Anda di halaman 1dari 3

a.

Kadar Gula
Data pada tabel 6 , merupakan data hasil pengamatan pada parameter kadar
gula untuk tanaman timun dengan perlakuan giberelin dan non giberelin serta
penggunaan dosis pupuk KCl yang berbeda
Tabel 6. Perbandingan rata-rata kadar gula pada tanaman timun dengan perlakuan
pemberian giberelin dan non giberelin serta dosis KCl 100% dan 125%.

Rata-rata Kadar Gula


Perlakuan Kelas

Giberelin + KCl
C 2,48
100%

Non Giberelin +
E 3,40
KCl 100%

Giberelin + KCl
J 3,19
125%

Non Giberelin +
N 2,98
KCl 125%

Jumlah kadar gula pada tiap perlakuan dapat dilihat bahwa rata-rata jumlah
kadar gula terbanyak terdapat pada perlakuan non giberelin + KCl 100%, dengan
rata-rata jumlah kadar gula sebanyak 3,4 brix. Perlakuan dengan menggunakan
giberelin + KCl 100%, memiliki rata-rata jumlah kadar gula paling sedikit dengan
jumlah rata-rata 2,48 brix. Pada perlakuan non giberelin + 100 % KCl dibandingkan
dengan perlakuan non giberelin + KCl 125% dapat meningkatkan kadar gula tanaman
timun sebesar 0,12 %. Pada perlakuan giberelin + KCl 125 % dibandingkan dengan
perlakuan non giberelin + KCl 125% dapat meningkatkan kadar gula tanaman timun
sebesar 0,06%. Sedangkan pada perlakuan non giberelin + KCl 100% dibandingkan
dengan perlakuan giberelin + KCl 100% dapat meningkatkan kadar gula tanaman
timun sebesar 0,27%.
Berikut merupakan grafik perbandingan rata-rata kadar gula tanaman timun
dengan perlakuan pemberian giberelin dan non giberelin serta dosis KCl 100% dan
125%.
Kadar Gula
4
3.5
3
2.5
2
1.5
1
0.5
0
Giberelin + KCl Non Giberelin + Giberelin + KCl Non Giberelin +
100% KCl 100% 125% KCl 125%

Kadar Gula

Berdasarkan hasil tersebut, dapat diketahui bahwa pemberian giberelin pada


tanaman timun tidak berpengaruh terhadap penambahan hasil rata-rata jumlah kadar
gula, dan pengaplikasian KCl dengan dosis yang lebih tinggi juga tidak berpengaruh
terhadap penambahan rata-rata jumlah kadar gula. Berdasarkan pendapat Parmila et
al. (2019), pemberian pupuk kalium tidak berpengaruh terhadap indeks panen, kadar
gula buah, dan kadar garam buah. Walaupun demikian, bahwa pemberian pupuk
kalium dengan dosis yang semakin ditingkatkan cenderung memberikan indeks
panen, kadar gula, dan kadar garam buah menjadi semakin lebih besar pula. Pengaruh
kalium terhadap kadar gula kemungkinan disebabkan keterlambatan pemberian
kalium, karena dalam kenyataannya bahwa pupuk kalium baru menunjukan
pengaruhnya pada tanaman saat umur 42 hst. Berdasarkan pendapat Wulandari et al.
(2014), pengaplikasian giberelin pada tanaman akan merangsang terbentuknya enzim
α-amilase dimana enzim ini akan menghidrolosis pati sehingga menyebabkan kadar
gula dalam sel akan naik. Ketika kadar gula dalam sel naik, maka akan menyebabkan
banyak air yang masuk ke dalam sel sehingga sel mengalami pembentangan. Namun,
pengaplikasian giberelin akan jauh lebih berpengaruh terhadap hasil tanaman timun
jika tanpa menggunakan tambahan zat pengatur tumbuh lain. Berdasarkan kedua
pendapat diatas dapat diketahui bahwa pengaplikasian giberelin dan KCl sama-sama
mempunyai pengaruh terhadap hasil dari tanaman timun, namun alangkah lebih
baiknya tanaman hanya diaplikasikan dari salah satu perlakuan tersebut agar zat
pengatur tumbuh bekerja lebih maksimal.

Dapus

Parmila, P., J. H. Purba, dan L. Suparmi. 2019. Pengaruh Dosis Pupuk Petroganik Dan
Kalium Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Semangka (Citrulus Vulgaris Scard). Agro
Bali (Agricultural Journal). Vol. 2 No. 1: 37-45

Wulandari, D. C., Y. S. Rahayu, dan E. Ratnasari. 2014. Pengaruh Pemberian Hormon


Giberelin terhadap Pembentukan Buah secara Partenokarpi pada Tanaman Mentimun
Varietas Mercy. LenteraBio Vol. 3 No. 1: 27–32

Anda mungkin juga menyukai