Anda di halaman 1dari 23

I.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tumbuhan berbeda dengan manusia dan hewan, yaitu pada selnya. Sel

tumbuhan dilindungi oleh dinding sel yang kuat dan kaku, sedangkan sel manusia dan

hewan tidak dilindungi oleh dinding sel, tetapi dibungkus oleh membran plasma yang

bersifat selektif permeabel. Karena sifatnya tersebut, tidak sembarang zat atau

senyawa dapat masuk ke dalam sel. Melalui membran plasma terjadi dua proses

transport atau perpindahan, yaitu transport aktif dan transport pasif. Transpor pasif

merupakan perpindahan zat yang tidak memerlukan energi dari sel, sedangkan

transpor aktif merupakan perpindahan zat yang memerlukan energi. Perpindahan zat

ini terjadi karena perbedaan konsentrasi antar larutan. Transpor aktif melalui

peristiwa endositosis dan eksositosis. Transport aktif melalui peristiwa difusi dan

osmosis.

Difusi memiliki arti sebgai proses perpindahan atau pergerakan molekul zat

atau gas dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah. Difusi melalui membrane

dapat berlangsung melalui tiga mekanisme, yaitu difusi sederhana, difusi melalui

saluran yang terbentuk oleh protein transmembran, dan difusi difasilitasi. Pada

hakikatnya osmosis adalah difusi. Para ahli kimia menyatakan bahwa osmosis adalah

difusi dari tiap-tiap pelarut melalui suatu selaput yang permeable secara diferensial.

Membran sel yang meloloskan molekul tertentu tetapi menghalangi molekul yang

54
lain dikatakan permeabel secara diferensial. Secara sederhana osmosis dapat

dikatakan difusi air atau perpindahan suatu zat melalui selaput permeabel secara

diferensial dari suatu tempat yang berkonsentrasi tinggi ke tempat yang

berkonsentrasi rendah

Terjadinya proses difusi dan osmosis dapat diamati dari uji coba yang

sederhana. Zat yang ada di dalam dan di luar sel akan melakukan perpindahan untuk

mencapai keseimbangan. Tanpa disadari, proses osmosis dan difusi berlangsung pada

kehidupan sehari-hari manusia. Contohnya proses difusi yang berlangsung saat

manusia menghirup nafas yang menjadi kebutuhan paling mendasar manusia untuk

dapat mempertahankan hidupnya.

B. Tujuan

Praktikum difusi dan osmosis ini bertujuan untuk mempelajari terjadinya proses

difusi dan osmosis

55
II. TINJAUAN PUSTAKA

Metabolisme pada organisme multi seluler meliputi banyak hal diantaranya

transpor materi dan energi. Sistem transportasi sangat penting bagi tumbuhan dan

hewan yang berkaitan dengan massa organisme. Pada tumbuhan dan hewan yang

masih sederhana atau belum memiliki struktur organisme rumit, transpot materi

(nutrien dan zat hara) dan hasil metabolisme cukup dari sel ke sel. Transportasi

tersebut dapat berlangsung secara aktif maupun pasif. Transportasi pasif berlangsung

antara lain secara osmosis. Protoplasma sel mempunyai plasma (pada tumbuhan) atau

selaput sel (pada hewan) yang mampu mengatur secara selektifaliran cairan dari

lingkungan suatu sel ke dalam sel atau sebaliknya. Terdapat dua proses fisiokimia

yang penting yaitu difusi dan osmosis (Volk dan Wheeler, 2008).

