NUMERIK
BTMP – BPPT
KAWASAN PUSPIPTEK SERPONG
PENDAHULUAN
8
SOLUSI ANALITIS / EKSAK
• Berguna untuk memberikan 6
pengertian yg lengkap thd perilaku
f(x)
4
beberapa sistem, 2 I
• Hanya bisa diturunkan untuk kelas
0
permasalahan terbatas : 0 1 2 3 4
model linier,
x
Geometri sederhana dan
berdimensi rendah
I : luas dibawah kurva yg dibatasi
f(a), f(b) dan sumbu x
PENDAHULUAN
SOLUSI ANALITIS / EKSAK “ZAMAN PRA-KOMPUTER”
Contoh 2.
3
I = ∫ 2 x x ln ( 5− x ) dx = ?
2
1
Banyak permasalahan yg kompleks
susah dan tidak mempunyai solusi analitis
Contoh 3.
Menentukan debit aliran dari hasil pengukuran kecepatan aliran di
dalam pipa
π
Debit = v . D2
4
R Dimana : v adalah kecepatan rata-rata aliran
D 1 R
v= ∫ v ( r )dr = ?
D −R
v(r) v(r) tidak diketahui
PENDAHULUAN
1 2 3 x
PENDAHULUAN
8
6
f(x)
f(1) [ f ( 2 ) + f ( 3) ] ( 3 − 2 )
[ f (1) + f ( 3) ] ( 3 − 1)
1
I= 2
2 f(3)
f(x) Kurang teliti
1 2 3 x
METODA TRAPESIUM
METODA SIMPSON
METODA ROMBERG, a b
METODA KUADRATUR GAUSS x
0 1 2 N-1 N
DLL i= N
f ( 0 ) + 2 ∑ f ( i) + f ( n )
I = ( b − a) i= 1
2n
Kesalahan: Ea = −
( b − a) 3 f "
12n2
f " : harga rata-rata turunan kedua fungsi
PENDAHULUAN
METODA RESOLUSI NUMERIK PROBLEM INTEGRAL
• Contoh : METODA SIMPSON 1/3
i = N− 1 i= N− 2
f(1) f ( 0) + 4 ∑ f ( i) + 2 ∑ f ( i ) + f ( n )
f(x) f(0) f(N-1) I = ( b − a) i= 1 , 3 ,... i = 2 , 4 ,...
3n
f(N)
( b − a) 5 f 4
Kesalahan: E a = −
180n4
a b x f 4 : harga rata-rata turunan keempatfungsi
0 1 2 N-1 N
• Penyelesaian :
Solusi analitis eksal I = 1,64053334
KESIMPULAN SEMENTARA :
Kalkulasi yg mudah
INTERPRETASI
Analisis mendalam dibatasi memberikan pemikiran holistik
oleh solusi yg memakan dan intuisi buat
waktu pengembangan sensitivitas
serta perilaku sistem dapat
dipelajari
c c
ln g − v = − t + C1 50
m m
40
kecepatan (m/detik)
30
Kondisi inisial:
t = 0; v = 0, didapat C1 = ln g 20
10
mg
c
− t 0
v( t) = 1 − e m
c 0 2 4 6 8
waktu (detik)
FORMULASI MATEMATIKA
Solusi numerik:
• Memformulasikan masalah matematik sedemikian rupa agar dapat diselesaikan dgn
operasi aritmatika
• Digunakan metoda finite different untuk pendekatan turunan pertama v thd t
Kemiringan
C
sebenarnya Kemiringan v ( t i+ 1 ) = v ( t i ) + g − v ( t i ) ( t i+ 1 − t i )
pendekatan m
v(ti+1)
t (detik) v (m/dt) 50
∆v
kecepatan (m/dt)
0 0 40
v(ti)
2 19,60 30
20 eksak
4 32,01
ti ti+1 10
numerik
Poly. (eksak)
∆t 6 39,86
0
8 44,83
dv Δv v ( t i+ 1) ) − v ( t i ) 0 2 4 6 8
≈ = ∞ 53,39 waktu (detik)
dt Δt t i+ 1 − t i
• Ada perbedaan akibat pendekatan dgn garis lurus,
v ( t i+ 1) ) − v ( t i ) C • Secara umum, metoda numerik memenuhi solusi eksak
= g− v( ti ) • Untuk mengurangi perbedaan, perlu interval lebih kecil
t i+ 1 − t i m
⇒ perhitungan bertambah ⇒ perlu kompromi
TEORI KESALAHAN BEBERAPA TERMINOLOGI
ANGKA SIGNIFIKAN :
• Dikembangkan secara resmi untuk menandakan sebUah nilai numerik
• Banyaknya angka signifikan adalah banyaknya digit tertentu yg dapat dipakai
dengan meyakinkan
Contoh :
• Bilangan 45300, bisa mempunyai 3, 4, atau 5 buah digit signifikan, tergantung
apakah harga nol itu telah diketahui dgn yakin,
• Ketidak pastian semacam ini bisa diselesaikan dgn memakai notasi ilmiah:
3 4 5 Angka signifikan
KESALAHAN NUMERIK
Contoh :
• Pengukuran panjang jembatan dan panjang paku masing-masing 9999 cm dan 9 cm
• Kalau harga sebenarnya masing-masing 10000 cm dan 10 cm, berapa kesalahan
dan kesalahan relatif
Kesalahan Jembatan Paku
Et (cm) 10000 – 9999 = 1 cm 10 – 9 = 1 cm
εt (%) (1/10000) x 100 % = 0,01 % (1/10) x 100 % = 10 %
Teliti Tergantung
TEORI KESALAHAN
• DALAM PERMASALAHAN YG KOMPLEKS, JARANG HARGA YG SEBENARNYA
DAPAT DIKETAHUI DGN MUDAH, KECUALI FUNGSI-FUNGSI YG DAPAT
DISELESAIKAN SECARA ANALITIS
• PERLU DIDEFINISIKAN KESALAHAN APROKSIMASI
Ea
εa = x100%
Aproksimasi Sekarang
• Tanda εa bisa(-) atau (+), dan biasanya iterasi berhenti bila : ε a < ε s
- dimana εs adalah toleransi praspesifikasi,
(
- menurut Scarborough/1966/ : ε s = 0,5x10 2 − n % )
• artinya: bila kondisi tsb di atas dapat dipenuhi, maka dapat dijamin bahwa
hasilnya adalah betul sampai sekurang-kurangnya “n” angka signifikan
TEORI KESALAHAN
Contoh : Taksiran kesalahan untuk metoda iterasi
2 3 4 5
• Perluasan Deret Mac Laurin : e x = 1 + x + x + x + x + x + ........
2! 3! 4! 5!
Tentukan kesalahan untuk x = 0,5 guna meyakinkan suatu hasil sampai
sekurang-kurangnya tiga angka signifikan :
( )
ε s = 0,5x102 − 3 % = 0,05%
1 0,95 -0,75
0.5 eksak
2 0,45 -0,25 Orde ke 2
3 0,2 0 f ( xi+ 1 ) = f ( xi ) + f ' ( xi ) h +
0
4 Tak perlu *) 0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 f '' ( xi ) 2
h
f ( 5 ) ( ξ ) h5 x
2!
*) karena R 4 = = 0
5!
TEORI KESALAHAN KESALAHAN PEMOTONGAN
(TRUNCATION ERROR)
DERET TAYLOR
Kesimpulan :
• Makin tinggi ordenya (makin banyak suku-suku) akan memperkecil kesalahan,
• Dalam hal-hal yg praktis, dgn menambahkan beberapa suku saja sudah
menghasilkan aproksimasi yg cukup
Dalam banyak hal penentuan banyaknya suku dimulai dengan menghitung suku
sisa dari deret
Dilema : - harga ξ tidak pasti,
Untuk itu suku sisa sering ditulis Rn=O(hn+1), yg berarti kesalahan pemotongan
berorde hn+1
Hal penting :
• Jika kesalahan O(h) ⇒ dgn memperkecil langkah h menjadi ½ h,
kesalahan menjadi setengahnya,
• Jika kesalahan O(h2) ⇒ dgn memperkecil langkah h menjadi ½ h,
kesalahan menjadi seperempatnya
TEORI KESALAHAN KESALAHAN PEMOTONGAN
(TRUNCATION ERROR)
h f(xi-1) f(xi-1)
h h h
xi xi+1 xi+1 xi-1 xi
xi-1 xi
Turunan Pertama
f ( x i+ 1 ) − f ( x i ) f ( x i+ 1 ) − f ( x i− 1 ) f ( x i ) − f ( x i− 1 )
f ' ( xi ) =
h
+ O( h ) f ' ( xi ) =
2h
+ O h2 ( ) f ' ( xi ) =
h
+ O( h )
Turunan Kedua
f ( x i + 2 ) − 2f ( x i + 1 ) + f ( x i ) f ( x i + 1 ) − 2f ( x i ) + f ( x i − 1 ) f ( x i ) − 2 f ( x i − 1 ) + f ( x i− 2 )
f ( xi ) =
"
+ O( h ) f ( xi ) =
"
( )
+ O h2 f " ( xi ) = + O( h )
h2 h 2 h2
TEORI KESALAHAN KESALAHAN TOTAL
• Perlu kompromi, h an
al a
Kesalahan, log
• Merupakan seni dlm metoda numerik, s
Ke al
• Tergantung pada penyelesaian trial&error, intuisi, tot
pengalaman, n K
l a ha an esala
• Kemajuan komputer : sa ng pemb han
Angka signifikan mudah diperbanyak (+) Ke moto ulat
an
pe
Ukuran langkah bisa diperkecil (+)
Ukuran Langkah, log