PENYAKIT ASMA
Di Susun Oleh :
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian dari penyakit asma?
2. Bagaimana Klasifikasi Penyakit Asma?
3. Bagaimana gejala-gejala dari penyakit asma ?
4. Bagaimana penatalaksanaan penyakit asma ?
5. Bagimana cara penanganan penyakit asma ?
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian Asma
2. Bagaimana Klasifikasi Penyakit Asma
3. Untuk mengetahui gejala- gejala Asma
4. Untuk mengetahui penatalaksanaan Asma
5. Untuk mengetahui cara penanganan Asma
D. MANFAAT
PEMBAHASAN
A. Pengertian Asma
Penyakit asma berasal dari kata “Asthma” yang diambil dari bahasa yunani
yang berarti “sukar bernapas”. Penyakit asma dikenal karena adanya gejala sesak
napas, batuk yang disebabkan oleh penyempitan saluran napas. Asma juga disebut
penyakit paru-paru kronis yang menyebabkan penderita sulit bernapas. Hal ini
disebabkan karena pengencangan dari otot sekitar saluran napas, peradangan, rasa
nyeri, pembengkakan dan iritasi pada saluran napas di paru-paru. Hal lain disebut juga
bahwa asma adalah penyakit yang disebabkan oleh peningkatan respon dari trachea
dan bronkus terhadap bermacam-macam stimuli yang di tandai dengan penyempitan
bronkus atau bronkiolus dan sekresi berlebih dari kelenjar di mukosa bronkus.
1. Penyumbatan saluran nafas yang bersifat reversible (dapat balik), baik secara
spontan maupun dengan pengobatan.
2. Peradangan pada jalan nafas.
3. Peningkatan respon jalan nafas terhadap berbagai rangsangan (hiper-
responsivitas) (NAEPP, 1997).
Pada saat seseorang menderita asma terkena faktor pemicunya, maka dinding
saluran mafasnya akan menyempit dan membengkak menyebabkan sesak napas.
Kadang dinding saluran napas dilumuri oleh lendir yang lengket sehingga dapat
menyebabkan sesak napas yang lebih parah. Jika tidak dapat ditangani dengan baik
maka asma dapat menyebabkan kematian.
Dengan kta lain Antibodi ini mencari dan menempelkan dirinya pada
sel-sel batang. Peristiwa ini terjadi dalam jumlah besar di paru-paru dan
saluran pernafasan lalu membangkitkan suatu reaksi. Batang-batang sel
melepaskan zat kimia yang disebut mediator. Salah satu unsur mediator ini
adalah histamin. Dan akibat pelepasan histamin terhadap paru-paru adalah
reaksi penegangan/pengerutan saluran pernafasan dan meningkatnya
produksi lendir yang dikeluarkan jaringan lapisan sebelah dalam saluran
tersebut.
c. Asma Campuran
Asma campuran adalah bentuk asma yang paling umum. Asma ini
mempunyai karakteristik dari bentuk alergik maupun bentuk idiopatik atau
non alergik.
c. Persisten Sedang
d. Persisten Berat
Secara umum gejala penyakit asma adalah sesak napas, batuk berdahak,
dan suara napas yang berbunyi dimana serinya gejala ini timbul pada pagi hari
menjelang waktu subuh, hal ini dikarenakan pengaruh keseimbangan hormon
kortisol yang kadarnya rendah ketika pagi hari.
Penderita asma akan mengeluhkan sesak napas karena udara pada waktu
bernapas tidak dapat mengalir dengan lancar pada saluran napas yang sempit hal
ini juga yang menyebabkan timbulnya bunyi pada saat bernapas. Pada penderita
asma, penyempitan saluran napas yang terjadi dapat berupa pegerutan dan
tertutupnya saluran oleh dahak yang diproduksi secara berlebihan dan
menimbulkan batuk sebagai respon untuk mengeluarkan dahak tersebut.
Salah satu ciri asma adalah hilangnya keluhan diluar serangan. Artinya,
pada saat serangan, penderita asma bisa kelihatan amat menderita (banyak batuk,
sesak napas, hebat bahkan sampai tercekik) tetapi diluar serangan penderita sehat-
sehat saja. Inilah salah satu yang membedakannya dengan penyakit lain.
D. Penatalaksanaan Asma
Tujuan pengobatan asma bronkial adalah agar penderita dapat hidup normal,
bebas dari serangan asma serta memiliki faal paru senormal mungkin, mengurangi
reaktifasi saluran napas, sehingga menurunkan angka perawatan dan angka kematian
akibat asma Suatu kesalahan dalam penatalaksanaan asma dalam jangka pendek dapat
menyebabkan kematian , sedangkan jangka panjang dapat mengakibatkan peningkatan
serangan atau terjadi obstruksi paru yang menahun.
