Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Keterampilan Menyimak
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkah rahmat dan
karunia kepada umatNya, sehingga dapat terselesaikan makalah kami yang bertemakan
“Keterampilan menyimak”
Adapun tujuan pembuatan makalah ini guna memenuhi tugas kelompok mata kuliah
Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia, yang telah ditugaskan oleh Ibu Mega Prasrihamni
M.Pd. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan bagi para pembaca
tentang Keterampilan Menyimak
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dikarenakan keterbatasan pengetahuan dan pengalaman yang kami miliki. Oleh karena itu
kami mengharapkan segala bentuk saran dan serta masukan bahkan kritik yang membagun
dari berbagai pihak. Akhinya, kami berharap makalah ini bisa memberikan banyak manfaat
untuk dunia pendidikan dan juga pembaca.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………….i
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………...ii
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………...1
1.1 LatarBelakang
1.2 RumusanMasalah
1.3 Tujuan
BAB II PEMBAHASAN DAN ISI……………………………………………………….2
A. Pengertian dan Tujuan Menyimak……………………………………………………..2
B. Jenis – Jenis Menyimak……………………………………………………………………2
C. Faktor Penentu Keberhasilan Menyimak……………………………………………...4
D. Ciri Menyimak Ideal dan Duga Daya Simak………………………………………….5
E. Kemampuan Menyimak Kelas Awal dan Kelas Lanjut………………………………..8
BAB III PENUTUP………………………………………………………………………..1
Kesimpulan…………………………………………………………………………………10
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………………..11
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
Menyimak adalah salah satu keterampilan berbahasa yang sangat penting, disamping
membaca, berbicara, dan menulis. Komunukasi tidak akan dapat berlangsung dengan lancar
tanpa keterampilan menyimak. Keterampilan menyimak merupakan faktor yang sangat
penting bagi keberhasilan seseorang untuk memahami keterampilan berbahasa yang lain.
Apabila kemampuan seseorang dalam menyimak kurang, dapat dipastikan dia tidak
dapat mengungkapkan topik yang didengar dengan baik. Dalam proses menyimak, seseorang
tidak memusatkan perhatian pada setiap kata yang disimaknya melainkan inti pesan yang
tersimak. Misalnya sewaktu kita menyimak acara radio, kita hanya menangkap beberapa hal
dan tidak dapat menangkap beberapa hal yang lain. Tidak tertangkapkan beberapa hal itu
disebabkan oleh kurang perhatian, kurang tertarik pada topik, atau kurang efesien dalam
menyimak.
Keterampilan menyimak harus dikuasai oleh peserta didik di sekolah dasar karena
meyimak bermakna mendengarkan dengan penuh perhatian serta apresiasi, karena menyimak
secara langsung berkaitan dengan seluruh proses belajar peserta didik Sekolah Dasar pada
semua pelajaran.
Keberhasilan seorang peserta didik dalam belajar di sekolah sangat ditentukan oleh
penguasaan kemampuan menyimak . seberapa baik menyimak memiliki sebuah dampak yang
sangat besar peserta didik yang tidak bisa menyimak dengan baik akan mengalami kesulitan
dalam mengikuti kegiatan belajar secara keseluruhan.
1.2 TUJUAN
1
BAB 2
PEMBAHASAN DAN ISI
Pengertian Menyimak
Menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan dengan
penuh perhatian, pemahaman apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh informasi,
menangkap isi atau pesan serta memahami makna komunikasi yang telah disampaikan sang
pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan.
Tujuan Menyimak :
1. Mendapatkan fakta
2. Menganalisis fakta
3. Mengevaluasi fakta
4. Mendapatkan inspirasi
5. Mendapatkan hiburan
6. Memperbaiki kemampuan berbicara
Untuk mendapatkan hasil yang maksimal dari kegiatan menyimak tersebut maka
harus mampu memfokuskan dirinya terhadap materi yang disimak dan menghindari segala
gangguan yang mungkin datang sewaktu proses menyimak sedang berlangsung. Selain itu,
memilih metode yang tepat untuk menyimak juga sangat menentukan ketercapaian tujuan
menyimak sesuai yang diharapkan.
2
Beberapa jenis kegiatan menyimak ekstensif antara lain:
1) Menyimak sosial (social listening) yaitu kegiatan menyimak yang dilakukan oleh
masyarakat dalam kehidupan sosial, di pasar, di jalan, dan sebagainya.
2) Menyimak sekunder (secondary listening) adalah kegiatan menyimak yang dilakukan
secara kebetulan. Contoh menyimak sekunder yaitu pada saat kita belajar dan tiba-tiba kita
mendengar suara anggota keluarga kita bercanda di ruang tamu, suara radio, televisi, atau
suara-suara lain yang ada disekitar tempat tinggal kita.
3) Menyimak estetik (aesthetic listening) ataupun yang disebut menyimak apresiatif adalah
kegiatan menyimak untuk menikmati atau menghayati sesuatu. Misalnya menyimak
pembacaan puisi.
4) Menyimak pasif adalah kegiatan menyimak suatu bahasan yang dilakukan tanpa sadar
Menyimak intensif
Menyimak intensif adalah menyimak yang dilakukan untuk memahami makna yang
dikehendaki. Beberapa hal yang perlu diketahui dalam menyimak intensif diantaranya yaitu,
menyimak intensif pada dasarnya menyimak pemahaman. Menyimak intensif memerlukan
tingkat konsentrasi pemikiran dan perasaan yang tinggi, menyimak intensif pada dasarnya
memahami bahasa formal dan menyimak intensif memerlukan produksi materi yang disimak.
Jenis-jenis yang termasuk dalam menyimak intensif diantaranya adalah:
1. Menyimak kritis adalah sejenis kegiatan menyimak berupa pencarian kesalahan atau
kekeliruan bahkan juga butir-butir yang baik dan benar dari ujaran seorang pembicara dengan
alasan-alasan yang kuat yang dapat diterima oleh akal sehat. Pada umumnya menyimak kritis
lebih cenderung meneliti letak kekurangan, kekeliruan, dan ketidaktelitian yang terdapat
dalam ujaran atau pembicaraan seseorang
2. Menyimak konsentratif, sering juga disebut menyimak sejenis telaah.
3. Menyimak kreatif adalah sejenis kegiatan dalam menyimak yang mengakibatkan
kesenangan rekonstruksi imajinatif para penyimak terhadap bunyi, penglihatan, gerakan, serta
perasaan-perasaan kinestetik yang disarankan atau dirangsang oleh sesuatu yang disimaknya
4. Menyimak eksplorasif, menyimak yang bersifat menyelidik, atau exploratoty listening
adalah sejenis kegiatan menyimak intensif dengan maksud dan tujuan menyelidiki sesuatu
lebih terarah dan lebih sempit.
5. Menyimak interogatif adalah sejenis kegiatan menyimak intensif yang menuntut lebih
banyak konsentrasi dan seleksi, pemusatan perhatian dan pemilihan butir-butir dari ujaran
sang pembicara karena penyimak akan mengajukan banyak pertanyaan.
6. Menyimak selektif adalah menyimak secara cerdas dan cermat aneka ragam ciri-ciri
bahasa yang berurutan (nada suara, bunyi, bunyi asing, bunyi-bunyi yang bersamaan, kata
dan frase, serta bentuk-bentuk ketatabahasaan).
3
C. Faktor Penentu Keberhasilan Menyimak
a) Faktor Fisik
Kondisi fisik seorang penyimak merupakan faktor penting yang turut menentukan
keefektifan serta kualitas keaktifannya dalam menyimak. Misalnya, ada orang yang sukar
sekali mendengar, dalam keadaan yang serupa itu, dia mungkin saja terganggu serta
dibingungkan oleh upaya yang dilakukannya untuk mendengar, atau dia mungkin kehilangan
ide-ide pokok seluruhnya
b) Faktor Psikologis
Selain faktor fisik, faktor yang melibatkan sikap-sikap dan sifat-sifat pribadi atau
faktor psikologis juga mempengaruhi dalam kegiatan menyimak.
c) Faktor Pengalaman
Sikap kita merupakan hasil pertumbuhan, perkembangan serta pengalaman kita
sendiri, maka dari itu pengalaman dari seorang pendidik sangat menentukan dalam
menyimak,
d) Faktor Sikap
Banyak faktor sikap yang mempengaruhi kegiatan menyimak yaitu sebagai berikut:
Pokok-pokok pembicaraan yang kita setujui cenderung akan kita simak secara
seksama dan penuh perhatian,
Pembicara harus memilih topik yang disenangi oleh para penyimak,
Pembicara harus memahami sikap penyimak karena merupakan modal penting bagi
pembicara untuk menarik minat atau perhatian menyimak.
Penampilan pembicara yang mengasyikkan dan mengagumkan, sehingga membentuk
sikap positif para siswa.
e) Faktor Motivasi
Motivasi merupakan salah satu faktor yang menentukan dalam kegiatan menyimak,
berikut faktor motivasi yang menentukan tersebut:
Memiliki motivasi yang kuat dalam mengerjakan sesuatu terutama menyimak,
Melibatkan system penilaian kita sendiri sehingga kita dapat memperoleh sesuatu
yang berharga dari isi pembicaraan itu dengan sendirinya kita akan bersemangat
untuk menyimaknya,
Penyimak mengajukan pertanyaan “Apa dan apalagi yang dapat saya petik dari
ceramah sang pakar ini?” karena pertanyaan tersebut adalah pertanyaan yang tepat
dan sahih
Penyimak harus percaya bahwa penyimak mempunyai sifat kooperatif tenggang hati,
dan analitis sehingga kita menjadi penyimak yang baik dan unggul.
4
f. Faktor Lingkungan
1) Lingkungan Fisik
Di dalam ruangan guru harus dapat mengatur dan menata letak meja dan kursi
sedemikian rupa sehingga setiap siswa mendapat kesempatan yang sama untuk
menyimak dan disimak.
Sarana kerja harus ditempatkan berdekatan satu dan lainnya sehingga para siswa
dapat berkomunikasi dengan baik bahkan harus dapat meningkatkan penyimakan
yang baik.
Guru harus berbicara dengan suara yang menyenangkan, memberikan pengarahan
yang jelas dan tepat lagi tegas.
Guru harus menampilkan kegiatan yang dapat memotivasi atau mendorong anak didik
untuk dapat dengan mudah mengganti peranan mereka sebagai penyimak dan
pembicara. Seperti, ikut dalam diskusi panel, symposium, dan seminar.
5
Penyimak yang baik adalah penyimak yang berprasangka, tidak berat sebelah..
(5) Menyeluruh
Penyimak yang baik ialah penyimak yang menyimak bahan simakan secara lengkap, utuh,
atau menyeluruh. Ia tidak menyimak meloncat-loncat ataupun terputus-putus, atau hanya
menyimak yang disenangi saja.
(6) Menghargai pembicara
Penyimak tidak menganggap enteng, menyepelakan apa yang disampaikan oleh pembicara. Ia
pun tidak menganggap diri tahu segalanya dan pengetahuannya melebihi pembicara.
Penyimak yang baik selalu menghargai pendapat pembicara, walaupun mungkin pendapat itu
berbeda dengan pendapatnya.
(7) Selektif
Penyimak yang baik tahu memilih bagian-bagian penting dari bahan simakan yang perlu
diperhatikan dan diingat. Tidak semua bahan yang diterima ditelinga mentah-mentah, tetapi
dipilihnya bagian–bagian yang bersifat inti.
(8) Sungguh-sungguh
Penyimak yang baik selalu menyimak bahan simakan dengan sesungguh hatinya. Ia tidak
akan berpura-pura menyimak padahal hatinya dan perhatiannya ke tempat lain. Yang
bersangkutan benar-benar menyimak pesan pembicara walau pesan itu kurang menarik
baginya.
(9) Tak mudah terganggu
Penyimak yang baik tak mudah diganggu oleh hal-hal lain di luar bahan simakan. Yang
bersangkutan dapat membentengi diri dari berbagai gangguan kecil seperti kebisingan.
Kalaupun sekali waktu ia mendapat gangguan yang tak terelakan, ia dengan cepat kembali
kepada tugas semula, yakni menyimak.
(10) Cepat menyesuaikan diri
Penyimak yang baik ialah penyimak yang tanggap terhadap situasi. Ia cepat menghayati dan
menyesuaikan diri dengan inti pembicaraan, irama pembicaraan, dan gaya pembicara.
(11) Kenal arah pembicaraan
Penyimak yang baik selalu mengenal arah pembicaraan, bahkan sudah dapat menduga ke
arah mana pembicaraan berlangsung. Biasanya, pada menit-menit pertama awal pembicaraan,
penyimak yang baik sudah mengetahui arah pembicaraan dan barangkali sudah dapat
menduga isi pembicaraan.
(12) Kontak dengan pembicara
Penyimak yang baik selalu mengadakan kontak dengan pembicara. Misalnya dengan cara
memperhatikan pembicara, memberikan dukungan atau dorongan kepada pembicara melalui
ucapan singkat, ya, ya benar, saya setuju, atau saya sependapat, dan sebagainya. Hal yang
sama dapat pula disampaikan melalui gerak-gerik tubuh seperti mengagguk-angguk,
mengacungkan jempol dan sebagainya.
6
(13) Merangkum
Penyimak yang selalu dapat menangkap sebagian besar isi bahan simakan. Hal itu terbukti
dari hasil rangkuman penyimak yang disampaikan secara lisan atau tertulis setelah proses
menyimak selesai.
(14) Menilai
Penyimak yang baik selalu menilai, menguji, mengkaji, atau menelaah isi bahan simakan
yang diterimanya. Fakta yang diterima dikaitkan atau dibandingkan dnegan pengetahuan dan
pengalamannya.
(15) Merespons
Sebagai tindak lanjut dari kegiatan penilaian hasil simakan, penyimak menyatakan pendapat
terhadap isi pembicaraan tersebut. Yang bersangkutan mungkin setuju atau tidak setuju,
sependapat atau tidak sependapat dengan si pembicara. Reaksi atau tanggapan penyimak itu
dapat berwujud dalam bentuk mengagguk-angguk, menggeleng-geleng, mengerjakan sesuatu,
dan sebagainya.
Ciri-ciri penyimak ideal biasanya diterapkan kepada orang lain. Artinya, bila
seseorang menilai apakah orang lain penyimak ideal atau tidak, maka penilai memeriksa
karakteristik penyimak yang dinilainya. Patokan penilaian adalah ciri penyimak yang sudah
dibicarakan.
Duga daya simak diri berisi sebelas pertanyaan pada diri sendiri yang dapat dijawab
dengan ya atau tidak. Bila semua pertanyaan itu dapat dijawab denganya, artinya seseorang
tersebut mempunyai daya simak tinggi. Sebaliknya bila pertanyaan itu dijawab tidak,
seseorang tersebut mempunyai daya simak yang rendah. Pertanyaaan tersebut yaitu:
7
Siapkah saya memikirkan topik pembicaran dan menghubungkannya dengan pengetahuan
siap saya mengenai hal itu?
Bersiapkah saya belajar lebih lanjut mengenai topik yang akan disampaikan?
Kelas awal adalah kelas yang dimulai dari kelas 1 sampai kelas 3 yaitu kisaran umur 5
tahun sampai 9 tahun. Sedangkan kelas tinggi adalah kelas yang dimulai dari kelas 4 sampai
kelas 6, yaitu kisaran umur 9 tahun sampai 12 tahun. Berikut Kemampuan menyimak kelas
awal dan kelas lanjut :
Kelas Awal
8
c. Sadar akan situasi, bila sebaiknya menyimak atau sebaliknya.
Kelas Lanjut
9
BAB 3
PENUTUP
KESIMPULAN
10
DAFTAR PUSTAKA
Effendi, Ridwan (dkk). 2006. Pembinaan dan Pengembangan Pembelajaran Bahasa dan
Sastra Indonesia.Bandung : UPI PRESS
Sufanti, Main. 2010. Strategi Pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Surakarta : Yuma
Pressindo
Tarigan, Henry Guntur. 1994. Menyimak Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung :
Angkasa
https://rinastkip.wordpress.com/2012/10/20/makalah-ketreampilan-menyimak-untuk-
peningkatan-mutu-kbm/
11