Anda di halaman 1dari 10

Makalah

DI SUSUN OLEH :

WIWIN ULANDARI A31120022

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TADULAKO

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan
terimakasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan
memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembac.Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih
banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan
pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik
dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

BALINGGI,21 APRIL 2021


Daftar isi

HALAMAN JUDUL…………………………………………………….

KATA PENGANTAR…………………………………………………...

DAFTAR ISI……………………………………………………………..

BAB I PENDAHULUAN

A. latar belakang ……………………………………………………

B. tujuan pembahasan………………………………………………..

BAB II PEMBAHASAN

 A Pengertian Peserta Didik…………………………………………

B Perkembangan Peserta Didik……………………………………...

BAB III PENUTUP

A. Simpulan …………………………………………………………
B. Saran……………………………………………………………...

DAFTAR PUSTAKA
BAB 1

PEMBAHASAN

Latar Belakang

Pendidikan adalah sebuah proses yang tak berkesudahan yang sangat


menentukan karakter bangsa pada masa kini dan masa datang, tergantung pada
kualitas pendidikan bangsa tersebut. Sebagai seorang pendidik, juga perlu
memahami perkembangan peserta didik. Perkembangan peserta didik tersebut
meliputi: perkembangan fisik, perkembangan sosioemosional, dan bermuara pada
perkembangan intelektual. Perkembangan fisik dan perkembangan sosio sosial
mempunyai kontribusi yang kuat terhadap perkembangan intelektual atau
perkembangan mental atau perkembangan kognitif peserta didik.

Memahami peserta didik, merupakan sikap yang harus dimiliki dan dilakukan
pendidik, agar pendidik dapat mengetahui aspirasi atau tuntutan peserta didik
yang bisa dijadikan bahan pertimbangan dalam penyusunan program yang tepat
bagi peserta didik, sehingga kegiatan pembelajaran pun akan dapat memenuhi
kebutuhan, minat mereka dan tepat berdasarkan dengan perkembangan mereka.

Beberapa dasar pertimbangan perlunya ” memahami peserta didik ” sebagai


berikut:

1).Dasar pertimbangan psikologis, bahwa suatu kegiatan akan menarik dan


berhasil apabila sesuai dengan minat, bakat, kemampuan, keinginan, dan tuntutan
peserta didik.
2).Dasar pertimbangan sosiologi, bahwa secara naluri manusia akan merasa ikut
serta memiliki dan aktif mengikuti kegiatan yang ada.

Tujuan

Tujuan penulis membuat makalah ini adalah agar pendidik dapat memahami
proses perkembangan peserta didik dan pendidik dapat memahami peserta didik
dari berbagai segi, serta pendidik dapat menggunakan metode belajar yang tepat
bagi peserta didik.

BAB 2

PEMBAHASAN

Pengertian Peserta Didik

Dalam perspektif pedagogis, peserta didik diartikan sebagai sejenis makhluk


“homo educantum”, makhluk yang menghajatkan pendidikan. Dalam pengertian
ini, peserta didik dipandang sebagai manusia yang memiliki potensi yang bersifat
laten, sehingga dibutuhkan binaan dan bimbingan untuk mengaktualisasikannya,
agar ia dapat menjadi manusia susila yang cakap.
Dalam perspektif psikologis, peserta didik adalah individu yang sedang berada
dalam proses pertumbuhan dan perkembangan, baik fisik maupun psikis menurut
fitrahnya masing-masing. Sebagai individu yang tengah tumbuh dan berkembang,
peserta didik memerlukan bimbingan dan pengarahan yang konsisten menuju ke
arah titik optimal kemampuan fitrahnya.

Dalam perspektif Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun


2003 pasal 1 ayat 4, “peserta didik diartikan sebagai anggota masyarakat yang
berusaha mengembangkan dirinya melalui proses pe ndidikan pada jalur jenjang
dan jenis pendidikan tertentu.”

Berdasarkan beberapa definisi tentang peserta didik yang disebutkan di atas, dapat
disimpulkan bahwa peserta didik individu yang memiliki sejumlah karakteristik,
diantaranya:

1).Peserta didik adalah individu yang memiliki potensi fisik dan psikis yang khas,
sehingga ia merupakan insan yang unik.

2).Peserta didik adalah individu yang sedang berkembang. Artinya peserta didik
tengah mengalami perubahan-perubahan dalam dirinya secara wajar, baik yang
ditujukan kepada diri sendiri maupun yang diarahkan pada penyesuaian terhadap
lingkungannya.

3).Peserta didik adalah individu yang membutuhkan bimbingan individual dan


perlakuan manusiawi.

4).Peserta didik adalah individu yang memiliki kemampuan untuk mandiri.

Perkembangan Peserta Didik

1).Perkembangan Fisik

Perkembangan fisik peserta didik meliputi pertumbuhan tinggi dan berat badan.
Perubahan proporsi atau perbandingan antar bagian tubuh yang membentuk postur
tubuh, pertumbuhan tulang, gigi, otot, dan lemak. Pertumbuhan dan
perkembangan fisik anak menentukan ketrampilan anak bergerak. Pertumbuhan
dan perkembangan mempengaruhi cara memandang dirinya sendiri dan orang
lain, yang berdampak dalam melakukan penyesuaian dengan dirinya dan orang
lain.

2).Perkembangan Intelek

Perkembangan Intelek sangat erat dengan perkembangan kognitif. Pengertian


kognitif meliputi aspek struktur intelek yang dipergunakan untuk mengetahui
sesuatu, dan dalamnya terdapat aspek: persepsi, ingatan, pikiran, simbol,
penalaran, dan pemecahan persoalan. Perkembangan kognitif merupakan proses
dan hasil individu dengan lingkungannya.

3).Perkembangan Afektif

Erikson melahirkan teori perkembangan afektif yang terdiri atas delapan tahap, di
antaranya:

a). Trust vs Mistnis/Kepercayaan dasar (0,0 -1 tahun). Orang yang kebutuhannya


terpenuhi waktu ia bangun, keresahannya segera terhapus, selalu dibuai dan
diperlakukan sebaik-baiknya, diajak main dan bicara, akan turnbuh perasaannya
bahwa dunia ini tempat yang aman dengan orang-orang di sekitarnya yang selalu
bersedia menolong dan dapat dijadikan tempat ia menggantungkan nasibnya. Jika
pemeliharaan terhadap bayi itu tidak menetap, tidak memadai sebagaimana
mestinya, serta terkandung di dalarnnya sikap-sikap menolak, akan turnbuhlah
pada bayi itu rasa takut serta ketidak-percayan yang mendasar terhadap dunia
sekelilingnya dan terhadap orang-orang di sekitarnya. Perasaan ini akan terus
terbawa pada tingkat-tingkat perkembangan.

b). Autonomy vs Shame and Doubt/Otonomi (1-3 tahun). Pada tahap ini Erikson
melihat munculnya autonomy. Dimensi autonomy ini timbulnya karena adanya
kemampuan motoris dan mental anak. Pada saat ini bukan hanya berjalan, tetapi
juga memanjat, menutup-membuka menjatuhkan, menarik dan mendorong,
memegang dan melepaskan. Anak sangat bangga dengan kemampuannya ini dan
ia ingin melakukan banyak hal sendirid). Industry vs litferioriry/Produktivitas (6–
11 tahun). Anak mulai mampu berpikir deduktif, bermain dan belajar menurut
peraturan yang ada. Dimensi psikososial yang rnuncul pada masa ini adalah: sense
of industry, sense of inferiority..

e).Identity vs Role Confusion/Identitas (12–18 tahun). Pada saat ini anak sudah
menuju kematangan fisik dan mental. la mempunyai perasaan-perasaan dan
keinginan-keinginan baru sebagai akibat perubahan-perubahan tubuhnya.
Pandangan dan pemikirannya tentang dunia sekelilingnya mengalami
perkembangan. la mulai dapat berpikir tentang pikiran orang lain. Ia berpikir apa
yang dipikirkan orang lain tentang dirinya

f).Intimacy vs Isolation/Keakraban (19– 25 tahun). Yang dimaksud dengan


intimacy oleh Erikson selain hubungan antara suami istri adalah juga kemampuan
untuk berbagai rasa dan memperhatikan orang lain. Pada tahap ini pun
keberhasilan tidak bergantung secara langsung kepada orang tua. Jika intimacy ini
tidak terdapat di antara sesama teman atau suami istri, menurut Erikson, akan
terdapat apa yang disebut isolation, yakni kesendirian tanpa adanya orang lain
untuk berbagai rasa dan saling memperhatikan.

g).Generavity vs Self Absorption/Generasi Berikut (25– 45 tahun).


Generativity berarti bahwa orang mulai memikirkan orang-orang lain di luar
keluarganya sendiri, memikirkan generasi yang akan datang serta hakikat
masyarakat dan dunia tempat generasi ini hidup

h).Integrity vs Despair/Integritas (45 tahun). Pada tahap ini usaha-usaha yang


pokok pada individu sudah mendekati kelengkapan, dan merupakan masa-masa
untuk menikmati pergaulan dengan cucu-cucu
BAB 3

PENUTUP

Kesimpulan

Pada proses memahami peserta didik penting kiranya memahami kebutuhan


peserta didik juga perkembangan peserta didik terlebih dahulu, sehingga peserta
didik dapat mengembangkan diri pribadi seutuhnya baik fisik, intelektual, emosi,
sosial dan spiritual sebagai individu dan sebagai anggota masyarakat.

Saran

Penulis menyadari akan kekurangan makalah ini, maka dari itu diharapkan
kepada pembaca untuk memberi kritik atau saran yang bersifat menbangun, agar
makalah ini menjadi lebih sempurna dan baik. Sehingga dapat di pergunakan
selayak mungkin.

Akhirnya kepada Allah lah kita kembali. Mudah-mudahan makalah ini berguna
bagi pembaca dan pendengar.
DAFTAR PUSTAKA

https://id.scribd.com/doc/60928544/Urgensi-Pendidik-Memahami-Peserta-
Didik#:~:text=3.%20Pentingnya%20pemahaman%20pendidik
%20mengenai,mudah%20dalam%20memberikan%20bimbingan%20belajar

http://parassitah.blogspot.com/2012/12/makalah-urgensi-pemahaman-
terhadap.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai