PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Makhluk hidup yang ada di bumi ini tidak dapat terlepas dari kebutuhan
akan air. Air merupakan kebutuhan utama bagi proses kehidupan. Namun dewasa
ini air menjadi masalah yang perlu mendapat perhatian yang seksama dan cermat
karena air sudah banyak tercemar oleh bermacam-macam limbah dari hasil
kegiatan manusia, baik limbah dari kegiatan industri, limbah dari kegiatan rumah
tangga, dan dari kegiatan lainnya. Komponen pencemar air dapat berupa bahan
buangan padat, bahan buangan organik dan anorganik, bahan buangan bahan
makanan, bahan buangan cairan berminyak, bahan buangat zat kimia seperti
sabun, deterjen, dan zat warna sintetis serta bahan buangan berupa panas.
alam menjadi bahan pangan dan sandang. Pesatnya kemajuan teknologi dan
113
makhluk hidup disebut dengan polutan. Polutan ini dapat berupa zat kimia, debu,
manusia, akan tetapi disisi lain kemajuan ini dapat pula berdampak pada
lingkungan hidup yang pada akhirnya berdampak pula terhadap manusia. Agar
lingkungan dapat terjaga dengan baik, maka semua kegiatan yang berkaitan
mempengaruhi air yang ada pada ekosistem penerimanya, bahkan pada akhirnya
akan berakibat pada berubahnya komposisi kandungan zat yang ada di dalamnya
atau dengan kata lain akan mengakibatkan terjadinya pencemaran pada ekosistem
perairan. Salah satu hal yang menyebabkan terjadinya perubahan kualitas air
B. Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk membandigkan kestabilan relative dari air yang
terpolusi dengan air bersih, dengan menggunakan larutan metilin biru. Metilin
biru akan tetap berwarna biru selama masih ada oksigen yang terlarut dalam air.
Jika tidak ada lagi oksigen yang terlarut dalam air, metilin biru akan menjadi tiak
bewarna.
114
II. TINJAUAN PUSTAKA
makhluk hidup, zat energi, dan atau komponen lain ke dalam lingkungan, atau
berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam
lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan
Tahun 1982). Zat atau bahan yang dapat mengakibatkan pencemaran disebut
dengan kadar 0,033% di udara berfaedah bagi tumbuhan, tetapi bila lebih tinggi
hal ini disebabkan oleh oksigen terlarut dalam air diserap oleh mikroorganisme
biasa atau menjadi bahan yang mudah menguap. Dalam proses degradasi
membutuhkan berkisar 10-20 hari pada suhu 20oC, dalam 2 hari kemungkinan
besar reaksi sudah mencapai 50% dan pada hari ke 5 reaksi sudah mencapai 75%
bahan terdegradasi, ini tergantung dari kerja mikroorganisme dan jumlah oksigen
cepat kandungan O2 dalam air habis, sehingga dapat dikatakan bahwa kestabilan
115
Menurut Setiawan (2011), pada dasarnya bahan pencemar air dapat
dikelompokkan menjadi:
industri gula tebu, sampah rumah tangga (sisa-sisa makanan), kotoran manusia
dan kotoran hewan, tumbuh-tumbuhan dan hewan yang mati. Untuk proses
apabila sampah-sampah tersbut terdapat dalam air, maka perairan (sumber air)
tersebut akan kekurangan oksigen, ikan-ikan dan organisme dalam air akan mati
protein (hewani/nabati) akan menghasilkan gas H2S yang berbau busuk, sehingga
mengandung virus dan bakteri misal bakteri coli yang dapat menyebabkan
penyakit saluran pencernaan (disentri, kolera, diare, types) atau penyakit kulit.