Campbell (2010) mengatakan bahwa difusi adalah gerakan pasif molekul dalam

larutan yang berkonsentrasi tinggi ke yang berkonsentrasi lebih rendah Molekul

memiliki energi kinetik intrinsik yang disebut gerak termal (kalor). Suatu akibat

gerak termal ialah difusi, kecenderungan molekul setiap zat untuk menyebar ke

seluruh ruangan yang ada. Menurut Prasaja (2012), Difusi adalah gerakan molekul

atau ion menembus membran berdasarkan gradien konsentrasi. Difusi merupakan

suatu cara dimana zat bergerak masuk, melalui dan keluar sel. Dalam

spesies multisel, difusi juga memindahkan zat antarsel pada daerah yang berbeda

dalam tubuhnya atau antarsel dilingkungan eksternal sel. Jika pertikel suatu zat dapat

56
bergerak bebas tanpa terhambat oleh gaya tarik, maka dalam jangka waktu tertentu

partikel-pertikel itu akan tersebar merata dalam ruang yang ada. Sampai distribusi

merata seperti itu terjadi akan terdapat banyak partikel yang bergerak dari daerah

tempat partikel lebih pekat ke daerah yang partikelnya kurang pekat, dan secara

menyeluruh gerakan partikel pada arah tertentu disebut difusi.

Mekanisme difusi melalui membran dapat berlangsung melalui tiga mekanisme,

yaitu difusi sederhana, difusi melalui saluran yang terbentuk oleh protein

transmembran, dan difusi difasilitasi.  Difusi sederhana melalui membran

berlangsung karena molekul-molekul yang berpindah atau bergerak melalui membran

bersifat larut dalam lemak (lipid) sehingga dapat menembus lipid bilayer pada

membran secara langsung. Membran sel permeabel terhadap molekul larut lemak

seperti hormon steroid, vitamin A, D, E, dan K serta bahan-bahan organik yang larut

dalam lemak, Selain itu, memmbran sel juga sangat permeabel terhadap molekul

anorganik seperti O,CO2, HO, dan H2O. Beberapa molekul kecil khusus yang terlarut

dalam serta ion-ion tertentu, dapat menembus membran melalui saluran atau chanel.

Saluran ini terbentuk dari protein transmembran, semacam pori dengan diameter

tertentu yang memungkinkan molekul dengan diameter lebih kecil dari diameter pori

tersebut dapat melaluinya. Sementara itu, molekul – molekul berukuran besar seperti

asam amino, glukosa, dan beberapa garam – garam mineral, tidak dapat menembus

membrane secara langsung, tetapi memerlukan protein pembawa atau transporter

untuk dapat menembus membran.  Proses masuknya molekul besar yang melibatkan

transporter dinamakan difusi difasilitasi (Kimball, 2009).

57
Peristiwa difusi pada tumbuhan sangat penting untuk keseimbangan hidup

tumbuhan. Karbon dioksida (CO2) dan oksigen (O2) diambil oleh tumbuhan dari

udara melalui proses difusi. Pengambilan air dan garam mineral oleh tumbuhan dari

dalam tanah, salah satunya melalui proses difusi. Difusi zat dari dalam tanah ke

dalam tubuh tumbuhan  disebabkan konsentrasi garam mineral di tanah lebih tinggi

daripada di dalam sel. Demikian juga gas CO 2 di udara masuk ke dalam tubuh

tumbuhan karena konsentrasi CO2di udara lebih tinggi daripada di dalam sel

tumbuhan. Sebaliknya, O2 dapat berdifusi keluar tubuh tumbuhan jika konsentrasi

O2 dalam tubuh tumbuhan lebih tinggi akibat adanya fotosintesis dalam sel (Loveless,

2010).

Osmosis merupakan difusi air melintasi membran semipermeabel dari daerah

dimana air lebih banyak ke daerah dengan air yang lebih sedikit. Osmosis sangat

ditentukan oleh potensial kimia air atau potensial air, yang menggambarkan

kemampuan molekul air untuk dapat melakukan difusi. Sejumlah besar volume air

akan memiliki kelebihan energi bebas daripada volume yang sedikit, di bawah

kondisi yang sama. Energi bebas zuatu zat per unit jumlah, terutama per berat gram

molekul (energi bebas mol-1) disebut potensial kimia. Potensial kimia zat terlarut

kurang lebih sebanding dengan konsentrasi zat terlarutnya. Zat terlarut yang berdifusi

cenderung untuk bergerak dari daerah yang berpotensi kimia lebih tinggi menuju

daerah yang berpotensial kimia lebih kecil (Arjatmo, 2008).