Manajemen pengendalian asma terdiri dari 6 (enam) tahapan yaitu sebagai berikut:
a. Pengetahuan
Memberikan pengetahuan kepada penderita asma tentang keadaan
penyakitnya dan mekanisme pengobatan yang akan dijalaninya kedepan (GINA,
2005).
b. Monitor
Memonitor asma secara teratur kepada tim medis yang menangani penyakit
asma. Memonitor perkembangan gejala, hal-hal apa saja yang mungkin terjadi
terhadap penderita asma dengan kondisi gejala yang dialaminya beserta
memonitor perkembangan fungsi paru (GINA, 2005).
c. Menghindari Faktor Resiko
Hal yang paling mungkin dilakukan penderita asma dalam mengurangi gejala
asma adalah menhindari faktor pencetus yang dapat meningkatkan gejala asma.
Faktor resiko ini dapat berupa makanan, obat-obatan, polusi, dan sebagainya
(GINA, 2005).
d. Pengobatan Medis Jangka Panjang
Pengobatan jangka panjang terhadap penderita asma, dilakukan berdasarkan
tingkat keparahan terhadap gejala asma tersebut. Pada penderita asma intermitten,
tidak ada pengobatan jangka panjang. Pada penderita asma mild intermitten,
menggunakan pilihan obat glukokortikosteroid inhalasi dan didukung oleh
Teofilin, kromones, atau leukotrien. Dan untuk asma moderate persisten,
menggunakan pilihan obat β.
Glukokortikosteroid Inhalasi
Jenis obat ini digunakan selama satu bulan atau lebih untuk mengurangi gejala
inflamasi asma. Obat ini dapat meningkatkan fungsi paru, mengurangi
hiperresponsive dan mengurangi gejala asma dan meningkatkan kualitas hidup. Obat
ini dapat menimbulkan kandidiasis orofaringeal, menimbulkan iritasi pada bagian
saluran napas atas dan dapat memberikan efek sistemik, menekan kerja adrenal atau
mengurangi aktivitas osteoblast (GINA, 2005).
Glukokortikosteroid Oral
Mekanisme kerja obat dan fungsi obat ini sama dengan obat kortikosteroid
inhalasil. Obat ini dapat menimbulkan hipertensi, diabetes, penekanan kerja
hipothalamus-pituitary dan adrenal, katarak, glukoma, obaesitas dan kelemahan
(GINA, 2005).
β2-Agonist Inhalasi
Obat ini berfungsi sebagai bronkodilator selama 12 jam setelah pemakaian.
Obat ini dapat mengurangi gejala asma pada waktu malam, meningkatkan fungsi
paru. Obat ini dapat menimbulkan tremor pada bagian musculoskeletal, menstimulasi
kerja cardiovascular dan hipokalemia (GINA, 2005).
β2-Agonist Oral
Obat ini sebagai bronkodilator dan dapat mengontrol gejala asma pada waktu
malam. Obat ini dapat menimbulkan anxietas, meningkatkan kerja jantung, dan
menimbulkan tremor pada bagian muskuloskeletal (GINA, 2005).
Teofiline
Obat ini digunakan untuk menghilangkan gejala atau pencegahan asma
bronkial dengan merelaksasi secara langsung otot polos bronki dan pembuluh darah
pulmonal. Obat ini dapat menyebabkan efek samping berupa mual, muntah, diare,
sakit kepala, insomnia dan iritabilitas. Pada level yang lebih dari 35 mcg/mL
menyebabkan hperglisemia, hipotensi, aritmia jantung, takikardi, kerusakan otak dan
kematian.
Leukotriens
Obat ini berfungsi sebagai anti inflamasi. Obat ini berfungsi untuk mengurangi
gejala termasuk batuk, meningkatkan fungsi paru dan menurunkan gejala asma
(GINA, 2005).
β2-Agonist Inhalasi
Obat ini bekerja sebagai bronkodilator. Obat ini digunakan untuk mengontrol
gejala asma, variabilitas peak flow, hiperresponsive jalan napas. Obat ini dapat
menstimulasi kerja jantung, tremor otot skeletal dan hipokalemia (GINA, 2005).
β2-Agonist Oral
Obat ini sebagai bronkodilator. Obat ini dapat menstimulasi kerja jantung,
tremor otot skeletal dan hipokalemia (GINA, 2005).
Antikolinergic
Obat ini sebagai bronkodilator. Obat ini dapat meningkatkan fungsi paru. Obat
ini dapat menyebabkan mulut kering dan pengeluaran mucus (GINA, 2005).
h. Inhaler
Inhaler merupakan sebuah alat yang digunakan untuk memberikan obat ke
dalam tubuh melalui paru-paru. Hal ini terutama digunakan dalam pengobatan asma.
Yang paling umum adalah MDI (Metered Dose Inhaler) yang diberi tekanan
udara dan diukur dosis pengisapnya. Pada MDI, obat-obatan biasanya disimpan dalam
bentuk larutan yang diberi tekanan udara dalam tabung kecil yang berisi propellan,
meskipun mungkin juga bisa dalam bentuk suspensi. Prosedur yang benar untuk
menggunakan MDI adalah pertama, mengambil nafas dan keluarkan sepenuhnya,
masukkan pompa ke dalam mulut kemudian ambil nafas, tekan ujung tabung untuk
melepaskan obat.
Cara penggunaan :
3 4
3. Ambil napas panjang beberapa
kali dan kemudian bernapas
keluar dengan lembut.
4. Segera tempat corong di mulut
Anda dan menempatkan Anda di sekitar gigi itu
(tidak di depan dan jangan digigit), dan segel bibir Anda di
sekitar mulut, memegang di antara bibir Anda. 5
5. Mulai untuk bernapas dalam perlahan dan me ndalam
melalui corong telepon. Ketika Anda bernapas dalam,
secara bersamaan tekan ke bawah tabung inhaler
untuk melepaskan obat. Satu siaran pers satu kali
semprotan obat.Lanjutkan bernapas dalam-dalam
untuk memastikan obat masuk ke paru-paru Anda.
E. Penanganan Asma
Apabila Anda melihat orang lain sedang mengalami serangan asma, Anda bisa
membantunya dengan mempraktikkan pertolongan pertama pada asma berikut ini:
Hubungi ambulans.
Bantu orang tersebut untuk duduk tegak dengan nyaman, sambil melonggarkan
pakaiannya agar tidak sesak.
Jauhkan penderita asma yang sedang kumat dari kemungkinan pencetusnya,
seperti debu, udara dingin, atau hewan peliharaan. Tanyakan faktor pencetus asma
pada penderita, jika memungkinkan.
Jika orang tersebut memiliki obat asma, seperti inhaler, bantu dia untuk Jika dia
tidak punya inhaler, gunakan inhaler yang ada di kotak P3K. Jangan pakai obat
inhaler dari penderita asma yang lain.
Untuk menggunakan inhaler, pertama-tama lepaskan tutupnya, kocok, lalu
sambungkan inhaler ke spacer, dan pasangkan mouthpiece pada spacer.
Setelah itu, tempelkan mouthpiece pada mulut penderita. Usahakan agar mulut
penderita menutupi seluruh ujung mouthpiece.
Ketika penderita mengambil napas perlahan-lahan, tekan inhaler satu kali. Minta
dia agar tetap mengambil napas pelan-pelan dan sedalam mungkin, kemudian
tahan napas selama 10 detik.
Semprotkan inhaler sebanyak empat kali, dengan jarak waktu sekitar 1 menit tiap
kali semprotan.
Setelah empat semprotan, tunggu hingga 4 menit. Jika masih sulit bernapas,
berikan empat semprotan lagi dengan jarak waktu yang sama.
Jika tetap tidak ada perubahan, berikan empat semprotan inhaler setiap 4 menit
sekali, sampai ambulans tiba.
Jika serangan asmanya berat, semprotkan inhaler sebanyak 6-8 kali setiap 5
menit.
Jika Anda mengalami serangan asma atau melihat orang lain mengalaminya,
segeralah minta pertolongan dengan menghubungi ambulans. Lakukan langkah
pertolongan di atas sambil menunggu bantuan datang, dan jangan tinggalkan
penderita asma sendirian. Perawatan medis darurat harus diberikan secepatnya apabila
penderita asma mengalami kesulitan bernapas hingga tampak pucat, bibirnya
membiru, tidak bisa bicara, atau pingsan
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Asma adalah penyakit yang ditandai dengan penyempitan saluran napas sehingga
penderita mengalami keluhan sesak napas atau kesulitan bernapas. Tingkat keparahan
asma ditentukan dengan mengukur kemampuan paru dalam menyimpan oksigen. Asma
merupakan penyakit yang tidak bisa dianggap sepele.Pengobatan asma harus dilakukan
secara tepat dan benar untuk mengurangi gejala yang timbul. Pengobatan asma
memerlukan kerja sama antara pasien, keluarga, dan dokternya. Oleh karena itu pasien
asma dan keluarganya harus diberi informasi lengkap tentang obat yang dikonsumsinya;
kegunaan, dosis, aturan pakai, cara pakai dan efek samping yang mungkin timbul. Pasien
hendaknya juga menghindari faktor yang menjadi penyebab timbulnya asma. Selain itu,
pasien harus diingatkan untuk selalu membawa obat asma kemanapun dia pergi,
menyimpan obat-obatnya dengan baik, serta mengecek tanggal kadaluarsa obat tersebut.
Hal ini perlu diperhatikan agar semakin hari kualitas hidup pasien semakin meningkat.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.alodokter.com/pertolongan-pertama-pada-asma-yang-wajib-diketahui
https://www.academia.edu/34997529/JURNAL_ASMA_2
http://p2ptm.kemkes.go.id/infographic-p2ptm/penyakit-paru-kronik/page/23/definisi-
asma