Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

PENYAKIT ASMA

Di Susun Oleh :

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN SEMARANG

TAHUN AKADEMIK 2020


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pernapasan atau respirasi adalah proses mulai dari pengambilan oksigen,


pengeluaran karbondioksida hingga penggunaan energi di dalam tubuh. Manusia
dalam bernapas menghirup oksigen dalam udara bebas dan membuang
karbondioksida ke lingkungan. Sistem pernapasan pada dasarnya dibentuk oleh jalan
atau saluran napas dan paru-paru beserta pembungkusnya (pleura) dan rongga dada
yang melindunginya. Normalnya manusia butuh kurang lebih 300 liter oksigen per
hari. Dalam keadaan tubuh bekerja berat maka oksigen atau O2 yang diperlukan pun
menjadi berlipat-lipat kali dan bisa sampai 10 hingga 15 kali lipat. Namun dalam
pernapasan juga dapat mengalami gangguan atau kelainan salah satunya yang kita
kenal dengan penyakit asma.

Asma adalah penyakit yang ditandai dengan penyempitan saluran napas


sehingga penderita mengalami keluhan sesak napas atau kesulitan bernapas. Tingkat
keparahan asma ditentukan dengan mengukur kemampuan paru dalam menyimpan
oksigen. Asma merupakan penyakit yang tidak bisa dianggap sepele. Berdasarkan
data WHO tahun 2006, sebanyak 300 juta orang menderita asma dan 225 ribu
penderita meninggal karena asma di seluruh dunia. Hasil penelitian International study
on asthma an alergies in childhood pada tahun 2006, menunjukkan bahwa di
Indonesia prevalensi gejala penyakit asma tidak dapat disembuhkan, namun dalam
penggunaan obat-obat yang ada saat ini hanya berfungsi untuk menghilangkan gejala
saja. Kontrol yang baik diperlukan oleh penderita untuk terbebas dari gejala serangan
asma dan bisa menjalani aktivitas hidup sehari-hari. Untuk mengontrol gejala asma
secara baik, maka penderita harus bisa merawat penyakitnya, dengan cara mengenali
lebih jauh tentang penyakit tersebut (Sundaru, 2008).

Selama asma menyerang, saluran napas akan mengalami penyempitan dan


mengisinya dengan cairan lengket yang diproduksi oleh dinding bagian dalam yang
menyebabkan jalan udara menyempit dan mengurangi aliran keluar masuknya udara
ke paru-paru. Pada asma kambuhan sering menyebabkan gangguan seperti sulit tidur,
kelelahan, dan mengurangi tingkat aktivitas sehari-hari.Asma secara relatif memang
memiliki tingkat kematian yang rendah dibandingkan dengan penyakit kronis lainnya,
namun demikian sedikitnya ratusan ribu orang meninggal karena asma pada tahun
2005. Banyaknya penderita asma yang meninggal dunia, dikarenakan oleh kontrol
asma yang kurang atau kontrol asma yang buruk (Depkes, 2008).

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian dari penyakit asma?
2. Bagaimana Klasifikasi Penyakit Asma?
3. Bagaimana gejala-gejala dari penyakit asma ?
4. Bagaimana penatalaksanaan penyakit asma ?
5. Bagimana cara penanganan penyakit asma ?

C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian Asma
2. Bagaimana Klasifikasi Penyakit Asma
3. Untuk mengetahui gejala- gejala Asma
4. Untuk mengetahui penatalaksanaan Asma
5. Untuk mengetahui cara penanganan Asma

D. MANFAAT

Manfaat dari laporan ini adalah untuk memberikan pengetahuan kepada


mahasiswa mengenai penyakit asma, klasifikasi asma, gejala-gejala asma,
penatalaksaan asma dan bagimana cara penanganannya.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Asma

