I Pengaruh Pend Nifas THD PX Post SC
I Pengaruh Pend Nifas THD PX Post SC
I Pengaruh Pend Nifas THD PX Post SC
JOURNAL NERS
AND MIDWIFERY INDONESIA
Jurnal Ners dan Kebidanan Indonesia
1
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Alma Ata Yogyakarta
Abstrak
Ibu melahirkan dengan SC membutuhkan waktu yang lebih lama untuk mengembalikan organ-organ tubuh
kembali seperti sebelum hamil. Dalam kenyataanya di lapangan, masih sering dijumpai keterlambatan ibu
Post SC untuk mobilisasi dini dan perawatan mandiri. Peran dan tanggung jawab perawat sangat diperlukan
dalam pemberian informasi dan pendidikan kesehatan sebagai upaya untuk menghindari self care deficit,
komplikasi perdarahan, dan infeksi Post SC, serta menurunkan angka kematian maternal. Untuk mengetahui
pengaruh pendidikan kesehatan terhadap kemampuan perawatan mandiri ibu nifas Post SC, penelitian
dilakukan dengan metode eksperimen dan menggunakan rumus Independent Samples T-Test. Sampel
berjumlah 20 responden dengan teknik pengambilan sampel Quota Sampling. Uji kemampuan perawatan
mandiri dengan menggunakan lembar observasi. Simpulan dari hasil penelitian ini adalah ada pengaruh
pendidikan kesehatan masa nifas terhadap kemampuan perawatan mandiri ibu nifas Post SC dengan taraf
signifikansi 0,000.
Kata Kunci: pendidikan kesehatan masa nifas, sectio caesarea (SC), perawatan mandiri
Info artikel:
Artikel dikirim pada 03 september 2013
Artikel diterima pada 05 september 2013
Pengaruh Pendidikan Kesehatan Masa Nifas terhadap Kemampuan Perawatan Mandiri Ibu Nifas Post Sectio Caesarea (SC) 97
Berdasarkan Tabel. 2 menunjukkan frekuensi kemampuan perawatan tertinggi yaitu kemampuan
terbanyak adalah responden berpendidikan SLTA supportif edukatif sebanyak 7 orang (70 %) pada
sebanyak 10 orang (50 %) dan frekuensi terendah umur 25 – 35 tahun.
adalah responden berpendidikan SLTP sebanyak 2 Berdasarkan Tabel. 5 menunjukkan bahwa
orang (10 %). kemampuan perawatan mandiri berdasar karakteristik
pendidikan pada kelompok eksperimen dengan
Tabel. 3 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pekerjaan kategori kemampuan perawatan tertinggi yaitu
Ibu Nifas Post SC di Bangsal Sakinah RS PKU kemampuan supportif edukatif sebanyak 4 orang
Muhammadiyah Yogyakarta
(40 %) dengan pendidikan PT / Akademi.
Karakteristik Berdasarkan Tabel. 6 menunjukkan bahwa
No Frekuensi Persentase
Pekerjaan kemampuan perawatan mandiri berdasar karakteristik
1 IRT 9 45 % umur pada kelompok kontrol dengan kategori
2 Wiraswasta 8 40 % kemampuan perawatan tertinggi yaitu kemampuan
3 Pramuniaga 1 5% bantuan sebagian sebanyak 7 orang (70 %)
4 PNS 2 10 %
pada umur 25 – 35 tahun. Berdasarkan Tabel. 7
Total 20 100 %
menunjukkan bahwa kemampuan perawatan mandiri
Sumber : Data Primer berdasar tingkatan pendidikan pada kelompok
kontrol dengan kategori kemampuan perawatan
Berdasarkan tabel. 3 frekuensi terbanyak tertinggi yaitu kemampuan bantuan sebagian
adalah responden yang tidak bekerja atau sebagai sebanyak 6 orang (60 %) dengan pendidikan SLTA;
Ibu Rumah Tangga (IRT) sebanyak 9 orang (45 %) sedangkan kemampuan perawatan terendah yaitu
dan frekuensi terendah adalah responden dengan kemampuan supportif edukatif sebanyak 1 orang (10
pekerjaan sebagai pramuniaga sebanyak 1 orang %) dengan pendidikan SLTA.
(5 %). Berdasarkan Tabel. 8 di atas, menunjukkan
bahwa kemampuan perawatan mandiri ibu nifas
Kemampuan Perawatan Mandiri Ibu Nifas Post
Post SC pada kelompok eksperimen dengan
SC Berdasarkan Karakteristik Responden Pada
kategori kemampuan perawatan tertinggi yaitu
Kelompok Eksperimen dan Kontrol
kemampuan supportif edukatif sebanyak 8 orang (80
Berdasarkan Tabel. 4 menunjukkan bahwa %); sedangkan kelompok kontrol, dengan kategori
kemampuan perawatan mandiri berdasar karakteristik kemampuan perawatan tertinggiyaitu kemampuan
umur pada kelompok eksperimen dengan kategori bantuan sebagian sebanyak 9 orang (90 %).
Tabel. 4 Distribusi Silang Kemampuan Perawatan Mandiri Ibu Nifas Post SC Berdasarkan Karakteristik Umur
Pada Kelompok Eksperimen di Bangsal Sakinah RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta
Tabel. 5 Distribusi Silang Kemampuan Perawatan Mandiri Ibu Nifas Post SC Berdasarkan Karakteristik
Pendidikan Pada Kelompok Eksperimen di Bangsal Sakinah RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta
Tabel. 7 Distribusi Silang Kemampuan Perawatan Mandiri Ibu Nifas Post SC Berdasarkan Karakteristik
Pendidikan Pada Kelompok Kontrol di Bangsal Sakinah RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta
Tabel. 8 Distribusi Silang Kemampuan Perawatan Mandiri Ibu Nifas Post SC Pada kelompok Eksperimen dan
Kelompok Kontrol di Bangsal Sakinah RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta
Pengaruh Pendidikan Kesehatan Masa Nifas terhadap Kemampuan Perawatan Mandiri Ibu Nifas Post Sectio Caesarea (SC) 99
ada juga semakin baik, sehingga semakin optimal baik jika dibandingkan dengan kelompok kontrol yang
untuk melakukan hal-hal yang diinstruksikan. Teori tidak diberikan pendidikan kesehatan masa nifas.
yang diungkapkan oleh Notoatmodjo (2002) bahwa Dengan metode dan media pendidikan
pengetahuan merupakan domain yang sangat penting kesehatan yang semakin bervariasi dan menarik,
bagi terbentuknya tindakan seseorang. Perilaku yang harapannya penyampaian pendidikan semakin
didasari oleh pengetahuan akan lebih mantab daripada efektif, pesan-pesan kesehatan dapat disampaikan
perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. dengan jelas, dan ibu Post SC dapat menerima pesan
Saefuddin (2001) menjelaskan bahwa, tersebut dengan jelas pula.
pendidikan kesehatan dan konseling merupakan
proses pemberian informasi yang obyektif dan SIMPULAN DAN SARAN
lengkap, dilakukan secara sistematik dengan panduan
keterampilan komunikasi interpersonal, teknik Berdasarkan hasil penelitian ini dapat
penyampaian, dan penguasaan pengetahuan klinik. disimpulkan sebagai berikut:
Pendidikan kesehatan yang diberikan didalamnya 1. Terdapat pengaruh pendidikan kesehatan masa
mengandung unsur-unsur tentang informasi dan nifas terhadap kemampuan perawatan mandiri
pengetahuan mengenai masa nifas dan perubahan- ibu nifas Post SC di RS PKU Muhammadiyah
perubahannya baik fisiologis maupun psikologis. Yogyakarta dengan t hitung sebesar 4,664 dan
Selanjutnya dengan pengetahuan-pengetahuan t tabel sebesar 2,101 dengan taraf signifikansi
itu akan menimbulkan kesadaran mereka, dan 0,05.
