Anda di halaman 1dari 21

Proyek Hotel formule 1 Cikini

PENDAHULUAN

Proyek : PEMBANGUNAN HOTEL FORMULE 1

Alamat : Jl. Cikini Raya Jakarta Pusat


Luas Lahan : ± 5129.65m2

Luas Bangunan (gross) : ± 1732.34m2

Jumlah Lantai : 8 Lantai

Lingkup Pekerjaan : Pekerjaan Struktur


Pekerjaan Finsihing
Pekerjaan M.E.P
Pemberi Tugas : PT. HOTEL CIKINI REALTY
Konsultan Struktur : PT. Atelier Enam Struktur
Konsultan Arsitek : PT. Arga Calista Design
Konsultan MEP : PT. Sigmatech Tatakarsa
Konsultan QS : PT. Davis Langdon & Seah
Management Konstruksi : PT. Jaya CM

1
Proyek Hotel formule 1 Cikini

1. UMUM

1.1. INFORMASI PROYEK

PT. HOTEL CIKINI REALTY, selaku pemberi tugas proyek


Pembangunan Hotel Formule 1, akan membangun Hotel 8 lantai
terdiri dari 1 lantai parkir (basement), 3 lantai podium (office &
retail) dan 4 lantai untuk hotel.

1.2. LINGKUP KERJA

Mengenai lingkup pekerjaan pada proyek ini terdiri dari :


A. Lingkup Pekerjaan Struktur yaitu :
A.1. Pekerjaan Struktur yang tertinggal
A.2. Pekerjaan Struktur lanjutan
B. Lingkup Pekerjaan Finishing Arsitek
C. Lingkup Pekerjaan Plumbing
D. Lingkup Pekerjaan ME
D.1. Pekerjaan Sparing Pipa & Kabel
D.2. Pekerjaan Instalasi Air & Instalasi Listrik
E. Lingkup Pekerjaan Eksternal
E.1. Pekerjaan Paving
E.2. Pekerjaan Aspal
E.3. Pekerjaan Landscape

1.3. SITE PLAN

Untuk proyek ini Kami menyediakan berbagai sarana dan prasarana


yang akan disiapkan dalam Site Plan proyek. Dimana disediakan
tempat Direksi Keet, Site Office, Gudang Material, Pos jaga, Fabrikasi
besi, Fabrikasi kayu, Washing Bay, Gardu PLN/Genset. Untuk para
pekerja disediakan toilet pekerja dan bedeng pekerja. Sedangkan
untuk mendukung pelaksanaan proyek juga disediakan tempat untuk
peralatan dan alat berat.

2. RENCANA SCHEDULE PELAKSANAAN

Schedule yang direncanakan untuk proyek ini adalah sekitar 12 bulan.


Untuk melihat secara detail tahapan pelaksanaan pekerjaan dapat
dilihat pada lembar kerja schedule pelaksanaan dilembar tersendiri.

2
Proyek Hotel formule 1 Cikini

3. STRUKTUR ORGANISASI

Untuk memenuhi kepercayaan Pemberi Tugas, kami telah memilih


dan mempersiapkan tenaga profesional di dalam proposal tim kerja
yang telah mempunyai pengetahuan, kemampuan dan pengalaman di
dalam proyek-proyek dengan teknis sejenis dalam kurun waktu lebih
dari sepuluh tahun.
Struktur organisasi proyek dapat dilihat pada lembar kerja tersendiri.

4. PEKERJAAN PERSIAPAN
4.1. SERAH TERIMA
Setelah serah terima lahan, akan dilakukan joint survey bersama
dengan direksi serta membuat dokumentasi terhadap titik referensi
yang sudah ada dan dibuat gambar site layout berikut koordinat
batas-batas tanah sesuai dengan hasil pengukuran bersama untuk
mendapatkan pengesahan sehingga semua penyimpangan (bila ada)
dapat diketahui sejak awal proyek. Setelah titik referensi disepakati
maka akan dibuat permanen benchmark (bila belum ada).

