Shift17 - L-12 - Refaldi Prayitno - 160688161 - Laporan Praktikum CBR
Shift17 - L-12 - Refaldi Prayitno - 160688161 - Laporan Praktikum CBR
KELOMPOK : L-12
TANGGAL PRAKTIKUM : 24 April 2021
JUDUL PRAKTIKUM : California Bearing Ratio
ASISTEN : Chandra Dwi Anggoro
PARAF DAN NILAI :
I. PENDAHULUAN
A. Standar Acuan dan Referensi
ASTM D 1883“Standard Test Methods for CBR (California
Bearing Ratio) of Laboratory-Compacted Soils”
AASHTO T 193 “Standard Method of Tests for The
California Bearing Ratio”
SNI 1744:1989 “Metode Pengujian CBR Laboratorium”
B. Maksud dan Tujuan Percobaan
Mendapatkan nilai CBR (California Bearing Ratio) tanah
pada kondisi air optimum atau pada rentang kadar air tertentu dari
ujian pemadatan.
Nilai CBR ini merupakan metode dalam evaluasi kualitas
dan kekuatan dari lapisan subgrade, subbase, dan base soils pada
perkerasan jalan berdasarkan uji laboratorium.
C. Alat – alat dan Bahan
a. Alat
1. Compaction Hammer (10 lbs)
2. Mould
3. Sendok pengaduk tanah
4. Wadah untuk mencampur tanah dengan air
5. Botol penyemprot air
1
Compaction
Laboratorium Mekanika Tanah
Departemen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
b. Bahan
1. Sampel tanah lolos saringan No. 4 ASTM sebanyak minimal 3
kantong @ 5 kg
2
Compaction
Laboratorium Mekanika Tanah
Departemen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
Dengan:
A = Luas Piston
P = M. LRC
M = dial reading LRC = faktor kalibrasi
3
Compaction
Laboratorium Mekanika Tanah
Departemen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
Tabel 1.2 nilai CBR tanah, serta kualitas, kegunaan dan klasifikasinya
Nilai Kualitas Kegunaan Sistem klasifikasi
CBR Unified AASHTO
Sangat rendah Subgrade OH, CH, MH, OL A5. A6. A7
0-3
Rendah s/d cukup Subgrade OH, CH, MH, OL A4, A5, A6, A7
3-7 Baik
Cukup baik Subbase OL, CL, ML, SC, A2, A4, A6, A7
7-20 SM, SP
4
Compaction
Laboratorium Mekanika Tanah
Departemen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
7
Compaction
Laboratorium Mekanika Tanah
Departemen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
Tinggi Diameter
Mould
(cm) (cm)
1 11,427 15,225
0,025 6 6
8
California Bearing Ratio
Laboratorium Mekanika Tanah
Departemen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
0,15 23,2 15
0,175 25 16
B. Perhitungan
Menentukan Volume Mould
Woptimum = 31.34 %
9
California Bearing Ratio
Laboratorium Mekanika Tanah
Departemen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
10
California Bearing Ratio
Laboratorium Mekanika Tanah
Departemen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
125
100
75
50
25
0
0 0,05 0,1 0,15 0,2 0,25
PENETRASI (INCH)
Unsoaked Soaked
11
California Bearing Ratio
Laboratorium Mekanika Tanah
Departemen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
Unsoaked
30
25
20
Dial
15
10
0
0 0,05 0,1 0,15 0,2 0,25
Penetrasi (inch)
Soaked
18
16
14
12
Axis Title
10
8
6
4
2
0
0 0,05 0,1 0,15 0,2 0,25
Penetrasi (Inch)
12
California Bearing Ratio
Laboratorium Mekanika Tanah
Departemen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
Kondisi Unsoaked
144,00173
𝐶𝐵𝑅 = 𝑋100%
1000
= 14,4%
205,279
𝐶𝐵𝑅 = 𝑋100%
1500
=12,3%
Kondisi Soaked
94,2139
𝐶𝐵𝑅 = 𝑋100%
1000
=9,42%
129,4483
𝐶𝐵𝑅 = 𝑋100%
1500
=8,63%
13
California Bearing Ratio
Laboratorium Mekanika Tanah
Departemen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
IV. ANALISIS
A. Analisis Percobaan
Percobaan kali ini adalah California Bearing Ratio, CBR
merupakan kelanjutan dari percobaan Compaction yang bertujuan
untuk Mendapatkan nilai CBR (California Bearing Ratio) tanah
pada kondisi air optimum atau pada rentang kadar air tertentu dari
ujian pemadatan.Percobaan dilakukan pada tanggal 24 April 2021
secara daring. Nilai CBR ini merupakan metode dalam evaluasi
kualitas dan kekuatan dari lapisan subgrade, subbase, dan base soils
pada perkerasan jalan berdasarkan uji laboratorium. Pada
praktikum California Bearing Ratio ini, digunakan sampel tanah
lolos saringan No. 4 ASTM sebanyak 3 kantong plastik, masing-
masing seberat 5 kilogram. Alat yang digunakan pada percobaan
CBR ini, yaitu; Compaction Hammer (10 lbs) untuk memadatkan
tanah, Mould (diameter 6”) untuk wadah sampel tanah, sendok
pengaduk tanah untuk mengaduk sampel tanah dengan air, wadah
untuk mencampur tanah dengan air, botol penyemprot air untuk
menyemprotkan air ke gelas ukur, Pisau baja untuk memotong sisa
tanah pada mould, timbangan untuk menimbang sampel, mould,
dan can, oven untuk mengeringkan sampel tanah, alumunium can
untuk wadah sampel tanah yang dimasukkan ke oven, stopwatch
untuk menghitung waktu saat swelling , beban logam berbentuk
lingkaran ( ± 10 lbs) untuk meratakan swelling pada tanah, bak air
untuk merendam sampel tanah dan mould, piringan berlubang
dengan dial pengukur swell untuk penunjuk dial pada pengukuran
swelling, mesin uji CBR untuk menguji tegangan pada sampel
tanah yang kemudian dicari nilai CBRnya.
