Anda di halaman 1dari 6

2.

PEMBAHASAN
2.1 SISTEM KRISTAL
Kristal adalah bahan padat homogen, biasanya anisotrop dan tembus air serta menuruti hukum-
hukum ilmu pasti, sehingga susunan bidang-bidangnya mengikuti hukum geometri, jumlah dan
kedudukan dari bidangnya tertentu dan teratur.

Mineral dapat didefinisikan sebagai bahan padat anorganik yang terdapat secara alamiah, yang
terdiri dari unsur-unsur kimiawi dalam perbandingan tertentu. Pada mineral, atom-atom didalamnya
tersusun mengikuti suatu pola yang sistematis.

Kristalografi adalah Ilmu yang mempelajari tentang sifat-sifat geometri dari kristal terutama
perkembangan, pertumbuhan, kenampakan bentuk luar, struktur dalam (internal) dan sifat-sifat fisis
lainnya

Pada praktikum kali ini kami membahas tentang sistem kristal Isometrik. Sistem kristal yang pang
simetri dalam ruang tiga dimensi. Sistem ini tersusun atas 3 sumbu yaitu a, b, c, dimana
perbandingan sumbu a:b:c yaitu 1:3:3. Dan besar sudut antara sumbu a dan b adalah 30˚. Ketentuan
Sistem Kristal Isometrik. Dalam sistem kristal isometrik (regular) terdapat beberapa ketentuan dalam
keadaan sebenarnya jumlah sumbu ada 3 yaitu sumbu a = b = c, dengan acial ratio a = B = y = 90°.

Sistem kristal isometrik adalah sistem kristal dimana setiap unit sel-nya berbentuk kubus. Sistem
kristal ini merupakan sistem kristal yang paling sederhana yang dapat ditemukan dalam kristal dan
mineral. Sistem kristal ini mempunyai 5 buah kelas dan ada tiga buah bravais lattice dari jenis kristal
ini yaitu simple cubic, body centered cubic, face centered cubic. Semua kristal yang mempunyai tiga
buah sumbu yang identik dan saling tegak lurus termasuk ke dalam golongan sistem kristal cubic.
Sumbu pertama terletak vertikal, sumbu kedua memanjang dari depan ke belakang dan sumbu
ketiga bergerak dari kiri ke kanan. Ketiga sumbu tersebut dapat saling bertukar dan masing-masing
sumbu dinamai dengan huruf a. Kelas - kelas dalam sistem kristal ini yaitu : hexoctahedral calss,
pentagonal icostetrahedral class, hextetrahedral class, dyakisdodecahedral class, tetrahedral
pentagonal dodecahedral class. Jumlah unsur simetri dari sistem ini yaitu , 3L4, 4L63, 6L2, 9pc.

 3L4 = 3 Sumbu utama, 4 kenampakan bidang bila diputar 360˚


 4L63 = 4 kenampkan sama pada setiap 90˚- 360˚, 6 sumbu putar di ke-3 sumbu
utama
 6L2 = 6 sisi permukan
 9pc = 9 bidang simetri
2.2 DERET BOWEN

Ultra Basa

Basa

Intermediet

Asam

Mineral Mika

Deret Bowen menggambarkan secara umum urutan kristalisasi suatu mineral sesuai
dengan penurunan suhu (bagian kiri dan perbedaan kandungan magma (bagian kanan),
dengan asumsi dasar bahwa semua magma berasal dari magma induk yang bersifat basa.
Bagan serial ini kemudian dibagi menjadi dua cabang; kontinyu dan diskontinyu. Continuous
branch (deret kontinyu) Deret ini dibangun dari mineral feldspar plagioklas. Dalam deret
kontinyu, mineral awal akan turut serta dalam pembentukan mineral selanjutnya. Dari bagan,
plagioklas kaya kalsium akan terbentuk lebih dahulu, kemudian seiring penurunan suhu,
plagioklas itu akan bereaksi dengan sisa larutan magma yang pada akhirnya membentuk
plagioklas kaya sodium.
a. Continuos Series
Mineral sebelah kanan terdiri dari mineral –mineral kelompok plagioklas.
Mkasud dari kontinus series adalah mineral awal akan turut serta dalam pembentukan
mineral selanjutnya. Reaksi berubahnya komposisi Plagioklas ini dinamakan “Solid
Solution” yang artinya, plagioklas Ca – Pllagioklas Na, jika reaksi setimbang akan
berjalan terus menerus. Saat mineral kehilangan Ca maka Na akan menggantikan
tempat Ca sehingga semakin kebawah semakin sedikit Ca dan semakin banyak Na,
begitu juga sebaliknya semakin ke atas semakin banyak Ca dan semakin sedikit Na.
Dalam ha ini Anortit adalah jenis Plagioklas yang kaya Ca sedangkan Albit adalah
Plagioklas kaya Na.

b. Discontinuos Series

Pada bagian kiri adalah deret Diskontinu (Mineral Mafik), Pada deret ini
menggambarkan mineral mineral seperti Olivine, Piroksen, Amfibol, dan Biotit.
Deret ini disebut diskontinu karena tidak terdapat hubungan dalam pembentukan
mineral mineral ini dimana sebagai contoh Olivine memiliki rumus kimia XsiO 4
sedangkan mineral seperti Biotit memiliki rumus kimia K(Mg, Fe2+ ¿¿)3(Al, Fe3 +¿¿
)Si3O10(OH,F)2 dapat diketahui bahwa perbedaan rumus kimia sangat mencolok,
oleh karena itu deret ini disebut deret diskontin karena tidak terdapatnya hubungan
antara mineral yang terbentuk pertama dan setelahnya.