Penyakit asma berasal dari kata “Asthma” yang diambil dari bahasa yunani
yang berarti “sukar bernapas”. Penyakit asma dikenal karena adanya gejala sesak
napas, batuk yang disebabkan oleh penyempitan saluran napas. Asma juga disebut
penyakit paru-paru kronis yang menyebabkan penderita sulit bernapas. Hal ini
disebabkan karena pengencangan dari otot sekitar saluran napas, peradangan, rasa
nyeri, pembengkakan dan iritasi pada saluran napas di paru-paru. Hal lain disebut juga
bahwa asma adalah penyakit yang disebabkan oleh peningkatan respon dari trachea
dan bronkus terhadap bermacam-macam stimuli yang di tandai dengan penyempitan
bronkus atau bronkiolus dan sekresi berlebih dari kelenjar di mukosa bronkus.

Menurut National Asthma Education


and Prevention Program (NAEPP) pada National Institute of Health (NIH) Amerika,
asma (dalam hal ini asma bronkial) didefinisikan sebagai penyakit radang/inflamasi
kronik pada paru, yang dikarakterisir oleh adanya :

1. Penyumbatan saluran nafas yang bersifat reversible (dapat balik), baik secara
spontan maupun dengan pengobatan.
2. Peradangan pada jalan nafas.
3. Peningkatan respon jalan nafas terhadap berbagai rangsangan (hiper-
responsivitas) (NAEPP, 1997).
Pada saat seseorang menderita asma terkena faktor pemicunya, maka dinding
saluran mafasnya akan menyempit dan membengkak menyebabkan sesak napas.
Kadang dinding saluran napas dilumuri oleh lendir yang lengket sehingga dapat
menyebabkan sesak napas yang lebih parah. Jika tidak dapat ditangani dengan baik
maka asma dapat menyebabkan kematian.

B. Klasifikasi Penyakit Asma


1. Berdasarkan penyebabnya, asma dapat diklasifikasikan menjadi 3 tipe, yaitu :
a. Ekstrinsik (alergik)

Ditandai dengan reaksi alergik yang disebabkan oleh alegren yang


spesifik, seperti debu, serbuk bunga, bulu binatang, obat-obatan (antibiotic
dan aspirin) dan spora jamur yang tidak membawa pengaruh apa-apa
terhadap mereka yang sehat.

Asma ekstrinsik sering dihubungkan dengan adanya suatu


predisposisi genetik terhadap alergi. Oleh karena itu jika ada alegren spesifik
seperti yang disebutkan di atas, maka akan terjadi serangan asma ekstrinsik.
Reaksi yang timbul pada asma tipe alergi diduga terjadi dengan cara sebagai
berikut : seorang yang alergi mempunyai kecenderungan untuk membentuk
sejumlah antibody IgE abnormal dalam jumlah besar dan antibodi ini
menyebabkan reaksi alergi bila reaksi dengan antigen spesifikasinya. Pada
asma, antibody ini terutama melekat pada sel mast yang terdapat pada
interstisial paru yang berhubungan erat dengan brokhiolus dan bronkhus
kecil. Bila seseorang menghirup alergen maka antibody IgE orang tersebut
meningkat, alergen bereaksi dengan antibodi yang telah terlekat pada sel
mast dan menyebabkan sel ini akan mengeluarkan berbagai macam zat,
diantaranya histamin, zat anafilaksis yang bereaksi lambat (yang merupakan
leukotrient), faktor kemotaktik eosinofilik dan bradikinin.

Dengan kta lain Antibodi ini mencari dan menempelkan dirinya pada
sel-sel batang. Peristiwa ini terjadi dalam jumlah besar di paru-paru dan
saluran pernafasan lalu membangkitkan suatu reaksi. Batang-batang sel
melepaskan zat kimia yang disebut mediator. Salah satu unsur mediator ini
adalah histamin. Dan akibat pelepasan histamin terhadap paru-paru adalah
reaksi penegangan/pengerutan saluran pernafasan dan meningkatnya
produksi lendir yang dikeluarkan jaringan lapisan sebelah dalam saluran
tersebut.

b. Intrinsik (non alergik)

Ditandai dengan adanya reaksi non alergi yang bereaksi terhadap


faktor yang tidak spesifik atau tidak responsif terhadap pemicu yang berasal
dari alergen. Asma jenis ini disebabkan oleh stres, infeksi, dan kondisi
lingkungan seperti cuaca, kelembaban dan suhu udara, polusi udara, dan juga
oleh aktivitas olahraga yang berlebihan. Serangan asma ini menjadi lebih
berat dan sering sejalan dengan berlalunya waktu dan dapat berkembang
menjadi bronkhitis kronik dan emfisema.

Asma intrinsik biasanya berhubungan dengan menurunnya kondisi


ketahanan tubuh, terutama pada mereka yang memiliki riwayat kesehatan
paru-paru yang kurang baik, misalnya karena bronkitis dan radang paru-paru
(pneumonia). Penderita diabetes mellitus golongan lansia juga mudah terkena
asma intrinsik.

c. Asma Campuran
Asma campuran adalah bentuk asma yang paling umum. Asma ini
mempunyai karakteristik dari bentuk alergik maupun bentuk idiopatik atau
non alergik.

2. Klasifikasi asma berdasarkan tingkat keparahan penyakit (derajat asma) yaitu:


a. Intermiten
Intermitten ialah derajat asma yang paling ringan. Pada tingkatan
derajat asma ini, serangannya biasanya berlangsung secara singkat. Dan
gejala ini juga bisa muncul di malam hari dengan intensitas sangat rendah
yaitu ≤ 2x sebulan.
b. Persisten Ringan

Persisten ringan ialah derajat asma yang tergolong ringan. Pada


tingkatan derajat asma ini, gejala pada sehari-hari berlangsung lebih dari 1
kali seminggu, tetapi kurang dari atau sama dengan 1 kali sehari dan
serangannya biasanya dapat mengganggu aktifitas tidur di malam hari.

c. Persisten Sedang

Persisten sedang ialah derajat asma yang tergolong lumayan berat.


Pada tingkatan derajat asma ini, gejala yang muncul biasanya di atas 1 x
seminggu dan hampir setiap hari. Serangannya biasanya dapat
mengganggu aktifitas tidur di malam hari.

d. Persisten Berat

Persisten berat ialah derajat asma yang paling tinggi tingkat


keparahannya. Pada tingkatan derajat asma ini, gejala yang muncul
biasanya hampir setiap hari, terus menerus, dan sering kambuh.
Membutuhkan bronkodilator setiap hari dan serangannya biasanya dapat
mengganggu aktifitas tidur di malam hari.

C. Gejala - Gejala Penyakit Asma

Secara umum gejala penyakit asma adalah sesak napas, batuk berdahak,
dan suara napas yang berbunyi dimana serinya gejala ini timbul pada pagi hari
menjelang waktu subuh, hal ini dikarenakan pengaruh keseimbangan hormon
kortisol yang kadarnya rendah ketika pagi hari.

Penderita asma akan mengeluhkan sesak napas karena udara pada waktu
bernapas tidak dapat mengalir dengan lancar pada saluran napas yang sempit hal
ini juga yang menyebabkan timbulnya bunyi pada saat bernapas. Pada penderita
asma, penyempitan saluran napas yang terjadi dapat berupa pegerutan dan
tertutupnya saluran oleh dahak yang diproduksi secara berlebihan dan
menimbulkan batuk sebagai respon untuk mengeluarkan dahak tersebut.

Salah satu ciri asma adalah hilangnya keluhan diluar serangan. Artinya,
pada saat serangan, penderita asma bisa kelihatan amat menderita (banyak batuk,
sesak napas, hebat bahkan sampai tercekik) tetapi diluar serangan penderita sehat-
sehat saja. Inilah salah satu yang membedakannya dengan penyakit lain.

D. Penatalaksanaan Asma

Tujuan pengobatan asma bronkial adalah agar penderita dapat hidup normal,
bebas dari serangan asma serta memiliki faal paru senormal mungkin, mengurangi
reaktifasi saluran napas, sehingga menurunkan angka perawatan dan angka kematian
akibat asma Suatu kesalahan dalam penatalaksanaan asma dalam jangka pendek dapat
menyebabkan kematian , sedangkan jangka panjang dapat mengakibatkan peningkatan
serangan atau terjadi obstruksi paru yang menahun.

Untuk pengobatan asma perlu diketahui juga perjalanan penyakit, pemilihan


obat yang tepat cara untuk menghindari faktor pencetus Dalam penanganan pasien
asma penting diberikan penjelasan tentang cara penggunaan obat yang benar,
pengenalan dan pengontrolan faktor alergi. Faktor alergi banyak ditemukan dalam
rumah seperti tungau debu rumah alergen dari hewan, jamur, dan alergen di luar
rumah seperti zat yang berasal dari tepung sari, ja mur, polusi udara. Obat aspirin dan
anti inflamasi non steroid dapat menjadi faktor pencetus asma. Olah raga dan
peningkatan aktivitas secara bertahap dapat mengurangi gejala asma.

Manajemen pengendalian asma terdiri dari 6 (enam) tahapan yaitu sebagai berikut:
a. Pengetahuan
Memberikan pengetahuan kepada penderita asma tentang keadaan
penyakitnya dan mekanisme pengobatan yang akan dijalaninya kedepan (GINA,
2005).
b. Monitor
Memonitor asma secara teratur kepada tim medis yang menangani penyakit
asma. Memonitor perkembangan gejala, hal-hal apa saja yang mungkin terjadi
terhadap penderita asma dengan kondisi gejala yang dialaminya beserta
memonitor perkembangan fungsi paru (GINA, 2005).
c. Menghindari Faktor Resiko
Hal yang paling mungkin dilakukan penderita asma dalam mengurangi gejala
asma adalah menhindari faktor pencetus yang dapat meningkatkan gejala asma.
Faktor resiko ini dapat berupa makanan, obat-obatan, polusi, dan sebagainya
(GINA, 2005).
d. Pengobatan Medis Jangka Panjang
Pengobatan jangka panjang terhadap penderita asma, dilakukan berdasarkan
tingkat keparahan terhadap gejala asma tersebut. Pada penderita asma intermitten,
tidak ada pengobatan jangka panjang. Pada penderita asma mild intermitten,
menggunakan pilihan obat glukokortikosteroid inhalasi dan didukung oleh
Teofilin, kromones, atau leukotrien. Dan untuk asma moderate persisten,
menggunakan pilihan obat β.

Berikut penjelasan tentang obat-obat pengontrol asma :

 Glukokortikosteroid Inhalasi
Jenis obat ini digunakan selama satu bulan atau lebih untuk mengurangi gejala
inflamasi asma. Obat ini dapat meningkatkan fungsi paru, mengurangi
hiperresponsive dan mengurangi gejala asma dan meningkatkan kualitas hidup. Obat
ini dapat menimbulkan kandidiasis orofaringeal, menimbulkan iritasi pada bagian
saluran napas atas dan dapat memberikan efek sistemik, menekan kerja adrenal atau
mengurangi aktivitas osteoblast (GINA, 2005).
 Glukokortikosteroid Oral
Mekanisme kerja obat dan fungsi obat ini sama dengan obat kortikosteroid
inhalasil. Obat ini dapat menimbulkan hipertensi, diabetes, penekanan kerja
hipothalamus-pituitary dan adrenal, katarak, glukoma, obaesitas dan kelemahan
(GINA, 2005).

