KOMUNIKASI DAN
ORGANISASI
Penyunting :
Penyunting :
Ghea Dwi Rahmadiane, S.E., M.Si., CAPM., CAPF.
Editor :
Nurul Mahmudah, SE, M.Si., Ak., CA., CAAT.
Penerbit :
Harin Sentosa
Redaksi :
Jl. Raya Jenggul Kalijambe
Kab. Tegal 52184
Tel +6285642213649
Email : herisofiali@gmail.com
Distributor Tunggal :
Politeknik Harapan Bersama Tegal
Jl. Mataram No.09
Kota Tegal
Tel +62283 352000
Fax +62283 353353
Email : akademik.aspphb@gmail.com
Cetakan Kedua, Februari 2021
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunianya sehingga
Modul Manajemen Komunikasi dan Organisasi Prodi Sarjana Terapan
Akuntansi Sektor Publik Politeknik Harapan Bersama tahun 2021 telah dapat
disusun. Modul ini digunakan sebagai pedoman bagi mahasiswa Prodi Sarjana
Terapan Akuntansi Sektor Publik Politeknik Harapan Bersama dalam proses
perkuliahan Mata Kuliah Manajemen Komunikasi dan Organisasi serta
memberikan petunjuk praktis agar mahasiswa mendapatkan gambaran secara
jelas dalam ruang lingkup manajemen organisasi. Terima kasih disampaikan
kepada seluruh pihak yang berkontribusi dalam penyempurnaan Manajemen
Komunikasi dan Organisasi ini. Kami menyadari masih terdapat kekurangan
dalam buku ini, untuk itu kritik dan saran terhadap penyempurnaan modul ini
sangat diharapkan. Semoga buku ini dapat memberi maanfaat bagi mahasiswa
Prodi Sarjana Terapan Akuntansi Sektor Publik Politeknik Harapan Bersama
khususnya dan bagi semua pihak yang membutuhkan.
Penyusun
iii
DAFTAR ISI
PEN D A HU L UA N
Kegiatan Belajar 1
A. DEFINISI KOMUNIKASI
B. DEFINISI ORGANISASI
Dari sekian banyak konsep dasar yang ada pada organisasi, ada dua hal
yang perlu diingat sebagai konsep dasar utama, yaitu (1) adanya sistem sosial
dan (2) adanya kepentingan bersama.
Sebenarnya ada pengertian lain mengenai organisasi yang lebih
kompleks yang disampaikan Stephen P. Robbins dalam bukunya
Organization Theory. Dalam buku tersebut Robbins mengatakan bahwa
organisasi adalah kesatuan (entity) sosial yang dikoordinasikan secara sadar,
dengan sebuah batasan yang relatif dapat diidentifikasikan dan bekerja secara
terus menerus untuk mencapai tujuan bersama atau sekelompok tujuan.
SKOM4329/MODUL 1 1.9
Definisi ini tampaknya amat panjang, dan ini dapat diuraikan menjadi
bagian-bagian yang relevan dengan kajian mengenai komunikasi organisasi-
onal. Kata pertama yaitu dikoordinasikan secara sadar, mengandung
pengertian secara jelas terjadinya proses komunikasi. Adapun pembagian
tugas yang harus dilaksanakan bagi setiap orang, adanya laporan kegiatan
yang telah dilaksanakan setiap orang, dan lain sebagainya yang dilakukan
melalui proses penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan.
Perkataan kedua yaitu kesatuan sosial dapat diartikan bahwa unit ini terdiri
dari orang atau kelompok orang yang berinteraksi satu sama lain.
Dari dua hal di atas dapat dilihat bahwa di dalamnya terkandung unsur
komunikasi. Unsur komunikasi ini tidak terlepas konsep manajemen, seperti
pada koordinasi secara sadar. Ini karena salah satu unsur atau falsafah
manajemen adalah komunikasi yang tidak bisa terlepas dari kegiatan-
kegiatan perencanaan, pengorganisasian, dan pelaksanaan. Ini biasa kita
kenal dengan POAC, yaitu planning, organizing, actuating, dan controlling.
Demikian pula halnya pada kesatuan sosial di mana terjadinya interaksi, dan
interaksi itu tidak lain adalah proses komunikasi. Dengan demikian,
manakala kita berbicara mengenai organisasi, maka di dalamnya tercakup
adanya proses komunikasi. Jadi benar bila dikatakan bahwa tanpa komuni-
kasi tidak ada organisasi.
Bidang kajian komunikasi organisasional difokuskan kepada komunikasi
yang berlangsung di dalam organisasi guna mencapai tujuan. Di dalamnya
tercakup bagaimana proses komunikasi pada sistem sosial ini dapat
menimbulkan pengertian yang sama guna mewujudkan tujuan organisasi
tersebut. Hal ini disesuaikan dengan asumsi bahwa organisasi merupakan
sistem sosial dan dibentuk atas dasar kepentingan bersama. Contoh berikut
ini diharapkan akan memperjelas pemahaman Anda mengenai komunikasi
organisasional. Sejarah revolusi Industri mencatat bahwa organisasi
memberikan hasil yang lebih baik dalam bidang produksi. Hal ini dilakukan
melalui spesialisasi atau pembagian kerja. Alkisah sebuah pabrik penghasil
peniti memiliki kecepatan dua puluh (20) peniti per orang per hari yang
dilakukan secara tradisional. Kemudian dilakukan pengelompokan karyawan
ke dalam delapan belas (18) kelompok spesifik yang berbeda, ternyata pabrik
ini mampu memproduksi 4800 peniti (dengan kualitas yang sebanding) per
harinya. Contoh sederhana ini memperlihatkan dengan dilakukan pembagian
kerja, yang merupakan salah satu komponen yang ada dalam organisasi,
1.10 Komunikasi Organisasi
c
r s
Level IV
e
e : evaluating
Level III s : Sending
c : Channel
r : receiving
seseorang
Level II
Level I
Pengamat
Dari model tersebut dapat kita lihat bahwa komunikasi organisasi tidak
dapat dilepaskan dari komunikasi intrapersonal, interpersonal, dan
komunikasi pada level budaya dalam masyarakat yang lebih luas.
Selanjutnya, setelah mengetahui letak komunikasi organisasi, maka
merupakan hal yang juga sangat penting untuk mengetahui ilmu yang
mendukung komunikasi organisasional.
1. Psikologi
Psikologi merupakan ilmu pengetahuan yang berusaha mengukur,
menjelaskan, dan kadang mengubah perilaku manusia. Para psikolog
memusatkan perhatian dan pemahamannya pada perilaku individu. Bidang-
bidang psikologi yang berperan penting dalam komunikasi organisasi di
antaranya adalah psikologi pembelajaran, psikologi kepribadian, psikologi
konseling, dan tak tertinggal tentu saja adalah psikologi industri serta
psikologi organisasi.
Psikologi industri atau psikologi organisasi awal memperhatikan
masalah kelelahan, kebosanan, dan faktor-faktor lain yang dapat menghalangi
kinerja yang efisien. Baru-baru ini, sumbangan bidang psikologi telah
diperluas dan mencakup pembelajaran, persepsi, kepribadian, pelatihan,
keefektifan kepemimpinan, kebutuhan dan kekuatan motivasi, kepuasan
kerja, proses pengambilan keputusan, penilaian kinerja, pengukuran sikap,
teknik seleksi anggota, desain pekerjaan, serta stress di lingkungan kerja.
2. Sosiologi
Bila psikologi memfokuskan perhatiannya pada individu, maka sosiologi
memusatkan perhatiannya pada sistem sosial di mana individu-individu
mengisi peran-peran mereka; jadi, sosiologi mempelajari orang-orang dalam
1.14 Komunikasi Organisasi
3. Psikologi Sosial
Psikologi sosial sebenarnya dapat dikatakan sebagai salah satu bidang
dalam psikologi. Ilmu ini memadukan konsep psikologi dan sosiologi dalam
kajian-kajiannya. Psikologi sosial memfokuskan pada pengaruh individu satu
terhadap yang lainnya.
Psikologi sosial memberikan sumbangan yang berarti bagi komunikasi
organisasi dalam bidang-bidang pengukuran, pemahaman, dan perubahan
sikap; pola komunikasi; cara-cara di mana kegiatan kelompok dapat
memuaskan kebutuhan individu; serta proses pengambilan keputusan
kelompok.
4. Antropologi
Bila Psikologi memfokuskan perhatiannya pada individu, sosiologi pada
sistem sosial, dan psikologi sosial pada perpaduan dari psikologi dan
sosiologi, maka antropologi memfokuskan perhatiannya pada studi tentang
masyarakat khususnya mempelajari mengenai manusia dan kegiatan mereka,
yakni budaya dan lingkungan.
Dalam komunikasi organisasi, antropologi memberikan sumbangan
dalam membantu memahami perbedaan-perbedaan nilai-nilai fundamental,
sikap, dan perilaku di antara orang-orang pada negeri-negeri yang berlainan
serta dalam organisasi yang berlainan. Sejalan dengan itu, Antropologi sangat
diperlukan untuk membantu memahami budaya organisasi, lingkungan
organisasi, dan perbedaan antara budaya-budaya nasional.
5. Ilmu Politik
Dibandingkan dengan ilmu-ilmu yang telah dijelaskan sebelumnya,
yakni psikologi, sosiologi, psikologi sosial, dan antropologi, kenyataan
membuktikan bahwa ilmu politik pun memberikan sumbangan berarti bagi
SKOM4329/MODUL 1 1.15
LAT IH A N
R A NG KU M AN
Secara sederhana, komunikasi organisasional didefinisikan sebagai
komunikasi yang terjadi di dalam organisasi. Komunikasi dalam
organisasi ini mencakup semua proses verbal dan nonverbal, baik secara
linear maupun transaksional. Dari definisi mengenai komunikasi
organisasional, terdapat dua konsep utama yang perlu dipahami, yaitu
konsep komunikasi dan konsep organisasi.
Secara etimologis, komunikasi berasal dari bahasa latin yaitu
communicatio. Kata asli communicatio adalah communis, yang memiliki
arti sama (seperti halnya dalam bahasa Inggris common). “Sama” di sini
maksudnya sama makna dan sama arti. Komunikasi terjadi apabila
terdapat kesamaan makna mengenai suatu pesan yang disampaikan
komunikator dan diterima komunikan. Dengan demikian komunikasi
dapat diartikan sebagai proses penyampaian ide dari sumber kepada
penerima dengan tujuan tercapainya tujuan bersama.
Sementara itu organisasi adalah kelompok manusia yang secara
sengaja dibentuk untuk mencapai suatu tujuan bersama tertentu. Dari
definisi organisasi ini dapat dilihat beberapa hakikat organisasi, yaitu :
Pertama,yaitu bahwa organisasi merupakan sebuah sistem yang stabil
atau mapan, baik dari segi hukum maupun sosial. Kedua, organisasi
merupakan sekumpulan orang yang melakukan kerja sama. Ketiga,
dalam suatu organisasi terdapat jenjang atau hierarki kepangkatan atau
tingkatan karir. Setiap orang mempunyai tugas dan kewajiban sesuai
dengan tingkat kepangkatannya, ada pimpinan dan ada bawahan. Dan
keempat, dalam organisasi harus ada tujuan yang hendak dicapai.
Selanjutnya, sebagai sebuah bidang terapan maka komunikasi
organisasi dibangun oleh berbagai disiplin ilmu. Disiplin ilmu yang
menonjol sumbangannya bagi komunikasi organisasi adalah psikologi,
sosiologi, psikologi sosial, antropologi, dan ilmu politik
TES F OR M AT IF 1
Kegiatan Belajar 2
an yang kurang. Dari penelitian ini dikenal pula apa yang disebut sebagai
Hawthorne Effect, yaitu kecenderungan individu (pekerja) untuk berperilaku
yang dibuat ketika mereka tahu bahwa mereka sebagai subjek penelitian.
Adapun hasil yang diperoleh dari studi Hawthorne ini ditemukannya akar
motivasi dari pekerja dalam hubungan sosial yang informal. Selanjutnya
disebutkan pula bahwa betapa pentingnya hubungan interpersonal yang
informal dalam situasi yang benar-benar formal atau bersifat atomistik (kecil-
kecil). Studi Hawthorne ini membenarkan asumsi mengenai perilaku manusia
di dalam organisasi, sekaligus menghasilkan paradigma yang kita sebut
sebagai Human Relations school.
Sebelum membahas hasil yang diperoleh dari penelitian Hawthorne,
kiranya perlu diperhatikan bagan berikut ini :
Presiden dan
Direksi
Dari pengertian human relations, baik secara luas maupun secara sempit,
konsep ini mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
a. Kegiatannya ditandai dengan adanya interaksi antara orang-orang yang
terlibat.
b. Bentuk komunikasinya adalah komunikasi interpersonal secara tatap
muka.
c. Metode komunikasinya adalah persuasif.
d. Kegiatannya diakhiri dengan adanya kepuasan bersama.
b. Mutual acceptance
Setiap individu dalam organisasi haruslah bersatu saling menerima,
saling menghargai, dan saling menghormati satu sama lain terhadap
tugas dan kewajiban masing-masing.
c. Common interest
Setiap individu dalam organisasi terikat kepentingan bersama.
d. Open communication
Keterbukaan akan menimbulkan pengertian yang lebih baik dan
menghasilkan keputusan yang tepat dalam segala aspek.
e. Partisipasi pegawai
Hasil yang efisien disebabkan adanya keseimbangan dalam pandangan,
dan masalah yang ada dipecahkan secara bersama-sama.
f. Local identify
Memberikan pujian yang tepat pada seseorang yang layak mendapat-
kannya.
g. Local decision
Memberi kewenangan pada orang untuk memecahkan sendiri masalah-
nya.
h. High moral standard
Kebenaran dan keadilan mengenai sesuatu tindakan dapat disebut benar
dan asli bila berdasarkan pada moralitas dan hak asasi manusia.
3. System School
Pada perkembangan selanjutnya, banyak penelitian dilakukan dalam
upaya menyeimbangkan nilai lainnya di tempat kerja. Istilah human relations
ternyata tidak mutlak lagi, dan ada faktor lain yang perlu diperhitungkan. Di
sinilah lahir konsep dasar dari hakikat manusia yang terdiri dari:
a. perbedaan individu;
b. orang seutuhnya;
c. perilaku yang termotivasi;
d. nilai orang (martabat manusia).
Perspektif ketiga ini mulai populer pada akhir 1950-an dan awal 1960.
System School menekankan pada fungsi integrasi dan koordinasi pada proses,
baik di dalam maupun di antara organisasi. System School merupakan
tinjauan teoritis yang dikenal dengan nama General System Theory dengan
prinsip utamanya adalah keseluruhan lebih baik daripada jumlah bagian.
Artinya pada pendekatan ini dilakukan kombinasi unsur-unsur yang baik dari
dua pendekatan sebelumnya (Scientific Management dan Human Relations).
Sebuah organisasi dipandang sebagai suatu sistem di mana semua bagian
saling berinteraksi. System school menganggap semua faktor fisik dan
psikologis dalam pendekatan human relations adalah penting. Setiap faktor
mempengaruhi faktor lainnya, dan semua perlu dipertimbangkan, sehingga
organisasi yang bersangkutan dapat berfungsi secara baik. Selain itu, yang
menarik dari pendekatan ini adalah organisasi dipandang sebagai suatu
sistem terbuka, terbuka terhadap informasi baru, responsif terhadap
lingkungan, bersifat dinamis, dan selalu berubah ke arah yang positif.
System School memfokuskan pada sistem terbuka, karena semua
organisasi relatif terbuka. Ada pengertian sistem terbuka adalah secara
kontinyu melakukan informasi dengan lingkungannya. Sedangkan sistem
tertutup adalah situasi yang benar-benar terisolasi dari lingkungannya, di
1.30 Komunikasi Organisasi
dari masing-masing perspektif . Dari satu hal ini kita dapat menilai sebuah
organisasi dari perilakunya sehingga akan diketahui prinsip mana yang
dominan untuk diberlakukan.
SCIENTIFIC HUMAN
MANAGEMENT RELATIONS SYSTEM SCHOOL
SCHOOL SCHOOL
Prinsip dasar Pandangan Pandangan sosial Organisasi
dan aturan mekanistik terhadap merupakan sistem
perilaku tentang perilaku manusia terbuka dalam
manusia manusia di kelompok hubungan secara
motivasi secara informal kontinyu dengan
ekonomi, dan mempengaruhi lingkungannya,
akan merespon tingkat produksi; sistem dan
maksimum bila perhatian lingkungan saling
penghargaan terhadap membatasi, sistem
materi diberikan kebutuhan harus dianalisis
sesuai dengan pekerja dapat secara keseluruhan
prestasi mendorong untuk dapat
kerjanya. penampilan yang memahami dengan
Rekayasa lebih baik; baik. Organisasi
terhadap waktu partisipasi terdiri dari
dan usaha pekerja dalam subsistem yang
pekerja dalam pengambilan saling bergantung
pencapaian keputusan, dan individu-
menyadari individu sebagai
tujuan individu pembawa organisasi
mungkin
berbeda dengan
organisasi;
pekerja
dimotivasi oleh
kebutuhan sosial
dan oleh
hubungan
dengan orang-
orang dekat
Metode Observasi Survei interview Analisis jaringan
penelitian (termasuk dan kuesioner, data survei
utama yang penelitian waktu observasi, interview dan
digunakan dan dorongan), partisipasi, kuesioner; analisis
partisipasi, catatan harian, sistem; simulasi
survei. analisis komputer
sosiometrik
tentang
1.32 Komunikasi Organisasi
SCIENTIFIC HUMAN
MANAGEMENT RELATIONS SYSTEM SCHOOL
SCHOOL SCHOOL
kepemimpinan
dan pola
komunikasi
pabrik
manufaktur
(khususnya
asembling)
Penelitian Perusahaan Untuk pekerja : Organisasi industri,
tipe industri dan simpatik militer, dan
organisasi pelayanan umum terhadap pemerintah; rumah
utama mereka sakit, institusi
berusaha pendidikan; dan
menolong mental; penjara.
pekerja
memecahkan
masalah mereka
melalui
pengertian.
Bias of the Untuk Untuk organisasi :
school manajemen organisasi muncul
“manajemen sebagai kesatuan
paling tahu” yang terdiri dari
lebih dari kehadiran
anggota sebagai
individu.
Pandangan Menekankan Komunikasi Komunikasi krusial,
komunikasi pada tulisan informal sama untuk menyatukan
organisasional saluran formal baiknya dengan organisasi dan
komunikasi formal, hubungan antara
impersonal, penekanan pada subsistem.
pesan tugas saluran Komunikasi lintas
berasal dari interpersonal, batas organisasi
lapisan atas dan khususnya atau dengan
disampaikan ke dengan orang- lingkungan adalah
bawah sebagai orang dekat, hal yang penting.
perintah. Pesan rumor dan
komunikasi tidak grapevine
dipandang oleh muncul.
Frederick W.
Taylor.
SKOM4329/MODUL 1 1.33
SCIENTIFIC HUMAN
MANAGEMENT RELATIONS SYSTEM SCHOOL
SCHOOL SCHOOL
Penemu atau Frederick W. Chester I. Hebert A. Simon,
figur dominan Taylor (1911) Barnard, Elton Daniel Katz dan
Mayo Robert I. Kahn,
James G. Miller.
Buku rujukan Luther Gulick Chester I Daniel Katz dan
dan Lyndall F. Barnard (1938), Robert I. Kahn
Urwick (1937), The Functions of (1964), The Social
Papers and the The Executive. Psychology of
Science of Fritz R. Dan Organizations.
Administration William Dickson James G. Miller
(1939), (1972), Living
Management Systems: The
and the Worker. Organization.
Elton Mayo Joan Woodward
(1960), The (1958), Management
Social Problems and Technology ;
of an Industrial (1965), Industrial
Civilization. Organization:Theory
R. Likert (1961), and Practice.
New Pattern of Paul R. Lawrence
management; dan J.W. Lorsch
(1967), The (1967) Organization
Human and Environtment
Organization. Managing
George C. Differentiation and
Homans (1950), Integration.
The Human Hebert A. Simon
Group. (1947),
Administrative
Behavior; (1956),
Models of Man.
wadah, bahkan akhirnya melarikan diri dari sengatan matahari melalui mulut
wadah. Lebah-lebah tersebut kurang beruntung, mereka gagal melakukan
berbagai pencarian atau berperilaku sembarangan (tidak terpola) yang
sebenarnya sangat diperlukan dalam kasus ini.
Kemampuan organisasi untuk bervariasi, yang dapat disebut berperilaku
sembarang, sering kali amat berguna untuk mempertahankan kelanjutannya.
Ini tidak berarti bahwa tidak ada keteraturan. “Organisasi dapat berupa
anarki, tetapi anarki yang diorganisasikan. Organisasi dapat berupa rangkaian
longgar, tetapi rangkaian longgar ini ada dalam suatu sistem. Organisasi
dapat melakukan pengambilan keputusan sembarangan, tetapi berdasarkan
batas-batas yang membentuk suatu struktur”.
Mempelajari organisasi adalah mempelajari perilaku pengorganisasian,
dan inti perilaku tersebut adalah komunikasi. Organisasi berbicara agar
menjadi tahu; pembicaraan merupakan intelegensi dan kemampuan
penyesuaian organisasi. Untuk mengetahui apa yang dipikirkan organisasi,
penting sekali memeriksa perilaku-perilaku yang bertautan (interaksi ganda)
di antara para anggota organisasi tersebut. Apa yang dipercakapkan orang-
orang dan yang disahkan di antara sesama mereka menghasilkan suatu
lingkungan yang mengorganisasikan aktivitas mereka, terutama pikiran
mereka.
Percakapan adalah data kasar bagi pembentukan pemahaman dan
pembuatan keputusan. Para individu membangun dunia mereka secara aktif.
Smircich (1983) menerapkan konsep “lingkungan yang diciptakan” kepada
manajemen dengan menjelaskan bahwa para manajer harus memperhatikan
kegiatan yang mereka lakukan dan yang tidak mereka lakukan, bukan
menjelaskan lingkungan untuk menjelaskan situasi mereka. ini karena
lingkungan sering kali menjadi kambing hitam – sasaran empuk – untuk
menumpahkan dan melepaskan tanggung jawab.
Selanjutnya, Weick memusatkan pada komunikasi dan peranan yang
dimainkannya dalam membangun suatu dunia yang menghendaki suatu
keputusan. Pada tataran ini Weick memandang bahwa mengelola makna
adalah memandang organisasi sebagai sebuah himpunan prosedur untuk
berdebat dan menafsirkan. Dalam setiap penilaian organisasi, ajukan
pertanyaan-pertanyaan seperti: bagaimana mengemukakan pemenang
perdebatan? Kapan penafsiran dilakukan? Taksiran apa yang cenderung
disukai? Dan penafsiran siapa yang cenderung menonjol?
1.40 Komunikasi Organisasi
Panjang lebar kita bahas mengenai teori Weick ini, karena memang teori
pengorganisasiannya ini menentang cara berpikir yang diterima apa adanya
dan memungkinkan anggota organisasi untuk melihat pentingnya pandangan
subjektif tentang dunia.
2. Structuration Theory
Structuration Theory dikemukakan oleh Anthony Giddens, seorang
sosiologis dari Inggris. Buku-buku yang ditulisnya berkaitan dengan
structuration theory ini adalah New Rules of Sociological Method (1976),
Critical Problems in Social Theory (1979), dan The Constitution of Society
(1984). Structuration theory yang banyak mempengaruhi pemikiran dan
penelitian di bidang komunikasi organisasi ini menyatakan bahwa kehidupan
sosial harus mempertimbangkan struktur (structure) dan keagenan (agency).
Stuktur adalah aturan-aturan, norma-norma, dan kepercayaan-kepercayaan
yang mengkarakterisasi dunia sosial. Sementara itu, keagenan adalah perilaku
dan interaksi manusia dalam dunia tersebut.
Fokus utama dari structuration theory adalah bahwa hubungan antara
structure dan agency harus didefinisikan dalam term dualitas stuktur. Konsep
ini mengemukakan bahwa struktur dihasilkan oleh agen manusia, tapi pada
waktu yang sama menjadi media di mana agency beroperasi. Seperti
dikatakan Giddens (1976) : “it is this dual aspect of structure, as both
inferred from observation of human doings, yet also operating as a medium
whereby those doings are made possible, that has to grasped through the
notions of structuration and reproduction”.
Contoh yang bisa menggambarkan dualitas dari struktur adalah pada
peristiwa berikut. Ketika Anda menjalani proses belajar di ruang kuliah, ada
struktur-struktur tertentu yang memandu interaksi Anda, misalnya Anda tidak
boleh menyela ketika dosen sedang menerangkan materi perkuliahan, dan
jika ingin berbicara atau bertanya, maka Anda harus mengacungkan tangan
terlebih dahulu. Aturan dan struktur tersebut menjadi media Anda ketika
interaksi berlangsung. Sementara itu, konsep dualitas dari struktur juga
mengingatkan kita bahwa peraturan itu dibentuk oleh interaksi. Aturan
dikembangkan melalui interaksi yang berulang dalam ruang perkuliahan.
Interaksi secara sosial membangun struktur yang akhirnya kembali akan
membimbing interaksi pada waktu-waktu seterusnya.
Structuration theory banyak digunakan dalam memahami beberapa
konsep klasik dalam studi organisasional, juga struktur dan iklim organisasi.
SKOM4329/MODUL 1 1.41
Meski sebenarnya sebagian ahli merasa bahwa teori ini sebenarnya kompleks
dan sangat abstrak.
Jablin – pakar teori ini – mengungkapkan bahwa ada tiga tahap dalam
proses menjadi anggota organisasi yaitu :
a. Anticipatory socialization.
b. Organizational assimilation.
c. Exit from organization.
LAT IH A N
R A NG KU M AN
2. Structuration Theory
Teori ini dikemukakan oleh Anthony Giddens, seorang sosiolog dari
Inggris. Fokus utama structuration theory adalah bahwa hubungan
antara structure dan agency harus didefinisikan dalam term dualitas
stuktur. Konsep ini mengemukakan bahwa struktur dihasilkan oleh
agen manusia tapi pada waktu yang sama menjadi media di mana
agency beroperasi.
TES F OR M AT IF 2
10) Berikut ini adalah tahapan yang terdapat dalam teori asimilasi organisasi,
kecuali….
A. Vocational socialization
B. Anticipatory socialization
C. Encounter
D. Simbiosis
Tes Formatif 2
1) B Studi Howthorne memberikan gambaran bahwa para pekerja bukan
semata-mata sebagai alat ekonomi atau sebagai bagian yang
terpisahkan dari proses produksi, tetapi pekerja dipandang sebagai
manusia yang utuh. Eksperimen ini dilakukan oleh: Elton Mayo dan
kawan-kawan.
SKOM4329/MODUL 1 1.51
Daftar Pustaka
Fifi Hasmawati
* Dosen KOMI Pascasarjana UIN Sumatera Utara
** Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi FDK UINSU
*** Menyelesaikan S3 Komunikasi Islam PPs UINSU
ABSTRAK
Komunikasi adalah suatu proses dimana seseorang atau kelompok, organisasi, dan masyarakat
menciptakan, dan menggunakan informasi agar terhubung dengan lingkungan dan orang
lain. Menajemen sering juga didefinisikan sebagai seni untuk melaksanakan suatu pekerjaan
melalui orang lain. karena itu manajemen komunikasi merupakan perpaduan konsep komunikasi
dan manajemen yang diaplikasikan dalam berbagai kegiatan komunikasi dengan tujuan untuk
membuat pelaksanaann komunikasi itu berjalan efektif, sehingga pesan atau hasil yang diharapakan
dari penyampaian informasi tadi sesuai dengan yang diharapkan. Manajemen Komunikasi
terdiri dari dua kata yaitu Manajemen dan komunikasi. Dalam proses pelaksanaanya manajemen
berkerja melalui fungsi-fungsinya yaitu membuat perencanaan, pengorganisisasian, pengendalian
serta memimpin berbagai usaha dalam mencapai tujuan, sedangkan menurut Ctutlip dalam
bukunya efektifitas Publik Relation bahwa manajemen komunikasi adalah proses timbal balik
(resiprokal) pertukaran sinyal untuk memberi informasi, membujuk atau memberi perintah,
berdasarkan makna yangsama dan dikondisikan oleh konteks hubungan para para komunikator
dan konteks sosialnya.Manajemen komunikasi lahir karena adanya tuntutan umtuk menjembatani
antara teoritisi komunikasi dengan praktisi komunikasi. Para teoritisi menghadapai keterbatasan
dalam mengaplikasikan pengetahuan yang dimilkinya. Sementara para praktisi komunikasi
mengalami keterbatasan pada rujukan teoritis atau ilmu komunikasi.
KOMUNIKASI
Komunikasi sebagai kata kerja (verb) dalam bahasa Inggris, “communicate”, berarti
(1) untuk bertukar pikiran-pikiran, perasaan-perasaan dan informasi; (2) untuk membuat
tahu; (3) untuk membuat sama; dan (4) untuk mempunyai sebuah hubungan yang simpatik.
Sedangkan dalam kata benda (noun), “communication”, berarti: (1) pertukaran simbol, pesan-
pesan yang sama, dan informasi; (2) proses pertukaran diantara individu-individu melalui
simbol-simbol yang sama; (3) seni untuk mengekspresikan gagasan-gagasan, dan (4) ilmu
pengetahuan tentang pengiriman informasi1 komunikasi sebagai suatu proses dengan mana
1
Dani Vardiansyah, Pengantar Ilmu Komunikasi. Cet. ke-1 (Bogor: Ghalia Indonesia, 2004).
AL-IDÂRAH, Volume V, No. 6, 2018 77
suatu pesan dipindahkan atau dioperkan (lewat suatu saluran) dari suatu sumber kepada
penerima dengan maksud mengubah perilaku, perubahan dalam pengetahuan, sikap dan
atau perilaku overt lainnya. Sekurang-kurangnya didapati empat unsur utama dalam model
komunikasi yaitu sumber (the source), pesan (the message), saluran (the channel) dan penerima
(the receiver). Wilbur Schramm menyatakan komunikasi sebagai suatu proses berbagi
(sharing process). Schramm menguraikannya sebagai berikut :
“Komunikasi berasal dari kata-kata (bahasa) Latin communis yang berarti umum
(common) atau bersama. Apabila kita berkomunikasi, sebenarnya kita sedang berusaha
menumbuhkan suatu kebersamaan (commonnes) dengan seseorang. Yaitu kita berusaha
berbagai informasi, ide atau sikap. Seperti dalam uraian ini, misalnya saya sedang
berusaha berkomunikasi dengan para pembaca untuk menyampaikan ide bahwa
hakikat sebuah komunikasi sebenarnya adalah usaha membuat penerima atau pemberi
komunikasi memiliki pengertian (pemahaman) yang sama terhadap pesan tertentu”.2
2
Tommy Suprapto, Pengantar Teori Komunikasi. Cet. ke-1 (Yogyakarta: Media Pressindo, 2006),
h. 2-6.
3
https://communicationdominan.wordpress/201/12/18/pengantar_ ilmu_manajemen_komunikasi/
78 Fifi Hasmawati: Manajemen dalam Komunikasi
MANAJEMEN
Manajemn adalah proses perencanaan, pengorganisasisan, pengarahan dan pengawasan
dengan memberdayakan anggota organisasi dan penggunaan sumber daya organisasi lainnya
AL-IDÂRAH, Volume V, No. 6, 2018 79
agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.4 Menajemen sering juga didefinisikan
sebagai seni untuk melaksanakan suatu pekerjaan melalui orang lain. Para manejer mencapai
tujuan organisasi dengan cara mengatur orang lain untuk melaksanakan tugas apa saja
yang mungkin diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut.5 Pada sebagian buku manjemen
seni dalam menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain dalam prosesnya yaitu dengan
membuat perencanaan, pengorganisisasian, pengendalian serta memimpin berbagai usaha
dalam mencapai tujuan, dan komunikasi adalah suatu proses dimana seseorang atau kelompok,
organisasi, dan masyarakat menciptakan, dan menggunakan informasi agar terhubung
dengan lingkungan dan orang lain. Karakteristik ilmu komunikasi antara lain bersifat
irreversible, kompleks, berdimensi sebab akibat, dan mengandung potensi problem. Dilihat
dari karakteristik tersebut suatu proses komunikasi sangatlah rumit. Maka suatu tindakan
komunikasi haruslah dikelola secara tepat. Disinilah subdisiplin manajemen bagi komunikasi
dapat memberikan kontribusinya.