c. Jembatan Mika
Jembatan Mika atau mineral mika terusun atas Plhogovit, Moskovit, dan Biotit.
Mineral ini terdapat pada pertemuan antara kontinu dan discontinu series sehingga
memiliki sifat asam.
2.3 TEKTONIK LEMPENG

a Konvergen
Dimana terjadi tumbukan antara 2 lempeng baik lempeng benua dengan
lempeng samudra ataupun lempeng samudra dengan lempeng samudra.
Konvergen dibagi menjadi 3 macam yaitu :

1) Subduksi
Terjadi karena lempeng samudra mejujam kebawah lempeng benua
tanpa membentuk gunungan atau naikan. Dimana berat jenis lempeng
benua lebih ringan dibanding lempeng samudra.
2) Obduksi
Terjadi ketika lempeng samudra menujam kebawah namun mengalami
naikan terlebih dahulu sehingga membentuk gunungan.
3) Kolusi
Terjadi ketika lempeng benua bertumbukan dengan lempeng benua,
dimana kedua lempeng tersebut memiliki massa jenis kedua lempeng
sama sehingga membentuk pegunungan lipatan yang sangat tinggi,
contohnya Pegunungan Himalaya.
b Divergen
Pergerakan lempeng dimana 2 lempeng saling menjauh membuat rekahan.
Pergerakan divergen ini mengakibatkan naiknya magma dari pusat bumi yang
akan membentuk lantai samudra atau kerak samudra.

c Transfrom
Pergerakan dimana lempeng lempeng bergerak saling berpapasan . gerakan ini
sejajar dan tidak tegak lurus dimana menghasilkan sesar mendatar jenis Strike
Slip fault. Contohnya yaitu sesar San Andreas di Amerika Serikat.

2.4 SIKLUS BATUAN

Proses pembentukan batuan atau siklus batuan terjadi dalam waktu yang lama bahkan hingga
berjuta tahun lamanya. Melalui siklus batuan dapat diketahui bahwa terdapat hubungan antara
ketiga jenis batuan yaitu batuan beku , batuan sedimen, dan batuan metamorf. Selain ketiga
jenis batuan tersebut terdapat jenis batuan lain yaitu batuan piroklastik.
Batuan yang pertama kali terbentuk adalah batuan beku yang dihaslkan dari
pembekuan magma atau penurunan suhu magma, karena sifat magma yang dinamis
menjadikan magma teus bergerak, gerakan ini yang mengakibatkan magma mengalir
ketempat yang lebih rendah akibatnya magma mengalami kristalisasi dan sebagian membeku
menjadi batuan beku.
Batuan beku dari proses kristalisasi akan mengalami pelapukan, hasil pelapukan akan
mengendap melaui proses yang dinamakan erosi. Endapan dan proses pelapukan itu akan
mengeras dan membentuk batuan sendimen. batuan sedien akan terus membut lapisan baru
sehingga menghimpit lapisan sendimren sebelumnya sehingga lapisan tersebut bergerak
semakin turun mendekati kamar magma, akibatnya batuan sendimen ini mengalami
peningkatan tekanan dan suhu yang tinggi sehingga bermetamorfosis menjadi batuan
metamorf.
Sementara itu sebagian dari batuan sendimrn juga mengalami pelapukan karena waktu.
Hasil pelapukannya akan mengendap dan mengeras membentuk batuan sendimen jenis baru.
Dalam perjalanannya batuan metamorf juga mengalami pelapukan serupa dan berubah
kembali menjadi batuan sendimen. Selain itu batuan metamorf yang memiliki strutur kimia
sangat berbeda dengan batuan sendimen dan batuan beku akan meleleh dan kembali menjadi
magma.
Batuan Pirokastik merupakan batuan yang terbuat dari Hembusan, Jatuhan, dan Aliran.
Dimana proses hembusan terjadi saat erupsi butiran batuan terbawa oleh angin dan jatuh
membentuk senuah endapan yang mengeras dengan waktu yang lama agar endapan tersebut
berubah menjadi padat. Batuan endapan terdapat 2 jenis yaitu tuff halus dan tuff kasar,
dimana butirab pada tuff halus itu bersifat haus dan pada tuff kasar butiran yang dimiliki
kasar.
Jatuhan batuan yang terbentuk saat magma terlontar akibat erupsi gunung api. Magma
tersebut membeku di udara dan melepaskan karbon oksida saat diudara sehingga bentuk yang
dihasilkan batuan tersebut memiliki lubang lubang udara.
Aliran terjadi saat erupsi gunung api magma yang keluar dari gunung api bergerak
mengikuti morvologi gunung dan mengisi cekungan pada morvologi gunung dan mengeras
dan berlapis, sehingga magma yang memiliki massa jenis lebih berat akan berada dibawah
dan juga lebih tua dari lapisan yang ada diatasnya.

Anda mungkin juga menyukai