Anda di halaman 1dari 12

1

BILANGAN OKSIDASI NITROGEN

Mellinia Febrianti Aditya R.

4311418037

Kimia
Kimia

Cepi Kurniawan, S.Si., M. Si., Ph.D.

24 September 2020
5

Windi Erlina (4311418005)


Rima Asyaka (4311418012)
Anggita S (4311418018)
Lusi Maulinda (4311418025)
Dimas Ersa (4311418031)
BAB 1
Pendahuluan
1.1 Tujuan Percobaan
Mempelajari reaksi redoks asam nitrat dan garam nitrat, reaksi redoks asam
nitrit dan reaksi redoks ammonia.

1.2 Tinjauan Pustaka


Unsur nitrogen terdapat bebas di atmosfer kira-kira 78,09 % volume, oleh
karena itu untuk perdagangan , N2 dibuat dari udara dengan metode pencairan dan
destilasi bertingkat. selain itu, atmosfer dapat juga mengandung sedikit ammonia
sebagai hasil peluruhan zat yang mengandung nitrogen atau asam nitrat,
teristimewa setelah terjadi halilintar.Nitrogen terdapat juga dalam garam-garam
seperti kalium dan natrium nitrat(Sugiyarto,2004).
Senyawa yang terbentuk dari hasil kombinasi nitrogen dengan unsur lain
sangat banyak. Nitrogen mempunyai bilangan oksidasi yang bervariasi
(+5,+3,+2,+1, 0,-1 ,-2 ,-3). Nitrogen dapat berlangsung dengan hidrogen
membentuk senyawa hidrida, dengan oksigen membentuk senyawa oksida,
dengan hidrogen dan oksigen membentuk asam oksi (Tim Dosen Kimia
anorganik,2020).
Asam nitrat merupakan asam yang kuat , mudah bereaksi dengan alkali,
oksida dengan membentuk garam. Asam nitrat sangat sulit dibuat cairan murni
karena kecenderungannya terkedomposisi menjadi nitrogen oksida. Asam nitrat
merupakan oksida yang kuat terhdapa bahan organik seperti terpentin dan
charcoal, juga sangat bereaksi terhadap asam nitrat. Asam nitrat sebagai ocidszing
agent tergantung pada nitrogen oksida bebas. Asam nitrat murni tidak merusak
tembaga. Produk asam nitrat bervariasi konsentrasi asamnya dan kekuatan
reduksinya (Arimurti,Mujiburohman,dan Hamid,2016).
Bilangan oksidasi atom adalah ukuran derajat oksidasi atom dalam
molekul. Bilangan oksidasi atom dalam suatu senyawa dianggap sebagai muatan
hipotetis dari ion-ion atom yang sesuai. Dicapai dengan secara heterolitik
membelah ikatan yang terkait dengan atom-atom dengan elektronegativitas yang
berbeda dan mengalokasikan elektron ke atom dengan keelektronegatifan yang
lebih tinggi sedangkan, ikatan antara atom-atom serupa dibelah secara homolitik.
Biloks berguna terutama dalam memahami mekanisme reaksi dalam jalur
metabolik yang kompleks dan untuk sampai pada kesimpulan tentang reaksi
oksidasi (Durairaj, Asok, et.al ,2016).
Pada bilangan oksidasi unsur, terdapat beberapa aturan atau ketentuan.
Jika melibatkan ion poliatom, maka muatan ion erfungsi sebagai pengurang dalam
perhitungan bila muatan ionnya negatif demikian juga apabila muatan ionnya
bernilai positif akan langsung sebagai penjumlah dalam perhitungan. Contohnya
menghitung oksidasi N dalam ion NO3-. Perhitungannya 3 kali +2 dikurangi 1
yang didapat dari muatan ionnya -1 maka didapat angka +5 yang merupakan
bilangan oksidasi N dalam ion tersebut. Untuk ion poliatom yang bermuatan
positif misalnya NH4+ , maka bilangan oksidasi N dapat dihitung dengan 4 kali -1
ditambah 1 karena muatan ionnya +1, sehingga didapat bilangan oksidasi unsur N
adalah -3 ( I wayan, 2020).
BAB 2

Metoda Percobaan

2.1 Alat dan Bahan


Alat yang dibutuhkan untuk percobaan yaitu tabung reaksi , gelas kimia
250 mL, Labu erlenmeyer 100 mL, dan batang pengaduk. Sedangkan bahan yang
digunakan yaitu lakmus indikator , asam sulfat 0,05 M, Kalium nitrat, tembaga
nitrat , amonium dikromat , logam alumunium, NaOH 0,05 M , HNO3 2 M , asam
nitrat pekat , KI , KMnO4 , dan es batu.

2.2 Skema Kerja


1. Reaksi asam nitrat dengan tembaga
Encerkan 2 ml asam
Tambahkan 3 keping
nitrat untuk Panaskan diatas
tembaga ke dalam
memperoleh asam pemanas
tabung reaksi
nitrat 7M

Masukkan logam Tambahkan asam


nitrat pekat, Perhatikan gas yang
tembaga ke dalam
kemudian terbentuk
tabung reaksi
panaskan

2. Pemanasan garam nitrat

Panaskan KNO3 Panaskan Cu(NO3)2 Amati perubahan


padat dalam padat dalam tabung yang terjadi pada
tabung reaksi reaksi berbeda kedua tabung

3. Reduksi nitrat dalam larutan basa

Masukkan 2 mL HNO3 Tambahkan satu Periksa gas yang


2M dan 5 mL larutan keping logam Al, dihasilkan
NaOH encer kedalam kemudian panaskan menggunakan kertas
tabung reaksi lakmus
4. Pembentukan dan reaksi redoks asam nitrat

Dinginkan 10 mL asam Masukkan asam


sulfat encer dalam Catat warna larutan,
sulfat kedalam senyawa apa yang
tabung reaksi dengan tabung berisi 1 gram
es selama 5 menit terbentuk
NaNO3

Panaskan tabung 1 Beginilah


Ke dalam tabung kedua
kemudian amati gas yang larutan
, tambahkan sedikit KI
terbentuk menjadi 3
bagian.

Panaskan tabung ketiga , Amati perubahan yang


tambahkan KMnO4 terjadi

2.3 Prosedur kerja

a. Reaksi Redoks asam nitrat dengan garam nitrat


Eksperimen pertama yaitu reaksi asam nitrat dengan tembaga.
Pertama logam tembaga dimasukkan kedalam tabung reaksi lalu ditambah
beberapa tetes asam nitrat pekat. Kedua , 2 mL asam nitrat diencerkan
untuk memperoleh larutan asam nitrat 7 M kemudian ditambah 3 keping
tembaga dan diperhatikan gas yang terbentuk. Eksperimen kedua yaitu
pemanasan garam nitrat yang harus dilakukan pertama yaitu KNO3 padat
dipanaskan dalam tabung reaksi. Kemudian dalam tabung reaksi berbeda,
Cu(NO3)2 padat dipanaskan. Uji gas yang dihasilkan dan sisa padatan
dalam tabung reaksi. Diamati perubahan yang terjadi pada kedua tabung.
Eksperimen selanjutnya yaitu reduksi nitrat dalam larutan basa. Pertama 2
mL HNO3 2 M dan 5 mL larutan NaOH encer dimasukkan kedalam
tabung reaksi. Selanjutnya ditambah satu keping logam Al, kemudian
dipanaskan. Periksa gas yang dihasilkan menggunakan kertas lakmus.
b. Reaksi redoks asam nitrit
Eksperimen keempat yaitu Pembentukan dan reaksi redoks asam
nitrit. Pertama 10 mL asam sulfat encer didinginkan dalam tabung reaksi
dengan es selama 5 menit. Kedua asam sulfat dimasukkan ke dalam
tabung yang berisi 1 gram NaNO3. Kemudian larutan dibagi menjadi 3.
Tabung 1 dipanaskan dan diamati gas yang terbentuk. Tabung kedua
ditambah sedikit KI dan amati perubahannya. Tabung ketiga ditambahkan
KMnO4 dan amati perubahannya.

BAB 3

Hasil dan Pembahasan


3.1 Hasil
Tabel hasil pengamatan

Eksperimen Perubahan yang Reaksi


terjadi

Eksperimen 1 Reaksi
asam nitrat dengan
tembaga
 Terdapat Reaksi Cu +HNO3 encer :
1. Cu + HNO3 encer
gelembung gas Cu(s) + HNO3(aq) encer. →
 Larutan bening Cu(NO3)2(aq) + 2NO(g) +
menjadi biru 4H2O(l)
 Keping tembaga
larut

2. Cu + HNO3 pekat
 Larutan bening
Reaksi Cu + HNO3 pekat :
menjadi hijau
Cu(s) + 4HNO3(aq) →
 Menghasilkan
Cu(NO3)2(aq) + 2H2O(l) +
gas berwarna
2NO2(g)
coklat pada
dinding tabung
 Keping Cu
sedikit larut
Eksperimen
2 Pemanasan garam
nitrat
 Larutan bening Reaksi Pemanasan KNO3(s) :
1. Pemanasan
KNO3(s) → KNO2(l ) + ½ O2 (g)
KNO3

Reaksi pemanasan
 Serbuk biru
2. Pemanasan Cu(NO3)2 :
menjadi larutan
Cu(NO3)2 Cu(NO3)2(s) → CuO(l) + 2
hijau pekat
NO2(g) + ½ O2(g)

Eksperimen 3 Reduksi
nitrat dalam larutan basa
1. Campuran HNO3
 larutan bening Reaksi HNO3 2 M dan NaOH
2 M dan NaOH
0,1 M :
0,1 M
HNO3(aq) + NaOH(aq) →
NaNO3(aq) + H2O(l)
NaNO3(aq) → Na+(aq) + NO3-
(aq)

2. Dimasukkan
logam AI dan 8Al(s) + 3NO3-(aq) + 5OH-(aq) +
 Timbul
dipanaskan 18H2O(l) → 8[Aℓ(OH)4]-
gelembung -
gelembung gas (aq) + NH3(g)

 kepingan logam
AI mengapung
 Kertas lakmus
menjadi biru
Eksperimen
4 Pembentukan dan
Reaksi Redoks Asam
Nitrit :
 Padatan NaNO3 Reaksi H2SO4 encer dingin +
1. Campuran H2SO4
larut dan larutan NaNO3
encer dingin
berwarna bening. H2SO4(aq) + 2NaNO2(s) →
dengan NaNO3
HNO2(aq) +
Na2SO4(aq)

2. Bagi menjadi 3
Reaksi yang terjadi :
bagian :
 Tabung 1 3HNO2(aq) → HNO3(aq)
 Larutan Berwarna
dipanaskan +H2O(aq) + 2NO(aq)
bening

 Tabung 2
ditambahkn KI
Reaksi asam nitrat dengan KI
 Larutan bening
2NO2-(aq) + 2I-(aq) +4H+(aq) →
I2(aq) + 2NO(g) + 2H2O(aq)

 Tabung 3
ditambahkan
 Larutan berwarna
KMnO4 6H+ + 5NO2- + 2MnO4- →
ungu tua serbuk
2Mn2+ + 5KNO3 + 3H2O
NaNO3 larut

3.2 Pembahasan
1. Reaksi asam nitrat dengan Tembaga
Pada eksperimen 1 yaitu reaksi asam nitrat dengan tembaga. Asam nitrat
adalah suatu senyawaan kovalen yang berupa cairan tak berwarna pada suhu
kamar. Asam nitrat tergolong asam keras, asam ini dapat melarutkan hampir
semua logam, kecuali emas dan platina. Pada campuran logam Cu dan HNO3
encer menghasilkan gelembung gas dan larutan berubah menjadi biru. Sedangkan
campuran logam Cu dan HNO3 pekat menghasilkan larutan berwarna hijau dan
menghasilkan gas yang berwarna coklat, gas yang berwarna coklat ditimbulkan
dari gas NO2 yang terbentuk dari reaksi yang terjadi pada penambahan tembaga
dengan asam nitrat. Asam nitrat encer jika direaksikan dengan logam
menghasilkan gas NO, sedangkan asam nitrat pekat menghasilkan gas NO2.
Reaksi yang terjadi adalah :
Reaksi asam nitrat pekat dengan tembaga
Cu(s) + 4HNO3(aq)  Cu(NO3)2(aq) + 2NO2(g) + 2H2O(l)
0 +5 +2 +4
Oksidasi
Reduksi
Pada persamaan diatas asam nitrat bertindak sebagai pengoksidasi
tembaga. Dan nirogen sendiri mengalami reduksi atau penurunan bilangan
oksidasi.Nitrogen pada senyawa ini mengalami perubahan biloks dari +5 menjadi
+4, sedangkan Cu mengalami kenaikan bilangan oksidasi yaitu 0 menjadi +2.
Hasil reaksi yang didapat pada reaksi asam nitrat dengan tembaga
berbeda, karena adanya perbedaan konsentrasi dari asam nitrat. Kepekatan asam
nitrat dapat memengaruhi kereaktifan tembaga sehingga terbentuk gas NO2.
2. Pemanasan Garam Nitrat
Pada pemanasan garam nitrat, kalium nitrat mencair dan menghasilkan gas
dan larutan berwarna bening. Hal ini menandakan terjadinya dekomposisi termal.
Reaksi yang terjadi yaitu :
KNO3(s) KNO2(l) + 1/2O2 (g)
+5 +3
Reduksi
Selanjutnya yaitu pemanasan Cu(NO3)2 menghasilkan larutan berwarna
hijau pekat. Dan reaksi yang terjadi yaitu :
Cu(NO3)2(s) → CuO(l) + 2 NO2(g) + ½ O2(g)
3. Reduksi nitrat dalam larutan basa
Asam nitrat merupakan zat pengoksidasi kuat.Pada campuran HNO3,
NaOH dan logam Al reaksi ditandai dengan terbentuknya gelembung gas . Gas
yang dihasilkan dari reaksi ini merupakan gas NH3. Reaksi yang terjadi yaitu :
8Al(s) + 3NO3-(aq) + 5OH-(aq) + 18H2O(l) → 8[Aℓ(OH)4]-(aq) + NH3(g)
0 +5 +4 -3
Oksidasi
Reduksi
Gas yang dihasilkan diuji menggunakan kertas lakmus sehingga
menghasilkan warna biru pada kertas lakmus. Gas tersebut merupakan gas NH3
karena ditandai dengan perubahan warna kertas lakmus menjadi biru yang berarti
menunjukkan pH basa. Reaksi tersebut merupakan reaksi reduksi nitrat, dimana
biloks dari nitrogen yang semula +5, mengalami reduksi bilangan oksidasi
menjadi -3.
4. Pembentukan dan reaksi redoks asam nitrit
Pada eksperimen ini dilakukan perlakuan dengan mendinginkan H2SO4.
Dimaksudkan agar dapat mengoptimalkan hasil reaksi sehingga diperoleh HNO3.
Karena kecenderungan bahwa H2SO4 yang bereaksi dengan NaNO3 berlangsung
secara reversible sehingga hasil reaksi tidak maksimal. Padatan NaNO3 larut
dalam asam sulfat encer(dingin). Reaksi yang terjadi adalah :
NaNO3(aq) + H2SO4(s)  NaHSO4(aq) + HNO2(aq) + 1/2O2(g)
Larutan yang diperoleh ini mengandung asam nitrit. Larutan tersebut
kemudian dibagi menjadi 3 bagian. Tabung pertama dihasilkan larutan berwarna
bening. Reaksi yang terjadi yaitu :

3HNO2(aq)  HNO3(aq) + H2O(aq) + 2NO(aq)


+3 +5 +2
Oksidasi
Reduksi
Tabung kedua mereaksikan asam nitrat dengan KI. Pada saat dicampurkan
larutan asam nitrat dan KI dimana, KI habis bereaksi dan larutan berwarna
kuning. Karena dalam larutan asam encer yang dingin, nitrat tidak bereaksi
dengan iodida. Dengan pemanasan, I2 terbentuk dan larutan berwarna kuning.
Tetapi terdapat kesalahan saat pengamatan larutan menjadi berwarna bening. Dan
reaksi yang terjadi yaitu :
2NO2-(aq) + 2I-(aq) + 4H+(aq)  I2(aq) + 2NO(g) + 2H2O(aq)
Pada tabung ketiga , larutan asam nitrat ditambahkan dengan KMnO4
menghasilkan larutan berwarna ungu pekat. Reaksi yang terjadi yaitu :
6H+ + 5NO2-(aq) +2MnO4-  2Mn2+ + 5 KNO3 + 3H2O
Pada reaksi diatas tidak ada gas yang dilepaskan hanya terjadi perubahan nitrit
menjadi nitrat oleh permanganate. Dalam reaksi ini nitrit tidak mengalami
disproporsionasi karena sifat MnO4- tidak bertindak sebagai oksidator kuat
sehingga mengoksidasi nitrit.

BAB 4
Penutup
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan tujuan dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan bahwa
unsur nitrogen dapat mengalami reaksi redoks dan pada beberapa reaksi
mengalami perubahan bilangan oksidasi. Asam nitrat encer jika direaksikan
dengan logam menghasilkan gas NO, sedangkan asam nitrat pekat menghasilkan
gas NO2. Hasil reduksi dari asam nitrat dipengaruhi oleh konsentrasinya..
Garam nitrat mengalami dekomposisi termal yang ditandai dengan
menghasilkan gas. Nitrat dapat mengalami reduksi dalam larutan basa
menghasilkan gas amonia setelah pemanasan dengan diuji menggunakan kertas
indikator.

4.2 Saran
1. Dalam praktikum terdapat hal-hal yang perlu diperhatikan, seperti keselamatan
kerja di lab
2. Larutan didalam botol harus ditutup rapat agar tidak terjadi penguapan.
3. Saat pemanasan HNO3 pekat seharusnya di lemari asam.
4. Ketika mencampur larutan dengan volume yang tepat agar hasil praktikum
lebih akurat.
Daftar Pustaka

Arimurti,Rizki Dyah dan , M.Mujiburohman,Ph.D. dan Hamid Abdillah,S.T.,


M.T.2016. Perancangan Pabrik Asam Nitrat dari Asam Sulfat dan
Natrium Nitrat Kapasitas 35.000 Ton Per Tahun. Diploma thesis,
Universitas Muhammadiyah Surakarta

Sudiya, Wayan I .2020 . Penentuan Bilangan oksidasi unsur dalam senyawa atau
ion dalam penyetaraan persamaan reaksi redoks. Indonesian Journal of
Education Development, Vol.1, No. 1, April 2020

Sugiyarto, Kristian H. 2004. Kimia Anorganik I. Yogyakarta. Universitas Negeri


Yogyakarta

Tim Dosen Kimia Anorganik. 2020. Diktat Praktikum Kimia Anorganik.


Semarang .UNNES
Vijayasarathi, Durairaj , Asok Kumar, et. al. 2016. Automatic Determination of
Oxidation Number on insilico basis using Electronegativity through a
Semantic Markup system in XML. International Journal of Computer
Applications (0975 – 8887) Volume 150 – No.3, September 2016

Anda mungkin juga menyukai