4.2. SARANA PENUNJANG


Sarana penunjang meliputi:
1. Site office :
a) Sekitar ± 4 m2 untuk setiap staff yang memerlukan meja
khusus
b) Bisa 1 atau 2 lantai tergantung area yang tersedia
c) Toilet 2 unit, ukuran 1.5 x 1.5 m dengan bata ½ batu dan
dipasang keramik setinggi 1m, kloset jongkok dan bak fibre
60x60 cm
2. Gudang bahan dan peralatan
3. Pos keamanan dibuat dengan ukuran 2.5 x 3 m dan pos jaga
dengan ukuran 1.5 x 1.5 m dengan tinggi panggung diatas pagar
4. Rumah genset dibuat mengikuti kapasitas genset
5. Toilet pekerja, dengan perkiraan 1 toilet untuk 40 pekerja
6. Washing bay, untuk pencucian semua kendaraan yang keluar
masuk proyek agar kendaraan yang meninggalkan proyek tidak
mengotori jalan umum.
7. Untuk kebutuhan listrik kerja lapangan akan digunakan genset,
sedangkan untuk site office akan diusahakan penyambungan
dari PLN. Penerangan umum akan dibuat sepanjang sisi pagar
yang rawan dan untuk penerangan gedung yang bekistingnya
sudah dibongkar dipasang penerangan secukupnya (8 x 8 m2
memakai 1 TL 40W). Untuk panel listrik dibuat pada tiap lantai

3
Proyek Hotel formule 1 Cikini

atau untuk bangunan horizontal setiap 5000 m2 dibuat 1 unit


panel distribusi.

4.3. P 3 K

Perangkat P3K akan disiapkan sebagai pertolongan pertama


apabila ada kecelakaan ringan. Apabila terjadi kecelakaan
berat langsung dibawa ke Rumah Sakit terdekat dari area
Proyek yang sudah terlebih dahulu sudah ada koordinasi
dengan pihak Rumah Sakit agar mendapat pelayanan yang
cepat.

4.4. TESTING MATERIAL

Pengajuan material akan dilakukan sesuai dengan ketentuan


dokumen kontrak dan untuk material yang membutuhkan
pengetesan/pengujian maka ditunjuk laboratorium independen
yang telah terlebih dulu disepakati/disetujui Pemberi Tugas.

4.5. TOWER CRANE

Mengingat lingkup pekerjaan struktur dan arsitek yang sudah


melebihi 5 (lima) lantai, maka Tower Crane sangat vital sekali
untuk digunakan pada proyek ini. Tower Crane yang
dibutuhkan disini adalah 1 (satu) buah, yang dipakai untuk
memenuhi zone pekerjaan. Untuk menunjang pekerjaan yang
cepat dan untuk mencapai hasil pekerjaan yang maksimal.
Panjang jib Tower Crane 50 – 55 m.

5. ENGINEERING

5.1. PENGAJUAN MATERIAL

Mengumpulkan seluruh data material dan contoh material yang


digunakan dalam pembangunan Gedung ini sesuai dengan
ketentuan spesifikasi teknis pada kontrak untuk diajukan
kepada direksi untuk mendapatkan persetujuan (Approval).

5.2. PENGADAAN MATERIAL

Persiapan Bill of Quantity dengan kelengkapan spesifikasi


teknis, merk dan tipe sesuai dengan kontrak dan membuatkan
list priority pendatangan material sesuai dengan jadwal
pelaksanaan pekerjaan dilapangan.

4
Proyek Hotel formule 1 Cikini

5.3. RENCANA PELAKSANAAN PEKERJAAN

Untuk kelancaran jalannya proyek, hal-hal berikut akan


diperhatikan secara khusus:
1. Pembuatan Shop Drawing (Gambar Kerja) yang sangat
kritikal pada awal proyek, dimana tim engineering akan
memegang peran penting pada tahap awal ini, untuk
diajukan dan disetujui oleh Wakil Pemberi Tugas.
2. Adanya koordinasi yang kuat antara Kontraktor, Wakil
Pemberi Tugas dan Konsultan Perencana agar masalah yang
ada dapat diputuskan segera.
3. Pembuatan Skedul Kerja mingguan, melakukan monitoring
terhadap kemajuan prestasi kerja yang dicapai, dan
melakukan klarifikasi bilamana terjadi keterlambatan
kepada Wakil Pemberi Tugas berikut dengan usaha yang
akan ditempuh untuk mengejar ketinggalan tersebut.

5.4. PEMBUATAN AS BUIT-DRAWING

Pembuatan Gambar As-Built Drawing ini dilakukan setelah


pekerjaan tersebut dilaksanakan dengan progress 100% pada
saat progress sementara pekerjaan pembuatan shop drawing
telah selesai atau tidak mempengaruhi terhadap urutan
pelaksanaan pekerjaan lapangan.

