Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

SEJARAH PSIKOLOGI DAN ALIRAN ALIRAN PSIKOLOGI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah

Dosen pengampu:

Asep Mu’mar fauzi,M.A

Disusun oleh:

Eko Rismanto

Cristina

STITNU ALFARABI PANGANDARAN

1
TAHUN 2020/202

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kita berbagai
macam nikmat, sehingga aktifitas hidup yang kita jalani ini akan selalu membawa
keberkahan, baik kehidupan di alam dunia ini, lebih-lebih lagi pada kehidupan akhirat kelak,
sehingga semua cita-cita serta harapan yang ingin kita capai menjadi lebih mudah dan penuh
manfaat. Terima kasih sebelum dan sesudahnya kami ucapkan kepada Dosen serta teman-
teman sekalian yang telah membantu, baik bantuan berupa moriil maupun materil, sehingga
makalah ini terselesaikan dalam waktu yang telah ditentukan.
Kami menyadari sekali, di dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan serta banyak kekurangan-kekurangnya, baik dari segi tata bahasa maupun
dalam hal pengkonsolidasian kepada dosen serta teman-teman sekalian, yang kadangkala
hanya menturuti egoisme pribadi, untuk itu besar harapan kami jika ada kritik dan saran yang
membangun untuk lebih menyempurnakan makalah-makalah kami di lain waktu.
Harapan yang paling besar dari penyusunan makalah ini ialah, mudah-mudahan apa
yang kami susun ini penuh manfaat, baik untuk pribadi, teman-teman, serta orang lain yang
ingin mengambil atau menyempurnakan lagi atau mengambil hikmah dari judul ini Sejarah
dan aliran-aliran Psikologi sebagai tambahan dalam menambah referensi yang telah ada.

Pangandaran, 21 Maret 2021

Penulis

DAFTAR ISI

2
KATA PENGANTAR...........................................................................................................1

DAFTAR ISI..........................................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................3

1. Latar Belakang………………………………………………………………… 3
2. Rumusan Masalah………………………………………………………………3
3. Tujuan Penulisan Makalah………………………………..…………………...3

BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………………………4

1. Sejarah Psikolog…………………………………....…………………………...4

2. Aliran-aliran Psikolog………..............................................................................5

BAB III

PENUTUP …………………………………………………….......……………………...15

Kesimpulan ………………………………………....……………………………15
Saran ……………………………………………………………………………...15

DAFTAR PUSTAKA ………..……………………….………........…………………….16

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

3
Psikologi diakui sebagai ilmu mandiri pada akhir abad ke-19. Selama dua abad
sebelumnya, berbagai model di kembangkan mengenai apa yang semestinya menjadi subjek
studi psikologi dan bagaimana studi tersebut dilakukan. Secara spesisifik, selama abad ke-17
dan abad ke-18, berbagai model psikologi saling bersaing untuk mendominasi yang lain.
Para psikolog banyak bekerja di situasi terapan yang berbeda-beda, dan memiliki berbagai
macam peran, bahkan dalam lingkungan akademi psikologi kontemoporer cukup sulit di
dentifikasi. Penelitian dan pengajaran psikologi di lakukan di departemen psikologi, ilmu
kognitif, manajmen organisasi, dan hubungan social. Psikologi tampaknya berkembang
menuju diversifikasi yang lebih besar dari pada menuju suatu kesatuan.
Kami dari kelompok 1 (satu) akan menguraiakn dengan lebih detail lagi tentang “sejarah dan
aliran-aliran psikologi”.

B. Rumusn Masalah
1. Apakah Sejarah Psikologi itu?
2. Apa saja Aliran-aliran Sejarah Psikologi?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk menjelaskan sejarah Psikologi
2. Untuk membahas tentang aliran-aliran dalam Psikologi

4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah psikologi

Perkembangan psikologi sebagai ilmu diawali dengan pandangan pandangan para pilsuf
tentang jiwa. dengan segala sesuatu yang tampak dari perilaku manusia sebagai gejala gejala
atau latar belakang dari representasi kejiwaannya.

