Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PERCOBAAN 5
VISKOSITAS CAIRAN
DOSEN PEMBIMBING : PRIMATA MARDINA, S.T., M.Eng., Ph.D.
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK IX (SEMBILAN)
2020
ABSTRAK
Viskositas merupakan ukuran kekentalan fluida yang menyatakan besar kecilnya suatu
gesekan dalam fluida. Satuan Standard Internasional (SI) untuk viskositas adalah Ns/m 2 atau
pascal sekon (Pa.s). Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui arti viskositas dan rheologi,
membedakan cairan newton dan non newton, menggunakan alat-alat penentuan viskositas serta
menentukan viskositas cairan newton dan non newton.
Viskositas dapat diukur dengan menggunakan laju aliran cairan yang melalui viskometer.
Percobaan ini menggunakan metode bola jatuh. Bola viskositas dijatuhkan ke dalam viskometer
yang diukur kecepatannya dalam menempuh jarak tertentu. Kecepatan yang diperoleh ini
selanjutnya akan digunakan untuk menentukan koefisien viskositas bahan yang digunakan, yaitu
air, minyak goreng dan oli.
Koefisien viskositas rata-rata pada air yaitu 4,218 poise pada bola kecil, 6,147 poise pada
bola sedang dan 11,060 poise pada bola besar. Viskositas rata-rata pada minyak goreng yaitu
5,032 poise pada bola kecil, 8,750 poise pada bola sedang dan 16,011 poise pada bola besar.
Viskositas rata-rata pada oli goreng yaitu 5,908 poise pada bola kecil, 10,354 poise pada bola
sedang dan 17,034 poise pada bola besar.
Kata kunci: cairan newton, cairan non newton, koefisien viskositas, metode bola jatuh, viskositas
.
V-i
PERCOBAAN 5
VISKOSITAS CAIRAN
5.1 PENDAHULUAN
V-1
5.2 DASAR TEORI
Viskositas gerak fluida adalah analogis dari gesekan di dalam gerak benda
padat. Di dalam banyak kasus, seperti persoalan pelumas,viskositas tersebut
sangat penting. Akan tetapi, kadang-kadang viskositas tersebut dapat
diabaikan.Viskositas memperkenalkan gaya-gaya tangensial diantara lapisan-
lapisan fluida di dalam gerak relatif dan mengabaikan dispasi tenaga mekanis
(Halliday, 1985).
Bila tegangan geser diberikan ke suatu bagian pada suatu fluida yang
terkurung,fluida yang terkurung, fluida itu akan bergerak dan gradien kecepatan
yang terbentuk akan menggambarkan kecepatan maksimum pada titik tempat
tegangan diberikan. Jika tegangan geser persatuan luas pada suatu titik dibagi
dengan gradient kecepatan, nisbah yang diperoleh didefinisikan sebagai viskositas
medium bersangkutan. Oleh karena itu, dapat dilihat bahwa viskositas merupakan
ukuran gesekan fluida internal yang cenderung berlawanan dengan kata lain jika
fraksi atau gesekan antara lapisan-lapisan fluida kecil (viskositas rendah),
pemberian suatu gaya geser akan menghasilkan gradien kecepatan besar. Begitu
viskositas bertambah, tiap lapisan fluida mengimbanginya dengan hambatan gesek
fluida (frictional drag) terhadap lapisan-lapisan yang bersebelahan sehingga
gradien kecepatan berkurang (Reid, 1991).
Viskositas adalah gesekan internal fluida. Gaya viskos melawan gerakan
sebagian fluida relatif terhadap yang lain. Viskositas adalah alasan
diperlakukannya usaha untuk mendayung perahu melalui yang tenang, tetapi juga
merupakan alasan mengapa dayung bias bekerja. Efek viskos merupakan hal yang
penting di dalam aliran fluida dalam pipa, aliran darah, pelumasan bagian dalam
mesin dan contoh keadaan lainnya. Fluida viskos cenderung melekat pada
permukaan padat yang bersentuhan dengannya. Terdapat lapisan batas fluida yang
tipis di dekat permukaan, dimana fluida hampir diam terhadap permukaan. Itulah
sebabnya mengapa partikel-partikel debu dapat melekat di daun kipas meskipun
daun kipas sedang berputar dengan cepat. Itu juga penyebab mengapa anda tidak
V-2
V-3
π (∆ P) R2t
η= ...(5.1)
8V l
Keterangan :
η = Koefisien viskositas (poise)
π=¿22/7 atau 3,14
ΔP=¿ Penurunan tekanan sepanjang (atm)
R=¿ Jari – jari pipa (m)
t=¿ Waktu (s)
v=¿ Volume cairan yang mengalir per detik (L)
L=¿Panjang aliran cairan (cm)
Umumnya koefisien viskositas dihitung dengan membandingkan laju aliran
cairan yang koefisien viskositasnya diketahui. Hubungan itu adalah:
η 1 d 1. t 1
= ... (5.2)
η 2 d 2. t 2
Keterangan:
η1 = Viskositas cairan pembanding (poise)
η2 = Viskositas cairan sampel (poise)
d1 = Densitas cairan pembanding (kg/m³)
d2 = Densitas cairan sampel (kg/m³)
t1 = Waktu aliran cairan pembanding (s)
t2 = Waktu aliran cairan sampel (s)
2. Metode Bola Jatuh: Metode bola jatuh menyangkut gaya gravitasi yang
seimbang dengan gerakan aliran pekat. Hubungannya itu adalah:
V-5
2 rb ² ( db−d ) g
η=
9V
... (5.3)
Keterangan :
η = Koefisien viskositas (poise)
rb = Jari-jari bola (m)
db = Densitas bola viskositas (kg/m³)
d = Densitas fluida (kg/m3)
g = Gaya gravitasi (m/s2)
v = Kecepatan bola (m/s)
Dimana b merupakan bola jatuh atau manik-manik dan g adalah konstanta
gravitasi. Apabila digunakan metode perbandingan:
η 1 ( db−d 1 ) t 2
= ... (5.4)
η 2 ( db−d 2 ) t 2
Keterangan:
η1 = Viskositas cairan pembanding (poise)
η2 = Viskositas cairan sampel (poise)
db = Densitas bola viskositas (kg/m³)
d1 = Densitas cairan pembanding (kg/m³)
d2 = Densitas cairan sampel (kg/m³)
t1 = Waktu aliran cairan pembanding (s)
t2 = Waktu aliran cairan sampel (s)
Gaya tarik menarik antar molekul yang besar dalam larutan menghasilkan
viskositas yang tinggi. Koefisien viskositas didefinisikan sebagai hambatan pada
aliran cairan. Gas juga memiliki viskositas, tetapi nilainya sama kecil. Viskositas
cairan yang partikelnya besar dan berbentuk tidak teratur kebih tinggi dari partikel
kecil dan bentuknya tidak teratur. Semakin tinggi suhu cairan maka semakin kecil
V-6
viskositasnya dan hal ini dapat dijelaskan dengan teori kinetik tumbukan antara
partikel berbentuk bola atau mendekati bentuk bola adalah tumbukan elastis dan
hampir elastis, namun tumbukan antar partikel yang bentuknya tidak teratur
cenderung tidak elastis, dan tumbukan tidak elastis sebagian energi translasi
diubah menjadi energi vibrasi dan akibat tiap partikel menjadi semakin sukar
bergerak dan cenderung berkoagulasi (Yasito, 2006).
Koefisien viskositas pada zar cair dan dan padat dipengaruhi oleh
beberapa faktor. Adapun factor-faktor tersebut adalah sebagai berikut
(Hasim,2014):
1. Tekanan
Viskositas cairan naik dengan meningkatnya tekanan sedangkan viskositas gas
tidak dipengaruhi oleh tekanan.
2. Temperatur
Viskositas zat cair akan turun dengan meningkatnya temperatur. Pemanasan
saat cair akan menyebabkan molekul-molekulnya memperoleh energi,
sehingga interaksi antar molekulnya melemah.
3. Viskositas dan berat molekul
Viskositas naik dengan bertambahnya berat molekulnya. Misalnya laju aliran
cepat, larutan minyak laju alirannya terhambat dan lambat serta kekentalannya
tinggi.
4. Bentuk molekul
Viskositas cairan akan naik jika ikatan rangkapnya naik.
5. Kekuatan antar molekul
Viskositas cairan akan naik seiring dengan adanya ikatan hidrogen.
Jangka sorong terdiri dari dua bagian, yaitu rahang tetap dan rahang geser.
Skala panjang yang terdapat pada rahang tetap merupakan skala utama, sedangkan
skala pendek yang terbuat pada rahang geser merupakan sekala nonius atau
vernier. Jangka Sorong digunakan untuk mengukur diameter luar, diameter dalam,
kedalaman tabung dan panjang benda sampai nilai 10 cm (Nurrahma, 2009).
5. 3 METODOLOGI PERCOBAAN
Rangkaian Alat
Keterangan :
1
1. Bola Viskositas
2. Viskometer
2
3. Fluida
3
2
5.3.2 Bahan
Bahan-bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah air, minyak
goreng dan oli.
V-7
V-8
Bola Viskositas
Piknometer
Fluida
Hasil
V-10
V-11
1. Kecil 1 3,857
2. Kecil 2 3,765
3,774
3. 3,701
Kecil 3
4. Sedang 1 3,597
5. Sedang 2 3,493 3,624
6. Sedang 3 3,781
7. Besar 1 3,722
8. 3,685
Besar 2 3,689
9. 3,659
Besar 3
Tabel 5.7 Hasil Perhitungan Kecepatan Bola Jatuh pada Minyak Goreng
No Jarak Waktu Kecepatan Kecepatan rata-
Bola
(cm) (s) (cm/s) rata (cm/s)
Tabel 5.9 Hasil Perhitungan Koefisien Viskositas (η) dan Gaya (F) pada Air
Jarak η rata-rata F rata-rata
Bola η (poise) F (dyne)
No (cm) (poise) (dyne)
Tabel 5.10 Hasil Perhitungan Koefisien Viskositas (η) dan Gaya (F) pada
Minyak Goreng
Tabel 5.11 Hasil Perhitungan Koefisien Viskositas (η) dan Gaya (F) Pada Oli
5.4.3 Pembahasan
Viskositas dapat diukur dengan mengukur laju aliran cairan yang melalui
tabung berbentuk silinder. Viskositas ini juga disebut sebagai kekentalan suatu
zat. Makin kental suatu cairan, makin besar gaya yang dibutuhkan untuk membuat
yang mengalir pada kecepatan tertentu. Viskositas disebabkan karena adanya gaya
kohesi antar partikel zat cair.
Metode yang digunakan pada percobaan viskositas cairan adalah metode
bola jatuh dengan menjatuhkan bola ke dalam viskometer yang vertikal dan sudah
terisi cairan, air, minyak goreng, dan oli. Hasil menunjukkan bahwa bola yang
dijatuhkan terhadap fluida air lebih cepat mengalir dibandingkan dengan minyak
dan oli. Viskositas juga dapat dinyatakan sebagai Ketahanan aliran yang
merupakan gesekan antara molekul-molekul cairan satu dengan yang lain.
V-16
100
91.3
90
79.03
80
70 65.06
Kecepatan (cm/s)
61.8
60 55.63 57.49
47.31 49.06
50 Bola Besar
40.5
40 Bola Sedang
30 Bola Kecil
20
10
0
Air Minyak Goreng Oli
Fluida
V-17
Berdasarkan Gambar 5.2 kecepatan bola kecil, bola sedang dan bola besar
pada air berturut-turut adalah 55,625 cm/s, 79,031 cm/s, 91,298 cm/s. Sedangkan
kecepatan bola kecil, bola sedang dan bola besar pada minyak berturut-turut
adalah 47,305 cm/s, 57,491 cm/s, 65,055 cm/s. Kecepatan bola kecil, bola sedang
dan bola besar pada oli secara berturut-turut adalah 40,495 cm/s, 49,060 cm/s,
62,795 cm/s. Kecepatan bola yang dijatuhkan pada fluida lainnya (minyak goreng
dan oli). Hal ini disebabkan karena gesekan dalam air lebih kecil dibandingkan
dengan gesekan pada minyak goreng dan oli. Sesuai dengan teori Marthoharsono
(2006) yang menyatakan bahwa gesekan juga bisa disebut dengan viskositas,
semakin besar bola viskositas maka semakin sulit benda padat bergerak dalam zat
cair tersebut. Berikut ini adalah Gambar 5.3 yang merupakan perbandingan
koefisien viskositas fluida cairan terhadap bola:
18 17.03
16.01
16
Koefisisen Viskositas (poise)
14
12 11.06
10.35
10 8.75
Bola Besar
8
6.15 5.91 Bola Sedang
6 5.03 Bola Kecil
4.22
4
2
0
Air Minyak Goreng Oli
Fluida
Gambar 5.3 Perbandingan koefisien viskositas terhadap bola
Berdasarkan Gambar 5.3 koefisien viskositas bola kecil, bola sedang dan
bola besar pada air secara berturut-turut adalah 4,218 poise, 6,147 poise, 11,060
poise. Sedangkan koefisien viskositas pada bola kecil, bola sedang dan bola besar
pada minyak secara berturut-turut adalah 5,032 poise, 8,750 poise, 16,011 poise.
