1. Jelaskan prinsip-prinsip menejemen mutu menurut teori yang anda pahami (2 buah,
misalnya Kaizen atau yang lainnya). Studi kasus: Anda adalah seorang kepala
sekolah, bagaimana penjaminan mutu yang dapat anda lakukan disekolah selama
masa pandemic covit? (sesuai dengan konsep menejemen mutu diatas).
2. Anda adalah pelaku UMKM, bagaimana manajemen mutu dan model bisnis yang
dapat anda terapkan sehingga bisnis UMKM anda tetap bisa bertahan selama masa
pandemic covit? (Perhatikan teori prinsip manajemen mutu yang anda terapkan).
3. Berikan analisa dan pendaat anda terkait implementasi sistem akreditasi di Indonesia
dikaitkn dengan fungsi dan tujuan akreditasi (menurut PP 2 th 2017) itu sendiri.
Terima Kasih
PEMBAHASAN
Jawaban No. 1 :
Pembahasan :
Strategi Manajemen Mutu Pada Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM)
Di Masa Pandemi Covid-19
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan salah satu unit usaha yang
berperan penting dalam pertumbuhan dan perkembangan perekonomian di Indonesia.
UMKM juga merupakan salah satu pendukung pergerakan perekonomian di Indonesia
khususnya pada masyarakat golongan bawah dan menengah. UMKM memiliki peran
strategis dalam upaya pemerintah dalam mengatasi kemiskinan dan pengangguran, karena
UMKM dapat menyerap tenaga kerja sehingga pengangguran akibat tidak terserapnya
angkatan kerja dalam dunia kerja menjadi berkurang.
Usaha mikro kecil dan menengah atau yang biasa disingkat UMKM menurut
Tambunan (2009:17) adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, dijalankan oleh
orang perorangan ataupun badan usaha yang tidak termasuk bagian dari anak perusahaan atau
anak cabangnya.
Ditahun 2020, wabah pandemi COVID-19 telah memicu sentimen negatif terhadap
berbagai sektor bisnis khususnya bisnis UMKM. Dampak negatif akibat pandemi COVID-19
ini telah menghambat pertumbuhan UMKM. Di Indonesia sendiri yang didominasi oleh
UMKM sebagai tulang punggung perekonomian nasional terdampak oleh adanya pandemi
COVID-19, bukan hanya pada aspek produksi dan pendapatan saja, namun juga pada jumlah
tenaga kerja yang harus dikurangi dan lain-lain. Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM)
kurang memiliki system preventif dan fleksibilitas dalam menghadapi pandemi COVID-19
ini dikarenakan beberapa hal seperti tingkat digitalisasi yang masih rendah, kesulitan dalam
mengakses teknologi dan kurangnya pemahaman tentang strategi bertahan dalam bisnis.
Dengan adanya hal tersebut maka menuntut para pelaku yang berkepentingan pada
sector bisnis UMKM untuk melakukan kerja sama dalam mempertahankan eksistensi UMKM
dan melakukan strukturisasi dan juga revitalisasi, serta mengurangi dampak negative kepada
para pelaku umkm dengan inovasi yang tepat dan cepat guna menciptakan kegiatan baru dan
sustainablenya UMKM tersebut. Jika kelak kebijakan pemerintah dalam pengendalian dan
pencegahan penyebaran covid -19 tetap diberlakukannya PSBB dan WFH diberbagai daerah,
maka diperlukan strategi dalam bisnis dengan memanfaatkan kemajuan teknologi maupun
informasi seperti online shop pada berbagai media online.
Mintzberg (1995:86) menunjukan perspektif melalui strategi 5Ps untuk mempertajam
definisi “Strategi”, yaitu:
a) Strategi sebagai rencana (Plan), perencanaan adalah rencana yang disusun secara
rinci mengenai tindakan seseorang untuk mencapai tujuan. Rencana tersebut
disusun dengan mempertimbangkan peluang dan ancaman saat ini dan masa yang
akan datang, dan merumuskan beberapa alternatif yang dapat diambil. Dalam hal
ini akan memberi semua orang kejelasan tentang apa yang harus mereka
kontribusikan.
b) Strategi sebagai cara (Ploy) adalah taktik khusus yang digunakan untuk
mengungguli kompetitor.
c) Strategi sebagai pola (Pattern) memperlihatkan serangkaian tindakan yang
dilakukan untuk mencapai sebuah tujuan.
d) Strategi sebagai posisi (Position) adalah alternatif untuk menentukan strategi yang
dapat dipilih pelaku bisnis dalam memposisikan bisnisnya.
e) Strategi sebagai perspektif (Perspective) mewakili cara pelaku bisnis dalam
memandang dirinya sendiri tentang posisi yang dipilihnya dan juga tentang
pandangan lain yang lebih besar.
Berdasarkan teori diatas, hal yang bias kita terapkan dalam mengatur strategi etika
bisnis mempertahakan eksistensi sebagi pelaku UMKM dimasa pandemic covid – 19 adalah
sebagai berikut:
a) Plan
1. Membangun system informasi dan kmunikasi yang baik terhadap pelanggan.
2. Memanfaatkan fasilitas teknologi dan aplikasi akses layanan terhadap
pelanggan menjadi fokus utama dalam perencanaan bisnis UMKM.
3. Menyusun rekapan dan pemetaan atas tanggapan, keluhan dan kebutuhan
pelanggan di pasar untuk mencapai keunggulan produk.
4. Melakukan pembaharuan sistem pemasaran atau marketing secara e-
commerce dan digital marketing yang mencakup pada aspek kebutuhan
menyeluruh atas permintaan pangsa pasar.
5. Merancang pembaharuan dan inovasi terhadap produk yang dipasarkan tanpa
mengkesampingkan mutu product. Seperti; Product makanan dalam bentuk
frozen/ beku.
b) Ploy
1. Strategi penjualan antar sampai alamat tujuan konsumen.
2. Melakukan diversifikasi produk untuk mempertahankan bisnis UMKM.
3. Melakukan inovasi pada kemasan produk untuk membuat produk lebih
menarik dan tahan lama.
4. Melakukan publikasi video dan foto produk di sosial media secara intensif.
5. Melakukan promosi produk melalui live di social media.
6. Melibatkan konsumen didalam pemilihan produk serta pemilihan dalam
metode pembayaran yang diingikan pelanggan seperti ; Cash On Delivery
(COD)
c) Pattern
1. Melakukan penjaringan terhadap pelanggan atau konsumen baru dengan
menjaga pelanggan yang sudah ada dengan mempertahankan mutu produk
yang dipasarkan.
2. Menciptkan suasana kepuasan pelanggan untuk menciptakan loyalitas
pelanggan.
3. Konsisten terhadap mutu produk yang dihasilkan yang berkonstrasi pada satu
produk.
d) Position
1. Melakukan penawaran dan pemasar terbaik atas produk yang dihasilkan
dengan pesaing yang juga memasarkan produk yang sama.
2. Melakukan kompetensi / daya saing dengan mengedepankan mutu dan
ekstensi produk yang dipasarkan.
3. Memperhatikan dan mengontrol biaya modal produksi terhadap suatu produk
yang dihasilkan.
e) Perspective
1. Menciptakan trendsetter baru yang mampu bersaing di pasaran.
2. Menetapakan harga pasar yang masuk akan dengan produk yang berkualitas.
3. Memperbaiki system pemasaran dan urgensi-urgensi yang dihadapi.
4. Memperbaiki kulitas produk dan pelayanan.
Jawaban No. 3
Pembahasan :