Anda di halaman 1dari 14

PENGENALAN HAMA TANAMAN HORTIKULTURA

MANGGA ( Mangifera indica L )

DISUSUN OLEH

AGUSTINA SUNDARI 1913010073

REXY ANDREAS. S 1913010079

FERDI UTAMA 1913010014

WINDRI YANI 1913010098

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN PANCABUDI

MEDAN

2021
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pertanian merupakan sektor penting terutama di negara agraris seperti di


indonesia. Kegiatan pertanian merupakan suatu kegiatan budidaya tanaman untuk
dimanfaatkan hasil produksinya. Tanaman hortikultura merupakan tanaman yang
banyak dibudidayakan baik dalam skala besar maupun kecil. Hortikultura
merupakan budidaya tanaman setahun atau semusim seperti tanaman sayuran,
tanaman buah, dan tanaman hias. Sedangkan perkebunan merupakan budidaya
tanaman tahunan yang dapat dipanen berkali-kali seperti cengkeh, jeruk dan
sebagainya.

Akan tetapi tidak jarang dalam tiap kegiatan pembudidayaannya,


seringkali berhadapan dengan berbagai macam kendala diantaranya adalah
serangan hama. Hama merupakan semua hewan yang aktivitasnya menimbulkan
kerusakan pada tanaman sehingga mengakibatkan pertumbuhan dan
perkembangan tanaman menjadi terganggu dan berdampak pada kerugian secara
ekonomis. Salah satu jenis hama yang menyerang tanaman adalah hama jenis
serangga (insecta) serangga terbagi dalam beberapa ordo sesuai dengan ciri khas
masing-masing

Tanaman mangga ( Mangifera indica ) merupakan tanaman hortikultura


yang mempunyai nilai ekonomis yang tinggi karena memiliki kandungan yang
cukup tinggi bagi kesehatan manusia. Komposisi buah mangga 80% air dan 15%
sampai 20% gula, serta berbagai macam vitamin antara lain vitamin A, B dan C.
Mangga mempunyai banyak keanekaragaman, hal ini dapat dilihat secara
morfologi daun, bunga dan buah yang kesemuanya mempunyai bentuk atau
bangun, ukuran dan warna yang bermacam-macam ( Sumarsono, 2012).

Daun mangga merupakan bagian tumbuhan yang sangat penting yang


tumbuh pada batang. Daun mangga berwarna hijau yang disebut klorofil bagian
atas daun hijau mengkilat dan bagian bawah daun, berwarna hijau muda. Daun
mangga tunggal, dengan letak tersebar, tanpa daun penumpu. Daun mangga
mempunyai kesamaan bentuk dan warna hampir sama satu sama lain. Sehingga
dari kasat mata kita susah untuk membedakan antara jenis pohon mangga yang
satu dengan yang lain walaupun berbeda jenisnya (Satuhu, 2012).

Mangga sangat digemari dimasyarakat untuk ditanam baik dalam skala


kecil maupun skala besar. Selain bernilai ekonomi, pohon mangga berguna untuk
penghijauan lingkungan, buah mangga sendiri mempunyai banyak manfaat dan
nilai gizi yang tinggi bagi manusia. Namun dalam menentukan pohon mangga
yang akan ditanam, masyarakat masih menggunakan metode menerka jenis pohon
yang akan ditanamnya. Karena itu masyarakat kadang tertipu dengan pohon
mangga yang ditanam, dikarenakan pohon mangga mempunyai jenis yang
berbeda ( Endah, 2013).

Pengenalan jenis pohon mangga adalah satu bidang penelitian dengan


banyak aplikasi yang dapat menerapkannya. Salah satunya adalah pengenalan
pohon, yaitu cara klasifikasi jenis pohon mangga gadung dan curut berdasarkan
tekstur daun. Penelitian menggunakan metode K- Nearest Neighbor (K-NN) dan
jaringan Syaraf Tiruan (JST) Backpropogation. Pada penelitian tersebut
menggunakan 60 citra daun mangga yang terdiri dari 30 citra daun mangga
gadung dan 30 citra daun mangga curut. Tingkat akurasinya mencapai 54,24%
pada K-NN dan 65,19% pada JST backpropogation. Algoritma K-NN (Prasetyo,
2011).

Tujuan Praktikum

Adapun tujuan praktikum ini adalah supaya praktikan mengenal jenis


hama tanaman hortikultura yaitu pada tanaman mangga dan gejala
penyerangannya.
TINJAUAN PUSTAKA

Mangga merupakan tanaman buah tahunan (parennial plants) berupa


pohon berbatang keras yang tergolong kedalam famili Anacardiaceae. Mangga
diperkirakan berasal dari negara india. Tanaman ini kemudian menyebar ke
wilayah Asia Tenggara termasuk Malaysia dan Indonesia. Kata mangga sendiri
berasal dari bahasa tamil, yaitu mangas atau man-kay. Dalam bahasa botani,
mangga disebut Mangifera indica L, yang berarti tanaman mangga berasal dari
india (Safitri, 2012).

Klasifikasi tanaman mangga

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Kelas : Dikotiledon

Ordo : Sapindales

Famili : Anacardiaceae

Genus : Mangifera

Spesies : Mangifera indica L

Tanaman mangga terdiri dari akar, batang, daun, bunga, dan buah.
Batang tanaman mangga yang masih muda terbentuk dari kulit yang amat tipis
disebut kulit ari atau epidermis, kemudian kulit ini dirubah menjadi lapisan gabus.
Bila pohon bertambah tua, lapisan ini tidak tumbuh lagi, melainkan pecah-pecah.
Karena dibagian sebelah dalam kulit timbul lapisan gabus baru. Di dalam lapisan
kayu ini terdapat pembuluh kayu yang berfungsi membawa zat makanan dari akar
ke atas. Di dalam lapisan kulit terdapat pembuluh lapisan yang membawa zat
makanan dari daun ke tempat lain. Bunga mangga dapat melakukan penyerbukan
sendiri karena tepung sari yang jatuh pada tampuk berasal dari pohon itu sendiri.
Hal ini menyebabkan mangga disebut tanaman berumah satu. Bunga mangga
terdiri dari beberapa bagian dasar bunga, kelopak, daun bunga, benang sari dan
kepala putik. Bunga mangga dalam keadaaan normal, adalah bunga majemuk
yang yang tumbuh dari tunas ujung tidak menghasilkan bunga, tetapi
menghasilkan ranting daun biasa. Daun mangga terdiri atas dua bagian yaitu
tangkai daun dan badan daun. Badan daun bertulang-tulang dan berurat-urat
antara tulang daun dan urat tertutup daging daun. Daun mangga diselimuti oleh
kulit tipis yang tidak mudah terlihat oleh mata telanjang yang dinamakan kulit ari,
di kulit ari ini terletak mulut daun atau stomata (Rohmaningtyas, 2012).

Buah mangga dapat terbagi menjadi 3 bagian yaitu kulit, daging, dan biji.
Komposisi buah mangga terdiri dari kulit buah dengan bobot berkisar antara 11-
18% biji, 14-22% serta daging buah yang berkisar antara 60-75% dari berat buah.
Komponen utama buah mangga terdiri dari air, karbohidrat (dalam bentuk gula)
dan vitamin. Komponen lain terdiri dari berbagai macam asam, protein, mineral,
zat warna, tannin dan zat-zat volatile (ester) yang memberikan bau harum (khas).
Vitamin C pada buah mangga berkisar antara 13 mg sampai 80 mg/100 g
tergantung varietas (Safitri, 2012).

Organisme penganggu tanaman (OPT) yang penting pada tanaman


mangga diantaranya adalah kepik mangga (Cryptorrhynoccus gravis), bisul daun
(Procontarinia matteiana), wereng (Idiocerus clypealis), tungau
(Paratetranychus yothersi), lalat buah dan ulat bulu. Pengendalian ulat bulu
dibedakan menjadi pengendalian jangka panjang dan jangka pendek.
Pengendalian jangka pendek, khususnya untuk daerah endemis, dapat dilakukan
dengan cara mekanis/fisik, yaitu mengumpulkan dan memusnahkan ulat.
Pengendalian juga dapat dilakukan dengan memasang pembatas (barrier) plastik
yang diolesi lem perekat pada batang tanaman mangga. Lalat buah merupakan
hama yang sangat merusak tanaman dari jenis tanaman hortikultura, khususnya
tanaman buah-buahan dan sayuran dapat dikendalikan dengan membuat
perangkap papan yang berwarna kuning ( Sunarno, 2011).

Tanaman mangga mempunyai daya adaptasi yang tinggi, baik di dataran


rendah maupun dataran tinggi, dengan keadaan volume curah hujan sedikit atau
banyak. Tetapi untuk memperoleh produksi mangga yang tinggi membutuhkan
temperature, curah hujan, keadaan awan dan angin sesuai untuk syarat
pertumbuhan tanaman mangga ( Rukmana, 2012).

Tanah yang baik untuk budidaya mangga adalah gembur mengandung


pasir dan lempung dalam jumlah yang seimbang. Derajat keasaman tanah pH
tanah yang cocok adalah 5,5-7,5. Jika pH di bawah 5,5 sebaiknya dikapur dengan
dolomit (Pracaya, 2011).

Tanaman mangga dapat tumbuh sampai pada ketinggian tempat lebih


kurang 1.300 m dari permukaan laut. Jika kita ingin mengusahakan mangga
dengan produksi optimal, sebaiknya mangga ditanam pada suatu areal yang
memiliki ketinggian maksimal 500 m di atas permukaan laut (Hidayat, 2013).

Temperatur untuk pertumbuhan optimum tanaman mangga 24-27. Pada


suhu tersebut memungkinkan pertumbuhan vegetatif dengan hasil yang baik.
Temperatur yang rendah akan menyebabkan kerusakan bagi tanaman-tanaman
mangga muda (Matnawy, 2011).
BAHAN DAN METODA

Waktu dan Tempat

Praktikum ilmu hama tanaman dilakukan pada hari kamis 29 April 2021.
Pada pukul 08.00-09.30 WIB. Di daerah Sunggal Kanan dan Binjai.

Alat dan Bahan

Adapun bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu kutu putih, ulat
kantung, semut rang-rang, dan lalat buah. Alat yang digunakan yaitu sarung
tangan, baju lab, handphone,dan laptop.

Prosedur Kerja

Adapun prosedur kerja yang dilakukan pada praktikum ini yaitu :

1. Ambil objek praktikum hama pada tanaman mangga


2. Amati bagian-bagian hama tersebut
3. Berikan penjelasan tentang hama, waktu penyerangan, tipe mulut dan
gejala pada tanaman mangga
4. Buatlah laporan hasil dari praktikum tersebut
HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Tabel.1

Nama Kepala Kaki Dada Antenna


Kutu putih

Ulat Tidak ada


kantung

Semut rang
-rang

Lalat buah

Tabel.2

Nama Hama Tipe Mulut


Kutu putih Menusuk dan menghisap
Ulat kantung Penghisap
Semut rang – rang Penggigit dan penghisap

Lalat buah Menusuk dan menghisap


Tabel.3

Nama
Gejala Serangan Gambar Gejala
Hama
serangan kutu putih biasanya
ditandai oleh banyaknya
gumpalan benang lilin
berwarna putih
pada permukaan buah
dan/atau pada permukaan
bawah daun. hal ini terjadi
Kutu putih
karena kutu putih hidup
secara bergerombol. kutu
putih mengisap cairan
tanaman dengan cara
menusukkan alat mulutnya
kedalam jaringan epidermis
daun atau buah

Merusak pada bagian daun


Ulat maupun batang dan
kantung menyebakan kerusakan pada
daun dan batang

dimulai dari daun bagian


bawah hingga akhirnya
Semut rang
helaian daun berlubang habis
rang
dan bagian yang tersisa
hanya tulang daun saja.
 
Indikasi serangan lalat buah
pada buah mangga yang
telah jatuh adalah terdapat
bintik- bintik hitam sebagai
Lalat buah bekas tusukan
ovipositor lalat buah dalam
meletakkan telurnya pada
buah mangga.  

Pembahasan

a. Kutu putih

Kingdom Animalia

Filum Arthropoda

Kelas: Insecta

Ordo Hemiptera

Superfamii Coccoidea
:

Family Margarodida
e

Genus Drosicha

Spesies Drosicha
mangifera
PENGENDALIAN HAMA KUTU PUTIH PADA MANGGA
TANAMAN MANGGA

 Memelihara pemangsa alami hama kutu putih.


 Menggunakan perangkap khusus hama kutu putih.
 Memangkas daun yang mengandung banyak kutu putih.
 Menggunakan alat semprotan atau penyedot debu.

b. Ulat kantung

Kingdom : animalia

Filum : Arthopoda

Kelas : insecta

Ordo : lepidoptera

Family : Achrolopidae

Genus : Mahasena

Spesies : Mahasena corbetti

Hama Ulat Kantong dapat dikendalikan dengan 2 cara, yakni dengan cara
kimia dan menggunakan musuh alami: 1. Pengendalian secara kimiawi dengan
menggunakan insektisida sistemik dengan cara diinfus dan disuntikkan pada
batang tanaman

c. Semut rang – rang

Kingdom : Animalia

Filum :Arthopoda

Kelas : Insecta

Ordo : Hymeneoptera

Family : Formicidae
Genus : Oecophylla

Spesies : Oecophylla atavina

Pengendalian hama semut bisa dilakukan dengan pemotongan sarang semut.


Sarang tersebut bisa dipindahkan atau dibudidayakan untuk menghasilkan
kroto. Mengingat, kroto merupakan sumber pakan yang bagus bagi semut dan
ikan hias. Jika populasi semut sudah tidak bisa dikendalikan, Anda bisa
menggunakan insektisida organik.

d. Lalat buah

Kingdom : Animalia
Filum : Arthioida
Class : Insecta
Ordo : Diptera
Family : Lithocolletidae
Genus : Acrocercops
Spesies : Acrocercops cranella

Mengumpulkan buah yang terserang baik yang masih berada pada pohon


maupun yang gugur, kemudian dibakar atau dibenamkan 60 – 70 cm dalam tanah
agar larvanya terbunuh. Pengasapan di sekitar pohon dengan membakar
serasah/jerami sampai menjadi bara yang cukup besar untuk mengusir lalat.
KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Mangga merupakan tanaman buah tahunan (parennial plants) berupa


pohon berbatang keras yang tergolong kedalam famili Anacardiaceae. Mangga
diperkirakan berasal dari negara india. Tanaman ini kemudian menyebar ke
wilayah Asia Tenggara termasuk Malaysia dan Indonesia. Kata mangga sendiri
berasal dari bahasa tamil, yaitu mangas atau man-kay. Dalam bahasa botani,
mangga disebut Mangifera indica L, yang berarti tanaman mangga berasal dari
india.

Organisme penganggu tanaman (OPT) yang penting pada tanaman


mangga diantaranya adalah kepik mangga (Cryptorrhynoccus gravis), bisul daun
(Procontarinia matteiana), wereng (Idiocerus clypealis), tungau
(Paratetranychus yothersi), lalat buah dan ulat bulu. Pengendalian ulat bulu
dibedakan menjadi pengendalian jangka panjang dan jangka pendek.
Pengendalian jangka pendek, khususnya untuk daerah endemis, dapat dilakukan
dengan cara mekanis/fisik, yaitu mengumpulkan dan memusnahkan ulat.
Pengendalian juga dapat dilakukan dengan memasang pembatas (barrier) plastik
yang diolesi lem perekat pada batang tanaman mangga.

Saran

Menurut saran dari kami sebelum melakukan praktikum lebih lanjut ada
baiknya kita harus membaca terlebih dahulu penuntun praktikum agar dapat
memahami inti dari praktikum ini. Agar kita bisa mendapatkan hasil praktikum
yang sangat memuaskan.
DAFTAR PUSTAKA

Hidayat,2013 Ilmu Penyakit Tumbuhan. Univ Brawijaya Usaha Nasional

Matnawy,2011 Perlindungan Tanaman. Kanisius Yogyakarta

Pracaya,2011, Hama dan Penyakit Tanaman Jakarta : penebar Swadaya

Rohmaningtyas ,2012 Pengantar Hama dan Penyakit Tanaman PT. Agro Media
Pustka , Tanggerang

Rukmana,2012. Bertanam Mangga Yogyakarta : Kanisius 68 hal

Safitri,2012 . Hortikultura ,Aspek Budidaya UI – Press 485 hal

Sunarno,2011. Pengembangbiakan Vegetatif .Departemen Agronomi Fakultas


Pertanian IPB

Anda mungkin juga menyukai