Anda di halaman 1dari 5

Endryan Patama Riswanto

191910101100
Proses Pengecoran dan Metalurgi Serbuk B

I Proses Pembuatan Serbuk


Ada beberapa cara dalam pembuatan serbuk
a. Decomposition, terjadi pada material yang berisikan elemen logam. Material akan
menguraikan/memisahkan elemen-elemenya jika dipanaskan pada temperature
yang cukup tinggi. Proses ini melibatkan dua reaktan, yaitu senyawa metal dan
reducing agent. Kedua reaktan mungkin berwujud solid, liquid, atau gas.
b. Atomization of Liquid Metals, material cair dapat dijadikan powder (serbuk)
dengan cara menuangkan material cair dilewatkan pada nozzel yang dialiri air
bertekanan, sehingga terbentuk butiran kecil-kecil.
c. Electrolytic Deposition, pembutan serbuk dengan cara proses elektrolisis yang
biasanya menghasilkan serbuk yang sangat reaktif dan brittle. Untuk itu material
hasil electrolytic deposition perlu diberikan perlakuan annealing khusus. Bentuk
butiran yang dihasilkan oleh electolitic deposits berbentuk dendritik.
d. Mechanical Processing of Solid Materials, pembuatan serbuk dengan cara
menghancurkan material dengan ball milling atau dengan proses pengikisan
dengan mechanical grinding. Material yang dibuat dengan Mechanical processing
harus material yang mudah retak seperti logam murni, bismuth, antimony, paduan
logam yang relative keras dan britlle, dan keramik.
II Mixing (Pencampuran)
Homogenisasi pada serbuk logam harus dilakukan secara menyeluruh supaya
sukses dalam pemadatan dan sintering. Istilah blending dan mixing digunakan dalam
konteks ini. Blending mengacu pada serbuk dengan komposisi kimia yang sama tetapi
memungkinkan ukuran partikel yang berbeda saling berbaur. Ukuran partikel yang
berbeda sering dicampur untuk mengurangi porositas. Mixing mengacu pada
penggabungan serbuk dari berbagai bahan kimia. Keuntungan teknologi metalurgi
serbuk adalah kesempatan untuk mencampur berbagai logam menjadi paduan yang
sulit atau tidak mungkin diproduksi dengan cara lain.Penekanan Material.
Faktor penentu kehomogenan distribusi partikel, antara lain:
1. Kecepatan Pencampuran
2. Lamanya waktu pencampuran
3. Ukuran Partikel
4. Jenis Material
5. Temperatur
6. Media Pencampuran
Semakin besar kecepatan pencampuran, semakin lama waktu pencampuran, dan
semakin kecil ukuran partikel yang dicampur, maka distribusi partikel semakin
homogen.
III Compaction
Proses kompaksi adalah suatu proses pembentukan logam dari serbuk
logam dengan mekanisme penekanan setelah serbuk logam dimasukkan ke dalam
cetakan (die). Proses kompaksi pada umumnya dilakukan dengan penekanan satu arah
dan dua arah. Pada penekan satu arah penekan atas bergerak kebawah. Sedangkan
pada dua arah, penekan atas dan penekan bawah saling menekan secara bersamaan
dalam arah yang berlawanan. Jenis dan macam produk yang dihasilkan oleh proses
metalurgi serbuk sangat ditentukan proses kompaksi dalam membentuk serbuk
dengan kekuatan yang baik.
Bahan bahan dengan kekerasan rendah, seperti aluminium, kuningan, dan
perunggu memerlukan tekanan pemadatan yang rendah. 10 Bahan-bahan dengan
kekerasan tinggi seperti besi, baja, dan nikel paduan memerlukan tekanan pemadatan
yang tinggi. Semakin tinggi tekanan pemadatan akan menaikkan berat jenis hingga
kondisi optimum. Di atas tekanan optimum tersebut, peningkatan tekanan tidak akan
memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kenaikan massa jenis.
Penekanan terhadap serbuk dilakukan agar serbuk dapat menempel satu
dengan lainnya sebelum ditingkatkan ikatannya dengan proses sintering. Dalam
proses pembuatan suatu paduan dengan metode metalurgi serbuk, terikatnya serbuk
sebagai akibat adanya interlocking antar permukaan, interaksi adesikohesi, dan difusi
antar permukaan. Untuk yang terakhir ini (difusi) dapat terjadi pada saat dilakukan
proses sintering. Bentuk benda yang dikeluarkan dari pressing disebut bahan kompak
mentah, telah menyerupai produk akhir, akan tetapi kekuatannya masih rendah.
Kekuatan akhir bahan diperoleh setelah proses sintering

IV Setelah proses pemadatan, compact green tidak memiliki kekuatan dan


kekerasan. Oleh sebab itu diperlukan proses sintering. Sintering adalah proses
perlakuan panas yang dilakukan pada compact untuk mengikat partikel logamnya,
sehingga meningkatkan kekuatan dan kekerasan. Sintering biasanya dilakukan pada
suhu antara 0,7 sampai 0,9 kali titik cair logam. Istilah solid-state sintering kadang
digunakan untuk proses sintering konvensional ini karena logamnya tidak mencair.
Dalam praktik sintering modern, atmosfer pada tungku dikendalikan.
Atmosfer pada tungku sintering yang umum digunakan adalah gas inert, nitrogen,
amonia, hidrogen, dan gas alam. Atmosfer vakum digunakan untuk logam tertentu,
seperti stainless steel dan tungsten. Tujuan dari pengendalian atmosfer antara lain:
 Mencegah oksidasi.
 Menghilangkan oksida yang ada.
 Menyediakan atmosfer karburisasi.
 Membantu menghilangkan pelumas dan bahan pengikat yang digunakan saat
proses pemadatan.
JUDUL Perancangan Gear Test Rig Dengan Pembebanan Pre
Twist

NAMA JURNAL Jurnal Teknik Mesin S-1

VOLUME DAN Vol. 2 No.3 :275-281


HALAMAN
TAHUN 2014

PENULIS Ahmad Abdul Rozak, Djoeli Satrijo, Achmad Widodo

REVIEWER Endryan Pratama Riswanto

TANGGAL 8 November 2020

TUJUAN PENELITIAN Penelitian ini bertujuan untuk merancang gear test rig
yang akan digunakan untuk mengetahui dan mendeteksi
gangguan atau kerusakan pada roda gigi dengan analisa
spektrum getaran.
SUBJEK PENELITIAN Penelitian ini difokuskan pada perancangan Gear Test
Rig.
METODE PENELITIAN Metode perancangan morfologi digunakan dalam
perancangan produk gear test rig untuk menghasilkan
varian konsep produk, yang kemudian dipilih
berdasarkan point tertinggi
HASIL PENELITIAN Deteksi gangguan atau kerusakan pada roda gigi, dapat
diketahui dengan pendekatan analisis spektrum getaran.
Dengan analisa spektrum getaran ini, dapat diketahui
kondisi kerusakan roda gigi berdasarkan ciri getaran
tertentu yang ditimbulkannya dari data respon getaran
yang diukur. Untuk itu diperlukan sebuah alat gear test
rig untuk mensimulasikannya ditimbulkannya dari data
respon getaran yang diukur. Untuk itu diperlukan sebuah
alat gear test rig untuk mensimulasikannya. Pada tahap
evaluasi setiap konsep produk dibandingkan dengan
konsep produk lain, satu persatu secara berpasangan
dalam hal kemampuan kernudian membcri skor pada
hasil perbandingan untuk setiap keinginan pengguna
kemudian menjumlahkan skor yang diperoleh.
Berdasarkan kriteria matriks pengambilan keputusan,
maka konsep produk pertama dari gear test rig memiliki
point yang paling besar . Konsep produk yang masih
berupa sketsa diberi bentuk, diwujudkan menjadi sebuah
model 3D gear test rig dengan bantuan software
solidworks .
KESIMPULAN Setelah dilakukan penelitian terhadap kebutuhan
perancangan, perumusan spesifikasi rancang,
pengembangan konsep, pemilihan konsep, analisis dan
optimasi hingga pembuatan dan evaluasi produk melalui
pengolahan data secara ilmiah, didapat kesimpulan
berupa :
1) Spesifikasi dimensi alat gear test rig ini yakni
Tabel 3 Spesifikasi Komponen Alat Gear Test Rig
No Komponen Dimensi (mm)
1 Roda gigi pinion 30
2 Roda gigi penguji 60
3 Poros pinion 50
4 Poros spline 55
5 Spline 12
6 Kopling flens 16
7 Bantalan searah 18

2) Umur roda gigi yang dirancang adalah 5,4 hari


KELEBIHAN JURNAL Jurnal tersebut menjelaskan isi dengan cukup rinci sekali,
dan disertai dengan sampel serta hasil pengukuran yang
jelas.
KEKURANGAN JURNAL Kata yang digunakan dalam jurnal sedikit menyulitkan
pembaca untuk memahami isi jurnal tersebut dan terlalu
singkat.

Anda mungkin juga menyukai