 Kromones (Sodium Cromogycate dan Nedocromyl Sodium)


Obat ini dapat menurunkan jumlah eosin bronchial pada gejala asma. Obat ini
dapat menurunkan gejala dan menurunkan reaksi hiperresponsive pada imun
nonspecific. Obat ini dapat menimbulkan batuk-batuk pada saat pemakaian dengan
bentuk formulasi powder (GINA, 2005).

 β2-Agonist Inhalasi
Obat ini berfungsi sebagai bronkodilator selama 12 jam setelah pemakaian.
Obat ini dapat mengurangi gejala asma pada waktu malam, meningkatkan fungsi
paru. Obat ini dapat menimbulkan tremor pada bagian musculoskeletal, menstimulasi
kerja cardiovascular dan hipokalemia (GINA, 2005).

 β2-Agonist Oral
Obat ini sebagai bronkodilator dan dapat mengontrol gejala asma pada waktu
malam. Obat ini dapat menimbulkan anxietas, meningkatkan kerja jantung, dan
menimbulkan tremor pada bagian muskuloskeletal (GINA, 2005).

 Teofiline
Obat ini digunakan untuk menghilangkan gejala atau pencegahan asma
bronkial dengan merelaksasi secara langsung otot polos bronki dan pembuluh darah
pulmonal. Obat ini dapat menyebabkan efek samping berupa mual, muntah, diare,
sakit kepala, insomnia dan iritabilitas. Pada level yang lebih dari 35 mcg/mL
menyebabkan hperglisemia, hipotensi, aritmia jantung, takikardi, kerusakan otak dan
kematian.

 Leukotriens
Obat ini berfungsi sebagai anti inflamasi. Obat ini berfungsi untuk mengurangi
gejala termasuk batuk, meningkatkan fungsi paru dan menurunkan gejala asma
(GINA, 2005).

Berikut penjelasan tentang obat-obat meringankan (reliever) asma:

 β2-Agonist Inhalasi
Obat ini bekerja sebagai bronkodilator. Obat ini digunakan untuk mengontrol
gejala asma, variabilitas peak flow, hiperresponsive jalan napas. Obat ini dapat
menstimulasi kerja jantung, tremor otot skeletal dan hipokalemia (GINA, 2005).

 β2-Agonist Oral
Obat ini sebagai bronkodilator. Obat ini dapat menstimulasi kerja jantung,
tremor otot skeletal dan hipokalemia (GINA, 2005).

 Antikolinergic
Obat ini sebagai bronkodilator. Obat ini dapat meningkatkan fungsi paru. Obat
ini dapat menyebabkan mulut kering dan pengeluaran mucus (GINA, 2005).

e. Metode Pengobatan Alternative


Metode pengobatan alternative ini sebagian besar masih dalam penelitian.
Buteyko merupakan salah satu pengobatan alternative yang terbukti dapat
menurunkan ventilasi alveolar terhadap hiperventilasi paru penderita asma, selain
itu memperbaiki gejala yang ditimbulkan asma. Buteyko ini merupakan tehnik
bernapas yang dirancang khusus untuk penderita asma dengan prinsip latihan
tehnik bernapas dangkal (GINA, 2005).

f. Terapi Penanganan Terhadap Gejala


Terapi ini dilakukan tergantung kepada pasien. Terapi ini dianjurkan
kepada pasien yang mempunyai pengalaman buruk terhadap gejala asma, dan
dalam kondisi yang darurat. Penatalaksanaan terapi ini dilakukan di rumah
penderita asma dengan menggunakan obat bronkodilator seperti: β 2 -agonist
inhalasi dan glukokortikosteroid oral (GINA, 2005).
g. Pemeriksaan Teratur
Penderita asma disarankan untuk memeriksakan kesehatannya secara
teratur kepada tim medis. Pemeriksaan teratur berfungsi untuk melihat
perkembangan kemampuan fungsi paru (GINA, 2005).
Dalam penatalaksanaan asma, pola hidup sehat sangat dianjurkan. Pola
hidup sehat akan sangat membantu proses penatalaksanaan asma. Dengan
pemenuhan nutrisi yang memadai, menghindari stress, dan olahraga atau yang
biasa disebut latihan fisik teratur sesuai toleransi tubuh (The Asthma Foundation
of Victoria, 2002).
Pemenuhan nutrisi yang memadai dan menghindari stress akan menjaga
penderita asma dari serangan infeksi dari luar yang dapat memperburuk asma
dengan tetap menjaga kestabilan imunitas tubuh penderita asma (The Asthma
Foundation of Victoria, 2002).
Latihan fisik dapat membuat tubuh menjadi lebih bugar, sehingga tubuh
tidak menjadi lemas. Latihan fisik dapat merubah psikologis penderita asma yang
beranggapan tidak dapat melakukan kerja apapun, anggapan ini dapat
memperburuk keadaan penderita asma. Sehingga dengan latihan fisik, kesehatan
tubuh tetap terjaga dan asupan oksigen dapat ditingkatkan sejalan dengan
peningkatan kemampuan latihan fisik (The Asthma Foundation of Victoria, 2002)

h. Inhaler
Inhaler merupakan sebuah alat yang digunakan untuk memberikan obat ke
dalam tubuh melalui paru-paru. Hal ini terutama digunakan dalam pengobatan asma.

Yang paling umum adalah MDI (Metered Dose Inhaler) yang diberi tekanan
udara dan diukur dosis pengisapnya. Pada MDI, obat-obatan biasanya disimpan dalam
bentuk larutan yang diberi tekanan udara dalam tabung kecil yang berisi propellan,
meskipun mungkin juga bisa dalam bentuk suspensi. Prosedur yang benar untuk
menggunakan MDI adalah pertama, mengambil nafas dan keluarkan sepenuhnya,
masukkan pompa ke dalam mulut kemudian ambil nafas, tekan ujung tabung untuk
melepaskan obat.

Cara penggunaan :

1. MDI menghasilkan kadar tertentu obat PPOK 1

dalam bentuk aerosol. MDI memungkinkan


bagi Anda untuk menghirup obat PPOK Anda, bukan minum pil. Dengan
demikian, obat PPOK anda kemudian langsung menuju ke paru-paru Anda

2. Sebelum menggunakan MDI, lepaskan tutup 2


mulut dan kocok secara menyeluruh. Jika Anda
belum menggunakan inhaler selama seminggu
atau lebih, atau itu adalah pertama kalinya anda
menggunakan inhaler, semprot ke udara pertama
untuk memeriksa bahwa ia bekerja.

3 4
3. Ambil napas panjang beberapa
kali dan kemudian bernapas
keluar dengan lembut.
4. Segera tempat corong di mulut
Anda dan menempatkan Anda di sekitar gigi itu
(tidak di depan dan jangan digigit), dan segel bibir Anda di
sekitar mulut, memegang di antara bibir Anda. 5
5. Mulai untuk bernapas dalam perlahan dan me ndalam
melalui corong telepon. Ketika Anda bernapas dalam,
secara bersamaan tekan ke bawah tabung inhaler
untuk melepaskan obat. Satu siaran pers satu kali
semprotan obat.Lanjutkan bernapas dalam-dalam
untuk memastikan obat masuk ke paru-paru Anda.

6. Tahan nafas Anda selama 10 7 6


detik atau selama Anda nyaman
bisa, sebelum bernapas perlahan-
lahan.
7. Jika Anda perlu mengambil puff
lain, tunggu selama 30 detik.
8. kocok inhaler Anda lagi kemudian ulangi langkah 2 sampai 6.
9
8
9. Ingatlah untuk membilas mulut Anda secara menyeluruh dengan a ir setelah
setiap kali digunakan untuk membantu mengurangi efek samping
mengganggu.

