Anda di halaman 1dari 15

REKAYASA MESIN

PERANCANGAN ULANG MESIN PERONTOK PADI PORTABLE

Dosen Pengampu :
Miftahudin, S.Si,. M.Si.

Disusun Oleh :

Siti Azizah ( B. 1810142 )


Elsa Sulistianingsih ( B.1810069 )
Revikha Nur Muslamah ( B.1810105 )
Irfan Zanuwarsa ( B.1811216 )
Fauzan Gymnastiar ( B.1810645 )

FAKULTAS ILMU PANGAN HALAL


UNIVERSITAS DJUANDA
BOGOR
2020
ABSTRAK

Permintaan dari beberapa petani (kelompok tani kecil) di daerah Sumedang-Jawa


Barat yang membutuhkan mesin perontok padi yang berukuran kecil atau yang mudah untuk
dibawa ke area persawahan yang memiliki akses jalan untuk menuju ke daerah pertanian
sulit (area yang dilewati naik turun dan akses jalan kecil berupa pematang sawah) permintaan
tersebut diajukan kepada pimpinan CV. Anemato Guna Sadaya di Sumedang. Tujuan
dilakukannya penelitian ini adalah untuk menghasilkan mesin perontok padi portable. Yaitu
mesin perontok padi yang dapat dibawa kemana- mana dengan mudah dan dapat dibawa
dengan satu orang.
Metode perancangan yang digunakan adalah metode VDI 2222. Cara merancang ini
dibuat oleh Persatuan Insinyur Jerman (Verein Deutcher Ingenieure) berisi pendekatan
sistimatik untuk mengkonsep produk teknis. Metoda ini terdiri dari empat fase yaitu analisis,
pembuatan konsep, merancang dan penyelesaian. Untuk memastikan rancangan mesin
tersebut dapat berjalan dengan baik maka dilakukan perhitungan kekuatan dan kemampuan
mesin. Kemudian perhitungan tersebut akan disimulasikan dengan software agar kekuatan
dan kemampuan mesin dapat tervalidasi dengan benar. Dari hasil perancangan ulang yang
telah dilaksanakan diperoleh kesimpulan mesin perontok padi portable memiliki berat dan
dimensi yang lebih kecil dari mesin sebelumnya serta dapat dengan mudah dibawa oleh satu
orang ke area persawahan yang memiliki akses jalan sempit dan curam (pematang sawah).

Kata kunci: perancangan, mesin, perontok, padi, portable, pematang sawah, VDI 222

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Beras merupakan komoditas strategis nasional dan dikonsumsi oleh sebagian besar
penduduk Indonesia. Konsumsi beras terus bertambah seiring dengan pertumbuhan
penduduk. Oleh karena itu, produksi padi harus juga meningkat menyesuaikan dengan
permintaan akan kebutuhan padi. Untuk meningkatkan produksi padi salah satunya adalah
dengan mempercepat proses produksi padi. perontok padi. Dengan bantuan mesin proses
perontokan padi bisa lebih cepat.
Salah satu proses produksi padi adalah proses perontokan padi. Proses perontokan padi
dilakukan secara manual yaitu dengan cara dibantingkan. Proses secara manual membutuhkan
waktu lama, karena sangat mengandalkan tenaga orang. Seiring dengan perkembangan
teknologi maka dibuat mesin perontok padi. Dengan bantuan mesin proses perontokan padi
bisa lebih cepat.
Mesin perontok padi yang ada di pasaran saat ini memiliki spesifikasi yang besar,
sehingga ukuran dan berat mesin besar juga. Contohnya seperti mesin perontok padi (Power
Thresher) berikut :

Gambar 1.1 Mesin Power Thresher

3
Dengan spesifikasi sebagai berikut:
No Spesifikasi Keterangan
1 Penggerak Motor bakar 5,5 HP
2 Operator 2-3 orang
3 Dimensi 760×950×1380 [mm]
4 Berat total 105 kg

Tabel 1.1 Spesifikasi Mesin Power Threshe

Sedangkan, yang dibutuhkan oleh customer adalah mesin yang mudah untuk dibawa
kemana-mana. Hal ini berdasarkan permintaan dari beberapa petani (kelompok tani kecil) di
daerah Sumedang-Jawa Barat yang membutuhkan mesin perontok padi yang berukuran kecil
atau yang mudah untuk dibawa ke area persawahan yang memiliki akses jalan untuk menuju
ke daerah pertaniannya sulit (area yang dilewati naik turun dan akses jalan kecil berupa
pematang sawah). Permintaan tersebut namun setelah diidentifikasi, penulis diajukan kepada
pimpinan CV. Anemato Guna Sadaya yang berada di daerah Sumedang.
Berdasarkan hal tersebut, maka penulis membuat rancangan mesin perontok padi yang
bisa memecahkan permasalahan tersebut yaitu mesin perontok padi portable. Adapun mesin
perontok padi yang telah dibuat oleh pemerintah yang memiliki spesifikasi yang lebih kecil
dari power thresher di atas, yaitu mesin perontok padi bermotor tipe lipat menggunakan drum
gigi perontok tipe tipping raspbar.

