Anda di halaman 1dari 21

Lup

Untuk Memenuhi Tugas Mata kuliah


Praktikum Fisika Untuk Biologi
Yang dibimbing oleh Bapak Joko Utomo, S.Si., M.Sc.

Oleh :
Ignatia Kurniati
190342621258
Offering G

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PROGRAM STUDI BIOLOGI
Oktober 2019
A. Tujuan
1. Mempelajari prinsip bekerjanya alat-alat optik berdasarkan peristiwa
pembiasan.
2. Dengan cara menentukan perbesaran sudut lup, mempelajari bagaimana
A. Menentukan posisi sejajar antara letak bayangan benda (yang dilihat
dengan mata kanan), dengan skala pembanding (yang dilihat dengan
mata kiri),
B. Menerapkan prinsip mata berakomodasi maksimum
C. Menerapkan prinsip mata tidak berakomodasi

B. Dasar Teori
Kemajuan teknologi telah membawa dampak yang positif bagi
kehidupan manusia. berbagai macam alat diciptakan untuk membantu
manusia. salah satunya membantu pengelihatan yaitu mata kita agar dapat
melihat benda-benda yang berukuran kecil.
Untuk mengamati suatu benda yang lebih kecil, seseorang akan
memperbesar bayangan tajam yang terbentuk di retina dengan mendekatkan
benda itu pada mata. Semakin dekat benda itu pada mata. Semakin besar
bayangan tajam yang terbentuk di retina. Namun harus diingat bahwa jika
benda diletakkan lebih dekat dari titik dekat mata seseorang, bayangan yang
terbentuk tidak akan tajam lagi. (Surya, Yohanes. 2009).
Jika ingin lebih memperbesar lagi ukuran bayangan yang terbentuk di
retina. Kita membutuhkan suatu alat yang dinamakan lup atau kaca pembesar.
Alat ini sangat sederhana yaitu hanya terdiri dari satu lensa positif atau lensa
cembung. Lensa inilah yang membentuk bayangan lebih besar sehingga mata
mendapat kesan melihat benda besar. Pengelihatan perbesaran bayangan
tersebut juga dipengaruhi oleh daya akomodasi mata yang dapat bersifat mata
berakomodasi maksimum dan mata tidak berakomodasi

Gambar 1.1 pembentukan bayangan pada mata


Gambar 1.1 a melukiskan bayangan yang dibentuk oleh lensa mata
telanjang. Bayangan kecil terbalik tersebut akan diterjemahkan oleh otak
sedemikian sehingga kita mendapat kesan melihat benda tegak yang besarnya
seukuran besar aslinya. Gambar 1.1 b melukiskan bayangan yang terbentuk di
retina dengan bantuan sebuah lup. Terlihat bahwa bayangan di retina lebih
besar, ini akan diinterpretasikan oleh otak sehingga kita mendapat kesan benda
tampak lebih besar dari ukuran aslinya. Benda diletakkan di fokus lup,
sehingga bayangan benda akan tampak di tak hingga. Mata normal dapat
melihat bayangan ini secara tajam tanpa akomodasi. Sedangkan pada Gambar
1.1 c, benda diletakkan antara focus dan pusat optik lup. Bayangan yang
dibentuk lup adalah maya, tegak, dan diperbesar. Jika bayangan ini jatuh di
titik dekat mata (25 cm), mata normal dapat melihat bayangan secara tajam
dengan berakomodasi maksimum. Jika bayangan ini jatuh diantara titik dekat
dan titik jauh mata, bayangan akan tampak kabur. Karena itu orang yang
menggunakan lup harus meletakkan benda antara titik fokus lup dengan pusat
optik lup dan tidak terlalu dekat dengan pusat optik.
Ketika seseorang melihat dengan bantuan lup, mata orang tersebut
dapat berakomodasi maksimum, atau tidak berakomodasi.
1. Mata berakomodasi maksimum
Gambar 1.2. bayangan mata berakomodasi
Bayangan yang dibentuk lensa harus terletak pada titik dekatnya.
Karena titik dekat diukur dari mata, maka : -S’ + d = Sp.
Rumus perbesaran lup menjadi :

2. Mata Tidak Berakomodasi

Gambar 1.3. bayangan pada mata tidak berakomodasi


Biasanya orang melihat melalui lup tanpa berakomodasi untuk
mencegah kelelahan pada mata. Bayangan yang dibentuk lensa harus
terletak pada titik jauh mata,
-S’ + d = x
Rumus perbesaran lup menjadi :

Jika menggunakan suatu skala pembanding dalam melihat skala yang


diamati dengan lup, rumus yang digunakan untuk mencari perbesaran
bayangan untuk mata berakomodasi maksimum dan tidak beramodasi berlaku
M = n2/n1
Dengan : Sp = jarak fokus pada mata normal = 25 cm
M = perbesaran bayangan
N1 = jumlah skala utama yang dapat diamati dengan lup
N2 = jumlah skala pembanding yang dapat diamati dengan lup

C. Alat dan Bahan


1. Bangku optik (2 set)
2. Lensa positif (1 keping dengan f = 5 cm)
3. Skala (2 keping)
3. Mistar (1 meter)
4. Lilin
5. Layar

D. Prosedur Percobaan
Gambar 2.1 susunan praktikum lup
Susunan alat akan tampak seperti pada gambar 2.1. dengan meletakkan
alat diatas mistar posisinya dari kiri ke kanan atau kanan ke kiri : lup (lensa
positif/lensa cembung) dan skala utama (A’) dan diluar mistar yaitu skala
pembanding (B) dengan Layar putih (A) sebagai penentu titik fokus.
Pertama menentukan titik fokus pada lensa lup dengan meletakkan
layar putih di depan lup dan melihat pantulan bayangan pemandangan di
depan lensa lup pada layar putih yang terlihat paling jelas. Jarak lensa dan
layar putih itulah merupakan focus bayangan benda
Kemudian untuk mata berakomodasi, menggeser jarak skala utama
(A’/SA) semakin menjauhi lup disetiap percobaan diawali lokasi pertama skala
utama di titik focus 1 (f=5 cm). jarak skala pembanding (B/S’A) ditetapkan 25
cm dari lup sebagai Sn atau jarak focus bayangan benda yang ditangkap oleh
mata normal. Percobaan dilakukan 4 kali dengan mengamati secara bersamaan
oleh mata kanan dan kiri jumlah skala pembanding dan jumlah skala utama
yang sejajar yang terlihat, catat hasilnya dalam tabel
Selanjutnya untuk mata tanpa berakomodasi , menetapkan jarak
skala utama (A’/SA) lebih kecil daripada fokus mata normal (25 cm) dari lup
dan menggeser skala pembanding (B/S’A) semakin menjauhi lup disetiap
percobaan lebih jauh dari fokus mata normal (25 cm). percobaan dilakukan 4
kali, amati skala seperti mata berakomodasi dan catat hasilnya dalam tabel.
Yang terakhir, menghitung perbesaran bayangan benda yang dibentuk
oleh lensa dengan rumus M = N2/N1
E. Data Pengamatan
Tabel 1.1 Data hasil pengamatan skala pembanding dan skala utama
Percobaan Berakomodasi Maksimum Tanpa Berakomodasi
ke SA S’A N1 N2 SA S’A N1 N2
(cm) (cm) (skala (skala) (cm) (cm) (skala (skala)
) )
1 5 25 5 10 20 27 5 11
2 10 25 5 10 20 29 5 11
3 15 25 5 10 20 31 5 11
4 20 25 5 10 20 33 5 11
Diperoleh perbesaran pada praktikum :
E. 1. Berakomodasi maksimum E.2 Tanpa berakomodasi
M1 = n2/n1 = 10/5 = 2 M1 = n2/n1 = 11/5 = 2,2
M2 = n2/n1 = 10/5 = 2 M2 = n2/n1 = 11/5 = 2,2
M3 = n2/n1 = 10/5 = 2 M3 = n2/n1 = 11/5 = 2,2
M4 = n2/n1 = 10/5 = 2 M4 = n2/n1 = 11/5 = 2,2
Dengan :
Nst mistar = 0,1 cm ; ∆SA = ∆S′A = 1/ 2 , nst mistar = 1/ 2 x 0,1 = 0,05 cm
S' A ∂
γ= Sγ=
SA ∂ s' A
2 2
Δγ 2 Δγ 2
Sγ= (
√ × × Δ S' A) +(
ΔS' A 3
2
× × Δ SA)
Δ SA 3
2
1 2 S' A 2
Sγ= (
√ × × Δ S ' A) +(
SA 3 ( sA) 3
2
× × Δ SA)

F. Analisis Data
F.1 Mata berakomodasi Maksimum
A. Menentukan perbesaran lup nerdasarkan perhitungan teoritis

25 25
γ= +1= +1=5+1=6 kali .
f 5

B. Menentukan perbesaran Lup berdasarkan data SA dan S’A


Data 1 :
S ' A 25
γ= = =5 , 0000 kali.
SA 5
2 2
1 2 S' A 2
Sγ= (
√ × × Δ S ' A) +(
SA 3 ( sA) 3
2
× × Δ SA)

2 2
1 2 25 2

¿ ( × ×0,05) +( 2 × × 0,05)
5 3 ( 5) 3

¿ √(0,0067)2 +(0,3333)2
¿ 0,3334 kali

R alat Relatif = ×100 %
γ

0,3334
¿ ×100 %
5 ,0000

¿ 6,6 673 %

Jadi, nilai γ 1 adalah (5,0000 ± 0,3334) dengan ralat relative


6,6673%

Data 2 :

S ' A 25
γ= = =2,5 000 kali.
SA 10

2 2
1 2 S'A 2
Sγ= (

S' A 3
'
× × Δ S A) +(
( sA) 3
2
× × Δ SA)

2 2
1 2 25 2

¿ ( × × 0,05) +(
10 3
×
( 10 )2 3
× 0,05)

¿ √(0,0033)2 +( 0,0083)2
¿ 0,0089

R alat Relatif = ×100 %
γ
0 , 0089
¿ ×100 %
2,5
¿ 0,3572 %

Jadi, nilai γ 2 adalah (2,500 ± 0,0089) dengan ralat relative


0,3572%

Data 3 :
S ' A 25
γ= = =1,6667 kali.
SA 15

2 2
1 2 S' A 2
Sγ= (
√ × × Δ S ' A) +(
SA 3 ( sA) 3
2
× × Δ SA)

2 2
1 2 25 2

¿ ( × × 0,05) +( 2 × × 0,05)
15 3 15 3

¿ √(0,0022)2+(0,0037)2
¿ 0,0043


Ralat Relatif = ×100 %
γ

0,0043
¿ ×100 %
1,6667

¿ 0,2580 %

Jadi, nilai γ 3 adalah (1,6667 ± 0,0 043) dengan ralat relative


0,2580%

Data 4 :

S ' A 25
γ= = =1,2500 kali.
SA 20

2 2
1 2 S' A 2
Sγ= (
√ '
× × Δ S A) +(
SA 3
× × Δ SA)
( sA)2 3
2 2
1 2 25 2

¿ ( × ×0,05) +(
20 3
×
( 20 )2 3
× 0,05)

¿ √(0,0017)2 +( 0,0021)2
¿ 0,0027


R alat Relatif = ×100 %
γ

0,0027
¿ ×100 %
1,2500
¿ 0,2134 %
Jadi, nilai γ 4adalah (1,2500 ± 0,0027) dengan ralat relative
0,2134%

Dari keempat data diatas, diperoleh perbesaran rata-rata Lup ketika


mata berakomodasi maksimum adalah:
γ́

γ
Σ( )
( sγ )2 44,9820+ 31561+ 90140+171467 293.212,982
¿ = = =1,4380 kali
1 8,9964 0+12624 +54083+137174 203889,996
Σ( 2
)
( sγ )
2
)2 ( )2 2


´ ¿ Σ ( γ −γ́ ) = (3,562)²+ 1,062 + 0,2287 +(−0,188) =1,1586
n ( n−1 )
(
4 ( 4−1 )

s γ́
R alat Relatif = ×100 %
γ

1,1586
¿ ×100 %
1,4380

¿ 0,8057 %

Jadi, nilai γ́ adalah (1,4380 ±1,1586) dengan ralat relative 0,8057%

F.2 Mata Tanpa Berakomodasi

a. Menentukan perbesaran dengan perhitungan teoritis


25
γ= =5 kali .
5
b. Menentukan perbesaran Lup berdasarkan data
Data 1 :
S ' A 27
γ= = =1,3500 kali.
SA 20
2 2
1 2 S' A 2
Sγ= (
√ × × Δ S ' A) +(
SA 3 ( sA) 3
2
× × Δ SA)

2 2
1 2 27 2

¿ ( × ×0,05) +(
20 3
× × 0,05)
( 20 )2 3

¿ √ 0,00000256+0 , 00000576
¿ 0,0024

 Ralat Relatif = ×100 %
γ
0,0024
¿ × 100 %
1,3500
¿ 0,1778 %

Jadi, nilai γ 1 adalah (1 , 3500± 0,00 24) dengan ralat relative 0,1778%

Data 2 :
S ' A 29
γ= = =1,4500 kali.
SA 20
2 2
1 2 S' A 2
Sγ= (
√ × × Δ S ' A) +(
SA 3
×
( sA)2 3
× Δ SA)

2 2
1 2 29 2
¿ (
√ × ×0,05) +(
20 3
×
( 20 )2 3
× 0,05)

¿ √ 0,00000256+0,00000584
¿ 0,0029

 Ralat Relatif = ×100 %
γ
0,0029
¿ ×100 %
1,4500
¿ 0,1999 %

Jadi, nilai γ 2 adalah (1,4500 ± 0,0029) dengan ralat relative 0,1999%

Data 3 :
S ' A 31
γ= = =1,5500 kali.
SA 20
2 2
1 2 S' A 2
Sγ= (
√ × × Δ S ' A) +(
SA 3 ( sA) 3
2
× × Δ SA)

2 2
1 2 31 2
¿ (
√ × ×0,05) +(
20 3
×
( 20 )2 3
× 0,05)

¿ √ 0,00000256+0,00000667
¿ 0,0031

 Ralat Relatif = ×100 %
γ
0,0031
¿ ×100 %
1,5500
¿ 0,1959 %

Jadi, nilai γ 3 adalah (0,8 ± 0,000273) dengan ralat relative 0,1959 %

Data 4 :
S ' A 33
γ= = =1,6500 kali.
SA 20
2 2
1 2 S' A 2
Sγ= (
√ × × Δ S ' A) +(
SA 3 ( sA) 3
2
× × Δ SA)

2 2
1 2 33 2

¿ ( × ×0,05) +(
20 3
× × 0,05)
( 20 )2 3

¿ √ 0,00000256+0,00000756
¿ 0,0032

 Ralat Relatif = ×100 %
γ
0,0032
¿ ×100 %
1,6500
¿ 0,1939 %

Jadi, nilai γ 1 adalah (1,6500 ± 0,0032) dengan ralat relative 0,1939%

Dari keempat data diatas, diperoleh perbesaran rata-rata Lup ketika


mata tidak berakomodasi maksimum adalah:

γ
Σ( )
( sγ )2 234.375+172.413+161.290+161.132 729.210
γ́ ¿ = = =1,4754 kali
1 173.611+118.906 +104.058+97.656 494231
Σ( 2
)
( sγ )

2


´ ¿ Σ ( γ −γ́ ) = 0,0157+0,0006+0,0056+ 0,0305 =0,0044
n ( n−1 ) 4 (4−1)


 Ralat Relatif = ×100 %
γ
0,0044
¿ × 100 %
1,4754
¿ 0,4209 %

Jadi, nilai perbesaran lup adalah (1,4754± 0,0044) dengan ralat


relative 0,4209%

G. Pembahasan
Sifat bayangan yang dihasilkan pada lup/lensa cembung/ lensa positif
adalah maya, tegak dan diperbesar.

Bayangan yang bersifat diperbesar terlihat dengan jumlah skala yang


dapat dilihat di skala utama yang lebih sedikit daripada yang dapat terlihat di
skala pembanding. Hal ini dikarenakan luas permukaan pada skala utama yang
dilihat melalui lup lebih diperbesar/lebih sedikit daripada luas permukaan pada
skala pembanding yang tidak dilihat melalui lup.

Bayangan yang bersifat maya karena refleksi objek atau benda yang
terlihat dalam praktikum kali ini adalah skala merupakan sinar bayangan yang
telah dipantulkan

Bayangan bersifat tegak karena posisi bayangan benda yang terlihat


merupakan posisi bayangan benda yang ada, tidak berubah posisi seperti
terbalik.

Hal ini dapat dijelaskan berdasarkan kondisi pada lensa cembung yaitu

1. Sinar istimewa pada lensa cembung


Gambar 3.1 sinar istimewa pada lensa cembung

1. Sinar datang yang sejajar sumbu utama dibiaskan melalui fokus


utama F2 (sinar 1)
2. Sinar datang melalui pusat optik akan diteruskan tanpa dibelokkan
(sinar 2)
3. Sinar yang menuju fokus utama F1 akan dibiaskan sejajar sumbu
utama (sinar 3)

2. Beberapa sifat bayangan pada lensa cembung

Sifat bayangan pada lensa cembung dipengaruhi oleh posisi


diletakannya suatu benda pada lensa cembung, dalam laporan kali ini
dibahas sifat bayangan yang berpengaruh terhadap praktikum sesuai
dengan prosedur praktikum

A. Jika benda di antara F2 sampai dengan ~

Maka bayangan A′B′, bersifat: nyata, terbalik, diperkecil.

B. Benda terletak di fokus di (F)

Benda terletak di fokus di (F) Benda di fokus (s = f), bayangan


yang mudah diamati adalah: maya, tegak, diperbesar.
C. Benda terletak di 2 F (s = 2f)
Benda terletak di 2 F (s = 2f) Bayangan nyata, terbalik, sama
besar

Dari ketiga lukisan tersebut:

Jika s = f bayangan tegak, maya, diperbesar


Jika s = 2 f, bayangan terbalik, nyata, sama besar

Jika s > 2f, bayangan nyata, terbalik, diperkecil


Bayangan diperbesar |s′| > s, bayangan diperkecil jika |s′| < s.

Pada praktikum yang telah dilakukan saat mata berakomodasi dan


tanpa berakomodasi jarak skala utama yang diamati dari lensa selalu terletak
di titik fokus yaitu di titik fokus (F), 2f dan diantara 2f sampai dengan ~ oleh
karena itu perbesaran yang terjadi selama praktikum adalah konstan. Karena
saat di f=5 diperbesar, lalu di f=10 sama besar dan di f=15 dan f=20 diperkecil

Rumus yang digunakan dalam percobaan ini untuk perbesaran


bayangan benda adalah M = n2/n1 berdasarkan skala sejajar yang dapat
diamati secara bersamaan yaitu skala utama dan skala pembanding

Bila dibandingkan hasil menggunakan rumus tersebut (data pengamatan) dan


rumus :

1. Perbesaran bayangan benda pada mata berakomodasi maksimum M =25/f


+1

2. Perbesaran bayangan benda pada mata tanpa berakomodasi M = 25/f

Dengan f (fokus) lensa cembung/lensa positif lup = 5 cm

Maka didapatkan hasil :

1. Mata berakomodasi maksimum

M = 25/f + 1 = 25/5 + 1 = 6

2. Mata tanpa berakomodasi

M = 25/f = 25/5 = 5

Hasil tersebut menunjukkan terdapat perbedaan antara perbesaran


bayangan benda yang dihitung menggunakan rumus M = n2/n1 dan rumus
diatas. Bila kita melihat ulang, diketahui bahwa fokus pembentukan bayangan
melalui lensa merupakan 5 cm yang digunakan sebagai acuan meletakkan
skala utama dan skala pembanding. tanpa mengetahui fokus lensa, kita tidak
dapat meletakkan skala utama dan skala pembanding, karena dalam mata tidak
berakomodasi dan berakomodasi terdapat ketentuan peletakkan skala di titik
fokus pembentukan bayangan lensa

Dalam prosedur praktikum tidak disebutkan untuk mengecek fokus


terlebih dahulu dan menetapkan bahwa fokusnya adalah 5 cm. namun, saat
dilakukan pengukuran fokus menggunakan lilin dan layar. Dengan posisi
berurutan dalam mistar : layar, lensa, lilin. Diketahui bahwa bayangan lilin
yang dapat terlihat jelas ada pada jarak 20 cm dari lensa. Perbedaan pada
fokus ini dapat mempengaruhi perbesaran, karena dengan fokus yang berbeda
dapat menghasilkan perbesaran yang berbeda pula

Misalnya apabila kita menggunakan acuan bahwa f = 20 cm maka tabel data


akan berubah karena dipengaruhi oleh peletakkan benda saaat beakomodasi
maksimum SA menjadi :

Percobaan Berakomodasi Maksimum Tanpa Berakomodasi


ke SA S’A N1 N2 SA S’A N1 N2
(cm) (cm) (skala (skala) (cm) (cm) (skala (skala)
) )
1 20 25 20 27
2 25 25 20 29
3 30 25 20 31
4 35 25 20 33
Dan didapatkan perbesaran bayangan benda dengan rumus teoritis

1. Pada mata berakomodasi maksimum M = 25/f + 1 = 25/20 + 1 = 2,25

2. Pada mata tanpa berakomodasi M = 25/f = 25/20 = 1,25

Rumus teoritis tersebut menyebutkan bahwa perbesaran bayangan benda yang


dibentuk adalah 1,25 dan 2,25 yang hasilnya mendekati apabila dihitung
menggunakan rumus praktikum M = n1/n2 yaitu (1,4380 ±1,1586) dengan
ralat relative 0,8057% dan (1,4754± 0,0044) dengan ralat relative 0,4209% .
perbedaan hasil tersebut dapat dipengaruhi oleh mata pengamat saat
mengamati objek.
H. Kesimpulan

 Prinsip bekerjanya lup/lensa cembung/lensa positif adalah berdasarkan


peristiwa pembiasan oleh lensa tersebut yang memiliki sifat berupa 3
sinar istimewa lensa yaitu sinar datang yang sejajar sumbu utama
dibiaskan melalui fokus utama F2, sinar datang melalui pusat optik
akan diteruskan tanpa dibelokkan, sinar yang menuju fokus utama F1
akan dibiaskan sejajar sumbu utama (sinar 3)

Serta sifat pembentukan bayangan pada lensa :

Jika s = f bayangan tegak, maya, diperbesar


Jika s = 2 f, bayangan terbalik, nyata, sama besar
Jika s > 2f, bayangan nyata, terbalik, diperkecil
Bayangan diperbesar |s′| > s, bayangan diperkecil jika |s′| < s.

Perbesaran yang ditunjukkan lensa adalah perbesaran sudut pandangan.


Yaitu perbesaran dengan mata tanpa berakomodasi (M=25/f + 1) dan
perbesaran dengan mata berakomodasi (M=25/f)

 Untuk menentukan posisi sejajar letak bayangan benda (skala


utama/n1) dengan skala pembanding benda (n2) harus dilihat secara
bersamaan dengan masing masing mata mengamati dan
membandingkan jumlah yang terlihat pada masing masing skala.
diperoleh data perbandingan n1 : n2 Pada mata berakomodasi
maksimum percobaan pertama – percobaan keempat = 1 : 2 dan pada
mata tanpa berakomodasi percobaan pertama - percobaan keempat =
5 : 11
 Dalam menerapkan prinsip mata berakomodasi maksimum, letak skala
utama dari lensa diawali di titik fokus pertama kemudian titik fokus
kedua dan seterusnya. Serta letak skala pembanding dikondisikan
untuk fokus mata normal (f=25 cm)
 Dalam Menerapkan prinsip mata tidak berakomodasi letak skala utama
di bawah fokus mata normal (f=25 cm), serta letak skala pembanding
diatas fokus mata normal (S’A > 25 cm)

I. Daftar Rujukan

Abdullah, Mikrajuddin. 2017. Fisika Dasar II.

Indrajit, Dudi. 2007. Mudah dan Aktif Belajar Fisika. Bandung: Setia Purna

Inves

Syahid, Bilal. 2019. Lensa Cembung : Pengertian, Jenis, Sifat, dan Sinar
Istimewa, (O n l i n e) , ( h t t p s : / / w w w . g u r u p e n d i d i k a n .
c o . I d /lensa-cembung/), diakses 30 September 2019.

Surya, Yohanes. 2009. Optika. Tangerang: Kandel


J. Lampiran

Anda mungkin juga menyukai