Anda di halaman 1dari 23

PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN DAN MACAM-MACAM

KEPRIBADIA
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Psikologi
Dosen Pengampu : Dwi Novita Indokasari M.Psi

Disusun Oleh : Kelompok 2


Ila Khalifah (P27901120018)
Kartika Rala Diana (P27901120021)
Nabila Yunma Aryanti (P27901120024)
Rahma Nursapitri (P27901120031)
Widia Chandra Nurkhotimah ( P27901120041)
Wiwin Ningrum (P27901120043)
Yanita Sumardi (P27901120044)

Tingkat : 1A

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANTEN JURUSAN


KEPERAWATAN TANGERANG
TAHUN AJARAN 2020/2021
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami
tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam
semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang
kita nantikan syafa’atnya di akhirat.

Tidak lupa, Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat
sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah Psikologi dengan judul "Perkembangan kepribadian dan
macam macam kepribadian".

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi. Demikian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini,
penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Tangerang, 03 Agustus 2020

Penulis

ii | P a g e
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................ii


DAFTAR ISI............................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ....................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................. 1
C. Batasan Masalah .................................................................................... 2
D. Tujuan Penelitian ................................................................................... 2
BAB II ISI
A. Pengertian Kepribadian .......................................................................... 3
B. Perkembangan Kepribadian ................................................................... 3
C. Struktur Kepribadian .............................................................................. 8
D. Tipologi Kepribadian ............................................................................. 9
E. Faktor Yang Mempengaruhi Kepribadian ........................................... 14
F. Pentingnya Perawat Mengetahui Tipe Kepribadian ............................ 16
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan .......................................................................................... 19
B. Saran .................................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 20

iii | P a g e
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kepribadian adalah gambaran cara seseorang bertingkah laku terhadap
lingkungan sekitanya, yang terlihat dari kebiasaan berfikir, sikap dan minat, serta
pandangan hidupnya yang khas untuk mempunyai keajegan.
Karena dalam kehidupan manusia sebagai individu ataupun makhluk sosial,
kepribadian senantiasa mengalami warna-warni kehidupan.Ada kalanya senang,
tentram, dan gembira. Akan tetapi pengalaman hidup membuktikan bahwa manusia
juga kadang-kadang mengalami hal-hal yang pahit, gelisah, frustasi dan
sebagainya.Ini menunjukan bahwa manusia mengalami dinamika kehidupan.
Kepribadian sangat mmencerminkan perilaku seseorang. Kita bisa tahu apa
yang sedang diperbuat seseorang dalam situasi tertentu berdasarkan dipengalaman
diri kita sendiri. Hal ini karena dalam banyak segi, setiap orang adalah unik, khas.
Oleh karena itu kita membutuhkan sejenis kerangka acuan untuk memahami dan
menjelaskan tingkah laku diri sendiri dan orang lain. Kita harus memahami definisi
kepribadian serta bagaiman kepribadian itu terbentuk. Untuk itu kita membutuhkan
teori-teori tingkah laku, teori kepribadian agar gangguan-gangguan yang biasa
muncul pada kepribadian setiap individu dapat dihindari.
Mempelajari kepribadian merupakan hal yang menarik karena dinamika
pengetahuan mengenai diri kita sendiri secara otomatis akan bertambah. Hal ini
karena hakikatnya manusia adalah yang ada dan tumbuh berkembang dengan
kepribadian yang menyertai setiap langkah dalam hidupnya.

B. Rumusan Masalah
Adapun kajian pada penelitian ini difokuskan pada hal-hal sebagai berikut.
1. Apa pengertian kepribadian?
2. Bagaimana perkembangan kepribadian seseorang?
3. Bagaimana struktur kepribadian seseorang?
4. Apa arti dari tipologi kepribadian dan jenis-jenisnya?

1|Page
C. Batasan Masalah
Agar masalah dan pembahasan yang diangkat dalam penelitian ini tidak terlalu
meluas dan menjadi terfokus pada suatu objek yang diteliti saja, maka penelitian ini
dibatasi hanya pada pembahasan tentang perkembangan kepribadian dan
macammacamnya.

D. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hal-hal sebagai berikut.
1. Mengetahui apa itu kepribadian.
2. Mengetahui perkembangan keprbadian.
3. Mengetahui struktur kepribadian seseorang.
4. Mengetahui arti dari tipologi kepribadian dan jenis-jenisnya.

2|Page
BAB II
ISI

A. Pengertian Kepribadian
Kepribadian adalah keseluruhan cara seorang invidu bereaksi dan berinteraksi
dengan individu lain. Kepribadian paling sering di deskripsikan dalam istilah sifat
yang bisa di ukur yang di tunjukan oleh seseorang. Disamping itu kepribadian
sering di artikan sebagai ciri-ciri yang menonjol pada diri individu, seperti kepada
orang yang pemalu “berkepribadian pemalu". Jadi kepribadian merupakan sesuatu
yang dapat berubah secara eksplisit menyebutkan, kepribadian secara teratur
tumbuh dan mengalami perubahan.Aspek-aspek kepribadian yang didalamnya
mencakup karakter yaitu konsekuen tidaknya dalam mematuhi etika perilaku,
tempramen yaitu disposisi reaktif seseorang, atau cepat lambatnya mereaksi
terhadap perangsangan rangsangan yang datang dari lingkungan. Sikap: sambutan
terhadap objek yg beraifat posetif, negatif atau ambifalen. Stabilitas emosi yaitu
kadar kesetabilan reaksi emosional terhadap rangsangan dari lingkungan. Seperti
mudah tidaknya tersinggung, marah, sedih, atau putus asa.

