FAKULTAS ILMU
KEPERAWATAN UNIVERSITAS
INDONESIA
DEPOK
JULI 2013
NPM : G806334180
Tanda Tangan
ii Universitas Indonesia
DEWAN PENGUJI
Ditetapl‹an di : .Jakarta
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan karya ilmiah akhir Ners. Karya ilmiah
akhir Ners ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk untuk untuk memperoleh
gelar Ners Sarjana Keperawatan. Saya menyadari bahwa, tanpa bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak, dari masa perkuliahan sampai pada penyusunan
karya ilmiah akhir Ners ini, sangatlah sulit bagi saya untuk menyelesaikan karya
ilmiah akhir Ners ini. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih kepada:
1) Ibu Prof. Dr. Budi Anna Keliat, SKp., M. App.Sc selaku Dekan Fakultas
Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia;
2) Ibu Kuntarti, S.Kp.., M. Biomed, selaku Ketua Program Studi Sarjana
Ilmu Keperawatan;
3) Bapak Masfuri, Skp, MN selaku dosen pembimbing yang telah
menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk memberikan arahan dan
masukan berharga dalam penyusunan karya ilmiah akhir Ners ini;
4) Ibu Hening Pujasari S.Kp., M.Biomed., MANP selaku pembimbing
akademik;
5) Orangtua, adik-adik, orang-orang terkasih serta para sahabat yang telah
memberikan dukungan selama profesi dan penyusunan karya ilmiah ini;
6) Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan karya ilmiah
akhir Ners ini.
Akhir kata, saya berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala
kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga skripsi ini membawa
manfaat bagi pengembangan ilmu.
Penulis
iv Universitas Indonesia
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
2012
Yang menyatakan
V Universitas Indonesia
nsi yang diberikan adalah edukasi kesehatan mengenai peningkatan hidrasi air putih 2,5 liter perhari dan perubahan pola diit untuk me
Kata kunci: Batu saluran kemih, edukasi kesehatan, gaya hidup perkotaan
vi Universitas Indonesia
Major : Nursing
Tittle : Nursing Care for Mr.I with Urinary Tract Stones at 5th Floor of
Surgical Departement RSPAD Gatot Soebroto
ntervention was giving education about rising hydration with intake water 2,5 litres per day and changing of diet pattern. Education wa
HALAMAN JUDUL..............................................................................................i
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN..............................................................................iii
KATA PENGANTAR............................................................................................iv
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI..............................v
ABSTRAK.............................................................................................................vi
DAFTAR ISI........................................................................................................viii
DAFTAR TABEL...................................................................................................x
BAB 1 PENDAHULUAN.....................................................................................1
1.1 Latar Belakang.........................................................................................1
1.2 Tujuan Penulisan.......................................................................................5
1.3 Manfaat Penulisan....................................................................................5
BAB 5 PENUTUP................................................................................................59
5.1 Kesimpulan............................................................................................59
5.2 Saran.......................................................................................................59
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................61
ix Universitas Indonesia
DAFTAR TABEL
x Universitas Indonesia
BAB 1
PENDAHULUAN
kemih yang jumlahnya berlebihan atau karena faktor lain yang mempengaruhi daya larut substansi (Nurlina, 2008). Batu sa
asyarakat kota cenderung statis dan praktis. Pola hidup dikatakan statis karena masyarakat kota cenderung kurang aktivita
gan mesin seperti kendaraan bermotor dan eskalator. Pola hidup
adian batu saluran kemih yang sesungguhnya belum diketahui, diperkirakan 170.000 kasus per tahun (Muslim, 2007). Dari d
Batu saluran kemih dapat menimbulkan keadaan darurat bila batu turun dalam
kal dinding ureter atau dinding pelvis ginjal yang disertai edema dan penglepasan mediator sakit. Sekitar 60-70% batu yang
emih, tindakan ESWL (Extracorporeal Shock Wave Litotripsy), URS (Ureterorenoscopic Litotripsy), PCNL (Percutaneous Litot
tidak mendapat perhatian khusus. Dehidrasi kronik menaikkan gravitasi air kemih dan saturasi asam urat sehingga terjadi p
pelayanan kepada pasien, khususnya peran perawat sebagai edukator dalam mengubah perilaku dan gaya hidup serta men
agi Pendidikan
enulisan ini diharapkan mampu meningkatkan kualitas pembelajaran
engembangkan ilmu yang berkaitan dengan upaya edukasi untuk mengubah faktor gaya hidup pada pasien dengan batu sa
BAB 2
TINJAUAN TEORITIS
2.1.1 Definisi
alah sekitar 20-30 cm dengan diameter maksimum sekitar 1,7 cm di dekat kandung kemih dan berjalan dari hilus ginjal men
anjang saluran kemih dan bisa menyebabkan nyeri, perdarahan, penyumbatan aliran kemih atau infeksi (Sja’bani, 2006). Ba
ummi (Muslim, 2007). Batu saluran kemih dapat diketemukan sepanjang saluran kemih mulai dari sistem kaliks ginjal, pielum
karena hiperplasia prostat atau batu uretra yang terbentu di dalam divertikel
uretra. Batu ginjal adalah batu yang terbentuk di tubuli ginjal kemudian berada di
kaliks, infundibulum, pelvis ginjal dan bahkan bisa mengisi pelvis serta seluruh
kaliks ginjal dan merupakan batu saluran kemih yang paling sering terjadi
(Brunner dan Suddarth, 2003).