Pada tahun 1897, laboratorium psikologi pertama kali didirikan oleh Wilhem Wundt
(1832-1920) di kota Leipzig, jerman. Dengan demikian, sebelum Wilhem merintis psikologi
sebagai ilmu, ada suatu masa ketika jiwa dipelajari dan di kani dengan pendekatan filosofis
dan fisiologis. Para filsuf Yunani adalah perancangan utama lahirnya psikologi, yakni
pemahaman dan kajian perilaku manusia dalam perspektif ilmiah yang di dasarkan pada
penelitian yang objektif dan Eksprimentalistik.

Para filsu pada zaman Yunani kuno yang merenungi secara kontemplatif tentang jiwa
adalah Plato, Aristoteles, dan Socrates. Pemahaman filosofis tentang jiwa belum merupakan
kajian psikologi, bahkan sampai abad pertengahan, jiwa masih menjadi bagian pengkajian
filsafat. Para tokohnya Rene Descrates dengan teori kesadaran, Wilhem dengan teori
kesejahteraan psikofisik atau Psychophsical paralellism, dan John Locke dengan teori Tabula
Rasa.

Dalam kajian keislaman, jiwa dipelajari dengan pendekatan ilmu kalam, tasawuf, dan
akhlak. Para tokohnya adalah imam Ghazali, Ar-Razi, Al-junaidi Baghdadi dan Al-'Asyari.
Imam Ghazali adalah tokoh besar yang menulis buku Ihya Ulumuddin yang didalamnya
berisi tentang pembahasan mengenai potensi akal dan potensi jiwa. Akala dalam pandangan
imam Ghazali tidak memiliki kemampuan menembus kebearan tertinggi yang sifatnya
metafisik dan supranatural. Semua itu hanya dapat dicapai dengan potensi jiwa.

Oleh karena itu iman berkaitan dengan kepekaan jiwa dalam mengenal Allah lebih
dekat, sedangkan akal hanya mempertimbangkan ajaran-ajaran Allah yang tertuang dalam
kitab suci. Demikian pula, dengan pandangan Ar-Razi dalam kitab tafsirnya Mafatih Al-
Ghaib. Ketika ia memahami roh sebagai amri rabbi, ia mengatakan bahwa yang di maksud
dengan Amar Tuhan adalah urusan Allah yang berkaitan dengan ilmu penakwilan tentang roh
atau jiwa. Ilmu tentang roh hanya diberikan sedikit kepada manusia (rasikh), tetapi siapapun

5
orangnya yang menerima ilmu tentang jiwa dan Alla, ia akan memiliki kemampuan
menganalisis setiap gejala kehidupan yang merupakan gejala jiwa manusia.

B. Aliran-aliran Psikolog

Seiring berkembangannya keilmuan tentang kejiwaan, maka bermunculan juga aliran


aliran psikologi yang menyertai dan merupakan perkembangan ilmu jiwa ke arah modern.
Beberapa aliran muncul dan memperoleh tanggapan pro dan kontra di masanya. Bentuk
aliran aliran psikologi antara lain: strukturalisme, behaviorisme, gestalt psikologi, psikologi
humanistik, dan psikologi psikoanalitik. Berikut penjelasan mengenai aliran aliran psikologi
tersebut:

1. Strukturalisme

Aliran strukturalisme ini dikemukakan pertama kali oleh Wilhelm Wundt melalui
penelitiannya. Wundt dan rekan rekannya bekerja dan menyelidiki struktur kesadaran
dan kemudian mengembangkan hukum hukum pembentuknya. Wundt dan rekannya
berpendapat bahwa pengalaman mental yang kompleks itu memiliki struktur yang
terdiri dari keadaan mental yang sederhana. Strukturalisme dari Wundt ini memiliki ciri
terhadap penekanan analisis atau proses kesadaran dipandang dari elemen elemen dasar
dan hukum antar elemen kesadaran. Karena pandangannya ini aliran strukturalisme
disebut juga dengan psikologi elementalisme.

Selain elemen dasar, kesadaran juga dipandang sebagai elemen utama kejiwaan
atau kehidupan mental. Segala sesuatu dalam diri manusia berasal dari kesadaran. yang
dipakai dalam aliran strukturalisme ini yaitu metode intropektif. Metode introspeksi ini
yaitu dengan meminta seseorang untuk menceritakan kembali pengalaman masa
lalunya atau perasaannya setelah dia melakukan sesuatu. Sensasi digambarkan seperti
manis, pahit, dimana dapat diidentifikasi menggunakan introspeksi.

Menurut Jean Piaget, aliran strukturalisme ini mencakup banyak ragam dan sulit
menampilkan sifat umum karena strukturnya cenderung berbeda beda. Piaget juga
menjelaskan tiga sifat yang dimaksud dalam sebuah struktur, yaitu totalitas, pengaturan
diri dan transformasi. Struktur unsur unsur tersebut saling berkaitan satu dengan yang
lainnya dalam sebuah kesatuan. Menurut hierarkinya, sebuah struktur memiliki sub
struktur dan terikat dengan struktur yang membawahinya. Adapun tokoh aliran
strukturalisme lainnya yaitu Edward bradford Titcherner Edward mewakili pandangan
6
pandangan serupa yang juga merupakan murid dari Wundt. Edward ingin kembali ke
Oxford namun ditolak karena tidak sejalan dengan pandangan dari Wundt.

Sistematika psikologi oleh Wundt mengalami perkembangan dari masa ke masa


antara lain: Prasistematik: persepsi dan perbedaan antara perasaan dan sensasi
penginderaan didasarkan pada doktrin (unconscious inference) Elementisme,
Sensasionisme, Assosiasionisme. Merupakan permulaan meninggalkan konsel doktrin
(unconscious inference).

Jiwa terdiri dari elemen penginderaan, perasaan dan yang berhubungan dengan
asosiasi. Fase Empirisme: memunculkan teori 3 dimensi dari perasaan yaitu: Lust-
Unlust (senang- tak senang); Spannus- losuns (tegang- tak tegang); Erreguns-
beruhigung (semangat- tenang) Pada tahun 1902- 1903 (Vilker Psycology): konsep
merupakan hal yang penting. Setiap rangsangan yang didapat mannusia dipersepsikan
namun hanya secara aktif. Dalam bukunya, Volker Psycologie yaitu The Higher Mental
Processes menyatakan bahwa proses proses mental itu lebih tinggi dari penginderaan,
perasaan, persepsi, ataupun apersepsi.

2. Fungsionalisme

Aliran fungsional terlahir dari pragmatism sebuah filsafat. Beberapa tokoh aliran
fungsionalisme antara lain Willian james, J. R. Anggell, James Mc. Keen Cattell dan
John Dewey. Pengertian fungsionalisme sendiri yaitu orientasi psikologi yang
menekankan pada proses kejiwaan yang sedang dihadapi dan menghargai manfaat
psikologi. Selain itu juga mempelajari fungsi kesadaran sebagai jembatan penghubung
antara manusia dengan lingkungannya. Aliran fungsonalisme memandang masyarakat
sebagai sebuah sistem dari beberapa bagian yang saling berhubungan dan tidak dapat
dipisahkan. Fungsional juga menghubungkan antara pikiran dan perilaku manusia dan
mengaitkannya dengan hubungan antara manusia dengan lingkungannya.

Aliran fungsional memandang bahwa pikiran, proses kejiwaan, persepsi, dan emosi
merupakan hasil adaptasi manusia secara biologis. Aliran fungsionalisme menekankan
pada fungsi dan bukan fakta dari suatu fenomena kejiwaan, atau menghubungkan atau
mengartikan fenomena kejiwaan dengan peranan dalam kehidupan bermasyarakat.
Fungsional juga tidak cukup menjelaskan tentang mengapa sesuatu bisa terjadi, namun

7
juga mengapa dan untuk apa hal tersebut terjadi. Fungsionalisme berfungsi untuk
menyesuaikan diri secara psikis dan sosial untuk kelangsungan kehidupan.

Drevere 1988, menyatakan bahwa fungsionalisme merupakan jenis psikologi yang


membawahi fungsi fungsi dan bukan fakta fenomena mental. Aliran fungsionalisme ini
juga mendoktrin bahwa proses kesadaran merupakan kehendak dan keinginan bebas,
berfikir, emosi, persepsi, dan hubungan fisik dengan lingkungan. Berikut pernyataan
tokoh tokoh dari aliran fungsional:

a) William James

James mengemukakan pendapatnya bahwa psikologi tidak dapat


membuktikan seberapa bebasnya kemauan. James kemudian menekankan
pada psikologi fungsional pada kesadaran bahwa metode untuk beradaptasi
dengan lingkungan dibutuhkan data yang berasal dari hasil observasi perilaku
aktual.

b) James Rowlad Angel

James menjelaskan aliran fungsional memiliki tiga macam pandangan


yaitu:

1. Fungsionalisme merupakan psikologi yang berlawanan dengan elemen


elemen mental atau strukturalisme. Fungsional menggunakan kesadaran
sebagai perantara antara kebutuhan dengan interaksi lingkungan.

2. Fungsionalisme merupakan keseluruhan organisasi yang terdiri dari jiwa


dan badan. Hal ini pula menyangkut kesadaran dan tingkah laku yang
disertai kesadaran.

c) John Dewey

Pandangan dewey banyak dipengaruhi oleh ahli filsafat dimana dia


merupakan penulis pertama dari buku psikologi dengan pandangan filsafat yang
berjudul “manusia yang berfikir tentang perubahan”. Dewey menentang anggapan
tentang manusia bahwa manusia itu pasif dan hanya mengikuti pola dari
lingkungannya. Baik fungsionalisme maupun strukturalisme masing masing
berperan dalam perkembangan psikologi awal.

8
Pandangan dalam aliran fungsionalisme yaitu antara lain:

1. Fungsionalisme merupakan psikologi tentang ‘mental operation’ atau aktivitas


bekerjanya jiwa sebagai lawan dari psikologi mengenai elemen elemen.

2. .Fungsionalisme merupakan kegunaan dasar dari kesadaran dimana jiwa


sebagai perantara antara lingkungan dan kebutuhan manusia atau organisme
lain. Pada kondisi emergency yang berlaku adalah kebiasaan.

3. .Fungsionalisme merupakan psikofisik yaitu psikologi mengenai keseluruhan


organisme termasuk didalamnya badan dan jiwa. Kesadaran juga dipelajarinya
dan juga hal diluar kesadaran seperti kebiasaan atau kondisi setengah sadar.

3. Behaviorisme

Behaviorisme merupakan lanjutan dari strukturalisme oleh Wundt.


Behaviorisme menolak unsur yang dinyatakan dalam fungsional yaitu kesadaran.
Behaviorisme menyatakan diri mempelajari tentang perilaku yang nyata. Aliran
ini berdasarkan Ivan Pavlov dan William mc Dougall yang teorinya dikenal
dengan sebutan insting. Menurut mereka, insting merupakan kecenderungan
tingkah atau perilaku dalam situasi tertentu sebagai bawaan lahir yang belum ada
dipelajari sebelumnya. Aliran behaviorisme ini merupakan asumsi kejiwaan dan
bukannya materi atau objek, sehingga tidak dapat diteliti langsung. Penelitian
difokuskan pada tingkah laku dengan asumsi bahwa tingkah laku adlah wujud dari
mental atau kejiwaan manusia.

Aliran behaviorisme memiliki 6 pandangan mengenai perilaku, sebagai


berikut:

a. Tingkah laku manusia merupakan bentuk realitas yang abstrak dan data diukur
dengan menggunakan pendekatan ilmiah.

b. Psikologi merupakan ilmu yang mengkaji suatu objek yang realistis. Maka dari itu
tingkah laku yang tanpa bentuk tidak dapat diteliti seperti kesadaran yang bentuknya
abstrak. Hanya kesadaran secara bentuk fisik saja yang dapat dianalisis.

c. Perilaku merupakan objek satu satunya yang dapat diteliti dalam psikologi.

9
d. Faktor eksternal dalam behaviorisme merupakan bentuk rangsangan namun bukan
merupakan bentuk tingkah laku itu sendiri.

e. Semua bentuk tingkah laku merupakan hasil dari rangsangan yang berasal dari
pengaruh eksternal dan juga kesadaran dan merupakan sifat bawaan.

f. Berbagai respon perilaku muncul dan dipelajari dalam psikologi. Sedangkan bentuk
modifikasi untuk mempertahankan perilaku tersebut bukan lagi bagian dari kajian
psikologi karena merupakan pengaruh eksternal.

Berikut adalah tokoh dari behaviorisme, antara lain:

John b. Watson 1878- 1958. Watson merupakan seorang ahli matematika dan
filsafat yang memiliki teori tentang stimulus –respon. Stimulus merupakan semua objek
dari eksternal atau lingkungan individu. Respon merupakan reaksi atau jawaban dari
stimulus yang diterima.