Setelah itu mengambil sampel tanah untuk dicari kadar
airnya. Praktikan menimbang can terlebih dahulu kemudian
masukan tanah, catat berat can + tanah, masukan can + tanah
kedalam oven selama 24 jam, setelah itu timbang dan catat berat
keringnya .Untuk setiap masing-masing plastik sampel tanah
14
California Bearing Ratio
Laboratorium Mekanika Tanah
Departemen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
dilakukan variasi kadar air dengan beda ± 2,5% dari kadar air
optimum pada percobaan Compaction awal. Untuk membuat kadar
air yang diinginkan, menentukan kadar air awal terlebih dahulu
untuk diketahui seberapa banyak air yang akan ditambahkan dalam
penentuan variasi masing-masing sampel tanah.. Setelah
mendapatkan kadar air awal dan banyak air yang harus
ditambahkan, prakitikan mencampur air dengan sampel tanah
hingga homogen, kemudian mendiamkan sampel tanah ± 24 jam
sebelum pemadatan agar air meresap dengan baik ke dalam pori-
pori tanah.
Setelah menjalankan tahap persiapan, variasi masing-masing
sampel tanah dengan kadar tersebut dilakukan pemadatan.
Pemadatan tetap dilakukan sampai 3 lapis tanah agar pemadatan
merata pada setiap lapisan tanah. Perbedaan yang dilakukan pada
praktikum Compaction dan CBR banyaknya tumbukan pada CBR
berbeda dengan Compaction. Jika pada Compaction dilakukan
tumbukan sebanyak 25 kali, pada CBR dilakukan sebanyak 56 kali
tumbukan. Untuk setiap lapis sampel tanah diberikan 56 tumbukan
dan dapat dilakukan tahapan 28-28. Yaitu setelah tanah dimasukan
dan diukur 1/3 dari tinggi mould ditumbuk 28 kali secara merata,
kemudian mengukur ketinggiannya jika masih sesuai lanjutkan
hingga 56 kali.Lakukan pada lapisan 2/3 dan 3/3. Setelah mencapai
tinggi 3/3 ,memasang collar untuk membantu proses pemadatan,
jika sudah selesai lepas collar kemudian memotong sisa tanah
menggunakan pelat besi.
Mould tetap diolesi dengan pelumas berupa oli sebelum
dimasukkan tanah agar tanah yang dipadatkan tidak menempel
pada hammer serta bertujuan untuk memudahkan praktikan saat
mengeluarkan tanah dari mould. Sebelum ditumbuk, dilakukan
terlebih dahulu pengukuran diameter dan tinggi pada mould.
Kemudian setelah ditumbuk, menimbang ketiga mould yang berisi
tanah tersebut. Lalu setelah ditimbang, masuk ke tahap Unsoaked.
15
California Bearing Ratio
Laboratorium Mekanika Tanah
Departemen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
16
California Bearing Ratio
Laboratorium Mekanika Tanah
Departemen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
17
California Bearing Ratio
Laboratorium Mekanika Tanah
Departemen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
18
California Bearing Ratio
Laboratorium Mekanika Tanah
Departemen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
V. KESIMPULAN
19
California Bearing Ratio
Laboratorium Mekanika Tanah
Departemen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
20
California Bearing Ratio
Laboratorium Mekanika Tanah
Departemen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
VIII. LAMPIRAN
21
California Bearing Ratio
Laboratorium Mekanika Tanah
Departemen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
22
California Bearing Ratio