Bahan pencemar ini berasal dari limbah rumah tangga, limbah rumah sakit atau
seperti merkuri (Hg), kadmium (Cd), Timah hitam (pb), tembaga (Cu), garam-
dalam tubuh biasanya melalui makanan dan dapat tertimbun dalam organ-organ
tubuh seperti ginjal, hati, limpa saluran pencernaan lainnya sehingga mengganggu
116
4. Bahan pencemar organik yang tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme yaitu
senyawa organik berasal dari pestisida, herbisida, polimer seperti plastik, deterjen,
serat sintetis, limbah industri dan limbah minyak. Bahan pencemar ini tidak dapat
sehingga menutupi permukaan air. Selain itu akan mengganggu ekosistem air,
mematikan ikan dan organisme dalam air, karena kadar oksigen dan sinar
matahari berkurang. Hal ini disebabkan oksigen dan sinar matahari yang
diperlukan organisme dalam air (kehidupan akuatik) terhalangi dan tidak dapat
kimiawi lainnya dalam penguraian bahan organik didalam air. Kebutuhan oksigen
organisme pada saat pemecahan bahan organik, pada kondisi aerobik. Pemecahan
bahan organik diartikan bahwa bahan organik ini digunakan oleh organisme
BOD, secara umum banyak dipakai untuk menentukan tingkat pencemaran air
117
prosedur bioassay yang menyangkut pengukuran banyaknya oksigen yang
yang ada dalam suatu perairan, pada kondisi yang harnpir sama dengan kondisi
yang ada di alam. Selama pemeriksaan BOD, contoh yang diperiksa harus bebas
dari udara luar untuk rnencegah kontaminasi dari oksigen yang ada di udara
bebas. Konsentrasi air buangan/sampel tersebut juga harus berada pada suatu
tingkat pencemaran tertentu, hal ini untuk menjaga upaya oksigen terlarut selalu
kelarutan oksigen dalam air terbatas dan hanya berkisar ± 9 ppm pads suhu 20°
(Salmin, 2005).
berasal dari udara dan hasil proses fotosintesis tumbuhan air. Oksigen diperlukan
oleh semua mahluk yang hidup di air seperti ikan, udang, kerang dan hewan
terlarut digunakan bakteri aerob untuk mengoksidasi karbon dan nitrogen dalam
bahan organik menjadi karbondioksida dan air. Sehingga kadar oksigen terlarut
akan berkurang dengan cepat dan akibatnya hewan-hewan seperti ikan, udang dan
kerang akan mati. Suatu perairan yang tingkat pencemarannya rendah dan bisa
dikatagorikan sebagai perairan yang baik, maka kadar oksigen terlarutnya (DO) >
5 ppm dan kadar oksigen biokimianya (BOD) berkisar 0 - 10 ppm (Salmin, 2005).
Air yang tercemar mempunyai kandungan oksigen yang sangat rendah, hal
ini disebabkan oleh oksigen terlarut dalam air diserap oleh mikroorganisme untuk
118
mendegradasi bahan buangan organik sehingga meliputi reaksi oksidasi biasa atau
sekitar 10-20 hari pada suhu 20°C, dalam 2 hari kemungkinan besar reaksi sudah
mencapai 50% dan pada hari ke 5 reaksi sudah mencapai 75% bahan terdegradasi
dan ini tergantung dari kerja mikroorganisme dan jumlah oksigen terlarut.
kandungan O2 dalam air habis sehingga dapat dikatakan bahwa kestabilan relatif
119
III. METODE PRAKTIKUM
plastik dan karet untuk penutup 3 buah, pipet tetes, dan spidol. Sedangkan bahan-
bahan yang dibutuhkan adalah larutan metilin biru 0,1%, air selokan, air kolam,
B. Prosedur Kerja
terkocok.
8. Setiap hari perubahan warna pada larutan dicatat pada lembar kerja.
120
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Tabel 5.1 Perubahan warna pada limbah domestik yang telah ditetesi metilin biru.