6. METODE PELAKSANAAN LAPANGAN

6.1. ZONE PEKERJAAN

Mengingat bentuk lantai yang cukup luas dan bervaratif, maka


kami membagi area pekerjaan menjadi 3 zone. Setiap zone
mempunyai tanggung jawab terhadap kemajuan pekerjaan
sehingga setiap zone dapat melakukan pekerjaan masing-
masing tanpa harus menuggu zone yang lain kecuali ada suatu
hal teknis yang dapat mengganggu kemajuan pekerjaan secara
keseluruhan. Dalam hal pengecoran setiap zone dibagi dalam 2
s/d 3 area pengecoran atau lebih tergantung kondisi
dilapangan.

5
Proyek Hotel formule 1 Cikini

6.2. PEKERJAAN STRUKTUR YANG TERTINGGAL

6.2.1. LINGKUP KERJA


Pekerjaan struktur yang tertinggal adalah melanjutkan
pekerjaan yang sudah ada dilapangan, seperti potong
stek besi yang tertinggal/belum di cor kemudian
pasang kembali besi dengan chemical anchor,
selanjutnya pasang bekisting kemudian di cor beton
dengan mutu beton yang sudah ditentukan. Kemudian
juga pekerjaan pembersihan pada area lantai yang
sudah dikerjakan agar pekerjaan finishing atau
pekerjaan yang lainnya dapat dikerjakan.

6.3. PEKERJAAN STRUKTUR LANJUTAN

6.3.1. LINGKUP PEKERJAAN


Pekerjaan struktur lanjutan adalah pekerjaan
melajutkan struktur yang sudah ada mulai dari lantai
basement sampai dengan lantai 9 (roof). Lingkup
pekerjaan ini sama seperti pekerjaan struktur
bangunan gedung bertingkat tinggi pada umumnya.
Berikut ini urutan pekerjaan struktur

6.3.2. PEKERJAAN BEKISTING

A. BAHAN

Bahan yang digunakan adalah balok-balok kayu dan


multiplek. Permukaan dan bahan cetakan yang licin
bebas dari celah dan kotoran. Hal ini berlaku untuk
bekisting system konvensional maupun bekisting siap
pakai.

B. PELAKSANAAN

1. Persiapan

 Perancah yang digunakan harus kuat, kokoh dan


stabil. Serta dapat memikul beban vertikal atau
horizontal dan beban-beban pelaksanaan
lainnya.

6
Proyek Hotel formule 1 Cikini

 Memperhitungkan akibat penurunan atau


lendutan dari perancah yang tidak lebih dari
1/400 bentang.

 Memepertimbangkan langkah-langkah
kedudukan garis permukaan atau level yang
disyaratkan.
 Pada akhir pekerjaan bekisting harus
menghasilkan konstruksi yang sesuai dengan
level dan gambar rencana.
 Menetukan camber pada tengah bentang, untuk
balok dan pelat 0,2% dari bentang dan untuk
kantilever adalah 0,4% dari bentang.
 Memasang ikatan-ikatan sehinga terjamin
kedudukan dan bentuknya.
 Perancah atau cetakan sesuai dengan
ukuran,bentuk dan kedudukan vertikal dan
horizontal dan sudah disiapkan untuk lubang-
lubang M/E, opening, chamfer dan detail
lainnya sesuai gambar arsitek, struktur dan M/E.

C. Penanaman Pipa dan lain-lain

 Membuat lubang untuk penanaman pipa dengan


tidak merusak kedudukan cetakan atau bergerak
selama pengecoran.
 Pemasangan pipa dilakukan dengan tidak
mengurangi kekuatan struktur seperti pipa
berdiameter 2″ atau lebih menembus balok struktur
atau menembus kolom, melainkan seizin Pengawas.
 Apabila diperlukan pembengkokan atau
pemindahan besi untuk pemasangan pipa maka
terlebih dahulu dilaporkan kepada pengawas.

D. Pelaksanaan Pengecoran

 Memantau secara rutin selama pengecoran untuk


mengetahui lebih dini jika terjadi perlemahan pada
system cetakan dan perancah.
 Jika terjadi perubahan kedudukan, ketidak stabilan
dan perubahan bentuk maka segera diperbaiki,
diperkuat atau mengganti system
cetakan/perancah.

7
Proyek Hotel formule 1 Cikini

 Memastikan cetakan kokoh dan kedap air sehingga


tidak timbul sirip atau adukan keluar pada
sambungan.

E. Pembongkaran

 Pembongkaran cetakan harus dilepas dengan


tenaga statis, tanpa goncangan, getaran atau
kerusakan pada beton.
 Pemasanagan kembali penunjang sampai beton
mencapai kriteria kekuatan 28 hari dan seluruh
pekerjaan beton 3 lantai diatasnya selesai
dilaksanakan.
 Bekisting/cetakan perancah yang memikul berat
beton balok, pelat boleh dibongkar atau
mempunyai pedoman sebagai berikut :

BAGIAN PENGERASAN SECARA


NORMAL
- Kolom, dinding dan sisi balok 24 jam
- Dasar cetakan pelat dan balok 7 hari
(drop penumpu masih terpasang)
- Prop/penumpu pelat dan balok 14 hari
- Prop/penumpu pelat dan balok kantilever 28 hari

F. Toleransi Permukaan Bekisting

 Terhadap kelurusan vertikal untuk kolom dan


dinding setiap 3 meter adalah 5 mm sedangkan
untuk panjang keseluruhan adalah 25 mm.
 Terhadap ketinggian/level untuk sisi bawah pelat,
balok, kolom dan dinding setiap 3 meter adalah
5mm, setiap 6 meter 10 mm dan untuk panjang
keseluruhan adalah 20 mm.
 Terhadap ukuran penampang kolom, balok
ketebalan dinding dan pelat adalah plus 12 mm dan
minus 5 mm.
 Terhadap ukuran dan posisi bukaan atau sleeve di
balok, pelat dan dinding adalah plus/minus 5 mm.

6.3.3 METODE KERJA PEKERJAAN BEKISTING

8
Proyek Hotel formule 1 Cikini

Untuk proyek ini akan digunakan jenis bekisting


konvensional biasa (dengan multiplex lapis penol film)
tanpa adanya material lain.

A. Metode Pekerjaan Bekisting Pelat dan Balok

 Segera setelah kolom struktur dilepas bekistingnya,


pasang jalur scaffolding balok dari kolom ke kolom,
baik untuk balok induk maupun balok anak sesuai
marking.
 Pemasangan scaffolding harus diberi benang dari
ujung ke ujung untuk memastikan kelurusan dan
kerapihan jalur main frame.
 Pasang bekisting bawah balok, dan besi balok dapat
segera dipasang, baru pasang dan bekisting kedua
sisi balok (untuk balok induk perlu dipasang form
tie)
 Pasang sistem perancah untuk bekisting pelat
dengan menggunakan scaffolding, horry beam, peri
dan lain-lain.
 Pasang bekisting plywood pelat dan hubungkan
dengan bekisting kedua sisi balok dengan rapi.
 Lakukan pengecekan level balok dan pelat dengan
cara menyetel jack-base atau U-head dari
perancah.
 Karena konstruksi pelat dan balok tingginya 4
meter, konstruksi perancah harus dihitung khusus
dan harus diperkuat dengan bracing pipa, support
atau sisterm double-scaffolding.

B. Metode Pekerjaan Bekisting Kolom

 Buat garis sipatan batas beton kolom pada lantai


beton tempat bekisting kolom akan didirikan.
 Pastikan semua pembesian berada di dalam garis
sipatan dan memiliki selimut beton, sesuai
spesifikasi struktur, serta sudah terpasang beton
deking yang memadai.
 Untuk kolom yang besar perlu dipasang sepatu
kolom di setiap sudut dengan bahan siku besi atau
beton dengan mutu kolom ini berfungsi untuk
menjaga agar tumpuan bekisting di lantai beton
tidak tergeser dati batas sipatan pada saat disetel.

9
Proyek Hotel formule 1 Cikini

 Pemilihan sistem modul bekisting kolom dapat


memakai sistem steel wale & girder PERI maupun
bekisting multiplek film.
 Semua bidang plywood bekisting kolom harus
diolesi mould oil sebelum didirikan.

 Pemeriksaan kembali instalasi ME yang tertanam


pada kolom sebelum penutupan bekisting.
 Setelah bekisting kolom ditutup dipasang semua
sarana perkuatan bekisting seperti tie rod, form tie
dan steel wale.

6.4. PEKERJAAN PEMBESIAN

6.4.1. BAHAN

Besi beton yang dipakai adalah besi beton ulir dengan tegangan
leleh 4000 kg/cm2 (BJTD 40) dan besi beton polos dengan
tegangan leleh 2400 kg/cm2 (BJTP 24).
Semua bahan berasal dari satu pabrik yang mempunyai
sertifikat hasil uji lengkung dan tarik. Pabrik juga harus
disetujui oleh Direksi.

6.4.2. TEST UJI TARIK TARIK DAN LENGKUNG

A. Uji Tarik dan Lengkung

 Untuk setiap 30 ton pengiriman diambil uji acak,


setiap jenis ukuran diambil 3 benda uji. Satu benda
uji untuk pengujian lengkung dan dua benda uji
untuk tarik.
 Tempat pengujian di laboratorium yang telah
ditentukan dan disetujui oleh Direksi.

B. Pembengkokan Besi Beton

 Pembengkokan sesuai dengan ketentuan dalam PBI-


NI-2-1971.
 Pembengkokan tidak menyebakan besi rusak atau
cacat. Membengkokan harus dalam keadaan dingin
dan tidak dibolehkan dengan cara pemanasan.

10
Proyek Hotel formule 1 Cikini

6.4.3. PEMASANGAN PEMBESIAN

A. Pembesian

 Sebelum pemasangan besi terlebih dahulu harus


bersih bebas dari kotoran minyak, karat, dan

bahan-bahan lain yang dapat merusak atau


mengurangai daya ikat.
 Pembesian dilakukan dengan diikat kawat dan
ditunjang dengan penumpu logam sehingga
sebelum dan sesudah pengecoran tidak berubah
tempatnya.
 Untuk pelat penjaga jarak berbentuk U atau Z
dengan diameter 12 mm dengan jarak 80-100 cm,
untuk menunjang penulangan bagian atas.
 Untuk dinding penjaga jarak berbentuk U atau Z
dengan diameter 8 mm berjarak 180-200 cm.
 Memasang penahan jarak yang berbentuk blok
persegi (beton tahu) atau gelang yang dipasang
sebanyak minimum 4 buah setiap 1m2 cetakan atau
lantai kerja.

B. Selimut Beton Minimum

Untuk dinding dan pelat mempunyai selimut beton


minimum setebal 2 cm dan untuk balok dan kolom
minimum adalah 4 cm.

C. Sambungan Pembesian

 Sambungan pembesian dilakukan dengan overlap


minimum 40x diameter besi.
 Penyambungan tulangan atas pelat dan balok harus
diadakan ditengah bentang sedangkan untuk
tulangan bawah pelat atau balok harus berada pada
tumpuan.
 Sambungan juga dilakukan dengan system
staggered artinya tidak dilakukan sekaligus pada
satu penampang.

6.5. PEKERJAAN BETON

6.5.1. BAHAN

A. Portland Cement (PC)

11
Proyek Hotel formule 1 Cikini

 Portland Cement yang memenuhi persyaratan Portland


Cement tipe I yang ditentukan dalam ASTM C-150, NI-8,
PUBI 1982 atau sesuai SII-0013-82.
 PC disimpan dengan baik dihindarkan dari kelembaban,
 PC yang telah disimpan lebih dari 60 hari tidak boleh
digunakan.

B. Agregat

Agregat kasar dan halus harus memenuhi syarat PBI-NI-2-


1971 sebagai berikut :
AGREGAT KASAR AGREGAT HALUS
Lewat ayakan Lewat ayakan
Ayakan (mm) Ayakan (mm)
(berat kering, %) (berat kering, %)
30 100 10 100
25 90-100 5 90-100
15 25-60 2,5 80-100
5 0-10 1,2 50-90
2,5 0-5 0,6 25-60
0,3 10-30
0,15 2-10

C. Air

 Air harus bersih, tidak mengandung minyak dan bebas


dari bahan organik, asam, alkali, garam dan kotoran lain
dalam jumlah cukup besar.
 Bila terdapat keraguan terhadap kualitas air maka dapat
dilakukan test laboratorium untuk mendapatkan
kelayakan air.

D. Bahan Pembantu (Admixture)

 Atas persetujuan Pengawas bahan pembantu


ditambahkan pada campuran beton untuk mengatur
pengerasan beton atau efek pengurangan air.
 Jumlah penggunaan PC dalam adukan adalah tetap dan
tidak tergantung dengan ada atau tidaknya penggunaan
bahan pembantu.

6.5.2. MUTU BETON

12
Proyek Hotel formule 1 Cikini

Untuk beton yang digunakan pada proyek ini adalah beton


readymix yang terlebih dahulu sudah dilakukan pemesanan.
Untuk mutu beton yang digunakan adalah :
Tiang pancang K 500
Sub & Upper Structure K 300

A. Percobaan Kekuatan Beton

Penetapan kekuatan beton dilakukan dengan percobaan


tekan (churing test) pada benda uji silinder beton ukuran
diameter 15 x 30 cm.Untuk setiap pengiriman harian beton
ready-mixed adalah :
Truk pertama : 1 x 4 benda uji
Truk ke 2 sampai 5 : 1 x 4 benda uji
Truk ke 6 sampai 10 : 2 x 4 benda uji
Truk 10 truk berikutnya : 2 x 4 benda uji
Dari setiap set benda uji (4 silinder), satu benda uji
digunakan untuk percobaan kekutan beton umur 7 hari dan
2 benda uji untuk umur 28 hari, sedangkan benda uji yang
ke 4 disimpan sebagai cadangan bila hasil uji tekan 28 hari
tidak memenuhi syarat.

B. Kekentalan Beton

Kekentalan adukan beton ditetapkan menurut percobaan


Slump Portland Cement Beton (PBI-NI-2-1971) yang
mempunyai batasan sebagai berikut :
 Pelat, balok, kolom dan dinding slump yang dibolehkan
adalah maksimum dengan aditif 18,0 cm.
 Pelat, balok, kolom dan dinding slump yang dibolehkan
adalah maksimum tanpa aditif 12,0 cm.

6.5.3. PERSIAPAN PENGECORAN BETON

A. Peralatan

Peralatan yang ditanam pipa listrik, angkur, penggantung


dan lain-lain sudah dipastikan terpasang dengan kuat.
Permukaan bekisting atau lantai kerja disiram air, sebelum
pengecoran. permukaan tersebut tetap basah tetapi tidak
ada air yang tergenang sampai saat pengecoran dan juga
terbebas dari kotoran dan lainnya.

B. Sambungan Beton

13
Proyek Hotel formule 1 Cikini

Permukaan beton lama dikasarkan dan dibersihkan dengan


compressed air untuk memperoleh permukaan kasar dan
bersih dari kotoran. Semua sambungan beton dilapisi
campuran air dan semen murni atau bahan perekat beton.
Pengecoran dilakukan sebelum bahan tersebut mengering.

6.6.4. PENGECORAN

Dua puluh empat (24) jam sebelum pengecoran terlebih


dahulu memberikan laporan tertulis kepada pengawas.
Batas temperature ready-mix sebelum dicor adalah 38
derajat celcius.
Adukan beton tidak boleh dijatuhkan dalam ketinggian 1,5
meter tetapi dibantu dengan corong (tremie). Adukan beton
juga harus horizontal tidak lebih 30-50cm agar terhindar
dari permukaan yang miring.

A. Pemadatan dan Penggetaran

Pekerjaan pemadatan beton ini dilakukan dengan vibrator,


untuk menyakinkan agar tidak terjadi rongga-
rongga/kantong kosong/keropos. Pada saat menggunakan
vibrator dalam keadaan vertikal tidak dibolehkan
horizontal. Ujung vibrator juga tidak boleh mengenai
bekisting atau pembesian.

7. PEKERJAAN FINISHING
Pekerjaan finishing untuk proyek ini setelah pembongkaran dan
pembersihan sisa bekisting. Segera setelah pembongkaran bekisting,
pekerjaan finishing seperti pasangan hebel dapat dilaksanakan
bersamaan dengan pekerjaan MEP.
Penutupan Plafond dikerjakan setelah pemasangan dinding dan
instalasi ME di atas plafond selesai, yang dilanjutkan dengan
pemasangan keramik lantai, pemasangan pintu / jendela.
Pekerjaan pengecatan akhir dan pemasangan santair akan dilakukan
pada tahap akhir sejalan dengan pembersihan akhir supaya tidak
terkena kotoran. Untuk menjaga keamanan terhadap pekerjaan
sanitair, khususnya aksesorisnya, pemasangannya akan dilakukan
setelah tidak ada pekerjaan pada area yang akan dipasang dan
dipastikan semua akan dikunci.
Urutan-urutan pekerjaan sebagai berikut:
1. Pemasangan bata
2. Pleseteran

14
Proyek Hotel formule 1 Cikini

3. Pemasangan Plafond
4. Pemasangan lantai keramik, termasuk dinding dalam.
5. Pemasangan daun Jendela dan pintu alumunium
6. Pemasangan pintu dan jendela kayu.
7. Pemasangan sanitair (wastafel, closet, urinal).
8. Pekerjaan pengecatan.

A. Pemasangan Bata
Pelaksanaan:
a. Campuran adukan benar-benar baik.
b. Pemasangan dilakukan setiap tinggi 1,50m diikuti
pengecoran kolom-kolom praktis.
c. Pemasangan benar-benar lot.
d. Lokasi harus bersih.
e. Kolom & balok praktis dipasang setiap luasan 12 m²,
kecuali pada konstruksi yang benar-benar memerlukan.
f. Setiap pertemuan dengan beton dipasang angkur.

B. Plesteran

Permukaan dinding batu bata di bersihkan, disiram dengan


air untuk memulai pekerjaan acian. Digunakan alat
waterpas dan jidar untuk mendapatkan hasil yang baik.

C. Pemasangan Plafond

Penggunaan plafond yang digunakan adalah Gypsum.


Sementara pemasangan rangka dapat dilakukan bersamaan
dengan instalasi ME, penutupan plafond baru bisa dilakukan
apabila semua instalasi ME di atas plafond dan pengetesan
waterproofing (toilet) lantai diatasnya sudah selesai.

D. Pemasangan Keramik

Sebelum pemasangan keramik, area harus bersih dari


kotoran, disiram air, adukan yang digunakan dengan
campuran 1:4. Sebelum dipasang keramik direndam dahulu,
naat untuk dinding biasanya berukuran 2mm. Pemasangan
dan pola pengambil disesuaikan dengan design perencana
untuk lantai maupun dinding yang sudah terpasang
diamankan dari kerusakan, goresan dan lain-lain.

E. Pemasangan Daun Jendela & Pintu Alumunium

Alat Bantu:

15
Proyek Hotel formule 1 Cikini

1. Meteran
2. Mesin bor
3. Waterpass/ lot
4. Siku
5. Obeng (+/-)
6. Pisau cutter
7. Gun sealant
8. Gergaji

Langkah Kerja:
1. Periksa kesesuaian spesifikasi material yang dikirim ke
Site meliputi :
a. Ukuran
b. Ketebalan
c. Warna
d. Mutu
e. Tidak cacat atau rusak
2. Periksa kesiapan lahan meliputi :
a. Ukuran dan posisi opening pintu dan jendela.
b. Marking untuk patokan kerja.
3. Pekerjaan pemasangan:
a. Penyetelan kusen alumunium.
b. Pengecekan kelurusan kusen dengan waterpass/
lot.
c. Fixing kusen ke opening pintu/ jendela.
d. Penyetelan daun pintu & jendela alumunium.
e. Pemasangan kaca/panel alumunium.
f. Pemasangan sealant dengan proteksi masking
tape.
g. Pemasangan accessories / hardware (engsel,
grendel, kunci, handle dan lain-lain)

F. Pemasangan Pintu dan Jendela Kayu

Alat Bantu:
1. Meteran
2. Mesin bor
3. Waterpass/ lot
4. Siku
5. Selang
6. Palu
7. Obeng (+/-)
8. Gergaji

Langkah Kerja:

16
Proyek Hotel formule 1 Cikini

1. Periksa kesesuaian spesifikasi material yang dikirim ke


Site meliputi :
a. Jenis kayu
b. Ukuran
c. Kadar air
d. Mutu
e. Tidak cacat atau rusak
2. Periksa kesiapan lahan meliputi :
a. Ukuran dan posisi opening pintu/ jendela.
b. Plasteran dinding sudah dikerjakan.
c. Marking untuk patokan kerja.

3. Pekerjaan pemasangan :
a. Penyetelan kusen kayu
b. Pengecekan kelurusan kusen dengan waterpass/ lot
c. Fixing kusen ke opening pintu/ jendela
d. Penyetelan daun pintu & jendela kayu
e. Pemasangan accessories/ hardware
f.Grouting/ pemasangan architrave (jika ada)
g. Proteksi hardware sebelum dilakukan finishing cat/
penyemprotan melamic.
h. Pembersihan

G. Pemasangan Sanitair

Dilaksanakan setelah pekerjaan keramik dan pintu-pintu


terpasang sehingga keamanan terjaga, akan tetapi
pemasangan sparing dan buka-an dilaksanakan pada saat
pekerjaan struktur berlangsung.

