Anda di halaman 1dari 9

KONSEP DASAR

BBLR

A. Defenisi
Menurut Manuaba,2017. Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah
bayi dengan berat badan kurang dari 2500 gram terjadi karena umur
kehamilan kurng dari 37 minggu, berat badan lebih rendah dengan
semestinya sekalipun umur kehamilan cukup atau karena kombinasi
keduanya.
Menurut Proverawati dan Isnawati, 2010. Bayi berat lahir rendaah
(BBLR) adalah abyi dengan berat lahir kurang dari 2500 gram tanpa
memandang masa kehamilan.

B. Tanda – Tanda BBLR


Bayi yang lahir denganberat badan rendah mempunyai ciri-ciri
1. Umur kehamilan sama dengan atau kurang dari 37 minggu
2. Berat badan sama dengan atau kurang dari 2.500 gram
3. Panjang badan sama dengan atau kurang dari 46 cm, lingkar
kepala sama dengan atau kurang dari 33 cm, dan lingkar dada
sama dengan atau kurang dari 30 cm
4. Rambut lanugo masih banyak
5. Jaringan lemak subkutan tipis atau kurang
6. Tulang rawan daun telinga belum sempurna pertumbuhanya
7. Tumit mengkilap, telapak kaki halus
8. Genetalia belum sempurna, labia minora belum tertutup oleh
labia mayor, klitoris menonjol (pada bayi perempuan). Testis
belum turun ke dalam skrotum, pigmentasi dan rugae pada
skrotum kurang (pada bayi laki-laki)
9. Tonus otot lemah sehingga bayi kurang aktif dan
pergerakannya lemah
10. Fungsi syaraf yang belum atau tidak efektif dan tangisnya
lemah
11. Jaringan kelenjar mammae masih kurang akibat pertumbuhan
otot dan jaringan lemak masih berkurang
12. Verniks kaseosa tidak ada atau sedikit bila ada.
C. Etiologi
Menurut Sukarni dan Sudarti (2014), faktor-faktor yang dapat
menyebabkan terjadinya BBLR adalah:
1. Faktor ibu
Umur, paritas (primigravida dan grandemultipara atau lebih dari 6), ras
(kebanyakan berkulit hitam), infertilitas, riwayat kehamilan tidak baik
( 2 kali abortus atau lebih 2 kali partus prematurus atau lebih kematian
perinatal), lahir abnormal jarak kehamilan terlalu dekat, BBLR
padaanak sebelumnya, penyakit akut dan kronik,kebiasaan. Umur jika
kurang dari 19 tahun atau lebih dari 35 tahun ke atas akan
menyebabkan komplikasi obstetrik (Mochtar,2012)
2. Faktor plasenta, dan kehamilan ganda
Berat plasenta berkurang atau berongga atau kedua (hidramnion), luas
permukaan berkurang, plasentitis vilus (bakteri, virus, dan parasit),
infark, tumor (korjoangioma), plasenta yang lepas, sndrom transfusi
bayi kembar (sindrom parabiotik).
3. Faktor Janin
Kelainan kromoson (trisom autosomal), infeksi janin kronik (inklusi
sitomegali, rubella bawaan), disautonomia familial, radiasi, kehamilan
ganda/kembar (gameli), aplasia prankreas.

D. Patofisiologi
Menurut Sukarni dan Sudarti (2014), termperatur dalam kandungan yaitu
370C sehingga bayi setelah lahir dalam suhu ruang 28-320C, perubahan
temperatur ini perlu diperhitungkan pada BBLR karena belum bisa
mempertahankan suhu normal yang disebabkan:
1. Pusat pengatur suhu badan masih dalam perkembangan
2. Intake cairan dan kalori kurang dari kebutuhan
3. Cadangan energi sangat kurang
4. Luas permukaan tubuh relatif luas sehigga risiko kehilangan panas
lebih besar
5. Jaringan lemak subkutan lebih tipis sehingga kehilangan panas lebih
besar.
6. Bayi BBLR sering terjaadi penurunan berat badan yang disebabkan
malas minum, pencernaan masih lemah.

E. Masalah atau Kelainan pada Bayi Berat Lahir Rendah


Menurut Proverawati dan Isnawati (2010), bayi dengan BBLR mempunyai
beberapa resiko permasalahan yang mungkin timbul, diantaranya:
1. Gangguan metabolik
Gangguan metabolik pada bayi BBLR dapat mengakibatkan:
a. Hipotermia
Terjadi karena hanya sedikit lemah tubuh dan sistem pengatur suhu
tubuh pada bayi baru lahir belum matang.
b. Hipoglikemia
Gula darah berfungsi sebagai makanan otak dan membawa oksigen
ke otak . Jika asupan glukosa ini kurang akibatnya sel-sel syaraf di
otak mati dan mmepengaruhi kecerdasan bayi kelak. Bayi BBLR
membutuhkan ASI sesegera mungkin setelah lahir dan minum
sagat sering (setiap 2 jam pada minggu pertama).
c. Hiperglikemia
Hiperglikemia sering merupakan masalah pada bayi premature
yang mendapat cairan glukosa berlebihan secara intravena.
d. Masalah pemberian ASI
Masalah pemberian ASI pada bayi BBLR terjdi karena ukuran
tubuh bayi kecil, kurang energi, lemah, lambungnya kecil dan tidak
dapat mengisap.
2. Gangguan Imunitas
a. Gangguan Imunologik
Daya tahan tubuh terhadap infeksi berkurang karena rendahnya
kadar IgG, maupun gamma globulinnya.
b. Kejang saat dilahirkan
Biasanya bayi akan dipantau dalam 1x24 jam untuk dicarikan
penyebab kejangnya.
c. Ikterus yaitu kadar bilirubin yang tinggi
3. Gangguan Pernafasan
Sindroma gangguan pernafasan pada bayi BBLR adalah
perkembangan imatur pada sistem pernafasan atau tidak adekuatnya
jumlah surfaktan pada paru-paru.
F. Reflek – Reflek pada bayi BBLR
Reflek pada bayi BBLR meliputi:
1. Reflek moro jika bayi disangga pada punggung dengan posisi 45
derajat dalam keadaan rileks kepala dijatuhkan 10 derajat (dewi,2013).
Respon kaget pada bayi begitu mendengarkan suara tidak ada
(Wiknjosastro,2005).
2. Reflek rooting merupakan reflek bayi membuka mulut atau mencari
putting saat akan menyusu (Dewi,2013). Tidak ada respon pada bayi
BBLR untuk memalingkan muka bila pipi atau bibirnya disentuh
(Wiknjosastro,2005).
3. Reflek sucking dilihat dari pada waktu bayi menyusu (Dewi,2013).
Respon mengisap yang lemah pada BBLR, muntah, batuk karena
prematur (Wiknjosastro. 2005)
4. Reflek GraspingI merupakan reflek menggenggam dengan kuat aat
pemeriksa meletakkan jari telunjut pada palmar yang ditekan dengan
kuat (dewi,2013). Respon menggenggam ini berkurang pada bayi
prematur karena adanya kelainan syaraf di otak (Wiknjosastro,2005)
5. Reflek Tonick neck yaitu bayi akan berusaha untuk mengembalikan
kepala ketika diputar ke sisi penguji syaraf sensori (Dewi, 2013).
Respon putaran kepala tidak normal dikarenakan adanya kerusakan
serebral mayor.
6. Reflek walking yaitu bayi akan menunjukkan respon berupa gerakan
berjalan dan kaki akan bergantian dari fleksi ke ekstensi (Dewi,2013).
Kaki akan bergerak keatas dan kebawah bila sedikit disentuhlan ke
permukaan keras (Wiknjosastro,2005).

G. Penatalaksanaan BBL dengan BBLR


Menurut Proverawati dan Ismawati (2010), penatalaksanaan bayi baru
lahir dengan BBLR meliputi:
1. Mempertahankan suhu tubuh bayi
Bayi prematur akan cepat mengalami kehilangan panas badan menjadi
hipotermia, karena pusat pengatur panas bayi belum berfungsi dengan
baik. Bayi dengan berat badan lahir rendah dirawat didalam inkubator.
Perawatan bayi dengan berat badan lahir rendah, yaitu :
a. BB 2000 gram suhu inkobator 350C
b. BB 2000-2500 gram suhu inkubator 33-34 0C
c. Suhu inkubator di turunkan 10C setiap minggu sampai bayi dapat
ditempatkan pada suhu sekitar 24-270C.
2. Pengaturan dan pengawasan intake
Pengaturan dan pengawasan intake nutrisi dalam hal ini adalah
menentukan pilihan susu, cara pemberian dan jadwal pemberian yang
sesuai dengan kebutuhan bayi BBLR. ASI merupakan pilihan pertama
jika bayi mampu mengisap.
3. Kebutuhan nutrisi
Menurut Sudarti dan Fauziyah (2013), kebutuhan nutrisi pada bayi
dengan BBLR, yaitu :
a. Timbang berat badan tiap hari dalam waktu yang sama
b. Berikan enteral cube feeding dengan porsi kecil tetapi sering,
masukkan secara perlahan.
c. Berikan Asi/PASI per oral jika refplek hisap baik.
DAFTAR PUSTAKA

Dewi, V.N. 2013. Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Jakarta : Salemba
Medika

Proverawati dan Ismawati,2010. BBLR. Berat Badan Lahir Rendah Dilengkapi


dengan Asuhan pada BBLR dan Pijat Bayi. Yogyakarta : Nuha Medika

Sukarni dan Sudarti,2014. Patologi Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Neonatus


Resiko Tinggi. Yogyakarta : Medical Book

Wiknjosastro,H.2006. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono


Prawirohardjo
DOKUMENTASI ASUHAN KEBIDANAN PATOLOGIS

PADA BAYI BARU LAHIR DENGAN BBLR

DI RSUD DR H M ANSARI SALEH

TAHUN 2019

PENGKAJIAN

Hari/tanggal : Minggu, 26 Mei 2019

Pukul : 15.00 WITA

Tempat : Ruang Bayi

IDENTITAS

1. Identitas Anak

Nama : By. Ny. B II

Tanggal Lahir : 22 Mei 2019

Jenis Kelamin : Laki-laki

2. Identitas Orang tua

Isteri Suami

Nama Ny. B Tn.M


Umur 27 tahun 27 tahun
Agama Islam Islam
Pendidikan SMA SMA
Pekerjaan IRT Swasta
Suku/Bangsa Banjar/Indonesia Banjar/Indonesia
Alamat AES Nasution gang Binjai No.5
PROLOG

Telah lahir anak kedua (gameli) dari pasangan Tn. M dan Ny. B pada pukul 11.23
WITA, tanggal 22 Mei 2019 di Ruang OK RSUD DR H M Ansari Saleh, dengan
jenis kelamin laki-laki, bayi lahir secara secsio sesaria, segera menangis, berat
badan lahir 2.300 gram, panjang badan 52 cm, lingkar kepala 32 cm, ketuban
keruh, tali pusat layu, APGAR SCORE 6,7,8, Anus +, Cacat -.

SUBJEKTIF

Bidan yang jaga mengatakan kaki bayi sebelah kanan bengkak karena infus sudah
mulai kempes.

OBJEKTIF

Keadaan umum By.Ny.B II baik, jarang menangis dan kurang kuat, gerakan
kurang aktif, kulit ikterik, sklera ikterik, reflek isap mulai kuat, abdomen tidak
kembung, tali pusat mulai kering, TTV(15.00 WITA) Nadi : 133x/m, Respirasi :
52 x/m, Suhu : 36,30C, BAK +, BAB +.

ANALISA’

BBL umur 4 hari dengan BBLR

PENATALAKSANAAN

1. Mengobservasi Keadaan Umum dan Tanda-Tanda Vital


Pukul 18.00 WITA: Keadaan umum baik, detak jantung 125x/m,
respirasi 38 x/m dan suhu 36,60C.
2. Mempertahakan kehangatan tubuh bayi dengan membedong ,menyelimuti
dan mengoleskan minyak telon pada tubuh bayi. Bayi sudah dibedong dan
dioleskan minyak telon.
3. Menjaga personal hygiene bayi dengan mengganti popok dan pakaian bila
kotor dan basah. Popok bayi sudah diganti.
4. Memberikan asupan nutrisi dengan memberikan ASI/PASI per 3jam
mengunakan dot.
- Pukul 13.00 WITA diberikan PASI 10cc
- Pukul 16.00 WITA diberikan ASI 10 cc
- Pukul 19.00 WITA diberikan ASI 20 cc
5. Menyeka bayi setiap pagi dan mengganti pakaiannya. Bayi sudah diseka
pukul 08.30 dan sudah diganti pakaiannya.
6. Memberikan obat sesuai advice dokter:
a. D10% dengan 8tpm
b. Injeksi Ampicilyn 2 x 125 gr
c. Injeksi Gentamicin 1 x 10 gr
d. Salep Asam Fusidat

Anda mungkin juga menyukai