No Perlaku Hari ke-1 Hari ke-2 Hari ke-3 Hari ke-4 Hari ke-5
. -an
1. Air
selokan
2. Air
kolam
3. Air
hujan
B. Pembahasan
Menurut Masduqi (2009), Kualitas air adalah kondisi kalitatif air yang
121
keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 115 tahun 2003). Kualitas
air dapat dinyatakan dengan parameter kualitas air. Parameter ini meliputi
Kualitas air secara umum menunjukkan mutu atau kondisi air yang
kualitas air akan berbeda dari suatu kegiatan ke kegiatan lain, sebagai contoh
kualitas air untuk keperluan irigasi berbeda dengan kualitas air untuk keperluan
Menurut penulis, kualitas air adalah tingkatan atau tolak ukur suatu air
apakah pantas atau tidak. Kualitas air minum akan berbeda pada kualitas air hujan
yang memiliki tingkat keasamaan tinggi, air kolam dengan kandungan kaporitnya,
Pada praktikum kali ini akan dilakukan pengamatan kualitas suatu air
berdasarkan pada jenis air yang berbeda-beda, yang pertama digunakan adalah air
selokan. Air selokan biasanya merupakan air buangan yang bersumber dari rumah
tangga, yaitu air limbah yang berasal dari pemukiman penduduk. Pada umumnya
air limbah ini terdiri dari tinja, air seni, air bekas cucian dapur dan kamar mandi,
dan air bekas cucian deterjen yang biasanya terdiri dari bahan-bahan organik. Air
air kolam tersebut. Namun biasanya air kolam bisa mengandung kaporit dan
logam berat yang berbahaya bagi kesehatan manusia. Sedangkan air hujan
122
pembakaran kendaraan dan industri yang melayang bebas di udara yang kemudian
bertabrakan dengan butiran air dan hasilnya butiran air menjadi kotor. (Arul Rizal,
2008).
Dalam air yang tercemar biasanya terdapat polutan, polutan adalah suatu
Sedangkan suatu lingkungan yang termasuki oleh polutan dapat disebut sebagai
polusi. Dalam hal ini, dapat dikatakan bahwa air yang telah terpolusi oleh polutan
merupakan limbah yang memiliki arti seuatu zat atau bahan sisa / sampah yang
kualitasnya telah menurun dan biasanya sudah tak dapat lagi digunakan.
akibat air buangan penduduk atau industri, dan untuk mendisain sistem-sisitem
pengolahan biologis bagi air yang tercermar tersebut. Biological Oxygen Demand
(BOD) adalah suatu analisa empiris yang mencoba mendekati secara global
(mengoksidasikan) hampir semua zat organis yang terlarut dan sebagian zat-zat
Untuk mengetahui angka BOD pada suatu air yang tercemar, praktikum
kali ini menggunakan larutan metilin biru sebagai reaktan. Warna biru pada
larutan akan cepat menghilang pada air yang mengandung mikroba dengan
aktivitas tinggi karena semakin tinggi aktivitas mikroba didalam air maka
kandungan oksigen didalam air pun akan cepat habis. Namun, pada hasil
pengamatan kali ini justru tidak sesuai dengan teori. Setelah melakukan
123
pengamatan selama 5 hari warna pada sampel yang lebih cepat tidak berwarna
adalah air hujan, sedangkan yang masih tetap berwarna biru adalah air selokan.
Kesalahan pada hasil pengamatan ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor, salah
satu nya jumlah atau volume larutan metilin biru yang diteteskan pada setiap
124
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Kualitas air secara umum menunjukkan mutu atau kondisi air yang
B. Saran
Adapun saran untuk praktkum ini sebaiknya dilakukan dengan lebih hati-
hati ketika meneteskan larutan metilin biru kedalam sampel, upayakan semua
sampel mendapatkan larutan metilin biru dengan jumlah yang sama banyak agar
125
DAFTAR PUSTAKA
Alkhair, Aisyah. 2013. Jenis Polutan Pada Air. Jurnal Pencemaran Air. 3(2) : 1-7.
Makassar.
Hendrawan, Diana. Kualitas Air Sungai dan Situ di DKI Jakarta. Jurnal Makara.
9(1): 13-19.
Bhayangkara, Jakarta.
126
terhadap Distribusi Plankton di Perairan Bangka Belitung. Jurnal
Hasanuddin, Makassar.
127
LAMPIRAN
128