Dosen Pengampu :
Invony Dwi Aprilisanda, S.E., M.Ak
1. Fungsi penjualan
Jika perusahaan melakukan produksi berdasarkan order, maka fungsi penjualan
bertanggung jawab atas penerimaan order dari langganan dan meneruskan order ke
fungsi produksi. Jika berproduksi secara massa, order produksi ditentukan dalam rapat
bulanan antara fungsi pemasaran dan fungsi produksi, fungsi penjualan melayani order
dari langganan berdasarkan persediaan barang jadi yang ada di gudang.
2. Fungsi produksi.
Fungsi produksi bertanggung jawab atas pembuatan perintah produksi (surat order
produksi) bagi fungsi-fungsi yang terkait dalam pelaksanaan proses produksi untuk
memenuhi permintaan produksi dari fungsi penjualan dan bertanggung jawab atas
pelaksanaan produksi sesuai dengan surat order produksi.
3. Fungsi perencanaan dan pengawasan produksi.
Fungsi staff yang membantu fungsi produksi dalam merencanakan dan mengawasi
kegiatan produksi.
4. Fungsi gudang.
Fungsi gudang bertanggung jawab atas pelayanan permintaan bahan baku, bahan
penolong, dan barang lain yang digudangkan. Juga bertanggung jawab menerima
produk jadi dari fungsi produksi.
5. Fungsi akuntansi biaya.
Fungsi akuntansi biaya bertanggung jawab untuk mencatat konsumsi berbagai sumber
daya yang digunakan untuk memproduksi pesanan, mencatat mutasi setiap jenis
persediaan dan biaya non produksi pada jurnal.
Jaringan prosedur yang membentuk sistem pengawasan produksi dan sistem akuntansi biaya
dalam perusahaan manufaktur adalah:
Dalam prosedur ini dilakukan koordinasi pengolahan bahan baku menjadi produk jadi dengan
dikeluarkannya Dokumen Surat Order Produksi oleh fungsi produksi berdasarkan order dari
pelanggan yang diterima fungsi penjualan. Prosedur order produksi dapat dibagi menjadi
prosedur order produksi khusus yang berdasarkan pesanan dan prosedur order produksi
berulangkali yang berproduksi massa untuk memenuhi persediaan.
Prosedur ini digunakan oleh fungsi produksi untuk meminta bahan baku dari fungsi gudang.
Namun jika perusahaan tidak memiliki fungsi gudang bagi persediaan maka dilakukan
prosedur permintaan pembelian bahan baku. Biasanya permintaan bahan baku didasarkan
pada daftar kebutuhan bahan baku yang dibuat fungsi perencanaan dan pengawasan produksi.
C. Prosedur pengembalian barang gudang.
Prosedur pengembalian barang dari fungsi produksi ke fungsi gudang. Misalnya jika bahan
baku tidak seluruhnya habis digunakan dalam proses produksi, sisa bahan baku dikembalikan
ke gudang. Prosedur ini menghasilkan Dokumen Bukti Pengembalian Barang Gudang yang
digunakan untuk mengurangi biaya bahan baku yang dicatat dalam kartu harga pokok
pesanan yang bersangkutan dan menambah persediaan bahan baku yang dicatat dalam kartu
persediaan.
Dalam Dokumen Surat Order Produksi terlampir daftar kebutuhan bahan baku dan daftar
kegiatan produksi. Daftar tersebut berisi urutan proses pengolahan, mesin yang digunakan,
dan taksiran waktu kerja karyawan dan mesin. Pelaksanaan kegiatan produksi tersebut perlu
dilakukan prosedur pencatatan jam tenaga kerja langsung sesuai dengan konsumsi untuk
mengerjakan order produksi tertentu.
Prosedur penyerahan produk selesai/jadi dari fungsi produksi ke fungsi gudang dan
pencatatan biaya overhead pabrik yang dibebankan pada pesanan tertentu berdasarkan tarif
yang ditentukan di muka dan total harga pokok produk selesai yang ditransfer dari fungsi
produksi ke fungsi gudang.
Prosedur ini digunakan untuk mencatat biaya overhead pabrik sesungguhnya, biaya
administrasi dan umum, serta biaya pemasaran. Dokumen yang digunakan dalam sistem
pengawasan produksi dan sistem akuntansi biaya ialah:
Jurnal pemakaian bahan baku – Jurnal khusus yang digunakan untuk mencatat harga
pokok bahan baku yang digunakan dalam produksi.
Jurnal umum – Jurnal untuk mencatat transaksi pembayaran gaji dan upah, depresiasi
aktiva tetap, amortisasi aktiva tak berwujud dan terpakainya persekot biaya.
Register bukti kas keluar ± digunakan untuk mencatat biaya overhead pabrik,biaya
administrasi dan umum, biaya pemasaran yang berupa pengeluaran kas.
Kartu harga pokok produk ± buku pembantu yang merinci biaya produksiyang
dikeluarkan untuk pesanan tertentu.
Kartu biaya ± buku pembantu yang merinci biaya overhead pabrik, biayaadministrasi
dan umum, dan biaya pemasaran.
Pengendalian intern dilakukan agar tidak terjadi fraud di dalam fungsi-fungsi perusahaan dan
untuk menjaga aset perusahaan.Karena itu unsur pengendalian intern dalam sistem akuntansi
biaya dirancang dengan merinci tiga unsur pokok sistem pengendalian intern, yaitu:
Organisasi.
1. Fungsi pencatat biaya harus terpisah dari fungsi produksi.
2. Fungsi pencatat biaya harus terpisah dari fungsi yang mengganggarkan biaya.
3. Fungsi gudang harus terpisah dari fungsi produksi.
4. Fungsi gudang harus terpisah dari fungsi akuntansi.
Sistem otorisasi dan prosedur pencatatan.
1. Surat order produksi diotorisasi kepala fungsi produksi.
2. Bukti permintaan dan pengeluaran barang gudang diotorisasi oleh kepala fungsi
produksi yang bersangkutan.
3. Bukti kas keluar diotorisasi oleh kepala fungsi akuntansi keuangan
4. Daftar kebutuhan bahan dibuat oleh fungsi perencanaan danpengawasan produksi dan
diotorisasi oleh kepala fungsi produksi.
5. Daftar kegiatan produksi dibuat oleh fungsi perencanaan dan pengawasan produksi
dan diotorisasi oleh kepala fungsi produksi.
6. Kartu jam kerja diotorisasi oleh kepala fungsi produksi yang bersangkutan.
Praktik yang sehat.
1. Surat order produksi, bukti permintaan dan pengeluaran barang gudang, bukti kas
keluar, bukti memorial, bernomor urut tercetak dan penggunaannya
dipertanggungjawabkan.
2. Secara periodik dilakukan rekonsiliasi kartu biaya dengan rekening kontrol biaya
dalam buku besar.
3. Secara periodik dilakukan penghitungan persediaan yang ada di gudang untuk
dicocokan dengan kartu persediaan.