Anda di halaman 1dari 11

UJIAN TENGAH SEMESTER

MATA KULIAH: TOTAL QUALITY MANAGEMENT


Lecturers: Prof. H. Salfen, Dr. Hj. Okfalisa, M.Sc, Dr. Haris Simaremare

1. Jelaskan prinsip-prinsip menejemen mutu menurut teori yang anda pahami (2 buah,
misalnya Kaizen atau yang lainnya). Studi kasus: Anda adalah seorang kepala
sekolah, bagaimana penjaminan mutu yang dapat anda lakukan disekolah selama
masa pandemic covit? (sesuai dengan konsep menejemen mutu diatas).

2. Anda adalah pelaku UMKM, bagaimana manajemen mutu dan model bisnis yang
dapat anda terapkan sehingga bisnis UMKM anda tetap bisa bertahan selama masa
pandemic covit? (Perhatikan teori prinsip manajemen mutu yang anda terapkan).

3. Berikan analisa dan pendaat anda terkait implementasi sistem akreditasi di Indonesia
dikaitkn dengan fungsi dan tujuan akreditasi (menurut PP 2 th 2017) itu sendiri.

Terima Kasih
PEMBAHASAN

Jawaban No. 1 :
Pembahasan :

Penerapan Manajemen Mutu Pendidikan


Berdasarkan Teori Deming dan Philp B. Crosby
di Masa Pandemic Covid-19

Eksistensi pendidikan dasar sangatlah penting dalam sistem pendidikan nasional


untuk mencapai tujuan pendidikan yang seutuhnya. Pendidikan merupakan suatu upaya
dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia khususnya anak dalam usia pendidikan
yang merupan sebagai penerus bangsa yang menentukan arah kemajuan bangsa kedepannya.
Oleh Karena itu, setiap warga Negara berhak mendapatkan pendidikan yang bermutu. Hal
tersebut tertuang dalam UU Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional pasal 5 menyebutkan bahwa setiap warga Negara berhak atas
pendidikan yang bermutu.
Pendidikan bermutu merupakan sebuah investasi dalam mendukung kemajuan bangsa
dan wujud nyata meciptakan kecerdasan kehidupan angsa melalui pengembangan akademik
dan potensi peserta didik yang cakap dan mampu bersaing. Pengembanga potensi peserta
didik memerlukan bekal dengan adanya penyelegaraan Pendidikan yang bermutu agar peserta
didik menjadi manusia yang beriman, bertakwa berakhlak mulia, berilmu, kreatif,
berkarakter, dan menjadi warga Negara yang demokratis dan memahami sikap toleransi antar
sesama.
Masa sekarang ini sedang di hebohkan dengan adanya pandemic virus baru, yang
dikenal dengan Coronavirus Disease 2019 atau Covid-19. Pandemic ini memeiliki tingkat
penyebaran yang sangat tinggi dan meluas. Menurut WHO (World Health Organization) atau
badan kesehan dunia, ini adalah suatu Pandemic Global yang dapat mempengaruhi secara
langsung aktivitas-aktivitas vital di setiap penjuru Negara.
Untuk Indonesia sendiri tercatat di Kementerian Kesehatan, bahwa virus Covid-19 ini
ditemukan kasus perdana pada bulan Maret 2020. wabah virus Covid-19 sangat cepat
menyebar luas diberbagai daerah Indonesia. Dampak penyebaran Wabah Virus Covid-19 ini
snagat tajam dan mengkhawatirka dikarekan mendegradasi pada seluruh aktivitas sector
kehidupan. Baik itu pada sektor kesehatan, ekonomi, social dan pendidikan. Maka dari itu,
pemerintah Indonesia secara langsung mengambil langkah cepat dan tepat dalam pencegahan
penyebaran virus covid-19. Langkah – langkah yang dai ambil dari pemerintah adalah
mengadakan isolasi, social and physical distancing dan Pembatasan Berskala Besar (PSBB).
Pandemic yang terjadi ini telah mengganggu aktivitas kegiatan proses belajar
mengajar, dikarekan adanya kebijakan dari pemerintah mengenai pelarang proses
pembelajaran tatap muka. Dengan kata lain, kegiatan proses belajar mengajar melalui
Daring / Online. Kegiatan proses belajar jarak jauh (PJJ) atau pembelajaran tidak dilakukan
secara tatap muka berdampak pada penurunan hasil belajar siswa serta berdampak pada
pencapaian akademik siswa.
Permasalah tersebut sangat berkaitan erat dengan Mutu Pendidikan. Dimana,kegiatan
pembelajaran merupakan salah satu komponen yang dapat menciptakan Pendidikan yang
