Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALISIS

TITRASI ARGENTOMETRI
Disusun Oleh :

Nama : Nabila Zhavira


NPM : F1G020034
Hari/tanggal : Jum’at, 30 April 2021
Dosen Pembimbing : 1. apt. Nurfijrin Ramadhani, S.Farm., M.Sc
2. Dr. Teja Dwi Sutanto, M.Si

PRODI S1 FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS BENGKULU
2021
Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah :
1. Standarisasi AgNO3 dengan NaCl murni
2. Menentukan kadar klorida dalam garam dapur
...
Landasan Teori
Titrasi Argentometri merupakan titrasi pengendapan. Titrasi
pengendapan merupakan reaksi titran dengan titrat membentuk endapan yang sukar
larut seperti misalnya ion klorida dititrasi dengan larutan perak nitrat (AgNO3)
membentuk endapan perak klorida (AgCl) berwarna putih. Pengendapan dalam
titrasi pengendapan dipengaruhi oleh pH maupun adanya komplekson
(Parwatha,2012).
Setyo (2010) beragumen bahwa titrasi Argentometri adalah titrasi
pengendapan yang menggunakan reagen pengendap perak nitrat untuk analisis
halogen, anion-anion mirip halogen (SCN- , CN- , CNO- ), asam lemak, dan
beberapa anion anorganik divalen. Adam (2007) menegaskan bahwa titrasi
Argentometri juga dapat diartikan titrasi yang melibatkan reaksi antara ion halida
(Cl- , Br- , I- ) atau anion lainnya (CN- , CNS- ) dengan ion Ag+ (argentum) dari
perak nitrat dan membentuk endapan perak halida.
Dasar titrasi Argentometri adalah reaksi pengendapan dimana zat yang
hendak ditentukan kadarnya di endapkan oleh larutan baku perak nitrat (AgNO3)
dan indikator kromat. Zat tersebut misalnya garam-garam halogenida (Cl, Br, I),
sianida, tiosianida dan fosfat. Titik akhir titrasi ditunjukkan dengan adanya endapan
berwarna (Utami, 2009).
Titrasi Argentometri memiliki 3 metode umum yaitu : metode Mohr; metode Fajans;
dan metode Volhard.
Metode Mohr adalah metode yang digunakan dalam pengukuran kadar klorida dan
bromida dalam suasana netral dengan larutan standar perak nitrat (AgNO3) dan penambahan
kalium kromat (K2CrO4) sebagai indikator. Titrasi dalam suasana asam menyebabkan perak
kromat larut karena terbentuk dikromat dan dalam suasana basa akan terbentuk endapan perak
hidroksida. (Khopkhar, 2008)
Metode Volhard didasarkan pada pengendapan perak tiosianat dalam larutan asam
nitrat, dengan menggunakan ion besi (III) untuk meneliti ion tiosianat berlebih. Metode ini dapat
dipergunakan untuk cara titrasi langsung dari perak, larutan tiosianat standar atau untuk titrasi tak
langsung dari ion klorida. Indikator yang dipakai adalah Fe3+ dengan titran NH4CNS, untuk
menentralkan kadar garam perak dengan titrasi kembali setelah ditambah larutan standar berlebih
(Khopkhar, 2008).
Titrasi Argentometri dengan metode Fajans adalah sama seperti pada cara Mohr,
hanya terdapat perbedaan pada jenis indikator yang digunakan. Indikator yang digunakan dalam
cara ini adalah indikator absorbsi seperti cosine atau fluonescein menurut macam anion yang
diendapkan oleh Ag+. Titrannya adalah AgNO3 hingga suspensi violet menjadi merah. Indikator
absorpsi adalah zat yang dapat diserap oleh permukaan endapan dan menyebabkan timbulnya
warna. (Khopkhar, 2008)
Metode Penelitian
1. Alat

Nama alat Gambar Nama alat Gambar


Erlenmeyer Labu ukur

Corong Botol timbang


Pipet tetes Batang
pengaduk

Pipet volume Pipet filler

Buret warna coklat


2. Bahan

Nama Struktur kimia Nama Struktur kimia


senyawa senyawa
NaCl Aquadest

AgNO3 Indikator
kalium kromat
3. Cara kerja
B. Standarisasi larutan AgNO3 menggunakan larutan
A. AMembuat 100 ml larutan standar standar primer NaCl
primer NaCl 0,01 N
1. Tuang larutan AgNO3 ke dalam buret
1. Timbang NaCl proanalis sebanyak 2. Buat larutan AgNO3 bilasan
0,0585 gr 3. Isi buret hingga tanda batas 0
2. Larutkan dalam beker glass 4. Pipet 10 ml larutan NaCl
3. Tuang larutan NaCl ke dalam labu 5. Tuangkan ke dalam erlenmeyer
ukur 6. Tambahkan indikator kalium kromat -+ 5 tetes,
4. Tambahkan aquadest hingga tanda lalu homogenkan
batas, homogenkan larutan NaCl di 7. Kemudian titrasi menggunakan AgNO3 yang
dalam labu kur. ada di dalam buret
8. Titrasi dihentikan hingga terbentuk endapan
berwarna merah bata sebagai titik akhir titrasi
9. Catat volume dari larutan AgNO3
C. Penentusn kadar NaCl dalam sampel garam dapur.

1. Timbang sampel -+ sebanyak 0,05 gr


2. Larutkan sampel garam dapur
3. Masukkan ke dalam labu ukur 100ml
4. Tambahkan aquadest hingga tanda batas, lalu homogenkan
5. Pipet 10ml sampel menggunakan pipet volume
6. Tuang kedalam erlenmeyer
7. Tambahkan -+ 5 tetes indikator kalium kromat
8. Kemudian dititrasi dengan larutan AgNO3 dari buret
9. Titik akhir titrasi ditandai dengan adanya endapan berwarna
merah bata
10. Catat volume AgNO3
Hasil Dan
Pembahasan
Hasil
Perlakuan Volume AgNO3 Warna Akhir

Tahap 1 NaCl 0,0585gr + - Putih jernih


aquades

Tahap 2 Larutan NaCl + 10,60 ml Setelah titrasi


indikator kalium kromat berwarna merah
-+ 5 tetes + dititrasi bata
dengan larutan AgNO3
Tahap 3 Sampel garam dapur + 9, 40 ml Setelah dititrasi
aquades+ indikator berwarna merah
kalium kromat -+ 5 bata
tetes + dititrasi dengan
larutan AgNO3
Perhitungan

A. Standarisasi larutan AgNO3 menggunakan larutan NaCl

Mol ekuivalen AgNO3 = mol ekuivalen NaCl


V titrasi x N AgNO3 = V NaCl x N NaCl
10,60 x N AgNO3 = 10 x 0,01
N AgNO3 = 10 X 0,01 / 10,60
N AgNO3 = 0,0094.

B. Penetapan Kadar NaCl dalam sampel metode Mohr

% NaCl =

= 89,74 %
Pembahasan
Pada percobaan kali ini menggunakan indikator kalium kromat. Kalium
kromat adalah senyawa anorganik dengan rumus kimia (K2CrO4). Padatan kuning ini
adalah garam kalium dari anion kromat. Ini adalah bahan kimia laboratorium umum, sedangkan natrium
kromat penting bagi industri. Penambahan indikator kalium kromat (K2CrO4) bertujuan untuk
mengetahui warna dari titik akhir titrasi (Sudjadi, 2007).
Titrasi Argentometri memiliki 3 metode umum yaitu : metode Mohr; metode Fajans; dan metode Volhard.
Metode Mohr adalah metode yang digunakan dalam pengukuran kadar klorida dan bromida
dalam suasana netral dengan larutan standar perak nitrat (AgNO3) dan penambahan kalium kromat
(K2CrO4) sebagai indikator. Titrasi dalam suasana asam menyebabkan perak kromat larut karena
terbentuk dikromat dan dalam suasana basa akan terbentuk endapan perak hidroksida. Apabila ion klorida
atau bromida telah habis diendapkan oleh ion perak (Ag+), maka ion kromat akan bereaksi dengan perak
(Ag) berlebih membentuk endapan perak kromat (Ag2CrO4) yang berwarna coklat/merah bata sebagai
titik akhir titrasi (Khopkhar, 2008).
Metode Volhard didasarkan pada pengendapan perak tiosianat dalam larutan asam nitrat,
dengan menggunakan ion besi (III) untuk meneliti ion tiosianat berlebih. Metode ini dapat dipergunakan
untuk cara titrasi langsung dari perak, larutan tiosianat standar atau untuk titrasi tak langsung dari ion
klorida. Indikator yang dipakai adalah Fe3+ dengan titran NH4CNS, untuk menentralkan kadar garam
perak dengan titrasi kembali setelah ditambah larutan standar berlebih. Kelebihan AgNO3 dititrasi dengan
larutan KCNS, dimana kelebihan larutan KCNS akan diikat oleh ion Fe3+ membentuk warna merah darah
dari Fe(SCN)3 (Khopkhar, 2008)
Titrasi Argentometri dengan metode Fajans adalah sama seperti pada cara Mohr,
hanya terdapat perbedaan pada jenis indikator yang digunakan. Indikator yang digunakan dalam
cara ini adalah indikator absorbsi seperti cosine atau fluonescein menurut macam anion yang
diendapkan oleh Ag+. Titrannya adalah AgNO3 hingga suspensi violet menjadi merah. Indikator
absorpsi adalah zat yang dapat diserap oleh permukaan endapan dan menyebabkan timbulnya
warna. Pengendapan ini dapat diatur agar terjadi pada titik ekuivalen antara lain dengan memilih
macam indikator yang dipakai dan pH. Sebelum titik ekuivalen tercapai, ion Cl- berada dalam
lapisan primer dan setelah tercapai ekuivalen maka kelebihan sedikit AgNO3 menyebabkan ion Cl-
akan digantikan oleh Ag+ sehingga ion Cl- akan berada pada lapisan sekunder (Khopkhar, 2008)
Pada percobaan yang dilakukan titik akhir titrasi yang di dapat adalah adanya
endapan yang berwana merah bata. Artinya jika endapan yang dititrasi sudah berubah warna
menjadi merah bata maka titrasi harus dihentikan. Pada tahap kedua sebelum ditambah indikator
kalium kromat larutan berwarna bening, setelah ditambah indikator kalium kromat larutan berubah
menjadi warna kuning, dan setelah dilakukan titrasi berubah menjadi warna merah bata. Pada tahap
ini didapatkan volume larutan AgNO3 sebanyak 10,60ml. Sedangkan pada tahap ke 3 larutan
sebelum ditambah indikator berwarna putih jernih, setelah ditambah indikator kalium kromat
larutan yang berwarna putih jernih berubah menjadi warna kuning dan setelah di titrasi berubah
warna menjadi merah bata. Pada tahap ini didapatkan volume AgNO3 sebnayak 9,40ml.
Kesimpulan dan Saran

Kesimpulan Saran
Adapun kesimpulan pada praktikum ini adapun saran pada praktikum
adalah : kali ini adalah :
• Pada standarisasi larutan AgNO3 dengan agar kedepannya lebih banyak
NaCl mengahsilkan endapan berwarna menggunkan sampel yang
merah bata dan di dapat hasil netralisasi lebih banyak, sehingga lebih
AgNO3 = 0,0094 N banyak macam hasil yang di
• Pada tahap penentuan klorida dalam dapatkan.
sampel garam dapu di dapat hasil tirasi
berwarna merah bata dan %NaCl = 89,74%
Daftar Pustaka
Adam (2007). Kimia Analitik untuk Sekolah Menengah Kejuruan. Malang: Direktorat
Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan

Khopkhar (2008). Konsep Dasar Kimia Analitik. Edisi ke 4. Jakarta: UI Press, pp 66-70

Parwatha , M.O.A (2010). Buku Kerja dan Petunjuk Praktikum Analisa Air. Program
Studi D3 Analis Kesehatan STIKES Wira Medika PPNI Bali

Setyo, Didik (2010). Kimia Analisis Kuantitatif Edisi Pertama. Yogyakarta:


Graha Ilmu, p 89

Sudjadi. 2007. Kimia Farmasi Analisis. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Utami Agung, Titis (2009). Analisa Klorida Pada Air Dan Air Limbah Dengan Metode
Argentometri. Program Studi Diploma 3 Kimia Analis Universitas Sumatera
Utara. Karya Ilmiah,pp 13-15
Jawaban Pertanyaan

1. Tuliskan dengan lengkap reaksi yang terjadi pada percobaan dan endapan
apa yang terjadi?
jawab :
reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :
Ag+ + Cl- → AgCl(s)  (endapan putih)
2Ag+ + CrO4 → Ag2CrO4  (merah kecokelatan)
2. Faktor faktor apa saja yang mempengaruhi kelarutan selama proses titrasi
argentometri?
Titrasi Argentometri dipengaruhi oleh beberapa faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi pembentukan endapan. Faktor-faktor tersebut antara lain :
1. Temperatur
2. Sifat alami pelarut
3. Pengaruh ion sejenis
4. Pengaruh pH
5. Pengaruh hidrolisis
6. Pengaruh ion kompleks
3. Gambarkan kurva titrasi antara NaCl dan AgNO3!
4. Pada titrasi pengendapan ada 2 metode yang umum di digunakan yaitu
metote volhard dan metode mohr. Jelaskan kedua metode tersbut!
jawab :
Metode Volhard didasarkan pada pengendapan perak tiosianat
dalam larutan asam nitrat, dengan menggunakan ion besi (III) untuk
meneliti ion tiosianat berlebih. Metode ini dapat dipergunakan untuk
cara titrasi langsung dari perak, larutan tiosianat standar atau untuk
titrasi tak langsung dari ion klorida. Indikator yang dipakai adalah Fe3+
dengan titran NH4CNS, untuk menentralkan kadar garam perak dengan
titrasi kembali setelah ditambah larutan standar berlebih (Khopkhar,
2008).
Metode Mohr merupakan salah satu bentuk metode Titrasi
Argentometri, yaitu metode titrasi untuk menentukan kadar zat dalam
suatu larutan yang dilakukan dengan pembentukan endapan bersama
ion Ag+. Prinsip kerja penentuan konsentrasi NaCl dengan
menggunakan metode Mohr adalah mentitrasi ion klorida yang terdapat
pada NaCl dengan menggunakan larutan AgNO3 dengan menggunakan
K2CrO4 sebagai indikator (Agung, 2009).

Anda mungkin juga menyukai