Manajemen adalah sekumpulan orang yang melakukan kegiatan planning, organizing,
leading dan controlling. Manajemen mempunyai tanggung jawab tertinggi atas berbagai
pengambilan keputusan yang berkaitan dengan bidang yang dibawahi. Karyawan dan
manajemen merupakan satu kesatuan yang saling membutuhkan. Manajemen yang baik
adalah manajemen yang dapat berkomunikasi dengan karyawan secara tepat. Manajemen
merupakan suatu proses merancang dan memelihara suatu lingkungan dimana orang-
orang yang bekerja sama di dalam suatu kelompok dapat mencapai tujuan yang telah
ditetapkan dengan seefisien mungkin (H. Weihrich & H. Koontz).
Fungsi Manajemen
1. Fungsi Perencanaan (Planning). Yaitu suatu keputusan yang diambil untuk waktu
yang akan datang meliputi apa yang dilakukan, kapan dan siapa yang melakukan
“suatu keputusan yang diambil” mengandung maksud akan adanya upaya pemilihan
alternatif dari berbagai alternatif yang ada.
Pentingnya perencanaan :
- Untuk menghilangkan atau mengurangi ketidak pastian di masa datang
- Memusatkan perhatian setiap unit yang terlibat
- Membuat kegiatan lebih ekonomis
- Memungkinkan dilakukan pengawasan
2. Fungsi Pengorganisasian (Organizing). Yaitu suatu fungsi yang dijalankan berupa cara pengaturan
dari sekian banyak pekerjaan yang perlu dilakukan disesuaikan dengan sumber daya
yang ada guna tercipta efisiensi di dalam bekerja dalam upaya pencapaian tujuan, yaitu:
4
Handoko, 2003, h. 8.
5
Stoner, 1996, h. 7.
80 Fifi Hasmawati: Manajemen dalam Komunikasi
6
Handoko, Manajemen, 2003, h.8
7
Stoner, Pengantar Manajemen, 1996, h. 7
AL-IDÂRAH, Volume V, No. 6, 2018 81
8
www.deinisi_penegertian.com/215/08/difinisi_penegrtian_manajemen_ komunikasi_html.
9
Scott M. Cutlip, Effective Public Relation, 2007, h 12.
10
Michael Kaye, 1994. Communication Management.
11
Diwan, Parag. 1999. Communication Management
82 Fifi Hasmawati: Manajemen dalam Komunikasi
kelompok, organisasi, massa, dan masyarakat. Konsep manajemen dalam perspektif ilmu
komunikasi pada hakikatnya dipahami sebagai proses memengaruhi orang lain. Selain
itu, konsep dari manajemen komunikasi juga memberi saran kepada kita bahwa kemampuan
untuk berkomunikasi dengan baik bukan hanya sebagai hal yang sudah melekat dalam
diri kita saja, melainkan sebagai suatu hal yang dapat kita pelajari dan kita kembangkan.
Sebagai contohnya, kita dapat meningkatkan kemampuan kita dalam berkomunikasi
agar dapat menjadi seorang komunikator yang memiliki kredibilitas. Disinilah letak kegunaan
mempelajari manajemen komunikasi, yaitu agar kita dapat lebih mengerti bagaimana
seharusnya berkomunikasi dengan orang lain, sehingga komunikasi yang terjadi merupakan
komunikasi yang efektif.
Manajemen komunikasi yang menggabungkan antara pendekatan manajemen
dengan pengelolaan komunikasi memungkinkan kita untuk mewujudkan keharmonisan
dalam komunikasi yang kita lakukan.
1. Didasarkan pada karakteristik ilmu komunikasi. Karakteristik ilmu komunikasi antara
lain bersifat irreversible, kompleks, berdimensi sebab akibat, dan mengandung potensi
problem. Dilihat dari karakteristik tersebut suatu proses komunikasi sangatlah rumit.
Maka suatu tindakan komunikasi haruslah dikelola secara tepat. Disinilah subdisiplin
manajemen komunikasi dapat memberikan kontribusinya.
2. Terkait dengan kebutuhan fungsionalisasi ilmu komunikasi didalam upaya menciptakan/
knowledge worker di bidang komunikasi. Knowledge worker adalah tenaga komunikasi
yang memiliki wawasan teoritis tentang komunikasi dan memiliki keterampilan dalam
mengaplikasikan ilmu tersebut. Dalam studi manajemen komunikasi, suatu model
pembelajaran komunikasi yang mengarah pada pembekalan meaningful knowledge
dan meaningful skills dapat dikonstruksi.
12
G. R. Terry, Manajemen Organisasi.
AL-IDÂRAH, Volume V, No. 6, 2018 83
dan tanggung jawab yaitu melalui instruksi-instruksi bentuk lisan dan tulisan sesuai
dengan prosedur secara fungsional yang berlaku dari arus atasan ke bawahan atau
sebaliknya.
2. Komunikasi non-formal, yaitu di luar komunikasi formal, terjadi secara spontan. Misalnya
Sumbang saran yang berkaitan dengan tugas, kewajiban. Efektif digunakan dalam
perusahaan yang bersifat padat karya dengan jumlah pekerja cukup banyak, dan tidak
terlalu teknis.
3. Komunikasi informal. Seperti halnya komunikasi non formal namun lebih menekankan
pada aspek human relations-nya. Atau dengan kata lain digunakan dalam permasalahan
di luar pekerjaan secara langsung.
4. Komunikasi teknis. Biasanya hanya dilakukan dan dimengerti oleh orang-orang tertentu
saja yang berkaitan dengan kegiatan tersebut.
5. Komunikasi prosedural. Biasanya dekat dengan komunikasi formal, diwujudkan misalnya
dalam bentuk pemberian laporan tahuan/bulanan, instruksi tertulis, memo dan lain-lain.
yang dianalogikan dengan “Russian Matouschka dolls”. Boneka terkecil merupakan bagian
yang terdalam pada konsep komunikasi orang dewasa ini. Bagian ini merepresentasikan
“self”. Mengerti dan memahami diri merupakan tahap yang sangat penting dalam mencapai
self-management yang efektif. Dalam hal ini, berarti kita melakukan komunikasi intrapersonal
yang mencakup sensasi, persepsi, memori dan berfikir. Sementara Onong U Effendy mengelompokkan
komunikasi dalam manajemen menjadi tiga dimensi, yaitu:
1. Komunikasi vertikal, yaitu arus komunikasi dua arah timbal balik dalam melaksanakan
fungsi-fungsi manajemen, bisa dari atas ke bawah (downward communication) dan bisa
dari bawah ke atas (upward communication).
2. Komunikasi horizontal, merupakan komunikasi satu level yang terjadi antara satu
karyawan dengan karyawan lainnya atau pimpinan satu departemen dengan departemen
lainnya dalam satu tingkatan dan lain sebagainya.
3. Komunikasi eksternal, Berlangsung secara dua arah antara pihak organisasi/lembaga
dengan pihak luar.
4. Komunikasi yang terjadi dalam suatu organisasi ditentukan oleh kebijakan dan arus
informasi yang ada dalam organisasi tersebut. Arus informasi akan membentuk pola-
pola hubungan atau jaringan komunikasi.
13
Rogers, 1969, h.180.
AL-IDÂRAH, Volume V, No. 6, 2018 85
14
Stoner, 1996, h. 7.
86 Fifi Hasmawati: Manajemen dalam Komunikasi
DAFTAR BACAAN
JURNAL SIMBOLIKA
Research and Learning in Communication Study
Available online http://ojs.uma.ac.id/index.php/simbolika
DOI : https://doi.org/10.31289/simbollika.v6i2.4069
Abstract
Management strategy is something that will always exist in modern organizations. Communication
management is a very important factor as a management tool to achieve its goals. From a communication
perspective, various internal organizational factors are closely related to communication factors to become
a communication strategy design with the output form being organizational communication design. To
achieve organizational goals, communication management is a core element that works to optimize human
resources and technology through a communication strategy to improve communication effectiveness. The
communication process that takes place will create a two-way dialogue and a positive impression on the
organization. Communication management is a core element in management strategy which is a booster
factor for organizational performance in order to achieve its goals. Communication management design is
comprehensive, covering all internal aspects of the organization and the complex nature of the management
system. This natural communication is the optimization of the role to facilitate the relationship between
organizational personnel at all levels, to build a supportive environment for the internal development of the
organization. Top management's awareness and vision is very important in order to understand that
persistence in learning how to communicate should be a top priority for them. When the ability to
communicate becomes an organizational culture and a skill that is continually being refined, the goals of
the organization will be more open to being achieved.
Keywords: Management; Communication; Communication Approach.