B. Perkembangan kepribadian
Perkembangan terjadi pada manusia sebagai bentuk proses tumbuh
kembang dan berangsung melalui tahapan tahapan menuju kedewasaan. Manusia
memiliki kepribadian atau karakter yang menjadikannya unik dan membuatnya
menjadi individu yang dibutuhkan dalam masyarakat. Tahap tahap perkembangan
setiap individu berbeda beda dan tidak bisa disamakan. Namun tahapan
perkembangan kepribadian secara umum bisa dilihat sebagai berikut:
1. Fase Pertama
Diutarakan oleh Charles H. Cooley (1864- 1929), bahwa tahap
perkembangan kepribadian yang pertama dimulai sejak Usia dini yaitu pada usia
satu sampai dua tahun. Pada usia ini anak sudah mulai mengenali dirinya sendiri.
Pada fase pertama ini kepribadian orang dibedakan menjadi dua bagian. Unsur

3|Page
dasar yang dimaksud adalah unsur dasar kepribadian (basic personality structure)
dan capital personality.
Kedua unsur dasar ini merupakan sifat dasar manusia yang berasal dari biologis
secara turun temurun. Berikut penjelasannya:
• Bagian pertama yang berisi unsur unsur dasar sikap yang disebut attitudes.
Attitudes bisa bersifat permanen dan tidak mudah berubah di masa depan.
• Bagian kedua berisi unsur unsur keyakinan atau disebut juga capital personality
dan bersifat lebih fleksibel dan mudah dirubah atau dapat dievaluasi atau
direkonstruksi kembali di kemudian hari.
2. Fase Kedua
Fase kedua merupakan fase yang paling dominan dalam membentuk
kepribadian dan bakat pada seseorang. Fase ini ada pada usia dua sampai tiga tahun.
Fase ini adalah fase perkembangan potensi yang memang sudah dimiliki oleh anak.
Perkembangan karakter yang terjadi sesuai dengan lingkungan tempat tinggal dan
tipe pergaulannya, struktur budaya dan nilai pada masyarakat sosialnya.
Pada fase ini anak bisa sudah memahami pandangan orang lain terhadap
dirinya, misalnya manis, cantik, bodoh, pinter, atau lainnya. Penilaian bisa terjadi
secara positif atau negatif. Apabila anak mendapatkan penilaian positif maka anak
akan merasakan rasa bahagia, senang. Sebaliknya apabila anak mendapatkan
penilaian negatif, maka anak akan merasa sedih, frustasi. Dengan begitu anak akan
berusaha untuk merubah dirinya dengan kepribadian yang baik agar mendapatkan
perhatian positif dari orang orang disekitarnya.
Fase ini berlangsung cukup panjang sampai menjelang dewasa dan mulai
tampak perilaku perilaku khas yang menandakan karakter unik seseorang tersebut.
Tipe perilaku yang khas tampak dalam beberapa hal berikut:
• Dorongan-dorongan, Unsur ini merupakan pusat dari keinginannya manusia
untuk melakukan suatu aktivitas dan membentuk motif tertentu dalam
mewujudkannya menjadi nyata. Dorongan ini dibedakan menjadi kehendak dan
nafsu. Kehendak merupakan dorongan dorongan yang bersifal budaya artinya
sesuai dengan lingkungan, peradapan, dan tingkan perekonomian. Sedangkan

4|Page
nafsu merupakan kehendak yang didorong oleh kebutuhan biologis misalnya
nafsu makan, minum, dan lainnya.
• Naluri (instinct) adalah dorongan yang bersifat alamia tau kodrati dan melekat
pada manusia atau makhluk hidup. Misalnya naluri seorang ibu yang ingin
melindungi anaknya. Naluri dimiliki oleh semua makhluk hidup yang memiliki
pikiran dan didapatkan tidak dari pembelajaran namun menyatu dengan hakekat
makhluk hidup tersebut.
• Getaran hati (emosi) Emosi adalah perasaan yang abstrak berasal dari hati dan
distimulus oleh suatu kondisi atau situasi. Emosi menjadi pengukur kondisi
kejiwaan seseorang dan mempengaruhi perilaku, misalnya senang, sedih, marah,
empati, dan lain sebagainya. Meskipun pengungkapan ekspresi atau emosinya
sama, namun setiap individu memiliki ciri khas cara mengekspresikan emosi
tersebut dengan gerakan yang berbeda.
• Perangai
Peringai merupakan perwujudan dari hati dan pikiran manusia dan tampak dari
tampilan fisik seperti raut muka, perilaku, gerak gerik. Peringai merupakan unsur
kepribadian yang mulai nyata, dapat dilihat, dan terindentifikasi. Tipe
kepribadian tercermin dari setiap perilaku individu.
• Intelegensi (IQ) Intelegensi disebut juga tingkat kecerdasan yang ada pada setiap
orang. Kemampuan berpikir yang dimiliki setiap orang ini berbeda-beda.
Intelegensi didalamnya terkait dengan IQ, ingatan, pengetahuan, pengalaman
yang pernah diperoleh oleh seseorang dari interaksi sosialnya. Intelegensi juga
bersifat genetik atau diturunkan, sehingga keluarga yang cenderung cerdas akan
memiliki keturunan yang cerdas pula.
• Bakat (talent) Bakat merupakan sesuatu yang sifatnya abstrak dan merupakan
bawaan bersifat genetik dari orang tua. Misalnya bakat bernyanyi, bakat menari,
bakat seni, dan lainnya. Bakat merupakan dasar dari pengembangan ketrampilan
seseorang yang lebih baik lagi. Bakat bisa di asah terus menerus untuk menjadi
profesional dalam bidang tertentu. Melalui pengarahan dan pengembangan bakat
yang baik, akan mengembangkan potensi anak dengan sangat baik pula.

5|Page
3. Fase Ketiga
Fase ketiga ini merupakan proses perkembangan kepribadian seseorang
yang mulai luas. Fase ini merupakan fase terakhir. Fase ini ditandai dengan semakin
stabilnya karakter seseorang dengan perilaku khasnya. Pada fase ini perkembangan
kepribadian cenderung menetap secara permanen yaitu dengan terbentuknya
perilaku yang khas dan perwujudan kepribadian yang bersifat abstrak sebelumnya.
Fase ketiga ini bisa terbentuk sampai usia dewasa yaitu sampai usia 25-28 tahun.
Setelah kepribadian ketiga terbentuk, maka diklasifikasikan menjadi tiga tipe
kepribadian yaitu:
 Kepribadian normatif (normativeman) Tipe kepribadian ini merupakan yang
ideal. Seseorang dengan tipe kepribadian ini memiliki prinsip prinsip yan gkuat
dalam menerapkan nilai sentral yang ada dalam dirinya. Prinsip prinsip yang
diterapkan merupakan hasil dari sosialisasi pada masa sebelumnya. Tipe
kepribadian normatif ini bisa didapatkan apabila seseorang mendapatkan
perlakuan terhadap dirinya dan perlakuan terhadap orang lain sesuai dengan tata
nilai pada suatu kelompok sosial lingkungannya. Tipe ini dapat menyesuaikan
diri dalam kelompok sosial dan memiliki kemampuan untuk menampung
aspirasi orang lain. Tipe kepribadian normatif mampu bersifat netral dan tidak
mendominasi dalam suatu kelompok.
 Kepribadian otoriter (otoriterman) Tipe ini dibentuk dari proses interaksi
dengan lingkungan sosial yang menghasilkan individu yang lebih
mementingkan kepentingan diri sendiri dibandingkan kepentingan orang lain.
Tipe ini biasa terjadi pada anak tunggal. Anak tunggal sudah terbiasa
mendapatkan kasih sayang dan semuanya hanya untuk dirinya sendiri. Anak
tunggal terbiasa mendapatkan perlindungan dan dukungan dari orang sekitarnya
sejak kecil, serta biasa memimpin kelompoknya. Kepribadian otoriter pada
individu menjadikannya tipe orang yang berfokus pada diri nya sendiri dan
mengendalikan sekitarnya sesuai keinginannya.
 Kepribadian perbatasan (marginalman) Tipe kepribadian ini relatif stabil dan
memiliki ciri khas dan prinsip tertentu yang ditunjukkan dengan perilaku
tertentu dan sering kali mengalami perubahan. Sehingga orang dengan tipe ini

6|Page
memiliki lebih dari satu karakter kepribadian. Orang bisa memiliki tipe
kepribadian perbatasan apabila dirinya hidup dalam lingkungan dua budaya,
Misalnya dengan latar belakang orang tua yang berbeda negara dan beda budaya
dan harus belajar
dua struktur budaya yang berbeda. Anak yang tumbuh dalam dua budaya yang
berasal dari orang tuanya, Akan memiliki kepribadian yang cukup unik.
Kepribadian anak berasal dari kebiasaan yang bercampur antar budaya yang
diterapkan dalam lingkungan rumahnya.
Perkembangan kepribadian manusia dari mulai dini sampai terbentuknya
karakter atau kepribadian khas seseorang. Tahapan ini secara umum ada dan
dialami oleh semua orang, namun perubahan dan pembentukan karakter khas
masing masing individu berbeda. Ciri khas individu hasil dari perkembangan
kepribadian ditunjukkan dari perilaku, gerak gerik tubuh, ekspresi wajah, emosi,
dan lainnya. Yang kemudian dikenal juga dengan empat karakter manusia, seperti
melankolis, phlegmatis, koleris, dan sanguinis. Kepribadian seseorang juga bisa
berkembang meliputi dua atau lebih dari karakter tersebut.
Beberapa faktor yang mempengaruh perbedaan perkembangan masing
masing orang adalah faktor genetik atau bawaan dari orang tua atau garis keturunan.
Selain itu faktor lainnya adalah lingkungan tempat individu tumbuh dan
berinteraksi secara sosial. Individu-individu disekitarnya juga berperan dalam
membentuk karakter atau kepribadian seseorang. Setiap orang juga memiliki ciri
khas, karakter, kepribadian misalnya bisa dilihat dari cara berbicara, cara bersikap,
cara berjalan, cara berfikir, emosi atau lainnya yang cenderung memiliki kemiripan
dengan saudara segenetiknya.

7|Page
C. Struktur Kepribadian
Menurut teori psikoanalitik Sigmund Freud, kepribadian terdiri dari tiga
elemen. Ketiga unsur kepribadian itu dikenal sebagai id, ego dan superego yang
bekerja sama untuk menciptakan perilaku manusia yang kompleks.
1. Id
Id adalah satu-satunya komponen kepribadian yang hadir sejak lahir. Aspek
kepribadian sepenuhnya sadar dan termasuk dari perilaku naluriah dan primitif.
Menurut Freud, id adalah sumber segala energi psikis, sehingga komponen utama
kepribadian. Id didorong oleh prinsip kesenangan, yang berusaha untuk kepuasan
segera dari semua keinginan, keinginan, dan kebutuhan. Jika kebutuhan ini tidak
puas langsung, hasilnya adalah kecemasan negara atau ketegangan.
Sebagai contoh, peningkatan rasa lapar atau haus harus menghasilkan upaya segera
untuk makan atau minum. id ini sangat penting awal dalam hidup, karena itu
memastikan bahwa kebutuhan bayi terpenuhi. Jika bayi lapar atau tidak nyaman, ia
akan menangis sampai tuntutan id terpenuhi.
Namun, segera memuaskan kebutuhan ini tidak selalu realistis atau bahkan
mungkin. Jika kita diperintah seluruhnya oleh prinsip kesenangan, kita mungkin
menemukan diri kita meraih hal-hal yang kita inginkan dari tangan orang lain untuk
memuaskan keinginan kita sendiri. Perilaku semacam ini akan baik mengganggu
dan sosial tidak dapat diterima. Menurut Freud, id mencoba untuk menyelesaikan
ketegangan yang diciptakan oleh prinsip kesenangan melalui proses utama, yang
melibatkan pembentukan citra mental dari objek yang diinginkan sebagai cara
untuk memuaskan kebutuhan.
2. Ego
Ego adalah komponen kepribadian yang bertanggung jawab untuk
menangani dengan realitas. Menurut Freud, ego berkembang dari id dan
memastikan bahwa dorongan dari id dapat dinyatakan dalam cara yang dapat
diterima di dunia nyata. Fungsi ego baik di pikiran sadar, prasadar, dan tidak sadar.
Ego bekerja berdasarkan prinsip realitas, yang berusaha untuk memuaskan
keinginan id dengan cara-cara yang realistis dan sosial yang sesuai. Prinsip realitas
beratnya biaya dan manfaat dari suatu tindakan sebelum memutuskan untuk

8|Page
bertindak atas atau meninggalkan impuls. Dalam banyak kasus, impuls id itu dapat
dipenuhi melalui proses menunda kepuasan – ego pada akhirnya akan
memungkinkan perilaku, tetapi hanya dalam waktu yang tepat dan tempat.
3. Superego
Superego adalah aspek kepribadian yang menampung semua standar
internalisasi moral dan cita-cita yang kita peroleh dari kedua orang tua dan
masyarakat. Superego memberikan pedoman untuk membuat penilaian. Superego
hadir dalam sadar, prasadar dan tidak sadar.

D. Tipologi Kepribadian
Tipologi merupakan suatu keilmuan untuk menggolongkan manusia berdasar
tipe tertentu dengan melihat faktor tertentu seperti nilai budaya, karakter psikis atau
karakter fisik.
1. Tipologi Hipocrates – Galenus
Tipologi ini diawali dengan teori yang dikemukakan oleh Hipocrates
mengenai cairan badaniah. Teori ini selanjutnya disempurnakan oleh Galenus.
Berikut ini pendapat Hipocrates :
- Sifat panas terdapat dalam sanguis atau darah.
- Sifat dingin terdapat dalam phlegma atau lendir.
- Sifat kering terdapat dalam chole atau empedu kuning.
- Sifat basah terdapat dalam melanchole atau empedu hitam.
Jika proporsi keempat cairan tersebut selaras maka orang dikatakan normal
atau sehat namun jika proporsi cairan terganggu maka orang tersebut sakit atau
menyimpang dari keadaan normal. Berdasarkan teori Galenus, keadaan ketika salah
satu cairan dominan disebut sebagai temperamen. Galenus sependapat dengan
Hipocrates dalam menggolongkan manusia berdasarkan empat cairan, antara lain :
• Kholeris
Memiliki sifat khas meliputi optimistis, daya juang tinggi, hati mudah
terpengaruh serta memiliki semangat yang besar. Kelemahan kholeris adalah
kurang mampu merasakan perasaan orang lain dan kurang merasa kasihan sehingga
kepekaan sosialnya perlu ditingkatkan.

9|Page
• Melankholis
Memiliki sifat khas meliputi mudah kecewa, daya juang rendah, pesimistis
dan suram. Melankholis memiliki obsesi pada karya yang paling sempurna dan
mengerti estetika. Perasaan melankholis sangat sensitif dan kuat. Kelemahan dari
melankholis adalah tidak mudah tertawa terbahak-bahak dan mudah dikuasai
perasaan yang cenderung murung.
• Sanguinis
Memiliki sifat yang mudah berubah haluan, ramah dan hidup. Sanguinis
mampu membuat senang dan gembira lingkungannya. Kelemahan dari sanguinis
adalah kecenderungannya untuk impulsif dan bertindak sesuai dengan keinginan
serta emosinya. Sanguinis mudah dipengaruhi lingkungan atau rangsang dari luar
dirinya. Kelemahan dari sanguinis adalah kurang mampu menguasai diri dan mudah
terpengaruh cobaan.
• Phlegmatis
Memiliki sikap tenang, tidak mudah terpengaruh, tidak suka terburu-buru
dan setia. Phlegmatis dapat menguasai diri serta mampu melakukan instropeksi diri.
Phlegmatis juga menjadi penonton sekaligus pengkritik berbobot untuk peristiwa
yang terjadi di sekitarnya. Kelemahan phlegmatis adalah kecenderungannya yang
kurang mau berjuang dengan susah payah.

2. Tipologi Konstitusional
Tipologi konstitusional merupakan tipologi yang disusun berdasarkan
konstitusi. Contoh tipologi konstitusional antara lain yaitu:
 Tipologi Mazhab Italia
Pada akhir abad 19, sejumlah ahli Italia bekerja untuk menyelidiki variasi
tubuh manusia dengan mendirikan mazhab Italia atau mazhab morfologi. Tokoh
utama dalam mazhab ini adalah De-Giovani dan Viola.
a. Hukum Deformasi, Teori De-Giovani.
Teori ini berisi penggolongan variasi tubuh manusia yang terdiri dari:
- Orang yang memiliki togok kecil, cenderung memiliki tubuh yang panjang
memiliki hubungan dengan habitus phthisis.

10 | P a g e
- Orang yang memiliki togok besar, dan tubuh cenderung pendek, memiliki
hubungan dengan habitus apoplectis.
- Orang yang memiliki togok normal juga memiliki proporsi badan yang normal.
b. Teori Viola
Viola kemudian melakukan penyelidikan dan menemukan tiga golongan bentuk
tubuh manusia, yaitu :
- Bentuk tubuh dengan ukuran tegak melebihi perbandingan biasa sehingga
terlihat jangkung.
- Bentuk tubuh dengan ukuran mendatarnya lebih dari perbandingan biasa
sehingga terlihat pendek.
- Bentuk tubuh dengan ukuran tegak dan datar yang selaras.

 Tipologi Mahzab Perancis


Sekelompok ahli di Perancis dengan dipimpin oleh Sigaud, menyelidiki
beragam tubuh manusia. Kelompok ini dikenal dengan mahzab Perancis atau
mahzab morfologi konstitusional. Dalam mengadakan penggolongan manusia,
menggunakan dasar keadaan jasmani yang digunakan adalah suatu fungsi fisiologi
dalam pertumbuhan organisme.
Sigaud berpendapat bahwa manusia beserta anomalie harus dimengerti
sebagai fungsi. Dalam setiap sistem, ada unsur sekitar yang memainkan peranan
pada organisme dan secara langsung akan mempengaruhi sistem. Terdapat empat
macam penggolongan, yaitu:
- Muskuler : Anggota badan kokoh, otot berkembang dengan baik, selaras dengan
organ.
- Respiratoris : Muka lebar, thorax dan leher lebih besar.
- Digestif : Pinggang besar, rahang besar, mata kecil, thorax pendek besar, leher
kecil.
- Cerebral : Tangan dan kaki kecil, dahi menonjol ke depan, mata bersinar, daun
telinga lebar.

11 | P a g e
 Morfologi Konstitusional Jerman, Tipologi Krestschmer
Teori Krestschmer merupakan salah satu tidak semata membahas masalah
konstitusi namun juga masalah temperamen, namun dasar pandangan dan orientasi
tetap konstitusional. Terdapat empat tipe orang berdasarkan jasmaninya yaitu tipe
piknis, tipe leptosom, tipe atletis dan tipe displastis. Orang yang berkonstitusi piknis
kebanyakan bertempramen cyclothym dan orang yang berkonstitusi leptosom,
atletis dan dysplastis kebanyakan bertemperamen schizotym.

