Anda di halaman 1dari 29

BAB II

PENYAKIT YANG MENYERTAI KEHAMILAN PERSALINAN

2.1 PENGERTIAN PENYAKIT TB PARU

1. Tuberkulosis adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh mycobacterium


tuberculosis. (Zulkifli Amin, Asril Bahar, 2006. Tuberculosis Paru, Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam, Jakarta: UI)
2. Tuberkulosis merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh Mycobacterium
tuberculosis. Kuman batang tanhan asam ini dapat merupakan organisme patogen
maupun saprofit. Ada beberapa mikrobakteria patogen , tettapi hanya strain bovin dan
human yang patogenik terhadap manusia. Basil tuberkel ini berukuran 0,3 x 2 sampai
4 μm, ukuran ini lebih kecil dari satu sel darah merah.
(Sudoyo, Aruw. 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam jilid 2 Edisi IV. Jakarta:
Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI)
3. Tuberkulosis paru adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh basil
Mikrobacterium tuberkolusis yang merupakan salah satu penyakit saluran pernafasan
bagian bawah yang sebagian besar basil tuberkolusis masuk ke dalam jaringan paru
melalui airbone infection dan selanjutnya mengalami proses yang dikenal sebagai
focus primer dari ghon. Penularan tuberculosis terjadi karena penderita TBC
membuang ludah dan dahaknya sembarangan dengan cara dibatukkan atau
dibersinkan keluar. Dalam dahak dan ludah penderita terdapat basil TBC-nya,
sehingga basil ini mengering lalu diterbangkan angin kemana-mana. Kuman yang
terbawa angin dan jatuh ketanah maupun lantai rumah yang kemudian terhirup oleh
manusia melalui paru-paru dan bersarang serta berkembangbiak di paru-paru.

(Mochtar, Rustam. 1998. ”Sinopsis Obstetri : obstetri fisiologi, obstetri patologi”.


EGC : Jakarta).

2.2 ETIOLOGI

Penyebabnya adalah kuman microorganisme yaitu mycobacterium tuberkulosis dengan


ukuran panjang 1 – 4 um dan tebal 1,3 – 0,6 um, termasuk golongan bakteri aerob gram
positif serta tahan asam atau basil tahan asam. Bakteri ini tahan hidup pada udara kering
maupun dalam keadaan dingin.

1
2.3 TANDA DAN GEJALA

Tuberkulosis sering dijuluki “the great imitator” yaitu suatu penyakit yang mempunyai
banyak kemiripan dengan penyakit lain yang juga memberikan gejala umum seperti lemah
dan demam. Pada sejumlah penderita gejala yang timbul tidak jelas sehingga diabaikan
bahkan kadang-kadang asimtomatik.

Gambaran klinik TB paru dapat dibagi menjadi 2 golongan, gejala respiratorik dan gejala
sistemik:

1. Gejala respiratorik, meliputi:

a. Batuk

Gejala batuk timbul paling dini dan merupakan gangguan yang paling sering
dikeluhkan. Mula-mula bersifat non produktif kemudian berdahak bahkan bercampur
darah bila sudah ada kerusakan jaringan.

b. Batuk darah

Darah yang dikeluarkan dalam dahak bervariasi, mungkin tampak berupa garis atau
bercak-bercak dahak, gumpalan darah atau darah segar dalam jumlah sangat banyak.
Batuk dahak terjadi karena pecahnya pembuluh darah. Berat ringannya batuk darah
tergantung dari besar kecilnya pembuluh darah yang pecah.

c. Batuk lama, > 1 bulan atau adanya batuk kronis

d. Sesak napas

Gejala ini ditemukan bila kerusakan parenkim paru sudah luas atau karena ada hal-hal
yang menyertai sepertiefusi pleura, pneumothorax, anemia dan lain-lain.

e. Nyeri dada

Nyeri dada pada TB paru termasuk nyeri pleuritik yang ringan. Gejala ini timbul
apabila system pernapasan di pleura terkena.

2. Gejala sistemik, meliputi:

2
a. Demam

Merupakan gejala yang sering dijumpai biasanya timbul pada sore dan malam hari
mirip demam influenza, hilang timbul dan makin panjang serangannya sedang masa
bebas serangan makin pendek.

b. Gejala sistemik lain

Gejala sistemik lain ialah keringat malam, anoreksia, penurunan berat badan serta
malaise. Timbulnya gejala biasanya gradual dalam beberapa minggu-bulan, akan
tetapi penampilan akut dengan batuk, panas, sesak napas walaupun jarang dapat juga
timbul menyerupai gejala pneumonia.

c. Gejala klinis haemoptoe:

Kita harus memastikan bahwa perdarahan dqari nasofaring dengan cara membedakan
ciri-ciri sebagai berikut:

1) Batuk darah
a. Darah dibatukkan dengan rasa panas di tenggorokan
b. Darah segar berwarna merah muda
c. Darah bersifat alkalis
d. Anemia kadang-kadang terjadi

e. Benzidin test negatif

2) Muntah darah
a. Darah dimuntahkan dengan rasa mual
b. Darah bercampur sisa makanan
c. Darah berwarna hitam karena bercampur asam lambung
d. Darah bersifat asam
e. Anemia sering terjadi

f. Benzidin test positif

3) Epistaksis
a. Darah menetes dari hidung
b. Batuk pelan kadang keluar
c. Darah berwarna merah segar

3
d. Darah bersifat alkalis
e. Anemia jarang terjadi

2.4 PENANGANAN

Tujuan pengobatan pada penderita TB paru selain untuk mengobati juga mencegah kematian,
mencegah kekambuhan atau resistensi terhadap OAT serta memutuskan mata rantai
penularan.

Pengobatan tuberculosis terbagi menjadi 2 fase yaitu fase intensif (2-3 bulan) dan fase
lanjutan (4-7 bulan). Panduan obat yang digunakan terdiri dari obat utama dan obat
tambahan. Jenis obat utama yang digunakan sesuai dengan rekomendasi WHO adalah
Rifampisin, INH, Pirasinamid, Streptomisin dan Etambutol. Sedang jenis obat tambahan
adalah: Kananmisin, Kuinolon, Makrolide dan Amoxisilin + Asam Klavulanat, derivate
Rifampisin/INH.

Untuk keperluan pengobatan perlu dibuat batasan kasus terlebih dahulu berdasarkan lokasi
tuberkulosa, berat ringannya penyakit, hasil pemeriksaan bakteriologik, hapusan dahak dan
riwayat pengobatan sebelumnya. Di samping itu perlu pemahaman tentang strategi
penanggulangan TB yang dikenal sebagai Directly Observed Treatment Short Course
(DOTS) yang direkomendasikan oleh WHO yang terdiri dari lima komponen yaitu:

1. Adanya komitmen politis berupa dukungan pengambilan keputusan dalam


penanggulangan TB
2. Diagnosis TB melalui pemeriksaan dahak secara mikroskopik langsung sedang
pemeriksaan penunjang lainnya seperti pemeriksaan radiologis dan kultur dapat
dilaksanakan di unit pelayanan yang memeiliki sarana tersebut.
3. Pengobatan TB dengan paduan OAT jangka pendek dengan pengawasan langsung oleh
Pengawasan Menelan Obat (PMO) khususnya dalam 2 bulan pertama diman penderita
harus minum obat setiap hari.
4. Kesinambungan ketersediaan paduan OAT jangka pendek yang cukup
5. Pencatatan dan pelaporan yang baku.

Dalam pengobatan TB paru dibagi 2 bagian :

 Jangka pendek.

Dengan tata cara pengobatan : setiap hari dengan jangka waktu 1 – 3 bulan.

4
1. Streptomisin inj 750 mg.
2. Pas 10 mg.
3. Ethambutol 1000 mg.

4. Isoniazid 400 mg.

 Kemudian dilanjutkan dengan jangka panjang, tata cara pengobatannya adalah setiap 2 x
seminggu, selama 13 – 18 bulan, tetapi setelah perkembangan pengobatan ditemukan
terapi.

Therapi TB paru dapat dilakkukan dengan minum obat saja, obat yang diberikan dengan
jenis:

1. INH.
2. Rifampicin.
3. Ethambutol.

Dengan fase selama 2 x seminggu, dengan lama pengobatan kesembuhan menjadi 6-9 bulan.

Dengan menggunakan obat program TB paru kombipack bila ditemukan dalam pemeriksan
sputum BTA ( + ) dengan kombinasi obat :

1. Rifampicin.
2. Isoniazid (INH).
3. Ethambutol.

4. Pyridoxin (B6).

2.5 PENATALSANAAN

Penatalaksanaan Tuberculosis antara lain:

 Pencegaha tuberculosis antara lain:

 Pemeriksaan kontak, yaitu pemeriksaan terhadap individu yang bergaul erat dengan
penderita tuberculosis paru BTA positif. Pemeriksaan meliputi tes tuberculin, klinis,
dan radiologi. Bila tes tuberculin positif, maka pemeriksaan radiologi foto thorax
diulang pada 6 dan 12 bulan mendatang. Bila masih negative, diberikan BCG
vaksinasi. Bila positif, berarti terjadi konversi hasil tes tuberculin dan diberikan
kemoprofilaksis.

5
 Mass chest X-ray, yaitu pemeriksaan missal terhadap kelompok-kelompok populasi
tertentu misalnya: karyawan rumah sakit /Puskesmas/balai pengobatan, penghuni
rumah tahanan, dan siswa-siswi pesantren.

 Vaksinasi BCG

 Kemoprofilaksis dengan menggunakan INH 5 mg/kg BB selama 6-12 bulan dengan


tujuan menghancurkan atau mengurangi populasi bakteri yang masih sedikit. Indikasi
kemoprofilaksis primer atau utama ialah bayi yang menyusu pada ibu dengan BTA
positif, sedangkan kemoprofilaksis sekunder diperlukan bagi kelompok berikut: bayi
di bawah lima tahun dengan hasil tes tuberkulin positif karena resiko timbulnya TB
milier dan meningitis TB, anak dan remaja di bawah 20 tahun dengan hasil tes
tuberkulin positif yang bergaul erat dengan penderita TB yang menular, individu yang
menunjukkan konversi hasil tes tuberkulin dari negatif menjadi positif, penderita yang
menerima pengobatan steroid atau obat imunosupresif jangka panjang, penderita
diabetes mellitus.

 Komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) tentang penyakit tuberkulosis kepada


masyarakat di tingkat Puskesmas maupun di tingkat rumah sakit oleh petugas
pemerintah maupun petugas LSM (misalnya Perkumpulan Pemberantasan
Tuberkulosis Paru Indonsia – PPTI).

2.6 PENULARAN

Penularan penyakit TBC adalah melalui udara yang tercemar oleh Mikobakterium
tuberkulosa yang dilepaskan/dikeluarkan oleh si penderita TBC saat batuk, dimana pada
anak-anak umumnya sumber infeksi adalah berasal dari orang dewasa yang menderita
TBC.

2.7 PENGERTIAN PENYAKIT GINJAL

Penyakit Gagal Ginjal adalah suatu penyakit dimana fungsi organ ginjal mengalami
penurunan hingga akhirnya tidak lagi mampu bekerja sama sekali dalam hal penyaringan
pembuangan elektrolit tubuh, menjaga keseimbangan cairan dan zat kimia tubuh seperti
sodium dan kalium didalam darah atau produksi urine. (Wiknyosastro, Hanifah. 2007. Ilmu
Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono)

6
Penyakit gagal ginjal ini dapat menyerang siapa saja yang menderita penyakit serius
atau terluka dimana hal itu berdampak langsung pada ginjal itu sendiri. Penyakit gagal ginjal
lebih sering dialami mereka yang berusia dewasa, terlebih pada kaum lanjut usia.

2.8 ETIOLOGI

Terjadinya gagal ginjal disebabkan oleh beberapa penyakit serius yang diderita
oleh tubuh yang mana secara perlahan-lahan berdampak pada kerusakan organ ginjal.
Adapun beberapa penyakit yang sering kali berdampak kerusakan ginjal diantaranya :

1. Penyakit tekanan darah tinggi (Hypertension)


2. Penyakit Diabetes Mellitus (Diabetes Mellitus)
3. Adanya sumbatan pada saluran kemih (batu, tumor, penyempitan/striktur)
4. Kelainan autoimun, misalnya lupus eritematosus sistemik
5. Menderita penyakit kanker (cancer)
6. Kelainan ginjal, dimana terjadi perkembangan banyak kista pada organ ginjal itu
sendiri (polycystic kidney disease)
7. Rusaknya sel penyaring pada ginjal baik akibat peradangan oleh infeksi atau dampak
dari penyakit darah tinggi. Istilah kedokterannya disebut sebagai glomerulonephritis.

Adapun penyakit lainnya yang juga dapat menyebabkan kegagalan fungsi ginjal
apabila tidak cepat ditangani antara lain adalah ; Kehilangan carian banyak yang mendadak
( muntaber, perdarahan, luka bakar), serta penyakit lainnya seperti penyakit Paru (TBC),
Sifilis, Malaria, Hepatitis, Preeklampsia, Obat-obatan dan Amiloidosis.

Penyakit gagal ginjal berkembang secara perlahan kearah yang semakin buruk dimana
ginjal sama sekali tidak lagi mampu bekerja sebagaimana fungsinya. Dalam dunia kedokteran
dikenal 2 macam jenis serangan gagal ginjal, akut dan kronik.

2.9 TANDA DAN GEJALA

Adapun tanda dan gejala terjadinya gagal ginjal yang dialami penderita secara akut antara
lain : Bengkak mata, kaki, nyeri pinggang hebat (kolik), kencing sakit, demam, kencing
sedikit, kencing merah /darah, sering kencing. Kelainan Urin: Protein, Darah / Eritrosit, Sel
Darah Putih / Lekosit, Bakteri.

7
Sedangkan tanda dan gejala yang mungkin timbul oleh adanya gagal ginjal kronik antara
lain : Lemas, tidak ada tenaga, nafsu makan, mual, muntah, bengkak, kencing berkurang,
gatal, sesak napas, pucat/anemi. Kelainan urin: Protein, Eritrosit, Lekosit. Kelainan hasil
pemeriksaan Lab. lain: Creatinine darah naik, Hb turun, Urin: protein selalu positif.

2.10 PENANGANAN DAN PENGOBATAN

Penanganan serta pengobatan gagal ginjal tergantung dari penyebab terjadinya


kegagalan fungsi ginjal itu sendiri. Pada intinya, Tujuan pengobatan adalah untuk
mengendalikan gejala, meminimalkan komplikasi dan memperlambat perkembangan
penyakit. Sebagai contoh, Pasien mungkin perlu melakukan diet penurunan intake sodium,
kalium, protein dan cairan. Bila diketahui penyebabnya adalah dampak penyakit lain, maka
dokter akan memberikan obat-obatan atau therapy misalnya pemberian obat untuk
pengobatan hipertensi, anemia atau mungkin kolesterol yang tinggi.

Seseorang yang mengalami kegagalan fungsi ginjal sangat perlu dimonitor


pemasukan (intake) dan pengeluaran (output) cairan, sehingga tindakan dan pengobatan yang
diberikan dapat dilakukan secara baik. Dalam beberapa kasus serius, Pasien akan disarankan
atau diberikan tindakan pencucian darah {Haemodialisa (dialysis)}. Kemungkinan lainnya
adalah dengan tindakan pencangkokan ginjal atau transplantasi ginjal.

2.11 PENATALAKSANAAN

2.12 PENULARAN

Selama ini tidak di temukan penularan penyakit ginjal

2.13 PENCEGAHAN

Tindakan Pencegahan Terserang Penyakit Ginjal:

Kita yang dalam kondisi "merasa sehat" setidaknya diharapkan dapat melakukan
pemeriksaan kedokter/kontrol/laboratorium. Sedangkan bagi mereka yang dinyatakan
mengalami gangguan Ginjal, baik ringan atau sedang diharapkan berhati-hati dalam

8
mengkonsumsi oabat-obatan seperti obat rematik, antibiotika tertentu dan apabila terinfeksi
segera diobati, Hindari kekurangan cairan (muntaber), Kontrol secara periodik.

2.14 PENGERTIAN PENYAKIT JANTUNG

Penyakit jantung adalah sebuah kondisi yang menyebabkan Jantung tidak dapat
melaksanakan tugasnya dengan baik. Hal-hal tersebut antara lain Otot jantung yang lemah
(kelainan bawaan sejak lahir) dan atau adanya celah antara serambi kanan dan serambi kiri,
oleh karena tidak sempurnanya pembentukan lapisan yang memisahkan antara kedua serambi
saat penderita masih di dalam kandungan. Hal ini menyebabkan darah bersih dan darah kotor
tercampur. (Prawiroraharjo, Sarwono. Ilmu Kebidanan. Jakarta Yayasan Bina Pustaka, 1976)

Pengertian penyakit jantung dan serangan jantung adalah berbeda. Kalau


Serangan jantung adalah sebuah kondisi yang menyebabkan jantung sama sekali tidak
berfungsi. Kondisi ini biasanya terjadi mendadak, dan sering disebut gagal jantung. Penyebab
gagal jantung bervariasi, namun penyebab utamanya biasanya adalah terhambatnya suplai
darah ke otot-otot jantung, oleh karena pembuluh-pembuluh darah yang biasanya
mengalirkan darah ke otot-otot jantung tersebut tersumbat atau mengeras, entah oleh karena
lemak dan kolesterol, ataupun oleh karena zat-zat kimia seperti penggunaan obat yang
berlebihan yang mengandung Phenol Propano Alanin (ppa) yang banyak ditemui dalam obat-
obat seperti Decolgen, dan nikotin. (sumber: wikipedia).

Kehamilan akan menimbulkan perubahan pada sistem kardiovaskuler. Wanita dengan


penyakit kardiovaskuler dan menjadi hamil, akan terjadi pengaruh timbal balik yang dapat
merugikan kesempatan hidup wanita tersebut.

Keperluan janin yang sedang tumbuh akan oksigen dan zat-zat makanan bertambah
dalam berlangsungnya kehamilan, yang harus dipenuhi melalui darah ibu. Untuk itu
banyaknya darah yang beredar bertambah, sehingga jantung harus bekerja lebih keras. Oleh
karena itu di dalam kehamilan selalu terjadi perubahan-perubahan pada system
kardiovaskular yang biasanya masih dalam batas-batas fisiologis.

 Perubahan-perubahan tersebut disebabkan oleh :

9
a. Hipervolumia : dimulai sejak kehamilan 28 minggu dan mencapai puncak pada 28-32
minggu, lalu menetap.

b. Jantung dan diafragma terdorong ke atas oleh pembesaran rahim.

 Pengaruh kehamilan terhadap penyakit jantung. Saat-saat yang berbahaya bagi penderita
adalah :

a. Pada kehamilan 32-36 minggu dimana volume darah mencapai puncaknya.


b. Pada kala II wanita mengerahkan tenaganya untuk mengedan dan memerlukan tenaga
jantung yang erat.
c. Pada post partum dimana darah dari ruang internilus plasenta yang sudah lahir, sekarang
masuk dalam sirkulasi darah ibu.
d. Pada masa nifas, karena kemungkinan adanya infeksi.

 Pengaruh penyakit jantung terhadap kehamilan :

a. Dapat terjadi abortus


b. Prematuritas : lahir tidak cukup bulan.
c. Dismaturitis : lahir cukup bulan namun dengan berat badan rendah.
d. Lahir dengan apgar rendah atau lahir mati.
e. Kematian janin dalam lahir ( KJDL )

 Klasifikasi penyakit jantung dalam kehamilan

Klasifikasi tidak hanya didasarkan gejala klinis. Klasifikasi berikut didasarkan pada
Disability yang lampau dan sekarang serta tidak dipengaruhi oleh tanda-tanda fisik :

a Kelas I

Tidak teganggu (Uncompromised), pasien dengan penyakit jantung dan tidak ada pembatasan
dalam aktivitas fisik. Mereka tidak memperlihatkan gejala insufisiensi jantung atau
merasakan nyeri angina.

b. Kelas II

Agak terganggu (Slightly compromised) : Pasien dengan penyakit jantung dan sedikit
pembatasan aktivitas fisik. Pada wanita ini merasa tidak nyaman (Discomfort) dalam bentuk
rasa lelah berlebihan, palpitasi, dispnea, atau nyeri angina.

10
c. Kelas III

Jelas terganggu ( Markedly Compromised) : Pasien dengan pembatasan penyakit jantung dan
pembatasan nyata aktifitas fisik. Mereka nyaman dalam keadaan istirahat, tetapi aktivitas
yang kurang dari biasa menyebabkan rasa tidak nyaman berupa kelelahan berlebihan,
palpitasi, dispnea, atau nyeri angina.

d. Kelas IV

Terganggu parah (Severely Compromised) : Pasien dengan penyakit jantung dan tidak
mampu melakukan aktifitas fisik apapun tanpa merasa tidak nyaman. Gejala insufisiensi
jantung atau angina dapat timbul bahkan dalam keadaan istirahat, dan apabila mereka
melakukan aktifitas fisik apapun, rasa tidak nyaman bertambah.

2.15 ETIOLOGI

1. Hipervolumia
2. Pembesaran rahim

3. Demam rematik

Sebagian besar disebabkan demam reumatik. Bentuk kelainan katup yang sering
dijumpai adalah stenosis mitral, insufisiensi mitral, gabungan stenosis mitral dengan
insufisiensi mitral, stenosis aorta, insufisiensi aorta, gabungan antara insufisiensi aorta dan
stenosis aorta, penyakit katupulmonal dan trikuspidal.

2.16 TANDA DAN GEJALA

 Tanda dan gejala secara umum

1. Aritmia
2. Pembesaran jantung
3. Mudah lelah
4. Dispenea
5. Nadi tidak teratur
6. Edema pulmonal
7. Sianosi
8. Nyeri pada dada kiri
9. Sesak napas

11
10. Irama jantung tidak beraturan
11. Keringat dingin

12. Mual muntah

 Tanda dan gejala secara khusus

Mudah lelah, nafas terengah-engah, ortopnea, dan kongesti paru adalah tanda dan
gejala gagal jantung kiri. Peningkatan berat badan, edema tungkai bawah, hepato megali,
dan peningkatan tekanan vena jugularis adalah tanda dan gejala gagal jantung kanan.
Namun tanda dan gejala ini dapat pula terjadi pada wanita hamil normal. Biasanya
terdapat riwayat penyakit jantung dari anamnesis atau dalam rekam medis.

2.17 PENATALAKSANAAN

1. Memberikan pengertian kepada ibu hamil untuk melaksanakan pengawasan


antenatal yang teratur.
2. Kerjasama dengan ahli penyakit dalam atau kardiolog.
3. Pencegahan terhadap kenaikan berat badan dan retensi air yang berlebihan.
4. Jika terdapat anemia, harus diobati.
5. Timbulnya hipertensi atau hipotensi akan memberatkan kerja jantung, hal ini harus
diobati.
6. Bila terjadi keluhan yang agak berat, seperti sesak napas, infeksi saluran pernapasan,
dan sianosis, penderita harus dirawat di rumah sakit.
7. Skema kunjungan antenatal: setiap 2 minggu menjelang kehamilan 28 minggu dan
1 kali seminggu setelahnya.

8. Harus cukup istirahat, cukup tidur, diet rendah garam, dan pembatasan jumlah cairan.

Pengobatan khusus bergantung pada kelas penyakit :


1. Kelas I
Tidak memerlukan pengobatan tambahan.
2. Kelas II

12
Biasanya tidak memerlukan terapi tambahan. Mengurangi kerja fisik terutama antara
kehamilan 28-36 minggu.
3. Kelas III
Memerlukan digitalisasi atau obat lainnya. Sebaiknya dirawat di rumah sakit sejak
kehamilan 28-30 minggu.
4. Kelas IV

Harus dirawat di rumah sakit dan diberikan pengobatan, bekerjasama dengan


kardiolog.

2.18 PENULARAN

Sampai saat ini penularannya belum diketahui.