Osmosis adalah perpindahan air melalui membran permeabel selektif dari

bagian yang lebih encer ke bagian yang lebih pekat. Membran semipermeabel harus

58
dapat ditembus oleh pelarut, tapi tidak oleh zat terlarut, yang mengakibatkan gradien

tekanan sepanjang membran. Osmosis merupakan suatu fenomena alami, tapi dapat

dihambat secara buatan dengan meningkatkan tekanan pada bagian dengan

konsentrasi pekat menjadi melebihi bagian dengan konsentrasi yang lebih encer.

Gaya per unit luas yang dibutuhkan untuk mencegah mengalirnya pelarut melalui

membran permeabel selektif dan masuk ke larutan dengan konsentrasi yang lebih

pekat sebanding dengan tekanan turgor. Tekanan osmotik merupakan sifat koligatif,

yang berarti bahwa sifat ini bergantung pada konsentrasi zat terlarut, dan bukan pada

sifat zat terlarut itu sendiri.Osmosis adalah suatu topik yang penting dalam biologi

karena fenomena ini dapat menjelaskan mengapa air dapat ditransportasikan ke dalam

dan ke luar sel (Loveless, 2010).

Menurut Sasmitradihardja dan Siregar (2009), osmosis sangat ditentukan oleh

potensial kimia air yang merupakan suatu konsep mendasar dalam fisiologi

tumbuhan. Potensial kimia air menggambarkan kemampuan air dalam melakukan

proses difusi. Potensial kimia zat terlarut sebanding dengan potensial kimia

pelarutnya. Sehingga, zat terlarut berdifusi dari daerah yang memiliki gradient

konsentrasi tinggi ke gradient yang konsentrasinya rendah. Osmosis adalah difusi

melalui membran semipermiabel, masuknya larutan ke dalam sel-sel endodermis

merupakan contoh proses osmosis. Dalam tubuh organisme multiseluler, air bergerak

dari satu sel ke sel yang lainnya dengan leluasa. Selain air, molekul-molekul yang

berukuran kecil seperti O2 dan CO2 juga mudah melewati membran sel. Molekul-

molekul tersebut akan berdifusi dari daerah dengan konsentrasi tinggi ke konsentrasi

59
rendah. Proses osmosis akan berhenti konsentrasi zat di kedua sisi membran tersebut

telah mencapai keseimbangan.

60
III. METODE PRAKTIKUM

A. Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam praktikum difusi adalah gelas piala dan pasteur

pipet serta bahan yang diperlukan adalah larutan metilin biru pekat, kristal tembaga

sulfat (CuSO4), dam akuades. Alat yang digunakan dalam praktikum osmosis adalah

erlenmeyer dan timbangan serta bahan yang diperlukan adalah kentang, sukrosa 21%,

dan akuades.

B. Prosedur Kerja

- Difusi

1. Larutan metilin biru pekat diteteskan ke dalam gelas piala yang berisi air.

Penyebaran warna biru dari metilin biru diamati.

2. Kristal tembaga sulfat dimasukkan ke dalam gelas piala yang berisi air.

Penyebaran warna biru kristal tembaga sulfat diamati.

3. Waktu sampai larutan merata dicatat.

4. Percobaan dengan metilin biru dan Kristal tembaga sulfat diulangi, tetapi setelah

penetesan larutan segera diaduk. Apa yang terjadi diamati.

- Osmosis

1. Kentang dipotong dengan cetakan menjadi dua potongan silindris dengan

panjang 5 cm.

61
2. Potongan kentang ditimbang dan hasilnya dicatat.

3. Beker glass pertama diisi dengan 75 ml air mineral.

4. Beker glass kedua diisi dengan 75 ml air mineral lalu ditambahkan 10 ml air

gula, diaduk hingga rata.

5. Satu potongan kentang dimasukkan ke dalam air mineral dan yang satu ke dalam

campuran air mineral dan gula.

6. Dibiarkan selama 30 menit.

7. Setelah 30 menit, potongan kentang dikeluarkan dan masing-masing ditimbang.

8. Hasilnya dicatat dan dianalisis, lalu dibandingkan dengan sebelum dimasukkan

ke dalam larutan.

