Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PC SPUN PILE
WB-PST-MNL -201.001 -S.A (REVISI 01)
ii
@2019
OLEH PT WIJAYA KARYA BETON. TBK
REVISI 01
Semua rancangan dan karya seni yang tertera pada buku ini
dilindungi oleh Undang-undang Hak Cipta serta hanya dapat
dipakai untuk keperluan yang telah ditentukan dan tidak boleh
diperbanyak tanpa seizin dari PT Wijaya Karya Beton. Tbk
iii
PC SPUN PILE
WB-PST-MNL -201.001 -S.A (REVISI 01)
4
DAFTAR ISI
MARKING DAN SPESIFIKASI PRODUK 1 PENCEGAHAN KARAT PADA PELAT SAMBUNG 58
PENGANGKUTAN TIANG PANCANG (TONGKANG/BARGE) 17 KERUSAKAN PADA TIANG PANCANG SAAT PEMANCANGAN 69
INSTALASI TIANG PANCANG METODE INNER BORE 56 LAMPIRAN TIPE HAMMER TIANG PANCANG 83
MARKING PRODUK
Tip shoe
1m 1/3 L
POSISI ANGKAT PENEGAKAN TIANG
Pelat Pelat
sambung sambung
PENGANGKATAN PRODUK
Persyaratan
1. Kapasitas angkat crane atau hoist cukup untuk mengangkat berat tiang pancang.
2. Saat pengangkatan, crane dalam posisi stationary, tiang diangkat vertikal secara perlahan dan pergerakan swing boom crane menggunakan kecepatan
rendah.
3. Swivel rotasi dan sling/wire ropes angkat yang digunakan dalam kondisi baik dan layak digunakan.
4. Tiang diangkat dengan mengalungkan sling angkat pada posisi marking rantai (posisi titik angkat tiang pancang).
5. Untuk pengangkatan tanpa lifting beam, sudut sling angkat terhadap tiang pancang minimal 600.
6. Tiang diangkat satu persatu atau maksimal 2 (dua) tiang sekaligus.
7. Untuk pengangkatan dengan “hook C” pada ujung tiang, sudut rantai/sling angkat terhadap tiang pancang minimal 450.
8. Panjang tiang yang yang diperbolehkan diangkat dengan metode “hook C” harus mengikuti tabel batasan pengangkatan (halaman : 8-10)
9. Posisi tiang saat pengangkatan dalam posisi horisontal dengan toleransi kemiringan 4%.
Sling dikalungkan pada posisi Sling dikalungkan Hook C dikaitkan pada ujung tiang
marking pengangkatan tiang dan pada posisi marking dan posisi produk rata horizontal.
posisi produk rata horisontal pengangkatan tiang
dan posisi produk
rata horisontal
Panjang tiang dibatasi
sesuai tabel hal. 8-10
Lifting beam
Min.
0
60 Hook "C " 0
Min. 45
4
Tiang pancang diangkat sekaligus Posisi boom crane masih dalam Saat penegakan tiang, posisi sling
2 (dua) tiang. Jaga kondisi saat radius operasi terhadap beban yang angkat pada marking “segitiga”
pengangkatan agar seimbang/ diangkat terpenuhi. (marking pengangkatan tiang).
stabil dengan mengalungkan sling
pada posisi marking pengangkatan. Posisi sling/wire rope vertikal Untuk tiang yang diangkat dengan
terhadap posisi tiang pancang yang bantuan roll untuk penegakan,
Sling angkat di posisi marking diangkat. posisi sling diikat pada dua marking
pengangkatan dan posisi produk titik angkat.
rata.
o
Min. 60
PUTUS!
DISERET! TERBENTUR!
6
TERBENTUR! PEKERJA DI
BAWAH
TIANG !
7
CRANE
OVERTURNING! TERBENTUR!
CRANE
OVERTURNING!
LANDASAN LUNAK!
8
C 4.00 8.00
C 6.00 12.00
C 9.00 18.00
9
A2 8.50 12.75
A3 10.00 15.00
B 11.00 19.80
C 12.50 25.00
A2 12.50 18.75
A3 14.00 21.00
B 15.00 27.00
C 17.00 34.00
A2 19.00 28.50
A3 22.00 33.00
B 25.00 45.00
C 29.00 58.00
A2 46.00 69.00
A3 51.00 76.50
B 55.00 99.00
C 65.00 130.00
A2 82.00 123.00
A3 93.00 139.50
B 105.00 189.00
C 120.00 240.00
10
A2 130.00 195.00
A3 145.00 217.50
B 170.00 306.00
C 200.00 400.00
3 Working Load Limit (WLL) = 5,4 ton ( 25% dari nilai MBL )
4 Memiliki sertifikat produk dengan nilai proof test 50% dari Maximum Breaking Load (MBL)
12
maks. 2m
(keluar bak)
1 Panjang tiang keluar dari bak maksimum 2m 1 Tiang diameter lebih kecil ditumpuk
PANJANG TIANG ≤ 15m Jarak ujung tiang terhadap tumpuan pertama diatas tiang yang diameternya lebih
2
(BAK TRAILER 12m) maksimum 1/5 dari panjang tiang. besar
3 Pasang rambu pada bagian ujung tiang yang keluar bak trailer belakang.
Sling/rantai
1 Jarak ujung tiang terhadap kayu tumpuan maksimum 1/5 dari panjang tiang.
PANJANG TIANG > 15m Pasang rambu pada bagian ujung tiang yang keluar bak trailer belakang.
2
(BAK SLIDING Maks. 18m)
13
DILARANG! DILARANG!
Posisi tumpuan kayu tiang pancang antar Rute trailer melewati jalan rusak/bergelombang dan tanjakan/turunan
lapis tidak cosentris (satu garis). Sangat TITIK TUMPUAN curam. Sangat berbahaya! Resiko trailer tidak mampu melewati jalan
berbahaya! Resiko tiang pancang di- TIDAK CO-SENTRIS ! dan dapat menimbulkan kecelakaan akibat terguling.
reject karena retak.
KONDISI JALAN
RUSAK & TANJAKAN/
TURUNAN CURAM !
DILARANG! DILARANG!
Tiang pancang lapis bawah ditumpuk Tiang pancang ditumpuk oleh barang/
oleh tiang pancang yang lebih besar/ benda berat. Sangat berbahaya! Resiko BARANG/BENDA
TIANG BESAR/
berat. Sangat berbahaya! Resiko tiang BERAT DITUMPUK tiang pancang di-reject karena retak/cacat BERAT DITUMPUK
pancang di-reject karena tiang pada lapis PADA LAPIS ATAS ! pada tiang akibat beban tumpukan. DIATAS TIANG
PANCANG !
bawah retak akibat beban tumpukan.
14
KAYU PATAH!
15
TRAILER
OVERTURNING!
BAN
PECAH!
16
Persyaratan :
1. Draft akibat muatan barge/tongkang berada pada level yang telah ditentukan.
2. Deck/lantai barge dalam kondisi rata dan side board barge/tongkang kokoh
3. Kekuatan mesin kapal penarik (tug boat) ideal untuk menarik berat total tongkang
4. Tinggi side board cukup menahan apabila tumpukan tiang tergelincir
5. Tiang pancang ditumpuk berlapis dalam pola seimbang/simetris pada tongkang dengan arah sejajar memanjang tongkang .
6. Tiap lapisan tiang pancang dipasang kayu ukuran 6/12 sebagai tumpuan tumpukan tiang pancang dengan jarak tumpuan maksimum 3m.
