Anda di halaman 1dari 9

Agro Bali (Agricultural Journal) Vol. 2 No.

1, Juni 2019: 37-45

PENGARUH DOSIS PUPUK PETROGANIK DAN KALIUM


TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL SEMANGKA
(Citrulus vulgaris SCARD)
Putu Parmila1, Jhon Hardy Purba1, Luh Suprami
email: putu.parmila@unipas.ac.id

1
Staf edukatif Fakultas Pertanian Universitas Panji Sakti Singaraja
Jl. Bisma, No 22, Singaraja 81116, Bali, Indonesia

Abstract. The purpose of this study was to determine the effect of petroganik fertilizer doses,
potassium fertilizer doses, and their interactions on watermelon growth and yield. This research
was conducted in May - July 2016 in Temukus Village, Banjar District, Buleleng Regency, with a
height of ± 7 meters above sea level. The design that will be used is a Factorial Randomized Block
Design (RAKF) consisting of two factors. The first factor is the dosage of petroganic fertilizer
which consists of three levels, namely: without petroganik fertilizer, petroganik fertilizer dosage of
4 tons.ha-1 (160 g per plant or 1.6 kg per plot), and petroganic fertilizer dosage of 8 tons.ha-1 (320
g per plant or 3.2 kg per plot). The second factor is the potassium fertilizer dosage consisting of
three levels, namely: without potassium fertilizer KNO3, potassium fertilizer KNO3 dose 80 kg.ha-
1
(16 g per plant or 160 g per plot), and potassium fertilizer KNO3 dose 160 kg.ha-1 (32 g per plant
or 320 g per plot). The use of petroganik fertilizer at doses of 8 tons / ha (P2) and 4 tons / ha gave
sequential yields of fresh fruit per hectare of 19.189 tons and 15,844 tons, or there was a
significant increase in yield of fresh fruits per hectare of 32.24% and 9, 19% when compared to the
yield of fresh fruit per hectare without the use of organic fertilizer. The yield of fresh fruit per
hectare shows that with potassium fertilizer dosages of 160 kg / ha and 80 kg / ha give yields of
fresh fruit per hectare in sequence of 18.789 tons and 16.844 tons, or significantly heavier 35.07%
and 21.08% compared with fresh fruit yields per hectare on without potassium fertilization. The
effect of the interaction between the dose of petroganik fertilizer and potassium fertilizer had no
significant effect (p> 0.05) on all observed variables.
Keywords: Dosage, Petroganik, and Potassium
Abstrak. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh dosis pupuk petroganik, dosis
pupuk kalium dan interaksinya terhadap pertumbuhan dan hasil semangka. Penelitian ini dilakukan
pada bulan Mei - Juli 2016 di Desa Temukus, Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng dengan
ketinggian ± 7 meter dari atas permukaan laut. Rancangan yang akan digunakan adalah Rancangan
Acak Kelompok Faktorial (RAKF) yang terdiri atas dua faktor. Faktor pertama adalah dosis
pupuk petroganik yang tediri atas tiga tingkatan, yaitu: tanpa pupuk petroganik, pupuk petroganik
dosis 4 ton.ha-1 (160 g/tanaman/1,6 kg/petak), dan pupuk petroganik dosis 8 ton.ha-1 (320
g/tanaman/3,2 kg/petak). Faktor ke dua dosis pupuk kalium yang terdiri atas tiga tingkatan, yaitu:
tanpa pupuk kalium KNO3, pupuk kalium KNO3 dosis 80 kg.ha-1 (16 g/ tanaman/160 g/petak), dan
pupuk kalium KNO3 dosis 160 kg.ha-1 (32 g/tanaman/320 g/petak). Penggunaan pupuk petroganik
pada dosis 8 ton/ha (P2) dan 4 ton/ha memberikan hasil buah segar per hektar secara berurut
sebesar 19,189 ton dan 15,844 ton, atau terdapat peningkatan hasil buah segar per hektar secara
nyata sebesar 32,24% dan 9,19% bila dibandingkan dengan hasil buah segar per hektar pada tanpa
penggunaan pupuk petroganik. Hasil buah segar per hektar menunjukkan bahwa dengan pupuk
kalium dosis 160 kg/ha dan 80 kg/ha memberikan hasil buah segar per hektar secara berurut
sebesar 18,789 ton dan 16,844 ton, atau secara nyata lebih berat 35,07% dan 21,08% dibandingkan
dengan hasil buah segar per hektar pada tanpa pemupukan kalium. Pengaruh interaksi antara dosis
pupuk petroganik dan pupuk kalium berpengaruh tidak nyata (p>0,05) terhadap semua variabel
pengamatan.
Kata kunci: Dosis, Petroganik, dan Kalium

PENDAHULUAN sangat ampuh. Namun sejak akhir


Kemampuan pupuk kimia tahun delapan puluhan, mulai tampak
untuk meningkatkan produktivitas penurunan produktivitas pada hampir
tanah dalam waktu relatif singkat semua jenis tanaman yang

37
Agro Bali (Agricultural Journal) Vol. 2 No. 1, Juni 2019: 37-45

diusahakan. Hasil tanaman tidak kesehatan tanah untuk meningkatkan


menunjukkan kecenderungan produksi. Sampai saat ini usaha
meningkat walau telah digunakan dalam meningkatkan produksi masih
varietas unggul yang memerlukan bertumpu pada penggunaan pupuk
pemeliharaan dan pengolahan hara anorganik.
secara intensif melalui bermacam- Alasan petani kesulitan untuk
macam paket teknologi (Sutanto, mendapatkan pupuk kandang dalam
2002). jumlah banyak dengan waktu yang
Salah satu upaya singkat. Di samping itu penggunaan
meningkatkan produktivitas lahan pupuk kandang memiliki kelemahan,
adalah dengan menambahkan pupuk yaitu biaya angkut yang tinggi serta
organik ke dalam tanah dalam dampak terhadap tanaman itu
jumlah yang cukup. Penambahan sendiri, jika pupuk kandang yang
bahan organik tersebut antara lain digunakan belum terdekomposisi dan
dilakukan melalui pemberian pupuk mengandung banyak biji gulma, serta
organik. Pupuk organik berperan mikroorganisme yang merugikan
dalam memperbaiki sifat fisik tanah, pertumbuhan tanaman semangka.
seperti struktur, konsistensi, Untuk menjawab kendala di
porositas, daya mengikat air, dan atas, pada tahun 2006 PT Petrokimia
menjaga ketahanan tanah terhadap Gresik memproduksi pupuk organik,
erosi. Pupuk organik juga yaitu petroganik. Secara umum
mengandung hormon pertumbuhan petroganik dapat meningkatkan hasil
dari golongan auksin dan giberelin semua jenis tanaman ( Ahmad Soim,
yang mampu memacu pertumbuhan Sinar Tani, 2008).
sejak dari kecambah sampai berbuah Dengan dosis pemupukan
(Purba, et al., 2019). Pupuk organik petroganik 2 ton/ha pada tanaman
dengan bahan organik merupakan kentang dapat meningkatkan hasil
salah satu pembentuk agregat tanah 2,59 ton/ha dan pada cabai 1,53
yang mempunyai peran sebagai ton/ha. Dari hasil demplot yang
bahan perekat antar partikel tanah. dilaksanakan di Kecamatan Banjar
Komponen asam humat dan asam tahun 2008 pada tanaman padi
fulvat sebagai sementasi partikel dengan dosis pemupupukan
tanah membentuk logam-humus. petroganik 5 ku/ha. Didapatkan
Pada tanah pasir pupuk organik angka peningkatan hasil ubinan rata-
mampu berperan sebagai pembentuk rata 1,58 ton/ha gabah kering panen.
struktur tanah dari bentuk tunggal ke Disamping pupuk organik
gumpal yang bermanfaat untuk penggunaan pupuk anorganik seperti
mencegah porositas tinggi. Pupuk kalium masih diperlukan dalam
organik juga mempunyai manfaat budidaya tanaman semangka yang
dalam memberikan media bagi lebih intensif, untuk medapatkan
kehidupan mikroorganisme prduksi semangka lebih tinggi dan
menguntungkan bagi kesuburan berkualitas. Kalium menjadi pilihan
tanah dan mengurangi porostias pada untuk meningkatkan bobot dan
tanah pasir dan membantu aerasi kualitas buah, di samping pupuk
pada tanah lempung (Purba, et al., nitrogen dan pospat.
2018; Lingga dan Marsono 2006). Hasil penelitian Widiasa
Tetapi kenyataan di lapangan, (2008) pada tanaman melon
petani belum menyadari pentingnya menunjukkan bahwa pemberian KCl