F. Skinner 1904- 1990 yang mengeluarkan pandangan penting mengenai aliran


behaviorisme sebagai asumsi tentang perilaku. Perilaku diperkuat dengan penguatan
positif yang merupakan respon dari stimulus yang diterima. Pandangan Skinner
mengenai aliran behaviorisme diterbitkan dalam The Behavior of Organism dan
dijelaskan kembali secara detail ke dalam Science and Human Behavior. Pandangan
behaviorisme ini merupakan asumsi mengenai perilaku.

4. Aliran Humanistik

Aliran humanistik muncul sebagai kritik dari aliran sebelumnya yaitu


behaviorisme dan psikoanalisa. Aliran humanistik disebut juga the third force
setelah kedua aliran sebelumnya. Aliran humanistik memiliki prinsip prinsip
utamaa yaitu:

Memahami manusia sebagai totalitas, sehingga sangat tidak setuju dengan


mengurangi komponen manusia dalam behaviorisme mapupun dalam proses
fisiologis. Aliran ini menjelaskan bahwa manusia harus berkembang dan tidak
hanya memenuhi kebutuhan dasarnya saja, misalnya dalah hal perilaku.

Metode yang dipakai dalah aliran ini adalah life history atau riwayat hidup,
dimana berusaha memahami mannusia dari riwayat perjalanan hidupnya yang

10
memiliki keunikan masing masing individu. Aliran ini juga mengakui pentingnya
kebebasan personal dan tanggungjawab dalam mengambil keputusan untuk
keberlangsungan hidupnya

. Manusia hidup untuk berkembang dan berusaha memenuhi aktualisasi diri


dan mengembangkan potensi diri. Pikiran manusia bersifat aktif dan dinamis.
Manusia memiliki kemampuan yaitu kreativitas dan melalui kreativitasnya,
manusia mengekspresikan diri dan mengembangkan potensi dirinya. Pandangan
humanistik ini banyak diterapkan dalam psikoterapid an proses konseling karena
memiliki tujuan untuk meningkatkan pemahaman diri.

Tokoh dari aliran humanistik ini antara lain:

1. Carl Roger

Rogers merupakan seorang psikoterapis yang mengembangkan aliran


humanistik. Rogers juga menemukan teknik terapi yang dikenal dengan
Client Centered Therapy atau teknik terapi yang berfokus pada pasien.
Teknik ini mengasumsikan posisi yang sama antara terapis dan pasien.
Hubungan antara terapis dengan klien harus dijaga rasa saling
percayanya, kehangatan hubungan, dan juga memberi kebebasan
pengambilan keputusan dan bertanggungjawab atas keputusan tersebut.

Terapis bertugas untuk menggali dan mengetahui masalah dari klien


dan juga membantu menemukan solusi yang baik bagi dirinya. Rogers
mendasarkan teori dinamika kepribadian pada konsep aktualisasi
individu, sama halnya dengan ahli humanistik lainnya. Aktualisasi diri
merupakan proses pengembangan diri dari dorongan dalam diri atas
potensi yang dimiliki dan merupakan sifat bawaan dan ciri dari manusia.
Aktualisasi diri menghasilkan kreativitas, inovasi dan lainnya dari
manusia.

2. Abraham Maslow

Maslow mengemukakan teori motivasi dimana perkembangan


psikologis manusia didasarkan pada pemenuhan kebutuhan dasarnya

11
seperti kebutuhan fisiologis, kebutuhan akan keamanan, kebutuhan kasih
sayang, kebutuhan harga diri, dan aktualisasi diri.

5. Aliran Gestalt

Gestalt bukanlah nama seseorang namun berasal dari bahasa Jerman yang
diartikan sebagai bentuk, konfigurasi, atau keseluruhan, totalitas, hakikat. Aliran
ini memandang keutamaan dari psikologi adalah mengenai keseluruhan.
Mekanisme kerja aliran ini yaitu dengan menganalisis unsur unsur kejiwaan..
Weitheimer memberikan penjelasan yang lebih jelas untuk memahami konsep
aliran Gestalt ini. Dia menjelaskan bahwa seseorang merupakan efek dari
keseluruhan fenomena. seseorang melihat aliran cahaya, meskipun dia hanya
melihat satu cahaya dalam satu waktu. Keseluruhan peristiwa saling berhubungan
membentuk untaian dari masing masing lampu.

Psikologi aliran Gestalt memandang totalitas batin yang mengatur atau


mengorganisasikan totalitas sebagai suatu hal yang utama. Sedangkan elemen
kejiwaan lainnya merupakan faktor sekunder. Gejala gejala psikis tertentu yang
bersifat khusus menurut Gestalt merupakan totalitas yang menentukan tenaga
batiniah dalam jiwa manusia. Menurutnya, fenomena yang terjadi merupakan
kondisi dari proses fisiologis dan psikologis yang merupakan natural science.
Metode utama dalam psikologi juga dibedakan menjadi tiga yaitu:

1. Instropeksi: yaitu metode yang penting dan utama dalam psikologi. James
mengungkapkan intropeksi merupakan bagian yang bersifat alamiah pada
manusia dan kemampuan menyadari apa yang telah dan sedang terjadi.

2. Eksperimentasi: yaitu metode yang penting namun tidak bisa


melakukannya sendiri. James mengungkapkan metode ini perlu dieksplor
lebih jauh lagi.

3. Metode komparatif: yaitu metode psikologi yang digunakan pada anak


anak, binatang, orang primitif, atau penderita gangguan kejiwaan.

6. Aliran psikonalisis

Tokoh dan sekaligus seorang bapak psikonalisis ialah Sigmund freud


(1856-1939). Pendapatnya mengatakan bahwa kehidupan manusia dikuasai alam
12
ketidak- sadaran. Frued mengemukakan bahwa proses tidak sadar manusia
meliputi pikiran, perasaan takut dan keinginan yang tidak disadari seseorang, tetapi
memengaruhi perilakunya.

Lahirnya aliran psikonolis dalam dunia psikologi oleh para ahli psikologi
sering dianologikan dengan revolusi Convernican dalam natural science; dicaci,
ditolak, tapi pada akhirnya diagungkan. Psikologi yang berkembang sewaktu Freud
mencuatkan teorinya banyak memfokuskan perhtian pada “kesadaran” manusia.
Selain itu Frued juga mengatakan bahwa dalam diri seseorang terdapat tiga system
keperibadian, yang disebut id atau Es, Ego atau Ich, dan super-go atau Ube rich

BAB III

13
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Psikologi adalah ilmu pengathuan yang menyelidiki dan membahas tingkah laku
terbuka dan tertutup pada manusia, baik selaku individual maupun kelompok, dalam
hubunganya dengan lingkungan. Lingkungan dalam hal ini meliputi semua orang, barang,
keadaan, dan kejadian yang ada disekitar manusia. Tingkah laku tersebut berupa tingkah
laku yang tampak maupun tidak tampak, tingkah laku yang disadari maupun yang tidak
disadari.

Dari sejarah, psikologi sudah berkembang sejak berabad-abad yang lalu bahkan
sebelum masehi (Zaman Yunani) sampai sekarang. Ini dilihat dari sejarah bahwa
psikologi yang dimaksud adalah pembahasan tentang jiwa manusia. Bahkan didalam
kitab setiap agam kita akan mendapati istilah psikologi (jiwa). Sehingga sejarah psikologi
bisa dilihat dari sudut ini pula.

Ilmu psikologi modern tidak bisa dipisahkan dengan sejarahnya di Filsafat.


Sebagain ahli pendapat bahwa psikologi berkembang dari ilmu filsafat yang memisahkan
diri sebagai ilmu mandiri.

B. SARAN
Dari hasil pembahasan makalah kami berdua tentang sejarah psikologi dan aliran
aliranya, di harapkan dapat menambah wawasan umumnya dan ilmu yang kami bahas ini.
Dengan selesainya penyusunan makalah ini, kami harapkan masukan maupun kritik dan
saran dari pendamping pada mata kuliah ini, agar pembuat makalah selanjutnya lebih baik
lagi.

Daptar pustaka
14
Rosleny Marliani,M.si,Editor Drs.Beni Ahmad saebani,m.si cetakan Ke-2
:Mei 2014

Copyright @2010 lCV Pustaka setia

15

Anda mungkin juga menyukai