Anda di halaman 1dari 31

INFEKSI SALURAN

REPRODUKSI
Kelompok 3
KELOMPOK III

NI KADEK DESI SUGIANTARI (KP1219023)


ADINDA AMELIA (KP1219024)
PUTU JULIA DARMA YANTI (KP1219025)
NI LUH NOPITAYANTI (KP1219026)
HERVIN AWALUDIN (KP1219027)
PUTU RISKA WIDIANI (KP1219028)
NI WAYAN RISKA YANTI (KP1219029)
GUSTI PUTU ARIK SURYANTARA (KP1219031)
AULIA EKA ANGGREINI (KP1219032)
MUHAMMAD ASRORUDDIN (KP1219033)
I KADEK CANDRA KUSUMA CAHYADI (KP1219034)
Infeksi saluran reproduksi merupakan suatu
infeksi yang menyerang organ genital
seseorang dan dapat dialami pria maupun
wanita. Terdapat tiga jenis infeksi saluran
reproduksi, yaitu: Infeksi menular seksual,
Pengertian seperti chlamydia, gonore, dan HIV.

Infeksi
Saluran Infeksi saluran reproduksi (ISR) adalah masuk
dan berkembangbiaknya kuman penyebab
Reproduksi infeksikedalam saluran reproduksi. Kuman
penyebab infeksi tersebut dapat berupa
bakteri, jamur, virus danparasit.Infeksi
Reproduksi Wanita tidak seperti infeksi
lainnya, mereka sangat lekat dengan stigma
danmerefleksikan adanya ketidaksetaraan
antara perempuan dan laki-laki.
Penyebab
Infeksi
Saluran
Reproduksi
Berikut beberapa penyebab terjadinya infeksi pada saluran
reproduksi wanita yang umumnya menyerang organ
genetalia :

Bartolinitis Herpes Genital Trikomoniasis

Vaginosis Vulvovaginitis
Kandidiasis
Bakterialis Atrofikans

Radang Mulut Radang Dinding


Rahim Akut dan Rahim Akut dan
Kronis Kronis
Klasifikasi Infeksi Saluran
Reproduksi

• Infeksi Saluran Reproduksi Endogen, mungkin


merupakan jenis ISR yang paling umum di
dunia.Timbul sebagai akibat dari pertumbuhan tidak
normal organisme yang seharusnya tumbuh normal
didalam vagina. Masuk dalam jenis ini adalah
vaginosis bakteri dan kandidiasis yang dapat
denganmudah disembuhkan.
• Vaginosis bakteri adalah infeksi
vagina yang disebabkan oleh
terganggunya keseimbangan
jumlah bakteri alami (flora normal)
di dalam vagina. Vaginosis
bakterialis bukan kondisi yang
berbahaya, tetapi dapat
menimbulkan gejala yang cukup
mengganggu. Kandidiasis
Lanjutan.. vulvovaginal adalah infeksi jamur
yang disebabkan oleh jamur
Candida. Jamur ini dapat tinggal di
berbagai tempat dalam tubuh,
seperti mulut, tenggorokan, usus,
lipatan kulit, serta vagina, dan
biasanya tidak berbahaya walau
terasa cukup mengganggu.
• ISR Iatrogenik atau yang
berhubungan dengan prosedur
Lanjutan.. medis timbul ketika penyebab
infeksi(bakteri atau
mikroorganisme lainnya) masuk
ke dalam saluran reproduksi
melalui prosedur medisyang
kurang/tidak steril.
Penyakit menular seksual adalah penyakit yang
penularannya terutama disebabkan melalui hubungan
seksual, penyebabnya bisa virus, bakteri, jamur atau parasit
yang berbeda-beda.
Contoh dari PMS :
• Infeksi klamidia atau Chlamydiatrachomatis, patogen
bakteri yang paling umum ditularkan melalui hubungan
seksual.
• Gonore seringkali muncul hanya menimbulkan gejala
ringan dan muncul secara tak terduga di traktus genitalia
bagian bawah.
Lanjutan..
• Sifilis disebabkan oleh Spirokaeta
Treponemapallidum dengan masa inkubasi
beberapa minggu.
• HIV (human immunodeficiency virus) adalah
virus yang merusak sistem kekebalan tubuh,
dengan menginfeksi dan menghancurkan sel
CD4.
• Infeksi Saluran Kemih (ISK) sering
terjadi karena faktor anatomis
saluran kencing perempuan yang
lebih pendek dari pria, sehingga
lebih mudah terkena infeksi.
Biasanya ada dua penyebab
utama infeksi: adanya infeksi
Patofisiologi pada vagina yang kemudian
menyebar ke saluran kemih, atau
adanya infeksi langsung terhadap
saluran itu sendiri. Infeksi
langsung dapat terjadi antara lain
oleh cara membersihkan diri
yang salah
Pathway
• Keluar cairan/keputihan yang tidak normal dari
vagina atau penis.
• Pada wanita, terjadi peningkatan keputihan.
Tanda dan Warnanya bisa menjadi putih, kekuningan,
kehijauan, atau kemerahmudaan. Keputihan bisa
Gejala memiliki bau yang tidak sedap dan berlendir.
• Pada wanita, beberapa gejala dapat disebabkan
Infeksi oleh PMS tapi juga disebabkan oleh infeksi kandung
Saluran kencing yang tidak ditukarkan melalui hubungan
seksual.
Reproduksi • Luka terbuka dan luka basah disekitar alat kelamin
atau mulut. Luka tersebut dapat terasa sakit atau
tidak.
• Tonjolan kecil-kecil (papules) disekitar alat kelamin.
• Kemerahan disekitar alat kelamin.
• Rasa sakit diperut bagian bawah yang muncul dan
hilang, dan tidak berhubungan dengan menstruasi.
• Bercak darah setelah hubungan seksual
• Dampak negatif ISR sangat serius,
terutama bagi perempuan, antara lain :
– Komplikasi kehamilan hingga
kemandulan
– Penyakit Radang Panggul (PRP) yang
dapat berkembang dan menyebabkan
kemandulan,kehamilan di luar
kandungan, serta rasa sakit yang
Komplikasi berkepan-jangan.
– Meningkatkan risiko penularan HIV.
Infeksi – Banyak ISR yang gejala dan tanda-
tandanya tidak dirasakan, terutama
Saluran pada perempuan,hingga ter-lambat
untuk menghindari kerusakan pada
organ reproduksi.
Reproduksi – 30-70% kasus Human Papilloma Virus
(HPV) berakhir dengan kanker mulut
rahim(serviks) yang merupakan kanker
terbanyak yang ditemukan pada
perempuan, yaitu 370.000kasus baru
tiaptahunnya, dan 80% di antaranya di
negara berkembang
Pemeriksaan Diagnostik Infeksi Saluran Reproduksi

Contoh
pemeriksaan
Pemeriksaan serologis untuk mendeteksi
yang sipilis
mungkin
dianjurkan
meliputi: Pap smear untuk mendeteksi kanker
serviks

Pemeriksaan dan konseling untuk


mendeteksi HIV
Infeksi Saluran Reproduksi tidak
dapat diobati seketika. Maka,
perlu dilakukan penatalaksanaan
berupa :
• Segera memeriksakan diri jika
timbul gejala IMS
Penatalaksanaan • Hindari mengobati diri sendiri
Infeksi Saluran • Mengurangi resiko penularan
dan infeksi berulang (batasi
Reproduksi hubungan seksual)
• Patuhi dosis pengobatan
• Kontrol dan follow-up secara
rutin
• Pasangan seksual ikut berobat
KONSEP
ASKEP
Pengkajian

