Anda di halaman 1dari 9

Minyak bumi 

adalah salah satu sumber daya alam (SDA) yang tidak dapat diperbaruhi.


Maka dari itu dalam pengambilan minyak bumi tidak boleh sembarangan, tidak boleh di
eksplor berlebihan. Selain itu juga dalam  proses pengeboran untuk mendapat minyak
bumi tidak boleh sembarangan, harus sesuai dengan prosedur yang berlaku. Berikut
ini Proses Pengeboran Minyak Bumi sesuai dengan standard internasional :

1.seismic

 proses ini bertujuan untuk mencari t4 yang memiliki kandungan gas/ minyak bumi. Dengan
menggunakan gelombang akustik (acoustic waves) yang merambat ke lapisan tanah.
Gelombang ini direfleksikan dan ditangkap lagi oleh sensor. Dari proses perambatan
gelombang ini akan diolah dan terlihatlah lapisan-lapisan tanah untuk diolah manakah lapisan
yang berpotensi mengandung gas/oil.

2.drilling and well construction


Proses ini disebut juga proses "pengeboran minyak". Biasanya pake rig (tempat untuk
mensupport proses pengeboran, dsb).simpel nya, kita membuat lubang di tempat yang
diidentifikasi ada kemungkinan sumber minyak/gas di tempat tersebut.

Perlu di ketahui dalam proses ini ada kemungkinan blow out (pressure yang ga bisa di
kontrol, langsung ke surface), jadi harus ada pengendalian pressure dari dalam tanah.

Pressure downhole / dalam tanah lebih besar dari pressure atmosferik, untuk
mengimbanginya biasanya pake mud a.k.a lumpur dengan spesific gravity (berat jenis)
tertentu. Mud ini akan menciptakan hydrostatic pressure yang bisa menahan pressure dari
dalam.

Setelah "lubang" siap, maka selanjutnya akan di cek apakah ada kandungan minyak/ gas nya.
3.well logging

proses ini yang paling mahal. Tool nya mahal, karena harus tahan pressure dan temperature
yang tinggi. Di samping memetakan lapisan tanah, proses ini juga mengambil sample untuk
nantinya d cek kandungannya (minyak, gas, ato cuma air).
Dari sini ketahuan lapisan tanah dan batuan. Mana yang mengandung air, mana yang ada gas,
dan lapisan tanah mana yang "mungkin" ada kandungan minyaknya.
4. Well testing
proses ini adalah proses dimana lapisan yang diperkirakan mengandung oil/gas di "tembak",
dengan explosif. Setelah itu minyak yang terkandung diantara pori-pori batuan akan mengalir
menuju tempat yang  pressure nya lebih kecil (ke atmosferik a.k.a ke permukaan tanah).

 
Untuk mengontrol pergerakan ini, sumur diisi dengan liquid tertentu untuk menjaga under
balance (sumur masih bisa di "kendalikan" dan tidak blow out), contoh liquid: Brine, diesel,
ato air aja.

Gas, minyak, air, ataupun berbagai macam zat yang keluar akan dicari rate nya. Untuk
minyak berapa bopd(barrell oil per day) yang bisa dihasilkan. Untuk gas, berapa mmscfmm/d
(million metric standart cubic feet per day atau berapa juta cubic feet) yangbisa dihasilkan
sumur tersebut.

Proses testing ini juga mengambil sample liquid maupun gas, dan juga data-data tentang
pressure, temperature, specific grafity, dll untuk selanjutnya diolah oleh reservoir engineer.
Data ini akan menunjukan seberapa besar dan seberapa lama kemampuan berproduksi dari
reservoir sumur tersebut.

gas/minyak dibakar agar tidak mencemari lingkungan. Sistem pembakarannya sudah sangat
maju, dengan mixture gas, minyak, angin, dan air untuk menjadikan
pembakaran yang optimal
  
5. Well completion

proses ini adalah proses instalasi aksesoris sumur sebelum nantinya sumur siap diproduksi.
Fungsi utamanya adalah menyaring "pasir" yang dihasilkan setelah proses penembakan
dalam well testing.

Pasir yang sampai ke surface dengan pressure diibaratkan "peluru" yang nantinya akan
membahayakan line produksi. Pipa produksi akan terkikis oleh pasir dan akhirnya burst
(pecah).

dengan completion ini (alatnya gravel pack), akan menangkap pasir di dalam sumur dan
menyaringnya sehingga tidak ikut ke surface.

 
6. Production
inilah proses yang membahagiakan, dimana sumur siap untuk berproduksi dan nantinya akan
diolah lagi ke tempat penyulingan untuk diolah dalam berbagai bentuk. Contoh: Minyak
tanah, bensin, solar,kerosin, lpg, dll.

STRUKTUR BATUAN SEDIMEN

Struktur sedimen termasuk ke dalam struktur primer yaitu struktur yang terbentuk pada saat
pembentukan batuan (pada saat sedimentasi).

Pembagian struktur sedimen :  

a.  Struktur Sedimen Pengendapan

b. Struktur Sedimen Erosional

c.  Struktur Sedimen Pasca Pengendapan

d.  Struktur Sedimen Biogenik

a.    Struktur Sedimen Pengendapan


Adalah struktur sedimen yang terjadi pada saat pengendapan batuan sedimen.

Perlapisan/Laminasi

Perlapisan merupakan suatu bidang kesamaan waktu yang dapat ditunjukan oleh perbedaan
besar butir atau warna dari bahan penyusunnya.

Dikatakan perlapisan bila tebalnya >1 cm dan dikatakan sebagai laminasi bila tebalnya <1
cm.

Perlapisan dapat dibagi menjadi 4 macam :

1.      Perlapisan/laminasi sejajar (Paralel Bedding/Lamination) :

Bentuk lapisan/ laminasi  batuan yang tersusun secara horisontal dan saling sejajar satu
dengan yang lainnya.

2.      Perlapisan/laminasi silang siur (Cross Bedding/Lamination) :


Bentuk lapisan/ laminasi yang terpotong pada bagian atasnya oleh lapisan/laminasi
berikutnya dengan sudut yang berlainan dalam satu satuan perlapisan.

3.      Perlapisan bersusun (Graded Bedding) :

Perlapisan batuan yang dibentuk oleh gradasi butir yang makin halus ke arah atas (normal
graded bedding) atau gradasi butir yang makin kasar ke arah atas (reverse graded bedding).
Normal graded bedding dapat dipakai untuk menentukan top atau bottom lapisan batuan.

4.      Gelembur gelombang (current ripple) :

Bentuk permukaan perlapisan bergelombang karena adanya arus sedimentasi.

b.   Struktur Sedimen Erosional


Adalah struktur sedimen yang terjadi akibat proses erosi pada saat pengendapan batuan
sedimen.

Dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:

1.      Flute cast : struktur sedimen berbentuk seruling dan terdapat pada dasar suatu lapisan,
dapat dipakai untuk menentukan arus purba.

Flute casts, in the Jurassic Fernie Formation 

 
2.      Groove Marks, Gutter Cast, Impack Marks, Channels and Scours, dll

Casts pada bagian bawah lapisan :  

1. Pointed Flute Cast

2. Bulbous Flute Cast

3. Grove Cast

4. Flute Mark

5. Impact Mark 

c.   Struktur Sedimen Pasca Pengendapan 


 

Adalah struktur sedimen yang terjadi setelah pengendapan batuan sedimen. 

- Load cast : struktur sedimen  terbentuk pada permukaan lapisan akibat pengaruh beban
sedimen di atasnya. 
- Convolute Bedding: bentuk liukan pada batuan sedimen akibat proses deformasi.

- Sandstone dike : lapisan pasir yang terinjeksikan pada  lapisan sedimen di atasnya akibat
proses deformasi.

-  Contoh lain : Ball-and-Pillow Structures, Dish-and-Pillar  Structure, Stylolites, dll.

Convolute laminations on Saltspring Island 

Convolute bedding appears as highly contorted,

folded and disrupted layers


Load casts in Creston Formation, B.C 

a.    Struktur Sedimen Biogenik

Adalah struktur sedimen yang terjadi akibat proses biogenik/organisme.

Fosil Jejak (Trace Fossils) :

1.      Tracks (jejak berupa tapak organisme)

2.      Trails (jejak berupa seretan bagian tubuh organisme)

3.      Burrows (lubang atau bahan galian hasil aktivitas organisme)

4.      Mold (cetakan bagian tubuh organisme)

5.      Cast (cetakan dari mold)

6.      Resting, Crawling and Grazing Traces Dwelling, Feeding and Escape Burrows 

Boring :  lubang akibat aktivitas pengeboran organisme pada lapisan batuan (batuan relatif
lebih keras dibandingkan pada burrows).
                                                                 Burrows

                                                           Grazing Traces Dwelling

Anda mungkin juga menyukai