akhirnya akan menyebabkan orang berperilaku 2. Kemampuan perawatan mandiri ibu nifas Post SC
sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya itu. yang diberikan pendidikan kesehatan masa nifas
Hasil atau perubahan perilaku dengan cara ini akan sebagian besar merupakan responden dalam
membutuhkan waktu yang lama, tetapi perubahan kategori kemampuan supportif edukatif yaitu
yang dicapai akan bersifat langgeng karena didasari sebanyak 8 orang (80 %).
pada kesadaran mereka sendiri bukan karena 3. Kemampuan perawatan mandiri ibu nifas Post
paksaan. SC yang tidak diberikan pendidikan kesehatan
Pengaruh pendidikan kesehatan masa nifas masa nifas sebagian besar merupakan responden
terhadap kemampuan perawatan mandiri ibu Post dalam kategori kemampuan bantuan sebagian
SCdijelaskan pada Tabel.9; sebanyak 10 responden yaitu sebanyak 9 orang (90 %).
yang diberi pendidikan kesehatan masa nifas,
persentase terbanyak yaitu responden dengan RUJUKAN
kemampuan supportif edukatif yaitu sebanyak 8 orang
(80 %); sedangkan dari 10 responden yang tidak diberi 1. Depkes RI. 2003. Pedoman pemantauan wilayah
pendidikan kesehatan masa nifas, persentase terbanyak setempat kesehatan ibu dan anak (PWS-KIA).
yaitu responden dengan kemampuan bantuan sebagian Depkes: Jakarta
yaitu sebanyak 9 orang (90 %). Hal ini menunjukkan 2. Wiknjosastro, H. 1999.Ilmu kebidanan. Yayasan
bahwa pendidikan kesehatan masa nifas mempunyai Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo: Jakarta
pengaruh terhadap kemampuan perawatan mandiri ibu 3. Donald, M. 1995. Obstetri William, Edisi 18. EGC:
nifas Post SC. Jakarta
Hasil uji statistik Independent Samples T-Test 4. Kasdu, D. 2003.Operasi Caesar masalah dan
didapatkan hasil t hitung sebesar 4,664 dengan taraf solusinya. Puspa Swara: Jakarta
signifikansi 0,000 dan t tabel sebesar 2,101 dengan 5. Saefuddin, AB. 2000.Buku acuan nasional
taraf signifikansi 0,05. Dari hasil penelitian didapatkan pelayanan kesehatan maternal dan neonatal.
bahwa t hitung lebih besar dari t tabel, maka Ha diterima JNPKKR: Jakarta
yang artinya ada pengaruh pendidikan kesehatan yang 6. Hidayat, A.A. 2004.Pengantar konsep dasar
diberikan terhadap kemampuan perawatan mandiri. keperawatan. Salemba Medika: Jakarta.
Dalam penelitian ini, menggunakan 7. Sugiyono. 2004.Statistik untuk penelitian cetakan
metode yang bervariasi, yaitu dengan ceramah, ke-8. Alfa beta: Bandung
demonstrasi, dan menggunakan alat bantu leaflet 8. Mary, H. 2003.Panduan pelayanan kesehatan
dalam penyampaian pendidikan kesehatan masa maternal dan neonatal. EGC: Jakarta
nifas. Pada pelaksanaanya ibu Post SC memiliki 9. Notoatmodjo, 2003, Pendidikan kesehatan dan
rasa keingintahuan yang besar dengan adanya perilaku kesehatan. Rineka Cipta: Jakarta
pertanyaan-pertanyaan yang disampaikandan 10. Notoatmodjo. 2002.Pendidikan dan ilmu perilaku
pelaksanaan perawatan mandiri ibu Post SC semakin kesehatan. Renika Cipta: Jakarta