
gagasan atau ide dibahas dalam suatu musyawarah antara komunikator dengan komunikan,
dan terjadi pemahaman tentang informasi atau segala sesuatu hal menjadi pokok dari
pembahasan untuk mengarah pada kesepakatan dan kesatuan dalam pendapat. Selanjutnya
bahwa dalam proses komunikasi terbagai dalam dua macam, yang meliputi komunikasi
aktif dan komunikasi pasif.
Menurut Soesanto (1976), komunikasi bertujuan untuk menciptakan keharmonisan
diantara pelaku-pelaku komunikasi. Pola tindakan komunikasi untuk mencapai itu semua
bukan hanya reaktif semata-mata, tetapi juga harus penuh dengan strategi. Dengan berkomunikasi
kita bisa melihat berbagai macam individu dengan latar belakang, pendidikan, kepercayaan,
ke-budayaan, keadaan jiwa, dan kebutuhan yang berbeda-beda. Untuk Meningkatkan efektivitas
komuniikasi yang sering terjadi karena adanya berbagai masalah-masalah dalam ber-
komunikasi. Untuk itu diperlukan, pertama kesadaran akan kebutuhan komunikasi efektif.
Pimpinan atau manajer mempunyai peranan penting dalam proses komunikasi, karena sorang
manejer bisa mengambil kebijakan atau langkah-langkah untuk meningkatkan efektivitas
komunikasi. Selanjutnya yang diperlukan untuk meningkatakan efektifitas komunikasi
adalah penggunaan umpan – balik. Komunikasi dua arah ini memungkinkan proses komunikasi
berjalarn lebih efektif. Para pimpinan dan manajer dapat melakukan dua hal penting mendorong
umpan balik dan menggunakannya secara efektif. Manajer dapat menciptakan lingkungan
yang mendorong umpan balik, dan mendapatkan umpan balik melalui kegiatan mereka
sendiri. Tipe komunikasi dan cara penyampai manajer berkomunikasi dengan para bawahannya
dapat menentukan jumlah umpan balik yang akan mereka terima. Di samping itu, peranan
aktif menejer untuk tetap menjaga dan mencari adanya umpat balik yang akan terjadi. Disinilah
peranan manajemen partisipatif dan komunikasi tatap muka merupakan cara-cara yang
dapat digunakan untuk meningkatkan efektifitas komunikasi melalui penggunaan umpan
balik. Terakhir pimpinan dan menejer harus memiliki tehnik komunikasi yang baik, menjadi
komunikator yang efektif. Dalam melaksanakan tugasnya manejer harus berkomunikasikan
kepada bawahannya agar rencana-rencana kegiatan dapat dilaksanakan. Pengarahan
mengharuskan manejer untuk berkomunikasi agar yang menjadi tujuan kegiatan dapat
tercapai. Jadi seorang manejer akan dapat melaksanakan fungsi-fungsi manajemen melalui
interaksi dan komunikasi dengan pihak lain.

MANAJEMEN
Manajemn adalah proses perencanaan, pengorganisasisan, pengarahan dan pengawasan
dengan memberdayakan anggota organisasi dan penggunaan sumber daya organisasi lainnya
AL-IDÂRAH, Volume V, No. 6, 2018 79

agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.4 Menajemen sering juga didefinisikan
sebagai seni untuk melaksanakan suatu pekerjaan melalui orang lain. Para manejer mencapai
tujuan organisasi dengan cara mengatur orang lain untuk melaksanakan tugas apa saja
yang mungkin diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut.5 Pada sebagian buku manjemen
seni dalam menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain dalam prosesnya yaitu dengan
membuat perencanaan, pengorganisisasian, pengendalian serta memimpin berbagai usaha
dalam mencapai tujuan, dan komunikasi adalah suatu proses dimana seseorang atau kelompok,
organisasi, dan masyarakat menciptakan, dan menggunakan informasi agar terhubung
dengan lingkungan dan orang lain. Karakteristik ilmu komunikasi antara lain bersifat
irreversible, kompleks, berdimensi sebab akibat, dan mengandung potensi problem. Dilihat
dari karakteristik tersebut suatu proses komunikasi sangatlah rumit. Maka suatu tindakan
komunikasi haruslah dikelola secara tepat. Disinilah subdisiplin manajemen bagi komunikasi
dapat memberikan kontribusinya.
Manajemen adalah sekumpulan orang yang melakukan kegiatan planning, organizing,
leading dan controlling. Manajemen mempunyai tanggung jawab tertinggi atas berbagai
pengambilan keputusan yang berkaitan dengan bidang yang dibawahi. Karyawan dan
manajemen merupakan satu kesatuan yang saling membutuhkan. Manajemen yang baik
adalah manajemen yang dapat berkomunikasi dengan karyawan secara tepat. Manajemen
merupakan suatu proses merancang dan memelihara suatu lingkungan dimana orang-
orang yang bekerja sama di dalam suatu kelompok dapat mencapai tujuan yang telah
ditetapkan dengan seefisien mungkin (H. Weihrich & H. Koontz).

Fungsi Manajemen
1. Fungsi Perencanaan (Planning). Yaitu suatu keputusan yang diambil untuk waktu
yang akan datang meliputi apa yang dilakukan, kapan dan siapa yang melakukan
“suatu keputusan yang diambil” mengandung maksud akan adanya upaya pemilihan
alternatif dari berbagai alternatif yang ada.
Pentingnya perencanaan :
- Untuk menghilangkan atau mengurangi ketidak pastian di masa datang
- Memusatkan perhatian setiap unit yang terlibat
- Membuat kegiatan lebih ekonomis
- Memungkinkan dilakukan pengawasan
2. Fungsi Pengorganisasian (Organizing). Yaitu suatu fungsi yang dijalankan berupa cara pengaturan
dari sekian banyak pekerjaan yang perlu dilakukan disesuaikan dengan sumber daya
yang ada guna tercipta efisiensi di dalam bekerja dalam upaya pencapaian tujuan, yaitu:

4
Handoko, 2003, h. 8.
5
Stoner, 1996, h. 7.
80 Fifi Hasmawati: Manajemen dalam Komunikasi

- Identifikasi aktifitas yang akan diadakan;


- Pengelompokan aktifitas sesuai dengan sumber daya dan kondisi yang ada;
- Pendelegasian wewenang;
- Koordianasi wewenang
3. Fungsi Penugasan (Staffing). Yaitu fungsi yang dijalankan berupa pengisisan posisi
dalam struktur organisasi atau bidang-bidang yang telah ada melalui identifikasi
kebutuhan kerja.
4. Fungsi Kepemimpinan (Leading). Yaitu fungsi pengelolaan dan pengkoordinasian
anggota organisasi untuk mendukung pencapaian tujuan organisasi. Di sini keterikatan
anngota dengan pemimpinnya sangat terkait untuk melakukan kegiatan yang telah
direncanakan bersama.
5. Fungsi Pengawasan (Controlling). Yaitu merupakan pengukuran dan koreksi-koreksi
penyimpangan dari pelaksanaan kegiatan dalam pencapaian tujuan yang telah ditetapkan
dengan membandingkan pada standar yang telah disusun, seperti standar biaya,
program, sasaran dan lain-lain. Langkah-langkah pengawasan:
 Menentukan standar dan metode pengukuran kegiatan
 Mengukur kegiatan secara berulang
 Membandingkan pelaksanaan kegiatan dengan standar tersebut
 Melakukan tindakan koreksi

Ciri pengawasan yang efektif :


 Dihubungkan dengan rencana dan kedudukan seseorang;
 Dihubungkan dengan individu pimpinan dan pribadinya;
 Harus menunjukkan penyimpangan-penyimpangan yang terjadi;
 Objektif;
 Fleksibel;
 Hemat dan membawa ke arah tindakan perbaikan.

Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasisan, pengarahan dan pengawasan


dengan memberdayakan anggota organisasi dan penggunaan sumber daya organisasi
lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.6 Menajemen sering juga
didefinisikan sebagai seni untuk melaksanakan suatu pekerjaan melalui orang lain. Para
manejer mencapai tujuan organisasi dengan cara mengatur orang lain untuk melaksanakan
tugas apa saja yang mungkin diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut.7

6
Handoko, Manajemen, 2003, h.8
7
Stoner, Pengantar Manajemen, 1996, h. 7
AL-IDÂRAH, Volume V, No. 6, 2018 81

MANAJEMEN DALAM KOMUNIKASI


Manajemen Komunikasi merupakan definisi yang menggabungkan pengertian manajemen
dan komunikasi karena itu manajemen komunikasi merupakan perpaduan konsep komunikasi
dan manajemen yang diaplikasikan dalam berbagai setting komunikasi. Pada pengertiannya
manajemen komunikasi8 adalah proses timbal balik (resiprokal) pertukaran sinyal untuk
memberi informasi, membujuk atau memberi perintah, berdasarkan makna yang sama
dan dikondisikan oleh konteks hubungan para para komunikator dan kontekssosialnya.9
Menurut Kaye (1994),10 kelahiran subdisiplin manajemen komunikasi tidak terlepas dari
adanya tuntutan untuk lebih membumikan ilmu komunikasi di tataran dunia nyata. Manajemen
komunikasi lahir karena adanya tuntutan umtuk menjembatani antara teoritisi komunikasi
dengan praktisi komunikasi. Para teoritisi menghadapai keterbatasan dalam mengaplikasikan
pengetahuan yang dimilkinya. Sementara para praktisi komunikasi mengalami keterbatasan
pada rujukan teoritis atau ilmu komunikasi. Berapa penegertian manajemen komunikasi
dari berbagai ahlinya :
Michael kaye (1994), Communication management is how people manage their communication
processes through construing meanings about their relationships with others in various
setting. They are managing their communication and actions in a large of relationship–
some personal some professional. Bagaimana orang-orang mengelola proses komunikasi
dalam hubungannya dengan orang lain dalam setting atau konteks komunikasi.

Menurut Parag Diwan (1999)11, Manajemen komunikasi adalah proses penggunaan


berbagai sumber daya komunikasi secara terpadu melalui proses perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan, dan pengontrolan unsur-unsur komunikasi untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan. Menurut Antar Venus, Manajemen komunikasi adalah proses pengelolaan
sumber daya komunikasi yang ditujukan untuk meningkatkan kualitas dan efektivitas
pertukaran pesan yang terjadi dalam berbagai konteks komunikasi. Konteks komunikasi
yang dimaksud disini berarti tataran komunikasi individual, interpersonal, organisasional,
governmental, sosial, atau bahkan internasional.
Manajemen komunikasi sangat identik dengan interaksi sosial. Ada kalanya kita
harus mampu untuk memposisikan diri dengan tepat dalam situasi tertentu, kita juga harus
mampu menghadapi dan menjalin kerjasama dengan orang lain tanpa mencampurnya
dengan urusan pribadi. Ini merupakan sebagian alasan diperlukannya sikap professional
dalam diri anda masing-masing. Manajemen komunikasi berada di dalam dan diantara
sistem sosial. Manajemen komunikasi meliputi P4I (Penerimaan, Pengolahan, Penyimpanan,
dan Penyampaian Informasi) dalam sub-sub sistem soaial, diantaranya adalah individu,

8
www.deinisi_penegertian.com/215/08/difinisi_penegrtian_manajemen_ komunikasi_html.
9
Scott M. Cutlip, Effective Public Relation, 2007, h 12.
10
Michael Kaye, 1994. Communication Management.
11
Diwan, Parag. 1999. Communication Management
82 Fifi Hasmawati: Manajemen dalam Komunikasi

kelompok, organisasi, massa, dan masyarakat. Konsep manajemen dalam perspektif ilmu
komunikasi pada hakikatnya dipahami sebagai proses memengaruhi orang lain. Selain
itu, konsep dari manajemen komunikasi juga memberi saran kepada kita bahwa kemampuan
untuk berkomunikasi dengan baik bukan hanya sebagai hal yang sudah melekat dalam
diri kita saja, melainkan sebagai suatu hal yang dapat kita pelajari dan kita kembangkan.
Sebagai contohnya, kita dapat meningkatkan kemampuan kita dalam berkomunikasi
agar dapat menjadi seorang komunikator yang memiliki kredibilitas. Disinilah letak kegunaan
mempelajari manajemen komunikasi, yaitu agar kita dapat lebih mengerti bagaimana
seharusnya berkomunikasi dengan orang lain, sehingga komunikasi yang terjadi merupakan
komunikasi yang efektif.
Manajemen komunikasi yang menggabungkan antara pendekatan manajemen
dengan pengelolaan komunikasi memungkinkan kita untuk mewujudkan keharmonisan
dalam komunikasi yang kita lakukan.
1. Didasarkan pada karakteristik ilmu komunikasi. Karakteristik ilmu komunikasi antara
lain bersifat irreversible, kompleks, berdimensi sebab akibat, dan mengandung potensi
problem. Dilihat dari karakteristik tersebut suatu proses komunikasi sangatlah rumit.
Maka suatu tindakan komunikasi haruslah dikelola secara tepat. Disinilah subdisiplin
manajemen komunikasi dapat memberikan kontribusinya.
2. Terkait dengan kebutuhan fungsionalisasi ilmu komunikasi didalam upaya menciptakan/
knowledge worker di bidang komunikasi. Knowledge worker adalah tenaga komunikasi
yang memiliki wawasan teoritis tentang komunikasi dan memiliki keterampilan dalam
mengaplikasikan ilmu tersebut. Dalam studi manajemen komunikasi, suatu model
pembelajaran komunikasi yang mengarah pada pembekalan meaningful knowledge
dan meaningful skills dapat dikonstruksi.

Komunikasi dipandang sebagai sentral elemen-elemen lainnya dalam kegiatan manajemen


organisasi. Alasan pertama, komunikasi memiliki fungsi untuk mempertemukan antara
tujuan organisasi dengan terget hasil yang dicapai. Kedua, berfungsi untuk mengadaptasikan
perubahan lingkungan organisasi. Ketiga, untuk membina hubungan antar anggota organisasi
dalam melaksanakan berbagai tugas (beban kerja) organisasi. Untuk itu, kemampuan
komunikasi yang efektif menjadi hal yang mutlak harus dimiliki oleh seorang pelaku organisasi.
Komunikasi dalam manajemen dikatakan oleh G. R. Terry mengatakan bahwa management
is communications. Dari pendapat tersebut terlihat betapa pentingnya peran komunikasi
dalam kegiatan manajemen. G. R. Terry12 mengemukakan bahwa dalam suatu kegiatan
manajemen terdapat lima bentuk komunikasi, antara lain:
1. Komunikasi formal. Biasanya terjadi dalam jalus komunikasi formal, memiliki wewenang

12
G. R. Terry, Manajemen Organisasi.
AL-IDÂRAH, Volume V, No. 6, 2018 83

dan tanggung jawab yaitu melalui instruksi-instruksi bentuk lisan dan tulisan sesuai
dengan prosedur secara fungsional yang berlaku dari arus atasan ke bawahan atau
sebaliknya.
2. Komunikasi non-formal, yaitu di luar komunikasi formal, terjadi secara spontan. Misalnya
Sumbang saran yang berkaitan dengan tugas, kewajiban. Efektif digunakan dalam
perusahaan yang bersifat padat karya dengan jumlah pekerja cukup banyak, dan tidak
terlalu teknis.
3. Komunikasi informal. Seperti halnya komunikasi non formal namun lebih menekankan
pada aspek human relations-nya. Atau dengan kata lain digunakan dalam permasalahan
di luar pekerjaan secara langsung.
4. Komunikasi teknis. Biasanya hanya dilakukan dan dimengerti oleh orang-orang tertentu
saja yang berkaitan dengan kegiatan tersebut.
5. Komunikasi prosedural. Biasanya dekat dengan komunikasi formal, diwujudkan misalnya
dalam bentuk pemberian laporan tahuan/bulanan, instruksi tertulis, memo dan lain-lain.