How to Cite: Sahputra, D. (2020). Manajemen Komunikasi Suatu Pendekatan Komunikasi. Jurnal Simbolika: Research
and Learning in Communication Study. 6 (2): 152-162
152
Jurnal Simbolika: Research and Learning in Communication Study, 6 (2) Oktober 2020: 152-162
153
Dedi Sahputra, Manajemen Komunikasi Suatu Pendekatan Komunikasi
Forman dan Angenti Mihai (2017) yang mengarahkan karyawan serta manajer ke
menyatakan sebaliknya. Dalam hasil hubungan yang saling berhubungan yang
penelitiannya, Forman dan Angenti (2017) mempengaruhi pengembangan organisasi
menggarisbawahi efek bahwa program dan pribadi serta keberhasilan yang
komunikasi yang tepat dikembangkan di melibatkan sumber daya perusahaan,
tingkat organisasi, memiliki efek langsung pengetahuan, informasi pribadi dan
dan cukup tepat terhadap peningkatan pelatihan personil.
volume penjualan. Simulasi numerik dan dinamis
Dari perspektif komunikasi, strategi menggambarkan cara proses berfungsi dan
manajemen sangat bergantung pada faktor memberikan pengaruh pada prosedur
komunikasi, atau pada bagaimana pengambilan keputusan perusahaan
memanaj faktor komunikasi yang dalam dengan karakteristik organisasi yang
terminologinya disebut dengan manajemen bersumber atau bersumber (Markaki dkk.,
komunikasi. Berbagai faktor internal 2013).
organisasi sangat terkait dengan faktor Manajemen komunikasi perusahaan
komunikasi untuk menjadi sebuah desain dapat dianggap sebagai kunci dari strategi
strategi komunikasi dengan bentuk manajerial, karena kenyataan bahwa
luarannya adalah desain komunikasi perannya menyiratkan pemilihan pesan
organisasi. yang terkait dengan tujuan perusahaan,
Manajemen karir serta manajemen berbagai sudut pandang, dan kemudian
komunikasi saling terkait dengan sumber mengirimkannya ke pihak yang
daya organisasi dan parameter seperti berkepentingan. Komunikator sebagai
jaringan kerja, dorongan inisiatif, otonomi spesialis dari domain, harus siap untuk
kerja, stabilitas pekerjaan. Manajemen menangani tindakan komunikasi yang
komunikasi dan “sumber daya” organisasi kompleks.
dapat mengarahkan organisasi menuju Mereka harus selalu diberi
kesuksesan dan karyawan menuju informasi tentang kegiatan internal dari
pengembangan profesional. Manajemen departemen yang berbeda dan semua divisi
karir memiliki aspek komunikasi yang terkait lainnya dari organisasi, tetapi yang
penting. lebih penting adalah memiliki kontak erat
Tantangan yang dihadapi saat ini dengan public relation (PR) perusahaan:
manajemen sumber daya manusia adalah pemasaran, periklanan, penelitian dan
untuk menilai semua parameter dan sistem informasi dalam rangka untuk dapat
154
Jurnal Simbolika: Research and Learning in Communication Study, 6 (2) Oktober 2020: 152-162
155
Dedi Sahputra, Manajemen Komunikasi Suatu Pendekatan Komunikasi
156
Jurnal Simbolika: Research and Learning in Communication Study, 6 (2) Oktober 2020: 152-162
tengah terjadi. Karena kondisi tersebut tipologi organisasi; (4) Diagnosis, dan (5)
akan memberi pengaruh pada perencanaan Efektivitas komunikasi menggunakan
yang dijalankan. Dalam perspektif komunikasi bilateral (Mihai, 2017).
komunikasi, perencanaan juga akan selalu Dalam hal menjembatani antara
terkait hal-hal yang lebih spesifik mengenai teoritisi dan praktisi, menurut Hasmawati
penyampaian pesan dari komunikator (2018), manajemen komunikasi lahir
kepada komunikan. Sehingga efektivitas karena adanya tuntutan untuk
komunikasi akan selalu terukur. menjembatani antara teoritisi komunikasi
Menurut Tubbs dan Moss (1996) dengan praktisi komunikasi. Para teoritisi
dalam Sukewijaya dkk., (2015) menyatakan menghadapi keterbatasan dalam
bahwa guna mengetahui efektivitas mengaplikasikan pengetahuan yang
komunikasiada lima indikator yang dapat dimilikinya. Sementara para praktisi
dijadikan ukuran yaitu: (1) Pemahaman; komunikasi mengalami keterbatasan pada
(2) Kesenangan, (3) Pengaruh pada sikap, rujukan teoritis atau ilmu komunikasi.
(4) Hubungan yang makin baik, dan (5) Manajemen komunikasi yang
Tindakan. Sedangkan Hardjana (2000) menggabungkan antara pendekatan
dalam Sukewijaya dkk., (2015) melihat manajemen dengan pengelolaan
efektivitas komunikasi dengan komunikasi memungkinkan kita untuk
membandingkan antara apa yang dimaksud mewujudkan keharmonisan dalam
atau yang seharusnya menurut sistem komunikasi yang kita lakukan. (1)
dengan apa yang senyatanya terjadi. Komunikasi. Karakteristik ilmu komunikasi
Kriteria efektivitas komunikasi dinilai antara lain bersifat irreversible, kompleks,
berdasarkan enam indikator, yaitu: (1) berdimensi sebab akibat, dan mengandung
Penerima atau pemakai (Receiver or user); potensi problem. Dilihat dari karakteristik
(2) Isi pesan (Content); (3) Ketepatan tersebut suatu proses komunikasi
waktu (Timing); (4) Media komunikasi sangatlah rumit, maka suatu tindakan
(media); (5) Format (Format); dan (6) komunikasi haruslah dikelola secara tepat.
Sumber pesan (Source). Disinilah subdisiplin manajemen
Lima aktivitas manajemen terpenting komunikasi dapat memberikan
untuk komunikasi perusahaan : (1) Intuisi kontribusinya; (2) Terkait dengan
respons audiens, memilih bahasa yang kebutuhan fungsionalisasi ilmu komunikasi
digunakan dalam organisasi; (2) di dalam upaya menciptakan/knowledge
Mengidentifikasi; dan (3) Membentuk worker di bidang komunikasi. Knowledge
157
Dedi Sahputra, Manajemen Komunikasi Suatu Pendekatan Komunikasi
158
Jurnal Simbolika: Research and Learning in Communication Study, 6 (2) Oktober 2020: 152-162
pada saat memulai dan dimiliki olehseluruh eksternal, tetapi di antara sesama personel
personil organisasi yang terlibat. Bagian organisasi di berbagai levelnya.
kedua: (1) Coordination: Koordinasi Proses komunikasi akan efektif jika
internal secara intensif; (2) Evaluation: komunikator melakukan peranannya,
Evaluasi berkala. Bagian ketiga Ruck & sehingga terjadinya suatu proses
Welch (2012) dalam Bucăţa & Rizescu komunikasi yang baik dan sesuai dengan
(2017): (1) Achievement: Pencapaian, yang diharapkan. Gagasan-gagasan atau ide
peningkatkan self-leadership dan dibahas dalam suatu musyawarah antara
kegigihan setiap personel organisasi; (2) komunikator dengan komunikan, dan
Mastery: Penguasaan ketrampilan, terjadi pemahaman tentang informasi atau
kemampuan, bijaksana, rasa ingin tahu segala sesuatu hal menjadi pokok dari
para personil organisasi; (3) Well-Being : pembahasan untuk mengarah pada
Kesejahteraan, kesehatan, kesimbangann kesepakatan dan kesatuan dalam pendapat
hidup dan pekerjaan, berkasih sayang di (Maharani, 2018).
antara para personil organisasi. Berikut Dalam proses komunikasi yang
gambar bagian-bagian dalam manajemen berlangsung, ada strategi komunikasi yang
komunikasi: mesti diperhitungkan. Strategi ini meliputi
komunikasi internal maupun eksternal
dengan pendekatan persuasif, preventif,
maupun koersif. Jadi merumuskan strategi
komunikasi, berarti memperhitungkan
kondisi dan situasi baik ruang maupun
waktu yang dihadapi dan yang akan
mungkin dihadapi di masa depan guna
mencapai efektivitas. Dengan strategi
Gambar 3: Bagian-bagian Manajemen Komunikasi
Sumber Gambar: Indarto (2012) komunikasi ini, berarti dapat ditempuh
beberapa cara memakai komunikasi secara
Secara tersirat, terlihat bahwa
sadar untuk menciptakan perubahan pada
peranan komunikasi interpersonal menjadi
diri khalayak dengan mudah dan cepat
dominan dalam konsep ini. Kesamaan
(Indarto, 2012).
makna dalam proses komunikasi yang
Strategi komunikasi dapat juga
hendak dicapai tidak saja di antara
dikatakan sebagai paduan perencanaan
organisasi dan stakeholders secara
komunikasi (communication planning) dan
159
Dedi Sahputra, Manajemen Komunikasi Suatu Pendekatan Komunikasi
160
Jurnal Simbolika: Research and Learning in Communication Study, 6 (2) Oktober 2020: 152-162
161
Dedi Sahputra, Manajemen Komunikasi Suatu Pendekatan Komunikasi
162
Jurnal Komunikatio Volume 4 Nomor 1, April 2018 |13
123Program studi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik,
Universitas Djuanda Bogor Jl. Tol Ciawi No 1 Kotak Pos 35 Bogor 16740
ABSTRACT
Since was born and do their life human being always need help other people in order almost all of the
human being join or make a group, community and also organization for easyly their work and take
what their want. In Bogot City, presence of community have been a phenomenon, community not only
fo what their hobbie but also be changemakers and contribute to environment with their ways and
their called community of change. And the interest thing is Bogor City have the only one organization
is accommodate community and organization changemakers are not owned by another city called
Bogor Ngariung. Goals of the research was wanted to analize audit organization communication on
Bogor Ngariung with the focus of study (1) to analize organization communication Bogor Ngariung,
(2) to satisfaction analize of members on Bogor Ngariung, and what be drivess factor of members to
get satisfaction, (3) to formulate management strategy of Bogor Ngariung to give satisfaction to
members. This research done by qualitative method. The result showed (1) networking was a good
thing for the organization, so the relationship between members was also good was a good
organizational communication activities and needs to be strengthened by the activities of direct
meetings or Ngariung Communities and the selection of appropriate communication media, (2) the
satisfaction of members of Bogor Ngariung towards the communication organization in Bogor
Ngariung environment was encouraged by the easy networking with other members by using
communication media and integration of activities, (3) management strategy Bogor Ngariung to
provide satisfaction to members was realized through networking and integration of members by
optimizing the use of communication media.
ABSTRAK
Sejak lahir dan dalam menjalankan kehidupan manusia selalu membutuhkan bantuan orang lain
sehingga hampir semua bergabung atau membentuk kelompok, komunitas, atau juga organisasi demi
memudahkan pekerjaan dan juga menggapai apa yang ingin digapai. Di Kota Bogor sendiri, geliat hadir
dan menjamurnya komunitas sudah menjadi fenomena, komunitas tidak hanya melakukan kegiatan
dari mulai yang mereka senangi namun juga melakukan perubahan dan kontribusi kepada lingkungan
melalui jalurnya masing-masing yang bisa juga disebut komunitas dan organisasi pegiat perubahan.
Dan menariknya, Kota Bogor memiliki satu-satunya organsiasi yang mewadahi komunitas dan
organisasi pegiat perubahan yang tidak banyak dimiliki oleh kota lain dengan nama Bogor Ngariung.