7. Bagian sisi luar tiang pancang untuk setiap lapis dipasang ganjal kayu/spi untuk mencegah tiang pancang tidak bergeser.
8. Rangkaian tiang pancang diikat/di-lasing ke tongkang dengan jarak per 3m.
9. Tiang pancang dengan diameter lebih kecil dan panjang lebih pendek diletakkan pada lapisan tumpukan bagian atas.
10. Pelat sambung dilapisi cat meni (cat dasar besi yang melindungi besi teroksidasi dengan oksigen pada udara atau air).
Kayu Lasing
ganjal/spi dia. 20mm
POLA PENUMPUKAN 1 POLA PENUMPUKAN 2
Kayu tumpuan Kayu tumpuan
Lasing Lasing
dia.20mm Side board Lasing Kayu
Side board
ganjal/spi
Kayu
tumpuan
Kayu
ganjal/spi
1 Tiang pancang ditumpuk dengan seimbang/simetris diatas tumpuan kayu. 3 Bagian tepi dipasang ganjal kayu/spi.
2 Tiang pancang di-lasing ke tongkang dengan jarak maksimum 3m. 4 Tinggi side board dapat mencegah tiang jatuh dari tongkang.
19
DILARANG!
Tiang pancang ditumpuk tanpa kayu tumpuan. Berbahaya!
Resiko tiang pancang di-reject karena retak/cacat akibat
berbenturan antar tiang.
DILARANG!
Posisi tumpukan tiang tidak seimbang. Sangat berbahaya!
Resiko tongkang tenggelam akibat tidak stabil.
DILARANG!
Tumpuan tiang tidak dilasing ke tongkang. Berbahaya!
Resiko tumpukan tiang pancang jatuh/runtuh saat
terjadi gelombang.
DILARANG!
Benda/barang di letakan diatas tumpukan
tiang pancang. Berbahaya! Resiko tiang
pancang di-reject karena retak/cacat.
Side board
Depth (D)
Breadth (B)
Kayu
ganjal/spi
Kayu
tumpuan Kayu tumpuan
(6/12) Kayu tumpuan Kayu tumpuan (6/12)
(6/12) (6/12)
Kayu
ganjal/spi
DILARANG!
Tiang pancang ditumpuk sembarang.
Berbahaya! Resiko tiang pancang di-reject
karena retak/cacat.
DILARANG!
Daya dukung tanah lahan stock yard rendah. Sangat
berbahaya! Resiko tiang terguling karena tidak stabil dan
tiang retak akibat tumpukkan tiang ditopang oleh badan
tiang yang bertemu permukaan tanah.
DILARANG!
Benda/barang di letakan diatas tumpukan tiang
pancang. Berbahaya! Resiko tiang pancang di-
reject karena permukaan retak/cacat.
DILARANG!
Tiang pancang lapis bawah ditumpuk oleh tiang
pancang yang lebih besar/berat. Sangat berbahaya!
Resiko tiang pancang tiang pada lapis bawah retak
akibat beban tumpukan.
DILARANG!
Tiang pancang ditumpuk sembarang diatas tiang pancang.
Berbahaya! Resiko tiang pancang di-reject karena retak/cacat.
DILARANG!
Tiang pancang tidak menumpu sempurna akibat lahan bergelombang.
Berbahaya! Resiko tiang pancang di-reject karena retak/cacat.
DILARANG!
Tiang pancang terendam genangan air.
Berbahaya! Resiko tiang pancang di-reject
akibat pelat sambung korosi.
DILARANG!
Tiang pancang ditumpuk sembarang.
Berbahaya! Resiko tiang pancang di-reject
karena retak/cacat.
Persyaratan :
1. Alat pancang/pilling rig dan service crane memiliki Surat Ijin Alat (SIA). Leader
2. Operator alat memiliki Surat Ijin Operator (SIO) sesuai jenis kualifikasinya Sling Anvil
angkat Leader
yang masih berlaku. tiang
Striker plate
3. Pilling rig dan service crane dalam kondisi baik dan layak digunakan.
Hammer cushion
4. Sling angkat yang digunakan tidak berkarat dan tidak rantas. Nilai faktor Hammer Drive cap
keamanan sling angkat > 3 terhadap beban. adapter/helmet
5. Area sekitar yang berdampak pada manuver pengangkatan/ Drive Pile cushion
cap/
pemancangan dan beresiko tinggi saat terjadi harus steril dari orang helmet Drive cap insert
yang tidak berkepentingan terhadap operasi alat.
6. Landasan pilling rig dan crane service stabil dan kuat menopang beban Pile
alat.
7. Tipe hammer dan cushion tiang ditentukan dari hasil analisa
pemancangan (driving analysis) dengan persamaan rambat gelombang
(wave analysis) sesuai data lapisan tanah lokasi pemancangan. Tiang
8. Berat hammer minimal 1%-2% dari daya dukung ultimit pondasi rencana pancang
(Ru)
9. Pemancangan menggunakan hammer yang disetujui pengawas dan
mampu menghasilkan energi yang cukup untuk memancang tiang
sampai dengan rata-rata penetrasi min. 2mm per pukulan (1/8” per-blow).
10. Untuk mereduksi tegangan yang terjadi pada tiang, gunakan hammer
berat dengan tinggi jatuh yang rendah (shorth stroke) daripada
menggunakan hammer yang ringan dengan kecepatan jatuh hammer
yang tinggi (long stroke).
11. Drive cap berbentuk bulat dipasang sesuai ukuran kepala tiang dengan Tipikal konfigurasi alat pancang (pile rig)
kondisi tidak terlalu longgar untuk memastikan kelurusan sumbu
hammer terhadap sumbu tiang.
12. Drive cap juga tidak boleh sempit agar memungkinkan tiang dapat
Penentuan tipe hammer dan cushion ditentukan dari hasil
berotasi bebas saat merespon terhadap penetrasi tiang ke lapisan tanah
analisa pemancangan (driving analysis) dengan persamaan
dan pergerakan leader alat pancang.
rambat gelombang (wave analysis) sesuai data lapisan tanah
di lokasi pemancangan.
28
Persyaratan :
1. Umur beton tiang minimal sudah berusia 14 hari dan kuat tekan beton mencapai 80% dari kuat tekan rencana.
2. Gunakan pile cushion dari plywood/multiplex kering pada kepala tiang untuk mencegah kerusakan pada kepala tiang.
3. Ganti pile cushion apabila sudah tidak elastis (highly compression), sudah hangus atau terbakar saat pemancangan tiang.
4. Penegakan tiang pancang dengan mengikat sling angkat pada posisi marking untuk penegakan pada tiang pancang.
5. Titik pemancang sesuai layout titik pondasi dan panjang segmen tiang cukup untuk mencapai kedalaman rencana.
6. Posisi tiang pancang dan leader pancang sejajar pada posisi tegak lurus atau sesuai sudut rencana kemiringan tiang (batter pile)
7. Sumbu tiang pancang cosentris (satu garis) terhadap sumbu impact hammer.
8. Tiang disambung dengan pengelasan penuh pada grooving/celah pelat sambung.
9. Pemancangan tiang sambungan dilanjut setelah suhu las sambungan sudah rendah.
10. Kondisi tiang sambungan cosentris terhadap tiang yang akan disambung.
11. Setelah penyambungan, untuk lokasi non-korosif pelat sambung di-coating cat zinc chromate, sedangankan untuk lokasi korosif di-coating cat epoxy.
12. Sambungan tiang pada daerah pasang surut (Splash Zone) dipasang pile tape.
13. Nilai pile set minimal 25mm/10 pukulan untuk menghindari kerusakan tiang pada bagian kepala/bawah tiang.
MULAI
29
SURVEY :
1. Survey & stake out titik pancang
PERSIAPAN :
Persiapan 1. Mobilisasi tiang pancang
pengangkatan tiang 2. Mobilisasi alat pilling rig dan service crane ke lokasi
pancang 3. Pengaturan poisisi pilling rig dan service crane terhadap Las pada pelat
jangkauan radius lifting boom sambung terisi TIDAK
4. Persiapan peralatan las untuk penyambungan tiang penuh
TIDAK
TIDAK YA
Penyambungan
tiang
1. Titik pancang sesuai
2. Sling diikat pada marking penegakan
tiang Instalasi tiang Ketegakan/sudut
3. Pile cushion terpasang di kepala tiang pancang ke alat tiang sesuai
4. Marking kedalaman tiang pancang/pilling rig rencana pondasi
TIDAK
TIDAK
YA
Pembuatan YA
Pile set Kalendering
driving record tercapai pemancangan
SELESAI
30
Penentuan tipe hammer dan cushion ditentukan dari hasil Untuk mereduksi tegangan pada tiang, gunakan hammer
analisa pemancangan (driving analysis) dengan persamaan berat dengan tinggi jatuh yang rendah (short stroke) daripada
rambat gelombang (wave analysis) sesuai data lapisan tanah menggunakan hammer yang ringan dengan kecepatan jatuh
lokasi pemancangan. hammer yang tinggi (long stroke).
IMPACT
HAMMER
IMPACT
HAMMER
LONG SHORT
STROKE STROKE
31
Gunakan pile cushion dari plywood/multiplex dalam kondisi Cek berkala kondisi pile cushion, segera ganti pile cushion
kering pada kepala tiang untuk mencegah kerusakan pada apabila sudah tidak elastis (highly compression), hangus/
kepala tiang saat pemancangan. terbakar saat pemancangan tiang atau jumlah pukulan sudah
mencapai 1000 -1500 pukulan. Untuk pengambilan kalendering
Ukuran diameter cushion harus sama dengan ukuran diameter pile cushion sudah menerima minimal 100 pukulan.
tiang.
Diameter cushion
Drive cap tidak terlalu longgar untuk memastikan kelurusan Marking posisi kedalam tiang yang terpancang pada badan
sumbu hammer terhadap sumbu tiang. tiang sesuai urutan pemancangan untuk tiap titik pancang
Pile cushion
Marking
kedalaman
pemancangan
Marking
penegakan
tiang
33
Sling angkat diikat pada posisi marking penegakan tiang. Pasang Tiang ditegakkan dan di-set pada hammer dengan menggunakan
drive cap insert dan pile cushion pada kepala tiang. Sling angkat sling angkat pilling rig. Area sekitar yang berdampak pada
layak pakai, tidak berkarat dan memiliki faktor keamanan SF > 3 manuver pengangkatan dan beresiko tinggi saat kegagalan
pengangkatan tiang harus steril.
Posisi pilling rig dapat menjangkau stok tiang dan titik peman-
cangan tanpa berjalan.
JARAK ANTARA AS
KE AS TIANG TIDAK
BOLEH KURANG DARI
UMUR BETON TIANG YANG 2,5 DIAMETER TIANG
DIPANCANG MINIMAL PANCANG
SUDAH BERUSIA 14 HARI
DAN KUAT TEKAN BETON
MENCAPAI 80% DARI KUAT
TEKAN RENCANA.
Min. 1m
Sling angkat
Tiang pancang dan leader dalam posisi sejajar. Setting Sumbu tiang pancang dan sumbu alat impact hammer harus
ketegakan atau sudut tiang (batter pile) dilakukan dengan cosentris (berada pada garis sumbu yang sama). Apabila
mengatur posisi “backstay” dan pengecekan ketegakan terdapat eksentrisitas tiang terhadap impact hammer, bagian
dengan waterpass. kepala tiang beresiko pecah!
Leader alat
pancang
Kontrol ketegakan
tiang dan leader
dengan alat waterpass
Impact
hammer
Tiang
pancang
Kontrol ketegakan tiang
dengan Theodolite dan
unting-unting
Garis sumbu
35
Impact hammer yang digunakan mampu menghasilkan Penyambungan tiang pancang dengan cara pengelasan penuh
energi yang cukup untuk memancang tiang dengan rata-rata alur/groove pelat sambung antar tiang pancang. Untuk
penetrasi min. 2mm per pukulan (1/8” per blow) pada saat menjamin hasil sambungan, pengelasan dilakukan oleh tenaga
penentuan final set. welder yang bersertifikat.
Pile gate
Untuk mencegah luka bakar dari percikan api listrik gunakan Pada pengelasan berlapis, setiap selesai mengelas lapisan
sepatu, pakaian pelindung, sarung tangan kulit yang memiliki segera bersihkan terak/slag dengan palu sebelum pengelasan
insulasi dan juga sarung tangan katun untuk menyerap lapis berikutnya (gunakan kacamata terng saat pembersihan
keringat pada tangan. terak).
Saat penetrasi tiang sudah rendah, segera ambil data Pasang dan kencangkan sling ikat pada bagian atas tiang
kalendering (pile set) pemancangan. Pemancangan dihentikan kemudian potong tiang pancang pada level cut-off yang sudah
saat nilai kalendering (pile set) rencana tercapai atau kedalaman ditentukan dengan alat potong tiang (electric pile cutter).
tiang sesuai rencana.
Sling crane
Angkat dan pindahkan bagian atas tiang pancang yang Potong melingkar beton bagian luar tulangan tiang pancang
dipotong dengan crane angkat. Sling angkat yang digunakan dengan pile cutter atau alat grinding.
dalam kondisi baik, tidak berkarat dan memiliki faktor
keamanan SF > 3
Rencana
Panjang
PC bar
DILARANG! DILARANG!
Sling angkat berkarat dan tidak layak pakai. Sangat Sling angkat tiang pancang di luar marking penegakan tiang.
berbahaya! Resiko tiang pancang jatuh saat penegakan berbahaya! Resiko tiang pancang retak akibat terbentur
tiang pancang dan korban jiwa akibat tertimpah tiang. leader saat proses penegakan tiang pancang.
SLING POSISI
ANGKAT IKAT SLING
PILLING RIG ANGKAT
TIDAK LAYAK TERLALU
PAKAI ! KETENGAH !
TIANG
TERBENTUR!
40
DILARANG! DILARANG!
Terjadi eksentrisitas antar sumbu impact hammer dengan Nilai kalendering pemancangan (pile set) di bawah 25mm/10
tiang pancang. Sangat berbahaya! Resiko bagian kepala tiang pukulan. Berbahaya! Resiko tiang pancang pecah/retak pada
pancang pecah akibat distribusi tegangan tidak merata pada bagian kepala atau ujung bawah tiang pancang.
kepala tiang.
KEPALA TIANG
PECAH!
41
DILARANG! DILARANG!
Pemancangan tidak menggunakan pile cushion atau kondisi Posisi tiang pancang yang disambung tidak pada satu sumbu
cushion plywood sudah fatik / terbakar. Sangat berbahaya! yang sama (terdapat eksentrisitas). Sangat berbahaya!
Resiko kepala tiang pancang pecah akibat tumbukan Resiko tiang pancang pecah di sambungan atau sambungan
hammer saat pemancangan. tidak sekuat spesifikasi sambungan.
DILARANG! DILARANG!
Pekerja pengelasan sambungan tiang tidak menggunakan Cacat pada pengelasan sambungan. Sangat berbahaya!