 Konstitusional Amerika Serikat, Teori W.H Sheldon


Sheldon menentukan sejumlah kecil variabel jasmaniah dan temperaman
yang tegas dan dianggap hal terpenting dalam tingkah laku manusia. Sheldon
bertujuan mendapatkan biological identification tag. Sheldon berpendapat bahwa
faktor genetis dan biologis memainkan peranan yang menentukan perkembangan
individu.
Dalam pandangan Sheldon, terdapat struktur biologis hipotesis yaitu
morphogenotipe yang menjadi dasar jasmani yang nampak dan memainkan peran
dalam menentukan perkembangan jasmani dan membentuk tingkah laku. Terdapat
tiga teori manusia berdasarkan teori Sheldon, yaitu:
- Tipe Mesomorph. Tipe ini ditandai dengan komponen mesomorphy yang
dominan.
- Tipe Endomorph. Tipe ini ditandai dengan komponen endomorphy yang
dominan.
- Tipe Ectomorph. Tipe ini ditandai dengan organ ectoderm yang berkembang.

 Tipologi Temperamen
a. Tipologi Plato
Plato membedakan tiga bagian jiwa yaitu logos atau pikiran, thumos atau
kemauan dan epithumid atau hasrat. Berdasarkan dominasi tersebut, Plato
kemudian membagi manusia berdasarkan tiga tipe yaitu orang yang dikuasai pikir,
orang yang dikuasai kemauan dan orang yang dikuasai hasrat. b. Tipologi Kant dan
Neo-Kantianisme

12 | P a g e
Kant mengemukakan bahwa temperamen merupakan corak kepekaan dan
karakter adalah corak pikiran. Temperamen dianggap memiliki dua aspek antara
lain aspek fisiologis dan aspek psikologis. Aspek psikologis terdiri dari dua macam
temperamen yaitu temperamen perasaan yang terdiri dari sanguinis dan
melancholis, serta temperamen kegiatan yang terdiri dari choleris dan phlegmatis.
Seorang Neo-Kantianis yang terkenal adalah Enselhans. Enselhans
membatasi temperan dari segi perasaan saja. Menurut Enselhans, temperamen
berdasarkan definisi Kant sebenarnya merupakan konstitusi afektif yang
menentukan kegiatan dalam hubungan dengan kehidupan kemauan. c. Tipologi
Heymans
Heymans menggunakan data penyelidikan empiris dalam menyusun
tipologi ini. Terdapat tiga macam kualitas kejiwaan sebagai dasar klasifikasi, yaitu
emosionalitas, proses pengiring dan aktivitas. d. Teori Kepribadian G. Ewald.
Menurut G. Ewald, temperamen merupakan konstitusi psikis yang
berhubungan dengan konstitusi jasmani. Ewald berpendapat bahwa temperamen
memiliki hubungan yang erat dengan biotonus atau intensitas serta irama hidup
yang mengatur kecepatan serta kekuatan kegiatan-kegiatan hidup. Biotonus ada
selama hidup dan keberadaannya constant dalam diri seseorang, terutama
tergantung pada konstelasi hormon-hormon. e. Tipologi Kebudayaan
Tipologi Kebudayaan juga sering disebut sebagai teori Spranger. Menurut
Spranger terdapat dua macam roh atau Gest. Roh tersebut adalah roh subyektif dan
roh obyektif. Roh subyektif atau roh individual merupakan roh yang terdapat dalam
diri masing-masing individu. Roh obyektif merupakan roh supra-individual atau
kebudayaan yaitu roh seluruh umat manusia yang berkembang selama berabadabad.
Roh subyektif dan roh obyektif memiliki hubungan secara timbal balik. Roh
subyektif mengandung nilai yang terdapat pada masing-masing individu dan
dibentuk dengan acuan toh obyektif. Roh obyektif mengandung unsur yang telah
mendapat pengakuan umum sebagai hal yang bernilai karena diberi kedudukan
yang tinggi dan diletakkan di atas roh individual. Menurut teori Spranger terdapat
enam tipe manusia yaitu manusia teori, manusia ekonomi, manusia estetis, manusia
agama, manusia sosial dan manusia kuasa.

13 | P a g e
E. Faktor Faktor yang Mempengaruhi Kepribadian.

Perubahan dalam kepribadian tidak bisa terjadi secara spontan, tetapi


merupakan hasil pengamatan, pengalaman, tekanan dari lingkungan sosial budaya,
rentang usia dan faktor-faktor dari individu:
1. Pengalaman Awal
Sigmund Freud menekankan tentang pentingnya pengalaman awal (masa
kanak kanak) dalam perkembangan kepribadian. Trauma kelahiran, pemisahan dari
ibu adalah pengalaman yang sulit dihapus dari ingatan.
2. Pengaruh Budaya
Dalam menerima budaya anak mengalami tekanan untuk mengembangkan
pola kepribadian yang sesuai dengan standar yang ditentukan budayanya.
3. Kondisi Fisik
Kondisi fisik berpengaruh langsung dan tidak langsung terhadap
kepribadian seseorang. Kondisi tubuh meentukan apa yang dapat dilakukan dan apa
yang tidak dapat dilakukan seseorang. Secara tidak langsung seseorang akan
merasakan tentang tubuhnya yang juga dipengaruhi oleh perasaan orang lain
terhadap tubuhnya. Kondisi fisik yang mempengaruhi kepribadian antara lain
adalah kelelahan, malnutrisi, gangguan fisik, penyakit menahun, dan gangguan
kelenjar endokrin ke kelenjar tiroid.
4. Daya Tarik
Orang yang dinilai oleh lingkungannya menarik biasanya memiliki lebih
banyak karakteristik kepribadian yang diinginkan dari pada orang yang dinilai
kurang menarik, dan bagi mereka yang memiliki karakteristik menarik akan
memperkuat sikap sosial yang menguntungkan.
5. Inteligensi
Perhatian lebih terhadap anak yang pandai dapat menjadikan ia sombong,
dan anak yang kurang pandai merasa bodoh. Apabila berdekatan dengan orang yang
pandai tersebut, dan tidak jarang memberikan perlakuan yang kurang baik.

14 | P a g e
6. Emosi
Ledakan emosional tanpa sebab yang tinggi dinali sebagai orang yang tidak
matang. Penekanan ekspresi emosional membuat seseorang murung dan cenderung
kasar, tidak mau bekerja sama dan sibuk sendiri.
7. Nama
Walaupun hanya sekedar nama, tetapi memiliki sedikit pengaruh terhadap
konsep diri, namun pengaruh itu hanya terasa apabila anak menyadari bagaimana
nama itu mempengaruhi orang yang berarti dalam hidupnya. Nama yang dipakai
memanggil ,mereka (karena nama itu mempunyai asosiasi yang menyenangkan
atau tidak menyenangkan dalam pikiran orang lain) akan mewarnai penilainya
orang terhadap dirinya.
8. Keberhasilan dan Kegagalan
Keberhasilan dan kegagalan akan mempengaruhi konsep diri, kegagalan
dapat merusak konsep diri, sedangkan keberhasilan akan menunjang konsep diri
itu.
9. Penerimaan Sosial
Anak yang diterima dalam kelompok sosialnya dapat mengembangkan rasa
percaya diri dan kepandaiannya. Sebaliknya anak yang tidak diterima dalam
lingkungan sosialnya akan membenci orang lain, cemberut, dan mudah
tersinggung.
10. Pengaruh Keluarga
Pengaruh keluarga sangat mempengaruhi kepribadian anak, sebab waktu
terbanyak anak adalah keluarga dan di dalam keluarga itulah diletakkan sendi sendi
dasar kepribadian.
11. Perubahan Fisik
Perubahan kepribadian dapat disebabkan oleh adanya perubahan
kematangan fisik yang mengarah kepada perbaikan kepribadian. Akan tetapi,
perubahan fisik yang mengarah pada klimakterium dengan meningkatnya usia
dianggap sebagai suatu kemunduran menuju ke arah yang lebih buruk.

15 | P a g e
F. Pentingnya Perawat Mengetahui Tipe Kepribadian
Perawat harus memiliki jiwa dan hati yang begitu tulus untuk mengahadapi
semua pasien yang sedang mereka rawat. Dalam melaksanakan tugasnya, seorang
perawat akan menghadapi pasien dengan berbagai macam kepribadian yang
dimilikinya yang bersifat unik, artinya tidak ada satu pun pasien yang memiliki
kepribadian persis sama. Meskipun demikian, dalam memberikan asuhan
perawatan, para perawat tidak boleh membedakan bahkan mengistimewakan pasien
satu dengan pasien yang lain selama mereka dirawat dari kelas perawatan yang
berbeda.
Contoh:
Pasien VIP dan kelas III. Bukan berati kita harus bersikap lebih menghormati dan
memberikan pelayanan asuhan keperawatan yang lebih baik kepada pasien VIP,
dibandingkan merawat pasien kelas III. Pasien di kelas VIP maupun kelas di
bawahnya harus diperilakukan sebagai manusia yang harus memperoleh pelayanan
asuhan keperawatan sebaik-baiknya.
Oleh karena itu, perawat perlu mengetahui kepribadian dirinya dan orang lain
dengan tujuan :
1. Tidak terjadi kesenjangan dan kesalahpahaman antara perawat dengan pasien
yang akan berpengaruh terhadap proses keperawatan.
2. Perawat mampu mengendalikan diri saat saat berhadapan dengan pasien yang
mempunyai karakter berbeda dengan dirinya, dan juga saat terjadi proses
keperawatan.
3. Perawat mampu berinteraksi dengan baik dengan pasien, maupun keluarga
pasien sehingga terjalin hubungan yang harmonis antara perawat dan pasien.
4. Perawat mampu memenuhi kebutuhan pasien bukan hanya secara medical tapi
juga secara sosial dan spiritual untuk mempercepat proses penyembuhan pasien.

