Anda di halaman 1dari 19

Critical Book Review

Disusun Oleh:

Egilljhon Manullang (2193210008)

Sastra Indonesia A 2019

Dosen Pengampu: Syuratty Astuti Rahayu Manalu, S.Pd., SH., MH.

PROGRAM STUDI S1 SASTRA INDONESIA


FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVESITAS NEGERI MEDAN
MARET 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan yang Maha Esa yang telah senantiasa memberkati dalam
menyelesaikan Critical Book Report (CBR), adapun tugas ini dikerjakan untuk memenuhi mata
kuliah Pendidikan Pancasila. Saya telah menyusun CBR ini dengan sebaik-baiknya tetapi
mungkin masih ada kekurangan-kekurangan untuk mencapai kesempurnaan. Saya selaku penulis
menerima berbagai kritik yang sifatnya membangun agar CBR ini menjadi lebih baik lagi.

Selanjutnya, saya berharap semoga CBR ini bisa memberikan manfaat serta menambah wawasan
bagi para pembaca. Semoga CBR ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sebelumnya saya mohon maaf apabila terdapat kesalahan dan kata-kata yang kurang berkenan.

Medan, 14 Maret 2021

Hormat saya
DAFTAR ISI
EXCECUTIVE SUMMARY.................................................................................................... 2
KATA PENGANTAR ............................................................................................................ 3
DAFTAR ISI ........................................................................................................................... 4
BAB I PENDAHULUAN
A. Rasionalisasi Pentingnya CBR............................................................ 5
B. Tujuan Penulisan CBR.......................................................................... 5
C. Manfaat Penulisan CBR........................................................................ 5
D. Identitas Buku ...................................................................................... 6
Buku Utama (Pertama ............................................................................................... 6
Buku Pembanding (Kedua) ...................................................................................... 6
BAB II RINGKASAN ISI BUKU
Isi Buku Pertama (Utama) ........................................................................................ 7
Isi Buku Pembanding (Kedua) ................................................................................. 9
BAB III PEMBAHASAN
Pembahasan Isi Buku ................................................................................................. 12
BAB IV PENUTUP
Kesimpulan ................................................................................................................... 14
Rekomendasi/Saran.................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................. 16
BAB I
PENDAHULUAN

A. Rasionalisasi Pentingnya CBR

Keterampilan membuat CBR pada penulis dapat menguji kemampuan dalam


meringkas dan menganalisi sebuah buku serta membandingkan buku yang
dianalisis dengan buku yang lain, mengenal dan memberi nilai serta mengkritik
sebuah karya tulis yang dianalisis.Seringkali kita bingung memilih buku referensi
untuk kita baca dan pahami, terkadang kita hanya memilih satu buku untuk dibaca
tetapi hasilnya masih belum memuaskan misalnya dari segi analisis bahasa dan
pembahasan, oleh karena itu penulis membuat CBR Pendidikan Pancasila ini untuk
mempermudah pembaca dalam memilih buku referensi terkhusus pada pokok
bahasa tentang Pendidikan Pancasila.

B. Tujuan Penulisan CBR


Mengkritisi atau membandingkan sebuah buku tentang Pendidikan Pancasila
serta membandingkan dengan dua buku yang berbeda dengan topik yang sama.
Yang dibandingkan dalam buku tersebut yaitu kelengkapan pembahasannya,
keterkaitan antar babnya, serta kelemahan dan kelebihan pada buku-buku yang
dianalisis.

C. Manfaat Penulisan CBR


Manfaat yang dapat disimpulkan pada hal diatas ialah :
Menambah wawasan pengetahuan tentang Pendidikan Pancasila dan lainnya.
Mempermudah pembaca mendapatkan inti dari sebuah buku yang telah di lengkapi
dengan ringkasan buku, pembahasan isi buku, serta kekurangan dan kelebihan
buku tersebut.
Melatih mahasiswa/i merumuskan serta mengambil kesimpulan-kesimpulan atas
buku-buku yang dianalisis tersebut.
D. Identitas Buku

Buku Utama
Judul : Paradigma Baru Pendidikan Pancasila
Penulis : Dr.Winarno, S.Pd., M.Si.
ISBN : 978-602-217-914-6
Penerbit : Bumi Aksara
Tahun Terbit : 2017
Urutan Cetakan : Cetakan Ke-3
Dimensi Buku : 14,5 x 20,5 cm
Tebal Buku : 212 Halaman

Buku Pembanding
Judul : Pendidikan Pancasila Di Perguruan Tinggi
Penulis : Drs. Syahrial Syarbaini.M.A.
ISBN : 979-450-379-7
Penerbit : Ghalia IndonesiaTahun Terbit : 2002
Urutan Cetakan : RevisiTebal Buku: 192 Halaman
BAB II
RINGKASAN BUKU

Ringkasan Isi Buku


BUKU UTAMA
BAB 1: PENGANTAR PENDIDIKAN PANCASILA

Pendidikan tentang Pancsila adalah pendidikan mengenai pengetahuan akan rumus


(pengertian) Pancasila, kedudukan dan fungsinya bagi kehidupan bernegara. Pancasila adalah
pendidikan ber-Pancasila, yakni membelajarkan isi daripada Pancasila itu sendiri. Isi Pancasila
adalah nilai-nilai yang kemudian dijabarkan kedalam norma sosial dan hukum bernegara.
Pancasila sebagai dasar filsafat negara Indonesia memiliki 3 implikasi, yakni implikasi etis,
yuridis dan politis bagi kehidupan bernegara.Implikasi etis adalah menjadikan Pancasila sebagai
sumber norma etik bernegara. Implikasi yuridis adalah menjadikan Pancasila sebagai sumber
hukum negara. Implikasi politis adalah menjadikan Pancasila sebagai ideologi nasional.Karakter
bangsa adalah berdasar nilai-nilai Pancasila, maka Pancasila jelas menjadi sumber bagi
pendidikan karakter di Indonesia. Nilai-nilai Pancasila juga menjadi tujuan dari pembangunan
karakter bangsa. Pancasila merupakan landasan utama pendidikan karakter bangsa. Sebagai
landasan, Pancasila merupakan rujukan, acuan, dan sekaligus tujuan dalam pembangunan
karakter bangsa. Dalam konteks yang bersifat substansial, pembangunan karakter bangsa
memiliki makna membangun manusia bangsa Indonesia yang berakarakter Pancasila.Pancasila
menjadi dasar negara, maka ada kewajiban bagi seluruh masyarakat Indonesia untuk memahami,
menerima, mengamalkan, dan mengamankan Pancasila. Salah satu upaya untuk itu, Pancasila
harus disebarluaskan melalui pendidikan Pancasila itu sendiri. Pancasila yang ditetapkan sebagai
filsafat negara Indonesia, nilai-nilainya merupakan nilai nilai yang telah lama hidup dan
dinamakan oleh bangsa Indonesia. Nilai-nilai Pancasila yang lima itu, secara sadar atau tidak
telah dimiliki oleh bangsa Indonesia sesuai dengan konteks latar belakang suku dan
budayanya.Pendidikan Pancasilasecara filosofis sangatlah logis dan strategis sebagai landasan
untuk mengkaji, mengembangkan, melaksanakan, dan mengamankan nilai-nilai filosofis bangsa.
Dengan demikian, nilai-nilai Pancasila yang bersifat abstrak akan lebih memiliki peluang untuk
dikonkretkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara Indonesia. Konkretusasu dari nilai-nilai
Pancasila tersebut nantinya akan berwujud norma etik dan norma hukum bernegara.Mata kuliah
Pancasila adalah pendidikan untuk memberikan pemahaman dan penghayatan kepada mahasiswa
mengenai ideology bangsa Indonesia. Dengan mengacu pada ketentuan perundangan tersebut
maka pendidikan Pancasila memiliki pembenaran secara yuridis dan menjadi hal yang wajib
diberikan di perguruan tinggi.

Bab 2: PANCASILA DALAM KAJIAN SEJARAH BANGSA

Pancasila sebagai ideology kebangsaan adalah status ketika para pendiri bangsa tenga
mencari, memperjuangkan, dna berusaha merumuskan ideology apa yang kiranya tepat untuk
Indonesia merdeka di kemudian hari. Proses sejarah itu dimulai ketika bangsa Indonesia hanyak
menyiapkan kemerdekaan yang diawali dengan pembentukan Badan Penyelidik Usaha-Usaha
Persiapan Kemerdekaan (BPUPK)Dengan selesainya sidang kedua dan dihasilkannya rumusan-
rumusan tersebut maka berakhilah BPUPK sebagai badan penyelidik persiapan kemerdekaan
Indonesia. Badan ini kemudian dibubarkan dan sebagai kelanjutannnya dibentuklah badan baru
yang bertugas menyiapkan kemerdekaan Indonesia, yakni Panitia Persiapan Kemerdekaan
Indonesia (PPKI). PPKI didirikan pada tanggal 12 Agustus 1945.Periode Orde Lama
berlangsung antara tahun 1959-1966, yakni saat kepemimpinan Presiden Soekarno, yang ditandai
dengan berlakunya kembali UUD 1945 melalui Dekrit Presiden 5 Juli 1959. Periode ini juga
dapat disebut masa Demokrasi Terpimpin. Pada masa itu pula, Ir. Soekarno berhasil membawa
Pancasila dikenal ke dunia melali pidatonya di hadapan Sidang Umum PBB tahun 1960 Orde
baru adalah masa pemerintahan Presiden Soeharto antara thaun 1966-1998. Pemerintahan orde
baru ditandai pada saat Jenderal Soerharto diberi kewenangan oleh Presiden Soerkarno waktu itu
untuk mengendalikan keadaan, memulihkan keamanan dna ketertiban dalam negara setelah
terjadinya Pemberontakan G 30 S/PKI. Kewenangan itu didasarkan pada Surat Perintah 11 Maret
1996.Era reformasi tahun 1998, lahir dengan semangat menghauskan pengalamanpengalaman
buruk penyelenggaraan bernegara yang dilakukan oleh Orde Baru dan melakukan reformasi atas
penyelanggaraan pemerintahan. Di awal reformasi, Pancasila telah dilupakan banyak orang.
Setidaknya hal ini diakui oleh matan Presiden BJ Habibie dalam pidato Peringatan Hari Lahir
Pancsila 1 Juni 2011.

Bab 3: PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA

Berdasarkan pengertian dapat dinyatakan Pancasila sebagai dasar falsafah negara. Dalam
hal ini, Pancasila digunakan sebagai dasar mengatur pemerintahan negara. Dengan kata lain,
Pancasila digunakan sebagai dasar untuk mengatur penyelenggaraan negara. Pancasila sebagai
dasar negara memiliki konsekuensi dijabarkannya nilai-nilai Pancasila menjadi norma hukum di
Indonesia. Dengan kata lain, Pancasila sebagai dasar negar berimplikasi menjadi Pancasila
sebagai sumber hukum di Indonesia.Kedudukan Pembukaan UUD 1945 adalah sebagai
berikut:1. Merupakan tertib hukum tertinggi2. Sebagai pernyataan kemerdekaan yang
terperinciJadi, pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 adalah pernyataan kemerdekaan
Republik Indonesia yang terperinci dari naskah proklamasi bangsa Indonesia.

Bab 4: PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NASIONAL

Ideologi yang pada mulanya adalah gagasan dan cita-cita berkembang secara luas
menjadi suatu paham mengenai seperangkat nilai atau pemikiran yang dipegang oleh seorang
atau sekelompok orang untuk menjadi pegangan hidup. Pancasila sebagai ideologi persatuan
berfungsi mempersatukan rakyat yang majemuk menjadi bangsa yang berkepribadian dan
percaya pada diri sendiri. Pancasila sebagai ideology pembangunan memberikan legitimasi
kekuasaan untuk melaksanakan pembangunan nasional. Timbulnya kesadaran dalam masyarakat
bahwa hidup perekonomian perlu di tangani dengan segera.mengisi kemerdekaan berarti
membangun bangsa dan pembangunan bangsa berarti memerangi kemiskinaan yang menjadi
beban penderitaan rakyat sejak lama. Sebagai ideology terbuka, Pancasila perlu menjabarkan
nilainilai dasarnya melalui interpretasi dan reintepretasi yang kritis sehingga menjadikannya
makin operasional. Pancasila menjadi ideology yang dinamis.

Bab 5: PANCASILA SEBAGAI FILSAFAT

Para pendiri bangsa telah memberikan warisan berharga berupan renungan folosofis
tentang nilai atau prinsip-prinsip yang terkandung dalam Pancasila. Soekarno sebagai orang
pertama uang memperkenealkan Pancsila telah menjelaskan isi atau substansi tiap sila Pancasila.
Moh.Hatta atau dikenal dengan Bung Hatta, juga memberikan penjelasanpenjelasan tentang isi
dari kelima sila Pancasila. Pemikiran filosofis perihal Pancasila tidak hanya dijelaskan oleh para
pendiri negara. Para ahli Pancasila sesudahnya, juga banyak memberikan sumbagan pemikiran
filosofis perihal Pancasila.Loyalitas terkecil yang mengelilingi manusia adalah keluarga sebagai
loyalitas tingkat kedua. Keluarga selanjutnya melakukan kewajiban member pada lingkungan
dimana ia berada, yakni lingkungan suku bangsa sebagai tingkat loyalitas ketiga. Suku bangsa
sebagai totalitas melaksanakan kewajiban member pada lingkungan dimana ia berada yakni
bangsa. Loyalitas pada bangsa inilah sebagai loyalitas tingkat keempat yang dalam Pancasila
dirumuskan sebagai Persatuan Indonesia.Etika kehidupan berbangsa meliputi sebagai berikut: 1.
Etika sosial dan budaya 2. Etika pemerintahan dan politik 3. Etika ekonomi dan bisnis 4. Etika
penegakan hukum 5. Etika keilmuan 6. Etika lingkungan.

Oleh karena itu, dalam kehidupan bernegara, kita membutuhkan tidak hnya sistem hukum, tetapi
juga sistem etik. Jadi, yang harus kita kembangkan sekarang ini adalah sistem hukum sekaligus
sistem etika.

Bab 6: PANCASILA SEBAGAI ETIKA

Kata etika yang secara etimologis berasal dari kata Yunani “ethos”,secara harfiah berarti
adat kebiasaan, watak atau kelakukan manusia. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, etika
diartikan sebagai ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban
moral (akhlak).Etika sebagai filsafat moral adalah salah satu cabang ilmu filsafat yang secara
khusus mengkaji perilaku manusia dari segi baik-buruknya atau benar-salahnya. Etika umum
adalah etika yang menyajikan beberapa pengertian dasar dan mengkaji beberapa permasalahan
pokok dalam filsafat moral. Sedangkan etika khusus adalah etika yang membahas beberapa
permasalahan moral dalam bidang-bidang khusus. Etika atau filsafat moral dibedakan menjadi 3
yakni, (a) etika deskriptif, (b) etika normatif, (c) etika metaetika. Selain macammacam etika,
juga dikenal berbagai aliran dalam filsafat moral yang meliputi etika keutamaan, etika
deontologist dan etika teleology.Gagasan tentang etika Pancasila pada hakikatnya berkaitna
dengan kedudukan Pancasila sebagai filsafat negara. Pancasila sebagai dasar filsafat negara
sebagaimana termuat dalam Pembukaan UUD 1945 memiliki implikasi etis, yakni sebagai
sumber norma etik. Etika Pancasila bersumber dari pemikiran mendalam terhadap nilai-nilai
dasar Pancasila. Etika merupakan norma-norma yang dianut oleh kelompok, golongan atau
masyarakat tertentu mengenai perilaku yang baik dan buruk. Lebih dari itu, etika adalah refleksi
kritis dan rasional mengenai norma-norma yang terwujud dalam perilaku hidup manusia, baik
secara pribadi atau kelompok. Setiap profesi menggunakan sistem etika terutama untuk
menyediakan struktur yang mampu menciptakan disiplin tata kerja dan menyediakan garis batas
tata nilai yang dapat dijadikan pedoman para professional untuk menyelesaikan dilemma etika
yang dihadapi saat menjalankan profesinya sehari-hari.Sistem etika bagi professional
dirumuskan secara konkret dalam suatu kode etik profesi yang secara harafiah berarti etika yang
ditulis. Kode etik ibarat kompas yang memberikan atau menunjukkan arah bagi suatu profesi dan
sekaligus menjamin mutu moral profesiitu dalam masyarakat. Tujuan kode etik ini adalah
menjunjung tinggi martabat profesi atau seperangkat kaidah perilaku sebagai pedoman yang
harus dipatuhi dalam mengemban suatu profesi.

Bab 7: PANCASILA SEBAGAI DASAR PENGEMBANGAN ILMU

Membahas potensi Pancasila sebagai nilai dasar pengembangan ilmu di Indonesia berarti
membicarakan kemungkinan kontekstualisasi atau aktualisasi Pancasila dalam bidang keilmuan.
Pancasila sebagai dasar negara dna ideology nasional memang memiliki implikasi etis, yuridis,
maupun politis untuk diaktulisasikan, dikontekstualisasikan atau diimplementasikan dalam
kehidupan bernegar Pengetahuan itu berbeda dengan ilmu, sedangkan istilah ilmu pengetahuan
merupakan terjemahan dariilmu itu sendiri. Setiap ilmu adalah pengetahuan, tetapi tidak setiap
pengetahuan adalah ilmu.Pengetahuan adalah apa yang diketahui oleh manusia atau hasil
pekerjaan manusia menjadi tahu. Pengetahuan itu merupakan milik atau isi pikiran manusia yang
merupakan hasil dari proses usaha manusia untuk tahu. Ilmu berada setingkat diata pengetahuan.
Ilmu adalah pengethauan yang tersusun secara sistematis dan bersiaft ilmiah.ilmu bukan sekadar
pengthauan, tetapi merangkum sekumpulan pengetahuan berdasarkan teori-teori yang disepakati
dan didapatkan secara sistematik diuji dengan seperangkat metode yang diakui dalam bidang
ilmu tertentu.Ada beberapa persyaratan pengetahuan dapat meningkat menjadi ilmu. Sifat ilmiah
sebagai persyaratan ilmu banyak terpengaruh paradigm ilmu-ilmu alam yang telah ada lebih
dahulu.

Persyaratan itu adalah sebagai berikut:a. Objektifb. Metodisc. Sistematisd.


UniversalIstilah ontology berasal dari bahasa Yunani, yang terdiri atas dua kata, yaitu ontos
berarti ada, dan logos berarti ilmu pengetahuan atau ajaran. Maka ontology adalah ilmu
pengetahuan atau ajaran tentang keberadaan. Epistemology berdasarkan akar katanya berasal
dari kata episteme (pengetahuan) dan logos (ilmu yang sistematis, teori). Secara temilogi,
epistemology adalah teori atau ilmu pengetahuan tentang metode dan dasar-dasar pengetahuan,
khususnya yang berhubungan dengan batas-batas pengetahuan dan validitas atau sah berlakunya
pengetahuan itu. Aksiologi adalah ilmu yang membicarakan tentang tujuan ilmu pengetahuan itu
sendiri. Jadi, aksiologi merupakan ilmu yang mempelajari hakikat dan manfaat yang sebenarnya
dari pengetahuan.Pancasila sebagai dasar falsafah negara Indonesia memiliki implikasi etis,
yuridis, dan politis bagi kehidupan berbangsa dan bernegara. Pancasila sebagai paradigm ilmu
pengetahuan adalah aktualisasi Pancasila di bidang keilmuan selain sebagai panduan etik
pengembangan ilmu. Menurut KBBI, istilah paradigm berarti daftar semua bentukan dari sebuah
kata yang memperlihatkan konjugasi dan deklinasi kata tersebut; model dalam teori ilmu
pengetahuan’ kerangka berpikir. Paradigma secara etimologis diartikan sebagai model teori ilmu
pengetahuan atau kerangka berpikir.secara terminology diartikan sebagai pandangan mendasar
para ilmuan tentang apa yang menjadi pokok persoalan yang senantiasa dipelajari oleh satu
cabang ilmu pengetahuan.

BUKU PEMBANDING
BAB 1 : LANDASAN DAN TUJAN PENDIDIKAN PANCASILA
Pancasila telah digunakan sebagai alat untuk memaksa rakyat setia kepada pemerintah
yang berkuasa dengan menempatkan Pancasila sebagai satu-satunya asa dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Oleh sebab itu,MPR melalui Sidang Istimewa tahun
1998 dengan Tap. No. XVIII/MPR/1998 tentang Pencabutan Pedoman Penghayatan dan
Pengamalan Pancasila (P4) dan menetapkan Pancasila sebagai dasar negara. Pancasila
sebagaimana dimaksud dalam Pembukaan UUD 1945 adalah dasar negara dari negara kesatuan
Republik Indonesia harus dilaksanaka secara konsisten dalam kehidupan bernegara.Pada masa
orde lama, Pancasila ditafsirkan dengan nasionalis, agama, dan komunis (Nasakom) yang disebut
dengan Tri Sila, kemudian diperas lagi menjadi EKa Sila (gotong royong). Pada masa orde baru,
Pancasila harus dihayati dan diamalkan dengan berpedoman kepada butir-butir yang telah
ditetapkan oleh MPR melalui Tap. MPR No.II/MPR/1978 tentang P-4.Pandangan hidup bagi
suatu bangsa adalah sesuatu hal yang tidak dapt dipisahkan dengan kehidupan bangsa itu sendiri.
Bangsa tidak memilii pandangan hidup adalah bangsa yang tidak memiliki kepribadian dan jati
diri sehingga bangsa itu mudah terombang-ambing dari pengaruh yang berkembang dari luar
negerinya. Pancasila sebagai kepribadian dan jati diri bangsa Indonesia merupakan pencerminan
nilai-nilai yang telah lama tumbuh dalam kehidupan bangsa Indonesia.Undang-Undang No.2
Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional dipakai sebagai dasar penyelenggaraan
pendidikan tinggi, Pasal 39 ayat (2) menyebutkan bahwa isi kuriklum setiap jenis, jalur, dan
jenjang pendidikan wajib memuat: (a) Pendidikan Pancasila,(b)Pendidikan Agama, dan (c)
Pendidikan Kewarganegaraan.Pancasila sebagai dasar filsafat negara harus menjadi sumber bagi
segal tindakan parapenyelenggara negara, menjadi jiwa dari perundang-undangan yang berlaku
dalam kehidupan bernegara.Oleh karena itu, dalam menghadapi tantangan kehidupan bangsa
memasuki globalisasi, bangsa Indonesia harus tetap memiliki nilai-nilai, yaitu Pancasila sebagai
sumber nilai dalam pelaksanaan kenegaraan yang menjiwai pembangunan nasional dalam bidang
politik, ekonomi, sosial-budaya, dan pertahanan keamanan.Pendidikan Pancasila yang mencakup
unsur filsafat Pancasila di perguruan tinggi dengan kompetensinya bertujuan menguasai
kemampuan berpikir, bersikap rasional dan dinamis, berpandangan luas sebagai manusia
intelektual.Melalui pendidikan Pancasila, warga negara republik Indonesia diharpkan mampu
memahami, menganalisis, dan menjawab masalah-masalah yang dihadapi oleh masyarakat
bangsanya secara berkesinambungan dan konsisten dengan cita-cita dan tujuan nasional, seperti
yang digariskan dalm Pembukaan UUD 1945. Pada saatnya dapat menghayati filsafat dan
ideology Pancasila, sehingga menjiwai tingkah lakunya selaku warga negara Republik Indonesia
dalam melaksanakan profesinya.
Bab 2: PANCASILA EBAGAI FILSAFAT
Pancasila dapat digolongkan sebagai filsafat dalam arti produk, sebagai pandangan hidup,
dan filsafat dalam arti praktis. Hal ini bersifat filsafat Pancasila mempunyai fungsi dan peranan
sebagai pedoman dan pegangan dalam sikap,tingkah laku dan perbuatan dalam kehidupan sehari-
hari, dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara bagi bangsa Indonesia di mana
pun mereka berada.Pandangan hidup atau filsafat hidup seseorang adalah kristalisasi nilai-nilai
yang diyakini kebenarannya, ketetapan, dan manfaatnya. Hal itulah yang kemudian
menimbulkan tekad untuk mewujudkan dalam bentuk sikap, tingkah laku, dan perbuatan.Filsafat
merupakan kegiatan pemikirn yang tinggi dan murni (tidak terikat langsung dengan suatu objek),
yang mendalam, dan daya pikir subyek manusia dalam memahami segala sesuatu dalam mencari
kebenaran.Suatu sistem filsafat sedikitnya mengajarkan tentang sumber dan hakikat realitas,
filsafat hidup, dan tata nilai (etika), termasuk teori terjadinya pengetahuan manusia dan logika.
Sebaliknya, filsafat yang mengajarkan hanya sebagian kehidupan (sektoral, frakmentaris) tak
dapat disebut sistem filsafat, melainkan hanya ajaran filosofis seorang ahli filsafat. Filsafat
Pancasila dapat didefinisikan secara ringkas sebagai refleksi kritis dan rasional tentang Pancasila
sebagai dasar negara dan kenyataan budaya bangsa, dengan tujuan untuk mendapatkan pokok-
pokok pengertiannya secara mendasar dan menyeluruh.Ideologi Pancasila adalah keseluruhan
prinsip normatif yang berlaku bagi negara Republik Indonesia dan bangsa Indonesia secara
keseluruhan, namun filsafat Pancasila akan mengungkapkan konsep-konsep kebenaran yang
bukan saja ditujukan pada bangsa Indonesia, melainkan bagi manusia pada umumnya.Pancasila
adalah suatu pandangan hidup atau ideology yang mengatur hubugan manusia dengan Tuhan,
antarmanusia, manusia dengan masyarakat atau bangsanya, dan manusia dengan alam
lingkungannya.
Bab 3: PANCASILA SEBAGAI ETIKA POLITIK
Etika politik yaitu yang membahas hukum dan kekuasaan. Fungsi etika politik dalam
masyarakat terbatas pada penyediaan alat-alat teoretis untuk mempertanyakan serta menjelaskna
legitimasi politik secara bertanggung jawab. Tugas etika politik membantu agar pembahasan
masalah-masalah ideologis dapat dijalankan secara obyektif. Suatu keputusan bersifat politis
apabila diambil dengan memperhatikan kepentingan masyarakat secara keseluruhan. Prinsip-
prinsip etika politik yang menjadi titik acuan orientasi moral bagi suatau negara adalah adanya
cita-cita the rule of law, partisipasi demokratis masyarakat, jaminan hak-hak asasi menurut
kekhasan paham kemanusiaan dan struktur sosial budaya masyarkaat masing-masing dan
keadilan sosial. Nilai adalah suatu yang berharga, berguna, indah, memperkaya batin, dan
menyadarkan manusia akan harkat dan martabatnya. Nilai bersumber pada budi yang berfungsi
mendorong dan mengarahkan sikap dan perilaku manusia. Nilai beroeran sebagai dasar pedoman
yang menentukan kehidupan manusia. Nilai berada dalam hati nurani,kata hati, dan pikiran
sebagai suatu keyakinan, dan kepercayaan yang bersumber dari berbagai sistem nilai.Moral
dapat berupa kesetiaan, kepatuhan terhadap nilai dan norma yang mengikat kehidupan
masyarakat, negara, dan bangsa. Sebagaimana nilai dan norma, moralpun dapat dibedakan
seperti moral ketuhanan atau agama, moral filsafat, moral etika, moral hukum, moral ilmu dan
sebagainya.Norma adalah petunjuk tingkah laku yang harus dijalankan dalam kehidupan sehari-
hari berdasarkan motivasi tertentu. Norma merupakan suatu kesadaran dan sikap luhur yang
dikehendaki oleh tata nilai untuk dipatuhi.Pancasila sebagai nilai dasar fundamental adalah
seperangkat nilai yang terpadu berkenaan dengan hidup bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara. Apabila kita memahami pokokpokok pikiran yang terkandung dalam Pembukaan
UUD 1945, pada hakikatnya adalah nilainilai Pancasila.
Bab 4: PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NASIONAL
Ideologi adalah gabungan dari dua kata majemuk idea dan logos, yang berasal dari
bahasa Yunani eidos dan logos. Secara sederhana ideology berarti suatu gagasan yang
berdasarkan pemikiran yang sedalam-dalamnya dan merupakan pemikiran filsafat.Dalam arti
luas ideology dipergunakan untuk sega;a kelompok cita-cita, nilai-nilai dasar, dan keyakinan-
keyakinan yang mau dijunjung tinggi sebagai pedoman normatif.Dalam arti sempit ideology
adalah gagasan atau teori yang menyeluruh tentang makna hidup dan nilai-nilai yang mau
menentukan dengan mutlak bagaimana manusia harus hidup dan bertindak.Pancasila sebagai
ideology nasional mengandung nilai-nilai budaya bangsa Indonesia, yaitu cara berpikir dan cara
kerja perjuangan. Pancasila perlu dipahami dengan latar belakang sejarah perjuangan bangsa
Indonesia. Sebagai dasar negara, Pancasila perlu dipahami dengan latar belakang konstitusi
proklamasi atau hukum dasar kehidupan berbangsa, bernegara, dan bermasyarakat, yaitu
Pembukaan, Batang Tubuh, serta Penjelasan UUD 1945. Pncaisla bersifat integralistik, yaitu
paham tentang hakikat negar ayang dilandasi dengan konsep kehidupan bernegara.
Bab 5: PANCASILA DALAM KONTEKS SEJARAH PERJUANGAN BANGSA INDONESIA
Menurut Mr.Muhammad Yamin, berdirinya negara kebangsaan Indonesia tidak dapat
dipisahkan dengan kerajaan-kerajaan lama yang merupakan warisan nenek moang bangsa
Indonesia. Negara kebangsaan Indonesia terbentuk melalui tiga tahap. (1) zaman Sriwijaya di
bawah wangsa Syailendra(600-1400), (2) negara kebangsaan zaman Majapahit (1293-1525) dan
kedua tahap tersebut merupakan negara kebangsaan lama, sedangkan kebangsaan modern yaitu
negara Indonesia merdeka 17 Agustus 1945. (Sekretariat Negara RI.1995:11).Pada zaman
Sriwijaya telah didirikan universitas agama Budha yang sidah dikenal di Asia. Pelajar dari
universitas ini dapat melanjutkan studi ke India, banyak guru-guru tamu yang mengajar di sini
dari India, seperti Dharmakitri. Agama yang diakui kerajaan adalah agama Budha, agama Wisnu,
dan agama Syiwa yang telah hidup berdampingan secara damai.Sebagai tindak lanjut dari janji
Jepang, maka tanggal 1 Maret 1945 Jepang mengumuman akan dibentuk Bada Penyelidik
Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (Badan Penyelidik), dalam bahsa Jepang
disebut Dokuritu Zyunbi Tyoosakai.Proklamasi kemerdekaan negara Republik Indonesia tangga
17Agustus 1945 mempunyai maksa yang sangat penting bagi bangsa dan negara Indonesia yaitu
sebagai berikut:a. Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 sebagai titik puncak perjuangan
bangsa Indonesiab. Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 sebagai sumber lahirnya
Republik Indonesia. Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 merupakan norma pertama dari
tata hukum Indonesia
Bab 6: PANCASILA DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN RI
Pengertian hukum dasar yang meiliputi dua macam, yaitu hukum dasar tertulis (undang-
undang dasar) dan hukum dasar tidak tertulis (konvensi). Oleh karena sifatnya tertulis, maka
undang-undang dasar itu rumusannya tertulis dan tidak mudah berubah.Undang-undang dasar
ialah kumpulan aturan atau ketentuan dalam suatu kodifikasi mengenai hal-hal yang mendasar
atau pokok ketatanegaraan suatu negara sehingga kepadanya diberikan sifat kekal dan luhur,
sedangkan untuk mengubahnya diperlukan cara ang istimewa serta lebih berat kalau
dibandingkan dengan pembuatan atau perubahan peraturan perundang-undangan sehari-
hari.UUD 1945 adalah hukum dasar yang tertulis, yang mempunyai arti bahwa UUD 1945
mengikat pemerintah, setiap lembaga negara, lembaga masyarakat, dan seluruh warga negara
Indonesia diman pun mereka berada dan setiap pendudukan yang berdomisili di wilayah negara
republic Indonesia.

Bab 7: PANCASILA DALAM PARADIGMA KEHIDUPAN BERMASYARAKAT,


BERBANGSA, DAN BERNEGARA.
Istilah paradigm menurut Kamus Bahasa Indonesia (Depdikbud 1990) memiliki beberapa
pengertian, yaitu (1) daftar dari semua pembentukan dari sebuah kata yang memperlihatkan
konjugasi dan deklinasi kata tersebut, (2) model dalam teori ilmu pengetahuan, (3) kerangka
berpikir. Dalam konteks ini pengertian paradigm adalah pengertian kedua dan ketiga, khususnya
yang ketiga, yaitu kerangka berpikir.
Pembangunan nasional adalah upaya bangsa untuk mencapai tujuan nasionalna
sebagaimana dinyatakan dalam Pembukaan UUD 1945. Pada hakikatnya Pancasila sebagai
paradigm pembangunan nasional mengandung ari bahwa segala aspek pembangunan harus
mencerminkan nilai-nilai Pancasila. Pembangunan nasional adalah untuk manusia Indonesia,
dimana manusia secara kodratnya memiliki kedudukan sebagao makhluk individu dan makhluk
sosial.Dalam pengembangan Pancasila sebagai ideology harus memandang sebagai ideology
yang dinamis yang dapat mengkap tanda0tanda perkembangan dan perubahan zaman. Untuk itu
kita harus memperhatikan pernana dan kedudukan Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara, seperti sebagai berikut:
1. Pancasila sebagai ideology terbuka
2. Wawasan kebangsaan (Nasionalisme)Aktulisasi adalah sesuatu mengaktualkan. Aktulisasi
nilai-nilai Panasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara memerlukan
kondisi dan iklim yang memungkinkan segenap lapisan masyarakat yang dapat mencerminkan
nilai-nilai Pancasila itu dan dapat terlihat dalam perilaku yang sesunggunya, bukan hanya
sekedar lips service untuk mencapai keinginan pribadi dengan mengajak orang lain
mengamalkan nilai-nilai Pancasila sedangkan perilaku sendiri jauh dari nilai-nilai Pancasila yang
sesungguhnya.Aktulisasi Pancasila secara Objektif yaitu melaksanakan Pancasila dalam setiap
aspek penyelenggaraan negara, meliputi bidang legislatif, eksekutif, yudikatif, dn dlam bidang
kehidupan kenegaraan lainnnya. Seluruh kehidupan kenegaraan dan tertib hukum Indonesia
didasarlam atas filsafat negara Pancasila, asas politik kedaulatan rakyat dan tujuan negara
berdasarkan asas kerokhanian Pancasila.Aktulisasi Pancasila secara subjektif yaitu pelaksanaan
Pancasila dalam setiap pribadi, perseorangan, warga negara, dan penduduk. Pelaksanaan
Pancaisla secar subjektif sangat ditentukan oleh kesadaran, ketaatan, serta kesiapan individu
untuk mengamalkan pancasila. Sikap dan tingkah laku seseorang sangat menentukan
terlaksananya nilai-nilai Pancasila yang sesungguhnya dalam segala aspek kehidupan. Oleh
sebab itu, Pancasila harus dipahami, diresapi, dan dihayati oleh setiap orang sehingga terwujud
moral Pancasila dalam perilakunya.
BAB III
PEMBAHASAN

PEMBAHASAN ISI BUKU


Analisis yang dapat saya dapatkan dari kedua buku ini yaitu, terdapat beberapa kelebihan,
diantaranya: Sampul/cover yang digunakan kelihatan simple tetapi tetap menarik dan sederhana.
Kemudian gambar pada sampul juga sangat bagus karena terdiri dari beberapa gambar yang
mencakup dari pembahasan yang ada di dalam buku tersebut. Bahasa yang digunakan yaitu
bahasa Indonesia yang mudah dimengerti.Pada beberapa bab di dalam buku ini terdapat beberapa
penjelasan yang sangat singkat sehingga peserta didik mudah memahaminya. Pada setiap bab
pada buku ini sebelum pembahasan pada setiap bab nya terdapat penjelasan singkat mengenai
yang dibahas pada setiap bab. Pada buku ini terdapat istilah asing beserta artinya yang
memudahkan pembaca dalam memahami isi dari pembahasan tersebut. Pada buku ini terdapat
banyak pendapat para ahli mengenai Pendidikan Pancasila. Terdapat banyak soal atau latihan
yang dapat menguji kemampuan peserta didik seberapa paham mereka mengenai materi yang
dibahas. Pada bab ini terdapat sumber bacaan atau daftar pustaka mengenai penjelasan materi
yang ada di buku tersebut. Analisis yang dapat kami dapatkan dari kedua buku ini yaitu, terdapat
beberapa kelebihan, diantaranya: Cover/sampul pada buku ini kurang menarik, terlalu kalem
sehingga kurang bisa menstimulus para membaca buku untuk membacanya. Alangkah lebih baik
dibuat menarik sehingga menjadikan para pembaca bahkan orang yang baru melihatnya tertarik
untuk pembacanya. Kebanyakan bahasa yang digunakan pada buku ini susah di pahami sehingga
pembaca kesulitan dalam memahami buku tersebut.Penjelasan pada setiap bab nya sangatlah
panjang sehingga pembaca merasa bosan dan jenuh untuk membacanya sampai selesai. Ada kata
kata yang tidak diketahui sehingga pembaca sulit untuk memahami isi dari materi yang akan
dijelaskan tersebut. Dengan ada kata-kata tersebut tidak dijelaskan sehingga mempersulit proses
pemahaman. Memaparkan tentang penulis dalam buku ini sangat sedikit sehingga pembaca
merasa kesulitan sangat membuat identitas buku. Ada beberapa hal dalam pembahasan buku ini
yang menurut saya tidak perlu ditampilkan, karena tidak berhubungan dengan judul besar.

BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pancasila dapat digolongkan sebagai filsafat dalam arti produk, sebagai pandangan hidup,
dan filsafat dalam arti praktis. Hal ini bersifat filsafat Pancasila mempunyai fungsi dan peranan
sebagai pedoman dan pegangan dalam sikap,tingkah laku dan perbuatan dalam kehidupan sehari-
hari, dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara bagi bangsa Indonesia di mana
pun mereka berada.Pendidikan tentang Pancsila adalah pendidikan mengenai pengetahuan akan
rumus (pengertian) Pancasila, kedudukan dan fungsinya bagi kehidupan bernegara. Pancasila
adalah pendidikan ber-Pancasila, yakni membelajarkan isi daripada Pancasila itu sendiri. Isi
Pancasila adalah nilai-nilai yang kemudian dijabarkan kedalam norma sosial dan hukum
bernegara. Pancasila sebagai dasar filsafat negara Indonesia memiliki 3 implikasi, yakni
implikasi etis, yuridis dan politis bagi kehidupan bernegara.Pembangunan nasional adalah upaya
bangsa untuk mencapai tujuan nasionalna sebagaimana dinyatakan dalam Pembukaan UUD
1945. Pada hakikatnya Pancasila sebagai paradigm pembangunan nasional mengandung ari
bahwa segala aspek pembangunan harus mencerminkan nilai-nilai Pancasila. Pembangunan
nasional adalah untuk manusia Indonesia, dimana manusia secara kodratnya memiliki kedudukan
sebagao makhluk individu dan makhluk sosial
B. Saran
Dengan demikian kiranya setiap mahasiswa terutama mahasiswa calon pendidik, kita
dapat mewujudkan apa yang menjadi tuntutan dari pada pendidikan itu dengan memperhatikan
setiap kebutuhan pengetahuan siswa. Setelah membahas mengenai penugasan crirical book
report ini marilah kita melestarikan gemar membaca, meneliti, serta memahami apa maksud dan
tujuan dari setiap buku yang diciptakan.
DAFTAR PUSTAKA

Dr,S.Pd.,M.Si..2007.Paradigma Baru Pendidikan Pancasila.Jakarta: Bumi Aksara

Syarbaini, Drs.Syahrial,M.A.2002.Pendidikan Pancasila di Perguruan Tinggi.Jakarta: Ghalia


IndonesiaWinarno

Anda mungkin juga menyukai