2.1.2.Etiologi
Penyebab terbentuknya batu saluran kemih bisa terjadi karena air kemih jenuh
dengan garam-garam yang dapat membentuk batu atau karena air kemih
kekurangan penghambat pembentuka batu yang normal (Sja’bani, 2006). Sekitar
80% batu terdiri dari kalsium, sisanya mengandung berbagai bahan, termasuk
asam urat, sistin dan mineral struvit (Sja’bani, 2006). Batu struvit (campuran dari
magnesium, amonium dan fosfat) juga disebut batu infeksi karena batu ini hanya
2007). Ukuran batu bervariasi, mulai dari yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang sampai yang sebesar 2,5 sentimete
kalises renalis.
er dan Sudarth (2003) dan Nurlina (2008) menyebutkan beberapa faktor yang mempengaruhi pembentukan batu saluran k
ktor Endogen
rgenetik,familial,padahypersistinuria,hiperkalsiuriadan hiperoksalouria.
b. Faktor Eksogen
Faktor lingkungan, pekerjaan, makanan, infeksi dan kejenuhan mineral dalam air minum.
Muslim (2007) menyebutkan beberapa hal yang mempengaruhi pembentukan saluran kemih antara lain:
a. Infeksi
Infeksi Saluran Kencing (ISK) dapat menyebabkan nekrosis jaringan ginjal
dan akan menjadi inti pembentuk batu saluran kemih. Infeksi bakteri akan
memecah ureum dan membentuk amonium yang akan mengubah pH Urine
menjadi alkali.
b. Stasis dan Obstruksi Urine
Adanya obstruksi dan stasis urine pada sistem perkemihan akan
mempermudah Infeksi Saluran Kencing (ISK).
c. Jenis Kelamin
Lebih banyak terjadi pada laki-laki dibanding wanita dengan perbandingan 3:1
dRas
Batu saluran kemih lebih banyak ditemukan di Afrika dan Asia.
eturunan
ng dengan anggota keluarga yang memiliki penyakit batu saluran kemih
miliki resiko untuk menderita batu saluran kemih dibanding dengan yang tidak memiliki anggota keluarga dengan batu salur
si adekuat yang didapat dari minum air. Memperbanyak diuresis dengan cara banyak minum air akan mengurangi kemungk
urine meningkat.
g. Pekerjaan
Pekerja keras yang banyak bergerak mengurangi kemungkinan terbentuknya batu dari pada pekerja yang lebih banyak du
h. Suhu
Tempat yang bersuhu panas menyebabkan banyak mengeluarkan panas
sehingga pengeluaran cairan menjadi meningkat, apabila tidak didukung oleh
hidrasi yang adekuat akan meningkatkan resiko batu saluran kemih.
i. Makanan
Masyarakat yang banyak mengkonsumsi protein hewani, kalsium, natrium
klorida, vitamin C, makanan tinggi garam akan meningkatkan resiko
pembentukan batu karena mempengaruhi saturasi urine.
2.1.3 Patofisiologi
a batu saluran kencing memerlukan adanya substansi organik sebagai inti. Substansi ini terdiri dari mukopolisakarida dan m
. Teori Supersaturasi
ja’bani (2006) menyebutkan erjadi kejenuhan substansi pembentuk batu dalamurinesepertisistin,santin,asamurat,kalsiumo
mempermudah terbentuknya batu.
urine akan mempengaruhi solubilitas substansi dalam urine. Urine yang bersifat asam akan mengendap sistin, santin dan ga
Batu, terutama yang kecil, bisa tidak menimbulkan gejala. Batu di dalam kandung
kemih bisa menyebabkan nyeri di perut bagian bawah. Batu yang menyumbat
ureter, pelvis renalis maupun tubulus renalis bisa menyebabkan nyeri punggung
atau kolik renalis (nyeri kolik yang hebat). Kolik renalis ditandai dengan nyeri
hebat yang hilang-timbul, biasanya di daerah antara tulang rusuk dan tulang
pinggang, yang menjalar ke perut, daerah kemaluan dan paha sebelah dalam
(Brunner dan Suddarth, 2003).
yebabkan infeksi saluran kemih. Jika batu menyumbat aliran kemih, bakteri akan terperangkap di dalam air kemih yang terk
Bila nyeri mendadak terjadi akut disertai nyeri tekan disaluran osteovertebral dan muncul mual muntah maka klien sedang
Batu yang terjebak dikandung kemih menyebabkan gelombang nyeri luar biasa,
akut dan kolik yang menyebar kepala obdomen dan genitalia. Klien sering merasa
ingin kemih, namun hanya sedikit urin yang keluar, dan biasanya mengandung
darah akibat aksi abrasi batu gejala ini disebabkan kolik ureter. Pada laki-laki
nyeri khas terasa menyebar di sekitar testis, sedangkan pada wanita nyeri terasa
menyebar di bawah kandung kemih (Ganong (1992) dan Brunner dan Sudarth
(2003)). Umumnya klien akan mengeluarkan batu yang berdiameter 0,5 sampai
dengan 1 cm secara spontan. Batu yang berdiameter lebih dari 1 cm biasanya
harus diangkat atau dihancurkan sehingga dapat dikeluarkan secara spontan dan
saluran urin membaik dan lancar. ( Brunner and Suddarth. 2001).
ne menunjukkan Infeksi Saluran Kencing , BUN hasil normal 5 – 20 mg/dl tujuan untuk memperlihatkan kemampuan ginjal u
2. Laboratorium
a. Darah lengkap : Hb, Ht, abnormal bila pasien dehidrasi berat atau polisitemia.
b. Hormon Paratyroid mungkin meningkat bila ada gagal ginjal (PTH
merangsang reabsorbsi kalsium dari tulang, meningkatkan sirkulasi serum dan
kalsium urine.
3. Foto KUB (Kidney Ureter Bladder)
Menunjukkan ukuran ginjal, ureter dan bladder serta menunjukan adanya batu
di sekitar saluran kemih.
4. Endoskopi ginjal
Menentukan pelvis ginjal, dan untuk mengeluarkan batu yang kecil.
5. USG Ginjal
Untuk menentukan perubahan obstruksi dan lokasi batu.
6. EKG (Elektrokardiografi)
Menunjukan ketidak seimbangan cairan, asam basa dan elektrolit.
o Rontgen
njukanadanyabatudidalamkandungkemihyangabnormal, menunjukkan adanya calculi atau perubahan anatomik pada are
ang ureter.
kandung kemih divertikuli kandung kemih dan penebalan abnormal otot kandung kemih dan memberikan konfirmasi cepat
9. Pielogram retrograd
2.1.6 Penatalaksanaan
Tujuan dasar penatalaksanaan adalah untuk menghilangkan batu, menentukan
jenis batu, mencegah kerusakan nefron, mengidentifikasi infeksi, serta
mengurangi obstruksi akibat
pemecahan batu, dan operas
Terapi konservatif
Sebagian besar batu ureter mempunyai diameter kurang dari 5 mm. Batu ureter yang besar
Minum sehingga diuresis 2 liter/ hari
α - blocker
NSAID
Batas lama terapi konservatif adalah 6 minggu. Di samping ukuran batu syarat lain untuk terapi kon
apalagi pada pasien-pasien tertentu (misalnya ginjal tunggal, ginjal trasplan
dan penurunan fungsi ginjal ) tidak ada toleransi terhadap obstruksi. Pasien
seperti ini harus segera dilakukan intervensi (American Urological
Association, 2005).
c. Ureterorenoskopic (URS)
PCNL yang berkembang sejak dekade 1980 secara teoritis dapat digunakan
sebagai terapi semua batu ureter. Namun, URS dan ESWL menjadi pilihan
pertama sebelum melakukan PCNL. Meskipun demikian untuk batu ureter
proksimal yang besar dan melekat memiliki peluang untuk dipecahkan dengan
PCNL (Al-Kohlany, 2005).
e. Operasi Terbuka
k masalah batu saluran kemih. Pada penelitian diketahui orang- orang yang lebih banyak duduk dalam pekerjaannya dan ku
Makan banyak bahan yang mengandung asam urat, oksalat, kalsium, dan fosfat dapat meningkatkan kadar substansi terseb
Dianjurkan minum air 2-2,5 liter perhari atau 250 ml air tiap 4 jam, dan 250 ml air
tiap kali makan untuk mencegah terjadinya batu saluran kemih. Terdapat ahli
yang mengatakan air kemih yang dihasilkan minimal 2 liter per 24 jam ( Resnick,
1990 dan Parivar, 1996). Diusahakan agar keseimbangan air dalam tubuh seperti
dalam tabel berikut ini.
Tabel 2.1. Keseimbangan Air
Masukan air Keluaran
(ml/hari) (ml/hari)
Air minum 1900 Air kemih 2000
Air dalam makanan dan buah 850 Keringat 500
Air hasil oksidasi 350 Nafas 400
Tinja 200
Jumlah 3100 Jumlah 3100
Sumber: Rose (1997) dalam Nurlina (2008)
Jumlah air yang diminum berpengrauh terhadap pembentukan batu saluran kemih
yang ditunjukkan dengan risiko relatif (RR) seperti pada penelitian Assimos
dalam tabel berikut ini:
Tabel 2.2 Jumlah Air Minum dan Risiko Relatif (RR) Timbul Batu
Jumlah air minum RR timbulnya batu
(ml/hari)
< 1275 1,07
1275-1669 1,05
1670-2537 0,82
2050-2537 0,72
>2537 0,52
Sumber: Assimos (2000) dalam Nurlina (2008)
c. Sayuran
Sebagian besar sayuran menyebabkan pH air kemih naik sehingga
menguntungkan karena tidak memicu terjadinya batu kalsium oksalat.
n juga mengandung banyak serat yang mengurangi penyerapan
m dalam usus sehingga mengurangi kadar kalsium air kemih yang berakibat menurunkan resiko terjadinya batu saluran kemi
aman golongan jeruk yang penting sekali untuk mencegah timbulnya batu saluran kemih karena sitrat merupakan inhibitor
uh pada pembentukan batu saluran kemih. Suplemen yang mengandung vitamin C dosis tinggi bila dikonsumsi jangka lama
cid (EPA) yang penting untuk mecegah sekresi kalsium ke adalam air kemih. Pada penelitian lebih lanjut, minyak ikan yang m
apat berupa bubuk atau rebusan tanaman dan dosisnya berdasarkan perkiraan. Zat sisa dari bahan jamu dan obat herbal di
: * Pekerjaan
Gejala
monoton, pekerjaan dimana pasien terpajan pada lingkungan bersuhu tinggi
* Keterbatasan aktivitas / mobilisasi sehubungan dengan kondisi sebelumnya (contoh peny
tak sembuh, cedera medulla spinalis.
Sirkulasi
Tanda: PeningkatanTD/nadi(nyeri,ansietas,gagal Ginjal)
Kulit kemerahan dan hanga; pucat.
Eliminasi
Gejala: ● RiwayatadanyaISKkronis,obstruksi
sebelumnya (kalukulus)
● Penurunan haluaran urine, kandung kemih
penuh.
● Rasa terbakar, dorongan berkemih
● Diare
Tanda : ● Olisuria, hematuria, piuria
● Perubahan pola berkemih
d. Makanan / cairan
Gejala : ● Mual / muntah, nyeri tekan abdomen
● Diet tinggi purin, kalsium oksalat, dan / atau
fosfat
● Ketidakcukupan pemasukan cairan; tidak
minum air dengan cukup
Tanda : ● Distensi abdominal, penurunan / tak adanya bising usus
Muntah
e.Nyeri / Kenyamanan
a lokasi batu, contoh pada panggul di region
Gejala
sudut kostovertebral, dapat menyebar kepunggung, abdomen, dan turun ke lip
an posisi atau tindakan lain
Ronda
Keamanan
Gejala: ● Penggunaan alcohol
Demam, menggigil
g. Penyuluhan / Pembelajaran
Gejala : ● Riwayat kalkulus dalam keluarga, penyakit
ginjal, hipertensi, cout, ISK kronis
● Riwayat penyakit usus halus, bedah abdomen
sebelumnya, hiperparatinoklisme
● Penggunaan antibiotic, antihipertensi, natrium
bikarbonat, alupurinol, fosfat, tiazid, pemasukan
berlebihan kalsium atau vitamin.
satu tugas perawat dalam setting pencegahan (preventing) dan pemulihan (rehabilitating) serta membantu mempersiapka
m jumlah air kemih antara 2-2,5 liter. Hal ini dipengaruhi oleh suhu lingkungan dan aktivitas fisik. Untuk mendapatkan jumla
Perubahan pola makan dilakukan dengar mengatur pola diet. Diet yang baik dan
sesuai dengan penderita saluran kemih adalah diet yang terdiri atas buah segar,
dah lemak. Diet yang dibatasi adalah daging, ikan, sosis sebesar 150 gr/hari, sedangkan yang dihindari adalah lemak dan gu
BAB 3
LAPORAN KASUS KELOLAAN UTAMA
3.1 PENGKAJIAN
3.1.1 Informasi Umum
Nama : Tn. I.M.P.
Usia : 31 tahun
Tanggal Lahir Jenis Kelamin Suku Bangsa Pekerjaan: 12-06-1982
Tanggal Masuk Waktu
Dari : laki-laki
Sumber Informasi Diagnosa medis : Indonesia
: TNI
: 29-05-2013
: 12.30 WIB
: Poli bedah
: klien, keluarga, dan rekam medik
: batu ureter distal dextra
anan sejak akhir tahun 2011. Saat BAK sering terasa nyeri dan BAK tidak tuntas. Ada keluhan BAK menetes di akhir. Tahun 2
malaria. Klien pernah dirawat karena malaria pada tahun 2006. Klien
mengatakan sebelumnya tidak memiliki riwayat sakit ginjal atau infeksi
saluran kemih. Tahun 2012 kemih berdarah sakala nyeri 5 dari qo.
Keluarga juga tidak ada yang memiliki riwayat penyakit ginjal atau batu
saluran kemih.
3.1.4 Aktifitas/Istirahat
Gejala ( Subyektif )
Klien bekerja sebagai TNI dengan pangkat Kapten. Klien mengatakan
sedikit bergerak dan akhir-akhir ini lebih sering duduk di meja di
dalam ruangan ber-AC. Aktivitas/hobi yang disukai adalah membaca
dan menonton tv. Klien mengatakan keterbatasan karena nyeri di
pinggang saat melakukan aktivitas. Klien mengatakan tidak
ah tidur siang. Klien mengatakan terkadang mengalami insomnia karena nyeri yang dirasakan atau karena rangsangan ingin
gerak karena takut luka operasi berdarah/sakit. Hasil pengkajian neuromuskular massa/tonus otot sebanding/ tegap secara
Sirkulasi
Gejala ( Subyektif )
Klienmengatakanterkadangjantungterasaberdebar.Klien
ngan banyak berdoa dan berdzikir. Klien tidak memikirkan masalah finansial karena ditanggung oleh dinas. Klien sudah men
dijalankan muncul, respon psikologis yang terobservasi adalah eskpresi wajah menahan nyeri dan sedikit cemas. Ansietas k
3.1.7 Eliminasi
Gejala ( Subyektif )
Klien mengatakan buang air besar hampir setiap pagi, tidak ada
gangguan. BAB terakhir kemarin pagi, konsistensi lembek warna
kuning tua. Tidak ada perdarahan. Klien mengatakan tidak memiliki
riwayat hemoroid dan konstipasi. Penggunaan laksatif harian tidak
pernah.