Koefisien viskositas pada bola kecil, bola sedang dan bola besar adalah 5,908
poise, 10,353 poise, 17,034 poise. Hal ini menunjukkan bahwa koefisien yang
V-18
didapatkan pada koefisien viskositas yang paling kecil adalah air. Hasil hukum
stokes yang berbunyi “bila sebuah bola bergerak ke dalam suatu fluida yang diam,
maka terhadap bola itu akan bekerja gaya gesek dalam bentuk gaya gesekan yang
arahnya berlawanan dengan arah bola tersebut.” Maka dari itu dapat disimpulkan
bahwa gaya biasa sebanding dengan koefisien viskositas fluida dan berbanding
terbalik dengan kecepatan benda dalam fluida.
5.5 PENUTUP
5.5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang didapat pada percobaan ini sebagai berikut :
1. Viskositas adalah ukuran kekentalan fluida yang menyatakan besar
kecilnya gesekan antar fluida. Sedangkan Rheologi adalah ilmu yang
mempelajari tentang aliran cairan dan deformasi.
2. Cairan newton adalah cairan yang hanya dipengaruhi temperature dan
tekanan saja. Sedangkan cairan non newton adalah cairan yang
dipengaruhi temperature, tekanan dan kecepetan geser (shear rate).
3. Viskositas atau kekentalan suatu cairan dapat ditentukan dengan
menggunakan metode viskometer bola jatuh.
4. Viskositas rata-rata pada air yaitu 4,218 poise pada bola kecil, 6,147 poise
pada bola sedang dan 11,060 poise pada bola besar. Viskositas rata-rata
pada minyak goreng yaitu 5,032 poise pada bola kecil, 8,750 poise pada
bola sedang dan 16,011 poise pada bola besar. Viskositas rata-rata pada oli
goreng yaitu 5,908 poise pada bola kecil, 10,353 poise pada bola sedang
dan 17,034 poise pada bola besar.
5.5.2 Saran
Saran yang dapat diberikan pada percobaan ini adalah penggunaan
berbagai macam fluida untuk percobaan selanjutnya. Misalnya, sirup, minyak
jelantah, dan lain sebagainya. Agar mendapatkan perbandingan antara fluida satu
dengan fluida lainnya.
V-19
DAFTAR PUSTAKA
Halliday, David dan Renick R. 1985. Fisika Jilid I Edisi 3. Jakarta: Erlangga.
Kironoto, Bambang Agus. 2016. Statika Fluida. Gadjah Mada University Press.
Yogyakarta.
Medhram, Siti, dkk. 2008. Analisis Pengaruh Sifat Reologi Terhadap Kehilangan
Energi pada Sistem Transfer Susu. Aceh: Jurnal Reologi. Vol 1, No.1
Reid, Robert C. dkk. 1941. Sifat Gas dan Zat Cair Edisi Ketiga. Jakarta:
PT Gramedia Pustaka Utama.
Sarojo, Ganijanti. Aby. 2009. Seri Fisika Dasar Mekanika. Jakarta: Salemba
Teknika.
Tipler, P. A. 2001. Fisika Untuk Sains dan Teknik Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
DP.V-1
LAMPIRAN PERHITUNGAN
LP.V-1
LP.V-2
3,576
=
0,927
= 3,857 g/cm3
4 3
b. Vbola kecil 2 = πr
3
4
= x 3,14 x (0,620)3
3
= 0,998 cm3
mbk 2
ρ bola kecil 2 =
V bk 2
3,757
=
0,998
= 3,765 g/cm3
4 3
c. Vbola kecil 3 = πr
3
4
= x 3,14 x (0,625)3
3
= 1,022 cm3
mbk 3
ρ bola kecil 3 =
V bk 3
3,783
=
1,022
= 3,701 g/cm3
4 3
d. Vbola sedang 1 = πr
3
4
= x 3,14 x (0,905)3
3
= 3,103 cm3
LP.V-3
mbs 1
ρ bola sedang 1 =
V bs 1
11,161
=
3,103
= 3,597 g/cm3
4 3
e. Vbola sedang 2 = πr
3
4
= x 3,14 x (0,940)3
3
= 3,477 cm3
mbs 2
ρ bola sedang 2 =
V bs 2
12,145
=
3,477
= 3,493 g/cm3
4 3
f. Vbola sedang 3 = πr
3
4
= x 3,14 x (0,925)3
3
= 3,314 cm3
mbs 3
ρ bola sedang 3 =
V bs 3
12,527
=
3,314
= 3,781 g/cm3
4 3
g. Vbola besar 1 = πr
3
4
= x 3,14 x (1,310)3
3
= 9,412 cm3
LP.V-4
mbb 1
ρ bola besar 1 =
V bb 1
35,033
=
9,412
= 3,722 g/cm3
4 3
h. Vbola besar 2 = πr
3
4
= x 3,14 x (1,305)3
3
= 9,305 cm3
mbb 2
ρ bola besar 2 =
V bb 2
34,288
=
9,305
= 3,685 g/cm3
4 3
i. Vbola besar 3 = πr
3
4
= x 3,14 x (1,325)3
3
= 9,739 cm3
mbb 3
ρ bola besar 3 =
V bb 3
35,636
=
9,739
= 3,659 g/cm3
mminyak 9,170
b. ρ minyak = = = 0,917 g/mL
v minyak 10
moli 8,873
c. ρ oli = = = 0,887 g/mL
v oli 10
s
b. Pada minyak υ =
t
70
υ bola kecil 1 = = 41,916 cm/s
1,670
70
υ bola kecil 2 = = 50,000 cm/s
1,400
70
υ bola kecil 3 = = 50,000 cm/s
1,400
70
υ bola sedang 1 = = 56,680 cm/s
1,235
70
υ bola sedang 2 = = 53,846 cm/s
1,300
70
υ bola sedang 3 = = 61,947 cm/s
1,130
70
υ bola besar 1 = = 64,220 cm/s
1,090
70
υ bola besar 2 = = 63,636 cm/s
1,100
70
υ bola besar 3 = = 67,308 cm/s
1,040
s
c. Pada oli υ =
t
70
υ bola kecil 1 = = 41,176 cm/s
1,700
70
υ bola kecil 2 = = 38,889 cm/s
1,800
70
υ bola kecil 3 = = 41,420 cm/s
1,690
70
υ bola sedang 1 = = 46,667 cm/s
1,500
70
υ bola sedang 2 = = 48,276 cm/s
1,450
70
υ bola sedang 3 = = 52,239 cm/s
1,340
LP.V-8
70
υ bola besar 1 = = 61,404 cm/s
1,140
70
υ bola besar 2 = = 60,345 cm/s
1,160
70
υ bola besar 3 = = 63,636 cm/s
1,100
r = 0,905 cm
g = 980 cm/s2
υ bs 1 = 74,468 cm/s
ρ bs 1 = 3,597 g/cm3
ρ air = 1,007 /cm3
ρ bb 2 = 3,685 g/cm3
ρ air = 1,007 g/cm3
υ bb 2 = 63,636 cm/s
ρ bb 2 = 3,685 g/cm3
ρ minyak = 0,917 g/cm3
g = 980 cm/s2
υ bb 2 = 60,345 cm/s
ρ bb 2 = 3,685 g/cm3
ρ oli = 0,887 g/cm3
Ditanya : a. η?
b. F?
Jawab :
Air pada bola kecil 1
2r 2 ( ρ bola−ρ air ) g
a. η bk 1 =
9υ
2 x (0.605)2 x ( 3,857−1,007 ) x 980
=
9 x 48,951
= 4,640 poise
b. F = 6 π ƞbk 1 υ 1 r
= 6 x 3,14 x 4,640 x 48,951 x 0,605
= 2.588,979 dyne
b. F = 6 π ƞbk 2 υ 2 r
= 6 x 3,14 x 3,364 x 68,627 x 0,620
= 2.696,878 dyne
b. F = 6 π ƞbk 3 υ 3 r
= 6 x 3,14 x 4,649 x 49,296 x 0,625
= 2.698,33493 dyne
b. F = 6 π ƞbs 1 υ 1 r
= 6 x 3,14 x 6,202 x 74,468 x 0,905
= 7.874,413 dyne
b. F = 6 π ƞbs 2 υ 2 r
= 6 x 3,14 x 4,560 x 108,7 x 0,940
= 8.469,39206 dyne
b. F = 6 π ƞbs 3 υ 3 r
= 6 x 3,14 x 6,090 x 84,848 x 0,925
= 9.005,475 dyne
Air pada bola besar 1
2r 2 ( ρ bola−ρ air ) g
a. η bb 1 =
9υ
2 x (1,310)2 x ( 3,722−1,007 ) x 980
=
9 x 87,500
= 11,596 poise
b. F = 6 π ƞbb 1 υ 1 r
= 6 x 3,14 x 11,596 x 87,500 x 1,310
= 25.041,239 dyne
b. F = 6 π ƞbb 2 υ 2 r
= 6 x 3,14 x 10,215 x 97,222 x 1,305
= 24.417,1201 dyne
b. F = 6 π ƞbb 3υ 3 r
= 6 x 3,14 x 11,370 x 89,172 x 1,325
= 25.309,351 dyne
Minyak pada bola kecil 1
2r 2 ( ρ bola−ρ minyak ) g
a. η bk 1 =
9υ
2 x (0,605)2 x ( 3,857−0,917 ) x 980
=
9 x 41,916
= 5,591 poise
b. F = 6 π ƞbk 1 υ 1 r
= 6 x 3,14 x 5,591 x 41,916 x 0,605
= 2.671,014 dyne
b. F = 6 π ƞbk 2 υ 2 r
= 6 x 3,14 x 4,769 x 50,000 x 0,620
= 2.785,167 dyne
b. F = 6 π ƞbk 3 υ 3 r
= 6 x 3,14 x 4,737 x 50,000 x 0,625
= 2.788,778 dyne
Minyak pada bola sedang 1
2r 2 ( ρ bola−ρ minyak ) g
a. η bs 1 =
9υ
2 x (0,905)2 x ( 3,597−0,917 ) x 980
=
9 x 56,680
= 8,432 poise
b. F = 6 π ƞbs 1 υ 1 r
= 6 x 3,14 x 8,432 x 56,680 x 0,905
= 8.149,000 dyne
b. F = 6 π ƞbs 2 υ 2 r
= 6 x 3,14 x 9,204 x 53,846 x 0,940
= 8.777,085 dyne
b. F = 6 π ƞbs 3 υ 3 r
= 6 x 3,14 x 8,613 x 61,947 x 0,925
= 9.298,672 dyne
Minyak pada bola besar 1
2r 2 ( ρ bola−ρ minyak ) g
a. η bb 1 =
9υ
2 x (1,310)2 x ( 3,722−0,917 ) x 980
=
9 x 64,220
= 16,325 poise
b. F = 6 π ƞbb 1 υ 1 r
= 6 x 3,14 x 16,325 x 64,220 x 1,310
= 25.851,605 dyne
b. F = 6 π ƞbb 2 υ 2 r
= 6 x 3,14 x 16,132 x 63,636 x 1,305
= 25.240,4344 dyne
b. F = 6 π ƞbb 3 υ 3 r
= 6 x 3,14 x 15,576 x 67,308 x 1,325
= 26.171,1015 dyne
Oli pada bola kecil 1
2r 2 ( ρ bola−ρ oli ) g
a. η bk 1 =
9υ
2 x (0,605)2 x ( 3,857−0,887 ) x 980
=
9 x 41,176
= 5,749 poise
b. F = 6 π ƞbk 1 υ 1 r
= 6 x 3,14 x 5,749 x 41,176 x 0,605
= 2.698,053 dyne
b. F = 6 π ƞbk 2 υ 2 r
= 6 x 3,14 x 6,195 x 38,889 x 0,620
= 2.814,268 dyne
b. F = 6 π ƞbk 3 υ 3 r
= 6 x 3,14 x 5,779 x 41,420 x 0,625
= 2.818,588 dyne
Oli pada bola sedang 1
2r 2 ( ρ bola−ρ oli ) g
a. η bs 1 =
9υ
2 x (0,905)2 x ( 3,597−0,887 ) x 980
=
9 x 46,667
= 10,355 poise
b. F = 6 π ƞbs 1 υ 1 r
= 6 x 3,14 x 10,355 x 46,667 x 0,905
= 8.239,505 dyne
b. F = 6 π ƞbs 2 υ 2 r
= 6 x 3,14 x 10,385 x 48,276 x 0,940
= 8.878,502 dyne
b. F = 6 π ƞbs 3 υ 3 r
= 6 x 3,14 x 10,320 x 52,239 x 0,925
= 9.395,311 dyne
Oli pada bola besar 1
2r 2 ( ρ bola−ρ oli ) g
a. η bb 1 =
9υ
2 x (1,310)2 x ( 3,722−0,887 ) x 980
=
9 x 61,404
= 17,254 poise
b. F = 6 π ƞbb 1 υ 1 r
= 6 x 3,14 x 17,254 x 61,404 x 1,310
= 26.148,5523 dyne
b. F = 6 π ƞbb 2 υ 2 r
= 6 x 3,14 x 17,195 x 60,345 x 1,305
= 25.511,8026 dyne
b. F = 6 π ƞbb 3 υ 3 r
= 6 x 3,14 x 16,654 x 63,636 x 1,325
= 26.455,1386 dyne
5. Kecepatan rata-rata
48,951+68,627+ 49,30
Bola kecil pada air = = 55,62 cm/s
3
74,468+ 77,778+84,85
Bola sedang pada air = = 79,03 cm/s
3
87,50+97,22+89,17
Bola besar pada air = = 91,30 cm/s
3
41,916+50,000+50,00
Bola kecil pada minyak = = 47,31 cm/s
3
56,680+ 53,846+61,95
Bola sedang pada minyak = = 57,49 cm/s
3
64,220+63,636+67,31
Bola besar pada minyak = = 65,05 cm/s
3
41,176+38,889+ 41,42
Bola kecil pada oli = = 40,50 cm/s
3
LP.V-24
46,667+ 48,28+52,24
Bola sedang pada oli = = 49,06 cm/s
3
61,404+60,34+ 63,64
Bola besar pada oli = = 61,79 cm/s
3
6. Viskositas rata-rata
4,640+3,364+ 4,649
Air pada bola kecil = = 4,218 poise
3
6,202+ 6,149+6,090
Air pada bola sedang = = 6,147 poise
3
11,596+10,215+11,370
Air pada bola besar = = 11,060 poise
3
5,591+ 4,769+4,737
minyak pada bola kecil = = 5,032 poise
3
8,432+ 9,204+ 8,613
minyak pada bola sedang = = 8,750 poise
3
16,325+ 16,132+15,576
minyak pada bola besar = = 16,011 poise
3
5,749+ 6,195+5,779
oli pada bola kecil = = 5,908 poise
3
10,355+ 10,385+ 10,320
oli pada bola sedang = = 10,354 poise
3
17,254+17,195+16,654
oli pada bola besar = = 17,034 poise
3
7. Gaya rata-rata
2.588,98+2.696,878+2.698,335
Air dan bola kecil =
3
= 2.6261,397 dyne
2.671,014+2.785,167+2.788,778
Minyak dan bola kecil =
3
= 2.748,320 dyne
8.149,000+8.777,085+9.298,672
Minyak dan bola sedang =
3
= 8.741,586 dyne
25.808,078+ 25.240,434+26.171,101
Minyak dan bola besar =
3
= 25.739,871 dyne
2.698,053+ 2.814,268+2.818,588
Oli dan bola kecil =
3
= 2.776,970 dyne
8.239,505+8.878,502+9.395,311
Oli dan bola sedang =
3
= 8.837,773 dyne
26.148,552+ 25.511,802+26.455,139
Oli dan bola besar =
3
= 26.038,500 dyne
8. Densitas rata-rata
ρ bk 1+ ρ bk 2+ ρ bk 3
Bola kecil =
3
3,857+3,765+3,701
=
3
LP.V-26
= 3,7740 g/cm3
ρ bs 1+ ρ bs 2+ ρ bs 3
Bola sedang =
3
3,597+3,493+3,781
=
3
= 3,6232 g/cm3
ρ bb1+ ρbb 2+ ρ bb 3
Bola besar =
3
3,722+ 3,685+ 3,659
=
3
= 3,6888 g/cm3