Nama : Asmadinda
Stambuk : A311 20 042
Kelas: B
Latar Belakang
Indonesia merupakan negara yang memiliki keragaman. Tiap-tiap daerah
memiliki ciri khas, adat istiadat dan budaya yang berbeda-beda. Semua perbedaan itu
dibingkai menjadi satu dalam “Bhineka Tunggal Ika” yang artinya berbeda beda tetapi
tetap satu, selama perbedaan itu masi dalam satu bingkai maka negara akan selalu
kondusif. Selama nilai-nilai Pancasila masi diimplementasikan dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara maka NKRI akan tetap kokoh. Inilah pentingnya daripada
implementasi nilai-nilai tersebut.
Kita sebagai warga negara harus sadar akan hal tersebut demi tercapainya tujuan
bangsa. Memang tidak dapat dipungkiri bahwa nilai-nilai yang terkandung dalam setiap
sila Pancasila belum dapat diimplementasikan secara menyeluruh dalam sendi-sendi
kehidupan berbangsa dan bernegara, bahkan tidak menutup kemungkinan bahwa sebagian
warga negara tidak sadar akan hal tersebut. Pentingnya impelementasi dari nilai-nilai
pancasila masi kurang dipahami oleh masyarakat, terutama generasi kita saat ini yang
biasa dikenal dengan generasi milenial.
Untuk merefiu kembali ingatan kita mengenai implementasi nilai-nilai dalam
setiap sila Pancasila yang kita jadikan sebagai pedoman kehidupan berbangsa dan
bernegara itulah yang melatar belakangi pembuatan makalah ini. Adapun judul dari
makalah ini yaitu “implementasi nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari hari”.
1) Nilai Dasar
Nilai dasar adalah nilai yang ada dalam ideologi Pancasila yang merupakan representasi
dari nilai atau norma dalam masyarakat, bangsa, dan negara Indonesia. Nilai dasar merupakan
nilai yang tidak bisa berubah-ubah sepanjang bangsa Indonesia berpedoman pada nilai
tersebut. Contoh nilai dasar adalah sila-sila Pancasila yang ada dalam alinea IV, UUD 1945 yang
ditetapkan pada tanggal 18 Agustus 1945.
2) Nilai Instrumental
Nilai instrumental adalah nilai yang merupakan pendukung utama dari nilai dasar
(Pancasila). Nilai ini dapat mengikuti setiap perkembangan zaman, baik dalam negeri maupun
dari luar negeri. Nilai ini ini dapat berupa TAP MPR, UU, PP dan peraturan perundangan yang
ada untuk menjadi tatanan dalam pelaksanaan ideologi Pancasila sebagai pegangan dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara. Nilai dapat berubah sesuai perkembangan zaman.
3.) Nilai Praktis
Nilai ini adalah nilai yang harus ada dalam bentuk praktik penyelenggaraan negara. Sifat ini
adalah abstrak. Artinya berupa semangat para penyelenggara negara dari pusat hingga ke
tingkat yang terbawah dalam struktur sistem pemerintahan negara Indonesia. Semangat yang
dimaksud adalah semangat para penyelenggara negara untuk membangun sila-sila dalam
Pancasila secara konsekuen dan istiqomah. Contoh, memberi teladan untuk tidak KKN dan lain-
lain.
Adapun implementasi nila-nilai pancasila untuk bidang politik, ekonomi, sosial budaya dan
keamanan yaitu:
Pembangunan serta pengembangan dalam bidang politik haruslah berdasarkan pada dasar
ontologis manusia. Hal tersebut berdasarkan kenyataan objektif bahwa manusia merupakan
subjek negara, oleh karenanya kehidupan politik harus sungguh-sungguh merealisasikan tujuan
demi menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia. Pengembangan politik negara haruslah
berdasarkan pada moralitas seperti yang tercantum di dalam sila-sila Pancasila dan maknanya,
sehingga dalam praktek-praktek politik paham yang menghalalkan segala cara haruslah
ditiadakan segera.
Di dalam ilmu ekonomi terdapat sebuah istilah siapa yang kuat maka ialah yang akan
menang, sehingga umumnya dalam pengembangan ekonomi selalunya mengarah pada
persaingan bebas. Dan sangat jarang yang mementingkan moralitas kemanusiaan. Hal tersebut
tentunya sangat tidak sesuai dengan ciri-ciri demokrasi Pancasila yang lebih mengarah pada
ekonomi kerakyatan, yakni perekonomian yang manusiawi yang berdasarkan pada tujuan guna
mensejahterakan rakyat secara luas (Mubyarto,1999).
Pengembangan dalam segi ekonomi bukan hanya untuk mengejar pertumbuhan belaka
namun juga demi kemanusiaan juga kesejahteraan masyarakat secara menyeluruh. Maka dari itu
sistem perekonomian di Indonesia berdasarkan pada asas ekonomi kekeluargaan untuk seluruh
bangsa.
Sehingga sangat dibutuhkan peran akhlak dalam pembentukan karakter bangsa supaya
menjadi bangsa yang memiliki karakter Pancasila. Karenanya sebagai cara melestarikan
budaya harus mengangkat nilai-nilai budaya yang dimiliki bangsa Indonesia Yakni nilai-nilai
Pancasila itu sendiri. Yang bersumber pada harkat dan martabat manusia sebagai makhluk yang
berbudaya.