62
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Tabel 3.1 Difusi


No Perlakuan Waktu
Tanpa diaduk Diaduk
1. Air 200ml + Metilin blue 1 tetes 28 menit 3,3 detik 10,27 detik
2. Air 200ml + Tembaga sulfat 43 menit 45,71 22,49 detik
(CuSO4) detik

Kesimpulan :

Jadi, proses difusi paling cepat terjadi pada perlakuan air 200ml + metilin blue 1 tetes

dengan pengadukan. Pada air 200ml + tembaga sulfat (CuSO 4) lebih lambat karena

berbentuk padatan, sedangkan metilin blue berbentuk cairan.

Tabel 3.2 Osmosis


No Perlakuan Waktu
Awal Akhir
1. Air 75 ml + Potongan kentang

63
2. Larutan sukrosa 20% 75ml +
potongan kentang

Kesimpulan :

Pada perlakuan 1 (air 75 ml + potongan kentang) diperoleh bahwa setelah

perendaman massa potongan kentang menjadi bertambah karena konsentrasi air di

luar kentang lebih kecil dari air di dalam kentang. Pada perlakuan 2 (larutan sukrosa

20% 75ml + potongan kentang) diperoleh bahwa setelah perendaman, massa

potongan kentang menjadi berkurang karena konsentrasi air didalam kentang lebih

rendah dari air dilingkungan kentang.

B. Pembahasan

Difusi adalah peristiwa mengalirnya atau berpindahnya suatu zat dalam pelarut

dari bagian konsentrasi tinggi ke bagian berkonsentrasi rendah. Perbedaan

konsentrasi yang ada pada dua larutan disebut gradien konsentrasi. Difusi akan terus

terjadi hingga seluruh partikel tersebar luas secara merata atau mencapai keadaan

kesetimbangan dimana perpindahan molekul tetap terjadi walaupun tidak ada

perbedaan konsentrasi Contoh-contohnya adalah difusi zat warna dalam air tenang,

difusi glukosa dan teknik tomografi, difusi zat melalui membran, difusi oksigen

64
dalam membran polimer. Bahkan difusi tidak hanya terjadi pada skala mikro tetapi

juga skala makro, seperti difusi gas dalam galaksi. Model dasar yang digunakan

dalam penelitian tentang difusi biasanya adalah hukum Fick, namun bentuknya akan

bervariasi sesuai dengan asumsi-asumsi peneliti. Difusi larutan gula sangat penting

dalam dunia biologi, contohnya adalah fenomena transport gula dalam tanaman (Siti,

2016). Sedangkan menurut Rachmadiarti (2013) difusi merupakan proses fisik yang

dapat diamati dengan beberapa tiap molekul. Sebagai contoh, ketika cat warna di

tempatkan dalam air molekul zat warna dan molekuair bergerak dalam berbagai arah,

yang arahnya dari daerah dengan konsentrasi lebih rendah. Akhirnya, zat warna larut

dalam air, menghasilkan larutan berwarna.

Menurut Prajatmo (2008), ada beberapa faktor yang mempengaruhi kecepatan

difusi, yaitu:

1.      Ukuran partikel.semakin kecil ukuran partikel, semakin cepat partikel itu

bergerak, sehingga kecepatan difusi tinggi.

2.      Ketebalan membran. Semakin tebal membran semakin lambat kecepatan difusi.

3.      Luas suatu area. Semakin besar luas area, semakin cepat kecepatan difusinya.

4.      Suhu. Semakin tinggi suhunya, partikel mendapatkan energi untuk bergerak

dengan lebih cepat. Maka semakin cepat pula kecepatan difusinya.

5.      Jaarak. Semakin besar jarak antara dua konsentrasi semakin lambat kecepatan

difusinya.

65
6.      Perbedaan konsentrasi, makin besar perbedaan konsentrasi antara dua bagian,

makin besar proses difusi yang terjadi

Menurut Anthara (2011) osmosis adalah bergeraknya molekul air melalui

membran semipermiabel (selektif permiabel) dari larutan berkadar rendah menuju

larutan berkadar tinggi hingga kadarnya sama. Seluruh membran sel dan kapiler

permeabel terhadap air, sehingga tekanan osmotik cairan tubuh diseluruh bagian

tubuh sama. Membran semipermiabel adalah membran yang dapat dilalui air, namun

tidak dapat dilalui oleh zat terlarut seperti protein.

Osmosis merupakan suatu peristiwa perembesan suatu molekul air melintasi

membran yang memisahkan dua larutan dengan potensial air yang berbeda. Proses

osmosis berlangsung dari larutan hipotonik menuju larutan yang hipertonik atau

perpindahan air dari molekul larutan yang potensial airnya tinggi ke potensial yang

rendah melalui membran selektif permeabel (semipermeabel). Membran selektif

permeabel adalah selaput pemisah yang hanya dapat dilalui oleh air dan molekul-

molekul tertentu yang larut di dalamnya. Molekul-molekul yang dapat melewati

membran semipermeabel adalah molekul-molekul asam amino, asam lemak dan air,

sedangkan molekul zat yang berukuran besar misalnya polisakarida(pati) dan protein

tidak dapat melewati membran semipermeabel tersebut tetapi memerlukan protein

pembawa atau transporter untuk dapat menembus membran.  Larutan yang memiliki

konsentrasi tinggi memiliki tekanan osmosis yang tinggi pula maupun

sebaliknya.  Setiap sel hidup merupakan sistem osmosis. Jika sel ditempatkan dalam

larutan yang lebih pekat (hipertonis) terhadap cairan sel maka air dalam sel akan

66
terisap keluar. Hal itu akan menyebabkan plasma menyusut. Jika air sel terus terisap

keluar akan menyebabkan plasma terlepas dari sel-sel dan sel akan mengerut.

Sebaliknya jika sel berada dalam larutan hipotonis (lebih encer daripada cairan sel),

air dari luar sel akan masuk ke dalam sel sehingga sel mengembang. Contoh peristiwa

osmosis adalah kentang yang dimasukkan ke dalam air garam (Sulistyowati, 2010).

Kuchel (2012) menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan

osmosis,antara lain :

1. Ukuran zat terlarut, semakin banyak zat terlarut maka kecepatanosmosisnya

semakin cepat.

2. Ketebalan membran, semakin tebal suatu membrane akan menghambatterjadinya

osmosis.

3. Luas permukaan membran, kadar resapan menjadi lebih cepat jika luaspermukaan

membran untuk resapan lebih besar.

4.Suhu, pergerakan molekul dipengaruhi oleh suhu, kadar resapan akanmenjadi lebih

cepat pada suhu yang tinggi dibandingkan suhu yang rendah.

Transpor aktif adalah transpor partikel-partikel melalui membran semipermeabel

yang bergerak melawan gradien konsentrasi yang memerlukan energi dalam bentuk

ATP. Transpor aktif berjalan dari larutan yang memiliki konsentrasi rendah ke larutan

yang memiliki konsentrasi tinggi, sehingga dapat tercapai keseimbangan di dalam sel.

Adanya muatan listrik di dalam dan luar sel dapat mempengaruhi proses ini, misalnya

ion K+, Na+ dan CL – (Alkatiri, 2009).

67
Menurut Riandom (2007) transport aktif merupakan perpindahan zat dari larutan

berkonsentrasi rendah (hiportonis) dan kelarutan berkonsentrasi tinggi (hipertenis)

molekul membrane selektif permiabel. Dengan kata lain transport aktif terjadi dengan

cara melawan gradient konsentrasi untuk itu diperlukan energy berupa ATP contoh

transport aktif antara lain pada pompa ion Na+ dan K+. Pada pompa ion-ion

Na+ yang dalam sel dapat hidup normal karena konsentrasinya lebih tinggi diluar sel

ion-ion Na+ dari dalam sel dengan cara transport aktif. Pada transport aktif

diperlukan energy dari dalam sel. Transport aktif sangat diperlukan untuk memelihara

keseimbangan molekul-molekul kecil dalam sel. Transport aktif berhenti jika

didinginkan pada suhu 2-40c, ada racun atau kehabisan energi.