Tujuan penelitian ini menganalisis audit komunikasi organisasi yang ada di lingkungan organisasi
Bogor Ngariung dengan fokus studi pada (1) analisis komunikasi organisasi di Bogor Ngariung, (2)
menganalisis kepuasan anggota terhadap Bogor Ngariung, serta faktor yang menjadi pendorong
anggota untuk mendapatkan rasa puas, (3) merumuskan strategi manajemen Bogor Ngariung untuk
memberikan kepuasan kepada anggota. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Adapun hasil
penelitian yang dihasilkan adalah (1) Jejaring merupakan hal yang berdampak baik bagi organisasi,
14 | R Firliandoko et al. Bogor Ngariung
sehingga hubungan antar anggota juga baik merupakan kegiatan komunikasi organisasi yang baik dan
perlu diperkuat dengan kegiatan pertemuan langsung atau Ngariung Komunitas dan pemilihan media
komunikasi yang sesuai, (2) Rasa puas anggota Bogor Ngariung terhadap komunikasi organsisasi di
lingkungan Bogor Ngariung didorong oleh mudahnya berjejaring dengan anggota lain dengan
menggunakan media komunikasi dan integrasi kegiatan. (3) Strategi manajemen Bogor Ngariung
untuk memberikan kepuasan kepada anggota diwujudkan melalui .jejaring dan integrasi sesama
anggota dengan mengoptimalkan penggunaan media komunikasi.
PENDAHULUAN
berkembang sesuai tujuan audit atau berhasil mencapai tujuan dan sasaran
komunikasi. organisasi adalah dengan melakukan audit
komunikasi.
Audit komunikasi organisasi sendiri
menurut Andre Hardjana (Kriyantono Oleh karena itu, pentingnya sebuah
2012) adalah sebuah analisis yang komplet audit komunikasi dalam sebuah organisasi.
terhadap komunikasi dari sebuah Adapun tujuan penelitian ini adalah : (1)
organisasi internal dan/atau eksternal Menganalisis komunikasi organisasi di
dirancang untuk take a picture (memotret) Bogor Ngariung. (2) Menganalisis kepuasan
kebutuhan komunikasi, kebijakan, maupun anggota terhadap Bogor Ngariung, serta
praktik-praktiknya untuk mengcover data faktor yang menjadi pendorong anggota
yang memungkinkan top manajemen untuk mendapatkan rasa puas. (3)
mendapat informasi, membuat keputusan Merumuskan strategi manajemen Bogor
ekonomi tentang tujuan-tujuan komunikasi Ngariung untuk memberikan kepuasan
organisasi di masa depan. Audit kepada anggota di dalam organisasi Bogor
komunikasi merupakan kajian mendalam Ngariung.
dan menyeluruh tentang pelaksanaan
Kerangka Teori
sistem komunikasi keorganisasian yang
mempunyai tujuan untuk meningkatkan Komunikasi dan organisasi merupakan
efektivitas organisasi. Secara umum, audit sesuatu yang erat. Goldhaber (Ruliana
komunikasi organisasi digunakan untuk 2016) menjelaskan bahwa komunikasi
memonitor dan mengevaluasi media, organisasi adalah proses menciptakan dan
pesan-pesan, dan iklim komunikasi dalam saling bertukar pesan dalam satu jaringan
organisasi. hubungan yang saling tergantung satu
sama lain untuk mengatasi lingkungan
Penelitian ini menjadi semakin penting
yang tidak pasti atau berubah-ubah.
dimana peran komunitas dan organisasi
pegiat perubahan beserta Bogor Ngariung Liliweri (Ruliana 2016) mengemukakan
sebagai organisasi yang mewadahi bahwa ada empat tujuan komunikasi
diapresiasi langsung oleh Sekertaris organisasi, yakni (1) menyatakan pikiran,
Daerah Kota Bogor, Ade Syarif Hidayat pandangan dan pendapat, (2) membagi
yang terdapat pada pemberitaan media informasi, (3) menyatakan perasaan dan
massa (Desya dan Wira 2017) dengan emosi, (4) melakukan koordinasi.
judul Saatnya Komunitas Bogor Menjadi
Pegiat Perubahan. Organisasi yang baik adalah organisasi
yang baik dalam aktivitas komunikasinya,
Beberapa penelitian serupa Ramadani dan untuk mengetahui bagaimana
(2015) menemukan bahwa sistem komunikasi sudah terjadi, sebuah
komunikasi organisasi WALHI Yogyakarta organisasi memerlukan audit komunikasi.
setelah di audit mampu berjalan dengan Mohammed dan Bungin (2015)
baik, dengan pendekatan komunikasi menjelaskan mengapa audit komunikasi
vertikal dan horizontal. Temuan lain adalah sangat penting dilakukan. Komunikasi
penggunaan media tertulis dan media adalah unsur utama yang menjadi
elektronik merupakan penunjang penggerak proses pengelolaan sebuah
kelancaran komunikasi dan audit organisasi. Beberapa penelitian
komunikasi. Beberapa penelitian lain Sari menunjukan bahwa dalam manajemen di
(2009) melihat komunikasi yang efektif sebuah organsiasi kebanyakan waktu yang
sangat menentukan kelangsungan hidup digunakan adalah untuk berkomunikasi.
dan kesehatan suatu organisasi. Untuk Ulasan beberapa sarjana menunjukan 80%
dapat mengetahui apakah kegiatan waktu yang digunakan oleh para manajer
komunikasi yang sudah dijalankan efektif adalah untuk berkomunikasi dengan orang
18| R Firliandoko et al. Bogor Ngariung
.
METODE PENELITIAN
Metode pengkajian yang digunakan dalam informan agar mendapatkan data lengkap
penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. dan mendalam (Kriyantono 2012).
bertujuan untuk menjelaskan fenomena Wawancara penelitian ini dilakukan
dengan sedalam-dalamnya. Riset ini tidak kepada 7 perwakilan anggota dari 7 bidang
mengutamakan besarnya populasi atau yang sesuai dengan kriteria penelitian,
sampling bahkan populasi atau adapun informan tersebut adalah: Bogor
samplingnya sangat terbatas dengan lebih Clean Action dari bidang lingkungan,
ditekankan adalah persoalan kedalaman Berkawan Indonesia dari bidang literasi,
(kualitas) data bukan banyaknya Paguyuban MOKA Kota Bogor bidang
(kuantitas) data. Periset adalah bagian sejarah, seni dan budaya, Rumah Merah
integral dari data, artinya periset ikut aktif Putih dari bidang pendidikan, Rainheart
dalam menentukan jenis data yang dari bidang sosial, Kertas Quilling dari
diinginkan. Dengan demikian, periset bidang seni, dan PERHUMAS Muda Bogor
menjadi instrumen riset yang harus terjun dari bidang media dan komunikasi.
langsung di lapangan (Kriyantono 2012). Analisis data dalam pendekatan
Tipe penelitian ini menggunakan tipe kualitatif didahului oleh upaya
deskripsi kualitatif, dimana peneliti mengungkapakan trustworthiness dari
mendeskripsikan atau mengkonstruksi para subjek penelitian. Yaitu menguji
wawancara-wawancara mendalam kebenaran dan kejujuran subjek penelitian
terhadap subjek penelitian. Di sini peneliti dalam mengungkap realitas.
bertindak selaku fasilitator dan realitas Trustworthiness ini diuji melalui pengujian:
dikonstruksi oleh subjek penelitian. kredibilitas subjek, dengan menguji
Selanjutnya peneliti bertindak sebagai jawaban-jawaban pertanyaan berkaitan
aktivis yang ikut memberi makna secara dengan pengalaman dan pengetahuan
kritis pada realitas yang dikonstruksikan mereka yang khas. Berikutnya adalah
subjek peneliti. Data dikumpulkan melalui menguji authenticity, yaitu peneliti
wawancara mendalam. Wawancara memberi kesempatan dan memfasilitasi
mendalam adalah suatu cara pengungkapan konstruksi personal yang
mengumpulkan data atau informasi dengan lebih detail (Kriyantono 2012).
cara langsung bertatap muka dengan
Jurnal Komunikatio Volume 4 Nomor 1, April 2018 |19
salah satu kunci kesuksesan sebuah berkomunikasi dengan yang lain, baik
organisasi, hal ini juga dituturkan oleh internal, baik pihak ketiga seperti media,
penelitian Setyono (2013) yang perusahaan dan pemerintah. Hasil temuan
menemukan bahwa kualitas komunikasi yang menjelaskan manajer bertindak
interpersonal yang semakin baik, maka sebagai pihak yang paling berperan dan
komitmen organisasi anggota juga semakin vital ini semakin diperkuat dengan hasil
baik, begitu pula sebaliknya. penelitian Nurudin (2012) yang
Dukungan dan motivasi dari anggota mengutarakan bahwa manajer merupakan
yang lainnya sangat dibutuhkan oleh pemain utama, dengan bekal yang ada
anggota untuk bisaa terus bersemangat di tersebut manajer dapat berapresiasi
dalam menjalan program kerjanya, oleh dengan lebih baik dalam menghadapi
karena itu sesama anggota perlu segala permasalan yang cenderung
disadarkan untuk bisa saling mengenal menghambat bahkan dengan
bahkan mendukung, dan lebih dari hanya kemampuannya pula ia dapat mengubah
mengenal. Paling tidak dengan anggota- tantangan menjadi peluang. Namun, bagi
anggota dari bidang yang sama. Dukungan informan, akhir-akhir ini peran manajer
dan motivasi dalam organisasi ini penting termasuk kurang baik, tidak semua
melihat hasil penelitian Febriananda et al. manajer terlihat berperan, dan hanya
(2009) yang menjelaskan bahwa pengaruh hanya ada beberapa saja.
atau sikap anggota yang yang mendukung Peran manajer dalam mendengarkan ide
dalam setiap kegiatan organisasi akan dan keluh kesah juga dirasa belum merata
menghasilkan output yang maksimal baik ke semua anggota, hal itu terbukti dengan
dari segi kuantitas maupun kualitas dan adanya pendapat informan yang sudah
dirasakan langsung manfaatnya untuk pernah didengar dengan diajak diskusi, dan
anggota, maka hal ini dapat meningkatkan ada juga yang belum. Meski belum pernah
peran organisasi. Hubungan dan mendengarkan semua ide dan keluh kesah
komunikasi sesama anggota yang saling seluruh informan secara menyeluruh,
mendukung menjadi semakin kuat dengan namun hubungan anggota dan manajer
hasil penelitian Ahadi (2012) yang terbilang baik, tanpa konflik dan juga
menjelaskan bahwa iklim komunikasi berjalan lancar-lancar saja. Peran manajer
suportif yang tinggi akan diikuti komitmen dalam mendengarkan ide, keluh kesah dan
afektif bagi anggota. Pradipto et al. (2017) bersama-sama menciptakan solusi dirasa
mengungkapkan bahwa komunikasi perlu, hal itu dapat dilihat dari hasil
persuasif adalah kunci dalam membina penelitian Nasikhah dan Nanik (2015) yang
hubungan antar anggota komunitas dengan menjelaskan peran koordinator antara lain
mengaktifkan komunikasi kelompok dan melalui keteladanan, wejangan (talk) dan
organisasi yang terus menerus akan mengadakan program-program yang
mampu menyelaraskan keinginan secara tidak langsung dapat
kelompok dalam mewujudkan visi Bogor mengendalikan perilaku anggota. Untuk itu
Ngariung. diharapkan Koordinator Bogor Ngariung
dapat berperan lebih dari yang ada.