APD pengelasan. Sangat berbahaya! Resiko korban cedera/ Resiko degradasi kekuatan pondasi akibat kekuatan
meninggal tersengat listrik, terkena percikan api las & cahaya sambungan tiang tidak sekuat spesifikasi kekuatan badan
ultraviolet pengelasan. tiang pancang.
FATALITY!
DILARANG!
Tiang pancang tidak diikat sling saat proses pemotongan
tiang. Sangat berbahaya! Resiko pekerja cedera/meninggal
akibat tertimpah bagian atas tiang yang dipotong.
FATALITY!
44
PENYEBAB
DILARANG!
Tekanan besar pada sekeliling dinding tiang dari
bagian dalam rongga (internal radial pressure) yang
dapat ditimbulkan akibat :
1. Pemancangan tiang menggunakan tipe ujung
bawah terbuka (open ended) pada lokasi
tanah sangat lunak/rawa dan muka air tahan
tinggi/pemancangan di air. Akibat efek hidrolik
pukulan hammer saat proses pemancangan, air
atau lumpur akan terpompa naik pada rongga
dalam tiang.
2. Lumpur/tanah masuk kedalam rongga dan naik
keatas mengisi rongga tiang akibat kerusakan
pada sepatu tiang pancang. TANAH SANGAT LUNAK/ TEKANAN DARI DALAM
RAWA DAN MUKA RONGGA TIANG
AIR TAHAN TINGGI/ BERKURANG
PEMANCANGAN DI AIR
PENCEGAHAN
1. Menyiapkan lubang ventilasi pada bagian Lubang
atas kepala tiang pancang untuk mengurangi ventiliasi
tekanan dari dalam rongga tiang pancang saat pada kepala
tiang
proses pemancangan.
2. Penggunaan sepatu masif pada tiang pancang Retak
bagian bawah untuk mencegah tanah/lumpur longitudinal
masuk kedalam rongga.
Air/lumpur
45
PENCEGAHAN
1. Profil tanah rencana titik pancang sudah diidentifikasi dari hasil uji
geoteknik untuk mendeteksi kemungkinan ada kontur lensa/lapisan
tanah keras yang, menentukan metode pemancangan, kedalaman
dan spesifikasi tiang pancang.
2. Gunakan sepatu tiang pancang khusus seperti tipe flat mamira/
cross fin /point shoe agar tiang pancang bertumpu pada lensa/
lapisan tanah keras yang miring.
TIANG PATAH!
Sepatu tipe flat
mamira/cross fin/
point shoe
LENSA/LAPISAN
TANAH KERAS Lensa/lapisan
MIRING tanah keras
miring
46
PENYEBAB
Tiang pancang dipancang pada lokasi titik pemancangan terdapat lapisan
berangkal atau timbunan batu. DILARANG!
Lokasi pada titik pemancangan
PENCEGAHAN terdapat berangkal/timbunan batu.
1. Profil tanah rencana titik pancang sudah diidentifikasi dari hasil uji Tiang pancang beresiko pecah akibat
geoteknik untuk mendeteksi kemungkinan ada kontur lensa/lapisan dipaksa masuk menembus berangkal
tanah keras yang, menentukan metode pemancangan, kedalaman batu.
dan spesifikasi tiang pancang.
2. Metode pemancangan dengan membuat lubang dengan preboring
sampai menembus lapisan berangkal/batu
47
Buat lubang dengan preboring sampai menembus lapisan Pancang tiang hingga nilai kalendering/pile set tercapai,
berangkal/batu dengan diameter lubang lebih besar 2inch setelah itu isi celah antar rongga preboring dan tiang pancang
(50mm) dari diameter tiang pancang dengan material pasir.
48
Persyaratan :
1. Profil tanah titik pancang sudah di-identifikasi dari uji geoteknik untuk menentukan metode pemancangan dan
kedalaman tiang pancang.
2. Pontoon platform alat pancang stabil dan dijangkar kencang menyilang.
3. Pemancangan dilakukan saat kondisi cuaca baik, hentikan pemancangan saat arus air kuat, gelombang tinggi dan angin
kencang/badai.
4. Panjang segmen tiang pancang pertama disesuaikan dengan posisi tanah dasar agar penyambungan dapat dilakukan di
atas permukaan air.
5. Apabila dilakukan penyambungan tiang pancang di darat, pastikan rangkaian tiangpancang aman diangkat terhadap
berat sendiri saat proses pengangkatan/penegakan tiang pancang.
6. Persyaratan pemancangan mengacu pada persyaratan pemancangan dengan alat impact hammer (halaman 28-29).
Pontoon alat
Pile pemancang
Mooring Pontoon alat
winch pemancang
1. Lahan pemancangan memiliki permukaan padat, rata, bersih dari sisa pondasi lama dan memiliki daya dukung mencukupi terhadap beban operasi alat
HSPD.
2. Umur beton tiang yang dipancang minimal sudah berusia 14 hari dan kuat tekan beton mencapai 80% dari kuat tekan rencana.
3. Berat total alat HSPD ditambah beban counter saat pemancangan minimal memiliki bobot 2,5 kali dari beban penekanan tiang rencana.
4. Alat HSPD pada posisi rata horisontal. Pengaturan level sesuai dengan “alat nivo (level indicator)” pada ruang operator dan pemeriksaan menggunakan
waterpass yang diletakan pada posisi chasis panjang (long-boat) alat HSPD.
5. Tiang pancang diangkat dan di-setting pada alat HSPD dengan cara mengikat sling angkat pada posisi marking untuk penegakan pada tiang pancang.
6. Untuk memastikan ketegakan tiang, lakukan pengechekan vertikalitas per-50cm penekanan tiang dengan waterpass sampai ke kedalaman 2m.
7. Tiang pancang ditekan pada titik rencana pondasi secara kontinyu sampai kriteria penekanan tiang terpenuhi.
8. Tiang disambung dengan pengelasan penuh pada grooving/celah antar pelat sambung.
9. Kondisi tiang sambungan cosentris terhadap tiang yang akan disambung.
10. Penekanan dihentikan saat nilai pile set (penurunan tiang) akibat penekanan tiang sebesar 200% dari beban rencana selama 30-60 detik sebanyak 2(dua)
kali penekanan harus ≤ 20mm, atau mengacu pada persyaratan yang telah ditetapkan.
11. Untuk tiang pancang yang didesain sebagai pondasi tiang friksi, maka pemancangan harus mencapai kedalaman rencana.
12. Pemotongan kelebihan tiang yang tidak tertanam harus rata dengan permukaan tanah agar alat tidak membentur kepala tiang saat proses perpindahan
alat HSPD.
51
SURVEY :
1. Survey & stake out titik pancang
MULAI
PERSIAPAN :
1. Mobilisasi tiang pancang
2. Mobilisasi alat HSPD ke lokasi
3. Rencana pelaksanaan penekanan tiang dan gambar posisi Las pada pelat
Persiapan dan manuver urutan penekanan tiang pancang sambung terisi TIDAK
pengangkatan tiang 4. Persiapan peralatan las untuk penyambungan tiang penuh
pancang
YA
TIDAK Penyambungan
tiang
YA
TIDAK
SELESAI
52
DILARANG! DILARANG!
Jumlah penjepit wedge Penampang tiang tidak bulat/
hanya 4 keping. Berbahaya! lonjong. Berbahaya! Resiko
Resiko tiang retak melingkar tiang retak melingkar akibat
akibat konsentrasi tekanan tekanan penjepitan tidak
penjepitan tidak merata merata (terjadi konsetrasi
(terjadi konsetrasi tekanan). tekanan).
HSPD TERANGKAT !
54
PENYEBAB
1. Tekanan jepit (clamping) tiang terlalu besar
sehingga dinding tiang hancur. DILARANG!
2. Jumlah wedge penjepit < 8pcs,sehingga
terjadi konsentrasi jepit yangbesar Tiang pancang
3. Penampang tiang tidak bulat /agak lonjong
Pressng
cylinder
Clamping
PENCEGAHAN box
1. Tiang pancang yang akan ditekan berbentuk
bulat/tidak lonjong
2. Pastikan tekanan pada wedge penjepit
bekerja merata saat penjepitan
RETAK SERPIHAN
3. Gunakan spesifikasi wedge penjepit minimal LONGITUDINAL BETON
8 pcs yang alur grip tidak haus
4. Gunakan alat HSPD dengan min 8 grip agar
tekan jepit tiang lebih merata.
PENYEBAB
1. Alat HSPD terangkat saat penekatan tiang
mengakibatkan badan tiang mengalami DILARANG!
gaya lentur dari rotasi pada alat HSPD yang
terangkat.
2. Tiang pancang mengalami lentur akibat
terdorong pada arah lateral saat pergerakan
alat
PENCEGAHAN
BEBAN COUNTER
1. Berat alat HSPD dan beban counter harus TIDAK CUKUP
lebih besar dari rencana gaya penekanan
tiang pancang.
2. Kelebihan tiang yang sudah ditekan harus
dipotong rata permukaan tanah.
RETAK PADA
ALAT HSPD TERANGKAT SAAT PERMUKAAN/BAGIAN
PROSES PENEKANAN TIANG TIANG YANG TERTANAM
PANCANG
56
Persyaratan alat:
1. Alat tripod crane dan service crane memiliki Dokumen Surat Ijin Alat (SIA).
2. Operator alat memiliki Surat Ijin Operator (SIO) sesuai jenis kualifikasinya yang masih
berlaku.
3. Alat tripod crane, service crane dalam kondisi baik dan layak digunakan.
4. Sling angkat yang digunakan tidak berkarat dan tidak rantas. Nilai faktor keamanan
sling angkat > 3 terhadap beban.
5. Area sekitar yang berdampak pada manuver pengangkatan/pemancangan dan
beresiko tinggi saat terjadi harus steril dari orang yang tidak berkepentingan terhadap
operasi alat.
6. Landasan alat tripod crane dan crane service stabil dan kuat menopang beban crane
saat proses pengangkatan dan penekanan tiang pancang.
7. Kapasitas genset yang digunakan sesuai dengan arus fasa spesifikasi motor auger.
8. Motor auger dan pompa grouting berfungsi dengan baik.
9. Alat Auger, Screw, Socket Screw harus lurus dan jumlah cukup mencapai kedalaman
rencana penetrasi tiang.
10. Kondisi socket tidak aus, terkoneksi dengan baik dan seal socket tidak bocor.
11. Dril bit (mata bor) terpasang dengan benar, serta kondisi fisik drill bit tidak bengkok,
patah dan tidak aus.
12. Bagian expansion wing berfungsi baik (membuka/menutup sempurna) dan tidak ada
kebocoran oli hidrolik pengerak.
13. Lubang penyemprot grouting pada bagian bawah drill bit tidak mampat/tersumbat
dan one way valve (katup satu arah) berfungsi.
14. Aksesoris Hose Grouting tidak bocor/getas dan memiliki panjang minimal 100 meter
dengan ukuruan diameter 2 inch.
57
Persyaratan pelaksanaan:
1. Aspek Geoteknik, profil tanah rencana titik pancang sudah diidentifikasi dari hasil uji geoteknik untuk menentukan kedalaman tiang pancang.
2. Aspek Material Tiang Pancang :
1. Tiang pancang sesuai dimensi, panjang, speksifikasi tiang.
2. Toleransi tebal badan tiang maksimal +20 mm.
3. Umur beton tiang pancang sudah mencapai minimal 14 hari.
4. Aksesoris friction cutter terpasang dengan tebal standar 12mm untuk mengatasi kondisi tanah N-SPT >30.
3. Pastikan tiang pancang dalam posisi tegak lurus (vertikal) setelah auger dan screw dimasukkan kedalam badan tiang pancang
4. Saat pengeboran lakukan monitoring dan pencatatan nilai ampere meter motor auger sebagai indikator tahanan tanah. Data ini sebagai acuan yang harus
dikorelasi dengan data N-SPT tanah terdekat.
5. Bersihkan lumpur yang menempel pada screw dengan cara
disemprot air yang bertekanan.
6. Tiang disambung dengan pengelasan penuh pada grooving/celah
antar pelat sambung.
7. Kondisi tiang sambungan cosentris terhadap tiang yang akan
disambung.
8. Pekerjaan pengeboran dihentikan setelah proses grouting cement
milk pada bagian ujung bawah tiang sempurna di kedalaman
elevasi yang direncanakan.
9. Persyaratan grouting cement milk memiliki kekuatan minimal 15
MPa dengan rasio air terhadap semen W/C=0,6.
10. Aksesoris Auger dilepas setelah Tiang Pancang ditahan dengan
klem penggantung.
11. Klem penggantung dilepas setelah umur grouting mencapai
minimal 2 jam (set-up).
58
Di lingkungan yang berhubungan dengan udara terbuka aksesories plat sambung rentan terjadi karat akibat proses reaksi kimia antar material besi pada baja
plat sambung dengan oksigen yang terdapat pada udara atau air pada permukaan pelat sambung. Proses karat ini akan berlangsung lebih cepat di lingkungan
yang asam (pH lebih rendah dari 7)
Akibat adanya karat pada plat sambung, dapat menyebabkan masalah degradasi kekuatan bahkan kegagalan struktur yang fatal. Hal ini diakibatkan saat proses
oksidasi/karat ketebalan permukaan baja berkurang seiring bertambahnya waktu.
Untuk mencegah terjadinya karat pada sambung tiang pancang maka plat sambung harus segera dilapisi dengan lapisan pelindung karat setelah proses produksi,
begitu juga setelah proses pengelasan penyambungan tiang pancang, lapisan pelindung/coating kembali diaplikasikan untuk memperbaiki lapisan pelindung
yang rusak akibat proses pengelasan sehingga plat sambung memiliki perlindungan korosi untuk jangka panjang.
Penumpukan di lokasi :
Kondisi service :
c. Daerah pasang surut/ Pemasangan piling tape untuk proteksi sambung tiang
terendam air pada daerah pasang surut (splash zone)
Kawat las
Helm/ Tiang bawah disisakan
topeng las ketinggian 1m s/d 1,5m
dari tanah agar pekerjaan CARA MENGETAHUI BATANG LAS LEMBAB ATAU TIDAK :
pengelasan mudah
1. Chek bunyi, jika lembab maka bunyi lemah
2. Flux terkelupas jika batang las lembab dibengkokan
3. Setelah mengeluarkan busur listrik taruh diatas pelat besi,
pelat besi akan menyisakan air bila batang las lembab.
4. Terjadi percikan besar dan banyak saat pengelasan
MULAI SELESAI
PERSIAPAN :
Persiapan 1. Pemilihan mesin las
pengelasan 2. Pemilihan batang las
3. Penyimpanan batang las
4. Pengechekan teknisi
Pemancangan
tiang
PERIKSA :
PERSIAPAN : 1. Arus listrik pengelasan
Persiapan 1. Pembersihan pelat 2. Tegangan busur listrik
sambungan tiang sambung tiang yang 3. Kecepatan pengelasan
di-las 4. Pergerakan elektroda
Coating
TIDAK
pelat
sambung
Pelat yang akan
disambung bersih dan Las titik di Mengelas
tidak basah Beberapa lokasi sambungan
YA
TIDAK
YA
YA
Suhu
Sambungan las
1. Alur/groove Mak. 200◦C
Setting tiang Ketegakan/sudut
segmen atas penuh terisi las
tiang sesuai 2. Las tidak cacat TIDAK
Persyaratan :
1. Batang/kawat las minimal setara dengan AWS A.5.1 E6013 (co. RB-26 ex nikko steel atau setara)
2. Gunakan helm/topeng las untuk melindung muka,mata dan kulit dari percikan api las.
3. Karena sudut alur/groove +/- 300, agar las mengisi penuh maka layer pertama pengelasan menggunakan batang las dengan diameter kurang dari 4mm.
4. Pada pengelasan berlapis, setelah selesai mengelas lapisan pertama bersihkan terak/slag dengan palu las sampai bersih (gunakan kacamata terng saat
pembersihan terak), setelah itu lakukan pengelasan pada lapisan berikut.
5. Gunakan 2 lapis pengisian las untuk kedalaman alur/groove ≤12mm. Sedangkan untuk ke dalam alur/groove > 12mm gunakan 3 lapis pengisian las.
6. Apabila ditemukan cacat pada las, perbaiki dengan cara mengupas/grinding bagian yang cacat dan diisi kembali dengan las.
7. Lapisi pelat sambung tiang pancang dengan coating cat zinc chromate untuk lokasi non korosif, coating cat epoxy untuk lokasi yang korosif atau pile tape
untuk pelat sambung pada daerah pasang surut air.
8. Pemancangan dilakukan setelah pelat sambung yang sudah di-las dibiarkan mendingin secara alami hingga mencapai suhu 2000 C s/d 2500 C.
Penetrasi tidak cukup 1. Kecepatan mengelas terlalu cepat atau 1. Kecepatan pada saat mengelas harus tepat, agar
terlalu lambat. terak/slag tidak mendahului.
2. Arus listrik saat mengelas rendah. 2. Meninggikan arus listrik saat mengelas sampai
3. Sudut torch atau posisi yang dituju tidak dengan 450 – 500A.
tepat 3. Sudut torch dipertahankan 20-30°, posisikan
bagian kedalaman alur/groove yang cukup bisa
meleleh.
Belitan Terak/ Slag 1. Kecepatan mengelas terlalu cepat atau 1. Terak/Slag lapisan sebelumnya dihilangkan dengan
terlalu lambat. sempurna.
2. Arus listrik saat mengelas rendah. 2. Meninggikan arus listrik saat mengelas, agar terak/
3. Sudut torch atau posisi yang dituju tidak slag tidak mendahului kecepatan
tepat 3. Mengelas torch dengan urutan kebelakang
(0-45°).
1. Tegangan busur nyala listrik terlalu tinggi 1. Menggunakan tegangan busur nyala listrik yang
Blow hole 2. Bagian sambungan tercampur cairan dan tepat, yaitu 26-30V.
material lainnya 2. Sebelum mengelas bersihkan bagian alur dan
3. Kawat las lembab hilangkan secara menyeluruh cairan, lumpur,
4. Panjang kawat sudah terlalu pendek minyak, karat dan lain-lain.
3. Menyimpan kawat untuk mengelas dengan baik,
pada saat digunakan harus dikeringkan kembali.
4. Panjang kawat yang tepat saat diganti sekitar 30-
50mm
65
Pit 1. Kawat las lembab 1. Menyimpan dengan baik kawat untuk mengelas,
2. Sambungan yang akan dilas tercampur pada saat digunakan harus dikeringkan kembali.
cairan dan material lainnya 2. Sebelum mengelas bersihkan bagian alur dan
3. Tegangan dan besaran arus listrik tidak hilangkan secara menyeluruh cairan, lumpur,
tepat minyak, karat dan lain-lain.
3. Melakukan pengelasan dengan cakupan sesuai
kondisi standar pengelasan
Undercut 1. Arus listrik saat pengelasan terlalu tinggi 1. Turunkan arus listrik pada lapisan terakhir dalam
2. Sudut torch atau posisi yang dituju tidak cangkupan 350-400A.
tepat 2. Menjaga sudut torch antara 0-15°, ini untuk
3. Kecepatan pada saat pengelasan terlalu mencegah timbulnya busur nyala listrik dari alur
cepat pancang bagian atas.
4. Tegangan busur nyala listrik terlalu tinggi 3. Memperlambat kecepatan pengelasan agar
kuantitas las cukup.
4. Menurunkan tegangan busur listrik menjadi 26-
28V
Overlap 1. Arus listrik las terlalu rendah 1. Meningkatkan arus listrik untuk mempercepat
2. Perpindahan elektroda terlalu lambat perpindahan elektroda
2. Mempercepat perpindahan elektroda
Retak 1. Bagian sambungan tercampur cairan dan 1. Sebelum mengelas bersihkan bagian alur dengan
material lainnya baik dan hilangkan secara menyeluruh dari cairan,
2. Bagian yang dipengaruhi oleh panas jadi lumpur, minyak, karat dan lain-lain.
mengeras dan mudah retak 2. Memanaskan terlebih dahulu sebelum dilas
3. Kawat yang digunakan kondisinya lembab 3. Menyimpan dengan baik kawat las yang digunakan
untuk mengelas dan mengeringkannya kembali
saat akan digunakan.
66
Mesin Las
1. Mesin las arus bolak balik (AC), arus searah (DC) atau arus ganda (AC DC)
2. Kapasitas transformator las 200-500 A
3. Tegangan listrik 55 – 85 Volt
4. Kebersihan terjaga untuk menghindari konslet akibat zat cair
5. Sumber listrik dari generator stabil
Kabel Las
1. Ukuran kabel dan diameter kabel las sesuai dengan arus listrik yang
mengalir dari mesin las dan panjang kabel yang digunakan.
2. Kabel menggunakan insulasi
Pemegang
Kawat Las 1. Bahan pemegang elektrode terbuat dari logam kuningan.
2. Pemegang kawat las menggunakan penyekat (biasanya embonit) sebagai
insulator.
3. Bagian penjepit kawat las harus bersih.
67
ALAT SPESIFIKASI
Welding 1. Batang las/Elektroda untuk Steel Mild Arc Welding (SMAW) RB-26 atau
Electrodes setara
2. Ukuran kawat las diameter 3,2 - 4mm
Sikat 1. Serabut sikat terbuat dari bahan kawat-kawat baja yang tahan panas dan
Kawat Las elastis
2. Tangkai sikat terbuat dari kayu yang dapat mengisolasi panas dari bagian
yang disikat.
Palu Las 1. Handle palu berbentuk peer yang membuat pegangan nyaman dan aman
2. Dua ujung palu yang berbeda penggunaannya, ujung runcing untuk memukul
sudut rigi-rigi dan ujung yang berbentuk pahat untuk membersihkan
permukaan rigi-rigi & las yang menempel pada permukaan.
ALAT SPESIFIKASI
Sarung 1. Sarung tangan dari bahan kulit/silikon /asbes lunak yang memiliki sifat
Tangan Las insulasi.
Sepatu Safety 1. Sepatu las terbuat dari kulit dan bagian depan sepatu terdapat plat baja
yang berfungsi melindungi kaki dari kejatuhan benda berat dan tajam.
2. Bersifat isolator untuk melindungi dari sengatan listrik.
69
Kombinasi gaya geser (shear moment) dan axial 1. Pastikan landasan pilling rig stabil saat
tarik (tension) akibat tiang pancang terdorong pemancangan untuk mencegah leader ber-rotasi.
pada arah horisontal saat pemancangan
71
RETAK DIAGONAL BADAN TIANG Kombinasi tegangan tarik yang tinggi (over
tension) dan moment putar/torsi (twisting
moment) pada badan tiang akibat :
1. Driving cap pada kepala tiang pancang 1. Drive cap juga tidak boleh sempit agar
terlalu sempit sehingga tiang tidak dapat memungkinkan tiang dapat berotasi bebas saat
berputar halus saat bereaksi terhadap merespon terhadap penetrasi tiang ke lapisan
tahanan tanah saat tiang sudah masuk tanah dan pergerakan leader alat pancang.
sebagian kedalam tanah.
2. Driving cap pada kepala tiang pancang 2. Pastikan landasan pilling rig stabil saat
terlalu sempit sehingga tiang mengalami pemancangan untuk mencegah leader ber-rotasi.
puntir saat terjadi pergerakan atau rotasi
leader alat pancang
40xdb
3. Bersihkan permukaan tulangan PC Bar dan spiral dari debu/ kotoran.
4. Pasang stoper grouting dari kayu di dalam rongga tiang pancang pada kedalam PC Bar
2 x dia.tiang
5. Setting pelat sambung pengganti yang sudah dipasang besi angkur pada tiang
pancang dengan memasukan PC Bar dari tiang ke lubang PC bar pada pelat
sambung sebagai pengarah.
6. Pasang pelat seng sebagai cetakan dinding melingkar sesuai diameter tiang.
2x Dia. tiang
7. Pastikan permukaan pelat sambung dalam posisi rata dengan alat waterpass
8. Aduk grouting sesuai takaran dengan mixer elektrik sampai adukan merata &
seragam.
9. Tuangkan material grouting kedalam cetakan dan rongga tiang sampai terisi Tiang
penuh.
10. Buka cetakan setelah umur grouting minimal 3 hari
11. Potong PC Bar yang muncul di permukaan pelat sambung
12. Pemancangan dilakukan setelah kuat tekan grouting > kuat tekan
beton tiang pancang
Stopper
cor
Dia. tiang
73
Peralatan Material
1. Pile Cutter / alat grinding 1. Pelat sambung + besi angkur
2. Palu 5kg 2. Kayu multipek
3. Waterpass 3. Pelat seng
4. Alat Mixer grouting 4. Material grouting
5. Ember
DILARANG!
Load
Pile Cap Kepala tiang tidak
Dial
cell Gauge dibuat pile cap!
Hidrolik Beam
Jack reference TIANG
RETAK!
Tiang TIANG RETAK !
uji
75
Tiang
uji Tiang uji Pile Cap
TIANG
RETAK!
PC BAR PUTUS
AKIBAT TARIKAN
DISTRIBUSI GAYA
TARIK TIDAK MERATA
PADA TIAP PC BAR
76
HIGH STRAIN DYNAMIC LOAD TESTING DENGAN ALAT PDA / UJI PDA
Striking Plate
Hammer Cushion
Pile
Minimal
1,5D sd 2D
Pile
Connection Apparatus for
Strain box
Transducers reducing data
Acceleromoters
Acceleromoters
Strain Dari uji beban dinamis dapat diperoleh :
Transducers
1. Daya dukung tanah dan keutuhan
struktur pondasi
Recording 2. Mengetahui efisiensi/performa hammer
apparatus pancang dan tegangan pada tiang saat
Display Apparatus pemancangan.
78
Accelerometer
2 Accelerometer
Palu 1
② ③
3 Palu
1 PIT Computer
2
PIT
Tiang
Computer pancang
Tiang
① pancang
3
79
Kuat lentur sambungan tiang : Beban vertikal P bekerja pada tengah bentang pada tiang yang
diletakan diatas 2(dua) tumpuan dengan posisi tumpuan dari
1. Kuat tekan lentur sambungan tiang harus lebih besar dari nilai ujung tiang adalah 1/5 dari panjang tiang.
kuat tekan lentur badan tiang pancang .
2. Nilai defleksi dan kurva defleksi saat beban uji mencapai beban
moment retak (cracking moment) mendekati nilai defleksi untuk
pengujian badan tiang
Pelaksanaan uji kuat lentur tiang pancang menurut JIS
5335-1987 :
1. Untuk verifikasi nilai moment retak (cracking moment), tiang ditekan oleh
beban vertikal Pretak yang menyebabkan badan tiang mengalami lentur
sebesar nilai moment retak. Beban ditahan saat mencapai nilai Pretak
kemudian dilakukan pengamatan permukaan tiang. Permukaan tiang
Inspeksi untuk kekuatan badan tiang pancang harus bebas dari retak visual selebar 0,05mm.
dilakukan dengan cara melakukan uji bending untuk 2. Untuk pengujian kuat moment hancur (breaking moment) , tiang ditekan
beban moment retak (cracking moment) tiang untuk 2 oleh beban vertikal Phancur hingga menyebabkan tiang hancur. Nilai kuat
sample uji. moment hancur tiang dihitung dari moment yang terjadi akibat vertikal
maksimum tersebut.
81
LAMPIRAN
LAMPIRAN - PENYAMBUNGAN TIANG PANCANG
LAMPIRAN - TIPE HAMMER TIANG PANCANG
LAMPIRAN - UJI BEBAN PADA TIANG PANCANG
82
Pengelasan yang dilakukan dengan cara mengubah arus listrik menjadi panas untuk melelehkan atau
mencairkan permukaan benda yang akan disambung dengan membangkitkan busur nyala listrik
melalui elektrode.
Pengelasan dengan pelelehan nyala busur listrik ini diperoleh dengan cara mendekatkan elektrode
las ke benda kerja pada jarak beberapa milimeter (jarak antara elektroda dan benda kerja disebut
panjang busur nyala), sehingga terjadi aliran arus listrik dari elektroda ke benda kerja yang disebabkan
karena adanya perbedaan tegangan antara elektrode dan benda kerja yang menimbulkan suhu
busur nyala ini bisa mencapai 50000C sehingga mampu melelehkan elektroda dan benda kerja untuk
membentuk paduan.
Setelah nyala busur listrik terjadi, elektroda akan berkurang sehingga jarak ujung elektroda (panjang
busur nyala) dengan benda kerja akan semakin renggang, sehingga harus diturunkan dengan jarak
tertentu untuk menjaga agar busur listrik tetap menyala. Baik buruknya hasil pengerjaan las sangat
ditentukan oleh pergerakan elektroda pada waktu pengelasan dan tegangan listrik yang digunakan.
Air/Steam hammer :
- Chek kesesuaian dokumen pabrik pembuat hammer terhadap tipe dan
model hammer yang digunakan.
PILE HAMMERS - Pastikan semua komponen hammer yang dipakai dalam kondisi baik.
- Khusus untuk doubel & differential acting, minta grafik yang menyatakan
energi (rate energy) pemancangan terhadap kecepatan operasi hammer
pancangan
Drop Air/Steam Diesel Hydraulic Vibratory
Hammers Hammers Hammers Hammers Diesel hammer :
- Chek kesesuaian dokumen pabrik pembuat hammer terhadap tipe dan
model hammer yang digunakan.
- Pastikan semua komponen hammer yang dipakai dalam kondisi baik.
- Minta grafik yang menyatakan energi (rate energy) pemancangan terhadap
kecepatan operasi hammer pancangan
Single Double Differential Single Double - Untuk single acting hammer : perhatikan tinggi jatuh hammer, tinggi jatuh
Acting Acting Acting Acting Acting
akan bervariable tergantung kondisi tahanan tanah.
- Untuk double acting hammer : Pastikan pembacaan tekanan pada bounce
chamber telah dikalibrasi.
Single Double
Acting Acting
(Open End) (Close End)
84
Lifting power Provided by Steam or air Steam or air Provided by explosion of injected Hydraulic Hydraulic Electricity or
housting engine or diesel fluid hydraulic power
a crane
Maintenance Simple More complex More complex than for single acting More complex than most air impact More complex More complex HIghest
than drop hammer hammers than other impact than other impact maintenance
hammers hammers cost
Hammer All types except Versatile for any Timber, steel H, and pipe piles All type of piles All type of piles All type of piles Steel H and pipe
suitability for concrete piles piles, particularly end bearing piles.
types of piles large concrete and Very effective in
steel pipe granular soils
Major Lowest initial cost Relatively simple Fully enclosed and permit under-water Carry their own fuel from which power Fully variable Energy is variable Can be used for
advantages equipment and moderate cost operation. More productive than single is internally generated. Stroke is a energy can be over a wide range. pulling or driving.
acting. Generic lower dynamic forces. function of pile resistance. delivered. Can be used Fastest operating
DIfferential hammer uses less volume for underwater installation tool.
of air or steam than double acting and driving.
has lower impact velocity.
Major Very high dynamic Need air Cost more than single acting. Need Pollutes air with diesel exhaust. Higher initial cost. HIgher initial cost. High investment
disadvantages forces and danger compressor or air compressor or steam plant. Heavy Higher cost hammer. Low blows per and maintenance,
of pile damage. steam plant. compared with most diesel hammer. minutes at higher strokes for single not reccomended
Lowest pile Heavy compared acting. for friction pile
productivity. with most diesel installation.
hammer
Remarks Becoming obsolete -- Ram accelarates downward under Stroke variable in single acting diesel Newer hammer Newer hammer --
pressure hammer. Very popular hammer type. type and may type and may
Biodiesel models available. require additional require additional
field inspection field inspection
and/or testing and/or testing
85
DROP HAMMER
DOWNSTROKE UPSTROKE
87
DIESEL HAMMER
Perbedaan yang mendasar antara diesel hammer dengan air/steam hammer adalah sumber energi sistem air/
steam hammer berasal dari luar silinder air/steam hammer sedangkan sumber energi diesel hammer berasal dari
pembakaran bahan bakar pada hammer pancang (internal combustion) dibawah dekat ujung jatuh ram hammer.
Meskipun diesel hammer memiliki bobot yang ringan tinggi jatuh ram hammer yang tinggi tetapi kecepatan saat
tumbukan akan lebih rendah akibat efek pemampatan udara pada ruang pembakaran.
Pada awal pemancangan ram hammer diangkat keatas (TRIPPING), kemudian dilepas Sistem double acting bekerja seperti sistem single acting. Perubahan
sehingga meluncur ke bawah dan pada saat bersamaan bahan bakar di injeksi kedalam utamanya adalah terdapat silinder penutup pada bagian atas yang
silinder dibawah lubang keluar udara (FUEL INJECTION). Saat ram menumbuk (COMPRESSION menyebabkan ketika ram hammer bergerak keatas akan menekan udara
IMPACT) silinder bagian bawah terjadi ledakan akibat pembakaran bahan bakar (EXPLOTION) pada ruang atas (bounce chamber) yang mendorong kembali hammer ke
sehingga mendorong ram hammer kembali keatas. Saat hammer bergerak keatas melewati bawah dan mengakibatkan tinggi jatuh lebih rendah dan jumlah rata-rata
lubang keluar, gas hasil pembakaran akan keluar (EXHAUST) dan karena hammer masih pukulan yang lebih banyak.
terdorong keatas menyebabkan udara luar dari luar masuk tersedot kedalam silinder untuk
pembakaran selanjutnya (SCAVENGING).
Bounce
chamber
TRIPPING FUEL COMPRESSION EXPLOTION EXHAUST SCAVENGING TRIPPING COMPRESSION COMPRESSION EXHAUST SCAVENGING
INJECTION IMPACT IMPACT
90
HYDRAULIC HAMMER
Tahap 2 (Quick Test, maksimum 200% dari beban rencana) : SISTEM KENTLEDGE
1. Tiang diberi beban meningkat dari 0 ke 200% dengan interval 5%
dari beban rencana. Setiap beban mencapai tingkat tertentu, beban
berikutnya ditambahkan ketingkat selanjutnya setelah 5 menit
(persyaratan min 4menit max 15menit).
2. Setiap peningkatan, beban kerja dan penurunan tiang yang terjadi Uji beban dinyatakan gagal ketika :
dicatat saat waktu 1 dan 5 menit dengan akurasi pengukuran minimal - Tiang yang diberi beban konstan bergerak turun secara
0.01mm. tiba-tiba
3. Beban dikurangi secara bertingkat dari 200% 175%, 150%, 125%, 100%, - Terlihat keruntuhan pada tiang
75%, 50%, 25% dan 0% dari beban rencana setiap 5 menit. - Terjadi penurunan sebesar 15% dari diameter tiang.
4. Saat beban 0%, pergerakan rebound akan di catat/record saat
1,2,4,8,15,30,40, 60 menit dan tiap jam hingga tidak terjadi rebound
tiang.
93
1. Tiang diberi beban tarik meningkat dari 0 ke 25%, 50%, 75%, dan 100% dari Test beam Sambungan tarik
beban rencana. Setiap beban mencapai tingkat tertentu, beban berikutnya
Dial
ditambahkan ketingkat selanjutnya saat pergerakan tiang lebih kecil dari gauge
0,25mm/jam atau setelah 2 jam.
2. Setiap peningkatan, beban kerja dan pergerakan tiang yang terjadi dicatat
saat waktu 1,2,4,8,15,30,60,90,120,240 menit dan setiap 2 jam dengan
akurasi pengukuran minimal 0.01mm.
3. Beban maksimum dijaga tetap konstan 100% dari beban rencana selama
24 jam dan dikurangi dari 75%, 50%, 25% dan 0% dari beban rencana. Reference
beam
Setiap pengurangan beban mencapai tingkat tertentu, beban berikutnya Tiang
uji
dikurangkan ketingkat selanjutnya setelah 1 jam.
4. Saat beban 0%, pergerakan akan di catat/record saat 1,2,4,8,15,30,40, 60
menit dan tiap jam hingga diperoleh nilai konstan pergerakan tiang.
Loaded cell
TAHAPAN PEMBEBANAN UJI BEBAN TEKAN Strut Dial
gauge
1. Tiang diberi beban lateral meningkat dari 0 ke 25%, 50%, 75%, 100%,
125%, 150%, 170%, 180%, 190% dan 200% dari beban rencana.
2. Setiap peningkatan beban lateral tercapai, beban didiamkan dengan
durasi sesuai tahapan sebagai berikut : Hidrolik Reference
jack beam
3. Setiap peningkatan beban lateral, beban kerja dan pergerakan tiang yang Strut
Hidrolik
terjadi dicatat saat waktu 1,5 dan 10 menit dengan akurasi pengukuran jack Reference
beam
minimal 0.01mm.
4. Uji beban dinyatakan gagal ketika tiang yang diberi beban konstan
Tiang
bergerak turun secara tiba-tiba atau terlihat keruntuhan pada tiang uji