• Identitas Pasien
• Identitas penanggung
• Riwayat kesehatan
- Keluhan utama
- Riwayat kesehatan sekaran
- Riwayat kesehatan dahulu
- Riwayat kesehatan keluarga
• Keadaan psikososial
• Riwayat Obstetri dan
Ginekologi
• Aktivitas dan Istirahat Gejala
Data khusus • Integritas ego Gejala
• Eliminasi
• Makan dan minum
• Neurosensori
• Nyeri dan kenyamanan
• Keamanan
• Seksualitas
• Integritas sosial
• Pemeriksaan penunjang
• Pemeriksaan fisik
Diagnosa Keperawatan
• D.0078 Nyeri kronis berhubungan dengan penekanan saraf
• D.0019 Defisit nutrisi berhubungan dengan
ketidakmampuan menelan makanan
• D.0009 Perfusi perifer tidak efektif berhubungan dengan
penurunan konsentrasi hemoglobin
• D.0069 Disfungsi seksual berhubungan dengan perubahan
struktur tubuh
• D.0111 Difisit Pengetahuan berhubungan dengan kurang
terpapar informasi
• D.0087 Harga diri rendah berhubungan dengan perubahan
pada citra tubuh.
• D.0012 Resiko perdarahan berhubungan dengan gangguan
koagulasi (trombositopenia)
• D.0142 Resiko infeksi berhubungan dengan
ketidakadekuatan pertahanan tubuh sekunder
(imunosupresi)
Perencanaan
No No Dx Diagnosa Tujuan dan kriteria hasil Intervensi
Kep Keperawatan
(SDKI)
1 D.0078 Nyeri kronis b.d NOC : Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama SIKI : Manajemen nyeri
penekanan saraf 6x24 jam diharapkan pasien mampu untuk I.08238
mengontrol dan menunjukkan tingkat nyeri dengan 1. Identifikasi lokasi,
kriteria hasil : karakteristik, durasi,
1. Mengenal faktorfaktor penyebab nyeri frekuensi, kualitas, dan
2. Melakukan tindakan manajemen nyeri dengan intensitas nyeri
teknik nonfarmakologis 2.Identifikasi skala
3. Melaporkan nyeri, frekuensi, dan lamanya nyeri
4. Tanda-tanda vital dalam 3. Identifikasi respons
5. rentang normal nyeri nonverbal
6. Klien melaporkan nyeri berkurang dengan skala 1- 4. Kontrol lingkungan
2 dari 10 atau nyeri ringan yang memperberat
7. Ekspresi wajah tenang rasa nyeri
8. Klien dapat istirahat dan tidur 5. Fasilitasi istirahat
dan tidur
6. Jelaskan penyebab,
periode, pemicu nyeri
7. Ajarkan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi nyeri
8. Kolaborasi
pemberian analgetik
No No Dx Diagnosa Tujuan dan kriteria hasil Intervensi
Kep Keperawatan
(SDKI)

2 D.0019 Defisit nutrisi NOC : Setelah dilakukan asuhan SIKI Manajemen Nutrisi
b.d keperawatan selama 6x24 jam I.03119 2.1 1.Identifikasi
ketidakmampu diharapkan kebutuhan nutrisi terpenuhi status nutrisi
an menelan dengan kriteria hasil : 2.Identifikasi adanya alergi
makanan 1. Tidak ada penurunan berat badan atau adanya intoleransi
2. Mampu mengidentifikasi kebutuhan makanan
nutrisi 3. Monitor asupan
3. Tidak ada tandatanda malnutrisi makanan
Menunjukkan peningkatan fungsi 4. Monitor berat badan
pengecapan dari menelan 5. Monitor hasil dari
4. Asupan cairan secara pemeriksaan laboratorium
oral/intravena/pe renteral sepenuhnya 6. Berikan makanan tinggi
adekuat protein dan tinggi kalori
7. Anjurkan pasien makan
sedikit tapi sering
8. Anjurkan posisi duduk
saat makan, jika mampu
9. Kolaborasi dengan ahli
gizi untuk menentukan
jumlah kalori dan jenis
nutrien yang dibutuhkan,
jika perlu
No No Dx Diagnosa Tujuan dan kriteria hasil Intervensi
Kep Keperawatan
(SDKI)

3 D.0009 Perfusi perifer Setelah dilakukan asuhan keperawatan SIKI : Perawatan Sirkulasi
tidak efektif selama 6x24 jam diharapkan perfusi I.02079
b.d penurunan perifer efektif dengan kriteria hasil : 1. 1. Periksa sirkulasi perifer
konsentrasi Tekanan systole dan diastole dalam 2. Identifikasi faktor resiko
hemoglobin rentang normal 2. Tidak ada ortostatik gangguan pada sirkulasi
hipertensi 3. Monitor adanya panas,
3. Kapilarirefil < 2 detik kemerahan nyeri atau
bengkak ekstermitas
4. Catat hasil lab Hb
dan Ht
5. Lakukan hidrasi
6. Jelaskan kepada pasien
dan keluarga tentang
tindakan pemberian
tranfusi darah
7. Kolaborasi pemberian
tranfusi darah
No No Dx Diagnosa Tujuan dan kriteria hasil Intervensi
Kep Keperawatan
(SDKI)
4 D.0069 Disfungsi NOC : Setelah dilakukan asuhan SIKI: Konseling Seksualitas I.07214
seksual b.d keperawatan selama 6x24 jam 1. Identifikasi tingkat pengetahuan,
perubahan diharapkan gangguan disfungsi seksual masalah sistem reproduksi, masalah
struktur teratasi dengan kriteria hasil : 1. seksualitas, dan penyakit menular
tubuh Pengenalan dan penerimaan identitas seksual
seksual pribadi 2. Mengetahui masalah 2. Identifikasi waktu disfungsi seksual
reproduksi 3. Fungsi seksual : integrasi dan kemungkinan penyebab
aspek fisik, sosio emosi dan intelektual 3. Monitor stress, kecemasan, depresi,
ekspresi dan performa seksual dan penyebab disfungsi seksual
4. Mampu mengontrol kecemasan 4. Fasilitasi komunikasi antara pasien
5. Menunjukkan keinginan untuk dan pasangan 5. Berikan kesempatan
mendiskusikan kepada pasangan untuk menceritakan
6. perubahan fungsi seksual permasalahan seksual 6. Berikan
7. Mengungkapkan pemahaman pujian terhadap perilaku yang benar
tentang perubahan fungsi seksual 7. Berikan saran
8. Pengenalan dan penerimaan yang sesuai kebutuhan pasangan
identitas seksual pribadi dengan menggunakan bahasa yang
9. Mengetahui masalah reproduksi mudah diterima, dipahami dan tidak
10. Fungsi seksual : integrasi aspek fisik, menghakimi.
sosio emosi dan intelektual ekspresi dan 8. Jelaskan efek pengobatan,
performa seksual kesehatan, dan penyakit terhadap
11. Mampu mengontrol kecemasan disfungsi seksual.
12. Menunjukkan keinginan untuk 9. Informasikanpent ingnya modifikasi
mendiskusikan pada aktivitas seksual
13. perubahan fungsi seksual 14. 10. Kolaborasi dengan spesialis
Mengungkapkan pemahaman tentang seksologi, jika perlu
perubahan fungsi seksual
No No Dx Diagnosa Tujuan dan kriteria hasil Intervensi
Kep Keperawatan
(SDKI)
5 D.0087 Harga diri NOC : Setelah dilakukan asuhan SIKI : Promosi Koping I.09312
rendah b.d keperawatan selama 6x24 jam 1. Identifikasi kemampuan yang dimiliki
perubahan diharapkan masalah harga diri 2. Identifikasi pemahaman proses penyakit
pada citra rendah tertasi dengan kriteria 3. Identifikasi dampak situasi terhadap peran
tubuh hasil : dan hubungan
1. Menunjukkan penilaian 4. Identifikasi metode penyelesaian masalah 5.
pribadi tentang harga diri Identifikasi kebutuhan dan keinginan terhadap
2. Mengungkapkan penerimaan dukungan social
diri 6. Diskusikan perubahan peran yang dialami
3. Komunikasi terbuka 7. Gunakan pendekatan yang tenang dan
4. Mengatakan optimisme meyakinkan
terhadap masa depan 8. Diskusikan alasan mengkritik diri sendiri 9.
Menggunakan strategi koping Diskusikan konsekuensintid ak menggunakan
efektif rasa bersalah dan asa malu 10. Fasilitasi dalam
memperoleh informasi yang dibutuhkan
11. Motivasi untuk menentukan harapan yang
realistis
12. Dampingi saat beduka
13. Anjurkan penggunaan sistem spiritual, jika
perlu
14. Ajarkan mengungkapka n perasaan dan
persepsi 15. Anjurkan keluarga terlibat
16. Ajarkan cara memecahkan masalah secara
konstruktif
17. Latih penggunaan teknik elaksasi
No No Dx Diagnosa Tujuan dan kriteria hasil Intervensi
Kep Keperawata
(SDKI) n
6 D.0111 Difisit NOC : Setelah dilakukan SIKI : Edukasi Proses Penyakit I.12444
Pengetahua asuhan keperawatan selama 1. identifikasi kesiapan dan kemampuan
n b.d kurang 6x24 jam diharapkan pasien menerima informasi
terpapar menunjukkan peningkatan 2. sediakan materi dan media pendidikan
informasi pengetahuan dengan kesehatan
kriteria hasil : 3. jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai
1. Pasien dan keluarganya kesepakatan
menyatakan pemahan 4.beri kesempatan untuk bertanya
tentang penyakit, kondisi, 5. jelaskan penyebab dan faktor risiko
prognosis dan program penyakit
pengobatan 6. jelaskan proses patofisiologi munculnya
2. Pasien dan keluarga penyakit
mampu melaksanakan 7. jelaskan tanda dan gejala yang
prosedur yang dijelaskan ditimbulkan oleh penyakit
secara benar. 8. jelaskan kemungkinan terjadinya
3. Pasien dan keluarga komplikasi 9. ajarkan cara meredakan
mampu menjelaskan atau mengatasi gejala yang dirasakan
kembali apa yang dijelaskan 10. ajarkan cara meminimalkan efek
perawat samping dari intervensi atau pengobatan
11. informasikan kondisi pasien
saat ini
12. anjurkan melapor jika merasakan
tanda dan gejala memberat atau tidak
biasai
No No Dx Diagnosa Tujuan dan kriteria hasil Intervensi
Kep Keperawatan
(SDKI)