Kepuasan Anggota Terhadap Bogor Rasa puas para anggota komunitas
Ngariung terhadap manajer Bogor Ngariung
diharapkan dapat lebih kooperatif dengan
Peran Manajer blusukan ke komunitas sehingga tahu
masalah yang sedang dihadapi anggota,
Bagi informan manajer dalam mengelola dapat membantu menyelesaikan masalah.
Bogor Ngariung adalah pihak yang paling Selain itu manajer juga diharapkan dapat
berperan dan vital dalam kelangsungan menularkan semangat kerja sama dan
pengelolaan Bogor Ngariung dan perubahan kepada sesama anggota, dapat
Jurnal Komunikatio Volume 4 Nomor 1, April 2018 |21
Secara keseluruhan kita dapat membaca menjadi rasa ikut memiliki, rasa ikut
bahwa peran manajer Bogor Ngariung bertanggung jawab dan mawas diri.
adalah pada ranah koordinasi dimana Pemimpin kolaboratif diharapkan
mengkoordinasikan antar anggota, melakukan hal-hal sebagai berikut: (a)
menjembatani, mencoba menggali dan memastikan aliansi strategis di antara
menyelesaikan masalah dan juga menjalin semua stockholder kunci dalam organisasi,
kerja sama dengan pihak luar. Peran yang dengan pelanggan dan pasar. (b)
dilakukan oleh Koordinator Bogor Memastikan keharmonisan di antara semua
Ngariung sudah sesuai dimana menurut unsur organisasi, dengan fokus pada proses
Saparso (2006) semua peran ini dipenuhi dan integritas internalnya. Segala strategi
demi suksesnya fungsi kepemimpinan di yang pernah dijalankan dan rencana ke
tempat kerja kolaboratif. Berdasarkan hal- depan sebaiknya dilaksanakan dengan baik
hal tersebut diatas pemimpin kolaboratif karena, Kusumawijaya (2011), semakin
diharapkan bertindak lain dalam baik pelaksanaan peran mitra strategis dan
pemikiran, perasaan dan jiwa atau sering agen perubahan manajer diikuti oleh
berpikir melalui otak, hati dan jiwa. Selain semakin baiknya pelaksanaan manajemen
itu seorang pemimpin harus mampu talenta serta terjadi peningkatan kinerja
menciptakan sikap dan perlaku anggotanya anggota.
DAFTAR PUSTAKA
Kriyantono R. 2012. Teknis Praktis Riset Porwani S. 2014. Peran Komunikasi dalam
Komunikasi. Jakarta (ID): Prenada Media Fungsi Manajemen pada PT. Astra
Group. International-Honda TBK Plaju
Palembang. [Skripsi]. Palembang (ID).
Kusumawijaya IK. 2011. Peran Mitra Politeknik Negeri Sriwijaya.
Strategis dan Agen Perubahan dalam
Manajemen Talenta dan Kinerja Pradipto NA, Sukarelawati, Kusumadinata
Manajer. Jurnal Siasat Bisnis. 15 (1) : AA. 2017. Pengaruh Komunikasi
125-143. Persuasif dalam Meningkatkan
Kesadaran Solidaritas Anggota Scooter
Lani dan Hari. 2017. Bima Arya Buka Puasa Mods Bogor Indonesia. Jurnal
Bersama dengan Puluhan Komunitas. Komunikatio. 3(2) : 61-68.
diunduh dari pranala
http://kotabogor.go.id/index.php/show Prabawanti BE. 2008. Peran Komunikasi
_post/detail/7206/bima-arya-buka- sebagai Pendukung Perubahan
puasa-bersama-dengan-puluhan- Organisasi. [Tesis]. Bandung (ID).
komunitas#.Wk4rGdJl_IU pada tanggal 4 Universitas Parahyangan
Januari 2017, pukul 20.00 WIB.
Pratama A. 2015. Jejaring Kerja Organisasi
Masitoh ID. 2015. Peran Whatsapp Sebagai dalam Pencegahan HIV/AIDS di
Media Komunikasi Pada Komunitas One Kabupaten Kediri. [Skripsi]. Malang (ID).
Day One Juzz (ODOZ). [Skripsi]. Banten Universitas Brawijaya.
(ID). Surya University
Ramdani D. 2015. Audit Komunikasi:
Mohammed R, Bungin B. 2015. Audit Organisasi Wahana Lingkungan Hidup
Komunikasi. Jakarta (ID): Prenada Media Indonesia (WALHI) Yogyakarta. [Skripsi].
Group. Yogyakarta (ID). Universitas
Pembangunan Nasional.
Nasikhah Z, dan Setyowati RN. 2005. Peran
Koordinator Bonek dalam Mengendalikan Ruliana P. 2016. Komunikasi Organisasi.
Perilaku Agresif Suporter PERSEBAYA Jakarta (ID): Raja Grafindo Persada.
(BONEK) di Surabaya. [Skripsi]. Surabaya
(ID). Universitas Negeri Surabaya. Saparso. 2006. Peranan Unsur Kolaborasi
Dalam Organisasi. Jurnal Manajemen
Nurhajati T. 2010. Model Pengembangan Krida Wacana. 6 (2): 117-130.
Kinerja Organisasi Melalui Kualitas
Jejaring, Kualitas Kepercayaan dan Sari WP. 2009. Audit Komunikasi Sebagai
Inovasi. [Skripsi]. Semarang (ID). Alat untuk Mengukur Efektivitas dan
Universitas Sultan Agung. Efisiensi Komunikasi dalam Suatu
Organisasi. [Tesis]. Jakarta (ID):
Nurudin. 2012. Pengaruh Kemampuan Universitas Budi Luhur.
Manajerial dan Kematangan Bawahan
Terhadap Efektivitas Gaya Setyawan FB. 2016. Solidaritas Sosial
Kepemimpinan Kepala Sekolah. [Skripsi]. Anggota Komunitas Motor Honda Classic
Semarang (ID). Universitas Sultan Magelang (HCM) Cub Series. [Skripsi].
Agung. Yogyakarta (ID). UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta
Poetra AW. 2016. Komunikasi Anggota
Himpunan dalam Aplikasi Line. [Skripsi]. Setyono F. 2013. Pengaruh Kualitas
Bandung (ID). Universitas Padjajaran. Komunikasi Interpersonal Pemimpin
Kelompok Sel terhadap Komitmen
26| R Firliandoko et al. Bogor Ngariung
Abstrack
Teacher has a inhibitor at school like a conflict. Failed
Communication is one factor confict source. As a school member, Teacher
must has a commite to good confict manage. Research try to examine the
organizational communication and organizational commite with conflict
management teacher in Bunga Bangsa Islamic School Samarinda.
The research is using random sampling. Data analyzing method is
using descriptive analyzing method and pearson product moment correlation.
This research is quantitative research. Data was collected by observation.
Measuring instruments is using the organization communication scale,
organization commitment scale and conflict management scale. Data is
processed statistically by using SPSS 20.00 for windows.
The analyses showing that there is positive and significant correlation
between organizational communication with conflict management with R =
0.400 , and p = 0.002, while the organizational commite with the conflict
management has a not correlation and significant effect with R = 0.251 and
p = 0.053.
Intisari
Sumber daya manusia bekerja sama dengan manajemen perusahaan
dalam Guru di sekolah tidak lepas dengan adanya hambatan berupa konflik.
Salah satu faktor yang paling sering terjadi adalah kegagalan komunikasi.
Sebagai anggota sekolah, guru harus memiliki komitmen untuk dapat
mengelola konflik agar dapat menyelesaikan masalah yang dihadapi dengan
baik. Penelitian ingin mengetahui hubungan komunikasi organisasi dan
komitmen organisasi dengan manajemen konflik pada Guru di Sekolah Islam
Bunga Bangsa Samarinda.
Teknik penentuan sampel dengan menggunakan random sampling.
Metode analisa data yang digunakan adalah metode analisa deskriptif dan
¹Mahasiswa Program Studi Psikologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,
Universitas Mulawarman. Email : adityakurniad@gmail.com
eJournal Psikologi, Volume 4, Nomor 2, 2016: 189-199
Pendahuluan
Sekolah sebagai salah satu bentuk organisasi yang memiliki peran yang
penting dalam memajukan peningkatan sumber daya manusia telah
berkembang sesuai dengan kebutuhan zaman. Sekolah saat ini tidak hanya
terdiri dari sekumpulan guru, melainkan terdiri dari berbagai macam profesi
untuk menjalankan proses pendidikan yang efektif seperti kepala sekolah,
tenaga tata usaha, tenaga kebersihan, dan manajemen. Semakin besar ukuran
suatu organisasi kerja dalam sekolah maka semakin cenderung menjadi
kompleks keadaannya. Kompleksitas ini menyangkut berbagai hal seperti
kompleksitas komunikasi, kompleksitas pendelegasian wewenang, dan
kompleksitas sumber daya manusia. Salah satu contoh sekolah yang memiliki
organisasi yang kompleks adalah Sekolah Islam Bunga Bangsa.
Sekolah Islam Bunga Bangsa adalah sebuah sekolah swasta yang
berada di kota Samarinda dengan memiliki anggota organisasi mulai dari guru,
tenaga tata usaha hingga tenaga manajemen yang berjumlah 120 orang dengan
jenjang pendidikan mulai dari taman kanak-kanak , sekolah dasar, pendidikan
menengah pertama, dan pendidikan menengah atas. Pelaksanaan kegiatan
organisasi kerja di Sekolah Islam Bunga Bangsa dalam prakteknya tidak
berjalan mulus, sekolah mengalami hambatan berupa konflik yang terjadi
antara guru dengan guru maupun guru dengan sekolah. Akibatnya mengganggu
sistem kerja organisasi pada sekolah tersebut.
Peneliti melakukan wawancara kepada RZ selaku pihak Human
Resource Department (HRD), hasil wawancara pada tanggal 23 Juni 2014 pada
jam 10.00 WITA di ruang sekolah didapatkan bahwa salah satu contoh
penyebab konflik adalah para guru kurang memiliki rasa tanggung jawab atas
tugas yang telah ditetapkan pihak sekolah. Konflik yang akan terjadi di
Sekolah Islam Bunga Bangsa berdampak terhadap berkurangnya efektivitas
sistem pengorganisasian karena pihak yang berkonflik ataupun yang tidak,
akan merasakan ketidaknyamanan dalam bekerja. Selain itu, konflik yang
190
Hubungan Komunikasi Organisasi dan Komitmen Organisasi. (Aditya Kurnia Dani)
terjadi di Sekolah Islam Bunga Bangsa juga dapat berdampak positif karena
dengan adanya konflik tersebut para anggota organisasi akan melakukan proses
introspeksi diri.
Peneliti melakukan wawancara kepada dengan Kepala Sekolah Dasar
pada tanggal 3 Desember 2014 jam 11.12 WITA di salah satu ruang sekolah
didapatkan bahwa memang dalam suatu sekolah pastilah memiliki konflik
namun terkadang yang membuat konflik menjadi lebih besar ialah lambatnya
proses penyelesaian oleh orang yang ditunjuk untuk menyelesaikan masalah.
Konflik yang terjadi dapat disebabkan oleh berbagai faktor dari dalam
organisasi maupun faktor lain dari luar organisasi. Wahyudi (2006)
mengemukakan penyebab konflik dari dalam organisasi adalah sebagai berikut
: keterbatasan sumber daya organisasi, kegagalan komunikasi, perbedaan sifat,
nilai-nilai dan persepsi, saling ketergantungan tugas dan sistem penggajian.
Sedangkan penyebab konflik yang bersumber dari luar organisasi adalah
perkembangan iptek, peningkatan kebutuhan masyarakat, regulasi dan
kebijakan pemerintah, munculnya kompetitor baru, keadaan politik dan
keamanan, serta keadaan ekonomi masyarakat.
Beberapa penyebab konflik di Sekolah Islam Bunga Bangsa adalah
para guru tidak melakukan proses komunikasi yang efektif dengan pihak
manajemen. Hal ini sesuai dengan wawancara peneliti dengan subjek RZ
selaku pihak HRD yang dilakukan pada tanggal 09 Juli 2014 pukul 09.45
WITA pada salah satu ruangan di Sekolah Islam Bunga Bangsa. Menurut
subjek RZ, guru sering kali tidak berkoordinasi dengan manajemen yayasan
Bunga Bangsa Samarinda. Meskipun, pihak manajemen telah memilih satu
koordinator guru pada setiap level kelas ditiap-tiap jenjang pendidikan sebagai
penyambung komunikasi.
Muhammad (2007) mengemukakan bahwa komunikasi merupakan
sistem yang menghubungkan antar orang dan bagian dalam organisasi
sehingga jika tidak terjadi komunikasi yang baik akan mengganggu kinerja dari
suatu organisasi tersebut. Efektivitas organisasi terletak pada efektivitas
komunikasi, sebab komunikasi itu penting untuk menghasilkan pemahaman
yang sama antara pengirim informasi dengan penerima informasi pada semua
tingkatan atau level dalam organisasi. Menurut Lubis (2008) komunikasi
merupakan aktivitas yang menghubungkan antar manusia dan antar kelompok
dalam sebuah organisasi. Kalau berbicara tentang komunikasi organisasi maka
yang terbayang adalah peranan dan status dari setiap orang dalam organisasi,
karena peranan dan status itu juga menentukan cara seseorang berkomunikasi
dengan orang lain.
Rahmi (2012) komunikasi organisasi adalah proses penciptaan dan
saling menukar pesan dalam satu jaringan hubungan yang saling tergantung
satu sam lain untuk mengatasi lingkungan yang tidak pasti atau yang selalu
berubah-ubah. Tujuan komunikasi dalam organisasi antara lain untuk
191
eJournal Psikologi, Volume 4, Nomor 2, 2016: 189-199
192
Hubungan Komunikasi Organisasi dan Komitmen Organisasi. (Aditya Kurnia Dani)
Komunikasi Organisasi
Sedarmayanti (2007) mengatakan bahwa komunikasi organisasi
merupakan hal penting dalam penciptaan dan pemeliharaan system pengukuran
kinerja. Komunikasi sebaiknya dari berbagai arah, berasal dari top-down,
bottom-up dan secara horizontal berada di dalam dan lintas organisasi. Price
(dalam Azhariman, 2014) mengartikan komunikasi organisasi sebagai
transmisi berita tentang pekerjaan dari organisasi kepada karyawan dan melalui
karyawan.
Rahmi (2012) komunikasi dalam organisasi merupakan pengiriman
serta penerimaan berbagai pesan organisasi baik di kelompok organisasi formal
maupun informal. Komunikasi formal merupakan jalur komunikasi resmi
dengan rantai komando atau hungungan tugas dan tanggung jawab yang
193
eJournal Psikologi, Volume 4, Nomor 2, 2016: 189-199
Komitmen Organisasi
Menurut Suwardi (2011) komitmen organisasional ditunjukkan dalam
sikap penerimaan, keyakinan, yang kuat terhadap nilai-nilai dan tujuan sebuah
organisasi, begitu juga adanya dorongan yang kuat untuk mempertahankan
kenggotaan dalam organisasi demi tercapainya tujuan organisasi.
Menurut Winner (dalam Tranggono,2008) komitmen organisasi
merupakan dorongan dalam diri individu untuk berbuat sesuatu agar dapat
menunjang keberhasilan organisasi dengan tujuan dan lebih mengutamakan
kepentingan organisasi. Menurut Winner (dalam Tranggono,2008) komitmen
organisasi merupakan dorongan dalam diri individu untuk berbuat sesuatu agar
dapat menunjang keberhasilan organisasi dengan tujuan dan lebih
mengutamakan kepentingan organisasi.
Allen dan Meyer (dalam Pramadani, 2012) komitmen organisasi dapat
diartikan sebagai sejauh mana seseorang karyawan mengalami rasa kesatuan
dengan organisasi mereka. Aspek komitmen organisasi menurut allen dan
Meyer (dalam Pramadani, 2012) dibagi menjadi dua, yaitu : komunikasi
organisasi meliputi komunikasi dari atas ke bawah, komunikasi dari bawah ke
atas, komunikasi horizontal, dan komunikasi diagonal.
Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kuantitatif.
Sampel dalam penelitian ini adalah guru di Sekolah Islam Bunga Bangsa
Samarinda. Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan random
sampling. Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
dengan model analisa regresi berganda dengan program SPSS (Statistical
Package for Social Sciences) versi 20.0.
194
Hubungan Komunikasi Organisasi dan Komitmen Organisasi. (Aditya Kurnia Dani)
195
eJournal Psikologi, Volume 4, Nomor 2, 2016: 189-199
196
Hubungan Komunikasi Organisasi dan Komitmen Organisasi. (Aditya Kurnia Dani)
Saran
1. Saran bagi subyek penelitian
Diharapkan guru dapat meningkatkan kemampuan komunikasi
organisasi dan manajemen konflik dengan memperbanyak membaca referensi
mengenai kedua varaibel tersebut serta melakukan diskusi dengan anggota
organisasi di Sekolah Islam Bunga Bangsa Samarinda.
2. Saran bagi sekolah
Sekolah diharapkan meningkatkan kemampuan mengenai komunikasi
organisasi dan manajemen konflik melalui meeting, workshop, dan gathering.
Hal tersebut dilakukan agar guru dapat lebih memahami komunikasi organisasi
di sekolah kemudian guru juga akan mampu memahami strategi penanganan
konflik yang efektif untuk digunakan dalam menghadapi suatu konflik.
3. Saran bagi peneliti selanjutnya
a. Diharapkan agar dapat mencari faktor-faktor lain yang berpengaruh
pada variabel terikat dan menspesifikasikan variabel yang lebih sesuai
dengan mempengaruhi variabel terikat.
b. Diharapkan mengembangkan penelitian dengan metode kualitatif agar
dapat menggali lebih detail tentang manajemen konflik, komunikasi
organisasi ataupun komitmen organisasi.
197
eJournal Psikologi, Volume 4, Nomor 2, 2016: 189-199
Daftar Pustaka
Azhariman, Hatif, 2014. Keadilan Organisasi Sebagai Variabel Mediasi antara
Komunikasi Organisasi dengan Kepuasan Kerja Karyawan PT.
Telkom Surabaya, Jurnal Ilmu Manajemen, Vol. 2. No. 4. Hal. 1679-
1690
Behfar, Kristin.J., Peterson, Randal. S., Mannix, Elizabeth. A., & Trochim,
William. M. K. 2008. The Critical Role of Conflict Resolution in
Teams: A Close Look at the Links Between Conflict Type, Conflict
Management Strategies, and Team Outcomes. Journal of Applied
Psycholog-American Psychological Association. Vol. 93 No. 1 Hal
170-183
Epelle. Aluforo. 2011. Challenges and Solutions to Ethno-Religious Conflict
ini Nigeria: Case Study of the Jos Crises. Journal of Sustainable
Development in Africa. Vol. 1 No. 13 Hal 133-114
Farikhah, Ulil Ismawati. Syuhabudhin, dan Churiyah, Madziatul. 2012.
Analisis Komitmen Organisasi dan Motivasi Berprestasi dalam Upaya
Meningkat Kinerja Guru. Jurnal Ilmu Manajemen, Vol 1. No. 2. Hal.
23-41
Gunawan, Ketut, 2011. Manajemen Konflik Atasi Dampak Masyarakat
Multikultural di Indonesia, Jurnal Mitra Ekonomi dan Manajemen
Bisnis, Vol 2 , No. 2 Hal 212-224.
Handaru, Agung Aahyu. dan Muna, Nailul. 2012. Pengaruh Kepuasan Gaji
Dan Komitmen Organisasi Terhadap Intensi Turnover Pada Divisi PT.
Jamsostek. Jurnal Riset Manajemen Sains Indonesia. Vol 3. No.1 Hal 1
-19
Heridiansyah, Jefri. 2014. Manajemen Konflik dalam Sebuah Organisasi.
Jurnal STIE Semarang. Vol. 6 . No. 1 Hal. 28-41
Kaushal, Ritu dan Kwantes, Catherine T. 2006. The Role of Culture and
Personality ini Strategy. International Journal Intercultural Relations,
Vol.1 No. 30 Hal. 581-587.
Lubis, Fatma Wardy, 2008, Peranan Komunikasi Dalam Organisasi. Jurnal
Harmoni Sosial. Vol 2 No. 2 Hal 53-57.
Muhammad, Arni., 2007. Komunikasi Organisasi.. Bumi Aksara: Jakarta.
Pradani, W. 2008. Hubungan Kompetensi Interpersonal dan Komitmen
Organisasi dengan Prestasi Kerja Karyawan. Skripsi. Semarang :
Fakultas Ilmu Psikologi Universitas Katolik Soegijapranata.
Pramadani, Ayu Bianda., & Fajrianthi., 2012. Hubungan antara Komitmen
Organisasi dengan Kesiapan untuk Berubah pada Karyawan Divisi
Enterprise Service (DES) Telkom Ketintang Surabaya. Jurnal
Psikologi Industri dan Organisasi, Vol 1 No. 2. Hal 102-109.
Rahim, M. A., 2010. Managing Conflict in Organizations. Westport:
Greenwood Publishing Group, Inc.
198
Hubungan Komunikasi Organisasi dan Komitmen Organisasi. (Aditya Kurnia Dani)
199
DAFTAR PUSTAKA