38
Agro Bali (Agricultural Journal) Vol. 2 No. 1, Juni 2019: 37-45

sebanyak 1350 kg/ha meningkatkan anorganik (Urea,SP 36, KNO3),


berat kering oven per buah. Kalium pupuk organik (petroganik). pestisida
yang banyak digunakan adalah dari (bamex dan antracol), polibeg dan
KCl. Pupuk KCl mudah didapat, mulsa plastik hitam perak.
mudah larut dalam air dan mudah Rancangan yang digunakan
tersedia bagi tanaman. Pupuk KCl dalam percobaan ini adalah
mengandung 60% K2O berbentuk Rancangan Acak Kelompok (RAK)
tepung atau butiran-butiran Kristal. yang disusun secara faktorial dengan
Anion yang mengikutinya (Cl) tidak dua faktor. Faktor I adalah dosis
seberapa berpengaruh negatif pupuk petroganik tediri dari tiga
terhadap tanah. tingkatan, yaitu, Po: tanpa pupuk
petroganik. P1: pupuk petroganik
BAHAN DAN METODE
dosis 4 ton/ha (160 g/tanaman atau
Percobaan ini telah dilakukan
1,6 kg/petak).P2: pupuk petroganik
di Banjar Dinas Bingin Banjah, Desa
dosis 8 ton/ha (320 g/tanaman
Temukus, Kecamatan Banjar,
atau3,2 kg/petak).Faktor II dosis
Kabupaten Buleleng dengan
pupuk Kalium terdiri dari tiga
ketinggian ± 7 meter dari permukaan
tingkatan, yaitu: K0: tanpa pupuk
laut. Kegiatan ini telah dilaksanakan
Kalium KNO3; K1: pupuk Kalium
selama 3 bulan dari bulan Januari
KNO3 dosis 80 kg/ha (16 g/ tanaman
sampai dengan Mei 2018. Bahan-
atau160 g/petak), K2 : pupuk Kalium
bahan yang dipergunakan dalam
KNO3 dosis 160 kg/ha (32 g/tanaman
percobaan ini meliputi: benih
atau 320 g/petak).
semangka varietas Yonex, pupuk
Tabel 1. Pengaruh pupuk petroganik dan Kalium terhadap berat
berangkasan per tanaman dan indeks panen (IP).
Berat brangkasan per tanaman (g) Indeks panen
Perlakuan
Berat segar Berat kering oven (%)
Dosis pupuk petroganik (P)
0 ton/ ha (P0) 669,78 b 467,48 b 31,87 a
4 ton/ ha (P1) 708,00 b 505,80 b 35,89 a
8 ton/ ha (P2) 796,44 a 634,27 a 43,27 a
BNT 5% 71,43 113,25 -
Dosis pupuk Kalium (K)
0 kg/ha (K0) 648,28 b 424,11 b 32,10 a
80 kg/ha (K1) 731,22 a 532,98 b 37,41 a
160 kg/ha (K2) 794,72 a 650,47 a 41,54 a
BNT 5% 71,44 113,25 -
Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada perlakuan
dan variabel yang sama menunjukkan perbedaan yang tidak nyata
pada uji BNT 0,05.

