Anda di halaman 1dari 19

TEMA :

INTERNALISASI NILAI-NILAI ISLAM UNTUK KEBANGKITAN


EKONOMI UMAT

JUDUL :

PERAN LEMBAGA EKONOMI MAHASISWA ISLAM (LEMI) DALAM


PENINGKATAN EKONOMI UMAT

Oleh :

ZULKIFLI MONG

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM (HMI)

CABANG LUWUK-BANGGAI

2020
Kata Pengantar

Segala puji bagi Allah SWT dengan berkat nikmat dan karunia-Nya
sempurnahlah segala dan tidaklah kita mendapatkan petunjuk agama sekiranya Allah
SWT tidsk memberi petunjuk kepada kita dengan segala pujian yang bayak
mengandung berkah kepada-Nya. Pujian yangmemenuhi langit, memenuhi bunmi,
dan memenuhi alam semesta serta memenuhi segala sesuatu yang dikehendaki oleh
Rabb kita.

Semoga shalawat serta salam tercurahkan kepada orang yang di utus Allah
SWT sebagai rahmat bagi alam semesta dan pembimbing umat manusia yaitu
junjungan dan pemimpin kita Rasulullah Muhammad SAW beserta keluarga dan
sahabat-sahabatnya, serta semua yang menyeru dengan seruannya serta orang-orang
yang mengikuti sunah-Nya sampai hari kiamat.

Alhamdulillah, berkat rahmat dan hidayah-Nya, penulis akhirnya dapat


menyelesaikan makalah yang berjudul “ Peran Lembaga Ekonomi Mahasiswa Islam(
LEMI) Dalam Peningkatan Ekonomi Umat “ Makalah yang di susun ini untuk
memenuhi persyaratan mengikuti Intermediate Training (LK II) yang di laksanakan
oleh Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Endrekang.

Terima kasih juga kepada kakanda-kakanda serta seluruh kader Himpunan


Mahasiswa Islam Cabang Luwuk-Banggai yang memberikan supord dan motivasi
sehingga penulis sampai pada tahap ini. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan,
tidaklah mudah dan masi banyak terdapat banyak kekurangan, sehingga penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi penyempurnaan makalah ini.

Akhir kata, Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca dan menambah
wawasan dan membuka cakrawala berfikir demi menjalankan mandat dari Allah
SWT.

Luwuk, 05 Desember 2020

Zulkifli Mong
DAFTAR ISI

Tema .............................................................................................................

Judul .............................................................................................................

Kata Pengantar ..............................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .........................................................................................

B. Rumusan Masalah ....................................................................................

C. Tujuan ......................................................................................................

D. Manfaat ....................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

A. Fungsi Lemi dalam keadilan sosial dan keadilan ekonomi .....................

B. Memaksimalkan Peran LEMI Dalam Peningkatan Ekonomi Umat ........


C.

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ..............................................................................................

B. Saran ........................................................................................................

Bab IV DAFTAR PUSTAKA


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Himpunan Mahasiswa Islam atau yang biasa di sebut HMI adalah organisasi
Mahasiswa Islam tertua di Indonesia yang sejak berdirinya pada tahun 1947 hingga
sekarang tentunya tidak sedikit lika-liku perjuangan yang di lalui dan dihadapi oleh
HMI.
Sejak awal berdirinya, HMI mempunyai dua komitmen awal yang paling
fundamental yang di lihat dari situasi status sosial bangsa Indonesia pada saat itu
yang salah satunya ialah “mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia
Dan Mempertinggi Harkat/Martabat Bangsa Indonesia” dari sini kita sudah bisa
ketahui bahwa HMI harus berada dan bergerak di basis rakyat demi terciptanya
komitmen awal berdirinya HMI dan Tujuan HMI seperti yang kita ketahui bersama
yaitu “Terbinanya Insan Akademis Pencipta Pengabdi Yang Bernafaskan Islam Dan
Bertanggung Jawab Atas Terwujudnya Masyarakat Adil Makmur Yang Di Ridohi
Allah SWT” berangkat dari Komitmen Awal dan Tujuan HMI tentunya HMI harus
progres dalam peningkatan mutu di setiap diri kader, mengingat apa yang menjadi
beban HMI sangatlah berat.
Lembaga Ekonomi Mahasiswa Islam (LEMI) adalah badan khusus HMI yang
bergerak pada bidang ekonomi, dalam hal ini tentunya bagaimana LEMI HMI dapat
berkontribusi positif terhadap perkembangan ekonomi dunia atau lebih spesifik di
tiap daerah cabang masing-masing.
LEMI HMI didirikan tanggal 4 september 1963 pada kongres ke-7 di jakarta. Sebagai
Lembaga yang mempunyai Pedoman Dasar (PD) dan Pedoman Rumah Tngga (PRT)
sendiri tentunya LEMI HMI juga mempunyai tujuan yang di jadikan sebagai landasan
gerak yang tertuang pada pedoman dasar LEMI BAB II-TUJUAN DAN SIFAT,
PASAL 3 yaitu “Terbinanya Insan Cita HMI Yang Memiliki Profesionalisme di
Bidang Ekonomi Guna Meningkatkan Kualitas Ekonomi Masyarakat”.
Sebagai anggota Lembaga Ekonomi Mahasiswa Islam wajib memajukan
lembaga dan giat mewujudkan tujuan lembaga, seperti yang tertuang pada Pasal 7
Keanggotaan Ayat B, Pedoman dasar LEMI HMI, bagaimana mengatur seluruh
anggota LEMI untuk wajib dan progres dalam mewujudkan apa yang menjadi fungsi
dan tujuan LEMI itu sendiri. namun hal ini berbanding terbalik LEMI HMI hanya
menjadi badan tanpa fungsi dan peran akibat dari minimnya pemahaman wawasan
ekonomi terhadap diri setiap kader dan lain sebagainya sehingga LEMI HMI tidak
dapat hadir di tengah-tengah masyarakat dan membantu menyelesaikan masalah
sosial yang ada di masyarakat, ini bisa di lihat dari masih banyaknya masyarakat atau
pemuda yang tidak memiliki pekerjaan (Pengangguran), banyaknya UMKM yang
tutup akibat tidak profesional dalam bidangnya dan minimnya pemahaman tentang
kewirausahaan (Ekonomi kreatif) sehingganya pemuda dan masyarakat mengalami
stagnasi berfikir harus bagaimana kedepannya dan bagaimana untuk menciptakan
lapangan pekerjaan sendiri dan masih banyak lagi kondisi realitas sosial yang
bertolak belakang dengan nilai-nilai ekonomi islam di dalam Al-Quran dan NDP
HMI, dan ini harus di selesaikan oleh LEMI HMI karena mengingat apa yang
menjadi tujuan, peran dan fungsi LEMI HMI sendiri.
Dalam HR. Ahamd, ath-Thabrani, ad-Daruqutni yang mengatakan bahwa
“Sebaik-Baiknya Manusia Adalah Yang Bermanfaat Bagi Manusia”, dan ini juga
sama dengan konsep NDP bahwa manusia sebagai khalifah( Wakil tuhan di muka
bumi ) yang melaksanakan apa yang telah menjadi ketentuannya.
Pada kondisi sosial hari ini manusia banyak mengalami degradasi dalam
penerapan apa yang menjadi konsep dasar etika dan nilai-nilai islam, sehingga apa
yang di perbuat manusia hari ini hanya semata-mata untuk dirinya sendiri(individu)
tanpa memikirkan orang lain, padahal kalau kita berbicara tetang ekonomi/rezeki
tentunya allah telah memberikan rezeki kepada tiap-tiap manusia untuk di gunakan
sebagai penunjang keberlangsungan hidup individu dan keluarga, namun yang tak
boleh kita lupa bahwa apa yang kita miliki ada hak orang lain seperti yang tetuang
pada “HR. Anthusi, bahwa Allah Titipkan Rezeki Orang Lain di Setiap Rezeki Kita
Agar Kita Bersyukur dan Berusaha” oleh nya sebagai Lembaga Ekonomi Mahasiswa
Islam (LEMI) dan HMI harus benar-benar meningkatkan kualitas diri dari segi
pngetahuan, etika, dan ajaran-ajaran islam sebagaimana yang tercantum di dalam Al-
Quran dan yang di sampaikan oleh Nabi Muhammad sebagai Rasull Allah di muka
bumi, sehingga ada perbedaan antara mahasiswa dan masyarakat biasa yaitu ilmu
pengetahuan dan etika agar sebagai lembaga yang fokusnya pada bidang ekonomi
dapat mensosialisasikan tentang pentingnya menerapkan etika di kegiatan sehari-hari
dan tidak luput dari ajaran-ajaran islam sehingga apa yang di kerjakan mendapat
Ridho dan petunjuk dari Allah SWT.
Oleh karena itu LEMI HMI harus tetap berpegang teguh pada apa yang
menjadi tujuan dan fungsi dari LEMI itu sendiri dan ebjektif dalam melihat
perkembangan ekonomi dunia/nasional sebagai landasan untuk mengetahui apa yang
menajdi langkah untuk menyelamatkan pertumbuhan ekonomi dan perputaran
ekonomi di tiap-tiap daerah/cabang.

B. Rumusan Masalah
- Bagaimana fungsi LEMI dalam meningkatkan keadilan sosial dan keadilan
ekonomi ??
- Bagaimana untuk memaksimalkan peran LEMI dalam peningkatan ekonomi umat
??
- SDM yang minim sebagai penghambat tercapainya tujuan, peran dan fungsi LEMI
Dalam penigkatan ekonomi umat
C. Tujuan
- Adapun tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengetahui sampai dimana progres
LEMI dalam mencapai apa yang menjadi tujuan dan fungsi serta perannya sebagai
bedan yang khusus bergerak di bidang ekonomi.
- Untuk memenuhi persyaratan mengikuti Intermedite Training (LK II) HMI, di HMI
Cabang Endrekang Badko Sulsel-Bar.

D. Manfaat
Manfaat dari penulisan ini adalah menambah wawasan dan mengetahui apa saja yang
menjadi Tujuan dan Fungsi serta Peran LEMI dan bagaimana progresnya di
masyarakat guna meningkatkan keadilan sosial dan keadilan ekonomi.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Fungsi Lemi dalam Keadilan Sosial dan Keadilan Ekonomi

Allah SWT berfirman : “Ketahuilah, sesungguhnya kehidupan dunia itu


hanyalah permainan dan sendagurauan, perhiasan dan saling berbangga di antara
kamu serta berlomba dalam kekayaan dan anak keturunan, seperti hujan yang
tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian (tanaman) itu menjadi
kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat
(nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridaan-Nya. Dan
kehidupan dunia tidak lain hanyalah kesenangan yang palsu” (Qs. Al-Hadid:20).
menjelaskan dengan tegas bahwa kehidupan di dunia ini hanya menipu, lelucon tuhan
bagi orang-orang yang kurang bersyukur. Untuk itu penanaman nilai-nilai islam
dalam individu penting untuk menciptakan keadilan ekonomi dan keadilan sosial
untuk mengetahui bahwa apa yang ada di bumi ini bukan hanya untuk kepentingan
individu atau kelumpok. dalam kitab suci Allah SWT berfirman: alā inna lillāhi mā
fis-samāwāti wal-arḍ, alā inna wa'dallāhi ḥaqquw wa lākinna akṡarahum lā
ya'lamụn/ Ketahuilah sesungguhnya milik Allah-lah apa yang ada di langit dan di
bumi. Bukankah janji Allah itu benar? Tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui.
(Qs. Yunus: 55) tuhan menciptakan manusia dan alam untuk bisa berkolaborasi dan
meng agungkan asma Allah untuk terus bersyukur, hidup aman dan sejahterah bukan
saling bertengtangan dan menumpahkan darah karena kepentingan materi dan
kekuasaan.

Untuk membentuk masyarakat yang adil dan sejahtera tidak dapat di bentuk
oleh satu orang saja seperti apa yang di katakan oleh Aristoteles bahwa keadilan
adalah kelayakan dalam tindakan manusia, kelayakan artinya sebagai titik tengah di
antara kedua ujung ekstrem yang terlalu banyak dan terlalu sedikit. Kedua ujung
ekstrem itu menyangkut dua orang atau benda.
Apa bila individu mementingkan egonya maka akan terjadi kekacauan. Yang akan
menghancurkan masyarakat itu sendiri dan tidak akan terciptanya keadilan di
masyarakat, lalu yang menjadi pertanyaan apabila setiap individu mementingkan
egonya lalu siapa yang menciptakan keadilan untuk masyarakat,?? Namun dalam
prakteknya di perlukan pemimpin yang memiliki rasa kemanusiaan yang tinggi dan
profesional dalam bidangnya sebagai pancaran dari bentuk kecintaan yang tidak
terbatas kepada sesama manusia dan kepada tuhan, Habluminanas (Hubungan
manusia dengan manusia) dan habbluminallah (Hubungan antara manusia dengan
Allah), sehingga pemimpin tersebut akan bersifat demokratis dan sangat terbuka
kepada masyarakt, karena berasal dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Untuk
melaksanakan/menjalankan kepemimpinan dan kebijaksanaan atas persetujuan rakyat
dan berdasarkan musyawarah sehingga apa yang menjadi keinginan rakyat dapat
terpenuhi dan menerapkan kebijakan-kebijakan yang tidak bertentangan dengan
ajaran-ajaran islam sehingga apa yang di laksanakan memperoleh rahmat dari Allah
SWT sebagai zat yang Maha Besar.
Menegakan keadilan adakah mencakup penguasaan atas keinginan-keinginan dan
kepentingan pribadi yang tak mempunyai batas ( Hawa Nafsu), Kewajiban dari
Negara sendiri dan kekuatas sosial untuk menjunjung tinggi prinsip
kegotongroyongan dan kecintaan sesama manusia.
Menegakan keadilan merupakan perbuatan yang sesuai dengan aturan dan norma-
norma agama, menegakan keadilan berpengaruh besar terhadap ekonomi masyarakat
sehingga sebagai kader HMI harus progres dalam meningkatkan mutu setiap kader
dan peningkatan wawasan terhadap ekonomi dan kepemimpinan sehingga tidak
stagnan dalam melaksanakan tugas dan fungsinya dan tidak kehilangan arah sebagai
Khalifah di muka bumi.
Menegakan keadlian akan berpengaruh terhadap ekonomi masyarakat, tetapi semua
ada batasan-batasan sebab sesuatu yang berlebihan pasti hasilnya tidak baik. Dan
Berikanlah haknya (zakatnya) pada waktu memetik hasilnya, dan jangan lah
berlebih-lebiha. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebihan.
(QS. Al-An’am ayat 141), sehingga ada batasan-batasan yang harus di patuhi oleh
masyarakat agar tidak terjadi pertentangan antar golongan/antar individu yang di
dorong dengan ketidakselarasan antar pertumbuhan kekuatan ekonomi.
“Ilmu Ekonomi Netral Akan Tujuan-Tujuannya; Mungkin Mulia, Mungkin Keji,
Tetapi Ahli Ekonomi Tidak Berurusan Dengan Hal Itu(Marxis)”
Di dalam masyarakat yang tidak terjadi keadilan maka akan berdampak buruk pada
pertumbuhan ekonomi masyarakat yang, kejahatan dalam aspek ekonomi merupakan
pengaruh kapitalisme yang memeras rakyat yang berjuang untuk mempertahankan
keberlangsungan hidupnya ataupun hihdup kelompoknya(keluarga), oleh karena itu
menegakan keadilan merupakan salah satu bentuk perlawanan terhadap kapitalisme
yang cukup banyak terjadi di indonesia hari ini, “Barang siapa mengerjakan seberat
atom kebaikan dia akan menyaksikannya, dan barang siapa mengerjakan seberat
atom kejahatan diapun dapat menyaksikannya (Qs. Az-Zalzalah:7-8).
Menegakan keadilan inilah yang membimbing manusia ke arah pelaksanaan tata
masyarakat yang akan memberika dampak pisitif kepada individu/orang lain untuk
mengatur hidupnya secara bebas dan terhormat, menegakan keadilan buhan hanya
dengan Amar Ma’ruf Nahi Munkar saja tetapi melalui pendidikan yang intensif dan
progres terhadap pribadi masyarakat agar tetap berpegang tegugh pada prinsip-prinsip
kebenaran dan menyadari secara mendalam terkait kebenaran Tuhan/Allah SWT,
“Dan mereka yang berjuang dijalanku(kebenaran), maka pasti aku tunjukan
mencapai (tujuan) sesungguhnya tuhan itu cinta kepada orang-orang yang berbuat
baik (Qs. Al-An kabu:67).
Islam sebagai Rahmatan Lil Alamin diartikan sebagai pembawa perdamaian di
alam semesta, konsep keislaman Nabi Muhammad SAW sebagai pembawa risalah
hadir di tengah masyarakat arab bukan sekedar mengajarkan agama tauhid atas
wahyu yang di bawakanya, tetapi memimpin dan memobilisasi masyarakat untuk
melawan ketimpangan sosial, melawan segalah bentuk penindasan dan
kesewenangan-wenangan terhadap kelompok yang mengeksploitasi kelompok
miskin, dan menentang monopoli ekonomi kapitalisme, Kapitalisme adalah suatu
sistem di mana harga barang dan kebijakan pasar ditentukan oleh pemilik modal
supaya mencapai keuntungan yang maksimal. Nabi Muhammad SAW dan para
pengikutnya kaum tertindas berjuang untuk menyerukan persaaman, persaudaraan,
dan keadilan dengan demikian penumpasan sistem kapitalisme pada periode pra islam
secara historis benar terjadi, kehidupan ekonomi bangsa arab mulai tidak sehat atau
mulai mengalami krisis dimana sistem kapitalis menodai perekonomian masyarakat,
maka nabi Muhammad Saw menyuarakan pemeretaan sumber-sumber kepemilikan
bersama hal ini tampak jelas dari hadist yang di riwatkan Bukhari dan Muslim bahwa
rasulullah bersabda: “Seorang muslim bersaudara dengan muslim lainya, dia tidak
menganiaya, tidak pula menyerakanya (kepada musuh). Barang siapa yang
memenuhi kebutuhan saudaranya, Allah akan memenuhi pula kebutuhannya. Barang
siapa yang melapangkan dari seorang muslim suatu kesulitan, Allah akan melapakan
baginya suatu kesulitan pula dari kesulitan-kesulitan yang di hadapinya di hari
kemudian.” Ajaran islam yang berlandaskan tentang nilai ketuhanan menjadi
pembebsas segala belenggu sosial contonya pada fase islam di mekah, madinah serta
masa kejayaan umat islam di turki dan spanyol. Islam hadir sebagai pembaharu dan
solusi ummat. Tetapi kejayaan dan kebangkitan kesejahteraan sosial itu telah menjadi
sejarah
HMI menjadi organisasi yang selalu mengontrol kebijakan legislasi dalam
upaya meningkatkan daya kritis kader serta menjadi solusi rakyat dalam mengawal
kebijakan Negara dalam melahirkan program-program serta aturan yang
mensejahterakan masyarakat. Negara sebagai alat untuk menegakan nila-nilai tuhid
serta amal saleh, dalam arti bahwa segala alat kekuasaan harus di kerakan untuk
mencapai tujuan itu. Negara sebagai asosiasi yang bekerja sama untuk menciptakan
kebahagiaan rakyat sebagai ujuan akhir (bonum publicum, common good, common
weal). Bersamman dengan itu sebagaimana yang tercantum dalam Undang-Undang
dasar 1945 ia lah: “untuk membentuk suatu pemerintahan Negara Indonesia yang
melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk
menjalankan kesejahteraan umu, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan
ikutmelaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi
dan keadilan sosial” dengan berdasarkan pancasila. Mission kita sama tetapi sekarang
ini Negara sudah menjadi penjaga malam (nachtwachtersstaat) untuk oligarki-
oligarki. Untuk pembangunan ekonomi (economic development) untuk rakyat negara
harus mengeluarkan kebijakan dan program-program kementrian atau dinas untuk
kesejahteraan rakyat. karena Negara dari rakyat oleh rakyat dan untuk rakyat.

Oleh karena itu sebagai Lembaga Ekonomi Mahasiswa Islam LEMI HMI, harus
proaktif dalam melakukan kemitraan dengan prfesionalisme anggota dalam bidang
ekonomi dan mengembangkan kebijakan HMI serta progres dalam melatih diri di
bidang ekonomi serta wawasan agar mampu memetakan dan membantu
menyelesaikan problematika sosial dan ekonomi di masyarakat guna meningkatkan
wawasan masyarakat ekonomi kreatif dan proporsional dalam bidangnya sehingga
tercipta perputaran ekonomi yang di cita-citakan oleh LEMI di lingkungan
masyarakat.
B. Memaksimalkan Peran LEMI Dalam Peningkatan Ekonomi Umat
Didalam diri manusia manusia terdapat setumpuk konsep dan gambaran yang
tidak diragukan lagi bahwa banyak pendapat yang mendekati konsensus banyak
mengatakan bahwa dalam diri manusia terdapat banyak hal yang Mutkasabah,
sebagaimana yang di jelaskan oleh ayat Al-Quran, “Dan Allah mengeluarkan kamu
dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun, dan dia memberi
kamu pendengaran, penglihatan, dan hati agar kamu bersyukur.” (QS. An-Nahl: 78),
sebagian pemikiran kita ingin bersandar pada ayat ini guna menegaskan bahwa
pengetahuan yang kita miliki adalah Muktasabah (diperoleh melalui usaha),
sekalipun terlihat bahwa ada pengetahuan-pengetahuan yang bersifat fitrah,
pengertian naluriah ayat tersebut mengatakan sesungguhnya ketika kamu di lahirkan,
kamu sekalian belum mengetahui sesuatu apapun, artinya lembaran hati kalian masih
bersih dan belum ada goresan apapun.lalu, kamu sekalian di beri
pandangan,penglihatan, kalbu agar dengan itu kamu sekalian dapat menuliskan
berbagai hal di lembaran hati kalian.
Sebagai manusia yang juga adalah mahluk sosial tentunya mempunyai
kebutuhan-kebutuhan jasmani yang harus di penuhi untuk terus bertahan hidup,
secara umum kebutuhan-kebutuhan jasmani adalah yang seratus persen berkaitan
dengan jasmani semisal naluri untuk makan, ini merupakan kebutuhan yang bersifat
fisik dan jasmani tetapi pada saat yang sama ia merupakan naluri, artinya ia berkaitan
dengan kontruksi tubuh manusia. Berangkat dari ini kita telah mengetahui bahwa
kebutuhan manusia secara jasmani adalah kebutuhan primer yang wajib di tunaikan
untuk keberlangsungan hidup.
Imam al-Qurthubi mengatakan bahwa perintah yang terdapat pada kata “Famasya” di
dalam mengandung perintah ibadah. Maka, bumi ini diciptakan untuk di manfaatkan
oleh manusia dengan dua cara yaitu :
- Memnfaatkan hasil bumi untuk keperluan hidup jasmani, misalnya
mengelolah hasil bumi menjadi bahan makanan untuk melangsungkan hidup
dan kehidupannya
- Menjadikan alam sebagai wahana untuk melahirkan berbagai teori dan konsep
yang terkait dengan ilmu pengetahuaan, misalnya salah satu titik terpenting
sistem ekonomi islam adalah pengakuan terhadap adanya hak pribadi. Hak
memiliki harta dibolehkan selama digunakan dalam batas-batas kedudukan
manusia sebagai khalifah (wakil tuhan) dimuka bumi.
Sebagai organisasi yang sifatnya Semi otonom, yang di bentuk untuk membantu
mewujudkan tujuan HMI dalam bidang ekonomi yaitu yang tertuang pada 5 kualitas
insan cita. Sebagai organisasi semi otonom HMI, tentunya LEMI tidak asing dengan
Nilai-Nilai dasar perjuangan atau yang biasa kita sebut dengan NDP yang di
rumuskan oleh Nur kholis Majid (Cak Nur). Untuk memaksimalkan peran LEMI
(sebagai pembina Anggota HMI yang memiliki profesionalisme keilmuan di bidang
Ekonomi dan memiliki kontribusi bagi peningkatan derajat Ekonomi masyarakat),
tentunya LEMI tidak bisa lepas dari pemahaman tentang NDP yang mengajarkan
bahwa kebenaran dan hidup yang benar hanya dapat di peroleh melalui sikap mental
yang terbuka, yaitu kesediaan untuk menerima dan mengambil nilai-nilai dari
manapun asalkan mengandung kebenaran. Semangatnya adalah Intellectual Freedom,
yaitu bersedia mendengarkan perkembangan ide-ide kemanusiaan dengan Spektrum
seluas mungkin untuk menjadi dasar pijakan dari sikap proaktif berkontribusi bagi
kemajuan peradaban seperti yang di cita-citakan HMI.
Upaya LEMI untuk memaksimalkan perannya membutuhkan kejelian membaca
medan perjuangan, identifikasi lingkungan hari ini menunjukan bahwa skala prioritas
dalam model perjuangan harus segera menyesuaikan diri. Untuk menghadapi cuaca
sosial seperti ini, yang di butuhkan terutama bukan lagi bersifat Fight Against(
berjuang melawan) seperti para pendahulu namun, kemampuan untuk Fight
For(berjuang untuk), yakni sikap-sikap proaktif, positif dan yang di butuhkan
sekarang ini bukan hanya sekedar ber api-api namun juga mengarah kepada
kecakapan teknis yang lebih mengarah pada Problem Solving dari pada Solidarity
Making. Model perjuangan Fight For meniscayakan kemampuan teknis yang tinggi
dalam wawasan keilmuan yang mendalam dan di sertai keterlibatan aktif dalam
masalah-masalah kemasyarakatan. Diantara berapa pilihan ini tak harus saling
meniadakan satusamalain, namun yang paling prioritas adalah mana yang paling
relevan agar LEMI tidak kehilangan daya tawarnya dan nilai strategis dalam
lingkungan sosialnya yang terus berkembang. Oleh karena itu SDM sangat di
butuhkan, dan ilmu pengetahuan sebagai landasan tindak fisik dan kerja otak guna
melahirkan solusi-solusi yang kompleks untuk merealisasikan apa yang kemudian
menjadi peran LEMI sendiri dan melahirkan ide-ide baru untuk di implementasikan
sebagai kontribusi peningkatan derajat ekonomoi msyarakat.

C. SDM sebagai solusi peningkatan ekonomi umat


SDM menjadi sesuatu yang sangat penting untuk menciptakan tujuan
perubahan sosial, manusia sebagai makhluk sosial yang memiliki kemampuan
istimewa dan menempati kedudukan tertinggi di antara makhluk lainnya, yakni
menjadi khalifah (wakil tuhan) dimuka bumi, (QS. Al-an am/6:165). Islam
menghendaki manusia berada pada tatanan yang paling tinggi dan luhur. Oleh karena
itu manusia di karuniai akal, perasaan dan tubuh yang sempurna. Islam, melalui ayat-
ayat Al-Quran telah mengisyaratkan tentang kesempurnaan diri manusia, seperti
antara lain yang di sebutkan dalam (QR. At-Tin/95:4) kesempurnaan demikian di
maksudkan agar manusia menjadi individu yang dapat mengembangkan diri dan
menjadi anggota masyarakat yang berdaya guna sehingga dapat mengembangkan
seluruh sumberdaya yang ada dalam dirinya.
LEMI sebagai organisasi yang sifatnya semi otonom yang cukup aktif dalam
problematika sosial dan ekonomi masyarakat, LEMI harus menjadi Activator rakyat
untuk bersamam-sama untuk bersama-sama dalam meningkatkan kesejahtraan rakyat
dalam bidang ekonomi untuk mewujudkan tujuan, fungsi, dan peran LEMI serta cita-
cita HMI masyarakat adil makmur yang di ridohi Allah SWT, untuk mencapai cita-
cita tersebut tentunya memerluan kesadaran manusia/kader secara totalitas, manusia
memerlukan suatu bentuk kepercayaan untuk menghasilkan tatanilai guna untuk
menegakan kehihdupan sesuai dengan fitrah manusia sebagai wakil tuhan di muka
bumi (QS. Al-Baqarah:30) manusia harus menegkan nilai tauhid, kemanusiaan dan
keadilan. Untuk menciptakan kesejahtraan manusia di tuntut untuk selalu bersyukur
atas nikmat yang telah di berikan Allah SWT. Karena pembagian ekonomi secara
tidak benar hanya terdapat pada suatu struktur masyarakat yang tidak menjalankan
prinsip ketuhanan, oleh karena itu membangkitkan ekonomi umat sesuai yang ia
kehendaki oleh karena itu manusia harus berbenah Amar ma’ruf nahi munkar sebagai
tujuannya.
“Wahai orang-orang yang beriman janganlah kamu saling memakan harta
sesamamu dengan jalan yang batil” (Qs. An-Nisa:29)
Sesuai perintah Allah SWT dalam islam, zakat merupakan rukun islam ke-4,
zakat adalah bagian tertentu dari harta yang wajib di keluarkan oleh setiap muslim
apabila telah mencapai syarat yang di tentukan untuk di berikan kepada orang yang
berhak menerimahnya, “Ambilah zakat dari harta mereka guna mebersihkan dan
menyucikan mereka”, (Qs. At-Taubah:103) sebuah perintah untuk selalu menyucikan
diri dengan cara membagikan zakat kepada fakir miskin.
Kebangkitan ekonomi harus di landasi oleh nilai-nilai moral. Kepercayaan kepada
Allah SWT adalah faktor paling penting dalam upaya mencapai keadilan ekonomi.
Menurut W. Montgomery Watt menunjukan bahwa kawasan kota mekkah merupakan
kota penting pada jalur perdagangan internasional, di tenggah perkembanggan
perekenomian kota mekkah yang maju menjadikan kota ini melimpah secara dinamis
kekayaan dalam skala besar, cerdas dalam memainkan monopoli sistem ekonomi
menajadikan corak kehidupan kota mekkah menjadi feodalistik dan diskriminatif.
Elitisme dalam bidang ekonomi menyebabkan adanya monopoli yang di dominasi
oleh orang-orang tertentu yang bermodal. Perekonomian yang berkembang tersebut
menjadikan masyarakat mekkah, khusunya kaum quraisy memiliki pandangan bahwa
kekayaan dan kapitalisme sebagai tujuan utama dan juru selamat. Realita menunjukan
kota mekkah di sebut sebagai kota Negara (City-State) yang terdili dari suku-suku
(kabila,klan) sifat menumpukan kekayaan melahirkan kemiskinan serta struktur sosial
yang disoriontasi, hak-hak anak yatim dan para janda di eksplotasi, warisan hanya
untuk menambah diri sendiri, eksploitasi terhadap orang-orang lemah (orang-orang
yang tidak bersuku, budak-budak, dan kuli-kuli) dalam praktek perdagangan dan
mengelolah Negara.

Kejadian ini terus berlangsung, hingga nabi Muhammad merasa risau dan
cemas melihat fenomena penyakit sosial masyarakat tersebut. Yang di lakukan
bukanlah the social reovolution movement (gerakan rovolusi sosial), melainkan
dengan movement of encouragement (gerakan dorangan), melalui motivasi dan
saluran agama (Al-Din). Pada dasarnya menurut Muhammad Ahmad Khalfalah Nabi
Muhammad SAW adalah seorang revolusioner dalam ucapan maupun perbuatannya.
Nabi Muhammad SAWbekerja demi perubahan radikal pada struktur masyarakat
sosial pada masanya untuk menciptakan kesejahteraan ummat, rumusan yang di
dakwahkan, La ilaha illa Allah dengan sendirinya sangat revolusioner dalam
implikasi sosial ekonomi, pertama-tama dalam membuat gerakan revolusioner
haruslah merombak status-qou sebelum alternative lainnya bisa berfungsi, dengan
mendakwahkan La ilaha illa Allah, Nabi Muhammad SAW tidak hanya menolak
berhala-berhala yang di pasang di ka’bah, tetapi juga menolak untuk mengakui
otoritas kelompok kepentingan yang berkuasa dan struktur sosial pada masanya, oleh
karena itu persoalan yang timbul bukan semata-mata tentang pertentangan keyakinan
agama namun lebih bersumber pada konsekuensi sosial ekonomi, dari doktrin nabi
Muhammad SAW yang melawan segala bentuk dominasi ekonomi, pemusatan dan
monopoli harta, penimbunan dan pemborosan. hal ini tampak jelas dari hadist yang di
riwatkan (Bukhari dan Muslim) bahwa rasulullah bersabda: “Seorang muslim
bersaudara dengan muslim lainya, dia tidak menganiaya, tidak pula menyerakanya
(kepada musuh). Barang siapa yang memenuhi kebutuhan saudaranya, Allah akan
memenuhi pula kebutuhannya. Barang siapa yang melapangkan dari seorang muslim
suatu kesulitan, Allah akan melapakan baginya suatu kesulitan pula dari kesulitan-
kesulitan yang di hadapinya di hari kemudian.”

Upaya revolusioner Nabi Muhammad SAW ialah menghapuskan penindasan bagi


orang-orang miskin dan tertindas serta persamaan hak dan kewajiban sesama
manusia. karakteristik perjuangan nabi Muhammad SAW adalah konsep yang di
dasarkan atas nilai-nilai moral yang berlandaskan Al-Qur’an bukan atas perang modal
dan perjuangan kelas, seperti yang terdapat dalam epistimologi barat. tidak sulit
melihat bahwa ladasan keadilan ekonomi dalam islam sperti, melalui firman tuhan
dalam Al-Qur’an mengenai zakat, infaq, dan sedekah. Orang dapat menilai bahwa
keadilan ekonomi yang di cita-citakan dapat terwujudkan. Dengan mengikuti perintah
Allah SWT. Serta Risalah Baginda Nabi Muhammad SAW. Untuk menentang keras
dominasi kekuasaan individu dan kelompok.

Begitupun LEMI, LEMI harus berperan aktif dan memberikan solusi konkrit
terhadap masyarakat yang sedang kehilangan arah, mengingat apa yang menjadi
tujuan, fungsi dan peran LEMI sendiri serta tujuan HMI dan asas islam, LEMI yang
merupakan organisasi semi otonomi HMI yang juga berasas islam sudah sewajarnya
harus memberikan doktrin-doktrin tentang nilai-nilai islam dan agama islam adalah
agama yang fitrah maka pada dasarnya tujuan dan misi islam juga merupakan tujuan
kehidupan manusia yang fitri yaitu tunduk dan patuh pada fitrah kemanusiaannya.
Tujuan kehidupan manusia yang fitri adalah kehidupan yang menjamin
adanya kesejahteraan jasmani dan rohani secara seimbang, atau dengan kata lain
kesejahteraan materil dan kesejahteraan spiritual. Kesejahteraan yang di maksud
dapat terwujudkan dengan adanya kerja kemanusiaan yang di landasi dan di barengi
dengan kepercayaan/iman yang benar. Di dalam manusia akan mendapatkan
kebahagiaan dan kehidupan yang sebaik-baiknya. Bentuk kehidupan yang ideal
secara sederhana kita rumuskan dengan “kehidupan yang adil dan makmur”
perwujudan kehidupan yang adil dan makmur di bekali dan didasari oleh iman dan
ilmu pengetahuan karena itulah tujuan hmi tidak lain adalah membentuk manusia
yang beriman dan berilmu.

Sesuai pasal 3, 6, dan 7 Pedoman Dasar LEMI yang mengatur tentang bagaimana
targetan yang harus di capai, oleh karena itu anggota LEMI harus secara pro aktif
untuk mewujudkan kewajiban ini.

Menumbuhkan minat kewirausaahan merupakan suatu proses dimana seseorang atau


kelompok menggunakan upaya yang terorganisir dan sarana untuk mencari sebuah
peluang dan menciptakan suatu nilai yang tumbuh dengan memenuhi kebutuhan dan
keinginan melalui sebuah inovasi keunikan. Karakteristik kewirausahaan itu harus di
miliki kader HMI khususnya LEMI sebagai landasan untuk membangkitkan
perekonomian ummat. Kader HMI/LEMI belakangan ini terlalu terlibat dalam
pusaran politik, maka dari itu ini Sudah saatnya untuk bangkit dan kerja-kerja
kemanusiaan melalui kewirausahaan untuk meningkatkan ekonomi masyarakat salah
satunya mensosialisasikan tentang ekonomi kreatif agar masyarakat mampu melhiat
peluang apa yang ada yang bisa di manfaatkan sebagai penunjang ekonominya dan
juga dalam rangka pengawalan meningkatkan kesadaran masyarakat demi
meningkatan derajat Ekonomi masyarakat. Lembaga Ekonomi Mahasiswa Islam
(LEMI) sebagai program Kerja Nasional. Dibentuk Untuk memberikan gambaran
suatu organisasi, wewenang dan tanggung jawab yang besar dalam menjalankan
usaha organisasi untuk tujuan HMI, terutama dalam meningkatkan dan
mengembangkan profesionalisme/keahlian para anggota sesuai dengan disiplin
ilmunya (Ekonomi) sekaligus menjadi sarana pengabdian pada masyarakat.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Hidup yang di mulai dengan percaya atau iman kepada Allah SWT, Tuhan
yang maha esa dan keinginan melekat secara kecintaan kepadanya, yaitu taqwa. Iman
dan taqwa bukanlah nilai yang statis atau abstrak. Nilai-nilai itu memancar dengan
sendirinya dalam bentuk kerja nyata dan amal soleh. Iman tidak memberi apa-apa
kepada manusia jika tidak di barengi dengan kegiatan-kegiatan atau usaha-usaha
nyata yang sungguh-sungguh untuk menegakan perikehidupan yang benar dalam
berperadaban dan berbudaya.

Manusia merupakan makhluk yang memiliki kemampuan istimewa dan


menempati kedudukan tertinggi di antara makhluk lainnya, yakni menjadi
khalifah (wakil) Tuhan di muka bumi. Tuhan pemilik semesta allam berfirman:
Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: “Sesungguhnya Aku
hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." (Q.S. al-Baqarah:30).

Dari seluruh pembahasan di atas bisa di ambil kesimpulan bahwa


kemerosotan ekonomi umat di akibatkan dari kurangnya pemahaman tentang nilai
tauhid dan tugasnya sebagai kahilafah di muka bumi, sehingga manusia-manusia
yang kehilangan arah untuk menuju peradaban yang gemilang sesuai yang di cita-
citakan HMI.

Kebangkitan ekonomi umat dapat di wujudkan dengan memberikan doktrin-


doktrin islam dan memberikan wawasan tentang ekonomi kreatif/kewirausahaan agar
masyarakat mampu menciptakan lapangan pekerjaanya sendiri dan juga berdampak
besar bagi lingkungan sosial masyarakat, dan LEMI sebagai Lembaga Ekonomi
Mahasiswa Islam yang di bentuk guna membantu mewujudkan tujuan HMI harus
terlibat aktif dalam mengawal dan memberikan pemahaman-pemahaman kepada
masyarakat agar lebih produktif dalam bidangnya masing-masing.
B. Saran

Dari beberapa pembahasan di atas, maka ada beberapa saran yang muncul di
antaranya adalah:

• LEMI harus hadir di tengah-tengah masyarakat dan memberikan pemahaman


ekonomi kreatif, agar kedepannya masyarakat menciptakan lapangan
pekerjaan sendiri.
• LEMI dan harus pro aktif dalam menanamkan dokrin tentang nilai tauhid dan
pemahaman bawha manusia adalah wakil tuhan di muka bumi (QS. Al-
Baqarah:30) guna terciptanya masyarakat adil, makmur yang di ridohi Allah
SWT.
• LEMI harus progres dalam peningkatan ilmu pengetahuan (SDM) guna
mampu memberikan kontribusi yang positif terhadap masyarakat.
• Lemi harus pro aktif dalam meningkatkan kemitraan yang di dasarkan
profesionalisme anggota dalam bidang ekonomi guna meningkatkan
eksistensi LEMI sebagai sebagai organisasi semi otonom.
• LEMI harus pro aktif dalam penelitian dan kerja-kerja kerakyatan (darma
bakti kepada masyaraka).
• LEMI harus mempunyai desa binaan sebagai pengaktualisasian ilmu
pengetahuan sekaligus sebagai contoh untuk desa-desa yang lain dan sebagai
sarana untuk mewujudkan cita-cita Himpunan Mahasiswa Islam.
BAB IV

DAFTAR PUSTAKA

Muhammad Arief Rosyid Hasan, Nilai-Nilai Dasar Perjuangan(NDP) HMI:


yayasan Insan Cita, PB HMI 2013-2015.

Suwargono Wirono, Institut Manajemen Prasetiya Mulya, Friedrich Ebert Stiftung,


Kemitraan sosial sebagai kunci Keberhasilan perekonomian pasar, Jakarta:
Diterbitkan untuk kalangan sendiri oleh Friedrich-Ebert-Stiftung, Perwakilan
di Indonesia, 1993

Nurcholish Madjid, Islam dan Humanisme, Celaban Timur UH III/548 Yogyakarta


55167: IAIN Walisongo semarang 2007.

Agussalim Sitompul, Sejarah dan Perjuangan HMI (1947-1975), Jakarta: CV


Misaka Galiza, 2008.

Drs. Azhari Akmal Taringan, M.Ag. Islam Mazhab HMI: Tafsir Tema Besar Nilai
Dasar Perjuangan(NDP) – Drs. HM. Jamil, MA: Kultura (GP Press Group),
Cipayung,Ciputat,2007.

Muthahhari, Murtadha; FITRAH, H. Alif Muhammad; Jakarta, Lentera 1999.

O. Hashem, Marxisme dan Agama, Yogyakarta: Rausyanfirk Institute, 2012

Anda mungkin juga menyukai