B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan sebelumnya dapat
dirumuskan permasalahan sebagai berikut ini.
1. Bagaimana menggunakan bahasa pragmatik dalam cerpen perempuan
yang memburu hujan karya Harie Insani Putra dan Sandi Firly?
2. Bagaimana efek penggunaan bahasa pragmatik dalam antologi cerpen
perempuan yang memburu hujan karya Harie Insani Putra dan Sandi
Firly?
C. Tujuan Penelitian
Betdasarka rumusan masalah tersebut, tujuan penelitian ini adalah:
1. Mendeskripsi penggunaan bahasa pragmatik dalam antologi cerpen
perempuan yang memburu hujan karya Harie Insani Putra dan Sandi
Firly
2. Mendeskripsi efek penggunaan bahasa pragmatik dalam antologi
cerpen perempuan yang memburu hujan karya Harie Insani Putra dan
Sandi Firly.
D. Manfaat Penelitian
penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, baik secara
praktis maupun teoritis:
1. Manfaat Teoritis
Peneliti ini secara teoritis diharapkan mampu memberi informasi
ilmiah yang lebih detail tentang penggunaan bahasa pragmatic dan efek
penggunaanya dalam antologi cerpen perempuan yang memburu hujan
karya Harie Insani Putra dan Sandi Firly.
2. Manfaat Praktis
Menganalisis penggunaan bahasa pragmatik dalam cerpen
perempuan yang memburu hujan karya Harie Insani Putra dan Sandi Firly,
dengan kajian pragmatik teori leech, diharapkan dapat bermanfaat:
a. Bagi pembaca, hasil analisis diharapkan dapat
menginformasikan dengan jelas tentang penggunaan bahasa
pragmatik dan efek penggunaannya
b. Bagi mahasiswa, hasil analisis diharapkan dapat memahami
dan menilai karya sastra berdasarkan gaya bahasa, khusunya
penggunaan bahasa pragmatik dan cerpen; dan
c. Bagi peneliti selanjutnya, sebagia bahan referensi bagi peneliti
yang ingin meneliti topic peneliti yang televan dengan peneliti
ini.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. PENGERTIAN SASTRA
Sastra merupakan bagian dari gambaran kehidupan social yang disajikan
melalui perenungan sehingga dapat hasil karya yang tercipta benar-benar citraan dari
perkemangan zaman yang terjadi pada masyarakat. Di dalam karya sastra sering kita
jumpai berbagai kisah yang menggambarkan kehidupan sosial masyarakat seperti
politik, ekonomi sosial, budaya, dan agama. Oleh karena itu, meskipun dikatakan
karya fiksi, sebuah karya sastra tidak serta-merta murni sebuah hayalan dan imajinasi.
Akan tetapi, sebuah karya sastra lahir melalui tempaan pengalaman penulisnya.
Sastra (Sanskerta: shastra) merupakan kata serapan dari bahasa Sanskerta
‘Sastra’, yang berarti “teks yang mengandung instruksi” atau “pedoman”, dari kata
dasar ‘Sas’ yang berarti “instruksi” atau “ajaran” dan ‘Tra’ yang berarti “alat” atau
“sarana”. Dalam bahasa Indonesia kata ini biasa digunakan untuk merujuk kepada
“kesusastraan” atau sebuah jenis tulisan yang memiliki arti atau keindahan tertentu.
Yang agak bias adalah pemakaian istilah sastra dan sastrawi. Segmentasi sastra lebih
mengacu sesuai defenisinya sebagai sekedar teks. Sedang sastrawi lebih mengarah
pada sastra yang kental nuansa puitis atau abstraknya. Istilah sastrawan adalah salah
satu contohnya, diartikan sebagai orang yang menggeluti sastrawi, bukan sastra.