DIMENSI DAN MODEL MANAJEMEN DALAM KOMUNIKASI


Mempelajari perspektif, paradigma, teori, model, metodologi penelitian, dan konsep-
konsep komunikasi serta aspek-aspek manajerial untuk kepentingan pengelolaan sumber
daya komunikasi dalam berbagai bentuk dan konteks dalam mewujudkan efektivitas komunikasi.
Konsep manajemen dalam perspektif ilmu komunikasi pada hakikatnya dipahami sebagai
proses memengaruhi orang lain. Selain itu, konsep dari manajemen komunikasi juga memberi
saran kepada kita bahwa kemampuan untuk berkomunikasi dengan baik bukan hanya
sebagai hal yang sudah melekat dalam diri kita saja, melainkan sebagai suatu hal yang
dapat kita pelajari dan kita kembangkan. .
Secara sederhana manajemen komunikasi adalah peranan fungsi-fungsi manajemen
yang diterapkan dalam komunikasi. Hal ini membuat manajemen sebagai penggerak dalam
melaksanakan komunikasi untuk mencapai tujuan yang dharapkan dari pesan yang akan
disampaikan. Dalam manajemen komunikasi ini asas dan fungsi dari manajemen diselaraskan
dan adanya penyatuan denga komunikasi, sehingga menghasilkan suatu bentuk komunikasi
yang efektif dan menyampai sasaran yang hendak dituju. Ada berapa hal yang harus dilakukan
para manejer atau para penyusunan program komunikasi, pertama membuat penyususnan
rencana untuk komunikator, pesan, media, khalayak dan rencan yang diinginkan. Kedua,
mengorganisasikan komunikator, pean media, khalayak, dan pengaruh yang diinginkan.
Ketiga, menggiatkan komunikator, pesan, media dan pengaruh yang diinginkan. Dan keempat
mengontrol dan mengawasi komunikator, penyajian pesan, pemilihan dan penggunaan
media, pemilihan dan penetapan khalayak serta pengaruh yang diharapkan. Dalam buku
Communication Management karya Michael Kaye, terdapat model komunikasi orang dewasa
84 Fifi Hasmawati: Manajemen dalam Komunikasi

yang dianalogikan dengan “Russian Matouschka dolls”. Boneka terkecil merupakan bagian
yang terdalam pada konsep komunikasi orang dewasa ini. Bagian ini merepresentasikan
“self”. Mengerti dan memahami diri merupakan tahap yang sangat penting dalam mencapai
self-management yang efektif. Dalam hal ini, berarti kita melakukan komunikasi intrapersonal
yang mencakup sensasi, persepsi, memori dan berfikir. Sementara Onong U Effendy mengelompokkan
komunikasi dalam manajemen menjadi tiga dimensi, yaitu:
1. Komunikasi vertikal, yaitu arus komunikasi dua arah timbal balik dalam melaksanakan
fungsi-fungsi manajemen, bisa dari atas ke bawah (downward communication) dan bisa
dari bawah ke atas (upward communication).
2. Komunikasi horizontal, merupakan komunikasi satu level yang terjadi antara satu
karyawan dengan karyawan lainnya atau pimpinan satu departemen dengan departemen
lainnya dalam satu tingkatan dan lain sebagainya.
3. Komunikasi eksternal, Berlangsung secara dua arah antara pihak organisasi/lembaga
dengan pihak luar.
4. Komunikasi yang terjadi dalam suatu organisasi ditentukan oleh kebijakan dan arus
informasi yang ada dalam organisasi tersebut. Arus informasi akan membentuk pola-
pola hubungan atau jaringan komunikasi.

Soesanto (1976), komunikasi bertujuan untuk menciptakan keharmonisan diantara


pelaku-pelaku komunikasi. Pola tindakan komunikasi untuk mencapai itu semua bukan
hanya reaktif semata-mata, tetapi juga harus penuh dengan strategi. Manajemen komunikasi
yang menggabungkan antara pendekatan manajemen dengan pengelolaan komunikasi
memungkinkan kita untuk mewujudkan keharmonisan dalam komunikasi yang kita lakukan.
Karakteristik ilmu komunikasi antara lain bersifat irreversible, kompleks, berdimensi sebab
akibat, dan mengandung potensi problem. Dilihat dari karakteristik tersebut suatu proses
komunikasi sangatlah rumit. Maka suatu tindakan komunikasi haruslah dikelola secara tepat.
Disinilah subdisiplin manajemen komunikasi dapat memberikan kontribusinya. Komunikasi
adalah vital untuk suatu kedudukan yang efektif. Karir dalam bisnis, pemerintah, atau pendidikan
memerlukan kemampuan dalam memahami situasi komunikasi, mengembangkan strategi
komunikasi efektif, memerlukan kerjasama antara satu dengan yang lain, dan dapat menerima
atas kehadiran ide-ide yang efektif melalui saluran saluran komunikasi.
Komunikasi memiliki hubungan yang erat sekali dengan kepemimpinan, bahkan
dapat dikatakan bahwa tiada kepemimpinan tanpa komunikasi. Apalagi syarat seorang
pemimpin selain ia harus berilmu, berwawasan kedepan, ikhlas, tekun, berani, jujur, sehat
jasmani dan rohani, ia juga harus memiliki kemampuan berkomunikasi, sehingga Rogers
mengatakan “Leadership is Communication”.13 Kemampuan berkomunikasi akan menentukan
berhasil tidaknya seorang pemimpin dalam melaksanakan tugasnya.

13
Rogers, 1969, h.180.
AL-IDÂRAH, Volume V, No. 6, 2018 85

Setiap pemimpin (leader) memiliki pengikut (follower) guna menetralisir gagasannya


dalam rangka mencapai tujuan tertentu. Disinilah pentingnya kemampuan berkomunikasi
bagi seorang pemimpin, khususnya dalam usaha untuk mempengaruhi prilaku orang lain.
Inilah hakekatnya dari suatu manajemen dalam organisasi. Menajemen sering juga didefinisikan
sebagai seni untuk melaksanakan suatu pekerjaan melalui orang lain. Para manejer mencapai
tujuan organisasi dengan cara mengatur orang lain untuk melaksanakan tugas apa saja yang
mungkin diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut.14 Manajemen dibutuhkan oleh semua
organisasi, karena tanpa manajemen, semua usaha akan sia-sia dan pencapaian tujuan
akan lebih sulit. Paling kurang ada tiga alasan utama mengapa manajemen itu dibutuhkan.
1. Untuk mencapai tujuan. Manajemen dibutuhkan untuk mencapai tujuan suatu organisasi
dan pribadi.
2. Untuk menjaga keseimbangan diantara tujuan-tujuan, sasaran-sasaran dan kegiatan-
kegiatan dari pihak yang berkepentingan dalam organisasi, seperti pemilik dan karyawan,
maupun kreditur, pelanggan, konsumen, supplier, serikat kerja, assosiasi perdagangan,
masyarakat dan pemerintah.
3. Untuk mencapai efisiensi dan efektivitas. Karena manajemen yang baik dalam berkomunikasi
akan menciptakan komunikasi yang efektif, yang sudah dibahas pada sub komunikasi
di atas.

14
Stoner, 1996, h. 7.
86 Fifi Hasmawati: Manajemen dalam Komunikasi

DAFTAR BACAAN

A. F. Stoner, James, 1989, Manajemen, Jakarta: Erlangga


Diwan, Parag. 1999. Communication Management. Jakarta: Erlangga
Effendy, Onong Uchjana, Komunikasi Teori dan Praktek, Bandung: Remaja Rosdakarya.
Effendy. 1989. Kamus Komunikasi. Bandung: Mandar Maju
Handoko, T. Hani. 2007. Manajemen. Yogyakarta: BPFE
Kaye, Michael. 1994. Communication Management, Jakarta: Erlangga
Mulyana, Deddy. 2001, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar , Bandung: Remaja Rosdakarya
http://erpandsima.blogspot.co.id/2014/09/sistem-manajemen-komunikasi.html#
sthash.vqssBsW5.dpuf
http:www.deinisi_penegertian.com/215/08/difinisi_penegrtian_manajemen_
komunikasi_html.
Jurnal Simbolika: Research and Learning in Communication Study, 6 (2) Oktober 2020
ISSN 2442-9198 (Print) ISSN 2442-9996 (Online)

JURNAL SIMBOLIKA
Research and Learning in Communication Study
Available online http://ojs.uma.ac.id/index.php/simbolika
DOI : https://doi.org/10.31289/simbollika.v6i2.4069

Manajemen Komunikasi Suatu Pendekatan Komunikasi


Communication Management A Communication Approach
Dedi Sahputra*
Program Studi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,
Universitas Medan Area, Indonesia
Diterima:26 Juli 2020; Disetujui: 16 Oktober 2020; Dipublish: 31 Oktober 2020
*Corresponding email: dedi_sahputra@staff.uma.ac.id
Abstrak
Strategi manajemen adalah suatu hal yang akan selalu ada dalam organisasi modern. Manajemen
komunikasi menjadi faktor yang sangat penting sebagai alat manajemen untuk mencapai tujuannya. Dari
perspektif komunikasi, Berbagai faktor internal organisasi sangat terkait dengan faktor komunikasi
untuk menjadi sebuah desain strategi komunikasi dengan bentuk luarannya adalah desain komunikasi
organisasi. Untuk mencapai tujuan organisasi manajemen komunikasi adalah core element yang bekerja
mengoptimalkan sumber daya manusia dan teknologi melalui strategi komunikasi untuk meningkatkan
efektivitas komunikasi. Dari proses komunikasi yang berlangsung akan tercipta dialog yang berjalan dua
arah dan sekaligus kesan positif terhadap organisasi. Manajemen komunikasi menjadi core element
dalam strategi manajemen yang merupakan booster factor (faktor pendorong) bagi kinerja organisasi
dalam rangka mencapai tujuannya. Desain manajemen komunikasi bersifat komprehensif, meliputi
seluruh aspek di internal organisasi dan bersifat kompleks dari sistem manajemen. Komunikasi alam hal
ini adalah optimalisasi peran untuk memfasilitasi hubungan antara personel organisasi di semua
levelnya, untuk membangun lingkungan yang mendukung bagi pengembangan internal organisasi.
Kesadaran dan visi top manajemen sangat penting dalam rangka memahami bahwa ketekunan dalam
mempelajari cara berkomunikasi harus menjadi prioritas utama bagi mereka. Ketika kemampuan
berkomunikasi menjadi budaya organisasi dan menjadi keterampilan yang secara terus menerus
disempurnakan, maka tujuan organisasi akan lebih terbuka untuk dicapai.
Kata Kunci: Manajemen; Komunikasi; Pendekatan Komunikasi.

Abstract
Management strategy is something that will always exist in modern organizations. Communication
management is a very important factor as a management tool to achieve its goals. From a communication
perspective, various internal organizational factors are closely related to communication factors to become
a communication strategy design with the output form being organizational communication design. To
achieve organizational goals, communication management is a core element that works to optimize human
resources and technology through a communication strategy to improve communication effectiveness. The
communication process that takes place will create a two-way dialogue and a positive impression on the
organization. Communication management is a core element in management strategy which is a booster
factor for organizational performance in order to achieve its goals. Communication management design is
comprehensive, covering all internal aspects of the organization and the complex nature of the management
system. This natural communication is the optimization of the role to facilitate the relationship between
organizational personnel at all levels, to build a supportive environment for the internal development of the
organization. Top management's awareness and vision is very important in order to understand that
persistence in learning how to communicate should be a top priority for them. When the ability to
communicate becomes an organizational culture and a skill that is continually being refined, the goals of
the organization will be more open to being achieved.
Keywords: Management; Communication; Communication Approach.

How to Cite: Sahputra, D. (2020). Manajemen Komunikasi Suatu Pendekatan Komunikasi. Jurnal Simbolika: Research
and Learning in Communication Study. 6 (2): 152-162

152
Jurnal Simbolika: Research and Learning in Communication Study, 6 (2) Oktober 2020: 152-162

PENDAHULUAN peran pimpinan puncak atau top


Sebuah organisasi baik organisasi manajemen organisasi dalam merancang
politik, organisasi bisnis dalam bentuk kinerja organisasi dalam mencapai
produksi atau jasa pelayanan, organisasi tujuannya. Top manajemen berperan
kemasyarakatan, dan berbagai bentuk mengarahkan desain perencanaan
organisasi lainnya pada umumnya memiliki termasuk menetapkan faktor-faktor
tujuan yang hendak dicapai. Tujuan ini esensial dalam strategi manejemen yang
tercermin dalam aktivitas organisasi secara akan dijalankan dalam rangka mencapai
keseluruhan, dari mulai hal-hal kecil atau tujuan organisasi.
dianggap kecil sampai kepada keputusan- Faktor komunikasi sering dianggap
keputusan penting yang bersifat mendasar sebagai suatu sub sistem yang melengkapi
bagi jalannya sebuah roda organisasi. strategi manajemen secara keseluruhan.
Hal penting bagi sebuah organisasi Dengan kata lain faktor komunikasi tidak
dalam mencapai tujuannya adalah suatu dipandang sebagai sebuah faktor yang
perencanaan yang biasanya terangkum esensial demi tercapainya tujuan
dalam strategi manajemen. Terutama organisasi. Apa yang terjadi pada masalah
dalam kondisi era modern, strategi komunikasi di dalam organisasi inilah
manajemen harus memperhatikan hal-hal disebut dengan krisis komunikasi.
seperti meningkatnya kompleksitas produk Untuk itu perlu ada rencana krisis
teknologi dan informasi, transformasi komunikasi, untuk melakukan langkah-
radikal di tingkat struktur sosial, tren langkah strategis. Rencana krisis
globalisasi ekonomi, dan terutama komunikasi adalah alat penting dalam
perubahan produk di tingkat organisasi berurusan dengan krisis, bencana atau
(Bucăţa & Rizescu, 2017). kecelakaan. Setiap perusahaan, tidak peduli
Dalam mencapai sasaran dan tujuan di sektor apa, jenis aktivitas apa ataupun
yang diperlukan dalam manajemen maka seberapa besar ukurannya harus memiliki
diperlukan sebuah tujuan-tujuan up-to-date rencana krisis komunikasi
manajemen yaitu perencanaan (planning), (Sahputra, 2018).
pengorganisasian (organizing), Pimpinan tertinggi organisasi tidak
pengarahan (directing), dan pengawasan melihat program komunikasi perusahaan
(controling). Inilah usaha-usaha yang sebagai hal utama sebagai faktor yang
dilakukan untuk mencapai tujuan yang meningkatkan angka bisnis. Tetapi ada
diinginkan (Utomo, 2015). Dapat terlihat penelitian, terutama yang dilakukan oleh

153
Dedi Sahputra, Manajemen Komunikasi Suatu Pendekatan Komunikasi

Forman dan Angenti Mihai (2017) yang mengarahkan karyawan serta manajer ke
menyatakan sebaliknya. Dalam hasil hubungan yang saling berhubungan yang
penelitiannya, Forman dan Angenti (2017) mempengaruhi pengembangan organisasi
menggarisbawahi efek bahwa program dan pribadi serta keberhasilan yang
komunikasi yang tepat dikembangkan di melibatkan sumber daya perusahaan,
tingkat organisasi, memiliki efek langsung pengetahuan, informasi pribadi dan
dan cukup tepat terhadap peningkatan pelatihan personil.
volume penjualan. Simulasi numerik dan dinamis
Dari perspektif komunikasi, strategi menggambarkan cara proses berfungsi dan
manajemen sangat bergantung pada faktor memberikan pengaruh pada prosedur
komunikasi, atau pada bagaimana pengambilan keputusan perusahaan
memanaj faktor komunikasi yang dalam dengan karakteristik organisasi yang
terminologinya disebut dengan manajemen bersumber atau bersumber (Markaki dkk.,
komunikasi. Berbagai faktor internal 2013).
organisasi sangat terkait dengan faktor Manajemen komunikasi perusahaan
komunikasi untuk menjadi sebuah desain dapat dianggap sebagai kunci dari strategi
strategi komunikasi dengan bentuk manajerial, karena kenyataan bahwa
luarannya adalah desain komunikasi perannya menyiratkan pemilihan pesan
organisasi. yang terkait dengan tujuan perusahaan,
Manajemen karir serta manajemen berbagai sudut pandang, dan kemudian
komunikasi saling terkait dengan sumber mengirimkannya ke pihak yang
daya organisasi dan parameter seperti berkepentingan. Komunikator sebagai
jaringan kerja, dorongan inisiatif, otonomi spesialis dari domain, harus siap untuk
kerja, stabilitas pekerjaan. Manajemen menangani tindakan komunikasi yang
komunikasi dan “sumber daya” organisasi kompleks.
dapat mengarahkan organisasi menuju Mereka harus selalu diberi
kesuksesan dan karyawan menuju informasi tentang kegiatan internal dari
pengembangan profesional. Manajemen departemen yang berbeda dan semua divisi
karir memiliki aspek komunikasi yang terkait lainnya dari organisasi, tetapi yang
penting. lebih penting adalah memiliki kontak erat
Tantangan yang dihadapi saat ini dengan public relation (PR) perusahaan:
manajemen sumber daya manusia adalah pemasaran, periklanan, penelitian dan
untuk menilai semua parameter dan sistem informasi dalam rangka untuk dapat