E. Penanganan Asma
Apabila Anda melihat orang lain sedang mengalami serangan asma, Anda bisa
membantunya dengan mempraktikkan pertolongan pertama pada asma berikut ini:

 Hubungi ambulans.
 Bantu orang tersebut untuk duduk tegak dengan nyaman, sambil melonggarkan
pakaiannya agar tidak sesak.
 Jauhkan penderita asma yang sedang kumat dari kemungkinan pencetusnya,
seperti debu, udara dingin, atau hewan peliharaan. Tanyakan faktor pencetus asma
pada penderita, jika memungkinkan.
 Jika orang tersebut memiliki obat asma, seperti inhaler, bantu dia untuk Jika dia
tidak punya inhaler, gunakan inhaler yang ada di kotak P3K. Jangan pakai obat
inhaler dari penderita asma yang lain.
 Untuk menggunakan inhaler, pertama-tama lepaskan tutupnya, kocok, lalu
sambungkan inhaler ke spacer, dan pasangkan mouthpiece pada spacer.
 Setelah itu, tempelkan mouthpiece pada mulut penderita. Usahakan agar mulut
penderita menutupi seluruh ujung mouthpiece.
 Ketika penderita mengambil napas perlahan-lahan, tekan inhaler satu kali. Minta
dia agar tetap mengambil napas pelan-pelan dan sedalam mungkin, kemudian
tahan napas selama 10 detik.
 Semprotkan inhaler sebanyak empat kali, dengan jarak waktu sekitar 1 menit tiap
kali semprotan.
 Setelah empat semprotan, tunggu hingga 4 menit. Jika masih sulit bernapas,
berikan empat semprotan lagi dengan jarak waktu yang sama.
 Jika tetap tidak ada perubahan, berikan empat semprotan inhaler setiap 4 menit
sekali, sampai ambulans tiba.
 Jika serangan asmanya berat, semprotkan inhaler sebanyak 6-8 kali setiap 5
menit.
Jika Anda mengalami serangan asma atau melihat orang lain mengalaminya,
segeralah minta pertolongan dengan menghubungi ambulans. Lakukan langkah
pertolongan di atas sambil menunggu bantuan datang, dan jangan tinggalkan
penderita asma sendirian. Perawatan medis darurat harus diberikan secepatnya apabila
penderita asma mengalami kesulitan bernapas hingga tampak pucat, bibirnya
membiru, tidak bisa bicara, atau pingsan

BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan

Asma adalah penyakit yang ditandai dengan penyempitan saluran napas sehingga
penderita mengalami keluhan sesak napas atau kesulitan bernapas. Tingkat keparahan
asma ditentukan dengan mengukur kemampuan paru dalam menyimpan oksigen. Asma
merupakan penyakit yang tidak bisa dianggap sepele.Pengobatan asma harus dilakukan
secara tepat dan benar untuk mengurangi gejala yang timbul. Pengobatan asma
memerlukan kerja sama antara pasien, keluarga, dan dokternya. Oleh karena itu pasien
asma dan keluarganya harus diberi informasi lengkap tentang obat yang dikonsumsinya;
kegunaan, dosis, aturan pakai, cara pakai dan efek samping yang mungkin timbul. Pasien
hendaknya juga menghindari faktor yang menjadi penyebab timbulnya asma. Selain itu,
pasien harus diingatkan untuk selalu membawa obat asma kemanapun dia pergi,
menyimpan obat-obatnya dengan baik, serta mengecek tanggal kadaluarsa obat tersebut.
Hal ini perlu diperhatikan agar semakin hari kualitas hidup pasien semakin meningkat.

DAFTAR PUSTAKA

https://www.alodokter.com/pertolongan-pertama-pada-asma-yang-wajib-diketahui
https://www.academia.edu/34997529/JURNAL_ASMA_2

http://p2ptm.kemkes.go.id/infographic-p2ptm/penyakit-paru-kronik/page/23/definisi-
asma

Anda mungkin juga menyukai