7 D.0012 Resiko NOC : Setelah dilakukan asuhan SIKI : Pencegahan Perdaahan


keperawatan selama 6x24 jam I.02067
perdarahan b.d diharapkan tidak terjadi perdarahan 1. Monitor tanda dan gejala
gangguan dengan kriteria hasil : perdaahan
1. Tekanan darah dalam batas normal 2. Monitor nilai hematokrit/
koagulasi 2. Tidak ada perdarahan pervagina hemoglobin sebelum dan setelah
(trombositopenia) 3. Hemoglobin dan hematokrit dalam kehilangan darah
batas normal 3. Monitor tandatanda vital
ortostatik
4. Monitor koagulasi 5. Pertahankan
bedest selama perdarahan
6. Jelaskan tanda dan gejala
perdarahan
7. Anjurkan menghindari aspirin
atau antikoagulan
8. Anjurkan meningkatkan asupan
makanan dan vitamin K
9. Anjurkan segera melapor dokter
jika terjadi perdarahan
10. Kolaborasi pemberian
obatPengontrol perdarahan
11. Kolaborasi pemberian produk
darah
No No Dx Diagnosa Tujuan dan kriteria hasil Intervensi
Kep Keperawat
(SDKI) an
8 D.0142 Risiko infeksi NOC : Setelah dilakukan asuhan keperawatan SIKI: Pencegahan
b.d selama 6x24 jam diharapkan tidak terjadi Infeksi I.14539
ketidakadekua infeksi dengan kriteria hasil : 1. Monitor tanda
tan 1. Klien bebas dari infeksi dan gejala infeksi
pertahanan 2. Menunjukkan kemampuan untuk mencegah lokal dan sistemik
tubuh timbulnya infeksi 2. Cuci tangan
sekunder 3. Jumlah leukosit dalam batas normal sebelum dan
(imunosupresi) 4. Menunjukkan prilaku hidup sehat sesudah kontak
dengan pasien dan
lingkungan pasien 3.
Jelaskan tanda dan
gejala infeksi
4. Jelaskan cara
mencuci tangan
dengan benar
5. Anjurkan
meningkatkan
asupan nutrisi
6. Kolaborasi
pemberian
antibiotic
Implementasi

Implementasi adalah tindakan dari rencana keperawatan


yang telah disusun dengan menggunakan pengetahuan perawat,
perawat melakukan dua intervensi yaitu mandiri/independen dan
kolaborasi/interdisipliner (NANDA, 2015).
Tujuan dari implementasi antara lain adalah: melakukan,
membantu dan mengarahkan kinerja aktivitas kehidupan sehari-
hari, memberikan asuhan keperawatan untuk mecapai tujuan yang
berpusat pada klien, mencatat serta melakukan pertukaran
informasi yang relevan dengan perawatan kesehatan yang
berkelanjutan dari klien.
• Evaluasi merupakan sebagai penialian
status pasien dari efektivitas tindakan
dan pencapaian hasil yang diidentifikasi
terus pada setiap langkah dalam proses
keperawatan, serta rencana perawatan
yang telah dilaksanakan (NANDA, 2015).
Tujuan dari evaluasi adalah untuk
melihat dan menilai kemampuan klien
dalam mencapai tujuan, menentukan
Evaluasi apakah tujuan keperawatan telah
tercapai atau belum, serta mengkaji
penyebab jika tujuan asuhan
keperawatan belum tercapai (Asmadi,
2008). Tujuan evaluasi adalah untuk
melihat kemampuan pasien dalam
mencapai tujuan. Hal ini bisa
dilaksanakan dengan mengadakan
hubungan dengan pasien.
Ada
Pertanyaan ?

Anda mungkin juga menyukai