Anda di halaman 1dari 10

POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN

2.1 Pengertian Populasi

Dalam metode penelitian kata populasi digunakan untuk


menyebutkan serumpun atau sekelompok objek yang menjadi sasaran
penelitian. Penentuan populasi menjadi sangat penting karena hasil
penelitian pada umumnya akan mengambil kesimpulan secara luas
(generalisasi hasil penelitian). Supardi (1993) mengungkapkan bahwa
populasi adalah suatu kesatuan individu atau subjek pada wilayah dan
waktu dengan kualitas tertentu yang akan diamati atau diteliti. Populasi
merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulanya (Sugiyono,
2011).

2.2 Pengertian Sample


Menurut Sugiyono (2011) sample adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Hal ini juga diperkuat oleh
Supardi (1993) yang mengungkapkan bahwa sampel adalah bagian dari
populasi yang dijadikan subjek penelitian sebagai “wakil” dari para
anggota populasi. Adapun alasan-alasan penelitian dilakukan dengan
mempergunakan sample, yaitu :
1) Ukuran Populasi
Apabila populasi itu tak terhingga (tidak diketahui) maka peneliti tidak
mungkin melakukan sensus terhadapnya karena itu harus dilakukan
sampling atau sekalipun ukuran populasi terhingga (dapat diketahui),
namun apabila jumlahnya terlalu banyak maka tidak mungkin dilakukan
sensus sehingga untuk mengetahui karakteristik populasi harus dilakukan
sampling.
2) Masalah Biaya
Biaya yang diperlukan dalam suatu penelitian bukan hanya untuk
pengumpulan data saja tetapi juga untuk analisis, diskusi, perhitungan-
perhitungan dan transportasi. Jika makin banyak objek yang diteliti maka
semakin banyak pula biaya yang diperlukan, untuk mengatasi keterbatasan
biaya tersebut adalah dengan melakukan sampling.
3) Masalah Waktu
Sensus memerlukan waktu yang lebih lama dibandingkan dengan
sampling. Dengan demikian sampling dapat memberikan data lebih cepat
terutama apabila peneliti menghendaki kesimpulan yang segera maka
sampling benar-benar terasa faedahnya.Demikian pula menganalisis data
hasil sampling selain dapat menghemat biaya juga dapat menghemat
waktu karena dapat dilakukan dalam tempo yang singkat.
4) Percobaan yang Sifatnya Merusak
Misalnya, melakukan penelitian terhadap keadaan darah seorang pasien
mungkinkah semua darah pasien dikeluarkan dari tubuhnya untuk
diperiksa? Untuk ini jelas sampling harus dilakukan.
5) Masalah Ketelitian
Ketelitian dalam pengumpulan data, pencatatan, dan
penganalisisannya sangat berpengaruh terhadap pembuatan kesimpulan
yang akan dipertanggung jawabkan. Makin banyak objek yang diteliti
makin memberikan peluang terjadinya ketidak cermatan penelitian baik
yang menyangkut pengumpulan, pengolahan, maupun analisis data.
Ketidak cermatan ini akan menimbulkan kekeliruan dalam pengambilan
kesimpulan. Dengan sampling ketidak cermatan ini dapat dikurangi karena
peneliti akan bekerja dalam lingkup yang lebih terbatas yang dapat dia
kendalikan.
6) Masalah Ekonomis
Apakah kegunaan dari hasil penelitian sepadan dengan biaya,
waktu, dan tenaga yang telah dikeluarkan atau tidak? Jika tidak mengapa
harus dilakukan sensus? Melalui sampling disamping dapat menghemat
biaya, waktu dan tenaga juga dapat mengoptimalkan kecermatan peneliti
dalam melakukan proses penelitian.
Adapun dua kriteria sample, yaitu kriteria inklusi dan kriteria
eksklusi. Penentuan kriteria sample diperlukan untuk mengurangi hasil
penelitian yang bias. Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subyek
penelitian dari suatu populasi target yang terjangkau yang akan diteliti
(Nursalam, 2003). Sedangkan yang dimaksud dengan Kriteria eksklusi
adalah menghilangkan atau mengeluarkan subyek yang memenuhi kriteria
inklusi dari penelitian karena sebab-sebab tertentu (Nursalam, 2003).
Sebab-sebab yang dipertimbangkan dalam menentukan kriteria ekslusi
antara lain :
1) Subyek membatalkan kesediaannya untuk menjadi responden
penelitian.
2) Subyek berhalangan hadir atau tidak di tempat ketika pengumpulan
data dilakukan.
2.3 Pemilihan Sample
Dalam penyusunan sample menurut Supardi (1993) perlu disusun
kerangka sampling yaitu daftar dari semua unsur sampling dalam populasi
sampling dengan syarat :
1) Tetapkan Luas Populasi
Langkah pertama dalam upaya menentukan sample penelitian
adalah menentukan luas (besaran) populasi atau jumlah anggota
populasi. Besaran populasi dapat ditentukan atau dibatasi dengan judul
penelitian. Misal pada contoh judul penelitian yang pertama dimana
kala itu dianggap terlalu luas, maka dapat disempitkan dengan
merubah judul penelitian. Di samping itu, dalam pengertian jumlah
anggota populasi tersebut, pada langkah yang pertama ini peneliti
harus pula mampu menentukan sifat populasi penelitian apakah
populasi finit atau infinit. Kesemuanya ini akan mempermudah dan
dipergunakan pada langkah-langkah selanjutnya dalam menentukan
sample penelitian ini.
2) Kenali Kualitas Anggota Populasi
Peneliti secara dini melakukan penelitian pendahuluan untuk
mengetahui dan mencermali kualitas atau ciri-ciri para anggota
populasi. Hal ini diperlukan agar peneliti mampu mengambil suatu
kesimpulan apakah keadaan anggota populasi cenderung homogen
(seragam) atau cenderung heterogen (beragam). Disamping itu, dengan
mengenali ciri-ciri anggota populasi ini, maka peneliti akan lebih
mudah untuk menentukan langkah-langkah selanjutnya, baik dalam
upaya menentukan besarnya sample (sample size) maupun dalam
rangka memilih teknik pengambilan sample penelitian.
3) Tetapkan Besaran Sample
Pekerjaan selanjutnya adalah menentukan jumlah sample yang
akan dipergunakan untuk mewakili anggota populasi dalam penelitian.
Kiranya belum terdapat standar baku sebagai patokan untuk
menentukan jumlah sample penelitian yang refresentatif (mewakili)
anggota populasi. Oleh karena itu, uraian berikut merupakan faktor-
faktor yang harus memperoleh perhatian para peneliti dalam
menentukan besaran (jumlah) sampel penelitian. Faktor-faktor tersebut
antara lain:
a) Tingkat Homogenitas Anggota Populasi, artinya manakala anggota
populasi cenderung atau bersifat homogen, maka jumlah sampel kecil
pun sudah dapat dipertanggung jawabkan untuk mewakili populasi.
Dan sebaliknya makin heterogen, maka diperlukan jumlah sample
yang Iebih banyak.
b) Presisi yang Diharapkan Peneliti, yaitu makin tinggi presisi yang
dikehendaki peneliti, maka diperlukan sample yang makin besar.
Presisi adalah derajat perbandingan hasil yang di dapat dari sample
dengan hasil yang di dapat dari populasi yang secara statistik dikenal
adanya standard-error atau dengan lebih barang kali tingkat keakuratan
yang dikehendaki peneliti dalam menggambarkan hasil penelitian.
c) Rancangan Analisis Data Penelitian, yaitu jumlah sample harus
menjamin bahwa datayang diperoleh akan dapat dianalisis dengan
rancangan analisis data, baik secara deskriptif maupun analisis
statistik. Misalnya, peneliti akan melakukan analisis kai/chi kuadrat
dari besamya biaya hidup mahasiswa dengan latar belakang pekerjaan
orang tuanya, dan jikalau latar belakang orang tua mahasiswa terbagi
menjadi (misal) pegawai, wiraswasta, petani dan ABRI, maka jangan
sampai masing-masing item pekerjaan tersebut terjadi kekosongan
samplenya, jadi harus dapat terwakili dalam sample masing-masing
jenis pekerjaan tersebut.
4) Ketersediaan Dana, Waktu, dan Tenaga
Kendala seperti ini kadang-kadang menjadi pertimbangan utama,
namun bagi para peneliti hal ini diharapkan bukan merupakan kendala
yang sangat menentukan, apalagi bagi peneliti-peneliti pemula.
Sebagai petunjuk kiranya beberapa buku acuan telah menyebutkan
pedoman tentang jumlah sample ini. Masri Singarimbun dan Sofian
Effendi serta Nasution menyebutkan jumlah sample penelitian tidak
boleh kurang dari 10 %, sedangkan Winamo Surakhmad menyebutkan
populasi dengan jumlah 100, maka jumlah sample sebanyak 50 % nya
bila jumlah anggota populasi 1.000, maka jumlah sample 15 % nya
sudah dapat dibenarkan.
5) Menggunakan Teknik-teknik Pengambilan sample
Langkah yang terakhir di dalam menentukan sample penelitian
adalah menentukan teknik-teknik pengambilan sample penelitian.

2.4 Teknik-teknik Sampling


Menurut Supardi (1993) Teknik sampling adalah suatu cara atau
teknik yang dipergunakan untuk menentukan sample penelitian. Teknik
pengambilan sample ini dalam beberapa buku sering disebut dengan
teknik sampling. Untuk menentukan atau memilih teknik sampling ini,
peneliti harus memperhatikan dan mendasarkan diri pada langkah-langkah
penentuan sample pada uraian di atas. Teknik sampling dalam penelitian
secara garis besar dibedakan menjadi 2 (dua) yaitu teknik dengan
Probability Sampling dan teknik Non Probability Sampling.
1) Teknik Probability Sampling (Random Sampling)
Yaitu pengambilan sample penelitian secara random. Teknik
sampling ini cocok dipilih untuk populasi yang bersifat finit, artinya
besaran anggota populasi dapat ditentukan lebih dahulu. Pada teknik
sampling ini, penentuan sample penelitian dengan memberikan
kemungkinan (probability) yang sama pada setiap anggota populasi untuk
menjadi sample terpilih. Teknik probability sampling ini ada beberapa
model yaitu, Sample Random Sampling (Acak Sederhana dan Bilangan
Random) dan Sistematik Random Sampling (Stratified Random Sampling
dan ClusterRandom Sampling).

1.1 Simple Random Sampling (dengan model acak sederhana dan bilangan
random)
Yaitu pengambilan sample penelitian dapat dipergunakan dengan
acak sederhana (undian) atau menggunakan pendekatan bilangan
random.
 Contoh acak sederhana (undian) :
Dalam penelitian yang berjudul Survei Manajemen Sarana
Prasarana dan Fasilitas Olahraga di Kota Salatiga tahun 2013
(Fitriyansyah, 2015) terdapat populasi sebanyak 26 cabang
olahraga dan sampel yang digunakan berjumlah 14 cabang
olahraga yang telah dipilih secara acak.
 Contoh bilangan random :
Dalam penelitian yang berjudul Lingkar Lengan Atas Ibu Hamil
Akan Mempengaruhi Peningkatan Berat Badan Bayi Lahir di BPS
Artiningsih Surabaya tahun 2016 (Kamariyah dan Musyarofah,
2016) dengan populasi yang digunakan adalah semua ibu
melahirkan yang tercatat di BPS Artiningsih Surayabaya sebesar
33 responden dengan jumlah sampel 30 responden yang telah
ditetapkan dengan menggunakan bilangan random.

1.2 Sistematik Random Sampling


Pada pendekatan ini sample penelitian ditetapkan berdasar bilangan
kelipatan dari jumlah anggota populasi dengan jumlah sample yang akan
diambil.

1.2.1 Sistematik Random Sampling (model Stratified Random Sampling)


Populasi dibagi strata-strata, (sub populasi), kemudian
pengambilan sampel dilakukan dalam setiap strata baik secara simple
random sampling, maupun secara systematic random sampling.
Contoh :
Dalam penelitian yang berjudul Persepsi Siswa SMK Panca Bhakti
Banjarnegara Terhadap Pelajaran Pendidikan Jasmani tahun 2006
(Rudiyanto, 2006). Populasi penelitian ini adalah seluruh Siswa SMK
Panca Bhakti Banjarnegara yang terdiri dari 3 jurusan, yaitu elektro, mesin
dan bangunan yang berjumlah 1111 siswa.

Jurusan Jumlah Siswa Tiap Kelas Jumlah


I II III
Pa Pi Pa Pi Pa Pi Pa Pi
Bangunan 23 0 21 0 22 2 66 2
Elektro 105 10 102 1 105 4 312 15
Mesin 245 1 228 3 237 2 710 6
Total 384 355 372 1111

Dari populasi seluruh siswa akan diambil 15% untuk dijadikan sampel
penelitian.

Jurusan Kelas I Kelas II Kelas III Jumlah


Pa Pi Pa Pi Pa Pi Pa Pi
Bangunan 4 0 4 0 3 1 11 1
Elektro 16 2 15 1 16 1 47 4
Mesin 36 1 34 1 35 1 105 3
Total 56 3 53 2 54 3 163 8

1.2.2 Sistematik Random Sampling (metode Cluster Random Sampling)


Jikalau pada Stratified Random Sampling lebih menekankan pada
penentuan sampel kelompok strata atau tingkatan anggota populasi
penelitian, maka pada teknik Cluster Random Sampling ini penentuan
sampel berdasar kelompok wilayah dari anggota populasi penelitian. Pada
teknik ini berarti subyek penelitian dikelompokkan menurut area atau
tempat domisili anggota populasi.
Contoh :
Dalam penelitian yang berjudul Keefektifan Model Problem Based
Learning Ditinjau Dari Kemampuan Berfikir Kritis Dan Kemampuan
Komunikasi Matematis tahun 2017 (Sari dkk, 2017). Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP N 1 Kretek tahun
ajaran 2016/2017. Sampel dalam penelitian ini yang terpilih kelas VIII D
sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII C sebagai kelas kontrol. Kelas
eksperimen dan kelas kontrol masing-masing terdiri dari 28 siswa.
2). Teknik Non-Probability Sampling
Teknik ini juga disebut dengan teknik non random sampling, yaitu
pengambilan sample penelitian secara random. Teknik sampling ini cocok
dipilih untuk populasi yang bersifat infinit, artinya besaran anggota
populasi belum atau tidak dapat ditentukan lebih dahulu. Pada teknik
sampling ini, penentuan sample penelitian tanpa (kurang) atau tidak
memberikan kemungkinan (probability) yang sama pada setiap anggota
populasi untuk menjadi sample terpilih. Dengan demikian pada teknik
sampling ini seharusnya alat analisis statistik tidak dapat dipergunakan
atau tidak diperlukan untuk membantu penentuan sampel terpilih.

2.1 Accidental Sampling


Adalah sampel asal nemu atau bentuk sampling dengan
mendasarkan diri secara kebetulan saja atau asal nemu.
Contoh :
Dalam penelitian yang berjudul Pengaruh Brand Loyalty Terhadap Variety
Seeking (Sulistyaningrum, 2012). Populasi dalam penelitian ini adalah
mahasiswa Unnes yang pernah menggunakan produk sabun mandi Shinzui
minimal setengah tahun dengan asumsi bahwa loyalitas merek (brand
loyalty) ditandai dengan pemakaian produk selama minimal setengah
tahun. Hal ini dikarenakan produk tersebut merupakan barang-barang
konsumsi sehari-hari (consumer goods), dalam hal ini konsumen memiliki
keterlibatan yang rendah dalam proses pembeliannya, berumur antara 18-
24 tahun karena menurut Wood, 2004 (dalam Setyaningrum 2007:110)
individu berumur 18-24 tahun memiliki kecenderungan untuk mencoba
hal-hal baru. Sampel yang digunakan adalah siapa saja yang peneliti temui
secara aksidental dimana sampel tersebut memenuhi karakteristik populasi
sehingga dipandang cocok sebagai sumber data.

2.2 Quota Sampling


Yaitu teknik penentuan sampel dengan menentukan quota atau
jumlah dari sampel penelitian. Prinsip penentuannya sama dengan
accidental sampling akan tetapi peneliti menetapkan terlebih dahulu
jumlah sampel yang diperlukan.
Contoh :
Dalam penelitian yang berjudul Pengaruh Harga, Kualitas Pelayanan Dan
Lokasi Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen (Avotoe dan Lamidi,
2015). Populasi dalam penelitian ini adalah konsumen yang sedang dan
sudah pernah di Dealer Panggung Motor Yamaha Nusukan pada periode
bulan April sampai Juni 2015. Jumlah sampel yang digunakan sebanyak
100 orang.
2.3 Purposive Sampling
Disebut juga Judgment Sampling. Satuan sampling dipilih
berdasarkan pertimbangan tertentu dengan tujuan untuk memperoleh
satuan sampling yang memiliki karakteristik yang dikehendaki.
Contoh :
Dalam penelitian yang berjudul Pengaruh Topografi Lingkungan Terhadap
Profil Antropometri, Kapasitas Vital Paru dan VO2MAX pada Anak Usia
10-12 tahun di Kabupaten Kendal tahun 2015 (Rizqi, 2015). Populasi yang
digunakan adalah anak laki-laki dan perempuan yang berusia 10-12 tahun
pada jenjang pendidikan SD yang ada di dua wilayah, yaitu wilayah
dataran rendah dan dataran tinggi. Untuk dataran rendah dipilih anak-anak
laki-laki atau perempuan yang berusia 10-12 tahun pada jenjang SD di
Kecamatan Weleri Kabupaten Kendal, dimana kecamatan Weleri ini
memiliki ketinggian 6-13 meter diatas permukaan laut (BPS, 2014:2).
Dataran tinggi dipilih anak laki-laki atau perempuan yang berusia 10-12
tahun pada jenjang SD di kecamatan Sukorejo, Kabupaten Kendal.
Kecamatan Sukorejo dipilih karena secara geografis berada pada
ketinggian 1.160 meter diatas permukaan laut (BPS, 2014:2). Sampel yang
digunakan adalah keseluruhan 240 orang yang dibagi menjadi dua
kelompok, yaitu 120 orang didataran rendah, terbagi menjadi 60 orang
anak laki-laki dan 60 orang anak perempuan.

Simpulan
Dalam melakukan suatu penelitian, populasi dan sample merupakan
satu komponen yang sangat diperlukan. Populasi adalah wilayah yang terdiri
atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya sedangkan sample adalah bagian dari jumlah dan karakteristik
yang dimiliki oleh populasi. Populasi berdasarkan dari penentuan sumber
datanya dibedakan menjadi dua, yaitu populasi terbatas dan populasi tak
terhingga, sedangkan berdasarkan kompleksitas obyek populasinya
dibedakanmenjadi populasi homogen dan populasi heterogen. Alasan-alasan
peneliti dalam mempergunakan sample adalah ukuran populasi, masalah
biaya, masalah waktu, percobaan yang sifatnya merusak, masalah ketelitian,
dan masalah ekonomis. Berdasarkan kriteria sample dibedakan menjadi dua
yaitu inklusi dan eksklusi. Dalam penyusunan sample perlu disusun kerangka
sampling yaitu menetapkan populasi, mengenali kualitas anggota populasi,
menetapkan besaran sample, ketersediaan dana, waktu, tenaga, dan teknik-
teknik dalam pengambilan sample. Teknik-teknik sampling tersebut ada dua,
yaitu teknik Probability Sampling dan teknik Non Probability Sampling.

DAFTAR PUSTAKA

Sugiyono.2011.Metode Penelitian Kuantitatif,Kualitatif, dan R&D.Bandung :


Alfabeta.
Supardi.1993.Populasi dan Sampel Penelitian.Jurnal Laporan Penelitian Populasi
dan Sampel.17(6)
Nursalam.2003.Konsep & Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan.Jakarta : Salemba Medika.
http://ejurnal.stiedharmaputra-
smg.ac.id/index.php/JEMA/article/download/156/128
http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_BIASA/195602141980032
-TJUTJU_SOENDARI/Power_Point_Perkuliahan/Eksperimen/Populasi_
%26_sampel.ppt_%5BCompatibility_Mode%5D.pdf
http://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2009/03/teknik_sampling1.pdf
http://library.usu.ac.id/download/fkm/fkm-rozaini.pdf
Rizqi, Faiq Yudha Miftakhul.2015.Pengaruh Topografi Lingkungan Terhadap
Profil Antropometri, Kapasitas Vital Paru dan VO2MAX pada Anak Usia 10-12
tahun di Kabupaten Kendal tahun 2015.Ilmu Keolahragaan.Fakultas Ilmu
Keolahragaan.Universitas Negeri Semarang.
Avetoe, Haja, Lamidi.2015.Pengaruh Harga, Kualitas Pelayanan Dan Lokasi
Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen.Program Studi Manajemen.Fakultas
Ekonomi.Universitas Slamet Riyadi Surakarta.
Sulistyaningrum, Dyas.2012.Pengaruh Brand Loyalty Terhadap Variety
Seeking.Psikologi.Fakultas Ilmu Pendidikan.Universitas Negeri Semarang.
Sari, Mifta Tyas Laksita.Endang Listyani.2017.Keefektifan Model Problem Based
Learning Ditinjau Dari Kemampuan Berfikir Kritis Dan Kemampuan Komunikasi
Matematis tahun 2017.Pendidikan Matematika.Fakultas MIPA.Universitas Negeri
Yogyakarta.
Rudiyanto, Teguh.2006.Persepsi Siswa SMK Panca Bhakti Banjarnegara
Terhadap Pelajaran Pendidika Jasmani.2006.Pendidikan Jasmani Kreasi dan
Rekreasi.Fakultas Ilmu Keolahragaan.Universitas Negeri Semarang.
Kamariyah, Nurul.Musyarofah.2016.Lingkar Lengan Atas Ibu Hamil Akan
Mempengaruhi Peningkatan Berat Badan Bayi Lahir di BPS Artiningsih
Surabaya.Fakultas Keperawatan dan Kebidanan.Universitas Nahdlatul Ulama
Surabaya.
Fitriansyah, Joko Andi.2015.Survei Manajemen Sarana Prasarana dan Fasilitas
Olahraga di Kota Salatiga tahun 2013.Pendidikan Jasmani Kesehatan dan
Rekreasi.Fakultas Ilmu Keolahragaan.Universitas Negeri Semarang.

Anda mungkin juga menyukai