HASIL DAN PEMBAHASAN makin tinggi memberikan berat


Pengaruh Pupuk Organik berangkasan per tanaman makin
petroganik lebih besar. Pengamatan pengaruh
Hasil percobaan ini pupuk petroganik pada dosis 8 ton/ha
menunjukkan bahwa Pemberian (P2) memberikan berat segar dan
pupuk petroganik dengan dosis yang kering oven berangkasan per

39
Agro Bali (Agricultural Journal) Vol. 2 No. 1, Juni 2019: 37-45

tanaman secara berurut sebesar panen, kadar gula, dan kadar garam
796,44 g dan 634,27 g, atau terdapat buah segar makin lebih besar. Indeks
peningkatan berat segar dan berat panen merupakan perbandingan
kering oven berangkasan per antara hasil ekonomi (buah) dengan
tanaman secara nyata sebesar berat kering oven total tanaman.
18,91% dan 35,68% bila Suplai hasil asimilat ke organ
dibandingkan dengan berat segar dan penyimpanan, yaitu buah karena
kering oven berangkasan per pengaruh pupuk petroganik adalah
tanaman pada tanpa penggunaan kurang, artinya sama saja untuk
pupuk petroganik (P0). Pengaruh semua perlakuan dosis pupuk
pupuk petroganik terhadap berat petroganik. Pemberian pupuk
berangkasan per tanaman disajikan petroganik dengan dosis yang lebih
pada Tabel 1. tinggi, tidak secara nyata
Pengaruh pupuk petroganik berpengaruh terhadap kelancaran
berpengaruh tidak nyata terhadap atau kecepatan pengiriman makanan
indeks panen, kadar gula, dan kadar ke buah, tetapi ada kecenderungan
garam buah segar. Pemberian pupuk bahwa makin besar dosis petroganik
petroganik dengan dosis yang makin yang diperlakuan, makin besar nilai
tinggi cenderung memberikan indeks IP tanaman.

Tabel 2. Pengaruh pupuk petroganik dan Kalium terhadap kadar gula, kadar
garam, dan diameter buah.
Kadar gula Kadar garam Dia meter buah
Perlakuan
(brix) (%) (cm)
Dosis pupuk petroganik (P)
0 ton/ ha (P0) 9,33 a 7,60 a 27,47 b
4 ton/ ha (P1) 9,67 a 8,29 a 28,61 b
8 ton/ ha (P2) 10,29 a 8,38 a 31,72 a
BNT 5% - - 2,25
Dosis pupuk Kalium (K)
0 kg/ha (K0) 9,16 a 7,53 a 27,36 b
80 kg/ha (K1) 9,80 a 8,07 a 29,69 a
160 kg/ha (K2) 10,33 a 8,67 a 30,75 a
BNT 5% - - 2,25
Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada perlakuan
dan variabel yang sama menunjukkan perbedaan yang tidak
nyata pada uji BNT 0,05.

Pemberian pupuk petroganik yaitu 15,47% dan 4,15% bila


dengan dosis yang makin tinggi dibandingkan dengan pengaruh
secara nyata memberikan diameter pupuk petroganik terhadap diameter
buah makin lebih besar. Pengaruh buah pada tanpa petroganik (P0)
pupuk petroganik pada dosis 8 ton/ha (Tabel 2). Berpengaruhnya pupuk
(P2) memberikan diameter buah petroganik, karena petroganik
sebesar 31,72 cm, kemudian diikuti merupakan jenis pupuk organik yang
pada diameter buah pada petroganik sudah diproses secara pabrik.
dosis 4 ton/ha (P1), yaitu 28,61, atau Kandungan hara pupuk organik
terdapat perbedaan yang lebih besar, petroganik adalah C-organik 12,5 %,

40
Agro Bali (Agricultural Journal) Vol. 2 No. 1, Juni 2019: 37-45

C/N rasio 10-25, N 1 %, P2O5 1,5%, memberikan pertumbuhan dan hasil


dan K2O 1,5%. Sebagai pupuk yang tinggi (Tabel 2).
organik, maka petroganik memiliki Pengaruh pupuk petroganik
kamampuan dalam memperbaiki nyata terhadap berat segar per
kesuburan fisik tanah, seperti berat tanaman sampai sangat nyata
isi tanah, sehingga tanah tampak terhadap berat kering oven buah per
gembur, yang menyebabkan sirkulasi tanaman. Pemberian pupuk
udara baik dan drainase tanahnya petroganik dengan dosis yang makin
juga menjadi lebih baik. Kesuburan tinggi memberikan berat segar dan
kimia yang menyangkut penyediaan berat kering oven buah per tanaman
unsur hara juga ditingkatkan, karena makin lebih besar. Pengamatan
kandungan unsur haranya cukup pengaruh pupuk petroganik pada
baik, sehingga penyerapan unsur dosis 8 ton/ha (P2) memberikan berat
hara menjadi lebih banyak. Aspek segar dan kering oven buah per
lain dari kelebihan pupuk organik tanaman secara berurut sebesar
adalah mengaktifkan 3765,56 g dan 270,62 g, atau
mikroorganisme tanah, terutama terdapat peningkatan berat segar dan
mikroba penambat N dan perombak berat kering oven buah per tanaman
bahan organik (mineralisasi). Selain secara nyata sebesar 29,30% dan
itu juga berpengaruh pada tekanan- 83,68% bila dibandingkan dengan
tekanan osmotik sel tanaman, berat segar dan kering oven buah per
berperan dalam sejumlah katalitik tanaman pada tanpa penggunaan
untuk aktif dalam berbagai reaksi pupuk petroganik (P0) (Tabel 3).
enzim di dalam sel dan berfungsi Pada tanah dengan kandungan C
antagonetik dan keseimbangan organik rendah menyebabkan
(Agustina, 1990). Dengan demikian kebutuhan pemupukan makin
maka sangatlah pantas bahwa meningkat dengan efesiensi yang
penambahan pupuk organik mampu merosot akibat tingginya tingkat
pencucian (Sumarsono. 2005)

Tabel 3. Pengaruh pupuk petroganik dan Kalium terhadap berat buah per tanaman
dan hasil buah segar per hektar.
Berat buah per tanaman (g) Hasil Buah segar
Perlakuan
Berat segar Berat kering oven per hektar (ton)
Dosis pupuk petroganik (P)
0 ton/ ha (P0) 2908,89 b 150,21 b 14,51 b
4 ton/ ha (P1) 3284,44 ab 183,03 b 15,84 b
8 ton/ ha (P2) 3761,11 a 275,91 a 19,19 a
BNT 5% 640,68 48,16 2,51
Dosis pupuk Kalium (K)
0 kg/ha (K0) 2814,44 b 138,52 c 13,91 b
80 kg/ha (K1) 3374,44 ab 200,01 b 16,84 a
160 kg/ha (K2) 3765,56 a 270,62 a 18,79 a
BNT 5% 640,68 48,16 2,51
Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada perlakuan
dan variabel yang sama menunjukkan perbedaan yang tidak
nyata pada uji BNT 0,05.

41
Agro Bali (Agricultural Journal) Vol. 2 No. 1, Juni 2019: 37-45

Pengamatan pengaruh pupuk buah segar per hektar secara berurut


petroganik pada dosis 8 ton/ha (P2) sebesar 19,19 ton dan 15,84 ton, atau
dan 4 ton/ha (P1) juga memberikan terdapat peningkatan hasil buah segar
hasil buah segar per hektar secara per hektar secara nyata sebesar
berurut sebesar 19,19 ton dan 15,84 32,24% dan 9,19% bila
ton, atau terdapat peningkatan hasil dibandingkan dengan hasil buah
buah segar per hektar secara nyata segar per hektar pada tanpa
sebesar 32,24% dan 9,19% bila penggunaan pupuk petroganik (P0).
dibandingkan dengan hasil buah Pengaruh pupuk petroganik terhadap
segar per hektar pada tanpa hasil buah segar per hektar disajikan
penggunaan pupuk petroganik (P0) pada Tabel 8. Hasil analisis regresi
(Tabel 3). hubungan antara dosis pupuk
Pemberian pupuk petroganik petroganik dan hasil buah segar per
dengan dosis yang makin tinggi hektar (gambar 1) menunjukkan
memberikan hasil buah segar per hubungan linier, yaitu ŷ = 2,3367 x +
hektar makin lebih besar. 14,178, R2 = 82,88%, serta r
Pengamatan pengaruh pupuk (korelasi) = 0,910** (sangat nyata).
petroganik pada dosis 8 ton/ha (P2),
dan 4 ton/ha (P1) memberikan hasil

Gambar 1. Hubungan dosis petroganik dan hasil buah segar per hektar

Pengaruh dosis kalium dengan pupuk Kalium dosis 160


Pemberian pupuk Kalium kg/ha memberikan berat segar dan
berpengaruh sangat nyata terhadap kering oven berangkasan per
berat segar dan kering oven tanaman secara berurut sebesar
berangkasan per tanaman. Pemberian 794,72 g dan 650,47 g, atau secara
pupuk Kalium dengan dosis yang nyata lebih berat 22,59% dan 53,37%
makin ditingkatkan memberikan dibandingkan dengan berat segar dan
berat berangkasan per tanaman yang kering oven berangkasan per
makin meningkat pula. Berat segar tanaman pada tanpa pemupukan
dan berat kering oven berangkasan Kalium (K0) (Tabel 3). Hal ini
per tanaman menunjukkan bahwa karena Kalium merupakan unsur

42
Agro Bali (Agricultural Journal) Vol. 2 No. 1, Juni 2019: 37-45

makro ketiga yang banyak digunakan buah dan kadar garam buah,
petani setelah Nitrogen dan Fosfor kemungkinan disebabkan
untuk menambah kesuburan tanah keterlambatan pemberian Kalium.
(Lingga, 1995). Minardi et al. (2007) Karena dalam kenyataan bahwa
melaporkan terjadi peningkatan pH pupuk Kalium baru menunjukkan
tanah dari 6,02 menjadi 6,18 atau pengaruhnya terhadap panjang
2,65% akibat penggunaan Glaricida tanaman dan jumlah daun per
sepinium, dan dari 6,02 menjadi 6,17 tanaman pada umur 42 hst. Data
dengan penggunaan pupuk kandang pengamatan menunjukkan bahwa
Hasil analisis statistika terdapat kecenderungan, yaitu
menunjukkan pemberian pupuk pemberian Kalium dengan dosis
Kalium berpengaruh tidak nyata yang makin ditingkatkan makin
terhadap indeks panen, kadar gula besar pula nilai IP, kadar gula, dan
buah, dan kadar garam buah. kadar garam buah. Tetapi terhadap
Walaupun demikian bahwa hasil-hasil buah ternyata pengaruh
pemberian pupuk Kalium dengan Kalium cukup baik. Kalium sangat
dosis yang makin ditingkatkan mudah diserap tanaman dan bersifat
cenderung memberikan indeks mobil yang dapat bergerak dari
panen, kadar gula, dan kadar garam jaringan-jaringan tua ke titik
buah yang makin lebih besar pula. pertumbuhan akar dan tajuk
Pengaruh Kalium yang tidak nyata (Aliudin, 2007).
terhadap indeks panen, kadar gula,

Gambar 2. Hubungan dosis Kalium dan hasil buah segar per hektar.

Pemberian pupuk Kalium terhadap berat kering oven buah per


berpengaruh nyata terhadap diameter tanaman. Berat segar dan berat
buah. Pemberian pupuk Kalium kering oven buah per tanaman
dengan dosis yang makin menunjukkan bahwa dengan pupuk
ditingkatkan memberikan diameter Kalium dosis 160 kg/ha memberikan
buah yang makin lebih lebar pula berat segar dan kering oven buah per
(Tabel 3). Demikian juga terhadap tanaman secara berurut sebesar
berat segar buah sampai sangat nyata 3765,56 g dan 270,62 g, atau secara

43
Agro Bali (Agricultural Journal) Vol. 2 No. 1, Juni 2019: 37-45

nyata lebih berat 33,79% dan 95,37% Pengaruh interaksi antara


dibandingkan dengan berat segar dan dosis pupuk petroganik dan pupuk
kering oven buah per tanaman pada kalium berpengaruh tidak nyata
tanpa pemupukan Kalium (K0) (p>0,05) terhadap semua variabel
(Tabel 3). Selain itu Kalium banyak pengamatan. Kemungkinan
terdapat pada bagian tanaman yang dibutuhkan dosis pupuk Petrokimia
aktif seperti pada tunas dan daun dan Kalium yang lebih banyak
muda, tetapi pada dasarnya Kalium SIMPULAN DAN SARAN
hanya berfungsi sebagai pengatur Simpulan
atau katalisator dalam proses 1. Dosis pupuk Petroganik
metabolisme di dalam tubuh tanaman berpengaruh terhadap
(Deptan, 1985). pertumbuhan dan hasil
Pengaruh pemberian pupuk semangka. Pemberian pupuk
Kalium berpengaruh sangat nyata Petroganik dosis 8 ton/ha
terhadap hasil buah segar per hektar. memberikan hasil buah segar per
Hasil buah segar per hektar tertinggi hektar tertinggi, yaitu 19,19
diberikan oleh pupuk Kalium dosis ton/ha, secara nyata lebih tinggi
160 kg/ha, kemudian dosis 80 kg/ha, 21,15% dari 33,07% dibanding
yaitu sebesar 18,79 ton dan 16,84 dosis 4 ton/ha dan tanpa pupuk
ton, atau secara nyata lebih berat Petroganik.
35,07% dan 21,08% dibandingkan 2. Dosis Kalium berpengaruh
dengan hasil buah segar per hektar terhadap pertumbuhan dan hasil
pada tanpa pemupukan Kalium (K0) semangka. Pemberian Kalium
Pemberian pupuk Kalium dengan pada dosis 160 kg/ha
dosis yang makin ditingkatkan memberikan hasil buah segar per
memberikan hasil buah segar per hektar terbaik yaitu 16,84
hektar yang makin meningkat pula. ton/ha, berbeda tidak nyata
Hasil buah segar per hektar dengan hasil buah segar per
menunjukkan bahwa dengan pupuk hektar pada dosis 80 kg/ha.
Kalium dosis 160 kg/ha dan 80 kg/ha 3. Interaksi antara pemberian dosis
memberikan hasil buah segar per pupuk petroganik dan dosis
hektar secara berurut sebesar 18,79 pupuk Kalium berpengaruh
ton dan 16,84 ton, atau secara nyata tidak nyata terhadap
lebih berat 35,07% dan 21,08% pertumbuhan dan hasil
dibandingkan dengan hasil buah semangka.
segar per hektar pada tanpa
Saran-saran
pemupukan Kalium (K0) (Tabel 3). Saran-saran yang dapat
Hasil analisis regresi disampaikan berdasarkan hasil dan
hubungan antara dosis Kalium dan pembahasan, adalah sebagai berikut.
hasil buah segar per hektar (Gambar 1. Untuk memperoleh hasil tanaman
2) menunjukkan hubungan linier, semangka yang baik, disarankan
yaitu ŷ = 2,4383x + 14,075, R2 = menggunakan pupuk petroganik
95,10%, serta r (korelasi) = 0,975** dosis minimal 8 ton/ha atau
(sangat nyata). pupuk Kalium dosis 160 kg/ha.
2. Perlu dilakukan percobaan
Pengaruh Pengaruh interaksi lanjutan untuk mendapatkan
antara dosis pupuk petroganik dan dosis pupuk petroganik dan
pupuk kalium kalium yang lebih tepat.

44
Agro Bali (Agricultural Journal) Vol. 2 No. 1, Juni 2019: 37-45

DAFTAR PUSTAKA Rukmana, R. 1995. Budidaya


Semangka Hibrida. Kanisius.
Audin. 1993. Pengaruh Pupuk
Jakarta.
Kalium (ZK) terhadap
Rupamateus. 2005. “Pengaruh Jenis
Pertumbuhan dan HasilDua
Pupuk Organik dan Dosis
Varietas Kacang Tugak.
Fospat Terhadap Serapan P
Bulpenhort. XXIV(3) : 35.
dan Hasil Kedelai Pada
Agustina, L. 1990. Nutrisi Tanaman.
Vertisol” Dalam Jurnal Ilmu-
Renika Cipta. Jakarta.
Ilmu Pertanian Agritrop.
Gardner, Pranklin P, Peatce, R.
Fakultas Pertanian Unud.
Brent, Mitchell, dan Roger L.,
Denpasar.
1985. Fisiologi Tanaman
Redaksi Agromedia. 2007. Budidaya
Budidaya. Univesitas
Tanaman Semangka.
Indonesia. Jakarta.
Agromedia Pustaka. Jakarta.
Lingga dan Marsono. 2006. Petunjuk
Sinar Tani. 2008. Nikmatnya
Penggunaan Pupuk. Penebar
Menabur Pupuk Organik. Edisi
Swadaya. Jakarta
Pebruari 2008.
Minardi, S. Suntoro, Syekhfan dan E.
Sumarsono. 2005. Aplikasi Pupuk
Handayanto. 2007.
Organik Ternak Pada Tanah
Penggunaan Macam Bahan
Salin Untuk Pengmbangan
Organik Dengan Kandungan
Tanaman Rumput Pakan
Total Asam Humat dan
Polipoid.
Fulpat Berbeda dan Pupuk P
http://eprints.undip.ac.id/397/1/
Terhadap Ketersediaan
LAP-HIBAH-LIT-
dan Serapan Pada Tanaman
A3_Sumarsono.DOC.
Jagung Manis, Dalam Jurnal
04/01/2010
Ilmu Pertanian Agrivita.
Sutanto, R. 2002. Pertanian Organik
Fakultas Pertanian Universitas
Menuju Pertanian
Brawijaya. Malang.
Berkelanjutan. Kanisius.
Purba, J.H., N. Sasmita, L.L.
Jakarta.
Komara, dan N. Nesimnasi.
2019. Comparison of seed
dormancy breaking of
Eusideroxylon zwageri from
Bali and Kalimantan soaked
with sodium nitrophenolate
growth regulator. Nusantara
Bioscience, Vol. 11(2):146-152
Purba, J.H., P.Parmila, dan K.K.Sari.
2018. Pengaruh Pupuk
Kandang Sapi dan Jarak
Tanam terhadap Pertumbuhan
dan Hasil Kedelai (Glycine
Max L. Merrill) Varietas
Edamame. Agro Bali:
Agricultural Journal, Vol. 1
(2):69-81

45

Anda mungkin juga menyukai