Anda di halaman 1dari 12

DAMPAK KOLONIALISME

IMPERIALIASME
OLEH:
KEL 5 XI IPS 1 x Ratnawati, S.Pd
■ Daendels dan Raffles meletakkan dasar pemerintahan yang modern. Para
bupati dijadikan pegawai negeri dan digaji, padahal menurut adat istiadat
kedudukan bupati adalah turun temurun dan mendapat upeti dari rakyat.
Bupati dijadikan alat kekuasaan pemerintah kolonial. Pamong praja yang
dahulu berdasarkan garis keturunan sekarang menjadi sistem kepegawaian.
■ Daendels membuat kebijakan dengan membagi Pulau Jawa menjadi 9
daerah prefektur dan 31 kabupaten yang masing-masing dikepalai oleh
seorang prefek.
■ Pada masa kepemimpinan Raffles, Pulau Jawa dibagi menjadi 16
karesidenan.
 Saat kekuasaan kerajaan masih dominan, hukum yang
digunakan yaitu hukum adat, tetapi saat bangsa Barat
mendominasi pemerintahan, hukum yang ada diubah
menjadi hukum barat modern.
 Belanda dan Inggris melakukan intervensi terhadap
persoalan kerajaan, contohnya tentang pergantian tahta
kerajaan sehingga imperialis mendominasi politik di
Indonesia. Yang mengakibatkan peranan elite kerajaan
berkurang dalam politik dan kekuasaan pribumi bahkan
runtuh.
 Perkebunan di Jawa terus berkembang, tetapi di Sumatra
mengalami kesulitan dalam mendapatkan tenaga kerja, sehingga
dilakukan progam transmigrasi.
 Eksploitasi ekonomi dan monopoli dagang VOC seperti,
dilaksanakannya contingenten (pajak hasil bumi), prianger stelsel
 Pelaksanaan tanam paksa menimbukan kebencian dan
berpuncak pada peperangan
 Belanda membangun rel kereta api dengan tujuan memperlancar
perdagangan.
 Muncul lembaga perbankan seperti: Nederlandsche Handel
Maatschapij (1824), De Javasche Bank (1828), Escompto Bank
(1857)
 Pengusaha pribumi dengan modal kecil kalah bersaing dengan pedagang besar
karena pintu politik terbuka dimana kekuasaan perekonomian dijalankan oleh pihak
swasta (kolonial liberal).
 Diperkenalkannya sistem sewa tanah yang menyebabkan terjadinya perubahan dari
sistem ekonomi barang ke sistem ekonomi uang yang menyebar juga di kalangan
petani.
 Untuk mendukung program penanaman modal Barat di Indonesia pemerintah
Belanda membangun : Irigasi, waduk, jalan raya, jalan kereta api dan pelabuhan.
Untuk pembangunan tersebut digunakan tenaga secara paksa dengan sistem rodi
(kerja paksa).
 Penjajahan kolonial Belanda di Indonesia memperburuk
kehidupan sosial-budaya masyarakat, yakni dengan menerapkan
kehidupan yang diskriminatif. Derajat kehidupan rakyat biasa
diinjak-injak. Belanda sengaja membuat kasta antargolongan untuk
menjatuhkan martabat bangsa Indonesia yang memang sedang
terjajah. Kasta golongan tersebut ialah :
1. Kelompok golongan I yang terdiri atas kaum kulit putih (bangsa
Eropa)
2. Kelompok golongan II yang terdiri atas kaum Timur asing
3. Kelompok golongan III yang terdiri atas kaum pribumi
 Dampak penjajahan bangsa asing bagi para
penguasa (raja-raja) ialah membuat derajat dan
kehormatan mereka sebagai pemuka masyarakat pribumi
menurun. Keudukan mereka tidak diakui oleh
pemerintah kolonial. Mereka bukan lagi sebagai
penguasa, melainkan sebagai pembantu dalam
menjalankan pemerintahan kolonial.
 Bahasa

Banyak bahasa barat yang terserap dalam kosakata bahasa Indonesia. Seperti
kosakata Indonesia yan diambil dari bahasa portugis. Misalnya: Biola (viola), pita
(fita), sepatu (sapato), boneka (boneca). Kosakata indonesia yang diambil dari
bahasa beanda seperti: bangkrut (bankroet), biografi (biografie), bioskop
(bioscoop), kalender (kalender), handuk (handdoek).
 keagamaan
Bangsa portugis menyebarkan agama kristen katolik. Bangsa Belanda
(VOC) menyebarkan agama Protestan.
 Model pakaian
Penggunaan baju ala Eropa yaitu jas dan berdasi turut
mempengaruhi kebudayaan masyarakat indonesia.
 Aturan lalu lintas
Berkendara selalu berada di sebelah kiri merupakan warisan
pemerintah kolonial Raffles yang meniru sistem berlalu lintas yang
dilaksanakan di negaranya Inggris
 Musik
Musik keroncong merupakan peninggalan portugis. Bangsa portugis
datang ke indonesia pernah tinggal di wilayah Tugu Jakarta Utara.
Sehingga musik keroncong disebut sebagai kerongcong tugu.
 Usaha-usaha yang dilakukan oleh kolonial Belanda dalam bidang
pendidikan tidak lain adalah untuk keuntungan pemerintahan
Belanda sendiri, yaitu menghasilkan pegawai administrasi Belanda
yang murah, terampil, dan terdidik. Tidak semua masyarakat
mendapatkan pendidikan, masyarakat yang mempunyai jabatan lah
yang dapat merasakan pendidikan, seperti keturunan raja, keturunan
bangsawan, pengusaha kaya, dan yang lainnya. Para pahlawan kita
lah yang mengajarkan pendidikan kepada rakyat-rakyat jelata,
dengan tujuan agar masyarakat Indonesia tidak lagi dibodoh-bodohi
oleh para kolonial Belanda.
 Munculnya golongan-golongan terpelajar di Indonesia.
Seperti para anggota Budi Utomo yang merupakan lulusan
Stovia
 BangsaIndonesia bisa membaca dan menulis sehingga dapat
menjadi tenaga-tenaga kerja di perusahaan Belanda
 Munculnya sekolah-sekolah seperti:
1. ELS (Eurepese Lagree School)
2. HIS (Hollands Inlandsche School)
3. HBS (Hoogeree Bulgelijk School)
4. MULO (Meer Oitgebreid Lagere Onderwijs)
5. AMS (Algemene Middlebare School)
6. STOVIA ( sekolah Dokter Jawa)
7. OSVIA (sekolah calon pegawai)
8. Sekolah Guru (Kweekkschool)

Anda mungkin juga menyukai