Pada hakikatnya sebuah negara merupakan kumpulan suatu masyarakat hukum. Demi
tegaknya hak dan kewajiban warga negara maka sangat dibutuhkan adanya peraturan perundang-
undangan negara, guna mengatur ketertiban maupun keteraturan warga serta sebagai landasan
hukum persamaan kedudukan warga negara.
1. Pertama
Nilai Ketuhanan sebagai sumber etika dan spiritual yang bersifat vertikal transendental
memiliki peranan penting sebagai dasar beretika dalam kehidupan bernegara. Dalam kaitannya,
Indonesia bukan meupkan negara sekuler yang memisahkan “agama” dari ”negara”.
Karena hal tersebut dapat berpotensi menyudutkan peran agama ke ruang privat komunitas.
Negara menurut nilai dasar Pancasila diharapkan dapat memberi perlindungan dalam
mengembangkan kehidupan beragama. Dan juga agama diharapkan dapat berperan dalam
penguatan etika sosial. Pada saat yang sama, Indonesia juga bukan “negara agama”, yang hanya
mendukung salah satu (unsur) agama yang memungkinkan agama tertentu dapat mendikte
ketentuan negara.
2. Kedua
Nilai kemanusiaan secara umum bersumber dari hukum Tuhan, hukum alam, dan sifat
manusia sebagai makhluk sosial sangat penting sebagai dasar dalam etika dalam kehidupan
berpolitik dan bernegara dalam pergaulan dunia. Prinsip kebangsaan secara luas mengarah pada
persatuan dunia tersebut diwujudkan melalui jalan eksternalisasi dan internalisasi.
Eksternalisasi, bangsa Indonesia menggunakan segenap daya upaya dan khazanah yang
dimiliki guna bebas-aktif “ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi dan keadilan sosial.” Internalisasi, bangsa Indonesia mengakui serta
memuliakan hak warga dan penduduk negeri secara mendasar dalam hubungan negara dengan
warga negara.
3. Ketiga
Penerapan nilai-nilai kemanusiaan terlebih dulu harus tertanam kuat dalam lingkungan
pergaulan masyarakat secara mendalam, sebelum lebih jauh ingin menjangkau pergaulan dunia.
Dalam internalisasi nilai-nilai persatuan kebangsaan ini, Indonesia merupakan sebuah negara
yang memiliki kemajeukan bangsa yang dapat mengatasi paham golongan dan perseorangan.
Persatuan dari kemajemukan masyarakat dikelola berdasarkan konsep kebangsaan yang
mencerminkan persatuan dalam keragaman, dan keragaman dalam persatuan, seperti semboyan
yang dinyatakan dengan ungkapan “Bhinneka Tungal Ika.”
4. Keempat
Nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai persatuan serta cita-cita kebangsaan itu dalam
penerapannya harus menjunjung tinggi kedaulatan rakyat dalam semangat permusyawaratan
yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan. Dalam visi demokrasi permusyawaratan, demokrasi
memperoleh kekuatannya dalam kedaulatan rakyat. Pada prinsipnya, keputusan yang diambil
dalam musyawarah mufakat tidak didikte oleh golongan mayoritas, namun dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan yang menjunjung tinggi rasionalisme deliberatif serta kearifan setiap warga demi
mencerminkan manfaat musyawarah itu sendiri.
5. Kelima
Nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan, merupakan nilai dan cita-cita kebangsaan, serta
demokrasi permusyawaratan dalam pengertian agar dapat mewujudkan keadilan sosial. Di satu
sisi, perwujudan keadilan sosial itu harus merefleksikan nilai imperatif etis keempat sila yang
lainnya. Di sisi lain, otentisitas pengamalan sila-sila Pancasila bisa diukur dari perwujudan
keadilan sosial dalam kehidupan berbangsa.
CONTOH IMPLEMENTASI PENERAPAN NILAI-NILAI PANCASILA
1. Beriman, dan bertakwa yaitu secara sadar patuh melaksanakan perintah Tuhan.
Setiap umat harus mempelajari agama dan mengamalkannya;
2. Walaupun berbeda agama, rakyat Indonesia harus dapat bekerjasama dalam bidang
sosial, perekonomian, dan keamanan lingkungan;
3. Setiap pemeluk agama tidak boleh menghalangi ibadah agama lain;
4. Mengembangkan toleransi agama sejak dini;
5. Tidak menyebarkan agama kepada manusia yang sudah ber-Tuhan.
1. Aktif dalam musyawarah, memberikan hak suara, dan mengawasi wakil rakyat ;
2. Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain;
3. Mengutamakan musyawarah dengan menggunakan akal sehat;
4. Menerima hasil musyawarah apapun hasilnya dan melaksanakan dengan
tanggungjawab;
5. Mempunyai itikad baik dalam melakukan sesuatu
http://sampaiujungpelangi.blogspot.com/2016/03/makalah-implementasi-nilai-nilai.html
https://guruppkn.com/implementasi-nilai-nilai-pancasila
https://tekoneko.net/pancasila-sebagai-dasar-negara/