Selain itu dalam arti kesusastraan, sastra bisa dibagi menjadi sastra tertulis atau sastra
lisan (sastra oral). Di sini sastra tidak banyak berhubungan dengan tulisan, tetapi
dengan bahasa yang dijadikan wahana untuk mengekspresikan pengalaman atau
pemikiran tertentu. Sastra dibagi menjadi 2 yaitu Prosa dan Puisi, Prosa adalah karya
sastra yang tidak terikat sedangkan Puisi adalah karya sastra yang terikat dengan
kaidah dan aturan tertentu. Contoh karya Sastra Puisi yaitu Puisi, Pantun, dan Syair
sedangkan contoh karya sastra Prosa yaitu Novel, Cerita/Cerpen, dan Drama.
(hasansadili, 2009)
Mursal Esten (1978 : 9)
Sastra atau Kesusastraan adalah pengungkapan dari fakta artistik dan
imajinatif sebagai manifestasi kehidupan manusia. (dan masyarakat) melalui
bahasa sebagai medium dan memiliki efek yang positif terhadap kehidupan
manusia (kemanusiaan).
Semi (1988 : 8 )
Sastra. adalah suatu bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang objeknya
adalah manusia dan kehidupannya menggunakan bahasa sebagai mediumnya.
Eagleton (1988 : 4)
Sastra adalah karya tulisan yang halus (belle letters) adalah karya yang
mencatatkan bentuk bahasa. harian dalam berbagai cara dengan bahasa yang
dipadatkan, didalamkan, dibelitkan, dipanjangtipiskan dan diterbalikkan,
dijadikan ganjil.
Plato
Sastra adalah hasil peniruan atau gambaran dari kenyataan (mimesis).
Sebuah karya sastra harus merupakan peneladanan alam semesta dan sekaligus
merupakan model kenyataan. Oleh karena itu, nilai sastra semakin rendah dan
jauh dari dunia ide.
Aristoteles
Sastra sebagai kegiatan lainnya melalui agama, ilmu pengetahuan dan
filsafat.
1. Jenis-jenis sastra
a. Puisi
b. Drama
Drama dalam karya sastra adalah naskah drama karangan
sastrawan. Naskah drama isinya kebanyakan berupa dialog, yaitu
percakapan antar tokoh (pelaku). Dari dialog para tokoh itu dapat
diketahui alur ceritanya. Dari dialog juga dapat diketahui watak para
tokohnya, baik lewat tokoh lain maupun lewat tokoh itu sendiri.
c. Prosa
Bentuk prosa bebas dari berbagai ketentuan. Tidak ada aturan
mengenai jumlah bait, baris, kata, rima, dan irama. Pengarang bebas
menggunakan kata-kata dan merakitnya menjadi kalimat sesuai dengan
selera. Kata-kata yang digunakan mengalir tak terbatas. Alur cerita
dapat diikuti melalui jalan cerita dan percakapan. Dongeng, hikayat,
cerita pendek, novel adalah contoh karya sastra yang berbentuk prosa.
(argadiaerlin97, 2017)
Prosa terbagi menjadi 2 yaitu:
1) Prosa lama
Prosa lama merupakan karya sastra yang belum mendapat
pengaruh dari sastra atau kebudayaan barat.
2) Prosa baru
Prosa baru adalah karangan prosa yang timbul setelah
mendapat pengaruh sastra atau budaya Barat.
Adapun jenis-jenis prosa baru yaitu:
a) Novel
Novel adalah bentuk prosa baru yang melukiskan sebagian
kehidupan pelaku utamanya yang terpenting, paling menarik,
dan yang mengandung konflik.
b) Riwayat
Riwayat adalah suatu karangan prosa yang berisi
pengalaman-pengalaman hidup pengarang sendiri (otobiografi)
atau bisa juga pengalaman hidup orang lain sejak kecil hingga
dewasa atau bahkan sampai meninggal dunia.
c) Autobiografi
Autobiografi adalah tulisan tentang biodata data diri
seseorang, dimana tulisan tersebut dibuat sendiri oleh orang
yang bersangkutan. Contoh Autobiografi biasanya sering ditulis
oleh para penulis Novel. Perbedaan antara Autobiografi dengan
Biografi adalah terletak pada cara penulisnnya, dimana bila
Biografi sendiri ditulis oleh orang lain, sementara Autobiografi
ditulis oleh diri sendiri. Autobiografi adalah Biografi yang
ditulis oleh seorang Tokoh tentang kehidupannya dan tentang
perjalanan hidup yang dilaluinya. Mulai dari kanak - kanak
sampai waktu yang ditentukan oleh Penulis Autobiografi.
d) Kisah
Ada dua pengertian kisah, yaitu pengertian kisah dalam
kesusastraan lama dan pengertian kisah dalam kesusastraan
baru. Dalam kesusastraan lama, kisah ialah cerita tentang
perjalanan seseorang. Misalnya, kisah pelayaran Abdullah dari
Singapura ke Kelantan. Dalam kesusastraan baru, kisah sama
artinya dengan cerita. Misalnya, kisah sebuah celana pendek
karangan Idrus.
e) Cerpen
Cerpen adalah bentuk prosa baru yang menceritakam
sebagian kecil dari kehidupan pelakunya yang terpenting dan
paling menarik. Di dalam cerpen boleh ada konflik atau
pertikaian, akan telapi hal itu tidak menyebabkan perubahan
nasib pelakunya. Contoh: Radio Masyarakat oleh Rosihan
Anwar, Bola Lampu oleh Asrul Sani, Teman Duduk oleh Moh.
Kosim, Wajah yang Bembah oleh Trisno Sumarjo, Robohnya
Surau Kami oleh A.A. Navis. (Munauwarah, 2014)
B. TEORI PRAGMATIK
1) Usia
3) Ekonomi
4) Jenis kelamin
5) Tingkat pendidikan
6) Tingkat keakraban
b. Konteks Tuturan
Sastra
Cerpen
Pragmatik (leech)
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
penelitian kualitatif, karena penelitian kualitatif adalah penelitian tentang
riset yang bersifat deskriktif dan cendrung menggunakan analisis.
Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang digunakan untuk
menyelidiki, menemukan, menggambarkan, dan menjelaskan kualitas atau
keistimewaan dari pengaruh social yang tidak dapat dijelaskan, diukur atau
digambarkan melalui pendekatan kuantitatif menurut saryono (2010).
A. Hasil Penelitian
1. Tutur dan lawan tutur cerpen “Tersebab Hujan”
Dari aspek jenis kelamin “kamu cantik” ia memiringkang kepala sambil
memicingkangkan matanya. Ia mengeryitkan dahi. Aku deg-degan
menunggu reaksinya. Ia tersenyum dan menggelengkan kepala. Dengan
menunjuk ke kaca, aku memintanya untuk memberikan jawaban dengan cara
yang sama. Tapi perempuan itu tak juga melakukannya meski ia tahu aku
sedang menunggu. (hal. 62)
Keterangan “pragmatik yang menunjukan dari tutur dan lawan tutur adalah
seorang lelaki yang memberikan isyarat melalui bahasa tulis dan lawan tutur
yang meresponnya dengan pragmatik yang menggunakan bahasa mimik”.
B. Saran
Bagi mahasiswa diharapkan dapat mengkaji dan meneliti antologi
cerpen “perempuan yang memburu hujan” dengan metode kajian yang
berbeda sebagai wujud pengembangan ilmu pengetahian di bidang Bahasa
dan Sastra Indonesia dan bagi peneliti selanjutnya dapat menjadi bahan
referensi bagi peneliti yang ingin meneliti topic peneliti yang relevan
dengan peneliti ini. Bagi pembaca, diharapkan dapat memahami dan
mengambil pelajaran dari hasil peneliti untuk pengaplikasian dalam
kehidupan sosial.
DAFTAR PUSTAKA