154
Jurnal Simbolika: Research and Learning in Communication Study, 6 (2) Oktober 2020: 152-162

menangani dengan sukses tekanan yang Sedangkan jika merujuk Hasmawati


ada yang dikeluarkan oleh berbagai (2018) bahwa manajemen komunikasi
kategori publik-media massa, pemegang sangat identik dengan interaksi sosial. Hal
saham, analis ekonomi, dan lain-lain (Mihai, ini bermakna bahwa mengambil posisi
2017). yang tepat dalam situasi tertentu adalah
suatu hal yang mesti diperhatikan. Di
PEMBAHASAN samping itu penting juga untuk menjalin
Sebagaimana disampaikan bahwa kerja sama dengan orang lain tanpa
aktivitas organisasi bertujuan untuk mencampurnya dengan urusan pribadi. Ini
mencapai tujuan organisasi itu sendiri. merupakan sebagian alasan diperlukannya
Namun dalam strategi manajemen, bahwa sikap professional dalam diri anda masing-
manajemen komunikasi sebagai core masing.
element dapat mengoptimalkan berbagai Manajemen komunikasi berada di
sumber daya yang dimiliki organisasi. dalam dan di antara sistem sosial. Hal
Dengan kata lain manajemen komunikasi tersebut menunjukkan bahwa manajemen
menjadi booster factor (faktor pendorong) komunikasi menitikberatkan kepada peran
bagi kinerja organisasi dalam rangka para karyawan yang bekerja di masing-
mencapai tujuannya. masing sektor yang secara manajerial
Tujuan utama manajemen ditingkatkan berbagai potensinya untuk
komunikasi adalah pemanfaatan optimal menggerakan organisasi. Peningkatan
sumber daya manusia dan teknologi untuk peran masing-masing elemen di dalam
meningkatkan dialog dengan orang lain. organisasi, dilihat dari sudut pandang
Sebagaimana Yusuf & Ridwan (2018) yang komunikasi bahwa bagaimana seorang
menekankan terciptanya dialog dua arah karyawan dari yang terendah sampai top
dan sekaligus melahirkan pertukaran manajemen menyampaikan pesan baik
informasi yang relatif seimbang merupakan secara internal maupun secara eksternal,
hasil dari sebuah proses komunikasi. sehingga membentuk suatu bentuk
Komunikasi adalah proses yang integral komunikasi yang terintegrasi secara
dalam menjalankan fungsi-fungsi keseluruhan sebagai bentuk komunikasi
manajemen, selain itu komunikasi organisasi dalam rangka mencapai
merupakan input dan output dalam proses tujuannya. Kesatuan komunikasi inilah
manajemen. yang harus diatur secara intensif dan

155
Dedi Sahputra, Manajemen Komunikasi Suatu Pendekatan Komunikasi

terencana, dengan melibatkan seluruh lain berusaha untuk selalu mendapat


stakeholder internal organisasi. informasi tentang apa pun yang dapat
Jika secara internal, manajemen memengaruhi pekerjaan dan tanggung
komunikasi mengoordinasikan kesatuan jawab mereka. Selain itu, mereka pada
pesan dalam menyelesaikan setiap gilirannya, menyebarkan, dan memberikan
permasalahan yang muncul maka secara informasi penting; (3) Peran pengambilan
eksternal penting dilakukan dalam rangka keputusan: Manajer melaksanakan proyek
menjaga hubungan dengan pihak-pihak baru, mengalokasikan sumber daya pada
yang terkait dengan jalannya roda individu dan kompartemen kerja dalam
organisasi. Pentingnya manajemen organisasi. Beberapa keputusan diambil
komunikasi eksternal juga diutarakan secara pribadi, tetapi didasarkan pada
Utomo (2015), menurutnya manajemen informasi yang telah diungkapkan.
komunikasi eksternal sangatlah penting
bagi suatu kantor pemerintahan maupun
perusahaan. Perannya sebagai jembatan
pihak internal dengan pihak eksternal.
Lebih jauh lagi Bucăţa & Rizescu
(2017) telah memaparkan bahwa
manajerial komunikasi memiliki tiga peran:
(1) Peran interpersonal : Manajer
bertindak sebagai pemimpin organisasi,
berinteraksi dengan kolega, bawahan,
Gambar 1: Manajemen Proses Komunikasi
pelanggan dari organisasi dan dari luar. Sumber Gambar : Beattie & Ellis dalam Bucăţa &
Rizescu, (2017)
Dari studi yang dilakukan menyebutkan
bahwa manajer menggunakan sekitar 45% Dalam manajemen perencanaan
waktu untuk komunikasi dalam diskusi merupakan suatu hal yang mutlak harus
dengan kolega pada tingkat hierarki yang dilakukan. Sebagaimana para sarjana
sama, 45% berkomunikasi dengan merumuskan berbagai konsep dalam
karyawan di organisasi mereka dan hanya manajemen, dimulai dengan perencanaan
10% dari waktu, untuk berkomunikasi yang akan menentukan langkah-langkah
dengan atasan; (2) Peran informasi, dimana yang akan dilakukan pada suatu periode
manajer informasi yang dikumpulkan dari tertentu. Perencanaan yang disusun sangat
kolega, dari bawahan, dan melalui kontak terkait dengan berbagai kondisi yang

156
Jurnal Simbolika: Research and Learning in Communication Study, 6 (2) Oktober 2020: 152-162

tengah terjadi. Karena kondisi tersebut tipologi organisasi; (4) Diagnosis, dan (5)
akan memberi pengaruh pada perencanaan Efektivitas komunikasi menggunakan
yang dijalankan. Dalam perspektif komunikasi bilateral (Mihai, 2017).
komunikasi, perencanaan juga akan selalu Dalam hal menjembatani antara
terkait hal-hal yang lebih spesifik mengenai teoritisi dan praktisi, menurut Hasmawati
penyampaian pesan dari komunikator (2018), manajemen komunikasi lahir
kepada komunikan. Sehingga efektivitas karena adanya tuntutan untuk
komunikasi akan selalu terukur. menjembatani antara teoritisi komunikasi
Menurut Tubbs dan Moss (1996) dengan praktisi komunikasi. Para teoritisi
dalam Sukewijaya dkk., (2015) menyatakan menghadapi keterbatasan dalam
bahwa guna mengetahui efektivitas mengaplikasikan pengetahuan yang
komunikasiada lima indikator yang dapat dimilikinya. Sementara para praktisi
dijadikan ukuran yaitu: (1) Pemahaman; komunikasi mengalami keterbatasan pada
(2) Kesenangan, (3) Pengaruh pada sikap, rujukan teoritis atau ilmu komunikasi.
(4) Hubungan yang makin baik, dan (5) Manajemen komunikasi yang
Tindakan. Sedangkan Hardjana (2000) menggabungkan antara pendekatan
dalam Sukewijaya dkk., (2015) melihat manajemen dengan pengelolaan
efektivitas komunikasi dengan komunikasi memungkinkan kita untuk
membandingkan antara apa yang dimaksud mewujudkan keharmonisan dalam
atau yang seharusnya menurut sistem komunikasi yang kita lakukan. (1)
dengan apa yang senyatanya terjadi. Komunikasi. Karakteristik ilmu komunikasi
Kriteria efektivitas komunikasi dinilai antara lain bersifat irreversible, kompleks,
berdasarkan enam indikator, yaitu: (1) berdimensi sebab akibat, dan mengandung
Penerima atau pemakai (Receiver or user); potensi problem. Dilihat dari karakteristik
(2) Isi pesan (Content); (3) Ketepatan tersebut suatu proses komunikasi
waktu (Timing); (4) Media komunikasi sangatlah rumit, maka suatu tindakan
(media); (5) Format (Format); dan (6) komunikasi haruslah dikelola secara tepat.
Sumber pesan (Source). Disinilah subdisiplin manajemen
Lima aktivitas manajemen terpenting komunikasi dapat memberikan
untuk komunikasi perusahaan : (1) Intuisi kontribusinya; (2) Terkait dengan
respons audiens, memilih bahasa yang kebutuhan fungsionalisasi ilmu komunikasi
digunakan dalam organisasi; (2) di dalam upaya menciptakan/knowledge
Mengidentifikasi; dan (3) Membentuk worker di bidang komunikasi. Knowledge

157
Dedi Sahputra, Manajemen Komunikasi Suatu Pendekatan Komunikasi

worker adalah tenaga komunikasi yang Sedangkan empat langkah


memiliki wawasan teoritis tentang manajemen komunikasi secara operasional
komunikasi serta memiliki keterampilan mengacu pada pendekatan Cutlip, Center
dalam mengaplikasikan ilmu tersebut. dan Broom’s Planning and Management
Dalam studi manajemen komunikasi, suatu Method’s. Proses perumusan manajemen
model pembelajaran komunikasi yang komunikasi secara umum dapat dilakukan
mengarah pada pembekalan meaningful melalui pendekatan antara lain (Indarto,
knowledge dan meaningful skills dapat 2012).
dikonstruksi (Hasmawati, 2018).

Gambar 2 : Metode Perencanaan Dan Manajemen Cutlip, Center & Bloom’s


Sumber Gambar: Indarto (2012)

Membandingkan manajemen dalam Bagian Pertama: (1) Comprehensiveness:


proses komunikasi dengan konsep Kelengkapan dan kesatuan konsep
manajemen komunikasi yang secara komunikasi yang berlaku secara
komprehensif menggagas kesatuan keseluruhan dalam suatu organisasi yang
komunikasi dari level terendah organisasi disepakati dalam suatu grand desain; (2)
sampai ke kepada top manajemen. Konsep Pattern: Bentuk pola komunikasi sebagai
ini secara singkat dapat digambarkan turunan dari kesatuan konsep komunikasi
melibatkan tiga bagian yang saling yang berlaku dalam suatu organisasi; (3)
berhubungan satu sama lainnya, yang Problem Solving: Menyangkut persoalan
merupakan satu kesatuan dalam strutural dan non struktural komunikasi;
manajemen komunikasi sebagai berikut: (4) Good Will: Niat baik yang harus dimiliki

158
Jurnal Simbolika: Research and Learning in Communication Study, 6 (2) Oktober 2020: 152-162

pada saat memulai dan dimiliki olehseluruh eksternal, tetapi di antara sesama personel
personil organisasi yang terlibat. Bagian organisasi di berbagai levelnya.
kedua: (1) Coordination: Koordinasi Proses komunikasi akan efektif jika
internal secara intensif; (2) Evaluation: komunikator melakukan peranannya,
Evaluasi berkala. Bagian ketiga Ruck & sehingga terjadinya suatu proses
Welch (2012) dalam Bucăţa & Rizescu komunikasi yang baik dan sesuai dengan
(2017): (1) Achievement: Pencapaian, yang diharapkan. Gagasan-gagasan atau ide
peningkatkan self-leadership dan dibahas dalam suatu musyawarah antara
kegigihan setiap personel organisasi; (2) komunikator dengan komunikan, dan
Mastery: Penguasaan ketrampilan, terjadi pemahaman tentang informasi atau
kemampuan, bijaksana, rasa ingin tahu segala sesuatu hal menjadi pokok dari
para personil organisasi; (3) Well-Being : pembahasan untuk mengarah pada
Kesejahteraan, kesehatan, kesimbangann kesepakatan dan kesatuan dalam pendapat
hidup dan pekerjaan, berkasih sayang di (Maharani, 2018).
antara para personil organisasi. Berikut Dalam proses komunikasi yang
gambar bagian-bagian dalam manajemen berlangsung, ada strategi komunikasi yang
komunikasi: mesti diperhitungkan. Strategi ini meliputi
komunikasi internal maupun eksternal
dengan pendekatan persuasif, preventif,
maupun koersif. Jadi merumuskan strategi
komunikasi, berarti memperhitungkan
kondisi dan situasi baik ruang maupun
waktu yang dihadapi dan yang akan
mungkin dihadapi di masa depan guna
mencapai efektivitas. Dengan strategi
Gambar 3: Bagian-bagian Manajemen Komunikasi
Sumber Gambar: Indarto (2012) komunikasi ini, berarti dapat ditempuh
beberapa cara memakai komunikasi secara
Secara tersirat, terlihat bahwa
sadar untuk menciptakan perubahan pada
peranan komunikasi interpersonal menjadi
diri khalayak dengan mudah dan cepat
dominan dalam konsep ini. Kesamaan
(Indarto, 2012).
makna dalam proses komunikasi yang
Strategi komunikasi dapat juga
hendak dicapai tidak saja di antara
dikatakan sebagai paduan perencanaan
organisasi dan stakeholders secara
komunikasi (communication planning) dan

159
Dedi Sahputra, Manajemen Komunikasi Suatu Pendekatan Komunikasi

manajemen komunikasi (communication perencanaan meliputi bagaimana hal-hal


management) untuk mencapai suatu tujuan itu terjadi.
yang telah ditetapkan. Sudarman mengutip Audit komunikasi organisasi sendiri
Arifin Anwar (1984) menyatakan bahwa menurut Andre Hardjana dalam
elemen yang harus diperhatikan di dalam Firliandoko dkk., (2018) adalah sebuah
merumuskan strategi komunikasi adalah analisis yang komplet terhadap komunikasi
pengenalan khalayak, pesan, metode, dari sebuah organisasi internal dan/atau
media, dan komunikator. Sumber lain eksternal dirancang untuk take a picture
menyebutkan bahwa strategi adalah (memotret) kebutuhan komunikasi,
pendekatan secara keseluruhan yang kebijakan, maupun praktik-praktiknya
berkaitan dengan pelaksanaan gagasan, untuk meng-cover data yang
perencanaan dan eksekusi sebuah aktivitas memungkinkan top manajemen mendapat
dalam kurun waktu tertentu (Sudarman, informasi, membuat keputusan ekonomi
2018). tentang tujuan-tujuan komunikasi
Menurut Effendy dalam Mulyana dkk., organisasi di masa depan.
(2016), strategi komunikasi merupakan Audit komunikasi merupakan kajian
panduan perencanaan komunikasi mendalam dan menyeluruh tentang
(communication planning) dengan pelaksanaan sistem komunikasi
manajemen komunikasi (communication keorganisasian yang mempunyai tujuan
management) untuk mencapai tujuan yang untuk meningkatkan efektivitas organisasi.
telah ditetapkan. Strategi komunikasi ini Secara umum, audit komunikasi organisasi
harus mampu menunjukan bagaimana digunakan untuk memonitor dan
operasionalnya secara praktis harus mengevaluasi media, pesan-pesan, dan
dilakukan, dalam arti kata bahwa iklim komunikasi dalam organisasi.
pendekatan (approach) bisa berbeda-beda Sementara Ströh & Jaatinen (2002)
bergantung pada situasi dan kondisi. telah menawarkan pendekatan baru untuk
Sedangkan Arifin dalam Mulyana dkk., manajemen komunikasi untuk
(2016) mendefinisikan strategi komunikasi transformasi dan perubahan organisasi.
sebagai suatu perencanaan komunikasi Sementara Raupp & Hoffjann (2012)
yang meliputi strategi dan manajemen menyimpulkan bahwa konsep strategi
perencanaan strategi menyangkut tindakan pertama-tama telah didenistifikasi
apa yang dilakukan, sedangkan berdasarkan pengambilan keputusan teori.
Raupp & Hoffjann (2012) telah

160
Jurnal Simbolika: Research and Learning in Communication Study, 6 (2) Oktober 2020: 152-162

menentukan bahwa, pertama-tama, setiap element yang bekerja mengoptimalkan


keputusan yang terkait dengan komunikasi sumber daya manusia dan teknologi
melampaui segala situasi yang ada dalam melalui strategi komunikasi untuk
pengertian bahwa hal itu meningkatkan efektivitas komunikasi. Dari
mempertimbangkan rasionalitas proses komunikasi yang berlangsung akan
manajemen komunikasi dan korporasi. tercipta dialog yang berjalan dua arah dan
Dengan cara ini, setiap keputusan sekaligus kesan positif terhadap organisasi.
memiliki karakter strategis. Namun, ketika Manajemen komunikasi menjadi core
strategi dapat diamati di setiap tingkat element dalam strategi manajemen yang
organisasi, ini membutuhkan diferensiasi merupakan booster factor (faktor
yang lebih besar misalnya antara strategi pendorong) bagi kinerja organisasi dalam
perusahaan yang dicadangkan untuk rangka mencapai tujuannya. Desain
manajemen, strategi yang ditetapkan oleh manajemen komunikasi bersifat
top manajemen komunikasi, dan strategi komprehensif, meliputi seluruh aspek di
implementasi yang juga ditentukan oleh internal organisasi dan bersifat kompleks
karyawan. Keputusan yang berhubungan dari sistem manajemen. Komunikasi alam
dengan komunikasi dan akibatnya strategi hal ini adalah optimalisasi peran untuk
yang berhubungan dengan komunikasi memfasilitasi hubungan antara personel
memiliki ruang lingkup yang berbeda. organisasi di semua levelnya, untuk
Mulai dari strategi implementasi terkait membangun lingkungan yang mendukung
langkah individu hingga strategi kebijakan bagi pengembangan internal organisasi.
perusahaan di masa depan, yang hanya Kesadaran dan visi top manajemen sangat
dapat direkomendasikan oleh manajemen penting dalam rangka memahami bahwa
komunikasi. ketekunan dalam mempelajari cara
berkomunikasi harus menjadi prioritas
SIMPULAN utama bagi mereka. Ketika kemampuan
Strategi manajemen adalah suatu hal berkomunikasi menjadi budaya organisasi
yang akan selalu ada dalam organisasi dan menjadi keterampilan yang secara
modern. Manajemen komunikasi menjadi terus menerus disempurnakan, maka
faktor yang sangat penting sebagai alat tujuan organisasi akan lebih terbuka untuk
manajemen untuk mencapai tujuannya. dicapai.
Untuk mencapai tujuan organisasi
manajemen komunikasi adalah core

161
Dedi Sahputra, Manajemen Komunikasi Suatu Pendekatan Komunikasi

DAFTAR PUSTAKA Komunikasi, 1(1), 95–112.


https://doi.org/10.24198/jmk.v1i1.10063
Bucăţa, G., & Rizescu, A. M. (2017). The Role of Raupp, J., & Hoffjann, O. (2012). Understanding strategy
Communication in Enhancing Work in communication management. Journal of
Effectiveness of an Organization. Land Forces Communication Management, 16(2), 146–161.
Academy Review, 22(1), 49–57. https://doi.org/10.1108/13632541211217579
https://doi.org/10.1515/raft-2017-0008 Sahputra, D. (2018). Analisis Komunikasi Organisasi
Firliandoko, R., Luthfie, M., & Kusumadinata, A. A. Partai Politik Islam. 37–38.
(2018). Strategi Manajemen Komunikasi Pada Ströh, U., & Jaatinen, M. (2002). New approaches to
Bogor Ngariung. Jurnal Komunikatio, 4(1), 13– communication management for transformation
26. https://doi.org/10.30997/jk.v4i1.1209 and change in organisations. Journal of
Hasmawati, F. (2018). Manajemen Dalam Komunikasi. Communication Management, 6(2), 148–165.
Al-Idarah, 5(6), 76–86. https://doi.org/10.1108/13632540210807008
Indarto, M. J. (2012). Manajemen Komunikasi Sudarman, A. (2018). Strategi Komunikasi Untuk
Pemerintah Dalam Kebijakan Transparansi Meningkatkan Kesadaran Masyarakat Dalam
Informasi (Studi Evaluasi Komunikasi Membayar Zakat Maal. Communicatus: Jurnal
Keterbukaan Informasi Publik pada Ilmu Komunikasi, 2(1), 39–60.
Kementerian Komunikasi dan Informatika). https://doi.org/10.15575/cjik.v2i1.5056
Universitas Indonesia. Sukewijaya, I., Parining, N., & Suardi, I. (2015). Model
Maharani, D. (2018). Manajemen Komunikasi pada Manajemen Sumberdaya Komunikasi untuk
Petugas Kebersihan Kota Palembang. Mediator: Penyuluhan Pertanian dalam Pelaksanaan
Jurnal Komunikasi, 11(1), 119–128. Sistem Pertanian Terintegrasi di Provinsi Bali.
https://doi.org/10.29313/mediator.v11i1.3267 Jurnal Manajemen Agribisnis, 3(1), 26295.
Markaki, E. N., Sakas, D. P., & Chadjipantelis, T. (2013). Utomo, N. S. (2015). Manajemen Komunikasi Eksternal
Communication Management in Business. The ( Manajemen Komunikasi Pt . Semen Indonesia (
Latent Power for Career Development. Procedia Persero ) Tbk Dalam Proses Pembangunan
- Social and Behavioral Sciences, 73, 319–326. Pabrik Semen Di Desa Tegaldowo Kecamatan
https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2013.02.058 Gunem Kabupaten Rembang ). Manajemen
Mihai, R.-L. (2017). Corporate Communication Komunikasi Eksternal 63, 7(2), 63–67.
Management. A Management Approach. Yusuf, B., & Ridwan, H. (2018). Manajemen Komunikasi
Valahian Journal of Economic Studies, 8(2), 103– Dalam Pengelolaan Informasi Pembangunan
110. https://doi.org/10.1515/vjes-2017-0023 Daerah (Pada Biro Humas Dan PDE Sekretariat
Mulyana, S., Octavianti, M., & Bajari, A. (2016). Sosialisasi Daerah Propinsi Sulawesi Tenggara). Jurnal
Kebijakan Penghapusan Human Trafficking Di Komunikasi Hasil Pemikiran Dan Penelitian,
Kabupaten Indramayu. Jurnal Manajemen 4(1), 50–64.

162
Jurnal Komunikatio Volume 4 Nomor 1, April 2018 |13

STRATEGI MANAJEMEN KOMUNIKASI PADA BOGOR NGARIUNG

COMMUNICATION MANAGEMENT STRATEGY ON BOGOR NGARIUNG

Robby Firliandoko1a, Muhammad Luthfie2, AA Kusumadinata3a

123Program studi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik,
Universitas Djuanda Bogor Jl. Tol Ciawi No 1 Kotak Pos 35 Bogor 16740

13a“Korespondensi: 1aRobby Firliandoko , Email: robby.firliandoko@gmail.com


3aAA Kusumadinata, Email: alialamsyahkusumadinata@gmail.com

(Diterima: 10-02-2018; Ditelaah: 12-02-2018 ; Disetujui: 14-02-2018 )

ABSTRACT

Since was born and do their life human being always need help other people in order almost all of the
human being join or make a group, community and also organization for easyly their work and take
what their want. In Bogot City, presence of community have been a phenomenon, community not only
fo what their hobbie but also be changemakers and contribute to environment with their ways and
their called community of change. And the interest thing is Bogor City have the only one organization
is accommodate community and organization changemakers are not owned by another city called
Bogor Ngariung. Goals of the research was wanted to analize audit organization communication on
Bogor Ngariung with the focus of study (1) to analize organization communication Bogor Ngariung,
(2) to satisfaction analize of members on Bogor Ngariung, and what be drivess factor of members to
get satisfaction, (3) to formulate management strategy of Bogor Ngariung to give satisfaction to
members. This research done by qualitative method. The result showed (1) networking was a good
thing for the organization, so the relationship between members was also good was a good
organizational communication activities and needs to be strengthened by the activities of direct
meetings or Ngariung Communities and the selection of appropriate communication media, (2) the
satisfaction of members of Bogor Ngariung towards the communication organization in Bogor
Ngariung environment was encouraged by the easy networking with other members by using
communication media and integration of activities, (3) management strategy Bogor Ngariung to
provide satisfaction to members was realized through networking and integration of members by
optimizing the use of communication media.

Keywords: Audit Organization Communication, Bogor Ngariung, Communication Satisfaction

ABSTRAK

Sejak lahir dan dalam menjalankan kehidupan manusia selalu membutuhkan bantuan orang lain
sehingga hampir semua bergabung atau membentuk kelompok, komunitas, atau juga organisasi demi
memudahkan pekerjaan dan juga menggapai apa yang ingin digapai. Di Kota Bogor sendiri, geliat hadir
dan menjamurnya komunitas sudah menjadi fenomena, komunitas tidak hanya melakukan kegiatan
dari mulai yang mereka senangi namun juga melakukan perubahan dan kontribusi kepada lingkungan
melalui jalurnya masing-masing yang bisa juga disebut komunitas dan organisasi pegiat perubahan.
Dan menariknya, Kota Bogor memiliki satu-satunya organsiasi yang mewadahi komunitas dan
organisasi pegiat perubahan yang tidak banyak dimiliki oleh kota lain dengan nama Bogor Ngariung.
Tujuan penelitian ini menganalisis audit komunikasi organisasi yang ada di lingkungan organisasi
Bogor Ngariung dengan fokus studi pada (1) analisis komunikasi organisasi di Bogor Ngariung, (2)
menganalisis kepuasan anggota terhadap Bogor Ngariung, serta faktor yang menjadi pendorong
anggota untuk mendapatkan rasa puas, (3) merumuskan strategi manajemen Bogor Ngariung untuk
memberikan kepuasan kepada anggota. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Adapun hasil
penelitian yang dihasilkan adalah (1) Jejaring merupakan hal yang berdampak baik bagi organisasi,
14 | R Firliandoko et al. Bogor Ngariung

sehingga hubungan antar anggota juga baik merupakan kegiatan komunikasi organisasi yang baik dan
perlu diperkuat dengan kegiatan pertemuan langsung atau Ngariung Komunitas dan pemilihan media
komunikasi yang sesuai, (2) Rasa puas anggota Bogor Ngariung terhadap komunikasi organsisasi di
lingkungan Bogor Ngariung didorong oleh mudahnya berjejaring dengan anggota lain dengan
menggunakan media komunikasi dan integrasi kegiatan. (3) Strategi manajemen Bogor Ngariung
untuk memberikan kepuasan kepada anggota diwujudkan melalui .jejaring dan integrasi sesama
anggota dengan mengoptimalkan penggunaan media komunikasi.

Kata Kunci : Audit Komunikasi Organisasi, Bogor Ngariung, Kepuasan Komunikasi

R Firliandoko, M Luthfie, AA Kusumadinata. 2018. Strategi Manajemen Komunikasi pada Bogor


Ngariung. Jurnal Komunikatio 4(1): 13-26.
Jurnal Komunikatio Volume 4 Nomor 1, April 2018 |15

PENDAHULUAN

Manusia selalu melakukan aktivitas individu dan juga di dalam masyarakat.


sosial melalui interaksi sosial. Soekanto Komunikasi digunakan oleh individu untuk
(2015) menjelaskan bahwa bentuk umum mengirim dan menerima pesan melalui
proses sosial adalah interaksi sosial (yang mediumnya masing-masing.
juga dapat dinamakan proses sosial)
Seiring berkembangnya kebutuhan dan
karena interaksi sosial merupakan syarat
keinginan individu pula, perkembangan
terjadinya aktivitas-aktivitas sosial.
teknologi komunikasi selalu diupakan
Interaksi sosial merupakan hubungan-
memiliki perubahan dan inovasi demi
hubungan sosial yang dinamis yang
mendukung dan memudahkan individu
menyangkut hubungan antar orang-orang
dalam melakukan komunikasi sehingga
perorangan, antar kelompok-kelompk
interaksi sosial menjadi semakin mudah
manusia, maupun antara orang perorangan
dilakukan. Perkembangan teknologi
dengan kelompok manusia.
komunikasi juga tidak hanya menciptakan
Sebagai makhluk sosial, interaksi komunikasi yang hanya dalam lingkungan
sesama manusia dan sesama kelompok kecil, di era teknologi yang semakin maju
menjadi hal yang utama. Bagaikan ini, individu memungkinkan melakukan
kebutuhan batin, interaksi menjadi sebuah komunikasi dengan individu lainnya yang
hal yang pasti dilakukan oleh setiap berasal dari negara yang berbeda. Devito
individu. Interaksi dilakukan dengan (Ruliana 2016) mengemukakan bahwa
berbagai macam cara dan tidak hanya komunikasi mengacu pada tindakan satu
melalui tutur bicara. Bahkan, individu yang orang atau lebih yang mengirim dan
memiliki kekurangan dalam berbicara atau menerima pesan, terjadi dalam suatu
tuna wicara juga menggunakan bahasa konteks tertentu, mempunyai pengaruh
isyarat untuk mengirim dan menerima tertentu, dan ada kesempatan untuk
pesan dalam melakukan interaksi sosial. melakukan umpan balik (feedback) yang
Interaksi sosial digunakan tidak hanya dipengaruhi oleh lingkungan (konteks) di
untuk mengirim dan menerima pesan, mana komunikasi itu terjadi. Komunikasi
melainkan juga untuk memahami, interaksional mendeskripsikan apa yang
menelaah dan mempelajari masalah- dinamakan komunikasi yang bersifat
masalah yang terjadi di masyarakat. interaksional yang mengandung elemen-
Soekanto (2015) menjelaskan mengenai elemen yang ada dalam setiap tindak
syarat-syarat terjadinya interaksi sosial, komunikasi, terlepas apakah itu bersifat
suatu interaksi sosial tidak akan mungkin intrapribadi, antarpribadi, pidato terbuka,
terjadi apabila tidak memenuhi dua syarat, komunikasi massa atau kelompok.
yaitu adanya kontak sosial dan adanya
Barnard (Kertonegoro 1994) mencoba
komunikasi.
mempertegas hubungan individu dengan
Komunikasi menjadi hal utama dalam kelompok, menurutnya, manusia
melaksanakan interaksi sosial. Seperti hal berkelompok dalam organisasi untuk
yang sudah dijelaskan oleh Soekanto mencapai sesuatu yang tidak bisa mereka
(2015) interaksi sosial yang berada di capai secara individual. Namun, sambil
tengah masyarakat tidak akan menjadi mengejar tujuan organisasi, mereka juga
sebuah interaksi sosial bila tidak adanya harus memenuhi kebutuhan individualnya.
komunikasi antara individu maupun antara Barnard sampai pada pokok thesisnya
individu dengan kelompok maupun bahwa perusahaan akan tetap hidup dan
kelompok dengan kelompok. Komunikasi berjalan efisien jika tujuan organisasi
memiliki peranan penting dalam setiap
16| R Firliandoko et al. Bogor Ngariung

maupun kebutuhan anggotanya dijaga pegiat perubahan di Bogor juga menjadi


keseimbangannya. salah satu sorotan yang menarik bagi
peneliti. Sejak 8 Maret 2014 wadah yang
kini individu juga memiliki kebebasan
bernama Bogor Ngariung hadir sebagai
untuk bergabung dengan berbagai jenis
wadah komunitas dan organisasi pegiat
organisasi. Selain organisasi, komunitas
perubahan yang ada di Bogor untuk saling
juga menjadi sekumpulan individu yang berkoordinasi dan menciptakan
dipilih oleh individu untuk memenuhi sinergisitas agar dampak perubahan yang
keinginannya dan juga menggapai tujuan
dilakukan semakin besar. Bergerak,
yang diharapkan. Crow dan Alan (Dudung
bersama dan saling menginspirasi adalah
2015) menjelaskan bahwa komunitas ruh yang coba diciptakan bersama oleh
dapat terbagi menjadi tiga, yaitu: Bogor Ngariung. Komunitas dan organisasi
.Berdasarkan Lokasi atau Tempat,
pegiat perubahan di Bogor percaya bahwa
Berdasarkan Minat atau Hobi, dan
dengan bergerak bersama perubahan akan
Berdasarkan Komunitas.
semakin besar dan berdampak untuk
Dari ketiga penjelasan mengenai masyarakat, dengan begitu akan semakin
pembagian komunitas menurut Crow dan mudah menggapai mimpi bersama yaitu
Allan (Dudung, 2015), komunitas dan menciptakan Bogor yang lebih baik melalui
organisasi yang tergabung di Bogor aksi komunitas dan organisasi pegiat
Ngariung termasuk ke dalam jenis perubahan. Hal ini merupakan bentuk
komunitas yang terbentuk berdasarkan ide koalisi dari kerja sama yang dihasilkan dari
atau komunitas komuni. Komunitas dan proses asosiatif. Dimana dua organisasi
organisasi yang tergabung di Bogor atau lebih yang mempunyai tujuan-tujuan
Ngariung membangun komunitas atas yang sama kemudian melakukan kerja
dasar permasalahan yang ada kemudian sama satu dengan lainnya untuk mecapai
menciptakan ide dan aksi untuk tujuan tersebut (Bungin 2013).
memecahkan permasalahan yang ada di
Penelitian terhadap komunikasi
sekitarnya dan di Kota Bogor.
organisasi di lingkungan Bogor Ngariung
Kota Bogor sendiri, geliat organisasi dan perlu dilakukan mengingat tidak banyak
komunitas telah menjadi fenomena, hal itu kota yang memiliki wadah untuk
dapat dilihat dari pemberitaan yang komunitas lokalnya. Peneliti sudah
diberitakan pada laman resmi Pemerintah mencoba mengadakan pengamatan dan
Kota Bogor dengan judul Bima Arya Buka berdiskusi dengan pegiat komunitas
Puasa Bersama dengan Puluhan Komunitas nasional dan hasilnya hanya ada beberapa
(Lani dan Hari, 2017) WALIKOTA Bogor kota yang memiliki wadah untuk
menjelaskan bahwa pada bulan Ramadhan komunitas pegiat perubahan di kota
ini di Balaikota hanya empat kali buka masing-masing, diantaranya: Yogyakarta
bersama yang khusus menjadi ajang dengan Forum Jogja Peduli, Malang dengan
pertemuan yaitu dengan Muspida Ngalam Community, Bandung dengan
(Musyawarah Pimpinan Daerah), pimpinan Bandung Creative City Forum dan Bogor
Partai, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dengan Bogor Ngariung. Selain itu, Bogor
(DPRD) Kota Bogor, Majelis Ulama Ngariung kini juga sudah mewadahi 99
Indonesia (MUI) Kota Bogor atau alim anggota. Banyaknya komunitas dan
Ulama, pelaku UMKM dan terakhir dengan organisasi yang tergabung, akan berusia
komunitas sebagai mitra Pemkot Bogor. empat tahun, menjadi salah satu wadah
komunitas lokal di Indonesia menjadi
Selain hadir banyaknya organisasi dan beberapa pertimbangan penelitian ini
komunitas pegiat perubahan di Bogor, dilakukan untuk mengaudit komunikasi
adanya wadah komunitas dan organisasi organisasi di lingkungan Bogor Ngariung
yang mewadahi organisasi dan komunitas agar Bogor Ngariung bisa terus
Jurnal Komunikatio Volume 4 Nomor 1, April 2018 |17

berkembang sesuai tujuan audit atau berhasil mencapai tujuan dan sasaran
komunikasi. organisasi adalah dengan melakukan audit
komunikasi.
Audit komunikasi organisasi sendiri
menurut Andre Hardjana (Kriyantono Oleh karena itu, pentingnya sebuah
2012) adalah sebuah analisis yang komplet audit komunikasi dalam sebuah organisasi.
terhadap komunikasi dari sebuah Adapun tujuan penelitian ini adalah : (1)
organisasi internal dan/atau eksternal Menganalisis komunikasi organisasi di
dirancang untuk take a picture (memotret) Bogor Ngariung. (2) Menganalisis kepuasan
kebutuhan komunikasi, kebijakan, maupun anggota terhadap Bogor Ngariung, serta
praktik-praktiknya untuk mengcover data faktor yang menjadi pendorong anggota
yang memungkinkan top manajemen untuk mendapatkan rasa puas. (3)
mendapat informasi, membuat keputusan Merumuskan strategi manajemen Bogor
ekonomi tentang tujuan-tujuan komunikasi Ngariung untuk memberikan kepuasan
organisasi di masa depan. Audit kepada anggota di dalam organisasi Bogor
komunikasi merupakan kajian mendalam Ngariung.
dan menyeluruh tentang pelaksanaan
Kerangka Teori
sistem komunikasi keorganisasian yang
mempunyai tujuan untuk meningkatkan Komunikasi dan organisasi merupakan
efektivitas organisasi. Secara umum, audit sesuatu yang erat. Goldhaber (Ruliana
komunikasi organisasi digunakan untuk 2016) menjelaskan bahwa komunikasi
memonitor dan mengevaluasi media, organisasi adalah proses menciptakan dan
pesan-pesan, dan iklim komunikasi dalam saling bertukar pesan dalam satu jaringan
organisasi. hubungan yang saling tergantung satu
sama lain untuk mengatasi lingkungan
Penelitian ini menjadi semakin penting
yang tidak pasti atau berubah-ubah.
dimana peran komunitas dan organisasi
pegiat perubahan beserta Bogor Ngariung Liliweri (Ruliana 2016) mengemukakan
sebagai organisasi yang mewadahi bahwa ada empat tujuan komunikasi
diapresiasi langsung oleh Sekertaris organisasi, yakni (1) menyatakan pikiran,
Daerah Kota Bogor, Ade Syarif Hidayat pandangan dan pendapat, (2) membagi
yang terdapat pada pemberitaan media informasi, (3) menyatakan perasaan dan
massa (Desya dan Wira 2017) dengan emosi, (4) melakukan koordinasi.
judul Saatnya Komunitas Bogor Menjadi
Pegiat Perubahan. Organisasi yang baik adalah organisasi
yang baik dalam aktivitas komunikasinya,
Beberapa penelitian serupa Ramadani dan untuk mengetahui bagaimana
(2015) menemukan bahwa sistem komunikasi sudah terjadi, sebuah
komunikasi organisasi WALHI Yogyakarta organisasi memerlukan audit komunikasi.
setelah di audit mampu berjalan dengan Mohammed dan Bungin (2015)
baik, dengan pendekatan komunikasi menjelaskan mengapa audit komunikasi
vertikal dan horizontal. Temuan lain adalah sangat penting dilakukan. Komunikasi
penggunaan media tertulis dan media adalah unsur utama yang menjadi
elektronik merupakan penunjang penggerak proses pengelolaan sebuah
kelancaran komunikasi dan audit organisasi. Beberapa penelitian
komunikasi. Beberapa penelitian lain Sari menunjukan bahwa dalam manajemen di
(2009) melihat komunikasi yang efektif sebuah organsiasi kebanyakan waktu yang
sangat menentukan kelangsungan hidup digunakan adalah untuk berkomunikasi.
dan kesehatan suatu organisasi. Untuk Ulasan beberapa sarjana menunjukan 80%
dapat mengetahui apakah kegiatan waktu yang digunakan oleh para manajer
komunikasi yang sudah dijalankan efektif adalah untuk berkomunikasi dengan orang
18| R Firliandoko et al. Bogor Ngariung

lain, termasuk komunikasi dengan hubungan-hubungan dalam organisasi.


bawahan, rekan kerja, atasan, pelanggan, Kepuasan komunikasi mencakup kualitas
dan pemasok. Aktivitas berkomunikasi ini media, kecukupan informasi, informasi
dilakukan untuk tujuan menggerakkan ke yang berkaitan dengan pekerjaan
arah pencapaian tujuan organisasi atau kemampuan untuk menyarankan
tujuan pribadi. perbaikan, efisiensi berbagai saluran
komunikasi ke bawah, cara sejawat
Pace dan Faules (Kriyantono 2012) berkomunikasi, informasi tentang
menjelaskan bahwa kepuasan komunikasi
organisasi secara keseluruhan dan
berarti anggota organisasi merasa nyaman integrasi organisasi
dengan pesan-pesan, media, dan

.
METODE PENELITIAN

Metode pengkajian yang digunakan dalam informan agar mendapatkan data lengkap
penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. dan mendalam (Kriyantono 2012).
bertujuan untuk menjelaskan fenomena Wawancara penelitian ini dilakukan
dengan sedalam-dalamnya. Riset ini tidak kepada 7 perwakilan anggota dari 7 bidang
mengutamakan besarnya populasi atau yang sesuai dengan kriteria penelitian,
sampling bahkan populasi atau adapun informan tersebut adalah: Bogor
samplingnya sangat terbatas dengan lebih Clean Action dari bidang lingkungan,
ditekankan adalah persoalan kedalaman Berkawan Indonesia dari bidang literasi,
(kualitas) data bukan banyaknya Paguyuban MOKA Kota Bogor bidang
(kuantitas) data. Periset adalah bagian sejarah, seni dan budaya, Rumah Merah
integral dari data, artinya periset ikut aktif Putih dari bidang pendidikan, Rainheart
dalam menentukan jenis data yang dari bidang sosial, Kertas Quilling dari
diinginkan. Dengan demikian, periset bidang seni, dan PERHUMAS Muda Bogor
menjadi instrumen riset yang harus terjun dari bidang media dan komunikasi.
langsung di lapangan (Kriyantono 2012). Analisis data dalam pendekatan
Tipe penelitian ini menggunakan tipe kualitatif didahului oleh upaya
deskripsi kualitatif, dimana peneliti mengungkapakan trustworthiness dari
mendeskripsikan atau mengkonstruksi para subjek penelitian. Yaitu menguji
wawancara-wawancara mendalam kebenaran dan kejujuran subjek penelitian
terhadap subjek penelitian. Di sini peneliti dalam mengungkap realitas.
bertindak selaku fasilitator dan realitas Trustworthiness ini diuji melalui pengujian:
dikonstruksi oleh subjek penelitian. kredibilitas subjek, dengan menguji
Selanjutnya peneliti bertindak sebagai jawaban-jawaban pertanyaan berkaitan
aktivis yang ikut memberi makna secara dengan pengalaman dan pengetahuan
kritis pada realitas yang dikonstruksikan mereka yang khas. Berikutnya adalah
subjek peneliti. Data dikumpulkan melalui menguji authenticity, yaitu peneliti
wawancara mendalam. Wawancara memberi kesempatan dan memfasilitasi
mendalam adalah suatu cara pengungkapan konstruksi personal yang
mengumpulkan data atau informasi dengan lebih detail (Kriyantono 2012).
cara langsung bertatap muka dengan
Jurnal Komunikatio Volume 4 Nomor 1, April 2018 |19

HASIL DAN PEMBAHASAN

Komunikasi Organisasi di Bogor


Ngariung Ngariung Komunitas

Media Komunikasi Selain berkoordinasi menggunakan media


bertukar pesan LINE, Bogor Ngariung juga
Media komunikasi merupakan alat yang memiliki kegiatan kumpul rutin yang
paling utama dalam melalukan aktivitas bernama Ngariung. Dari hasil penelitian di
komunikasi organisasi. Sejak awal lapangan bersama informan, peneliti
dibentuk, Bogor Ngariung memanfaatkan mendapatkan fakta bahwa Ngariung
aplikasi bertukar pesan LINE untuk merupakan kegiatan yang ditunggu, karena
menghubungkan antar anggota dan untuk dalam kegiatan tersebut seluruh anggota
berkomunikasi dalam bentuk grup atau dapat bertemu dengan anggota yang lain,
biasa disebut grup LINE. sehingga bisa saling mengenal dan bisa
Namun, setelah hampir lebih dari tiga menjalin kolaborasi untuk kegiatan
tahun, saat ini anggota Bogor Ngariung bersama. Pertemuan anggota secara rutin
banyak yang aktif menggunakan Whatsapp perlu dilakukan untuk dapat memupuk
dibanding LINE. Perpindahan whatsapp rasa persaudaraan dan solidaritas sesama
sebagai grup koordinasi dinilai akan anggota, Setyawan (2016) menemukan
melancarkan alur komunikasi di dalam bahwa solidaritas internal komunitas
grup Bogor Ngariung, hal itu diperkuat oleh Honda Classic Magelang “Cub Series”
Masitoh (2015) yang menemukan bahwa adalah dengan kegiatan peduli lingkungan,
sebagai media komunikasi whatsapp outbond, dan kopi darat di rumah
memiliki empat peran, diantaranya adalah: pengurus.
fungsi informatif, fungsi regulatif, fungsi Ngariung atau pertemuan secara
integratif dan fungsi persuasif. langsung diharapkan dapat menjadi ajang
Mengenai informasi di dalam grup, belajar untuk upgrade ilmu untuk
informan merasa bahwa informasi yang komunitas dengan menghadirkan
ada di dalam grup hampir semua pembicara-pembicara yang baik dan tidak
merasakan sesuai dengan kebutuhan hanya kumpul saja, hal ini didukung oleh
anggota, selain untuk berjejaring, grup juga hasil penelitian Anna (2009) yang
sering menyampaikan informasi tentang menjelaskan pentingnya peranan
kegiatan. Selain itu, informan juga berharap knowledge bagi keberlangsungan
bahwa grup koordinasi dapat digunakan organisasi di era globalisasi ekonomi,
untuk membahas masalah dan solusi dari tidaklah aneh jika saat ini organisasi lebih
anggota. Hal itu dapat dilakukan karena memperkuat organizational knowledge
menurut Adhi (2014) grup WA mereka dengan mengimplementasikan
memungkinkan para penggunanya untuk knowledge management dan
menyampaikan pengumuman tertentu, membudayakan knowledge sharing dalam
berbagi ide dan sumber pembelajaran, organisasi.
serta mendukung terjadinya diskusi secara
online. Hal ini didukung oleh hasil Hubungan Anggota
penelitian Sukrillah et al. (2017) grup WAG
mampu meningkatkan efisiensi dalam Hubungan baik ini merupakan hasil yang
berkomunikasi dengan melibatkan setiap baik karena selain tanpa konflik, anggota
admin dan anggota senantiasa menyimak juga ada beberapa yang membangun
informasi yang diberikan serta melakukan hubungan yang lebih baik seperti menjadi
diskusi terbuka dalam meningkatkan teman yang baik yang saling mendukung.
persepsi yang sama terhadap anggota. Hubungan baik sesama anggota merupakan
20| R Firliandoko et al. Bogor Ngariung

salah satu kunci kesuksesan sebuah berkomunikasi dengan yang lain, baik
organisasi, hal ini juga dituturkan oleh internal, baik pihak ketiga seperti media,
penelitian Setyono (2013) yang perusahaan dan pemerintah. Hasil temuan
menemukan bahwa kualitas komunikasi yang menjelaskan manajer bertindak
interpersonal yang semakin baik, maka sebagai pihak yang paling berperan dan
komitmen organisasi anggota juga semakin vital ini semakin diperkuat dengan hasil
baik, begitu pula sebaliknya. penelitian Nurudin (2012) yang
Dukungan dan motivasi dari anggota mengutarakan bahwa manajer merupakan
yang lainnya sangat dibutuhkan oleh pemain utama, dengan bekal yang ada
anggota untuk bisaa terus bersemangat di tersebut manajer dapat berapresiasi
dalam menjalan program kerjanya, oleh dengan lebih baik dalam menghadapi
karena itu sesama anggota perlu segala permasalan yang cenderung
disadarkan untuk bisa saling mengenal menghambat bahkan dengan
bahkan mendukung, dan lebih dari hanya kemampuannya pula ia dapat mengubah
mengenal. Paling tidak dengan anggota- tantangan menjadi peluang. Namun, bagi
anggota dari bidang yang sama. Dukungan informan, akhir-akhir ini peran manajer
dan motivasi dalam organisasi ini penting termasuk kurang baik, tidak semua
melihat hasil penelitian Febriananda et al. manajer terlihat berperan, dan hanya
(2009) yang menjelaskan bahwa pengaruh hanya ada beberapa saja.
atau sikap anggota yang yang mendukung Peran manajer dalam mendengarkan ide
dalam setiap kegiatan organisasi akan dan keluh kesah juga dirasa belum merata
menghasilkan output yang maksimal baik ke semua anggota, hal itu terbukti dengan
dari segi kuantitas maupun kualitas dan adanya pendapat informan yang sudah
dirasakan langsung manfaatnya untuk pernah didengar dengan diajak diskusi, dan
anggota, maka hal ini dapat meningkatkan ada juga yang belum. Meski belum pernah
peran organisasi. Hubungan dan mendengarkan semua ide dan keluh kesah
komunikasi sesama anggota yang saling seluruh informan secara menyeluruh,
mendukung menjadi semakin kuat dengan namun hubungan anggota dan manajer
hasil penelitian Ahadi (2012) yang terbilang baik, tanpa konflik dan juga
menjelaskan bahwa iklim komunikasi berjalan lancar-lancar saja. Peran manajer
suportif yang tinggi akan diikuti komitmen dalam mendengarkan ide, keluh kesah dan
afektif bagi anggota. Pradipto et al. (2017) bersama-sama menciptakan solusi dirasa
mengungkapkan bahwa komunikasi perlu, hal itu dapat dilihat dari hasil
persuasif adalah kunci dalam membina penelitian Nasikhah dan Nanik (2015) yang
hubungan antar anggota komunitas dengan menjelaskan peran koordinator antara lain
mengaktifkan komunikasi kelompok dan melalui keteladanan, wejangan (talk) dan
organisasi yang terus menerus akan mengadakan program-program yang
mampu menyelaraskan keinginan secara tidak langsung dapat
kelompok dalam mewujudkan visi Bogor mengendalikan perilaku anggota. Untuk itu
Ngariung. diharapkan Koordinator Bogor Ngariung
dapat berperan lebih dari yang ada.
Kepuasan Anggota Terhadap Bogor Rasa puas para anggota komunitas
Ngariung terhadap manajer Bogor Ngariung
diharapkan dapat lebih kooperatif dengan
Peran Manajer blusukan ke komunitas sehingga tahu
masalah yang sedang dihadapi anggota,
Bagi informan manajer dalam mengelola dapat membantu menyelesaikan masalah.
Bogor Ngariung adalah pihak yang paling Selain itu manajer juga diharapkan dapat
berperan dan vital dalam kelangsungan menularkan semangat kerja sama dan
pengelolaan Bogor Ngariung dan perubahan kepada sesama anggota, dapat
Jurnal Komunikatio Volume 4 Nomor 1, April 2018 |21

memanfaatkan sosial medianya untuk informasi yang berhubungan dengan


membantu menyebarkan informasi bidang akademik, dan keahlian karyawan
komunitas dan perlu regenerasi. Pendapat serta membuat batasan-batasan tentang
informan yang dinilai kurang baik ini dapat apa saja yang boleh dan tidak boleh
menjadi evaluasi bagi manajer atau dilakukan di perusahaan tersebut.
koordinator Bogor Ngariung agar dapat
lebih baik, Taufik (2013) untuk Kecukupan Informasi
keberhasilan pencapaian kinerja instansi,
dilakukan monitoring dan evaluasi yang Prabawanti (2008) menjelaskan
bertujuan untuk perbaikan pencapaian komunikasi yang paling sering dianggap
standar pelayanan minimum (SPM), dan penting oleh banyak orang dalam rangka
bahan masukan bagi pengembangan pencapaian tujuan organisasi adalah
kapasitas. Selain itu sebagai bahan komunikasi dengan bentuk penyebaran
pertimbangan dalam pembinaan dan informasi. Artinya, tujuan komunikasi
pengawasan hal itu dirasa perlu karena adalah penyebaran informasi mengenai
manajer memiliki peran dalam dalam perubahan sehingga perubahan dapat
memuaskan anggotanya, hal itu seperti diterima oleh anggota organisasi.
hasil temuan dari Jayatri dan Samian Persebaran informasi yang ada di grup
(2010) yang menjelaskan bahwa hubungan terbilang baik meski masih ada beberapa
antara peranan manajer dengan kepuasan yang terkadang ketinggalan informasi, hal
kerja karyawan adalah hubungan yang itu terjadi karena perwakilan anggota di
positif dan linier dan berkorelasi sangat dalam grup ada yang kurang aktif
kuat, yang memiliki arti bahwa semakin berkomunikasi menggunakan LINE, dan
baik peran yang dimainkan oleh manajer ada juga perwakilan yang terkadang
maka akan semakin tinggi pula kepuasan kurang aktif untuk menyebarkan informasi
kerja karyawan. Darlis dan Cahayani ke komunitasnya. Aktifnya perwakilan di
(2013) memperkuat pentingnya peran dalam grup koordinasi dirasa sangat
manajerial dengan kejelasan peran penting karena menurut hasil penelitian
terhadap kinerja manajerial. Poetra (2016) menjelaskan bahwa grup
Adapun peran manajer yang sudah aplikasi LINE anggota digunakan sebagai
dirasakan oleh informan adalah (1) aktivitas pengganti pertemuan langgsung,
mengelola Bogor Ngariung. (2) sarana penanganan hal-hal mendesak dan
menyambungkan komunikasi sesama usaha menjaga keefektifan anggota. Selaras
anggota. (3) meyambungkan komunikasi denga Pradipto et al. (2017) menjelaskan
dan kerja sama antara anggota dengan bahwa komunikasi persuasif antar anggota
instansi, media, dan pemerintah. mampu meningkatkan semangat anggota
Komunikasi menjadi hal sangat serta loyalitas anggota dalam berbagai
dirasakan oleh informan. Hal itu senada kegiatan. Hal ini tampak dari struktur
dengan temuan penelitian Porwani (2014) pengurusan yang jelas siapa dan apa yang
bahwa komunikasi memiliki peran penting menjadi juru bicara dan diskusi yang
terhadap fungsi-fungsi manajemen di PT. diangkat. Hal serupa juga diungkapkan
Astra International-Honda, hal tersebut oleh Sukrillah et al. (2017) bahwa
terlihat dengan beberapa pelaksanaan komunitas hendaklah memiliki informasi
fungsi manajemen yang tidak dapat yang cukup jelas dan cukup baik dalam
terlepas dari fungsi komunikasi, dalam mengemasnya sehingga mampu dipahami
melaksanakan fungsi pengorganisasian di setiap anggota dalam setiap rencana kerja
sini komunikasi sebagai fungsi regulatif yang dimiliki komunitas.
memiliki peran dimana orang-orang yang Informasi dan juga pemilihan teknologi
berada dalam tataran manajemen memilliki informasi di dalam penelitian ini dianggap
kewenangan untuk mengendalikan semua penting, meskipun persebaran informasi
22| R Firliandoko et al. Bogor Ngariung

sudah dianggap baik, namun informan Pendorong Kepuasan


berharap persebaran informasi bisa lebih
baik lagi dengan media yang sesuai dan Jejaring, atau relasi atau yang bisa juga
teknologi informasi lainnya, hal ini senada disebut sebagai mitra atau kemitraan
dengan hasil penelitian Tamzil (2003) yang merupakan pendorong yang paling
menemukan bahwa peranan teknologi dominan dari rasa puas terhadap audit
informasi dalam bidang komunikasi komunikasi organisasi di Bogor Ngariung.
sangatlah besar, karena dalam adanya Era yang menyebutkan sudah saatnya kerja
informasi yang mendukung, akan baik dan bukan kerja sendiri ini dibuktikan
terciptalah komunikasi yang efektif. oleh Bogor Ngariung. Pratama (2015)
jejaring merupakan sebuah struktur yang
Integrasi Sesama Anggota didalamnya terdapat berbagai aktor yang
saling terhubung. Baiknya peran jejaring ini
Semua informan menyatakan pendapatnya juga diperkuat oleh hasil penelitian tentang
bahwa pernah melakukan integrasi dengan kemitraan di ranah bisnis dari Widyana
anggota lain untuk memudahkan program (2013) ini menjelaskan kemitraan dalam
kerja mereka, dari mulai berkolaborasi perkembangannya sangat membantu
membuka kegiatan lapak baca bagi anggota berinovasi dan melakukan pengembangan
dari bidang literasi, bekerja sama dengan sehingga hasil produk dapat bersaing
anggota dari bidang seni untuk menghibur dengan produk domestik dan produk
anak didik anggota dari bidang pendidikan internasional. Hal ini didukung oleh studi
dan juga integrasi untuk mengadakan Nuhajati (2010) bahwa semakin tinggi
kegiatan kelas belajar bersama. Hubungan kualitas jejaring yang dimiliki suatu
baik dan integrasi sesama anggota di dalam organisasi akan semakin besar kemampuan
lingkungan organisasi Bogor Ngariung organisasi dalam mengembangkan inovasi
dalam menciptakan kolaborasi merupakan organisasi.
fakta yang baik, Erwiza (2014)
mengungkapkan bahwa pengintergrasian Strategi Bogor Ngariung Memberikan
memanglah merupakan satu hal penting Kepuasan Kepada Anggota
dari sekian banyak hal penting dalam
sebuah organisasi atau perusahaan. dimana Audit komunikasi organisasi di lingkungan
dalam pengintgresian pasti terjadinya Bogor Ngariung yang dilakukan oleh
proses saling membutukan, saling peneliti tidak hanya menggali informasi
memuaskan, saling menguntukan dan hal dari informan yang menjadi anggota.
tersebut dapat menjadi faktor motivasi Peneliti menggali dan mencari tahu
dalam mewujudkan tujuan organisasi dan strategi dan langkah yang sudah dilakukan
program kerja. Hal ini diperkuat oleh oleh koordinator Bogor Ngariung. Dalam
Saparso (2006) yang menjelaskan pada era hal ini peneliti mencoba menemui salah
kompetitif di abat 21 ini mungkin ingin satu koordinator yang juga merupakan
menciptakan tempat kerja kolaboratif. Di salah satu dari pendiri Bogor Ngariung.
saat kondisi yang tidak pasti, tempat kerja Nurhuda Anwar atau yang akrab dipanggil
menitik beratkan pada kerja sama. Kang Ace menjelaskan bahwa ada beberapa
Pradipto et al. (2017) integrasi sesama hal yang sudah dilakukan oleh koordinator
anggota dapat diciptakan dengan Bogor Ngariung untuk menjalankan Bogor
menumbuhkan solidaritas antar sesama Ngariung dan melayani anggota. Adapun
dengan meningkatkan intesitas pertemuan strategi tersebut adalah:
anggota dalam setiap kegiatan.
Jurnal Komunikatio Volume 4 Nomor 1, April 2018 |23

Gambar 1. Strategi aktivitas kegiatan Bogor Ngariung

Secara keseluruhan kita dapat membaca menjadi rasa ikut memiliki, rasa ikut
bahwa peran manajer Bogor Ngariung bertanggung jawab dan mawas diri.
adalah pada ranah koordinasi dimana Pemimpin kolaboratif diharapkan
mengkoordinasikan antar anggota, melakukan hal-hal sebagai berikut: (a)
menjembatani, mencoba menggali dan memastikan aliansi strategis di antara
menyelesaikan masalah dan juga menjalin semua stockholder kunci dalam organisasi,
kerja sama dengan pihak luar. Peran yang dengan pelanggan dan pasar. (b)
dilakukan oleh Koordinator Bogor Memastikan keharmonisan di antara semua
Ngariung sudah sesuai dimana menurut unsur organisasi, dengan fokus pada proses
Saparso (2006) semua peran ini dipenuhi dan integritas internalnya. Segala strategi
demi suksesnya fungsi kepemimpinan di yang pernah dijalankan dan rencana ke
tempat kerja kolaboratif. Berdasarkan hal- depan sebaiknya dilaksanakan dengan baik
hal tersebut diatas pemimpin kolaboratif karena, Kusumawijaya (2011), semakin
diharapkan bertindak lain dalam baik pelaksanaan peran mitra strategis dan
pemikiran, perasaan dan jiwa atau sering agen perubahan manajer diikuti oleh
berpikir melalui otak, hati dan jiwa. Selain semakin baiknya pelaksanaan manajemen
itu seorang pemimpin harus mampu talenta serta terjadi peningkatan kinerja
menciptakan sikap dan perlaku anggotanya anggota.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan 2. Rasa puas dari anggota terhadap


komunitas Bogor Ngariung
dinampakkan dalam jejaring atau dapat
1. Hubungan antar anggota yang baik
mengenal satu sama lain, faktor
merupakan kegiatan komunikasi
pendorong yang paling mendominasi
organisasi yang baik dan perlu diperkuat
adalah peran manajer, kecukupan
dengan kegiatn pertemuan langsung
atau Ngariung Komunitas dan pemilihan informasi, integrasi sesama anggota,
3. Strategi manajemen Bogor Ngariung
media komunikasi yang sesuai.
untuk memberikan kepuasan kepada
24| R Firliandoko et al. Bogor Ngariung

anggota diwujudkan melalui .jejaring dilakukan dengan pendekatan berbasis


dan integrasi sesama anggota dengan edukasi dan hiburan.
mengoptimalkan penggunaan media 2. Perlunya kaderisasi manajer untuk
komunikasi. memberikan peran yang signifikan
untuk anggota.
3. Perlunya kerja sama antar anggota
Saran untuk saling bahu-membahu dan
Adapun saran yang dapat membantu sesama anggota lainnya.
direkomendasikan dalam penelitian ini :
1. Pemanfaatan media komunikasi yang
digunakan secara massive dan
ngariung komunitas yang lebih
terjadwal, kemudian keduanya

DAFTAR PUSTAKA

Adhi S. 2014. Exploring Facebook and Dudung. 2015. 6 Pengertian Komunitas


Whatsapp As Supporting Social Network Menurut Parah Ahli. Diunduh pada
Apllications For English Learning In pranala
Higher Education. Bandung (ID): http://www.dosenpendidikan.com/6-
Widyatama. pengertian-komunitas-menurut-para-
ahli/ pada tanggal 4 Desember 2017,
Ahadi MN. 2012. Hubungan Antara Iklim pukul 15.00 WIB.
Komunikasi Suportif dan Motivasi
Berorganisasi dengan Komitmen Afektif Febriananda E. 2014. Pengaruh
Anggota Remaja Islam Masjid Agung Kepemimpinan dan Dukungan Anggota
Jawa Tengah. [Skripsi]. Semarang (ID). Terhadap Peran Serikat Pekerja PT. PLN
Universitas Diponegoro. PERSERO Area Tegal. [Skripsi].
Semarang (ID). Universitas Diponegoro.
Anna N. 2009. Peran Pemimpin dalam
Menciptakan Knowledge Sharing di Erwiza. 2014. Integrasi dan Motivasi Kerja.
Organisasi. [Skripsi]. Surabaya (ID). [Skripsi]. Pekanbaru (ID). UIN Sultan
Universitas Airlangga. Syarif Kasim.

Bungin B. 2013. Sosiologi Komunikasi. Jayatri A, Samian. 2010. Hubungan antara


Jakarta (ID): Prenada Media Group. Peranan Manajer dengan Kepuasan Kerja
pada Karyawan PT. Perkebunan
Darlis E, Cahayani A. 2013. Kejelasan Nusnatara X (PERSERO) di PG. Toelangan
Peran dan Pemberdayaan Psikologis Sidoarja. [Skripsi]. Surabaya (ID).
dalam Peningkatan Kinerja Manajerial. Universitas Airlangga.
Jurnal Ekonomi. 21 (03): 1-14.
Kertonegoro S. 1994. Manajemen
Desya W. 2017. Saatnya Komunitas Bogor Organisasi. Jakarta (ID): Widya Press
Menjadi Pegiat Perubahan. Diterbitkan Jakarta.
oleh Harian Radar Bogor pada tanggal 4
Oktober 2017.
Jurnal Komunikatio Volume 4 Nomor 1, April 2018 |25

Kriyantono R. 2012. Teknis Praktis Riset Porwani S. 2014. Peran Komunikasi dalam
Komunikasi. Jakarta (ID): Prenada Media Fungsi Manajemen pada PT. Astra
Group. International-Honda TBK Plaju
Palembang. [Skripsi]. Palembang (ID).
Kusumawijaya IK. 2011. Peran Mitra Politeknik Negeri Sriwijaya.
Strategis dan Agen Perubahan dalam
Manajemen Talenta dan Kinerja Pradipto NA, Sukarelawati, Kusumadinata
Manajer. Jurnal Siasat Bisnis. 15 (1) : AA. 2017. Pengaruh Komunikasi
125-143. Persuasif dalam Meningkatkan
Kesadaran Solidaritas Anggota Scooter
Lani dan Hari. 2017. Bima Arya Buka Puasa Mods Bogor Indonesia. Jurnal
Bersama dengan Puluhan Komunitas. Komunikatio. 3(2) : 61-68.
diunduh dari pranala
http://kotabogor.go.id/index.php/show Prabawanti BE. 2008. Peran Komunikasi
_post/detail/7206/bima-arya-buka- sebagai Pendukung Perubahan
puasa-bersama-dengan-puluhan- Organisasi. [Tesis]. Bandung (ID).
komunitas#.Wk4rGdJl_IU pada tanggal 4 Universitas Parahyangan
Januari 2017, pukul 20.00 WIB.
Pratama A. 2015. Jejaring Kerja Organisasi
Masitoh ID. 2015. Peran Whatsapp Sebagai dalam Pencegahan HIV/AIDS di
Media Komunikasi Pada Komunitas One Kabupaten Kediri. [Skripsi]. Malang (ID).
Day One Juzz (ODOZ). [Skripsi]. Banten Universitas Brawijaya.
(ID). Surya University
Ramdani D. 2015. Audit Komunikasi:
Mohammed R, Bungin B. 2015. Audit Organisasi Wahana Lingkungan Hidup
Komunikasi. Jakarta (ID): Prenada Media Indonesia (WALHI) Yogyakarta. [Skripsi].
Group. Yogyakarta (ID). Universitas
Pembangunan Nasional.
Nasikhah Z, dan Setyowati RN. 2005. Peran
Koordinator Bonek dalam Mengendalikan Ruliana P. 2016. Komunikasi Organisasi.
Perilaku Agresif Suporter PERSEBAYA Jakarta (ID): Raja Grafindo Persada.
(BONEK) di Surabaya. [Skripsi]. Surabaya
(ID). Universitas Negeri Surabaya. Saparso. 2006. Peranan Unsur Kolaborasi
Dalam Organisasi. Jurnal Manajemen
Nurhajati T. 2010. Model Pengembangan Krida Wacana. 6 (2): 117-130.
Kinerja Organisasi Melalui Kualitas
Jejaring, Kualitas Kepercayaan dan Sari WP. 2009. Audit Komunikasi Sebagai
Inovasi. [Skripsi]. Semarang (ID). Alat untuk Mengukur Efektivitas dan
Universitas Sultan Agung. Efisiensi Komunikasi dalam Suatu
Organisasi. [Tesis]. Jakarta (ID):
Nurudin. 2012. Pengaruh Kemampuan Universitas Budi Luhur.
Manajerial dan Kematangan Bawahan
Terhadap Efektivitas Gaya Setyawan FB. 2016. Solidaritas Sosial
Kepemimpinan Kepala Sekolah. [Skripsi]. Anggota Komunitas Motor Honda Classic
Semarang (ID). Universitas Sultan Magelang (HCM) Cub Series. [Skripsi].
Agung. Yogyakarta (ID). UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta
Poetra AW. 2016. Komunikasi Anggota
Himpunan dalam Aplikasi Line. [Skripsi]. Setyono F. 2013. Pengaruh Kualitas
Bandung (ID). Universitas Padjajaran. Komunikasi Interpersonal Pemimpin
Kelompok Sel terhadap Komitmen
26| R Firliandoko et al. Bogor Ngariung

Organisasi Anggota Kelompok Sel di Taufik T. 2013. Peran Monitoring dan


Satelit Toly Gereja Mawar Sharon Evaluasi Terhadap Sistem Akuntabilitas
Surabaya. [Skripsi]. Surabaya (ID). Kinerja Instansi Pemerintah Daerah.
Universitas Kristen Petra Surabaya. Jurnal Akuntasi. 1(2) : 199-122.

Soekanto S. 2015. Sosiologi Suatu Tamzil F. 2003. Peran Teknologi Informasi


Pengantar. Jakarta (ID) : Raja Grafindo dalam Dunia Komunikasi. [Skripsi].
Persada. Jakarta (ID). Universitas Esa Unggul.

Sukrillah A, Ratnamulyani IA, Widyana W. 2013. Pentingnya Pola


Kusumadinata AA. 2017. Pemanfaatan Kemitraan dalam Rangka Meningkatkan
Media Sosial Melalui Whatsapp Group Peran dan Kinerja Usaha Mikro Kecil, dan
Fei Sebagai Sarana Komunikasi. Jurnal Menengah di Jawa Timur Periode 2006-
Komunikatio. 3(2): 95-104. 2011. [Skripsi]. Surabaya (ID).
Universitas Surabaya.
eJournal Psikologi, 2016, 4 (2): 189-199
ISSN 2477-2674, ejournal.psikologi.fisip-unmul.ac.id
© Copyright 2016

HUBUNGAN KOMUNIKASI ORGANISASI DAN


KOMITMEN ORGANISASI DENGAN MANAJEMEN
KONFLIK PADA GURU DI SEKOLAH ISLAM BUNGA
BANGSA SAMARINDA

Aditya Kurnia Dani1

Abstrack
Teacher has a inhibitor at school like a conflict. Failed
Communication is one factor confict source. As a school member, Teacher
must has a commite to good confict manage. Research try to examine the
organizational communication and organizational commite with conflict
management teacher in Bunga Bangsa Islamic School Samarinda.
The research is using random sampling. Data analyzing method is
using descriptive analyzing method and pearson product moment correlation.
This research is quantitative research. Data was collected by observation.
Measuring instruments is using the organization communication scale,
organization commitment scale and conflict management scale. Data is
processed statistically by using SPSS 20.00 for windows.
The analyses showing that there is positive and significant correlation
between organizational communication with conflict management with R =
0.400 , and p = 0.002, while the organizational commite with the conflict
management has a not correlation and significant effect with R = 0.251 and
p = 0.053.

Keywords: conflict management, organizational communication,


organizational committe

Intisari
Sumber daya manusia bekerja sama dengan manajemen perusahaan
dalam Guru di sekolah tidak lepas dengan adanya hambatan berupa konflik.
Salah satu faktor yang paling sering terjadi adalah kegagalan komunikasi.
Sebagai anggota sekolah, guru harus memiliki komitmen untuk dapat
mengelola konflik agar dapat menyelesaikan masalah yang dihadapi dengan
baik. Penelitian ingin mengetahui hubungan komunikasi organisasi dan
komitmen organisasi dengan manajemen konflik pada Guru di Sekolah Islam
Bunga Bangsa Samarinda.
Teknik penentuan sampel dengan menggunakan random sampling.
Metode analisa data yang digunakan adalah metode analisa deskriptif dan

¹Mahasiswa Program Studi Psikologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,
Universitas Mulawarman. Email : adityakurniad@gmail.com
eJournal Psikologi, Volume 4, Nomor 2, 2016: 189-199

metode korelasi pearson product moment. Jenis penelitian kuantitatif. Data


diperoleh dengan menggunakan kuisioner dengan alat ukur yang digunakan
adalah skala komunikasi organisasi, skala komitmen organisasi dan skala
manajemen konflik. Data diolah secara statistik dengan program SPSS 20.00
for windows.
Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat hubungan positif dan
signifikan antara komunikasi organisasi dengan manajemen konflik dengan
nilai R = 0.400 dan p = 0.002, sedangkan komitmen organisasi dengan
manajemen konflik tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan nilai
R = 0.251 dan p = 0.053.

Kata Kunci : manajemen konflik, komunikasi organisasi, komitmen organisasi

Pendahuluan
Sekolah sebagai salah satu bentuk organisasi yang memiliki peran yang
penting dalam memajukan peningkatan sumber daya manusia telah
berkembang sesuai dengan kebutuhan zaman. Sekolah saat ini tidak hanya
terdiri dari sekumpulan guru, melainkan terdiri dari berbagai macam profesi
untuk menjalankan proses pendidikan yang efektif seperti kepala sekolah,
tenaga tata usaha, tenaga kebersihan, dan manajemen. Semakin besar ukuran
suatu organisasi kerja dalam sekolah maka semakin cenderung menjadi
kompleks keadaannya. Kompleksitas ini menyangkut berbagai hal seperti
kompleksitas komunikasi, kompleksitas pendelegasian wewenang, dan
kompleksitas sumber daya manusia. Salah satu contoh sekolah yang memiliki
organisasi yang kompleks adalah Sekolah Islam Bunga Bangsa.
Sekolah Islam Bunga Bangsa adalah sebuah sekolah swasta yang
berada di kota Samarinda dengan memiliki anggota organisasi mulai dari guru,
tenaga tata usaha hingga tenaga manajemen yang berjumlah 120 orang dengan
jenjang pendidikan mulai dari taman kanak-kanak , sekolah dasar, pendidikan
menengah pertama, dan pendidikan menengah atas. Pelaksanaan kegiatan
organisasi kerja di Sekolah Islam Bunga Bangsa dalam prakteknya tidak
berjalan mulus, sekolah mengalami hambatan berupa konflik yang terjadi
antara guru dengan guru maupun guru dengan sekolah. Akibatnya mengganggu
sistem kerja organisasi pada sekolah tersebut.
Peneliti melakukan wawancara kepada RZ selaku pihak Human
Resource Department (HRD), hasil wawancara pada tanggal 23 Juni 2014 pada
jam 10.00 WITA di ruang sekolah didapatkan bahwa salah satu contoh
penyebab konflik adalah para guru kurang memiliki rasa tanggung jawab atas
tugas yang telah ditetapkan pihak sekolah. Konflik yang akan terjadi di
Sekolah Islam Bunga Bangsa berdampak terhadap berkurangnya efektivitas
sistem pengorganisasian karena pihak yang berkonflik ataupun yang tidak,
akan merasakan ketidaknyamanan dalam bekerja. Selain itu, konflik yang

190
Hubungan Komunikasi Organisasi dan Komitmen Organisasi. (Aditya Kurnia Dani)

terjadi di Sekolah Islam Bunga Bangsa juga dapat berdampak positif karena
dengan adanya konflik tersebut para anggota organisasi akan melakukan proses
introspeksi diri.
Peneliti melakukan wawancara kepada dengan Kepala Sekolah Dasar
pada tanggal 3 Desember 2014 jam 11.12 WITA di salah satu ruang sekolah
didapatkan bahwa memang dalam suatu sekolah pastilah memiliki konflik
namun terkadang yang membuat konflik menjadi lebih besar ialah lambatnya
proses penyelesaian oleh orang yang ditunjuk untuk menyelesaikan masalah.
Konflik yang terjadi dapat disebabkan oleh berbagai faktor dari dalam
organisasi maupun faktor lain dari luar organisasi. Wahyudi (2006)
mengemukakan penyebab konflik dari dalam organisasi adalah sebagai berikut
: keterbatasan sumber daya organisasi, kegagalan komunikasi, perbedaan sifat,
nilai-nilai dan persepsi, saling ketergantungan tugas dan sistem penggajian.
Sedangkan penyebab konflik yang bersumber dari luar organisasi adalah
perkembangan iptek, peningkatan kebutuhan masyarakat, regulasi dan
kebijakan pemerintah, munculnya kompetitor baru, keadaan politik dan
keamanan, serta keadaan ekonomi masyarakat.
Beberapa penyebab konflik di Sekolah Islam Bunga Bangsa adalah
para guru tidak melakukan proses komunikasi yang efektif dengan pihak
manajemen. Hal ini sesuai dengan wawancara peneliti dengan subjek RZ
selaku pihak HRD yang dilakukan pada tanggal 09 Juli 2014 pukul 09.45
WITA pada salah satu ruangan di Sekolah Islam Bunga Bangsa. Menurut
subjek RZ, guru sering kali tidak berkoordinasi dengan manajemen yayasan
Bunga Bangsa Samarinda. Meskipun, pihak manajemen telah memilih satu
koordinator guru pada setiap level kelas ditiap-tiap jenjang pendidikan sebagai
penyambung komunikasi.
Muhammad (2007) mengemukakan bahwa komunikasi merupakan
sistem yang menghubungkan antar orang dan bagian dalam organisasi
sehingga jika tidak terjadi komunikasi yang baik akan mengganggu kinerja dari
suatu organisasi tersebut. Efektivitas organisasi terletak pada efektivitas
komunikasi, sebab komunikasi itu penting untuk menghasilkan pemahaman
yang sama antara pengirim informasi dengan penerima informasi pada semua
tingkatan atau level dalam organisasi. Menurut Lubis (2008) komunikasi
merupakan aktivitas yang menghubungkan antar manusia dan antar kelompok
dalam sebuah organisasi. Kalau berbicara tentang komunikasi organisasi maka
yang terbayang adalah peranan dan status dari setiap orang dalam organisasi,
karena peranan dan status itu juga menentukan cara seseorang berkomunikasi
dengan orang lain.
Rahmi (2012) komunikasi organisasi adalah proses penciptaan dan
saling menukar pesan dalam satu jaringan hubungan yang saling tergantung
satu sam lain untuk mengatasi lingkungan yang tidak pasti atau yang selalu
berubah-ubah. Tujuan komunikasi dalam organisasi antara lain untuk

191
eJournal Psikologi, Volume 4, Nomor 2, 2016: 189-199

membentuk saling pengertian antara anggota organisasi. Muhammad (2007)


menyatakan bahwa dengan adanya komunikasi yang baik suatu organisasi
dapat berjalan lancar, sebaliknya jika tidak adanya komunikasi akan
menimbulkan konflik antara anggota organisasi.
Dalam organisasi, semua anggota mempunyai peran yang harus
dimainkan guna mencapai tujuan organisasi. Peran tersebut bergantung pada
besarnya porsi tanggung jawab dan rasa tanggung jawab anggota tersebut
terhadap pencapaian tujuan organisasi tersebut. Menurut Pradani (2008)
komitmen organisasional dapat diartikan sebagai identifikasi, loyalitas, dan
keterlibatan yang dinyatakan oleh karyawan untuk organisasi atau unit dari
suatu organisasi, termasuk pada saat pengelolaan konflik yang membutuhkan
komitmen organisasi yang tinggi dari seorang guru.
Berdasarkan hasil wawancara dengan subjek IR guru Sekolah Dasar
Islam Bunga Bangsa di salah satu ruangan di sekolah pada tanggal 15 Juli 2014
pukul 11.40 WITA, ditemukan bahwa dirinya menekankan dasar dalam
melakukan pekerjaan sebagai seorang guru di Sekolah Islam Bunga Bangsa
Samarinda adalah untuk menyebarkan agama. Namun, jika pada suatu saat
yayasan Bunga Bangsa tidak sejalan lagi dengan visi dan misinya, maka guru
akan memutuskan keluar dari sekolah tersebut. Komitmen terhadap organisasi
didefinisikan oleh Robbins (dalam Suwardi, 2011) sebagai suatu sikap kerja
karyawan yang ditunjukkan dengan sikap memihak pada suatu organisasi
tertentu dengan tujuan-tujuan serta berniat memelihara keanggotaan dalam
organisasi tersebut.
Wagner dan Hollenbeck (dalam Suyasa, 2004) menambahkan bahwa
komitmen bisa juga didefinisikan sebagai derajat seorang individu memihak
pada organisasi yang mempekerjakannya dan menunjukkan kesediaannya
untuk menggunakan usaha demi kepentingan organisasi dan bermaksud tinggal
di organisasi untuk jangka waktu yang lama. Moyday, Poter, dan Streers
(dalam Handaru dan Muna, 2012) menjelaskan ada dua pendekatan dalam
mengartikan komitmen organisasi yaitu pendekatan komitmen sikap berfokus
pada proses dimana karyawan berfikir mengenai hubungan mereka dengan
organisasi, seperti kesamaan antara nilai dan tujuan yang mereka miliki,
menunjukkan kepedulian terhadap nilai dan tujuan organisasi, serta keinginan
untuk mempertahankan keanggotaannya dalam organ keanggotaannya dalam
organisasi. Kedua pendekatan komitmen perilaku lebih terfokus pada sejauh
mana karyawan menetapkan keputusan untuk terikat pada organisasi berkaitan
dengan kerugian bila ia memutuskan untuk melakukan alternatif lain diluar
pekerjaannya saat ini. Pendekatan ini lebih menekankan pada proses dimana
karyawan mengembangkan komitmen tidak pada organisasi, tapi pada
perilakunya terhadap organisasi. Pendekatan ini juga menitikberatkan pada
investasi karyawan (berupa waktu, pertemanan, dan kenyamanan) yang
membuat ia terikat dan loyal terhadap organisasi.

192
Hubungan Komunikasi Organisasi dan Komitmen Organisasi. (Aditya Kurnia Dani)

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Farikhah (2012) tentang


komitmen organisasi pada guru di SMA Laboratorium UM menyimpulkan
bahwa komitmen afektif akan ditunjukkan dengan kehadiran guru yang tepat
waktu, semangat guru dalam mewujudkan misi sekolah, rasa kepemilikan atas
sekolah yang dipengaruhi oleh lama masa guru mengajar. Sedangkan
komitmen kontinuan guru di SMA Laboratorium UM dipengaruhi oleh
kebutuhan finansial, yaitu keinginan guru untuk tetap mengajar di sekolah
karena sulitnya mencari pekerjaan.
Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian yang difokuskan untuk mengetahui sejauh mana hubungan
komunikasi organisasi dan komitmen organisasi dengan manajemen konflik
pada guru di Sekolah Islam Bunga Bangsa Samarinda.

Kerangka Teori dan Konsep


Manajemen Konflik
Rahim (2010) manajemen konflik merupakan pengelolaan konflik yang
tidak hanya berfokus pada menghindari, mengurangi, atau menghilangkan
konflik, namun juga melibatkan perancangan strategi yang dapat membuat
konflik justru menjadi dasar perolehan insight dalam pengembangan organisasi
dan individu-individu yang menjadi bagian dari organisasi tersebut. Gunawan
(2011) manajemen konflik adalah proses pihak yang terlibat konflik atau pihak
ketiga menyusun strategi konflik dan menerapkannya untuk mengendalikan
konflik agar menghasilkan resolusi yang diinginkan.
Wirawan (2013) mengartikan bahwa manajemen konflik adalah
sebagai proses pihak yang terlibat konflik atau pihak ketiga menyusun srategi
konflik dan menerapkannya untuk mengendalikan konfik agar menghasilkan
resolusi yang diinginkan. Aspek-aspek manajemen konflik menurut Thomas
(daam Wirawan, 2013), sebagai berikut : kompetisi, kolaborasi, kompromi,
menghindar, dan akomodasi

Komunikasi Organisasi
Sedarmayanti (2007) mengatakan bahwa komunikasi organisasi
merupakan hal penting dalam penciptaan dan pemeliharaan system pengukuran
kinerja. Komunikasi sebaiknya dari berbagai arah, berasal dari top-down,
bottom-up dan secara horizontal berada di dalam dan lintas organisasi. Price
(dalam Azhariman, 2014) mengartikan komunikasi organisasi sebagai
transmisi berita tentang pekerjaan dari organisasi kepada karyawan dan melalui
karyawan.
Rahmi (2012) komunikasi dalam organisasi merupakan pengiriman
serta penerimaan berbagai pesan organisasi baik di kelompok organisasi formal
maupun informal. Komunikasi formal merupakan jalur komunikasi resmi
dengan rantai komando atau hungungan tugas dan tanggung jawab yang

193
eJournal Psikologi, Volume 4, Nomor 2, 2016: 189-199

jabatannya dalam organisasi, sedangkan jalur komunikasi informal merupakan


jalur komunikasi tidak resmi dilingkungan maupun di luar orgnaisasi, tetapi
masih berkitan dengan fungsi tidak langsung para pimpinan organisasi.
Muhammad (2014) komunikasi organisasi terjadi dalam suatu sistem
terbuka yang kompleks yang dipengaruhi oleh lingkungannya sendiri baik
internal maupun eksternal. Aspek komunikasi organisasi menurut Muhammad
(2014) , yaitu : komunikasi organisasi meliputi komunikasi dari atas ke bawah,
komunikasi dari bawah ke atas, komunikasi horizontal, dan komunikasi
diagonal.

Komitmen Organisasi
Menurut Suwardi (2011) komitmen organisasional ditunjukkan dalam
sikap penerimaan, keyakinan, yang kuat terhadap nilai-nilai dan tujuan sebuah
organisasi, begitu juga adanya dorongan yang kuat untuk mempertahankan
kenggotaan dalam organisasi demi tercapainya tujuan organisasi.
Menurut Winner (dalam Tranggono,2008) komitmen organisasi
merupakan dorongan dalam diri individu untuk berbuat sesuatu agar dapat
menunjang keberhasilan organisasi dengan tujuan dan lebih mengutamakan
kepentingan organisasi. Menurut Winner (dalam Tranggono,2008) komitmen
organisasi merupakan dorongan dalam diri individu untuk berbuat sesuatu agar
dapat menunjang keberhasilan organisasi dengan tujuan dan lebih
mengutamakan kepentingan organisasi.
Allen dan Meyer (dalam Pramadani, 2012) komitmen organisasi dapat
diartikan sebagai sejauh mana seseorang karyawan mengalami rasa kesatuan
dengan organisasi mereka. Aspek komitmen organisasi menurut allen dan
Meyer (dalam Pramadani, 2012) dibagi menjadi dua, yaitu : komunikasi
organisasi meliputi komunikasi dari atas ke bawah, komunikasi dari bawah ke
atas, komunikasi horizontal, dan komunikasi diagonal.

Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kuantitatif.
Sampel dalam penelitian ini adalah guru di Sekolah Islam Bunga Bangsa
Samarinda. Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan random
sampling. Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
dengan model analisa regresi berganda dengan program SPSS (Statistical
Package for Social Sciences) versi 20.0.

Hasil Penelitian dan Pembahasan


Uji hipotesis yang pertama dalam penelitian adalah untuk mengetahui
hubungan antara komunikasi organisasi dengan manajemen konflik di Sekolah
Islam Bunga Bangsa Samarinda. Kemudian uji hipotesis yang kedua adalah

194
Hubungan Komunikasi Organisasi dan Komitmen Organisasi. (Aditya Kurnia Dani)

untuk mengetahui hubungan antara komitmen organisasi dengan manajemen


konflik di Sekolah Islam Bunga Bangsa Samarinda.
Berdasarkan hasil uji korelasi Pearson Product Moment antara
komunikasi organisasi dan manajemen konflik, menunjukkan nilai R = 0.400
yang memiliki arti bahwa korelasi antara kedua variabel ialah cukup kuat dan
memiliki arah korelasi yang positif. Kemudian didapatkan pula nilai p = 0.002
< 0.005 yang artinya, hubungan kedua variabel komunikasi organisasi dan
manajemen konflik signifikan. Hal ini menandakan bahwa adanya hubungan
positif yang cukup siginifikan antara komunikasi organisasi dengan
manajemen konflik pada Guru di Sekolah Islam Bunga Bangsa Samarinda.
Artinya, semakin tinggi kemampuan komunikasi organisasi maka semakin
tinggi manajemen konflik.
Hasil uji hipotesis tersebut menunjukkan bahwa guru yang memiliki
komunikasi organisasi yang baik di sekolah akan memiliki kemampuan
manajemen konflik yang baik pula. Komunikasi organisasi dapat berjalan
dengan baik apabila setiap angota memperoleh keterangan-keterangan yang
jelas dalam melaksanakan pekerjaanya dan membantu menyatukan anggota
organisasi untuk bekerja sama demi tercapainya tujuan organisasi (Lubis,
2008). Kemudian manajemen konflik yang baik adalah berkaitan dengan
proses mengontrol dan mengatur sebuah konflik untuk menjamin agar konflik
tidak semakin hebat (Epelle,2011).
Guru akan bekerja dengan menerapkan komunikasi dengan anak
didiknya, berkomunikasi dengan kepala sekolah, komunikasi dengan sesama
guru, dan juga berkomunikasi dengan kepala sekolah yang berbeda sekolah.
Kemudian manajemen konflik yang baik dapat dilakukan dengan strategi
kompetisi, kompromi, kolaborasi, menghindar, dan akomodasi. Hal ini sejalan
dengan pendapat Wahyudi (2006), suatu organisasi harus memiliki komunikasi
organisasi yang baik. jika tidak, maka pesan akan sulit dipahami oleh bawahan
karena perbedaan pengetahuan, kebutuhan, dan nilai-nilai yang diyakini
masing-masing pihak. kemudian menurut Heridiansyah (2014), ketika suatu
konflik muncul di dalam sebuah organisasi maupun sekelompok pekerja yang
saling terkait dengan pihak-pihak lain, penyebabnya selalu diidentifikasikan
karena komunikasi yang kurang baik.
Penelitian mengenai implementasi komunikasi organisasi dalam
manajemen konflik yang dilakukan oleh Yuningsih (2011) menunjukkan
bahwa dalam fungsi komunikasi organisasi yang berjalan efektif dapat
memberikan kesempatan kepada organisasi untuk mengelola konflik yang
dihadapi. Komunikasi Organisasi membahas tentang pertukaran dan penafsiran
pesan di antara para anggota organisasi, baik yang bersifat struktural
fungsional maupun yang bersifat spontan. Lubis (2008) menambahkan bahwa
efektivitas organisasi terletak pada efektivitas komunikasi, sebab komunikasi
akan menghasilkan pemahaman yang sama antara pengirim informasi dengan

195
eJournal Psikologi, Volume 4, Nomor 2, 2016: 189-199

penerima informasi pada semua tingkatan/level dalam organisasi. Selain itu


Berlt (dalam Behfar, 2008) mengungkapkan bahwa manajemen konflik adalah
proses pengelolaan konflik meliputi berbagai kegiatan salah satunya adalah
proses komunikasi.
Selanjutnya, berdasarkan uji korelasi Pearson Product Moment antara
komitmen organisasi dengan manajemen konflik menunjukkan nilai R = 0.251
yang artinya korelasi antara variabel dinyatakan sangat lemah. Selanjutnya
didapatkan pula nilai p = 0,053 > 0,050 yang artinya hubungan kedua variabel
tidak signifikan. Hal ini menandakan bahwa tidak ada hubungan antara
komitmen organisasi dengan manajemen konflik pada Guru di Sekolah Islam
Bunga Bangsa Samarinda. Artinya, sebesar apapun nilai komitmen organisasi
maka tidak ada hubungannya dengan manajemen konflik guru di Sekolah
Islam Bunga Bangsa.
Hasil uji hipotesis tersebut menunjukkan bahwa guru yang
berkomitmen secara afektif (memiliki ikatan emosional), normatif (nilai-nilai
moral), maupun berkelanjutan (kebutuhan untuk bertahan) tidak berhubungan
dengan guru yang akan melakukan proses manajemen konflik secara
kompetisi, kolaborasi, kompromi, menghindar ,dan akomodasi. Hal ini sejalan
dengan pendapat Kausal dan Kwantes (2006) yang mengatakan bahwa adanya
faktor lain yang mempengaruhi manajemen konflik. Beberapa faktor tersebut
yang mempengaruhi manajemen konflik yaitu : budaya, nilai, kepercayaan, dan
kepribadian. Lebih lanjut Wirawan (2013) menambahkan bahwa faktor yang
mempengaruhi manajemen konflik meliputi pengalaman menghadapi situasi
konflik, kecerdasan emosional, kepribadian, budaya organisasi sistem sosial
,dan persepsi mengenai penyebab konflik.
Hal tersebut didukung dengan hasil wawancara dengan Kepala Sekolah
Dasar pada tanggal 10 Februari 2015 jam 14.10 WITA di ruang Kepala
Sekolah, Agar konflik tidak menjadi lebih besar dan merugikan kedua belah
pihak, maka diperlukan pengelolaan konflik dengan pemahaman bahwa konflik
dapat diselesaikan tanpa menggunakan emosi negatif yang berlebihan, hal ini
mencakup kecerdasan emosional. Kemudian kedua belah pihak yang
berkonflik akan lebih mudah mengelola konflik jika sebelumnya telah
memiliki pengalaman dalam menyelesaikan konflik .
Selain itu hasil wawancara dengan guru di Sekolah Islam Bunga
Bangsa Samarinda tanggal 16 Juni 2014 pukul 11.44 WITA, kepribadian
seseorang yang berkonflik juga berpengaruh dalam menyelesaikan konflik.
Jika salah satu kepribadian orang yang berkonflik memiliki sifat keras kepala
maka penyelesaian konflik akan lebih lama. kemudian orang yang menganggap
bahwa konflik hanya akan merugikan dirinya juga akan memiliki waktu yang
lebih lama dalam penyelesaian karena akan bersikap tidak proaktif dan lebih
cenderung menghindar. Hasil wawancara dengan kepala sekolah menengah
pertama Bunga Bangsa Samarinda pada tanggal 9 November 2015 juga

196
Hubungan Komunikasi Organisasi dan Komitmen Organisasi. (Aditya Kurnia Dani)

memperkuat bahwa tidak ada hubungan antara komitmen organisasi dan


manajemen konflik. Menurut pengamatnya, selama ini guru yang memiliki
komitmen organisasi yang baik belum tentu juga memiliki kemampuan
manajemen konflik yang baik.
Berdasarkan dari hasil penelitian ini maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa komunikasi organisasi memiliki hubungan yang cukup kuat dan
signifikan terhadap manajemen konflik pada guru di Sekolah Islam Bunga
Bangsa Samarinda. Komunikasi yang dilakukan oleh guru secara efektif akan
membuat konflik yang dihadapi akan mudah diselesaikan dengan baik.

Kesimpulan dan Saran


Kesimpulan
1. Ada hubungan antara komunikasi organisasi dengan manajemen konflik
pada Guru di Sekolah Islam Bunga Bangsa Samarinda dengan koefisien
bernilai positif yang berarti bahwa semakin tinggi komunikasi organisasi
maka semakin tinggi pula manajemen konflik.
2. Tidak ada hubungan antara komitmen organisasi dengan manajemen konflik
pada Guru di Sekolah Islam Bunga Bangsa Samarinda.

Saran
1. Saran bagi subyek penelitian
Diharapkan guru dapat meningkatkan kemampuan komunikasi
organisasi dan manajemen konflik dengan memperbanyak membaca referensi
mengenai kedua varaibel tersebut serta melakukan diskusi dengan anggota
organisasi di Sekolah Islam Bunga Bangsa Samarinda.
2. Saran bagi sekolah
Sekolah diharapkan meningkatkan kemampuan mengenai komunikasi
organisasi dan manajemen konflik melalui meeting, workshop, dan gathering.
Hal tersebut dilakukan agar guru dapat lebih memahami komunikasi organisasi
di sekolah kemudian guru juga akan mampu memahami strategi penanganan
konflik yang efektif untuk digunakan dalam menghadapi suatu konflik.
3. Saran bagi peneliti selanjutnya
a. Diharapkan agar dapat mencari faktor-faktor lain yang berpengaruh
pada variabel terikat dan menspesifikasikan variabel yang lebih sesuai
dengan mempengaruhi variabel terikat.
b. Diharapkan mengembangkan penelitian dengan metode kualitatif agar
dapat menggali lebih detail tentang manajemen konflik, komunikasi
organisasi ataupun komitmen organisasi.

197
eJournal Psikologi, Volume 4, Nomor 2, 2016: 189-199

Daftar Pustaka
Azhariman, Hatif, 2014. Keadilan Organisasi Sebagai Variabel Mediasi antara
Komunikasi Organisasi dengan Kepuasan Kerja Karyawan PT.
Telkom Surabaya, Jurnal Ilmu Manajemen, Vol. 2. No. 4. Hal. 1679-
1690
Behfar, Kristin.J., Peterson, Randal. S., Mannix, Elizabeth. A., & Trochim,
William. M. K. 2008. The Critical Role of Conflict Resolution in
Teams: A Close Look at the Links Between Conflict Type, Conflict
Management Strategies, and Team Outcomes. Journal of Applied
Psycholog-American Psychological Association. Vol. 93 No. 1 Hal
170-183
Epelle. Aluforo. 2011. Challenges and Solutions to Ethno-Religious Conflict
ini Nigeria: Case Study of the Jos Crises. Journal of Sustainable
Development in Africa. Vol. 1 No. 13 Hal 133-114
Farikhah, Ulil Ismawati. Syuhabudhin, dan Churiyah, Madziatul. 2012.
Analisis Komitmen Organisasi dan Motivasi Berprestasi dalam Upaya
Meningkat Kinerja Guru. Jurnal Ilmu Manajemen, Vol 1. No. 2. Hal.
23-41
Gunawan, Ketut, 2011. Manajemen Konflik Atasi Dampak Masyarakat
Multikultural di Indonesia, Jurnal Mitra Ekonomi dan Manajemen
Bisnis, Vol 2 , No. 2 Hal 212-224.
Handaru, Agung Aahyu. dan Muna, Nailul. 2012. Pengaruh Kepuasan Gaji
Dan Komitmen Organisasi Terhadap Intensi Turnover Pada Divisi PT.
Jamsostek. Jurnal Riset Manajemen Sains Indonesia. Vol 3. No.1 Hal 1
-19
Heridiansyah, Jefri. 2014. Manajemen Konflik dalam Sebuah Organisasi.
Jurnal STIE Semarang. Vol. 6 . No. 1 Hal. 28-41
Kaushal, Ritu dan Kwantes, Catherine T. 2006. The Role of Culture and
Personality ini Strategy. International Journal Intercultural Relations,
Vol.1 No. 30 Hal. 581-587.
Lubis, Fatma Wardy, 2008, Peranan Komunikasi Dalam Organisasi. Jurnal
Harmoni Sosial. Vol 2 No. 2 Hal 53-57.
Muhammad, Arni., 2007. Komunikasi Organisasi.. Bumi Aksara: Jakarta.
Pradani, W. 2008. Hubungan Kompetensi Interpersonal dan Komitmen
Organisasi dengan Prestasi Kerja Karyawan. Skripsi. Semarang :
Fakultas Ilmu Psikologi Universitas Katolik Soegijapranata.
Pramadani, Ayu Bianda., & Fajrianthi., 2012. Hubungan antara Komitmen
Organisasi dengan Kesiapan untuk Berubah pada Karyawan Divisi
Enterprise Service (DES) Telkom Ketintang Surabaya. Jurnal
Psikologi Industri dan Organisasi, Vol 1 No. 2. Hal 102-109.
Rahim, M. A., 2010. Managing Conflict in Organizations. Westport:
Greenwood Publishing Group, Inc.

198
Hubungan Komunikasi Organisasi dan Komitmen Organisasi. (Aditya Kurnia Dani)

Rahmi, Yuliana. 2012. Peran Komunikasi dalam Organissasi. Jurnal Sekolah


Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Semarang. Vol 4 No. 3 Hal 52-58.
Sedarmayanti. 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia : Reformasi Birokrasi
dan Manajemen Pegawai Negeri Sipil. Bandung : PT. Rafika Aditama.
Suwardi dan Utomo, Joko. 2011. Pengaruh Motivasi Kerja, Kepuasan Kerja,
Dan Komitmen Organisasional Terhadap Kinerja Pegawai. Jurnal
Analisis Manajemen. Vol 5. No. 1 Hal 75- 86.
Suyasa, P.Tommy dan Coawanta, Julia A. 2004. Sikap Terhadap Budaya
Organisasi Dan Komitmen Organisasi. Jurnal Psikologi Vol. 2 No. 1,
hal 1 – 21.
Tranggono, Rahadyan Probo dan Kartika, Andi. 2008. Pengaruh Komitmen
Organisasional dan Profesional Terhadap Kepuasan Kerja Auditor
dengan Motivasi sebagai Variabel Intervening (Studi Empiris Pada
Kantor Akuntan Publik Di Semarang). Jurnal Bisnis dan Ekonomi. Vol
15. No. 1 Hal 80 -90.
Wahyudi, 2006. Manajemen Konflik dalam Organisasi. Bandung: Alfabeta.
Wirawan, 2013. Konflik dan Manajemen Konflik. Jakarta: Salemba.
Yuningsih, Ani. 2011. Implementasi Komunikasi Organisasi dala Manajemen
Konflik. Jurnal Sosial, Ekonomi, dan Humaniora. Vol 2 No. 1, hal
195-202.

199
DAFTAR PUSTAKA

Dani, Aditya Kurnia. 2016. Hubungan Komunikasi Organisasi dan Komitmen


Organisasi Dengan Manajemen Konflik Pada Guru di Sekolah Islam Bunga
Bangsa Samarinda. eJournal Psikologi, 4 (2): 189-199, ISSN 2477-2674.
Firliandoko, Robby, dkk. 2018. Strategi Manajemen Komunikasi Pada Bogor Ngariung.
Jurnal Komunikatio, Volume 4, Nomor 1, April 2018.
Hasmawati, Fifi. 2018. Manajemen Dalam Komunikasi. Al-Idarah, Volume V, No. 6.
Sahputra, Dedi. 2020. Manajemen Komunikasi Suatu Pendekatan Komunikasi. Jurnal
Simbolika: Research and Learning in Communication Study, 6 (2) Oktober
2020 ISSN 2442-9198 (Print) ISSN 2442-9996 (Online).
Suminar, Jenny Ratna, dkk. - . Komunikasi Organisasi. Modul 1 SKOM4329.

Anda mungkin juga menyukai