Transpor zat aktif, transport zat cara ini disebut aktif karena membutuhkan

energi dalam bentuk ATP. Transport aktif melawan gradientkonsentrasi suatu zat.

Berarti zat itu merembes dari ruangan yang mengandung zat A yang berkonsentrasi

rendah ke ruang yang berkonsentrasi tinggi. Perembesan zat ke dalam sel secara

transport aktif disebut absorpsi (Yatim, 2008).

Pada transpor aktif, protein transpor menggunakan energi untuk memompa zat

terlarut melawan gradient konsentrasi menembus membran sel. Energi, sering dalam

bentuk gugus fosfat yang ditransfer ATP, mengubah bentuk transporter. Perubahan

ini menyebabkan transporter melepaskan zat terlarut ke sisi lain membrane.

Sedangkan pada transpor pasif, gradien konsentrasi mendorong terjadinya difusi zat

terlarut menembus membran sel dengan bantuan protein transpor. Protein ini tidak

memerlukan energi dalam membantu pergerakan zat terlarut. Jadi, transpor pasif juga

68
disebut difusi terfasilitasi. Pergerakan zat terlarut tertentu dengan transpor

pasif cendrung menuju sisi membran yang memiliki kadar zat yeng lebih rendah. Hal

ini disebabkan karena molekul atau ion bertumbukan dengan transporter lebih sering

di sisimembran yang memiliki kadar zat terlarut yang lebih tinggi (Prasaja, 2012).

Menurut Wilkina (1992) tranpor pasif yaitu transportasi lintas membran tidak

membutuhkan energi karena hanya menuruni gradien konsentrasi. Transportasi pasif

dibedakan menjadi tiga yaitu difusi, difusi berfasilitasi dan osmosis. Difusi yaitu

transportasi zat dari larutan konsentrasi tinggi (hipertonis) ke larutan konsentrasi

rendah (hipotonis). Difusi berfasilitasi yaitu proses difusi dengan bantuan protein

pembawa untuk memindahkan zat dari satu sisi membran ke membran lain.

Sedangkan osmosis yaitu proses perpindahan air dari daerah yang berkonsentrasi

rendah (hipotonik) ke daerah yang berkonsentrasi tinggi (hipertonik) melalui

membran semipermiabel.

Menurut Setiawati (2012) transpor pasif senyawa yang larut lipid dapat melalui

membran berdasarkan konsentrasi (gradein konsentrasi) senyawa di sebelah luar dan

didalam membran ini adalah senyawa yang bagaikan mengalir begitu saja. Transpor

pasif ini terutama sangat dipengaruhi oleh kelarutan senyawa dalam lipid pada saah

pH lingkungan absorbsi, konsentrasi zat sebelah dalam membrane.

Menurut Kustiyah (2008) dalam bidang pertanian, pemahaman tentang transpor

pasif (difusi dan osmosis) sangatlah penting. Misalnya untuk menentukan dosis

pupuk dan obat-obatan yang aman bagi tanaman. Jika dosis terlalu pekat, tanaman

bisa mati karena terjadi plasmolisis. Selain itu, dengan memahami transpor pasif, kita

69
dapat mengetahui bahwa macam zat yang diberikan pada tanaman sebagai nutrien

hendaknya berupa ion-ion yang mudah masuk ke dalam sel-sel tanaman. Zat-zat

organik seperti gula dan protein tidak akan masuk ke dalam sel tanaman karena

membran sel impermeabel terhadap zat-zat tersebut. Zat-zat tersebut justru akan

memicu plasmolisis dan akhirnya mematikan tanaman. Sifat semipermeabel membran

plasma menyebabkan tanaman mampu memilih zat-zat yang dapat masuk ke dalam

sel dan yang tidak.

Pada percobaan proses difusi digunakan CuSO4 dan metilin blue yang

digunakan sebagai pewarna. Menurut Volk (1993) tujuannya untuk melihat adanya

proses difusi pada larutan, dan untuk melihat perbandingan waktu antara CuSO4 dan

metilin blue.

Menurut Arumaningrum (2015) Sukrosa merupakan media osmosis yang baik

karena memiliki sifat jumal higroskopis. Pentingnya proporsi sukrosa bagi sari buah

sangat berpengaruh terhadap kualitas dari sari buah. Hal tersebut dikarenakan

proporsi sukrosa berpengaruh nyata terhadap parameter total padatan terlarut dan

total gula.

Percobaan difusi menggunanan larutan metilen biru dengan air yang diaduk dan

larutan metilen biru dengan air yang tidak diaduk terjadi perbedaan waktu yang

berbeda jauh. Setelah metilen biru dicampurkan air, metilen biru tersebut membentuk

gumpalan yang melingkar. Gumpalan yang melingkar menunjukkan bahwa metilen

biru yang sedang mengalami proses difusi yaitu peristiwa menyebarnya metilen biru

70
yang mempunyai konsentrasi tinggi ke air yang mempunyai konsentrasi yang lebih

rendah untuu mencapai keadaan homogen pada larutan. (Mursidi, 2015).

Berdasarkan hasil yang didapat pada percobaan difusi menggunakan air 200 ml

dan metilin blue 1 tetes dengan air 200 ml ditambah tembaga sulfat (CuSO4)

dinyatakan bahwa proses difusi pada air 200ml ditambah metilin blue lebih cepat

dibandingkan dengan air yang ditambah tembaga sulfat. Sedangkan dalam perlakuan

diaduk dan tidak diaduk didapatkan bahwa perlakuan yang diaduk lah yang lebih

cepat larut. Hal ini seesuai dengan pernyataan Trihandaru (2012) yang menyatakan

difusi dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya ukuran partikel karena semakin

kecil partikel maka akan cepat bergerak, sehingga kecepatan difusi semakin tinggi.

Selain itu faktor yang mempengaruhi kecepatan difusi yaitu Ketebalan membran.

Semakin tebal membran, semakin lambat kecepatan difusi.

Pada percobaan osmosis didapatkan bahwa pada kentang yang direndam air 75

ml dengan kentang yang direndam larutan sukrosa, bobot kentang yang direndam

oleh air bertambah sedangkan pada perendaman kentang dengan sukrosa bobot

kentangnya berkurang. Hal ini sesuai dengan pernyataan Wirawan (2013) yang

menjelaskan bahwa dua faktor penting yang mempengaruhi osmosis yaitu kadar air

dan materi terlarut yang ada di dalam sel dan kadar air dan materi terlarut yang ada di

luar sel. Osmosis adalah gerakan suatu materi, misalnya air melintasi suatu selaput

atau membran. Air selalu bergerak melewati membran ke arah sisi yang mangandung

jumlah materi terlarut paling banyak dan kadar air paling sedikit. Sedangkan

Menurut Yahya (2015) gaya per unit luas yang dibutuhkan untuk mencegah

71
mengalirnya pelarut melalui membran permeabel selektif dan masuk ke larutan

dengan konsentrasi yang lebih pekat sebanding dengan tekananturgor. Tekanan

osmotik merupakan sifat koligatif, yang berarti bahwa sifat ini bergantung pada

konsentrasi zat terlarut, dan bukan pada sifat zat terlarut itu sendiri.

72
V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Proses difusi terjadi dari larutan yang berkonsentrasi tinggi menuju larutan

yang berkonsentrasi rendah. Dibuktikan dengan campuran yang mengandung larutan

metilin blue lebih cepat larut daripada campuran yang mengandung tembaga sulfat

karena metilin blue berbentuk cairan sedangkan tembaga sulfat berbentuk

padatan. Proses osmosis terjadi dari larutan yang memiliki kekentalan rendah

(hipotonis) menuju ke larutan yang kekentalannya tinggi (hipertonis). Dibuktikan

dengan, masuknya aquades kedalam dalam kentang.

B. Saran

Sebaiknya praktikan lebih teliti dalam menghitung waktu percobaan sehingga

data yang didapat lebih akurat dan sebaiknya semua praktikan mencoba setiap

perlakuan yang berbeda pada praktikum ini.

