Anda di halaman 1dari 11

UJIAN TENGAH SEMESTER

MATA KULIAH: TOTAL QUALITY MANAGEMENT

Lecturers: Prof. H. Salfen, Dr. Hj. Okfalisa, M.Sc, dan Dr. Haris Simaremare

Oleh :
Wiwit Handayati
NIM: 22090625886

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU FAKULTAS PAS


CASARJANA PRODI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
TP. 2020/2021
1. Jelaskan prinsip-prinsip menejemen mutu menurut teori yang anda pahami (2 buah, m
isalnya Kaizen atau yang lainnya). Studi kasus: Anda adalah seorang kepala sekolah,
bagaimana penjaminan mutu yang dapat anda lakukan disekolah selama masa pandem
ic covit? (sesuai dengan konsep menejemen mutu diatas).

Jawab :
Teori Edward Deming dan Joseph M Juran
Total Quality Managemen terbangun dari 3 istilah utama, di mana Total;
keseluruhan, Quality; kualitas , dan Managemen; pengelolaan. TQM merupakan suatu
proses metode kuantitatif dan SDM untuk memperbaikidalam penyediaan bahan baku,
maupun pelayanan bagi organisasi. Semua proses pada organisasi dalam tingakatan
tertentu di mana kebutuhan pelanggan terpenuhi pada sekarang dan masa akan datang.
Oleh karena itu TQM merupakan sikap dan perilaku bagi perusahaan, merupakan
filosofi untuk melaksanakan manajemen kualitas berkaitan dengan filosofi continue
improvment. Pada dasarnya TQM bukan suatu program, melainkan suatu pendekatan
sistemik untuk mencapai suatu level kualitas tertentu untuk memenuhi kebutuhan dan
harapan pelanggan yaitu dengan mengadakan perbaikan atau peningkatan yang tidak
akan berakhir.
Satu tahun lebih, dunia sedang dihebohkan dengan adanya virus yang
bernama, Covid-19. Dunia menjadi lumpuh dengan adanya virus tersebut. Sehingga
pemerintah Indonesia bergerak seribu langkah mengahadapi virus ini, seperti social
distancing, mengenakan masker, mencuci tangan, bahkan mengadakan isolasi mandiri
bagi masyarakat yang merasa gejala-gejala virus corona. Dampak dari virus ini bisa
kita rasakan, seperti lumpuhnya perekonomian Indonesia dan dunia pendidikan.
Pandemik ini telah mengganggu aktivitas kegiatan proses belajar mengajar, di
karekan adanya kebijakan dari pemerintah mengenai larangan proses pembelajaran
secara tatap muka. Dengan kata lain, kegiatan proses belajar mengajar melalui Daring
/ Online. Kegiatan proses belajar jarak jauh (PJJ) berdampak pada penurunan hasil bel
ajar siswa serta berdampak pada pencapaian akademik siswa, dikarenakan
pembelajaran tersebut tidak efektif. PJJ ini berlangsung dengan dibantu alat teknologi,
laptop, handphone, dan internet.
Polemik ini berkaitan erat dengan mutu pendidikan. Dimana, proses pembelaja
ran merupakan salah satu komponen yang dapat menciptakan pendidikan yang bermut
u. Kegiatan PJJ ini memberikan tugas tambahan bagi pihak sekolah / lembaga penyel
enggaraan pendidikan untuk terus menjaga mutu pendidikan. Pada masa pandemik,
diharapkan pembelajaran tetap menjadi efektif agar mutu pendidikan tetap terjaga.
Kepala sekolah selaku pemimpin dalam suatu lembaga di sekolah menjadi
garda terdepan dan merupakan pengaruh besar terhadap mutu pendidikan di sekolah.
Hal ini dikemukan singh dan Austin (1996) hasil penelitian Peters dan Austin bahwa
kepemimpinan merupakan suatu faktor menentukan mutu dalam sebuah lembaga.
Kepala sekolah selaku pemimpin lembaga pendidikan harus memiliki kecakapan dala
m menghadapi dan beradaptasi terhadap situasi apapun, termasuk pandemik covid-19.
Kepala sekolah perlu mengambil langkah – langkah strategi dalam meningkatkan mut
u pendidikan di sekolah yangdikelola. Langkah strategi yang diambil oleh Kepala Se
kolah adalah sebagai respon terhadap sistuasi pandemik yang sedang terjadi. Dengan
kebijakan yang diambil oleh kepala sekolah diharapkan mampu mengoptimalkan akti
vitas sekolah dan meningkatkan mutu pendidikan di sekolah.
Defenisi manajemen mutu yang dikemukan oleh pakarnya. Menurut Deming
(1982:176) mutu ialah kesesuaian dengan kebutuhan pasar atau konsumen. Perusahaa
n yang bermutu ialah perusahaan yang menguasai pangsa pasar karena hasil produksi
nya sesuai dengan kebutuhan konsumen, sehingga menimbulkan kepuasan bagi konsu
men. Jika konsumen merasa puas, maka mereka akan setia dalam membeli produk per
usahaan baik berupa barang maupun jasa. Deming menilai bahwa masalah mutu
terletak pada masalah manajemennya. Masalah utama dalam dunia industri adalah
kegagalan manajemen senior dalam penyusunan perencanaan ke depan. Ada empat ta
hapan dalam menerapkan teori ini, yaitu:
1. Mengembangkan rencan perbaikan (Plan)
2. Melaksanakan rencana (Do)
3. Memeriksa atau meneliti hasil yang di capai (Check)
4. Melakukan tindakan penyesuaian bila diperlukan (Action)
Plan merupakan rancangan yang akan diajukan mengenai perubahan-perubaha
n apa yang diperlukan, goal apa yang diharapkan, dan solusi apa apa yang harus diatas
i. Do merupakan tindakan, pada saat rencana diterapkan, kita harus membuat kontrol u
ntuk mengetahui sejauh mana pengembangan ataupun kegagalan dari rencana.. Check
merupakan pengecekan, setelah suatu rencana diterapkan, kita harus memeriksa hasil a
khir dari rencana tersebut apakah telah sesuai dengan prediksi yang dibuat. Jika tidak,
harus dicari alasan deviasi tersebut. Action merupakan penindaklanjutan, pada tahapan
akhir ini adalah memformulasikan proses yang telah dianggap berhasil menjadi sebuah
standar yang akan terus dapat dikembangkan sesuai dengan pengalaman.
Empat hal yang dikemukakan oleh Deming dapat diimplementasikan dalam m
ewujudkan manajemen mutu di sekolah pada masa pandemi covid-19 ini diantaranya:
a. Plan
1. Tahap persiapan ini merupakan tahapan sosialisasi terhadap wali murid terkait
imbauan pemerintah dalam melaksanakan pembelajaran secara daring/
Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Pada tahapan ini juga pihak sekolah harus
merencanakan jadwal baru yang sesuai dengan PJJ.
2. Mengimbau guru untuk tetap melaksanan pembelajaran secara daring di rumah
masing-masing berdasarkan jadwal baru, dengan durasi mengajar satu period
40 menit.
3. Memberikan sosialisasi kepada wali murid dan siswa dalam bentuk pengenalan
bagaimana penggunaan Zoom untuk membantu proses pembelajaran tetap
berlangsung dengan baik.
4. Menggali kurikulum yang akan dilakukan oleh guru dalam proses pembelajaran
yang diberikan oleh satuan pendidikan.
5. Memastikan sarana dan prasarana yang baik dalam mendukung proses
pembelajaran moda daring.
b. Do
1. Melaksanakan pembelajaran moda daring berdasarkan kurikulum pandemik
covid-19.
2. Meningkatkan pembelajaran moda daring dengan menggunakan aplikasi
penunjang dalam proses pembelajaran.
c. Check
1. Memonitoring proses pembelajaran oleh Tim Leader dalam setiap level untuk
memastikan keberlangsungan pembelajaran.
2. Tetap melaksanan rapat rutin perminggu agar setiap keluhan/ kendala dari
masing-masing guru tersampaikan dan menemukan solus.
3. Record pembelajaran selalu diunggah di youtube, dan selalu diinfokan kepada
orang tua dan siswa di Class Dojo.
d. Act
1. Melakukan evaluasi dan revisi agar mutu pendidikan tetap terjaga.
2. Memberikan solusi terhadap kendala dari setiap guru dalam proses
pembelajaran jarak jauh.
3. Melaksanakan kunjungan ke rumah siswa untuk keberlangsungan pendidikan
secara bergantian.

Menurut Juran (1993), mutu produk merupakan kecocokan  penggunaan produ


k (fitness for use) untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan para pelanggan. Kecocok
an tersebut didasarkan atas lima ciri utama di antaranya (1) teknologi; yaitu kekuatan ;
(2) psikologis, yaitu rasa atau status; (3) waktu, yaitu kehandalan; (4) kontraktual, yait
u ada jaminan; dan (5) etika, yaitu sopan santun.
Pandangan Juran terhadap fungsi-fungsi ini dijelaskan sebagai berikut:
a. Perencanaan Kualitas
Pada perencanaan kualitas ini meliputi pengembangan produk, sistem,  dan proses ya
ng dibutuhkan untuk memenuhi atau melampaui harapan pelanggan.
b. Pengendalian Kualitas
Pengendalian kualitas meliputi langkah-langkah sebagai berikut.
a.       Menilai kinerja kualitas actual
b.      Membandingkan kinerja dengan tujuan
c.       Bertindak berdasarkan perbedaan antara kinerja dan tujuan.

c. Perbaikan Kualitas
Perbaikan kualitas harus dilakukan secara on going dan terus menerus.
Tiga hal yang dikemukakan oleh Juran dapat diimplementasikan dalam mewuj
udkan manajemen mutu di sekolah pada masa pandemi covid-19 ini diantaranya:
a. Perencanaan Kualitas
Pada masa pandemic ini, kualitas suatu pendidikan tidak boleh kita
kesampingkan. Tahap persiapan ini merupakan tahapan sosialisasi terhadap wali
murid terkait imbauan pemerintah dalam melaksanakan pembelajaran secara daring/
Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Pada tahapan ini juga pihak sekolah harus
merencanakan jadwal baru yang sesuai dengan PJJ. Mengimbau guru untuk tetap
melaksanan pembelajaran secara daring di rumah masing-masing berdasarkan jadwal
baru, dengan durasi mengajar satu period 40 menit. Memberikan sosialisasi kepada
wali murid dan siswa dalam bentuk pengenalan bagaimana penggunaan Zoom untuk
membantu proses pembelajaran tetap berlangsung dengan baik. Menggali kurikulum
yang akan dilakukan oleh guru dalam proses pembelajaran yang diberikan oleh satuan
pendidikan. Dan memastikan sarana dan prasarana yang baik dalam mendukung
proses pembelajaran moda daring.

b. Pengendalian Kualitas
Pengendalian kualitas merupakan pemonitoringan dalam proses pembelajaran
jarak jauh. Sebagai seorang leader, memonitoring proses pembelajaran oleh Tim
Leader dalam setiap level untuk memastikan keberlangsungan pembelajaran. Tetap
melaksanan rapat rutin perminggu agar setiap keluhan/ kendala dari masing-masing
guru tersampaikan dan menemukan solusi.Record pembelajaran selalu diunggah di
youtube, dan selalu diinfokan kepada orang tua dan siswa di Class Dojo.

c. Perbaikan Kualitas
Pada tahapan ini merupakan evaluasi. Dari kegiatan yang telah berlangsung,
setiap kendalam selama daring harus diatasi secara baik. Jika kendala tersebut terletak
pada guru, lakukan evaluasi terhadap guru tersebut dan memberikan solusi yang
optimal. Sd\edangkan jika kendala terletak pada murid, adakan kunjungan ke rumah
murid tersebut dan menanyakan apa kendalanya. Dengan adanya seperti itu, kita
semua mengharapkan bahwa mutu pendidikan selalu terjaga dan ditingkatkan dalam
suatu sekolah.

2. Anda adalah pelaku UMKM, bagaimana manajemen mutu dan model bisnis yang dap
at anda terapkan sehingga bisnis UMKM anda tetap bisa bertahan selama masa pande
mic covit? (Perhatikan teori prinsip manajemen mutu yang anda terapkan).
Jawab :
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) adalah salah satu unit usaha yan
g berperan penting dalam pertumbuhan dan perkembangan perekonomian di Indonesia.
UMKM juga merupakan salah satu pendukung pergerakan perekonomian di Indonesia
khususnya pada masyarakat golongan bawah dan menengah. UMKM merupakan salah
satu peran yang strategis dalam upaya pemerintah mengatasi kemiskinan dan pengang
guran, karena UMKM dapat menyerap tenaga kerja sehingga pengangguran akibat tida
k terserapnya angkatan kerja dalam dunia kerja menjadi berkurang.
Di awal tahun 2020, tepatnya bulan Maret wabah pandemi COVID-19 telah
melumpuhkan perekonomian di Indonesia, termasuk UMKM. Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah (UMKM) kurang memiliki sistem yang kuat dan fleksibilitas dalam mengh
adapi pandemi COVID-19 ini dikarenakan beberapa hal seperti tingkat teknologi dan
digitalisasi yang masih rendah, kesulitan dalam mengakses teknologi dan kurangnya p
emahaman tentang strategi bertahan dalam bisnis. Hal ini berdampak pada pihak
UMKM yang gulung tikar.
Berdasarkan teori Deming, ada beberapa langkah yang dapat
diimplementasikan dalam mempertahankan eksistensi sebagi pelaku UMKM di masa p
andemic covid – 19 adalah sebagai berikut:
A. Plan
1) Tahap persiapan merupakan hal pertama yang harus dilakukan oleh pihak
UMKM setelah wabah covid 19 masuk ke Indonesia.
2) Perencanaanya dapat ia lakukan, dari segi promosi hingga pemasaran.
3) Memanfaatkan digital dan media sosial.
4) Menyusun rekapan atas keluhan dari pelanggan selama ini.
B. Do
1) Melaksanakan strategi pemasaran dengan sistem online.
2) Memberikan packaging yang menarik, sehingga para konsumen dapat
mempromosikan di media sosial dengan sendirinya.
3) Mengadakan giveaway atau bonus kepada pelanggan.

