Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PENDAHULUAN PERSONAL HYGIENE

Nama Pasien : Ny. A


Diagnose Medis : TB Paru

I. Konsep Personal Hygine


1.1 Definisi Personal Hygine
Personal Hygiene berasal dari bahasa Yunani yaitu personal yang artinya
perorangan dan hygiene berarti sehat. Jadi personal hygiene merupakan
suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang
untuk kesejahteraan fisik dan psikologis. Perawatan diri adalah salah satu
kemampuan dasar manusia dalam memenuhi kebutuhan guna
mempertahankan kehidupannya, kesehatan, kesejahteraan, sesuai dengan
kondisi kesehatan, klien dinyatakan terganggu keperawatan dirinya jika
tidak dapat melakukan perawatan diri (Depkes 2000).Ukuran kebersihan
atau penampilan seseorang dalam pemenuhan kebutuhan Personal
Hygiene berbeda pada setiap orang sakit karena terjadi gangguan
pemenuhan kebutuhan. Perawat dapat memberikan informasi-informasi
tentang personal hygiene yang lebih baik terkait dengan waktu atau
frekuensi aktifitas, dan cara yang benar dalam melakukan perawatan diri.

1.2 Fisiologi sistem/ Fungsi normal sistem


Personal hygiene adalah suatu upaya yang dilakukan seseorang untuk
memelihara kebersihan diri. Personal hygiene dapat terganggu apabila
individusedang sakit. Selan itu fasilitas yang kurang, kurangnya
pengetahuan tentang personal hygiene yang tepat, ekonomi yang kurang
dan factor lingkungan sekitar. Akibatnya individu akan mengalami defisit
personal hygiene.

Apabila defisit personal hygiene individu terganggu, maka akan


menimbulkan dampak baik dilihat dari segi fisik maupun psikologis.
Dampak fisik yang mungkin muncul adalah:
a.       Gangguan integritas kulit
b.      Gangguan mukosa mulut
c.       Infeksi pada mata dan telinga
d.      Gangguanfisikpada kuku
Dampak psikologis yang mungkin muncul adalah:
a.       Kebutuhan harga diri
b.      Gangguan interaksi sosial
c.       Aktualisasi diri
d.      Gangguan rasa nyaman
e.       Kebutuhan mencintai dicintai
1.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi Personal Hygine
Menurut Tarwoto dan Wartinah dalam buku Kebutuhan Dasar Manusia
dan Proses Keperawatan, sikap seseorang melakukan personal hygiene
dipengaruhi oleh sejumlah factor antara lain:
a. Body Image
Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan
diri misalnya karena adanya perubahan fisik sehingga individu tidak
peduli kebersihannya.
b. Praktik Sosial
Pada anak – anak selalu dimanja dalam kebersihan diri sehingga
kemungkinan akan terjadi perubahan personal hygiene.
c. Status Sosial Ekonomi
Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi,
sikat gigi, shampoo dan alat lainnya yang semuanya memerlukan
biaya untuk membelinya.
d. Pengetahuan
Pengetahuan mengenai personal hygiene sangat penting karena
pengetahuan yang baik dapat meningkatkan kesehatan.
e. Budaya
Di sebagian masyarakat jika individu sakit maka tidak boleh
dimandikan.
f. Kebiasaan Seseorang
Ada kebiasaan seseorang yang menggunakan produk tertentu dalam
perawatan diri seperti pengguanaan sabun, shampo, dll.
g. Kondisi Fisik
Pada keadaan sakit tertentu kemampuan untuk merawat diri berkurang
dan perlu bantuan untuk melakukannya.

Menurut Wahit Iqbal Mubarak dan Nurul Cahaya di dalam buku


Kebutuhan Dasar mengatakan bahwa faktor – faktor yang mempengaruhi
personal hygiene yaitu:
a. Budaya
Sejumlah mitos berkembang dimasyarakat bahwa saat individu sakit,
ia tidak boleh dimandikan karena dapat memperparah penyakitnya.
b. Status Sosial Ekonomi
Sejumlah mitos berkembang dimasyarakat bahwa saat individu sakit,
ia tidak boleh dimandikan karena dapat memperparah penyakitnya.
c. Agama
Agama juga mempengaruhi keyakinan individu dalam melaksanakan
kebiasaan sehari – hari. Setiap agama pasti memerintahkan umatnya
untuk menjaga kebersihan karena kebersihan adalah sebagian dari
iman. Hal ini tentu akan mendorong untuk mengingat pentingnya
kebersihan diri bagi kelangsungan hidupnya.
d. Tingkat Pengetahuan/ Perkembangan Individu
Kedewasaan sesorang mempengaruhi pada kualitas diri seseorang,
salah satunya adalah pengetahuan yang baik.
e. Status Kesehatan
Kondisi sakit/ cedera akan menghambat kemampuan individu dalam
melakukan perawatan diri. Hal ini tentunya berpengaruh pada tingkat
kesehatan individu. Individu akan semakin lemah sehingga jatuh sakit.
f. Cacat Mental dan Jasmani
Kondisi cacat dan gangguan mental yang menghambat kemampuan
individu untuk melakukan perawatan diri secara mandiri.

1.4 Macam-macam gangguan yang mungkin terjadi


Adapun penyebab terjadinya deficit gangguan personal hygiene adalah:
a. Sakit, sehingga tidak dapat melakukan sendiri
b. Kurangnya pengetahuan dan informasi
c. Keterbatasan biaya
d. Lingkungan yang tidak mendukung
e. Tidak adanya fasilitas yang memadai

II. Rencana asuhan klien dengan Personal Hygine


2.1 Pengkajian
2.1.1 Riwayat Keperawatan
a. Keluhan utama
b. Riwayat kesehatan sekarang
c. Riwayat penyakit terdahulu
d. Riwayat kesehatan keluarga
2.1.2 Pemeriksaan Fisik
a. Catat perubahan- perubahan pada area membrane mukosa, kulit,
mulut, hidung, telinga, kuku, kaki, dan rambut akibat terapi.
b. Lakukan insfeksi dan palpasi, catat adanya lesi dan kondisi lesi.
c. Observasi kondisi membrane mukosa, kulit, mulut, hidung,
telinga, kuku, kaki, dan rambut : warna, tekstur, turgon.
2.1.3 Pemeriksaan Penunjang
2.2 Diagnosa Keperawatan yang mungkin muncul
Diagnosa 1: Defisit Perawatan Diri: Berpakaian
2.2.1 Definisi
Kegagalan untuk melakukan atau menyelesaikan berpakaian dan
aktivitas merapikan diri sendiri.
2.2.2 Batasan Karakteristik
a. Ketidakmampuan untuk memilih pakaian
b. Ketidakmampuan untuk memakai pakaian pada tubuh bagian
bawah.
c. Ketidakmampuan untuk menjaga penampilan
d. Ketidakmampuan untuk mengambil pakaian
e. Ketidakmampuan untuk mengenakan pakaian pada bagian atas
tubuh
f. Ketidakmampuan untuk menggunakan sepatu
g. Ketidakmampuan untuk menggunakan kaos kaki
h. Ketidakmampuan untuk melepaskan pakaian
i. Ketidakmampuan untuk menggunakan alat bantu
j. Ketidakmampuan untuk menggunakan resleting
k. Kegagalan mengenakan pakaian dengan cepat
l. Kegagalan untuk mendapatkan pakaian
m. Kegagalan untuk meletakkan item-item yang dibutuhkan dari
pakaian
2.2.3 Faktor yang berhubungan
a. Kerusakkan kognitif
b. Penurunan motivasi
c. Ketidaknyamanan
d. Kendala lingkungan
e. Lemah
f. Kerusakan musculoskeletal
g. Kerusakkan neuromuscular
h. Nyeri
i. Kesalahan persepsi
j. Kecemasan yang berat
k. Lemah
Diagnosa 2: Defisit perawatan Diri: Eleminasi
2.2.4 Definisi
Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan
kegiatan eleminasi
2.2.5 BatasanKarakteristik
Objektif
a. Ketidakmampuan melakukan hygiene eliminasi yang tepat
b. Ketidakmampuan menyiram kloset atau kursi buang air
c. Ketidakmampuan mencapai kloset atau kursi buang air
d. Ketidakmampuan manipulasi pakaian untuk eleminasi
e. Ketidakmampuan untuk duduk atau bagian dari kloset atau kursi
buang air
2.2.6 Faktor yang berhubungan
a. Penurunan motifasi
b. Hambatan lingkungan
c. Keletihan
d. Hambatan mobilitas
e. Hambatan kemampuan berpindah
f. Gangguan musculoskeletal
g. Gangguan neuromuscular
h. Nyeri
i. Gangguan persepsi atau kognitif
j. Ansietas berat
k. Kelemahan

2.3 Perencanaan
Diagnosa 1: Defisit Perawatan Diri: Berpakaian
2.3.1 Tujuan dan Kriteria Hasil
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama ...x 24 jam, px
mampu mempertahankan kebersihan diri dan kerapian, dengan
Kriteria Hasil:
1. Penampilan rapi
2. Rambut rapi dan bersih
3. Mampu memakai pakaian dan berhias secara mandiri
2.3.2 Intervensikeperawatandanrasional
1. Kajihambatanpartisipasidalamperawatandiri
Rasional: Menyiapkan untuk meningkatkan kemandirian
2. Bantu pasien memilih pakaian
Rasional: Px mungkin membutuhkan berbagai bantuan dalam
persiapan memilih pakaian
3. Jelaskan tentang cara – cara personal hygiene yang tepat
Rasional: Menambah pengetahuan pasien dan keluarga mengenai
perawatan diri yang tepat
4. Libatkan keluarga
Rasional: Memberikan kesempatan kepada keluarga untuk
membantu pasien dan memberikan motivasi

Diagnosa 2: Defisit perawatan Diri: Eleminasi


2.3.3 Tujuan dan Kriteria Hasil
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama ...x 24 jam, px
mampu melakukan aktivitas eleminasi secara tepat, dengan Kriteria
Hasil:
1. Px mampu duduk dan turun dari toilet
2. Px mampu membersihkan diri setelah eleminasi secara mandiri/
dibantu
2.3.4 Intervensi Keperawatan dan rasional
1. Kaji budaya pasien ketika mempromosikan aktivitas
perawatan diri
Rasional: Mengetahui kebiasaan px dalam toileting
2. Bantu pasien ke toilet
Rasional: Hambatan mobilitas menyebabkan px tidak mampu
melakukan perawatan diri secara mandiri
3. Berikan pengetahuan tentang personal hygiene
Rasional: Mengetahui pentingnya personal hygiene bagi
pasien
4. Libatkan keluarga
Rasional: Memberikan kesempatan kepada keluarga untuk
membantu pasien
III. DaftarPustaka
Wilkinson, Judith M. (2011). Buku Saku Diagnosis Keperawatan: Diagnosa
NANDA, Intervensi NIC, KriteriaHasil NOC Edisi 9. Jakarta: EGC
Mubarak, Wahit Iqbal & Cahyani, Nurul. 2007. Kebutuhan Dasar. Jakarta :
EGC
Potter & Perry. 2005. Fundamental Keperawatan. Jakarta:EGC
Tarwoto & Wartonah. 2006. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses
Keperawatan Ediai 3. Jakarta: Salemba Medika.
Banjarmasin, 1 November 2016
PreseptorAkademik, PreseptorKlinik,

(……………………………………...) (……………………………………..)

Anda mungkin juga menyukai