Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Disusun oleh:
1965141018
KELAS B
NO HP 0852-2555-1394
BAB I PENDAHULUAN
4. Ukuran organisasi
1.3 Tujuan
3. Rantai komando Rantai komando adalah garis wewenang yang tanpa putus yang
membentang dari puncak organisasi ke unit terbawah dan menjelaskan siapa yang
bertanggung jawab kepada siapa. Wewenang sendiri merupakan hak yang melekat
dalam sebuah posisi manajerial untuk memberikan perintah dan untuk berharap
bahwa perintahnya tersebut dipatuhi
4. Rentang Kendali Rentang kendali adalah jumlah bawahan yang dapat diarahkan
oleh seorang manajer secara efisien dan efektif.
4. Rentang Kendali adalah jumlah bawahan yang melapor kepada atasan. Rentang
ini merupakan satu faktor yang mempengaruhi bentuk dan tinggi suatu struktur
organisasi. Secara umum, gambaran mengenai struktur meliputi formalisasi,
sentralisasi, dan kerumitan.
1. Formalisasi mengacu derajat dimana segala harapan mengenai cara dan tujuan
pekerjaan dirumuskan, ditulis dan diberlakukan. Suatu organisasi yang sangat
formal, akan memuat prosedur dan aturan yang ketat dalam setiap kegiatan /
pekerjaan di dalam organisasi. Dengan demikian, semakin formal suatu organisasi,
maka semakin ketat pula aturan dan prosedur kerja. Formalisasi merupakan hasil
dari spesialisasi kerja yang tinggi, pendelegasian kewenangan yang tinggi,
pembagian departemen berdasarkan fungsi, dan luasnya rentang kendali.
3. Struktur Matrik Struktur matrik adalah sebuah struktur uang menciptakan garis
wewenang ganda dan menggabungkan departementalisasi fungsional dan produk.
Struktur ini dapat ditemukan pada agen-agen periklanan, perusahaan pesawat
terbang, labolatorium penelitian, rumah sakit, lembaga-lembaga pemerintah, dll.
Kekuatan departementalisasi fungsional terletak misalnya pada penyatuan para
spesialis, yang meminimalkan jumlah yang diperlukan sembari memungkinkan
pengumpulan dan pembagian sumber-sumber daya khusus untuk seluruh produksi.
Sedangkan kelemahannya adalah sulit mengkoordinasi tugas para spesialis
fungsional yang beragam agar kegiatan mereka selesai tepat waktu dan tepat
anggaran. Karakteristik struktur matrik ialah mematahkan konsep kesatuan
komando. Karyawan yang berada dalam struktur matrik memiliki dua atasan (misal
manajer produksi dan manajer fungsional). Kelemahan utama dari struktur matrik
adalah sering menyebabkan kebingungan yang dapat meningkatkan stres karena
ada ambiguitas peran sekaligus dapat menciptakan konflik.
2. Model Organika. Organic. Pada organisasi yang berbentuk organic, maka dalam
organisasi ini terdapat tingkat formalisasi yang rendah, terdapat tingkat sentralisasi
yang rendah, serta diperlukan training dan pengalaman untuk melakukan tugas
pekerjaan. Selain itu terdapat span of control yang sempit serta adanya komunikasi
horisontal dalam organisasi. b. Mostly Organic. Pada organisasi yang berbentuk
mostly organic, formalisasi dan sentralisasi yang diterapkan berada di tingkat
moderat. Selain itu diperlukan pengalaman kerja yang banyak dalam organisasi ini.
Terdapat span of control yang bersifat antara moderat sampai lebar serta lebih
banyak komunikasi horisontal yang bersifat verbal dalam organisasi tersebut.
2.1.4 Faktor Penyebab Perbedaan Struktur Organisasi
1. Strategi Struktur organisasi adalah salah satu sarana yang digunakan manajemen
untuk mencapai sasarannya. Karena sasaran diturunkan dari strategi organisasi
maka logis kalau strategi dan struktur harus terkait erat. Lebih tepatnya, struktur
harus mengikuti strategi
2. Ukuran Ukuran adalah besarnya suatu organisasi yang terlihat dari jumlah orang
dalam organisasi tersebut.
2.2 Departementalisasi
Suatu organisasi usaha agar memiliki struktur yang cermat perlu dilakukan
departementalisasi, yaitu proses penentuan cara bagaimana kegiatan yang
digunakan untuk mengelompokkan sejumlah pekerjaaan menjadi satu kelompok
dalam suatu organisasi. Terdapat beberapa macam departementalisasi, yaitu:
Kelemahannya:
2. Departementalisasi geografis
3. Departementalisasi proses
4. Departementasi produk
Dengan berkembangnya organisasi formal departemetasi fungsional menjadi
semakin sulit dan tidak praktis lagi. Dalam hal ini, manajemen dapat
membentukdivisi-divisi setengah otonom, yang masing-masing dirancang,
memproduksi dan memasarkan sendiri produk-produknya. Setiap produk atau lini
produk dikelola oleh seorang manajer yang bertanggung jawab kepada direktur
organisasi.
5. Departementalisasi pelanggan
1. Entrepreneurial (Wirausaha)
Penekanan pada kriteria sistem terbuka dengan kriteria fleksibilitas/kesiapan
dan perolehan sumber daya/pertumbuhan. Indikatornya: inovasi, kreativitas, dan
mobilisasi sumber daya. Dalam tahapan ini, organisasi baru lahir. Seperti manusia
yang baru lahir, mereka ingin mempertahankan kehidupannya. Dalam organisasi,
konsep berpikir top manajer cenderung kepada produk dan pasar yang akan dituju.
Sedikit sekali membutuhkan birokrasi yang ruwet, yang terpenting bisa tahan
banting dan merebut pasar adalah tujuan utama. Kesulitan: Membutuhkan
pemimpin yang berjiwa kepemimpinan. Ada banyak pemimpin, tetapi yang
pemimpin yang mempunyai jiwa kepimpinan jarang. Hal ini yang diperlukan ketika
suatu organisasi mulai berkembang. Mereka membutuhkan sosok itu untuk
mengakomodir semua pegawai yang bekerja di dalamnya agar tetap berorientasi
pada target. Pendiri organisasi bisa menjadi pemimpin, bisa juga tidak. Jika pendiri
merasa dirinya tidak cukup mempunyai kompentensi untuk mempimpin, bisa
merekrut pemimpin yang lebih berpengalaman
2. Collectivity (Kolektivitas)
Penekanan pada kriteria hubungan antar manusia, seperti moril pegawai dan
pengembangan sumber daya manusia. Indikatornya: komunikasi dan struktur
informal, rasa kekeluargaan dan kerjasama antar organisasi, komitmen yang tinggi
dan kepribadian pimpinan. Jika krisis pemimpin dengan kepemimpinan sudah
teratasi, maka organisasi itu masuk dalam tahap ini. Tahap ini mulai mencari dan
menetapkan tujuan organisasi yang lebih jelas. Mulai ada stuktur organisasi secara
hirarki, tugas-tugas dalam pekerjaan mulai jelas dan munculnya divisi tenaga kerja.
Birokrasi mulai muncul dalam tahap ini. Lebih kompleks daripada tahap awal.
Kesulitan : Pendelegasian tugas. Ketika pemimpin dalam organisasi itu, dapat juga
disebut dengan top management, tidak dapat mengaplikasikan kisah sukses dirinya
kepada level dibawahnya. Dengan artian lain, pemimpin tidak mau tanggung
jawabnya dipegang oleh orang lain. Akibatnya, jika pemimpin ini hengkang ke
organisasi lain, tidak akan ada pengganti dari internal organisasi yang mampu dan
sebaik dia. Oleh karena itu, pendelegasian ini perlu agar setiap level pada hirarki
organisasi mampu mengerti akan tugas pemimpin dan organisasi tetap berjalan
dengan baik.
(Jones) Jones (1995) menyatakan bahwa suatu perusahaan akan mengalami suatu
siklus hidup. Ada empat tahapan siklus hidup organisasi yaitu; kelahiran,
pertumbuhan, penurunan, dan kematian.
4. Organizational death (organisasi yang mati), yaitu organisasi yang tidak bisa lagi
beroperasi dan beraktifitas lagi. Hal seperti ini sebenarnya yang harus dihindari dari
suatu organisasi.
Ada tiga unsur yang memepunyai kaitan dengan desain pekerjaan, yaitu :
1. Unsur organisasi
2. Unsur Lingkungan
3. Unsur Perilaku
Dengan demikian, makin besar kadar kelima karakteristik tugas dalam suatu
pekerjaan, makin besar pula kemungkinan bahwa karyawan akan lebih termotivasi
dan merasakan kepuasan dalam melaksanakan pekerjaan. Pengaruh karakteristik
pekerjaan terhadap hasil pekerjaan yaitu kepuasan dan kinerja karyawan. Kelima
dimensi karakteristik kerja pada gilirannya akan mempengaruhi tiga kondisi
psikologis yang penting bagi keryawan, yaitu keberartian tugas, tanggung jawab
dan pengetahuan hasil kerja. Akhirnya tiga kondisi psikologis akan menghasilkan
motivasi kerja internal, kinerja karyawan dan kepuasan kerja. Dalam teori
karakteristik pekerjaan ini kebutuhan karyawan untuk berkembang memegang
peranan penting. Untuk karyawan dengan kebutuhan berkembang yang tinggi
menunjukan efek yang semakin tinggi terhadap output personal dalam bekerja yaitu
prestasi kerja, kepuasan kerja dan kualitas kerjanya.
Model pendekatan karakteristik (robbins) karakteristik pekerjaan kondisi
psikologis hasil kerja karyawan variasi keterampi lan idetifik asi tugas signifikas i
otonomi pemahaman tentang kerja merasakan tanggung jawab atas hasil kerja
motivasi kerja internal tinggi kinerja kualitas tinggi kepuasan kerja tinggi tingkat
absensi dan berhenti kerja rendah umpan balik mengetahui hasil aktual dari
aktivitas kerja kebutuhan karyawan untuk berkembang
1. Direktur Direktur rumah sakit mempunyai tugas pokok yaitu membantu dalam
penhgelolaan rumah sakit dan penyelenggaraan pelayanan kesehatan kepada
masyrakat. Dalam menyelenggarakan tugasnya, Direktur Rumah Sakit mempunyai
fungsi sebagai berikut: 1) Perumusan kebijakan rumah sakit 2) Penyusunan
Rencana Strategik Rumah Sakit 3) Penyelenggaraan pelayanan umum di bidang
kesehatan
2. Bagian Tata Usaha Kepala Bagian Tata Usaha mempunyai tugas pokok
memberikan pelayanan teknis dan administrasi kepada semua unsur dilingkungan
kantor Rumah Sakit. Dalam menyelenggarakan tugasnya, Kepala Bagian Tata
Usaha mempunyai fungsi sebagai berikut: 1) Penyusunan kebijakan bdang teknis
administrasi perencanaan, administrasi umum dan kepegawaian serta administrasi
keuangan dan asset Rumah Sakit. 2) Pembinaan, pengkoordinasian, pengendalian,
pengawasan program dan kegiatan bagian tata usaha. Kepala Seksi Pelayanan
Medik Kepala Seksi Pelayanan Medik mempunyai tugas pokok yaitu menyiapkan
perumusan dan fasilitas medis di Rumah Sakit. Dalam menyelenggarakan tugas
Kepala Seksi Pelayanan Medis mempunyai tugas sebagai berikut: 1) Penyusunan
program dan kegiatan seksi Pelayanan Medik 2) Pelaksanaan program dan kegiatan
seksi Pelayanan Medik 3) Pembinaan, pengendalian, pengawasan program dan
kegiatan seksi Pelayanan Medik Kepala Seksi Pelayanan Keperawatan Kepala
Seksi Pelayanan Keperawatan mempunyai tugas pokokyaitu menyiapkan
perumusan dan fasilitas Pelayanan Keperawatan di Rumah Sakit. Dalam
menyelenggarakan tugas Kepala Seksi Pelayanan Keperawatan mempunyai tugas:
1) Penyususnan program dan kegiatan seksi Pelayanan Keperawatan 2)
Pelaksanaan program dan kegiatan seksi Pelayanan Keperawatan 3) Pembinaan,
Pengkoordinasian, pengendalian, pengawasan program dan kegiatan seksi
Pelayanan Keperawatan Kepala Seksi Perlengkapan Medik dan Non Medik Kepala
Seksi Perlengkapan Medik dan Non Medik mempunyai tugas pokok yaitu
menyiapkan perumusan dan fasilitas Perlengkapan Medik dan Non Medik di
Rumah Sakit. Dalam menyelenggarakan tugas Kepala Seksi Perlengkapan Medik
dan Non Medik mempunyai tugas: 1) Penyusunan program dan kegiatan seksi
Perlengkapan Medik dan Non Medik 2) Pelaksanaa program dan kegiatan seksi
Perlengkapan Medik dan Non Medik 3) Pembinaan, Pengkoordinasian,
pengendalian, pengawasan program dan kegiatan seksi.
Selain itu perlu adanya desain kerja dan karakteristik pekerjaan agar setiap
anggota tau apa tugas dan fungsinya. Salah satu contoh pengaplikasiannya adalah
di rumah sakit. agar setiap intasi didalamnya tahu tujuan mereka untuk apa disana.
Bisa dibayangkan jika sebuah rumah sakit tidak mempunyai organisasi, pasti akan
terjadi sebuah kekacauan.
DAFTAR PUSTAKA
Budi Santoso,Suryo. Siklus Hidup Organisasi. Ekuitas Vol.9 No.1 Maret 2005: 17
34.
http://teorionline.wordpress.com/2015/03/10/karakteristik-pekerjaan-
jobcharacteristic/ (Diakses pada 24-05-2015).
http://jurnal-sdm.blogspot.com/2007/12/model-karakteristik-pekerjaan-job.html?
m=1(diakses pada 24-05-2015).