C. Check
1) Memeriksa pembiayaan (modal) terhadap produk yang dipasarkan.
2) Memerhatikan pesaing dan memberikan produk-produk terbaru yang ada di
pasaran.
e. Act
1. Melakukan evaluasi dterhadap produk yang dipasarkan.
2. Bersaing sehat dengan yang lain, seperti mengadakan bazar..
3. Tetap berinovasi dan kreatif dalam mengeluarkan produk baru
4. Mencaru inspirasi di media sosial, seperti pinterest, youtube, dan mengikuti
seminar UMKM.
Sedangkan tiga hal yang dikemukakan oleh Juran dapat diimplementasikan dal
am menghadapi covid-19 oleh pihak UMKM:
d. Perencanaan Kualitas
Pada masa pandemic ini, kualitas suatu produk merupakan hal yang
diutamakan oleh para konsumen. Tahap persiapan ini juga harus dipikirkan secara
matang, dari perencanaan ini akan terkonsep goal yang dituju. Pada tahapan ini
produk yang akan dipasarkan harus dikonsepkan dengan jelas pemasarannya. Konsep
pemasaran juga termasuk hal yang harus diperhatikan. Dalam hal ini, teknologi dan
digital diperlukan dalam menunjang perencanaan suatu produk.

e. Pengendalian Kualitas
Pengendalian kualitas dalam tahapan ini merupakan pemeriksaan terhadap
produk yang telah dikonsepkan. Dalam hal ini bagian pengendalian kualitas
memperketat dengan cara uji coba. Contoh, jika uji coba tersebut berbentuk makanan
instanti akan bekerja sama dengan ahli gizi dan MUI untuk memastikan tingkat gizi
yang terkandung dalam suatu makanan, sedangkan MUI untuk memastikan makanan
tersebut halal untuk dikonsumsi. Sehingga konsumen tidak meragukan kembali atas
produk yang dijual belikan. Di samping itu, kita dapat mengadakan promosi atas
produk yang akan kita tawarkan, dan dari promo tersebut kita dapat mengevaluasi
terhadap apa yang kita lakukan.

f. Perbaikan Kualitas
Pada tahapan ini merupakan evaluasi. Dari produk yang telah ditawarkan, kita
dapat mengevaluasi produk tersebut. Misalnya dari rasa, kandungan gizi, packaging,
dan proses pemasaran. Dari hal tersebut kita dapat memperbaiki apa yang disarankan
oleh konsumen dan dikaji ulang. Perbaikan tersebut memiliki tujuan agar produk yang
kita tawarkan dapat laku dipasaran dan sesuai dengan tujuan awal.

3. Berikan analisa dan pendaat anda terkait implementasi sistem akreditasi di Indonesia
dikaitkn dengan fungsi dan tujuan akreditasi (menurut PP 2 th 2017) itu sendiri.
Jawab:
Berdasarkan Permendikbud Nomor 59 Tahun 2012 (pasal 1 ayat 2) Badan Akreditasi
Sekolah Nasional merupakan lembaga evaluasi independen yang menentukan kelayakan
program dan satuan pendidikan formal untuk pendidikan dasar dan menengah dengan
mengacu pada standar nasional pendidikan. Tujuan akreditasi adalah menilai dan
menentukan kesesuaian mutu perguruan tinggi dan perguruan tinggi berdasarkan kriteria
yang telah ditetapkan dan mengacu pada Standar Nasional Pendidikan Tinggi. Akreditasi
perguruan tinggi juga bertujuan untuk menjamin kepentingan masyarakat dan mahasiswa
untuk memperoleh layanan pendidikan tinggi yang berkualitas, serta melindungi
masyarakat dari layanan pendidikan tinggi yang tidak memenuhi Standar Nasional
Pendidikan Tinggi.

Peningkatan mutu sekolah mengacu pada Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan


(SPM), dimana sekolah dibina dan dievaluasi untuk mencapai dan mengukur pencapaian
standar mutu yang ada. Pembinaan sekolah untuk mencapai acuan mutu satuan
pendidikan dilakukan oleh Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP), dan evaluasi
pencapaiannya dilakukan oleh Badan Akreditasi Sekolah Nasional (BAN).

Evaluasi prestasi sekolah terhadap mutu di satuan pendidikan dilakukan melalui


akreditasi. Kegiatan evaluasi kelayakan didasarkan pada kriteria yang telah ditentukan
dan mengacu pada Standar Nasional Pendidikan.

Akreditasi yang dilakukan oleh asesor suatu lembaga sekolah merupakan evaluasi
pencapaian mutu sekolah, pelaksanaan akreditasi di beberapa sekolah perlu ditingkatkan
secara berkelanjutan. Kelemahan yang perlu diperbaiki saat ini adalah penilaian yang
dilakukan dalam akreditasi belum mampu menjaring kinerja sekolah yang stabil (kinerja
berkelanjutan). Prestasi sekolah biasanya akan mencapai yang terbaik hanya dalam
beberapa hari saat akreditasi dilaksanakan, namun sekolah akan cenderung menurun saat
kita menyelesaikan akreditasi. Evaluasi akreditasi juga cenderung "penilaian berbasis
kertas". Kualitas dokumen memiliki peran dominan dalam menentukan hasil akreditasi.

Untuk memperbaiki kekurangan akreditasi tersebut, dapat dilakukan: Perubahan


waktu pelaksanaan penilaian akreditasi dari single visit menjadi multy visit. Kunjungan
bisa dilakukan 3-4 kali dalam setahun, baik terjadwal maupun tidak terjadwal. Dengan
menggunakan instrumen akreditasi, tim penilai secara berkala mengambil gambar kinerja
berkelanjutan. Karena biasanya TIM akreditasi biasanya hanya dilakukan setiap 5 tahun
sekali. Dan paling cepat 2 tahun, yaitu bila institusi ingin mengupgrade sekolahnya.

Akreditasi sekolah merupakan sebagai penyedia layanan. Jika kita lihat selama ini,
bahwa dokumen merupakan hal yang penting dalam akreditasi, namun sebenarnya yang
perlu dilihat adalah meskipun jauh dari realisasi pekerjaan atau bagaimana kontribusi
nyata suatu program terhadap keberhasilan sekolah. Dokumen tersebut hanya sebagai
pendukung tim penilai dalam hal sinkronisasi program.

Berdasarkan hal tersebut, akreditasi perguruan tinggi dilaksanakan berdasarkan


prinsip-prinsip sebagai berikut:

1. mandiri. Artinya akreditasi dilakukan secara mandiri dalam pengambilan keputusan dan
keputusan diambil secara obyektif tanpa harus terlibat konflik atau kehadiran orang
ketiga.
2. Akurat. Artinya, akreditasi dilakukan berdasarkan dokumen atau data nyata sesuai
dengan program yang diselenggarakan di suatu lembaga. Data dan informasi yang valid
(valid), dan reliabel (reliabel). Namun, yang terjadi di Indonesia Kebanyakan dokumen
itu disiapkan secara mendadak. Pasalnya, tidak ada arsip dari sekolah mana pun.
Sehingga dokumen yang ada belum bisa dikatakan akurat.
3. Tujuan, artinya akreditasi dilakukan dengan data dan dokumen yang ada, tidak ada
manipulasi dalam bentuk apapun.
4. Transparan, artinya akreditasi dilakukan secara terbuka baik dari segi persyaratan, proses
pelaksanaan, dan hasil.
5. Akuntabel, artinya akreditasi dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab dalam rangka
akuntabilitas publik.
6. Imparsialitas, artinya kredit dilakukan dengan menjunjung tinggi prinsip peer review,
kesetaraan, keadilan, dan imparsialitas. Disini dapat dikatakan bahwa tidak ada
ketidakberpihakan antara tim penilai terhadap sekolah yang akan diakreditasi.
7. Credible, artinya akreditasi dilakukan dengan menjunjung tinggi prinsip profesionalisme,
amanah, dan jujur untuk membangun kredibilitas BAN-PT, LAM, asesor, program studi,
dan perguruan tinggi.

Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai