2.1 Definisi
Kandidiosis atau kandidiasis adalah infeksi dengan berbagai manifestasi klinis yang
disebabkan oleh kandida khususnya candida albicans dari ragi (yeast) lain dari genus
kandida. Organisme ini menginfeksi kulit, kuku, membran mukosa, dan traktus
gastrointestinal, tetapi dapat juga menyebabkan infeksi sistemis.
Kandidiasis pada wanita umumnya infeksi pertama timbul di vagina (vaginitis) dan
dapat meluas sampai vulva (vulvitis), jika mukosa vagina dan vulva keduanya terinfeksi
disebut kandidiasis vulvovaginalis (KVV). Pada pria sebagai balanitis atau balanopostitis
dan lebih jarang lagi sebagai uretritis, tetapi lebih sering asimtomatik. Tanda klinis khas
dari kandidiasis genital mudah dikenal dengan istilah awam sariawan (thrush). dan
keputihan (duh tubuh vagina) yang disertai iritasi atau gatal.
Kandidiasis genital yang akhir-akhir ini meningkat frekuensinya, jauh lebih banyak
dijumpai pada wanita berupa vaginitis atau vulvovaginitis.
2.2 Etiologi
Sediaan gram lebih baik karena bentuk ragi Candida bersifat gram positif, sel tunas
jarang terlihat, tetapi pseudohifa mudah ditemukan dari duh tubuh vagina.
Candida albicans adalah satu satunya ragi patogen penting yang secara invivo
menunjukkan adanya pseudohifa yang banyak, yang mudah dideteksi dari discharge
vaginal dengan pulasan gram.Candida glabrata tidak membentuk pseudohifa, sedangkan
spesies lain walaupun terdapat dalam vagina jarang menimbulkan vaginitis. Pemeriksaan
mikroskopis ini dapat dipakai sebagai gold standard terutama sensitivitasnya pada
penderita simtomatik sama dengan biakan.
Biakan jamur (kultur) dari duh tubuh vagina dilakukan untuk konfirmasi terhadap
hasil pemeriksaan mikroskopis yang begatif (false negative) yang sering ditemukan pada
kandidiasis vulvovaginalis kronis dan untuk mengidentifikasi spesies non- Candida
albicans. Biakan kultur memiliki nilai sensitivitas yang tinggi hingga 90%. Meskipun
kultur merupakan metode pemeriksaan yang paling sensitif dan spesifik untuk mendeteksi
kandida, tetapi hasil positif kultur saja tidak dapat dijadikan indikasi seseorang menderita
kandidiasis jika tidak ditemukan symtom pada vagina karena 10-15% wanita normal
dijumpai kolonisasi kandisa pada vaginanya.
2.5 Diagnosis Banding
1. Trichomonas vaginalis
Cairan vagina pada penderita trichomonas vaginalis keluar sangat banyak, berwarna
kuning kehijauan atau agak keabu-abuan dan berbusa. Mukosa vagina berwarna
kemerahan, nyeri dan tampak adanya bintik-bintik perdarahan (strawberry vagina). Vulva
dan disekitarnya
berwarna kemerahan, terdapat nyeri tekan, dan terasa agak gatal. Pada pemeriksaan
langsung usap vagina, tampak parasit bergerak dengan flagelnya, bakteri lactobacillus
sangat sedikit, leukosit dan bakteri lainnya sangat banyak. Pemeriksaan PH pada infeksi
ini adalah 5-7, sedangkan tes amin dijumpai tes amin yang positif.
2. Vaginosis bacterial
Dijumpai adanya duh tubuh yang berwarna keabu-abuan, homogen, berbau amis, tidak
menyebabkan iritasi, PH >4,5 dan didapatkan tes amin positif. Bila duh tubuh ditetesi 1-2
tetes larutan KOH 10% maka akan tercium bau amis/ ikan (fishy odor). Pada pemeriksaan
mikroskopis dengan sediaan basah secara langsung atau pewarnaan gram, didapatkan
adanya clue cell yaitu sel epitel vagina yang permukaannya diliputi oleh bakteri
Gardnerella vaginalis.
2.6 Penatalaksanaan
Saat ini banyak antimikotik yang efektif terhadap kandida, baik untuk pemakaian
secara topikal maupun secara sistemik. Kecenderungan saat ini adalah pemakaian
regimen antimikotik oral maupun topikal jangka pendek dengan dosis yang tinggi.
Antimikotikal untuk pemakaian lokal/topikal tersedia dalam berbagai bentuk sediaan
misalnya krim, lotion, tablet vaginal dan suposituria. Tidak ada indikasi khusus dalam
pemilihan bentuk obat topikal . Untuk itu perlu ditawarkan dan dibicarakan pada
penderita sebelum memilih bentuk yanglebih nyaman untuk penderita. Untuk infeksi pada
vulva yang ekstensif lebih baik dipilih aplikasi lokal dalam bentuk krim.
Hal-hal yang perlu dilakukan dalam pengobatan KVV/KVVR adalah :
1. Eliminasi faktor-faktor predisposisi sebagai penyebab KVV/KVVR.
2. Pemilihan regimen antijamur yang tepat hingga keluhan menghilang untuk
pemeriksaan mikroskopis dan kultur negatif.
3. Untuk KVVR sebaiknya selalu dilakukan kultur dan uji sensitivitas antijamur.