bermutu. Kegiatan pembelajaran jarak jauh (PJJ) ini memberikan tugas tambahan bagi pihak
sekolah / lembaga penyelenggaraan pendidikan untuk terus menjaga mutu pendidikan. Serta,
pada masa pandemic ini diharapkan kegiatan pendidikan tetap berlangsung dengan efektif
sehingga dapat menjaga dan meningkat mutu pendidikan.
Kepala sekolah sebagi pemimpin menjadi factor penting yang memiliki pengaruh
besar terhadap mutu pendidikan di sekolah. Hal ini dikemukan singh dan Austin (1996) hasil
penelitian Peters dan Austin bahwa kepemimpinan merupakan suatu factor menentukan mutu
dalam sebuah lembaga.
Kepala sekolah sebagai pemimpin lembaga pendidikan harus memiliki kesiapan
dalam menghadapi dan beradaptasi terhadap situasi apapun, termasuk pandemic covid-19.
Kepala sekolah perlu merancang langkah – langkah strategi dalam meningkatkan mutu
pendidikan di sekolah yang ia kelola. Langkah strategi yang diambil oleh Kepala Sekolah
adalah sebagai respon terhadap sistuasi pandemic yang sedang terjadi. Dengan kebijakan
yang diambil oleh Kepala Sekolah diharapkan mampu mengoptimalkan aktivitas sekolah dan
meningkatkan Mutu Pendidikan di sekolah.
Dalam teorinya, terdapat beberapa defenisi manajemen mutu yang dikemukan oleh
pakarnya. Menurut Deming (1986), bahwa mutu adalah kesesuaian dengan kebutuhan pasar.
Menurutnya produk atau layanan bermutu tinggi jika pelanggan menganggap produk yang
dibelinya memiliki nilai baik, setia sebagai pelanggang dan mengajak yang lain untuk
membeli produk atau layanan tersebut. Menurut Crosby (1976) mendefenisikan mutu sebagai
conformance requirement, yaitu sesuai dengan persyaratan yang telah distandartkan. Suatu
produk atau layanan dikatakan bermutu manakala sesuai dengan standart mutu yang telah
ditetapkan, meliputi mutu input, proses, dan Output.
Philip B. Crosby sangat terkait dengan ide zero defects yang ia ciptakan pada tahun
1960. Menurut Crosby, mutu adalah kesesuaian dengan persyaratan (conformance to
requirements), yang diukur melalui biaya ketidaksesuaian. Mutu yang rendah atau tinggi
tidak ada artinya, hanya kesesuaian dan ketidaksesuaian. Penggunaan pendekatan ini berarti
bahwa seseorang sampai pada tujuan kinerja tanpa cacat (zero defect). Crosby menyamakan
mutu dengan pencegahan (preventif). Oleh karena itu, inspeksi, pengujian, pemeriksaan dan
teknik bukan pencegahan lainnya tidak memiliki tempat. Crosby mempertahankan bahwa
tidak ada alasan sama sekali untuk melakukan kesalahan atau kecacatan pada produk atau
layanan apapun.
Crosby (Ross, 1999) juga mengajukan empat Absolute of Quality Management, yaitu;
a) Mutu berarti sesuai dengan persyaratan (conformance to requirement). Jika
anda berkeinginan untuk melakukannya pada saat pertama kali (right the first
time), semua orang harus memahaminya (know what it is).
b) Mutu berawal dari pencegahan (prevention). Vaksinasi adalah cara
pencegahan penyakit organisasi. Pencegahan bermula dari pelatihan, disiplin,
teladan, kepemimpinan, dan lainnya.
c) Standar kinerja mutu adalah tanpa cacat (zero defects). Kesalahan-kesalahan
tidak boleh ditolerir. Dimana, pengukuran mutu adalah harga dari
ketidaksesuaian (price of non conformance).
Sedangkan, dalam teori Deming Siklus Deming dikembangkan untuk
menghubungkan antara operasi dengan kebutuhan pelanggan dan memfokuskan sumberdaya
semua bagian dalam perusahaan (riset, desain, operasi, dan pemasaran) secara terpadu dan
sinergi untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. Siklus Deming adalah model perbaikan
berkesinambungan yang dikembangkan oleh W. Edward Deming yang terdiri dari atas
komponen utama secara berurutan, yaitu Plan – Do – Check - Act:
1. Mengembangkan rencan perbaikan (Plan)
2. Melaksanakan rencana (Do)
3. Memeriksa atau meneliti hasil yang di capai (Check)
4. Melakukan tindakan penyesuaian bila diperlukan (Action)
Langkah pertama, plan, ajukan pertanyaan kunci mengenai perubahan-perubahan apa
yang diperlukan, hasil apa yang diharapkan, dan tantangan-tantangan apa yang harus diatasi,
apakah tersedia data, dan informasi baru apa yang diharapkan. Do, adalah implementasi
perubahan skala kecil atau plot tes untuk menyiapkan data untuk menjawab pertanyaan.
Check adalah pengujian dan pengukuran pengaruh perubahan atau tes. Action, langkah
terahir, pertama pastikan apakah data sesuai dengan perencanaan yang diinginkan, apakah
variable lain mempengaruhi perencanaan, dan apakah resiko keberlanjutan penting dan
bermanfaat. Selanjutnya berdasarkan jawabanjawaban tersebut, proyek atau tugas
dimodifikasi dan dirubah lagi kedalam langkah Perencanaan seraya memperluas pengetahuan
dan mengimplemtasikan pengembangan selanjutnya.
Implementasi dan strategi yang bisa diterapkan berdasarkan teori yang dikemukan
Deming dalam mewujudkan manajemen mutu di lembaga/ sekolah khususnya di masa
pandemi covid-19 ini diantaranya;
a. Plan
1. Tahap persiapan yaitu melakukan sosialisasi kepada pihak orangtua peserta
didik terkait kebijakan pemerintah tentang Proses Kegiatan Pembelajaran Jarak
Jauh (PJJ) / Daring dimasa darut covid -19 , pembentukan tim yang terintegrasi
dengan struktur organisasi, perumusan komitmen manajemen, dan
penyempurnaan model dan metode pembelajaran jarak jauh (PJJ) / Daring.
2. Memberikan surat tugas kepada guru untuk melakukan kegiatan pembelajaran
dari rumahn melalui berbagai media online sesuai dengan jadwal pembelajaran.
3. Melakukan sosialisasi melalui daring kepada siswa terkait media pembelajaran
secara daring dan cara penggunaannya.
4. Merancang kurikulum dan pembelajaran yang sesuai dengan kondisi saat ini
melalui optimalisasi penggunaan teknologi.
5. Menyusun jadwal pelajaran secara rinci dan efektif sehingga beban tugas
pembelajaran peserta didik tidak terlalu tinggi.
6. Menyusun anggaran pembiayaan bagi guru dan siswa, untuk memastikan guru
dan siswa memiliki kuota sehingga proses kegiatan Pembelajaran Jarak Jauh
(PJJ) tetap terlaksana efektif.
7. Persiapan penyedian sarana dan prasarana pendukung proses kegiatan
pemebalajaran jarak jauh (PJJ)/ Daring.
b. Do
1. Melakukan analis potensi keunggulan sekolahyang bias dikembangkan
berdasarkan fakta situasi untuk mewujudkan mutu pendidikan.
2. Melibatkan pendidik dan tenaga pendidik dalam peningkatan mutu serta
memberikan kepercayaan penuh kepada tim yang sudah dibentuk dalam
proses peningkatan mutu pendidikan di masa covid -19.
3. Memperkuat fungsi dan komptensi guru dalam mengembangkan kurikulum
pembelajaran jarak jauh (PJJ)
4. Melaksanakan proses pembelajaran jarak jauh (PJJ)/ Daring sesuai dengan
kurikulum darurat pada masa pandemic covid-19.
5. Mengadakan pelatihan media dan aplikasi yang dipakai untuk Pembelajaran
Jarak Jauh (PJJ)/Daring.
c. Check
1. Memantau dan mengawasi proses keberlangsunga kegiatan proses
Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ).
2. Melakukan rapat rutin secara online untuk mempelajari factor-faktor
penghambat kegiatan pelaksanaan Pembelajaran jarak jauh (PJJ).
3. Meminta pelaporan dan perekapan pelaksanaan proses kegiatan pembelajaran
jarak jauh (PJJ) kepada guru.
d. Act
1. Melakukan perbaikan dan pengembang secara berkelanjutan.
2. Memperkuat pemahaman terhadap system pendidikan melalui pendekatan
system bak visi, misi, tujuam dan sasaran serta system pembelajaran dan
selalu memperbaiki kesalahan dalam system yang dilaksanakan.
3. Melakukan proses pengambilan kebijakan atas dasarhasil evaluasi bersam
yang disepakati untuk meingkatkan Mutu Pendidikan dilembaga/ sekolah.
4. Melakukan pengendalian yang berkelanjutan dan mengontrol penyimpangan
metode dan program kegiatan pembelajaran jarak jauh (PJJ)/ daring.
Jawaban No. 2 :
Pembahasan :

Strategi Manajemen Mutu Pada Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM)
Di Masa Pandemi Covid-19

Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan salah satu unit usaha yang
berperan penting dalam pertumbuhan dan perkembangan perekonomian di Indonesia.
UMKM juga merupakan salah satu pendukung pergerakan perekonomian di Indonesia
khususnya pada masyarakat golongan bawah dan menengah. UMKM memiliki peran
strategis dalam upaya pemerintah dalam mengatasi kemiskinan dan pengangguran, karena
UMKM dapat menyerap tenaga kerja sehingga pengangguran akibat tidak terserapnya
angkatan kerja dalam dunia kerja menjadi berkurang.
Usaha mikro kecil dan menengah atau yang biasa disingkat UMKM menurut
Tambunan (2009:17) adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, dijalankan oleh
orang perorangan ataupun badan usaha yang tidak termasuk bagian dari anak perusahaan atau
anak cabangnya.
Ditahun 2020, wabah pandemi COVID-19 telah memicu sentimen negatif terhadap
berbagai sektor bisnis khususnya bisnis UMKM. Dampak negatif akibat pandemi COVID-19
ini telah menghambat pertumbuhan UMKM. Di Indonesia sendiri yang didominasi oleh
UMKM sebagai tulang punggung perekonomian nasional terdampak oleh adanya pandemi
COVID-19, bukan hanya pada aspek produksi dan pendapatan saja, namun juga pada jumlah
tenaga kerja yang harus dikurangi dan lain-lain. Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM)
kurang memiliki system preventif dan fleksibilitas dalam menghadapi pandemi COVID-19
ini dikarenakan beberapa hal seperti tingkat digitalisasi yang masih rendah, kesulitan dalam
mengakses teknologi dan kurangnya pemahaman tentang strategi bertahan dalam bisnis.
Dengan adanya hal tersebut maka menuntut para pelaku yang berkepentingan pada
sector bisnis UMKM untuk melakukan kerja sama dalam mempertahankan eksistensi UMKM
dan melakukan strukturisasi dan juga revitalisasi, serta mengurangi dampak negative kepada
para pelaku umkm dengan inovasi yang tepat dan cepat guna menciptakan kegiatan baru dan
sustainablenya UMKM tersebut. Jika kelak kebijakan pemerintah dalam pengendalian dan
pencegahan penyebaran covid -19 tetap diberlakukannya PSBB dan WFH diberbagai daerah,
maka diperlukan strategi dalam bisnis dengan memanfaatkan kemajuan teknologi maupun
informasi seperti online shop pada berbagai media online.
Mintzberg (1995:86) menunjukan perspektif melalui strategi 5Ps untuk mempertajam
definisi “Strategi”, yaitu:
a) Strategi sebagai rencana (Plan), perencanaan adalah rencana yang disusun secara
rinci mengenai tindakan seseorang untuk mencapai tujuan. Rencana tersebut
disusun dengan mempertimbangkan peluang dan ancaman saat ini dan masa yang
akan datang, dan merumuskan beberapa alternatif yang dapat diambil. Dalam hal
ini akan memberi semua orang kejelasan tentang apa yang harus mereka
kontribusikan.
b) Strategi sebagai cara (Ploy) adalah taktik khusus yang digunakan untuk
mengungguli kompetitor.
c) Strategi sebagai pola (Pattern) memperlihatkan serangkaian tindakan yang
dilakukan untuk mencapai sebuah tujuan.
d) Strategi sebagai posisi (Position) adalah alternatif untuk menentukan strategi yang
dapat dipilih pelaku bisnis dalam memposisikan bisnisnya.
e) Strategi sebagai perspektif (Perspective) mewakili cara pelaku bisnis dalam
memandang dirinya sendiri tentang posisi yang dipilihnya dan juga tentang
pandangan lain yang lebih besar.
Berdasarkan teori diatas, hal yang bias kita terapkan dalam mengatur strategi etika
bisnis mempertahakan eksistensi sebagi pelaku UMKM dimasa pandemic covid – 19 adalah
sebagai berikut:
a) Plan
1. Membangun system informasi dan kmunikasi yang baik terhadap pelanggan.
2. Memanfaatkan fasilitas teknologi dan aplikasi akses layanan terhadap
pelanggan menjadi fokus utama dalam perencanaan bisnis UMKM.
3. Menyusun rekapan dan pemetaan atas tanggapan, keluhan dan kebutuhan
pelanggan di pasar untuk mencapai keunggulan produk.
4. Melakukan pembaharuan sistem pemasaran atau marketing secara e-
commerce dan digital marketing yang mencakup pada aspek kebutuhan
menyeluruh atas permintaan pangsa pasar.
5. Merancang pembaharuan dan inovasi terhadap produk yang dipasarkan tanpa
mengkesampingkan mutu product. Seperti; Product makanan dalam bentuk
frozen/ beku.
b) Ploy
1. Strategi penjualan antar sampai alamat tujuan konsumen.
2. Melakukan diversifikasi produk untuk mempertahankan bisnis UMKM.
3. Melakukan inovasi pada kemasan produk untuk membuat produk lebih
menarik dan tahan lama.
4. Melakukan publikasi video dan foto produk di sosial media secara intensif.
5. Melakukan promosi produk melalui live di social media.
6. Melibatkan konsumen didalam pemilihan produk serta pemilihan dalam
metode pembayaran yang diingikan pelanggan seperti ; Cash On Delivery
(COD)
c) Pattern
1. Melakukan penjaringan terhadap pelanggan atau konsumen baru dengan
menjaga pelanggan yang sudah ada dengan mempertahankan mutu produk
yang dipasarkan.
2. Menciptkan suasana kepuasan pelanggan untuk menciptakan loyalitas
pelanggan.
3. Konsisten terhadap mutu produk yang dihasilkan yang berkonstrasi pada satu
produk.
d) Position
1. Melakukan penawaran dan pemasar terbaik atas produk yang dihasilkan
dengan pesaing yang juga memasarkan produk yang sama.
2. Melakukan kompetensi / daya saing dengan mengedepankan mutu dan
ekstensi produk yang dipasarkan.
3. Memperhatikan dan mengontrol biaya modal produksi terhadap suatu produk
yang dihasilkan.
e) Perspective
1. Menciptakan trendsetter baru yang mampu bersaing di pasaran.
2. Menetapakan harga pasar yang masuk akan dengan produk yang berkualitas.
3. Memperbaiki system pemasaran dan urgensi-urgensi yang dihadapi.
4. Memperbaiki kulitas produk dan pelayanan.
Jawaban No. 3
Pembahasan :

Anda mungkin juga menyukai