Gambar 1.2 Mesin Perontok Padi Bermotor Tipe Lipat


Menggunakan Drum Gigi PerontokTipeTipping Raspbar

Mesin perontok padi bermoto tipe lipat menggunakan drum gigi perontok tipe tipping
raspbar ini memiliki spesifikasi sebagai berikut :

4
SpesifikasiThresher tipeStripping Raspbar
1 Dimensi (900×1120×1300) mm
(P×L×T)
2 Penggerak Enjin 2 tak, 2 HP/ 6500
rpm
3 Berat termasuk 36 kg
motor
4 Kapasitas kerja 200 kg/ jam (padi)
5 Putaran drum 300 rpm
(silinder)
6 Kontruksi Dapat dilipat
rangka
7 Konsumsi 0,25 liter/jam (Bensin
BBM Campur)
8 Harga Rp 3.500.000,- (tahun
2006)
Tabel 1.2 SpesifikasiThresher tipeStripping Raspbar

Namun setelah diidentifikasi, penulis menemukan beberapa sistem atau bagian yang
menurut penulis sendiri dapat dimodifikasi sehingga kinerjamesin tersebut lebih baik atau
lebih optimal dari sebelumnya. Beberapa spesifikasi yang dapat dioptimalkan lagi adalah
sistem rangka, berat mesin dan system transmisi (poros).
1.2 Rumusan Masalah
Seperti telah dijelaskan pada latar belakang penelitian yang akan dilakukan, penulis
tertarik untuk melakukan perancangan ulang mesin perontok padi portable.
Pertanyaan penelitian berkenaan masalah yang akan dikaji diantaranya :
a. Bagaimana cara mendapatkan berat rangka mesin yang kokoh dan mudah dibawa
kemana-mana dengan berat yang minimum?
1.3 Batasan Masalah
Batasan masalah dalam perancangan ulang mesin perontok padi portable ini adalah:
1. Kontruksi rangka mesin yang mudah untuk dibawa.
2. Berat mesin total dengan motor bakar terpasang yang lebih ringan dari 36 kg (berat
mesin perontok tipe lipat).
3. Poros-poros transmisi yang lebih optimal.
4. Tidak membahas kekakuan dan getaran mesin akibat penggerak (motor bakar).
5. Kapasitas mesin dan susut cecer padi tidak dibahas.
6. Tidak membahas nilai ekonomis produk.

5
1.4 Tujuan Penulisan
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk menghasilkan mesin perontok padi
portable, yaitu mesin perontok padi yang dapat dibawa kemana-mana dengan mudah dan
dapat dibawa dengan satu orang.
1.5 Metode Pengumpulan Data
Secara umum metoda pencarian data yang dilakukanialah :
1) Wawancara dan berdiskusi dengan narasumber terkait.
2) Observasi dan pengamatan langsung.
3) Studi literature.
4) Konsultasi dengan pembimbing.

6
BAB II
PROSES PERANCANGAN

2.1 Metodologi Perancangan


Metodologi yang digunakan untuk perancangang portable bridge adalah VDI 2222. Pada
metodologi ini terdapat empat tahapan utama untuk menyelesaikan suatu rancangang yaitu
tahap merencana, mengkonsep, merancang, dan menyelesaikan.
2.2 Tahap Merencana
Mengidentifikasi masalah yaitu, faktor sulitnya medan yang dilalui petani menuju ke
tempat panen menyebabkan sulitnya membawa mesin perontok padi langsung ke tempat
panen. Sehingga mendorong CV. Anemato Guna Sadaya untuk membuat mesin perontok
padi yang berukuran kecil dan tidak memiliki berat yang besar atau bisa disebut mesin
perontok padi portable. Adapun mesin perontok padi yang dapat dibawa kemana-mana yang
telah ada, yaitu mesin perontok padi bermotor tipe lipat menggunakan drum gigi perontok
tipe tipping raspbar. Namun pada mesin ini memiliki kekurangan yaitu:
a. Rangka mesin yang kurang kokoh, sehingga dapat menyebabkan getaran yang besar.
b. Untuk membawa mesinnya suit, karena tidak disediakan bagian untuk mengangkat.
c. Poros transmisi tidak kuat.
Mengumpulkan data-data dari sumber terkait baik dari hasil studi pustaka atau pun
wawancara.
2.3 Tahap Mengkonsep
Proses pertama dalam tahap mengkonsep adalah membuat daftar tuntutan sebagai acuan
pembuatan rancangan. Selanjutnya menentukan fungsi menyeluruh dari mesin perontok padi
portable dengan metode black box yang nantinya akan menghasilkan struktur pada masing-
masing fungsi bagian rancangan.
Berikut adalah daftar tuntutan yang harus dipenuhi pada proses perancangan:

7
Gambar 2.1 terdapat penjabaran tentang isi black box
untuk perancangan mesin perontok padi portable.
`

MESIN
PERONTOK PADA
PORTABLE

SUB FUNGSI SUB FUNGSI SUB FUNGSI SUB FUNGSI


RANGKA PENGGERAK TRANSMISI PERONTOK

Setelah black box terdefinisi kemudian dibuat struktur fungsi bagian. Struktur fungsi
bagian dibuat pada rancangan mesin perontok padi portable.
Setelah proses pembuatan alternatif dari masing-masing fungsi bagian dan
menghasilkan beberapa konsep dari rancangan mesin perontok padi portable maka
didapatkanlah konsep terpilih melalui proses pemilihan konsep berdasarkan VDI 2222.
Berikut merupakan konsep terpilih untuk rancangan mesin perontok padi portable.

Alternatif fungsi keseluruhan 3, rangka mesin dibuat dari besi profil dengan sambungan
(pengikatan) menggunakan las sehingga rigiditas tinggi tetapi rangka agak berat. Fungsi
pemutar menggunakan engine 2 tak. Fungsi transmisi menggunakan puli dan sabuk. Fungsi
perontok menggunakan perontok silinder tipe terbuka.

8
BAB III
PERHITUNGAN RANCANGAN

3.1 Dimensi Silinder Perontok


Perontok padi yang dirancang ini merupakan perontok padi tipe mesin dengan cara
pengumpanan menggunakan sistem hold- on, dimana pada proses perontokannya padi masih
dipegag oleh tangan operatornya. Ukuran silinder perontok ini mempengaruhi besarnya
kapasitas perontokan dari alat perontok ini. Untuk menentukan besarnya diameter silinder
perontok, maka digunakan pendekatan rumus sebagai berikut:

𝜔 = 2𝜋. 𝑛
𝑣 = 𝜔. 𝑟
𝑣 = 2𝜋. 𝑛. 𝑟
𝑣
𝑟 =
2𝜋. 𝑁

Dimana kecepatan linier dari silinder perontok adalah 10-20 m/detik untuk alat
perontok padi yang digerakkan dengan tenaga motor. Kecepatan linier yang terlalu besar
akan mengakibatkan presentase keretakan gabah meningkat karena efek pemukulan terhadap
butiran gabah keras. Untuk menghindari hal tersebut, kecepatan linier pada ujung silinder
perontok diperkecil yaitu 5-8 m/detik, sedangkan kecepatan putarannya 350 rpm untuk tipe
pedal dan untuk pemutar menggunakan motor adalah 550-600 rpm (Araulo et.al, 1976).
Besarnya diameter silinder = 255 mm dengan panjang 400 mm.
Gaya pada masing-masing gigi perontok yaitu gaya total dibagi jumlah gigi. Didapat
gaya sebesar 12,6 N. Maka dimensi gigi perontok dapat dihitung dengan cara sebagai
berikut.

keterangan:
l = panjang sisir perontok
= 50 mm
G FG = pengganti gaya merata pada gigi
perontok
= 12,6 N

Bahan gigi perontok menggunakan besi St.37 yang memiliki R e = 240 N/mm2. Makan
diameter gigi perontok adalah :

9
maka diambil diameter gigi perontok yaitu 5 mm.
3.2 Daya yang Dibutuhkan Untuk Memutarkan Silinder Perontok

Diketahui:
- FG = 12,6 N
- r = 127.5 mm
- nout = 600 rpm
Jumlah gigi yang bekerja adalah 15 buah, jadi gaya perontokannya dikalikan 15.
Torsi yang terjadi:
𝑇 = 15𝐹𝐺 × 𝑟 = 24097,5 𝑁𝑚𝑚 ≈ 24,0975 𝑁𝑚
Daya yang dibutuhkan:
𝑇 × 𝑛𝑜𝑢𝑡
𝑃= == 1,5 𝑘𝑊 9550
9550
Motor yang dipakai Honda GXH50 dengan daya 1,6 kW dan putaran 4200-7000rpm.
3.3 Perhitungan Elemen Transmisi (Sabuk dan Puli)
Daya motor (Pm)= 1,6 kW;
Faktor Kerja (KA) = 1,5 (dari buku rollof/matek TB 3-5)

Gambar 3.1 Skets system transmisi

10
3.4 Poros Transmisi
Poros-poros transmisi dicari diameter rencananya kemudian dikontrol pada potongan
kritisnya. Jika aman maka dilakukan validasi dengan menggunakan software FEM (Finite
Element Method).
3.5 Analisis Kekuatan Rangka dengan Software
Hasil dari analisis software adalah sebagai berikut:

1) Tegangan yang terjadi pada rangka

Gambar 3.2 Hasil analisis tegangan pada rangka

Pada kontruksi rangka seperti di atas terjadi tegangan maksimal sebesar 238,43 N/mm2.
Dimana batas tegangan harus lebih kecil dari Re material rangka yaitu 240 N/mm2 (bahan
st.37). Maka berdasarkan hasil analisis kontruksi rangka terhadap tegangan yang terjadi adalah
aman.

2) Factor of safety statis rangka

Gambar 4.1 Hasil analisis factor of safety statis pada rangka

11
Pada kontruksi rangka seperti di atas memiliki factor of safety statis terkecil sebesar 1,94.
Dimana batas minimal factor of safety adalah 1,5 (berdasarkan rollof/matek, 2007). Maka
berdasarkan hasil analisis kontruksi rangka terhadap factor of safety yang terjadi adalah
aman.

12
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Dari hasil perancangan ulang yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa mesin
perontok padi portable memiliki berat total dan dimensi yang lebih kecil dari pada mesin
perontok padi yang telah ada sebelumnya. Mesin perontok padi portable yang dirancang
ulang memiliki berat total termasuk motor bakar sebesar 32,27 kg dengan kapasitas kerja 206
kg/jam.
Mesin perontok padi portable yang dirancang kontruksi rangka dibuat dengan tambahan
penggendong sehingga dapat dengan mudah dibawa oleh satu orang ke area persawahan yang
memiliki akses jalan sempit dan curam (pematang sawah).

13
DAFTAR PUSTAKA

[1] Wittel, H., Muhs, D., Jannasch, D., Vo iek, J., 2007. Roloff/Matek Maschinen-
elemente: Normung, Berechnung, Gestaltung 21. Auflage. Springer Vieweg.
Deutschland.
[2] Hakim, A R., 2005, Kekuatan Bahan Dasar, Politeknik Manufaktur Negeri Bandung,
Bandung.
[3] Ruswandi, Ayi, 2004, Metode Perancangan I, Bandung : Politeknik Manufaktur
Bandung.
[4] Schmidtke, Heinz und Iwona Jastrzebska- Fraczek, 2013, Ergonomie Daten zur
Systemgestaltung und Begriffsbestimmungen, Carl Hanser Verlag, München.
[5] Araulo, E. V., D. B. D. Padua dan M. Graham. 1976. Rice Post Harvest Technology.
International Development Research Center. Ottawa, Canada.
[6] Sularso, Kiyoktsu Suga. 2008. Dasar Perencaanaan dan Pemilihan Elemen Mesin.
Jakarta : Pradnya Paramita
[7] Koes, Sulistiadji. 2007. Buku Alat dan Mesin (Alsin) Panen dan Perontok Padi di
Indonesia. Balai Besar Pengembangan Mekanisme Pertanian.
[8] Hanafie, Ahmad dan Saripuddin M, Muh. Fadhli, Oktober 2011, Perancangan mesin
perontok padi (combine harverter) Yang ergonomis dengan pendekatan antropometri,
Jurnal ILTEK,Volume 6, Nomor 12.
[9] Sulistiadjie, Koes, Rosmeika dan Andri Gunanto, Oktober 2008, Rancang Bangun Mesin
Perontok Padi Tipe Lipat Menggunakan Drum Gigi Perontok Tipe Stripping Respbar,
Volume 6, No. 2,
[10] Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian. 2006. Perontok Padi Model Lipat
Mengurangi Susut Panen Padi. Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian Volume
28 No. 3 tahun 2006.
[11] Deptan. 2008. Perontok Padi untuk Varietas Unggul Tipe Baru Fatmawati.
www.deptan.go.id (Juni 2014)
[12] http://us.misumi-ec.com (Agustus 2014)

14
SUMBER REFERENSI JURNAL

15

Anda mungkin juga menyukai