Dosen Pembimbing :
Oleh :
NIM. 1906019
2020
BAB I
PENDAHULUAN
1. Definisi/Pengertian
Berat badan lahir rendah (BBLR) adalah bayi yang lahir dengan berat
badan lebih rendah dari berat badan bayi rata-rata. Bayi dinyatakan mengalami
BBLR jika beratnya kurang dari 2.500 gram, sedangkan berat badan bayi yang
lahir cukup bulan memiliki berat badan antara 2.500 gram hingga 4.000 gram.
BBLR dapat terjadi ketika bayi lahir secara prematur dengan masa
kehamilan kurang dari 37 minggu (belum cukup bulan), atau bayi mengalami
gangguan perkembangan dalam kandungan. Bayi dengan berat badan lahir rendah
ini rentan sakit atau mengalami infeksi, Sedangkan dalam jangka panjang, bayi
tersebut berisiko mengalami keterlambatan perkembangan motorik atau
kemampuan dalam belajar. Semakin rendah berat badan lahir bayi, maka semakin
banyak masalah medis yang akan dihadapi, apalagi jika bayi tersebut terlahir
prematur.
2. Etiologi
a. Faktor ibu
1) Penyakit
2) Ibu
a) Angka kejadian prematitas tertinggi adalah kehamilan pada usia < 20 tahun
atau lebih dari 35 tahun.
b) Jarak kelahiran yang terlalu dekat atau pendek (kurang dari 1 tahun).
a) Kejadian tertinggi pada golongan sosial ekonomi rendah. Hal ini dikarenakan
keadaan gizi dan pengawasan antenatal yang kurang.
b. Faktor janin
c. Faktor plasenta
d. Faktor lingkungan
3. Patofisiologi/Pathway
Secara umum bayi BBLR ini berhubungan dengan usia kehamilan yang
belum cukup bulan (prematur) disamping itu juga disebabkan dismaturitas.
Artinya bayi lahir cukup bulan (usia kehamilan 38 minggu), tapi berat badan (BB)
lahirnya lebih kecil dari masa kehamilannya, yaitu tidak mencapai 2.500 gram.
Masalah ini terjadi karena adanya gangguan pertumbuhan bayi sewaktu dalam
kandungan yang disebabkan oleh penyakit ibu seperti adanya kelainan plasenta,
infeksi, hipertensi dan keadaan-keadaan lain yang menyebabkan suplai makanan
ke bayi jadi berkurang. Gizi yang baik diperlukan seorang ibu hamil agar
pertumbuhan janin tidak mengalami hambatan, dan selanjutnya akan melahirkan
bayi dengan berat badan lahir normal. Kondisi kesehatan yang baik, sistem
reproduksi normal, tidak menderita sakit, dan tidak ada gangguan gizi pada masa
pra hamil maupun saat hamil, ibu akan melahirkan bayi lebih besar dan lebih
sehat dari pada ibu dengan kondisi kehamilan yang sebaliknya. Ibu dengan
kondisi kurang gizi kronis pada masa hamil sering melahirkan bayi BBLR,
vitalitas yang rendah dan kematian yang tinggi, terlebih lagi bila ibu menderita
anemia. Ibu hamil umumnya mengalami deplesi atau penyusutan besi sehingga
hanya memberi sedikit besi kepada janin yang dibutuhkan untuk metabolisme besi
yang normal. Kekurangan zat besi dapat menimbulkan gangguan atau hambatan
pada pertumbuhan janin baik sel tubuh maupun sel otak. Anemia gizi dapat
mengakibatkan kematian janin didalam kandungan, abortus, cacat bawaan, dan
BBLR. Hal ini menyebabkan morbiditas dan mortalitas ibu dan kematian perinatal
secara bermakna lebih tinggi, sehingga kemungkinan melahirkan bayi BBLR dan
prematur juga lebih besar (Nelson, 2010).
a. Berat badan kurang dari 2500 gram, panjang badan kurang dari 45 cm,
lingkar dada kurang dari 30 cm, dan lingkar kepala kurang dari 33cm.
c. Kulit tipis, transparan, lanugo banyak, dan lemak subkutan amat sedikit.
f. Pergerakan kurang dan lemah, tangis lemah, pernafasan belum teratur dan
sering mendapatkan serangan apnea.
g. Lebih banyak tidur dari pada bangun, reflek menghisap dan menelan
belum sempurna.