2.19 PENCEGAHAN

1. Pola makan yang sehat


Hindari makanan yang mengandung lemak dan kolesterol tinggi. Hindari pula
makanan dengan kandungan gula tinggi seperti softdrink, misalnya.
2. berhenti merokok
Di dalam bungkus rokok sudah dijelaskan bahwa “Merokok dapat menyebabkan
kanker, serangan jantung, impotensi, dan gangguan kehamilan dan janin”.
3. Hindari stress
Saat seseorang stress, tubuh akan mengeluarkan hormon cortisol yang bisa
menyebabkan pembuluh darah menjadi kaku.
4. Kurangi berat badan berlebih (obesitas)
Obesitas memiliki risiko utama pembesaran atrium jantung kiri. Pembesaran jantung
ini nantinya akan meningkatkan detak jantung tidak normal, stroke, dan kematian.
5. Olahraga secara teratur
Olahraga seperti jalan kaki atau jogging dapat menguatkan kerja jantung dan
melancarkan peredaran darah ke seluruh tubuh.
6. Konsumsi antioksidan
Antioksidan Penting untuk Cegah Sakit Jantung. Ini bisa diperoleh dari berbagai
macam sayuran, buah-buahan, dan minum teh.
7. Keturunan

13
Jika anda memiliki kerabat dekat yang pernah mengalami serangan jantung,
sebaiknya mulai sekarang lebih berhati-hati dalam menjaga pola makan dan gaya
hidup. Penyakit jantung bukan penyakit keturunan, tetapi bila ada keluarga (orang tua,
kakek, nenek,saudara, paman, bibi dsb) yang menderita atau pernah menderita
penyakit jantung, kamu memiliki faktor resiko untuk mendapatkan penyakit jantung.
Jadi, perlu diwaspadai.

KONSEP KEBIDANAN

1. PENGKAJIAN DATA
A. DATA SUBYEKTIF
1. BIODATA
Nama : Nama :
Umur : Umur :
Suku banga : Suku bangsa :
Agama : Agama :
Pendidikan : Pendidikan :
Pekerjaan : Pekerjaan :

Alamat : Alamat :

2. Keluhan Utama

Keluhan yang sering terjadi pada Trimester III sering kencing, nyeri punggung,
Obstipasi, varises, sesak nafas, kram kaki, oedem dan nyeri ulu hati.

3. Riwayat Kesehatan Yang Lalu

Ibu dengan menderita penyakit jantung

4. Riwayat Kesehatan Keluarga

Dalam keluarga ada yang menderita penyakit menurun yaitu penyakit jantung

14
5. Riwayat Menstruasi
 Menarche :
 Siklus :
 Lamanya :
 Banyaknya :
 Dismenorhea :
 HPHT : untuk menentukan usia kehamilan

 TP : untuk menentukan tafsiran persalinan

6. Riwayat Kehamilan, Persalinan, dan Nifas Yang Lalu

Berapa kali hamil, anak lahir hidup, persalinan tepat waktu, persalinan premature,
persalinan dengan tindakan, jenis kelahiran plasenta, Riwayat perdarahan yang
lalu, menyusui atau tidak, imunisasi bayinya, masalah lain yang di temui, tidak
ada komplikasi. Kemudian tidak ada kelainan abnormal pada kehamilan,
persalinan dan nifas yang lalu

7. Riwayat Kehamilan Sekarang

- Kapan mulai merasakan pergerakan anak (28 minggu)


- Tidak ada masalah / tanda kaka seperti perdarahan pervaginam, sakit kepala
lebih dari biaya, gangguan penglihatan, rabun senja, pembengkakan pada
wajah dan tangan, nyeri abdomen dan janin tidak bergerak
- Waktu hamil ada keluhan-keluhan yang lazim pada kehamilan
- Penggunaan obat-obatan termasuk jamu-jamuan
- Kekhawatiran lain yang dirasakan
- ANC sudah berapa kali
- Pelayanan yang sudah didapatkan
- Gerakan janin (+)
8. Pola kebiasaan sehari-hari

1) Nutrisi
Pada trimester III nutrisi yang dibutuhkan adalah rendah kalori, rendah lemak
rendah karbohidrat tinggi protein

2) Istirahat

15
Istirahat ibu mulai terganggu karena adanya pembesaran pada perut dan juga
sering kencing membuat ibu tidak bisa istirahat cukup.

3) Pola Kebersihan / Personal Hygiene


Difokuskan pada kebersihan pada genetalianya dengan cara : cebok dari arah
depan ke belakang, gunakan handuk kering setelah cebok, ganti celana dalam
setiap kali terasa basah

4) Pola Eliminasi
Ada gangguan yaitu ibu akan sering BAK lebih dari 4-5 x / hari, BAB normal
1 x per hari

5) Pola Aktivitas
Aktivitas ibu mulai terganggu karena pada trimester III ibu mengalami sesak
nafas oleh karena uterus yang semakin membesar selain itu juga terganggu
karena ibu sering kencing.

6) Pola seksual
Apakah pola seksualnya terganggu apa tidak
7) Pola kebiasaan lain
Apakah merokok, minum jamu / obat

8) Keadaan psikososial
 Ibu mengatakan cemas untuk melalui proses persalinan
 Kehamilannya diharapkan / tidak, reaksi ibu terhadap kehamilannya,
tanggapan suami dan keluarga mengenai kehamilannya
9. Riwayat Sosial, Ekonomi dan Budaya
Hubungan ibu dengan suami, keluarga dan tetangga baik. Kebudayaan atau
kebiasaan yang membayakan / merugikan terhadap kesehatan ibu dan bayinya.

10. Riwayat Spiritual


Untuk mengetahui pelaksanaan ibadah ibu sesuai dengan agama dan kepercayaan
dan apakah terjadi gangguan ibadah selama kehamilannya ini.

B. DATA OBYEKTIF
1. Pemeriksaan fisik secara umum

16
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : composmentis
Postur tubuh : kifosis / skoliosis / lordosis/tegak
TB : …….cm, bila kurang dari 145 cm kemungkinan memiliki
panggul sempit
BB : ………kg. pertambahan normal hingga akhir kehamilan 9
– 13,5 kg
Lila : ……cm, lila normal minimal 23,5 cm
TD : normalnya 110/70-120/80 mmHg
Nadi : ……..x/menit, nadi normal 70-90 x/menit
RR : ……..x / menit pernafasan normal 16-24 x / menit

S : ……..0 C, suhu normal 36,5 – 37,50 C

2. Pemeriksaan fisik
a. Inspeksi
Muka : Tidak pucat, tidak bengkak, ada cloasma gravidarum
Mata : sclera tidak icterus, konjungtiva tidak pucat
Mulut & gigi : bibir tidak pucat, tidak stomatitis, tidak ada karies gigi
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid,kelenjar limfe dan tidak
bendungan vena jugularis
Payudara : simetris, membesar, putting susu menonjol, tidak ada benjolan
abnormal, hyperpigmentasi, hipervaskularisasi dan
pembesaran kelenjar mantgomery
Perut : adanya pembesaran pada perut sesuai UK, menonjol, strie
gravidarum dan lifida, tidak ada luka bekas operasi
Genetalia : bersih, tidak ada varises,tidak oedema,adanya tanda cadwik
Ekstremitas : tidak oedema, tidak ada varises,tidak sianosis.
b. Palpasi
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid / bendungan vena
jugularis
Payudara : tidak ada benjolan, ada pengeluaran kolostrum
Perut :
- Leopold I : pengukuran TFU minimal 3 jari bawah pusat, teraba
bokong pada fundus

17
- Leopold II : menentukan letak punggung (puka/puki)
- Leopold III : yang terdapat dibagian bawah kepala dan sudah masuk
PAP
- Leopold IV : menentukan seberapa jauh masuknya bagian bawah
bila sudah masuk PAP
- Gerakan janin : dalam 2 jam ada 10 x gerakan
c. Auskultasi
Djj : …….x/menit, normalnya 120-160 x / menit
d. Perkusi
Reflek patella +/+

II. IDENTIFIKASI MASALAH DAN DIAGNOSA


Dx : G…….P……Ab………. UK 35 minggu / tunggal / hidup / intra uteri dengan
kehamilan normal

Ds : Ibu mengatakan hamil ke …. berapa bulan, HPHT,keluhan normal

Do : - Inspeksi : adanya pembesaran pada perut dan terdapat strie, dan payudara
membesar
- Palpasi : Leopold I : TFU minimal 3 jari bawah pusat, teraba bokong
pada fundus
Leopold II : PUKA / PUKI
Leopold III : bagian terdahulu kepala dan sudah masuk PAP
Leopold IV: seberapa jauh bagian terdahulu masuk
Gerakan janin :

- Auskultasi : Djj : ……..x/menit

III. ANTISIPASI MASALAH POTENSIAL

IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA

V. PENGEMBANGAN RENCANA TINDAKAN / INTERVENSI

18
Dx : GI P0000 Ab000 Usia Kehamilan 35 minggu, tunggal/hidup/
intrauteri/letkep/PUKA dengan kehamilan normal
Tujuan : - Kehamilan dapat berjalan normal
- Ibu dapat beradaptasi dengan perubahan yang terjadi
Kriteria hasil : - Ibu mengerti tentang keadaannya dan perubahan yang terjadi pada
waktu hamil
- TFU sesuai dengan usia kehamilan
- Keadaan ibu dan janin baik

Intervensi

1. Beritahu kepada Ibu tentang keadaan ibu dan janinnya dalam keadaan sehat.
R/ Agar pasien lebih merasa tenang dengan penjelasan kita
2. Beritahu ibu KIE tentang personal hygiene
R/ personal hygiene mengurangi infeksi dan mencegah bakteri masuk ke dalam
alat reproduksi
3. Menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi gizi yang seimbang.
R/ gizi yang seimbang dapat memenuhi kebutuhan nutrisi pada ibu dan janin
4.Beri tahu ibu KIE tentang tanda-tanda bahaya kehamilan
R/ Menambah pengetahuan dan pemahaman ibu
5.Beritahu ibu jadwal kunjungan ulang 1-2 minggu lagi
R/ Agar pasien mengerti kapan akan kontrol lagi
6.Berikan tablet Fe sebanyak 90 tablet dan beritahu cara meminumnya
R/ Tablet Fe diperlukan untuk mencegah anemia dan kelainan BBLR
7.Anjurkan Ibu untuk melahirkan di bidan, Puskesmas/RS
R/ Dengan melahirkan di bidan, Puskesmas/RS, bila ada komplikasi akan lebih
cepat teratasi.
Masalah : Gangguan rasa nyaman (nyeri pinggang) sehubungan dengan
perubahan bentuk tubuh menjadi hiperlordosis (akibat perubahan
uterus)
Tujuan : Gangguan rasa nyaman teratasi
Kriteria Hasil : Ibu mengerti dengan penjelasan petugas dan nyeri di pinggang dapat
berkurang/hilang.
Intervensi

19
1. Jelaskan pada ibu bahwa nyeri pada pinggang pada Trimester III merupakan hal
normal.
R/ Dengan diberi penjelasan, pengetahuan dan pemahaman Ibu bertambah dan
ibu lebih kooperatif.
2. Memberitahu Ibu untuk tidur dengan merangkul guling
R/ Dengan tidur merangkul guling maka tidak akan menekan vena kava inferior
3. Beritahu ibu untuk tidak memakai sepatu dengan hak tinggi dan mengangkat
beban berat.
R/ Dengan memakai sepatu hak tinggi dan mengangkat beban berat maka ibu
cepat lelah
4. Ajarkan pada ibu tentang tehnik relaksasi yang benar (nafas panjang)
R/ Dengan nafas yang panjang maka O2 yang masuk meningkat dan suplai O2
ke jaringan meningkat sehingga tidak terjadi iskemia otot dan nyeri dapat
berkurang.

VI. IMPLEMENTASI
Sesuai dengan intervensi
VII. EVALUASI
Tanggal/jam
Mengacu pada kriteria hasil

20
BAB III
TINJAUAN KASUS

3.1 Pengkajian
Tempat : Puskesmas Lumajang
Tgl Pengkajian : 18 April 2012
Jam Pengkajian : 09.00 WIB
Oleh : Istifa’iyah
3.1.1 Data Subyektif
1. Biodata
Nama : Ny.”E” Nama Suami : Tn.”K”
Umur : 27 tahun Umur : 39 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : swasta

Alamat : Sumber Suko Bululawang

2. Keluhan Utama
Ibu mengatakan ini hamil yang kedua, usia kehamilannya 8 bulan, dan ibu
mengeluh nyeri pada dada kiri, sesak napas dan keringat dingin.

3. Riwayat Kesehatan Yang lalu


Ibu mengatakan dulu mempunyai riwayat penyakit jantung

4. Riwayat Kesehatan Keluarga


Ibu mengatakan dalam keluarganya mempunyai riwayat penyakit jantung yaitu
orang tuanya.

5. Riwayat Haid
Menarche : 14 tahun
Siklus : 8 hari
Lama : 7 hari
Banyaknya : 3 softek/hari
HPHT : 18-4-2012

21
TP : 10-8-2011

6. Riwayat Perkawinan
Kawin : 1 kali
Lama pernikahan : 1 tahun

Umur pertama kawin : 26 tahun

7. Riwayat Kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu


Ibu mengatakan ini kehamilan anak yang kedua, yang pertama anaknya sehat
umur 4 tahun perempuan.

8. Riwayat Kehamilan Sekarang


Hamil ke : II
Usia kehamilan : 35 minggu
Gerakan janin : Ibu mengatakan sudah merasakan gerakan janin pada usia
kehamilan 5 bulan

Pada kehamilan ini ibu rajin melakukan ANC di Puskesmas lumajang. Pelayanan
yang didapatkan meliputi 7T, penyuluhan tentang gizi, kebersihan dan perawatan
payudara. Saat ini ibu sudah mendapatka suntikan TT, ibu mendapatkan Fe, Kalk,
B6.

9. Riwayat KB
Ibu pernah menggunakan KB suntik sebelumnya dan rencana KB setelah
kehamilan ini adalah KB suntik.

10. Pola Kebiasaan Sehari-hari


a. Nutrisi
- Sebelum Hamil
Makan nasi 1-2 piring porsi sedang, lauk pauk : tempe 1 dan ikan laut 1
potong, minum 7 gelas.

- Selama hamil
Makan nasi 3 piring porsi sedikit-sedikit lauk : tempe 1 potong dan ikan
laut 1 potong, sayur : 1 mangkok, buah 2 potong (papaya), minum : 7-8
gelas

22
b. Aktivitas
- Sebelum hamil
Ibu melakukan pekerjaan rumah sehari-hari seperti mengepel, memasak,
mencuci, menyetrika dll.

- Sesudah hamil
Ibu jalan-jalan pagi di sekitar rumah dan melakukan pekerjaan rumah
sehari-hari, seperti mengepel, mencuci, menyetrika dll.

c. Personal hygiene
- Sebelum hamil
Mandi 3 x sehari, gosok gigi 2 x/hari, cuci rambut 3 x seminggu, ganti
pakaian setiap habis mandi, ganti celana dalam setiap selesai mandi.

- Sesudah hamil
Mandi 2 x sehari, gosok gigi 2 x/hari, cuci rambut 1 x seminggu, ganti
pakaian setiap habis mandi, ganti celana dalam setiap kali ibu merasa
basah.

d. Eliminasi
- Sebelum hamil
BAB teratur setiap pagi, BAK 4-5 x/hari

- Selama hamil
BAB : 1x sehari

BAK : 7-8 x/hari

e. Pola seksual
- Sebelum hamil
Hubungan seksual: 3-4x sehari
- Selama hamil
Hubungan seksual: 1x sehari
f. Keadaan psikososial

23
Ibu dapat menerima kehamilan ini, suami dan keluarga juga mendukung
kehamilannya dan berharap tidak terjadi komplikasi dalam kehamilannya. Dan
ibu merasa khawatir dengan janinnya karena ibu punya riwayat penyakit
jantung.

g. Riwayat Sosial
Hubungan ibu dengan suami dan keluarga baik

h. Riwayat Spiritual
Ibu mengatakan melaksanakan Ibadah sesuai dengan agama dan
kepercayaannya.

3.1.2Data Obyektif
1) Pemeriksaan fisik secara umum
Keadaan umum : baik
Kesadaran : composmentis
TB : 153 cm
BB sebelum hamil :48 kg
BB selama hamil : 55 kg
Lila : 22 cm
TTV : TD : 110/80 mmHg
N : 60 x/menit

RR : 20 x/menit

2) Pemeriksaan fisik
a. Inspeksi
Kepala : kulit kepala bersih,rambut lurus,warna hitam
Muka : pucat, tidak ada cloasma gravidarum, tidak oedema
Mata : konjungtiva pucat, sclera tidak icterus
Hidung : bersih,simetris, tidak ada secret. Tidak ada polip, tidak ada
pernafasan cupping hidung
Mulut : Tidak Stomatitis, ada karies gigi,bibir tidak pucat
Telinga : tidak ada gangguan pendengaran,bersih,tidak ada sekret

24
Leher : tidak ada pembesaran keenjar tyroid, tidak ada bendungan
vena jugularis,tidak ada pembesaran kelenjar limfe.
Payudara : Putting susu menonjol, terdapat hypervaskularisasi,
pembesaran kelenjar montgomery dan hyper pigmentasi pada
areola mamae
Dada : ada bunyi rochi, dan terjadi dispnea.
Perut : tidak ada bekas operasi, membesar sesuai dengan UK, terdapat
strie lividae dan linia nigra

Ekstremitas : tidak ada varises,tidak sianosis dan tidak ada oedema.

b. Palpasi
Perut : Leopold I : TFU 4 jari di bawah px dan bagian fundus teraba lunak
tidak meleting yaitu bokong
Leopold II : bagian sisi janin teraba keras seperti papan di bagian
kanan PUKA
Laopold III : bagian bawah teraba keras, melenting, bulat yaitu
kepala
Leopold IV : bagian kecil sudah masuk PAP 2/5
TBJ : (TFU-13) x 155
(32 -13) x 155 =2945 gram
Gerakan janin (+)

His (-)

c. Auskultasi
DJJ (+) 12 11 12 = 140 x/menit.

3.2 Identifikasi Diagnosa Dan Masalah

Dx : G2 P1000 Ab000 UK 35 minggu, hidup/tunggal/intrauterin/letkep, dengan penyakit


jantung

Ds : Ibu mengatakan hamil yang keduadan usia kehamilannya 8 bulan,ibu mengeluh


nyeri pada dada kiri, sesak napas dan keringat dingin.

Do : HPHT : 10-8-20111
TTV : TD : 110/80 mmHg

25
N : 60 x/menit
RR : 20 x/menit
Leopold I : Leopold I : TFU 4 jari di bawah px dan
bagian fundus teraba lunak tidak meleting yaitu bokong
Leopold II : bagian sisi janin teraba keras seperti papan di bagian
kanan PUKA
Laopold III : bagian bawah teraba keras, melenting, bulat yaitu
kepala
Leopold IV : bagian kecil sudah masuk PAP 2/5
TBJ : (TFU-13) x 155
(32 -13) x 155 =2945 gram
Gerakan Janin : (+), His (-)

DJJ : (+) 12-11-12 =140x/menit

3.3 Identifikasi Diagnosa Dan masalah

- penyakit jantung

3.4 Identifikasi Kebutuhan Segera

3.5 Pengembangan Rencana Tindakan / intervensi

Dx : G2 P1000 Ab000 UK 35 minggu, hidup/tunggal/intrauterin/letkep, dengan penyakit


jantung

Tujuan : kehamilan berjalan normal hingga persalinan dan nifas


Kriteria hasil : - Kehamilan normal sampai persalinan
- TTV Ibu dalam batas normal
- Tidak terjadi komplikasi

- Keadaan Ibu dan janin baik

Intervensi

1. Memberikan pengertian kepada ibu hamil untuk melaksanakan pengawasan

26
antenatal yang teratur.
R/ untuk mencegah terjadinya komplikasi dan bahaya pada janin

2. Dianjurkan ibu periksa di dokter ahli penyakit dalam atau kardiolog.


R/ untuk mengetahaui penyakitnya lebih jelas lagi
3. Dianjurkan ibu mencegahan kenaikan berat badan dan retensi air yang berlebihan.
R/ untuk mencegah kerja jantung yang lebih berat lagi.
4. Dianjurkan ibu Harus cukup istirahat, cukup tidur, diet rendah garam, dan pembatasan
jumlah cairan.
R/ agar tidak cepat lelah.
5. Anjurkan ibu untuk dirawat di rumah sakit bila terjadi keluhan yang agak berat,
seperti sesak napas, infeksi saluran pernapasan, dan sianosis.
R/ untuk mendapatkan penanganan yang lebih baik lagi
6. Beritahu ibu jadwal kunjungan ulang 2 minggu lagi atau ada keluhan
R/ agar pasien mengerti kapan akan kontrol lagi
7. Beritahu ibu KIE tentang tanda-tanda bahaya kehamilan
R/ menambah pengetahuan dan pemahaman ibu
8. Anjurkan ibu untuk melahirkan di Bidan, Puskesmas/RS
R/ dengan melahirkan di Bidan, Puskesma/RS, bila ada komplikasi akan lebih cepat
teratasi.

Masalah : ibu merasa

Tujuan :

Kriteria Hasil : Ibu mengerti dengan penjelasan petugas dan nyeri di pinggang dapat
berkurang/hilang.

Intervensi

1. Jelaskan pada ibu bahwa nyeri pada pinggang pada Trimester III merupakan hal
normal.
R/ Dengan diberi penjelasan, pengetahuan dan pemahaman Ibu bertambah dan ibu
lebih kooperatif.

2. Dianjurkan ibu periksa di dokter ahli penyakit dalam atau kardiolog.

27
R/ untuk mengetahaui penyakitnya lebih jelas lagi
3. Dianjurkan ibu mencegahan kenaikan berat badan dan retensi air yang berlebihan.
R/ untuk mencegah kerja jantung yang lebih berat lagi.
4. Dianjurkan ibu Harus cukup istirahat, cukup tidur, diet rendah garam, dan pembatasan
jumlah cairan.
R/ agar tidak cepat lelah.
5. Anjurkan ibu untuk dirawat di rumah sakit bila terjadi keluhan yang agak berat,
seperti sesak napas, infeksi saluran pernapasan, dan sianosis.
R/ untuk mendapatkan penanganan yang lebih baik lagi
6. Beritahu ibu jadwal kunjungan ulang 2 minggu lagi atau ada keluhan
R/ agar pasien mengerti kapan akan kontrol lagi
7. Beritahu ibu KIE tentang tanda-tanda bahaya kehamilan
R/ menambah pengetahuan dan pemahaman ibu

3.2 IMPLEMENTASI
Tanggal : 18 April 2012 Jam : 10.00 WIB

Dx : G2 P10001 UK 35 minggu, hidup/tunggal/intrauterin/letkep, dengan penyakit


jantung

Melakukan pendekatan pada pasien dengan cara melakukan anamnese untuk mengkaji
data pasien

1. Menjelaskan hasil pemeriksaan pada pasien bahwa janinnya dalam keadaan baik :
TBJ : 2945 gr

Gerakan Janin : (+), His (-)

DJJ : (+) 12-11-12 =140x/menit

TD : 110/80 MmHg

N : 60 x/menit

RR : 20 x/menit

28
2. Memberitahukan ibu untuk diet rendah lemak yaitu ibu dianjurkan ntuk mengurangi
makan makanan berlemak
3. Memberikan pengertian kepada ibu hamil untuk melaksanakan pengawasan
antenatal yang teratur.

4. Memberitahu jadwal kunjungan ulang 2 minggu lagi


5. Menganjurkan ibu untuk melahirkan di bidan, Puskesmas/RS, agar bila ada
komplikasi akan lebih cepat teratasi.
6. Mengajarkan pada ibu tentng teknik relaksasi yang benar yaitu menarik nafas melalui
hidung dan menghembuskan perlahan lewat mulut.

3.7 Evaluasi

Tanggal : 18 April 2012

Dx : G2 P1000 Ab000 Usia Kehamilan 35 minggu, tunggal/hidup/


intrauteri/letkep/PUKA dengan penyakit jantung

S : Ibu mengatakan telah mengerti dengan penjelasan yang diberikan petugas

O : Ibu dapat mengulang kembali penjelasan yang diberikan

A : G2 P1000 Ab000 UK 35 minggu, hidup/tunggal/intrauterin/letkep, dengan


penyakit jantung

P :- Rencana tetap dipertahankan dan dilaksanakan pada kunjungan


berikutnya

- Anjurkan pada ibu untuk kontrol 1 minggu lagi dan bila ada keluhan

- Pasien boleh pulang

29

Anda mungkin juga menyukai