16 | P a g e
 Kepribadian Perawat
Beberapa ciri khas yang perlu dimiliki seorang perawat adalah sebagai berikut:
 Keadaan fisik dan kesehatan, hal ini diperlukan mengingat pekerjaan perawat
penuh dinamika, sehingga kondisi badan harus baik, sehat dan mempunyai
energi yang banyak. Bila perawat kurang stamina, kurang ketahanan fisik,maka
akan mudah patah semangat apabila mengalami ketahanan fisik, mental
maupun ketengan emosi.
 Penampilan menarik, hal ini diharapkan dapat mengambil peranan dalam
mengubah suasana hati pasien yang sedang sedih. Tapi harus diingat
penampilan menarik bukan berarti harus make up atau dandan berlebihan. Yang
diharapkan perawat dengan penampilan bersih dan segar dalam melaksanakan
tugasnya disertai sikap dan suara yang lembut dan menyenangkan.
 Kejujuran, penting dimiliki karena setiap orang termasuk pasien dan
keluarganya ingin kepastian akan sikap jujur orang lain terhadapnya. Harus
ditanamkan bahwa sikap perawat didasarkan pada pengabdian yang murni
untuk kesejahteraan manusia,bukan untuk mendapatkan pahala, hadiah dengan
sikap berpura-pura.
 Keriangan, dalam hal ini maksudnya seorang perawat sebaiknya dapat
menghadapi situasi yang penuh kesulitan dan kekecewaan tidak terlihat orang
lain. Seorang perawat sedapat mungkin tetap senyum, memberi salam dengan
ramah dan memiliki sikap umum yang optimis dan percaya diri.
 Berjiwa sportif, dalam arti mau mengakui kekurangan diri sendiri, jujur dan
tetap berusaha memperbaiki kekurangan dan dapat mengikuti teknik perawatan
yang ternyta lebih efektif.
 Rendah diri, seorang perawat harus menyadari kekuataan dan batas-batas
kemampuannya dan yakin keberhasilannya dalam batas kemampuan tersebut.
Seorang perawat harus dapat meninggalkan kesan pada orang lain melalui
perbuatan dan tindakannya dan bukan karena ucapan memuji diri sendiri.
 Murah hati, ini diwujudkan dalam bentuk pemberian pertolongan dan bantuan
yang nyata, tapi harus diingat jangan sampai pasien memanfaatkan perawat
dengan minta bantuan atau pertolongan yang berlebihan, atau menjadi

17 | P a g e
ketergantungan kepada perawat. Perawat memberikan pertolongan kepada
pasien, merupakan bentuk kewajiban, tugas dan tanggung jawab bukan
mengharapkan hadiah/imbalan.
 Ramah, simpati dan kerja sama, ini sebagai dasar untuk keberhasilan dan
kebahagiaan hidup sebagai individu dan makhluk sosial, dimana senantiasa
bekerja sama dengan sikap kooperatif disertai kejujuran.
 Dapat dipercaya, perawat harus percaya diri, dapat dipercaya ketulusan hatinya,
jujur dan memiliki itikad baik dalam memberikan pertolongan dan bantuan
melalui asuhan keperawatan.
 Loyalitas, perawat harus mampu menunjukkan loyalitas terhadap pimpinan atau
rekan kerja supaya mempelancar pekerjaan sesuai tugas dan tanggung
jawabnya.
 Sikap sopan santun, ini merupakan cerminan bahwa perawat mengetahui etika
dan etiket pergaulan, serta memahami nilai nilai kebudayaan yang hidup dalam
masyarakat.

18 | P a g e
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Teori kepribadian adalah seperangkat asumsi tentang kualitas tingkah laku
manusia beserta definisi empirisnya. Untuk mempelajari sifat-sifat pribadi yang
khas dari seseorang dapat dilihat dari gurat tangan, perbintangan, tulisan tangan,
bentuk wajah, tengkorak, dan dari kuku seseorang.
Kepribadian bukanlah hal yang sulit untuk dipelajari, dijalani, dan
dikembangkan. Kepribadian merupakan hal yang bisa tumbuh, dibangun, dan
diupayakan, sehingga ada tahap-tahap pengembangan kepribadian, faktor – faktor
penghambat kepribadian, sikap positif dan negatif dalam kepribadian, dan cara
menanggulangi dampak negatif dari kepribadian yang salah.
Kepribadian manusia pun juga mengalami perkembangan untuk menjadi
lebih baik. Perkembangan kepribadian ini dipengaruhi oleh beberapa faktor
diantaranya faktor genetika (pembawaan) dan faktor lingkungan seperti keluarga,
kebudayaan, dan sekolah.

B. Saran
Kepribadian setiap orang berbeda-beda karena ini kepribadian
menggambarkan identitas dan jati diri seseorang. Adanya perbedaan ini maka kita
sebagai manusia hendaklah memiliki sikap toleransi dan tidak membeda-bedakan
dengan orang lain yang memiliki kepribadian berbeda dengan kita sehingga tidak
akan terjadi perpecahan di antara masyarakat.

19 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA

https://www.kompasiana.com/ahmadputrawijaya/makna-
kepribadianmanusia_552cc3796ea83447118b4578

https://dosenpsikologi.com/tahap-perkembangan-kepribadian

https://mahdikum.wordpress.com/2019/10/31/struktur-kepribadian-id-ego-
dansuperego-sigmund-freud/

https://tirto.id/tipe-kepribadian-manusia-sanguinis-plegmatis-
kolerismelankolis-ehc https://popodhya.wordpress.com/2011/02/06/31/

https://www.slideshare.net/mobile/pjj_kemenkes/perkembangan-kepribadiandan-
perilaku-manusia-43650316

20 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai