Anda di halaman 1dari 3

PERTUSIS

Pertusis (whooping cough) merupakan suatu penyakit infeksi traktus respiratorius yang
secara klasik disebabkan oleh Bordetella pertussis, namun walaupun jarang dapat pula disebabkan
oleh Bordetella parapertussis. Bordetella bronchiseptica juga dapat menyebabkan pertussis-like
cough illness.

Epidemiologi

 Pertusis salah satu penyakit paling menular yang dapat menimbulkan attack rate sebesar 80-
100% pada penduduk yang rentan.

 Pada masa sebelum vaksinasi, pertusis menyerang anak prasekolah, dan kurang dari 10%
kasus terjadi pada bayi usia kurang 1 tahun.

 Setelah mulai dilakukan imunisasi (tahun 1940), kejadian pertusis menurun drastis, dari
200.000 kasus/tahun menjadi 1.010 kasus pada tahun 1976. Sejak itu, imunisasi pertusis
dianggap memiliki kemampuan perlindungan seumur hidup, sehingga tidak diperlukan
vaksin pertusis untuk usia ≥ 7 tahun.

 Kasus pertusis di Indonesia pernah dilaporkan pada tahun 2012, yakni kasus bayi usia 5
bulan di daerah Papua dengan cakupan imunisasi yang rendah .

 Data Riskesdas 2013 menunjukkan data cakupan imunisasi dasar lengkap Indonesia adalah
59,2 %.

 Rendahnya cakupan imunisasi ini menimbulkan kekhawatiran akan dampak timbulnya


penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I).

Preventif dan Promotif

 Pencegahan terhadap Pertussis dapat dilakukan secara aktif dan pasif.

 Secara aktif yaitu dengan memberikan vaksin Pertussis dalam jumlah 12 unit dibagi
dalam 3 dosis dengan interval 8 minggu. Vaksin yang digunakan adalah vaksin DPT
(Difteria, Pertussis, Tetanus).

 Secara pasif yaitu dengan memberikan kemoprofilaksis.


 Imunisasi anak secara tepat waktu

 Anak-anak perlu diimunisasi pada dua, empat, dan enam bulan.

 Booster diperlukan pada usia empat tahun dan sekali lagi pada usia 15 tahun.

 Jauhkan bayi dari orang yang sedang batuk

 Bayi memerlukan dua atau tiga vaksinasi sebelum terlindung. Oleh karena itu,
penting sekali untuk menjauhkan bayi dari orang yang memiliki gejala batuk untuk
mencegah terjadinya penularan pertusis maupun kuman lainnya.

 Vaksin untuk orang dewasa

 Untuk kedua orang tua sewaktu merencanakan kehamilan, atau segera setelah bayi
lahir.

 Untuk orang dewasa yang bekerja dengan anak kecil, terutama petugas kesehatan dan
petugas penitipan anak.

Kuratif dan Rehabilitatif

 Pengobatan antibiotik dengan eritromisisn (50 mg/kgBB/hari) atau ampisilin (100


mg/kgBB/hari), maksimum 2gram perhari diberikan selama 14 untuk mencegah relaps.

 Pemberian antibiotik tidak memperpendek stadium paroksismal.

 Terapi suportif ditujukan untuk mengurangi serangan batuk, mengatur hidrasi dan nutrisi.

PP RI No 81 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis
Sampah Rumah Tangga

Pemetaan kewenangan pemerintah daerah dalam pengelolaan sampah bersumber pada Undang-
Undang No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah (UU Pengelolaan Sampah) serta peraturan
pelaksananya. Pemetaan kewenangan pengelolaan sampah tersebut menunjukkan bahwa sebagian
besar kewenangan pengaturan berada pada pemerintah pusat, akan tetapi kewenangan pelaksanaan
hampir sepenuhnya berada di daerah. Sementara itu, ada juga kewenangan yang terbagi antara
pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten/kota.
Kebijakan dan Strategi Pengurangan Sampah oleh Pemerintah Daerah

a. penetapan target pengurangan sampah secara bertahap dalam jangka waktu tertentu;

b. fasilitasi penerapan teknologi yang ramah lingkungan;

c. fasilitasi penerapan label produk yang ramah lingkungan;

d. fasilitasi kegiatan mengguna ulang dan mendaur ulang; dan

e. fasilitasi pemasaran produk-produk daur ulang.

Pendalaman Kebijakan dan Strategi Penanganan Sampah oleh Pemerintah Daerah

a) Pembinaan dan pengawasan kinerja pengelolaan sampah yang dilaksanakan oleh pihak lain.

b) Penetapan lokasi tempat penampungan sementara, tempat pengolahan sampah terpadu,


dan/atau tempat pemrosesan akhir sampah.

c) Pemantauan dan evaluasi secara berkala setiap 6 (enam) bulan selama 20 (dua puluh) tahun
terhadap tempat pemrosesan akhir sampah dengan sistem pembuangan terbuka yang telah
ditutup.

d) Penyusunan dan penyelenggaranaan sistem tanggap darurat pengelolaan sampah sesuai


dengan kewenangannya.

Anda mungkin juga menyukai