Pola BAK klien sekitar 4-6 x/hari. Karakter urin: kuning jernih,
namun pernah berdarah sekali lalu tidak muncul lagi.
di keempat kuadran. Tahun 2012 riwayat hematuria dan sejak saat itu terasa perubahan pola BAK. BAK menjadi lebih sering
gatakan gemar meminum teh dan minuman bersoda. Klien makan 3 kali sehari. Saat dirumah sakit pola diit mengikuti atura
buah. Klien mengatakan selalu nafsu makan, tidak ada mual dan
muntah ataupun keluhan nyeri ulu hati. Klien tidak memiliki alergi
makanan. Klien tidak memiliki kesulitan mengunyah dan menelan.
Gigi masih utuh dan bersih.
Tanda ( Obyektif )
Berat badan klien 68 kg dan tinggi badan 166 cm. IMT 24,67 dalam
batas normal. Postur tubuh tegap berisi. Turgor kulit baik dan elastis.
Penampilan lidah pink. Membran mukosa pink utuh. Kondisi gigi dan
gusi utuh dan baik, tidak ada perdarahan gusi. Bising usus: aktif pada
keempat kuadran.
3.1.9 Higiene
Gejala ( Subyektif )
Aktivitas sehari-hari klien dilakukan mandiri, saat sakit dan setelah
menjalani operasi dibantu oleh istri.
Tanda ( Obyektif )
Penampilan umum klien bersih, rapi, rambut dicukur pendek, cara
berpakaian rapi dan bersih. Tidak ada bau badan. Kondisi kuku dan
kepala bersih. Tidak ditemukan kutu.
3.1.10 Neurosensori
Gejala ( Subyektif )
Klien mengatakan tidak merasa pusing dan tidak merasa kebas pada
ekstremitas.Penglihatan baik, pendengaran baik, indera pembau baik.
Tanda ( Obyektif )
Tidak ada perdaraha pada hidung, indera bembau tidak bermasalah,
status mental sadar, terorientasi terhadap waktu, tempat, orang. Afek
bicara jelas dan koheren. Reaksi pupil mata positif, tidak
menggunakan kacamata. Tidak menggunakan alat pendengaran.
Kekuatan genggaman sama antara kiri dan kanan dan sensitif terhadap
sentuhan.
3.1.11 Nyeri
Gejala ( Subyektif )
Sebelum URS Litotripsi klien merasakan nyeri pada pinggang kanan
dan nyeri saat ingin dan sedang berkemih. Nyeri seperti terbakar, skala
5 dan hilang saat beristirahat. Muncul saat ingin berkemih. Setelah
operasi nyeri muncul di alat genitalia (testis), namun bila menarik
napas nyeri dapat hilang.
Tanda ( Obyektif)
Sebelum URS Litotripsi: Nyeri di area pinggang dan testis, nyeri
menyebar, skala 5 dari 10, nyei hilang saat beritirahat dan muncul saat
ingin berkemih. Klien tampak menjaga area yang sakit, berhati-hati
saat tidur dan bangun tidur, berhati-hati saat menoleh dan beraktivitas
serta ekspresi wajah terlihat kesakitan dan menjaga area yang sakit.
Respon emosi masih terkendali dan sabar.
3.1.12 Pernapasan
Gejala ( Subyektif)
Klien mengatakan tidak ada keluhan batuk, sesak napas, dan riwayat
TB ataupun bronkitis dan pneumonia. Tidak ada alat bantu
pernapasan.
Tanda ( Obyektif)
Frekuensi pernapasan: 12 x/menit. Kedalaman baik, pengembangan
dada simentris, auskultasi tidak ada ronkhii, tidak ada wheezing, tidak
ada sianosis, tidak ada jari tabuh. Fungsi mental/kegelisahan: Sadar
terorientasi dan tegang, wajah terlihat gelisah.
3.1.13 Keamanan
Gejala ( Subyektif )
Klien mengatakan tidak memiliki riwayat alergi. Tidak ada riwayat
fraktur dan dislokasi. Tidak ada masalah penglihatan dan
pendengaran.
Tanda ( Obyektif )
Suhu: 36º C. Integritas kulit baik dan tidak ada jaringan parut di
ekstremitas kulit. Kekuatan sama pada semua ekstremitas. Tonus otot
baik, rentang gerak maksimal.
Tanda ( Obyektif )
Bicara jelas dan dapat dimengerti. Komunikasi verbal/non-verbal
dengan istri dan keluarga.
3.1.15 Penyuluhan/Pembelajaran
Gejala ( Subyektif )
Bahasa yang dominan digunakan yaitu Bahasa Indonesia. Klien melek
huruf dengan pendidikan terakhir strata satu. Klien mengatakan tidak
tahu apa saja yang bisa dimakan dan minum untuk mencegah batu
ginjal. Klien menanyakan teknik dan situasi dari prosedur
pembedahan atau operasi yang akan dialami.
genitalia. Skala nyeri 4-5. Riwayat hematuria dan disuria. Dari hasil USG
terlihat ada batu pada ginjal sebelah kanan. Hasil BNO IVP terlihat batu
ureter distal dextra. Hasil observasi TTV tanggal 29 Mei 2013 : TD : 110/70
mmHg, N : 80x/menit, S : 36 0C dan RR : 12x/menit. Klien dilakukan operasi
URS Litotripsi pada tanggal 30 Mei 2013.
3.1.17 Pertimbangan Rencana Pulang
Lama di rawat rata-rata : 3 hari
Tanggal informasi didapatkan : 29 Mei 2013
DATA OBYEKTIF
Klien terlihat kesakitan, ekspresi menahan nyeri, setelah operasi masih merasakan nyeri disekitar genitalia
Klien terlihat cemas Skala nyeri 4-5 dari 10
Perubahan pola berkemih: disuria Riwayat hematuria tahun 2012
Klien terlihat melindungi area yang sakit Klien terpasang IVFD RL : 20 tpm
Klien terlihat gelisah dan wajah tegang
dextra
Penatalaksanaan URS Litotripsi tanggal 30 Mei 2013
Anestesi spinal
Tidak ada perdarahan post URS Litotripsi
Perencanaan pulang post op tanggal 31 Mei 2013
Terpasang kateter urine 18 Fr produksi kuning
3.2.2 ANALISA DATA
Tabel 3.2 Analisa Data Masalah Keperawatan Tn. I dengan Batu Saluran
Kemih Tahun 2013
Pre-Op
Klien
Klien mengatakan nyeri pada pinggang terlihat
kanan sejak ekspresi
kesakitan,
akhir tahun 2011menahan
Klien mengatakan opera
nyeri, setelah
skala nye
Skala nyeri 4-5
Klien mengatakan ketika berkemih seperti terbakar dari 10 Klien terlihat melindungi area yang saki
Klien mengatakan sebelum URS Litotripsi: Nyeri di area pinggang dan testis, nyeri menyebar, skal/
Hasil pemeriksaan lab tanggal 14 MEI 2013 Leukosit = 11.010
saat ingin berkemih. Penatalaksanaan URS
Litotripsi tanggal 30
Mei 2013
Data Subjektif Data Objektif Masalah
Keperawatan
Post-Op
Klien mengatakan Hasil pemeriksaan lab
mengantuk setelah tanggal 14 MeI 2013
operasi, pusing bila Leukosit = 11.010 / ul, Resiko Cedera
mengangkat kepala Penatalaksanaan URS
Litotripsi 30 Mei 2013
Anastesi spinal
Terpasang kateter urine
18 Fr produksi kuning,
sedikit tertampung
dalam urine bag.
3.3 PENETAPAN DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri
2. Gangguan eliminasi urine
3. Ansietas
4. Defisiensi pengetahuan terkait kondisi dan pengobatan batu saluran kemih
5. Resiko Cedera
RENCANA KEPERAWATAN
Diagnosa Keperawatan: Nyeri
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam nyeri dapat teratasi
Kriteria Hasil: Nyeri berkurang, Skala nyeri menurun, klien dapat beristirahat dan tampak rileks
Intervensi Keperawatan:
Kaji intensitas, lokasi, frekuensi dan penyebaran nyeri
Rasional: Peningkatan nyeri adalah indikasi dari obstruksi, bila nyeri hilang kemungkinan batu sedang bergerak
Observasi abdominal pain
Rasional: Kemungkinan ada komplikasi lain
Kaji tanda keringat dingin, tidak dapat beristirahat, dan ekspresi wajah Rasional: Mengobservasi tanda-tanda shock
Tingkatkan pemasukan sampai 2500 ml/hari sesuai toleransi
Rasional : menurunkan iritasi dengan mempertahankan aliran cairan konstan ke mukosa kandung kemih.
Berikan tindakan kenyamanan ( sentuhan terapeutik, pengubahan posisi,
kondisinya
entukan sejauh mana informasi yang perlu diberikan.
hadapi klien
an pengetahuan bagi klien
perhari untuk pencegahan Rasional: Hidrasi yang cukup meningkatkan pengenceran kemih dan membantu mendorong lewa
kalsium dan protein hewani untuk pencegahan
n oksalat dan protein sehingga aka
Evaluasi: Evaluasi:
S: klien mengatakan masih mengalami nyeri di akhir kemih seperti S: klien mengatakan masih anyang-anyangan
anyang-anyangan O: urine menetes di akhir, tidak ada produksi darah, urine
O: urine menetes di akhir, tidak ada produksi darah, urine sekitar 500 sekitar 300 cc berwarna kuning keruh, klien minum 2 L air
cc berwarna kuning keruh, klien minum 1,5 L air putih, kesadaran CM putih, kesadaran CM
A: gangguan eliminasi urine belum teratasi A: gangguan eliminasi urine belum teratasi
P: observasi karakteristik urine dan berkemih, motivasi minum air P: observasi karakteristik urine dan berkemih, motivasi
putih, kolaborasi rencana URS Litotripsi minum air putih, kolaborasi rencana URS Litotripsi
Diagnosa Keperawatan: Ansietas
29 Mei 2013 (Pre-Op) 30 Mei 2013 (Op)
Implementasi (16.00-16.20) Implementasi (09.00-09.20)
- Mengkaji tingkat kecemasan klien - Mengkaji tingkat kecemasan klien
- Mendengarkan klien mengungkapkan kecemasan yang - Mendengarkan klien mengungkapkan kecemasan yang
dirasakan dirasakan
- Mengajarkan dan melatih teknik relaksasi napas dalam - Mengajarkan dan melatih teknik relaksasi napas dalam
- Memberikan informasi sesuai kebutuhan klien - Memberikan informasi sesuai kebutuhan klien
Evaluasi: Evaluasi:
S: Klien mengatakan cemas mengenai tindakan operasi besok. S: Klien mengatakan cemas mengenai tindakan operasi hari ini,
Klien mengatakan lebih lega setelah tarik napas dalam dan siap klien mengatakan belum pernah operasi dan menyerahkan pada
untuk operasi. Tuhan dan berharap sukses. Klien mengatakan lebih lega
O: ekspresi tenang, tidak gelisah, latihan tarik napas dalam setelah tarik napas dalam dan siap untuk operasi.
dilakukan 4 kali, klien dapat melanjutkan aktivitas O: ekspresi tenang, tidak gelisah, latihan tarik napas dalam
A: Ansietas teratasi sebagian dilakukan 7 kali, klien dapat melanjutkan aktivitas
P: Observasi kecemasan klien, berikan dukungan psikososial, A: Ansietas teratasi
memotivasi untuk berdoa P: Observasi kecemasan klien, berikan dukungan psikososial,
memotivasi untuk berdoa
Diagnosa Keperawatan: Defisiensi pengetahuan terkait kondisi dan pengobatan batu saluran kemih
Evaluasi:
ai hari jadi RSPAD Gatos Soebroto. Mengingat jasa-jasa Letnan Jenderal Gatot Soebroto yang memberikan segala-galanya b
roto Ditkesad ditunjuk menjadi salah satu tempat pemeriksaan dan perawatan pejabat tinggi sampai sekarang. Mengingat
an kesehatan masyarakat maka sejak tahun 1989, RSPAD Gatot
Soebroto mulai membuka diri untuk pelayanan swasta sampai sekarang, dikenal
sebagai paviliun dr. R. Darmawan, PS untuk rawat inap. Kemudian tahun 1991
didirikan bangunan 6 lantai di paviliun Kartika untuk rawat jalan dan rawat inap.
Selanjutnya diresmiakn paviliun dr Iman Sudjudi melayani kesehatan ibu dan
bayi, pavilion anak untuk perawatan anak serta non peviliun untuk perawatan
kelas tiga.
pasitas tempat tidur untuk perawatan kemoterapi. Penyakit yang paling sering muncul di ruang lantai bedah adalah penyak
4.2 Analisis Masalah Keperawatan pada Batu Saluran Kemih
4.2.1 Analisis Masalah Keperawatan pada Batu Saluran Kemih dengan Konsep
terkait KKMP
Batu saluran kemih adalah penyakit yang prevalensinya cukup tinggi di daerah
perkotaan. Penyakit batu saluran kemih masih menempati porsi terbesar dari
jumlah pasien di klinik urologi (Nurlina, 2008). Batu saluran kemih menjadi
problema gaya hidup dan pola makan masyarakat kota. Problema gaya hidup
sumsi makanan tinggi protein hewani, tinggi lemak seperti junkfood, pekerjaan yang monoton dan sedikit melakukan aktivit
babkan mayoritas masyarakat kota menjadi sedikit bergerak dan berolahraga, meningkatkan resiko pembentukan batu salu
nostik, klien mengalami batu ureter pada bagian dextra (kanan) lokasi distal. Melalui pengkajian mendalam diketahui bahwa
serta menyukai ikan dan nugget. Ikan dan nugget merupakan salah satu sumber
protein hewani. Batu saluran kemih lebih banyak dialami oleh laki-laki. Laki-laki
lebih sering mengalami bantu saluran kemih dibanding wanita (kira-kira 3:1)
dengan puncak insidensi antara dekade keempat dan kelima (Raharjo, 2002). Hal
ini juga sesuai dengan kondisi Tn. I.M.P. Jenis kelamin menjadi faktor resiko
dalam kemungkinan terjadi batu saluran kemih. Faktor-faktor resiko yang dimiliki
oleh klien menyebabkan klien menjadi beresiko untuk mengalami batu saluran
kemih. Faktor-faktor resiko ini merupakan masalah khas yang dialami oleh
sebagian besar masyarakat perkotaan.
ngobatan batu ginjal. Data-data penunjang untuk menegakkan masalah keperawatan ini adalah klien mengatakan tidak me
berada di meja dalam ruangan ber AC,mulai jarang berolahraga, dan makanan
kesukaan adalah ikan dan nugget. Klien menunjukkan perilaku yang beresiko
terhadap pembentukan saluran kemih namun tidak mengetahui dampaknya.
u saluran kemih adalah untuk mengoptimalkan kontrol pengenceran kemih, mencegah kekambuhan, meningkatkan kualitas
rilaku yang mendukung terbentuknya batu saluran kemih. Perilaku tersebut muncul karena klien belum memiliki informasi
rja yang kegiatan sehari-
harinya bersifat rutin dan monoton. Selain itu kurangnya intake cairan dan
tingginya konsumsi makanan dengan kadar protein dan okalat tinggi yang sehari-
hari dilakukan Tn. I.M.P menunjukkan tingginya resiko pembentukan batu saluran
kemih. Dengan dilakukan edukasi kepada pasien mengenai perubahan intake
cairan pola diit klien diharapkan pengetahuan klien bertambah sehingga terbentuk
perilaku hidup sehat yang dapat mencegah kekambuhan dan meningkatkan
kualitas hidup klien.
4.3 Analisis Salah Satu Intervensi dengan Konsep dan Penelitian Terkait
Dua faktor yang berhubungan dengan kejadian batu saluran kemih adalah jumlah
air yang diminum dan kandungan mineral yang berada di dalam air minum
tersebut. Pembentukan batu juga dipengaruhi oleh faktor hidrasi. Pada orang
hidrasi kronik dan asupan cairan kurang memiliki risiko tinggi terkena
n kemih (Parrivar, 2003). Dehidrasi kronik menaikkan gravitasi air kemih dan saturasi asam urat sehingga terjadi penurunan
a intake air putih dan perubahan pola diit. Melalui tindakan tersebut, diharapkan terjadi peningkatan volume urine dan pen
batu saluran kemih adalah dengan peningkatan intake cairan (air putih). Dalam jurnal yang sama, Flagg juga menyebutkan b
makan tinggi protein hewani dan tinggi oksalat seperti suplemen Vitamin C, soft
drink, junk food,ikan yang berlebihan dan meningkatkan konsumsi sayuran dan
buah-buahan (Muslim, 2007).
terjadi supersaturasi bahan pembentuk batu dalam air kemih yang terjadi akibat adanya kristalisasi. Dianjurkan minum air 2
untuk mengkonsumsi minimal 2,5 L perhari selama proses perawatan dan saat kembali pulang kerumah. Didapatkan produ
Perubahan pola diit mencakup mengurangi intake makanan tinggi lemak, tinggi
tinggi seperti suplemen Vitamin C, suplemen kalsium yang berlebihan. Peningkatan jumlah konsumsi sayuran dan buah-bu
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan asuhan keperawatan yang sudah diberikan kepada klien
dengan batu saluran kemih, dapat ditarik beberapa kesempulan sebagai
berikut :
mbentukan batu saluran kemih yang dialami klien adalah adanya faktor resiko ekstrinsik yaitu rendahnya konsumsi air putih
guan eliminasi urine, ansietas, defisiensi pengetahuan, resiko cedera, dan resiko perdarahan.
prevensi kekambuhan ulang batu saluran kemih adalah edukasi psien terkait peningkatan intake cairan dan perubahan pol
ah salah satu metoda yang terbukti melalui beragam penelitian dapat meningkatkan volume urine sehingga mengurangi re
asien pulang setelah melalui 3 hari perawatan dengan fungsi eliminasi sudah
5.2 Saran
1. Bagi Penulis
a. Meningkatkan pemberian asuhan keperawatan pada klien dengan
batu saluran kemih.
b. Dapat menciptakan/mengembangkan intervensi yang baru
(inovatif) dalam mengatasi masalah keperawatan yang ada.
2. Bagi Masyarakat
a. Meningkatkan pemahaman tentang penyebab batu saluran kemih
b. Meningkatkan kebiasaan intake air putih minimal 2-2,5 L perhari.
3. Bagi Instansi/ Rumah Sakit
a. Mampu memberikan asuhan keperawatan yang berkualitas
bagi pasien batu aluran kemih
b. Meningkatkan pemahaman dan berpikir kritis dalam menghadapi
kasus batu saluran kemih.
DAFTAR PUSTAKA
Urologi Indonesia.
akan serta Analisis Ekonomi pada Pengobatannya. Pidato Pengukuhan. Diucapkan pada Upacara Penerimaan Jabatan Guru B
symptomatic kidney stone. 26: 1017-1023. Int. J. Epidemiol
udi kasus di RS. Dr. Kariadi, RS Roemani, dan RSI Sultan Agung Semarang. Skripsi.
e diseases. 155: 432-440. Jurnal Urologi.
n 1997-2002. J I Bedah Indones 2004; 32(2):58-63.
Rose, B.D. 1997. Water and electrolyte phsyology. 34-35. Tokyo: Mc. Graw-Hill
Kokagusha.
Sja’bani. (2006). Ilmu penyakit dalam. Jilid I Edisi 4. Jakarta: Pusat Penerbitan
Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia.
Sherwood, Lauralee. 2001. Human Physiology:From Cells to System.
Penerbit buku Kedokteran EGC. Cetakan I. Jakarta.
Siener, H. And Hesse. A. 2003. Fluid intake and epidemiology of urolthiasis.
Vol.57. European Journal of Clinical Nutrition.
Siener R., Glatz., Nicolay C., Hesse A. 2004. The role of over weight and obesity
in calsium oxalate stone formation. 12 (1): 106-113. Obesity Research.
Soepriatno,AT dan Muslim, Rifki. 1999. Pola Penderita Batu Saluran Kencing di
P Dr.Kariadi Tahun 1996-1998 Naskah lengkap MABI XII . Jakarta.
send, CE. 1983. Diet for renal diseases.299-301. Delman Publisher.
chieri, A., Curhan G., Karlsen S., Wu K.J. 2003. Epidemiology of kidney stone in stone diseases. Page 13-29. Paris: Health Pub
fil RSPAD Gatot Soebroto. Diakses Juli 2013.