73
DAFTAR PUSTAKA

Alkatiri, S. 2009. Kajian Ringkas Biologi. Airlangga University Press, Surabaya.

Anthara, Made suma. 2011. Homeostasis Cairan Tubuh pada Anjing dan Kucing.

Jurnal Buletin Veteriner Udayana. 3(1) : 23-37.

Arjatmo, et al. 2008. Biologi Umum I. Angkasa, Bandung.

Arumaningrum, et al. 2015. Pengaruh Sukrosa dan Lama Osmosis Sari Buah Naga.

Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem. 3(1).

Badriyah dan Prasetyani. 2010. Kinetika Adsorpsi Cangkang Telur pada zat Warna

Metilin Biru. Journal of Chemistry. 2(3).

Campbell, et al. 2010. Biologi Jilid 3. Erlangga, Jakarta.

Kimball, J.W. 2009. Biologi Edisi Pertama. Erlangga, Jakarta.

Kuchel, et al . 2012. Biokimia. Erlangga, Jakarta.

Kustiyah. 2011. Miskonsepsi Difusi dan Osmosis Pada Siswa MAN Model

Palangkaraya. Jurnal Ilmiah Guru Kanderang Tingang 1(1) : 24-37.

Loveless, A.R. 2010. Prinsip-Prinsip Biologi Tumbuhan Untuk Daerah Tropik I.

Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Mursidi, Raden. 2015. Desain Perajang Serbaguna Dengan Tipe Blade Shading dan

Sistem Transfer Tenaga Semi Mekanis dan Mekanis. Jurnal Agroindustri. 3(2).

Parjatmo,Widjojo. 2008. Biologi Umum 1.  Angkasa, Jakarta.

74
Prasaja, Y. 2012. Biologi: Kesatuan dan Keragaman Makhluk Hidup Edisi 12. 

Salemba Teknika, Jakarta.

Rachmadiarti, Fida. 2013. Biologi Umum. Unesa University Pree, Surabaya.

Sasmitradihardja, et al. 2009. Fisiolog Tumbuhan. ITB Press, Bandung.

Setiawati. 2012. Biologi Interaktif. Aela Press, Jakarta.

Siti, Nur. 2016. Proses Difusi Molekul KMnO4 atau CuSO4 Di dalam Aquades dan

Tekanan Osmotik Cairan Sel Daun Rhoe discolor Dalam Larutan Glukosa

Dengan Konsentrasi Yang Berbeda. Jurnal Difusi dan Osmosis. 3(2).

Sulistyowati, Uut. 2010. Biologi. PT. Temprina Media Grafika, Nganjuk.

Trihandaru, Suryasatriya Dkk. 2012. Pemodelan Dan Pengukuran Difusi Larutan

Gula Dengan Lintasan Cahaya Laser. Jurnal Ilmiah. 26(3) : 823-853.

Volk dan Wheeler. 2008. Mikrobiologi dasar. Erlangga, Jakarta.

Volk. 1993. Mikrobiologi Dasar. Erlangga, Jakarta

Wilkina. 2010. Fisiologi Tumbuhan. Bumi Aksara, Jakarta.

Wirawan, Kompiang. 2013. Analisis Permeasi Air Pada Dehidrasi Osmosis Pepaya.

Jurnal Agritech. 33(3).

Yahya. 2015. Perbedaan Tingkat Laju Osmosis Antara Umbi Solonum Tuberosum

Dan Doucus Carota. Jurnal biologi. 4(1) :197-206.

Yatim, Wildan. 2008. Biologi Modern. Tarsito, Bandung.

75
LAMPIRAN

Gam

bar 3.1 Mengambil Gambar 3.2 Larutan Gambar 3.3 Difusi tanpa

aquades 200 ml metilin blue diaduk

Gambar 3.4 Difusi Gambar 3.5 Hasil proses Gambar 3.6 Massa

dengan pengadukam difusi kentang sebelum

direndam

Gambar 3.7 Perendaman Gambar 3.8 Perendaman Gambar 3.9 Meneteskan

kentang dalam air kentang dengan sukrosa metilin blue pada air

76

Anda mungkin juga menyukai