5. Pemeriksaan Penunjang
1) pH : 7,35-7,45
Bilirubin normal:
6. Penatalaksanaan Medis
Penatalaksanaan yang dapat dilakukan pada bayi BBLR yaitu dengan menerapkan
beberapa metode Developemntal care yaitu :
a. Pemberian posisi
b. Minimal handling
1) Dukungan Respirasi
2) Termoregulasi
5) Nutrisi
Nutrisi yang optimal sangat kritis dalam manajemen bayi BBLR, tetapi
terdapat kesulitan dalam memenuhi kebutuhan nutrisi mereka karena berbagai
mekanisme ingesti dan digesti makanan belum sepenuhnya berkembang. Jumlah,
jadwal, dan metode pemberian nutrisi ditentukan oleh ukuran dan kondisi bayi.
Nutrisi dapat diberikan melalui parenteral ataupun enteral atau dengan kombinasi
keduanya.
Pemberian makan bayi awal ( dengan syarat bayi stabil secara medis)
dapat menurunkan insidens faktor komplikasi seperti hipoglikemia, dehidrasi,
derajat hiperbilirubinemia bayi
PMK dapat memberikan kehangatan agar suhu tubuh pada bayi BBLR
tetap normal, hal ini dapat mencegah terjadinya hipotermi karena tubuh ibu dapat
memberikan kehangatan secara langsung kepada bayinya melalui kontak antara
kulit ibu dengan kulit bayi, ini juga dapat berfungsi sebagai pengganti dari
inkubator.
PMK dapat melindungi bayi dari infeksi, pemberian makanan yang sesuai
untuk bayi (ASI), berat badan cepat naik, memiliki pengaruh positif terhadap
peningkatan perkembangan kognitif bayi, dan mempererat ikatan antara ibu dan
bayi, serta ibu lebih percaya diri dalam merawat bayi (Perinansia, 2008).
2) Teknik menerapkan PMK pada bayi BBLR Beberapa teknik yang dapat
dilakukan pada bayi BBLR (Perinansia, 2008).
PMK tidak diberikan sepanjang waktu tetapi hanya dilakukan jika ibu
mengunjungi bayinya yang masih berada dalam perawatan di inkubator dengan
durasi minimal satu jam secara terus-menerus dalam satu hari atau disebut PMK
intermiten. Sedangkan PMK yang diberikan sepanjang waktu yang dapat
dilakukan di unit rawat gabung atau ruangan yang dipergunakan untuk perawatan
metode kanguru disebut PMK kontinu.
7. Komplikasi
Komplikasi yang dapat timbul pada bayi dengan berat lahir rendah (Mitayani,
2009) :
b. Hipoglikemi simptomatik
d. Asfiksia neonatorum
Asfiksia neonatorum ialah suatu keadaan bayi baru lahir yang gagal
bernafas secara spontan dan teratur segera setelah lahir.
1. Pengkajian Keperawatan
1. Pengkajian umum
2. Pengkajian respirasi
napas.
pergeseran imediastinum).
bercakbercak.
4. Pengkajian gastrointestinal
umbilicus.
kecukupan hidrasi).
6. Pengkajian neurologis-muskuloskeletal
7. Suhu tubuh
8. Pengkajian kulit
kulit. Periksa juga dan catat preparat kulit yang dipakai (missal
plester, povidone-jodine).
b. Tentukan tekstur dan turgor kulit kering, lembut,
bersisik, terkelupas dan lain-lain.
2. Analisa Data
b. Batasan karateristik:
untuk bernapas.
b. Batasan karakteristik:
kebutuhan metabolisme.
b. Batasan karakteristik:
4. Resiko infeksi.
b. Faktor resiko:
4. Rencana Keperawatan
DAFTAR PUSTAKA
dr.TjinWilly.2018.Berat badan lahir rendah.www.alodokter.com/berat-badan-
lahir-rendah.(16 September 2020).
https://kaper13a.blogspot.com/2016/10/kasus-dan-askep-bblr.html.(16 September
2020).