H. Pekerjaan Pengecatan

Alat Bantu:
1. Roll/ kuas
2. Ember
3. Kayu bulat (diameter disesuaikan dengan pegangan roll)
4. Kape
5. Amplas
6. Kain majun
7. Lakban

Langkah Kerja:
1. Bersihkan area kerja dengan air agar debu dan kotoran
lainnya tidak menempel pada bidang area kerja.
2. Scaler area kerja yang akan dicat.
3. Cat dasar
4. Cek permukaan area kerja apakah masih ada yang kasar/
tidak, bila ada amplas kembali lalu bersihkan.

17
Proyek Hotel formule 1 Cikini

5. Cat lapis ke dua.


6. Cat lapis terakhir (cat finish).

8. WAKTU PELAKSANAAN

Proposal metoda kerja ini kami sajikan agar pekerjaan Proyek ini
dapat selesai sesuai dengan waktu pelaksanaan yang direncanakan

selama ± 12 bulan, sesuai dengan anggaran, kwalitas dan spesifikasi


yang disepakati bersama.

9. PENGADAAN & PENYIMPANAN

Pengadaan dan Penyimpanan adalah termasuk dalam sistem


manajemen persedian proyek. Sistem manajemen persedian proyek di
dalam mengurus pengadaan dan penyimpanan material, alat dan
lainnya perlu pengaturan khusus yang baik dan tersusun dengan baik.
Di dalam pembahasan ini pengadaan dan penyimpanan diuraikan
sebagai berikut.

9.1. PENGADAAN

Manajemen pengadaan proyek tentunya harus disesuaikan


dengan situasi dan kondisi proyek dimana tidak mempunyai
lokasi yang cukup luas serta keterbatasan-keterbatasannya.
Untuk itu telah dipikirkan dengan menggunakan sistem
Material Requirements Plant (MRP) atau Perencanaan
Kebutuhan Material yang berupa konsep dalam manajemen
proyek yang membahas cara yang tepat perencanaan
kebutuhan material, bahan, alat dan sumber daya lain dalam
proses produksi lapangan sesuai dengan yang direncanakan.

Khusus untuk sistem MRP di atas perlu penekanan pada sistem


Just in Time sehingga persedian adalah minimum namun tepat
waktu. Hal ini perlu diterapkan pada situasi proyek dengan
keterbatasan lahan untuk sistem maksimum inventory.

Pengadaan bahan material, alat atau sumber daya lainnya


tentunya harus melihat sifat dari material itu sendiri, misalnya
untuk semen perlu diterapkan sistem FIFO (First In First Out)
yang tegas dan ketat.

18
Proyek Hotel formule 1 Cikini

Dengan penggunaan sistem manajemen pengadaan tersebut di


atas, maka berdasarkan pengalaman proyek-proyek yang telah
ditangani dapat mendukung kebutuhan lapangan tepat waktu.

9.2. PENYIMPANAN

Sistem penyimpanan material, alat atau sumber daya lainnya


yang merupakan bagian dari sistem manajemen persediaan.
Pada prinsipnya adalah material yang telah diterima di
lapangan dapat disimpan dan siap dipakai sesuai schedule atau
ketentuan dalam keadan baik dan tetap memenuhi
persyaratan. Cara-cara penyimpanan itu sendiri perlu untuk
melihat sifat dari material atau alatnya.

Pertama adalah untuk material atau alat yang tahan terhadap


cuaca seperti, pasir, mesin pengaduk beton, kayu, scaffolding
dll, hal ini digolongan pada penyimpanan luar. Kedua adalah
material atau alat yang tidak tahan cuaca seperti semen,
multiplex, peralatan mekanik dll, hal ini digolongkan pada
penyimpanan dalam.

Disesuaikan dengan lahan yang ada pada proyek, maka lokasi


gudang sebagai penyimpanan dalam telah ditentukan.
Sedangkan daerah penyimpanan luar harus ditempatkan sebaik
mungkin dan tetap menjaga agar transportasi horisontal proyek
dapat maksimal dan tidak terganggu. Untuk itu ketertiban
dalam pengaturan penempatan material di lapangan perlu
ketegasan, dan untuk itu telah direncanakan untuk menjaga
daerah jalan sementara dan lokasi pekerjaan untuk bebas dari
meletakan secara sembarangan dan pula membebaskan dari
sampah, bahan buangan lainnya. Scaffolding, kayu dan pasir
harus disusun dengan rapi, gerobak dorong dan alat lainnya
harus diletakkan dengan baik setelah tidak terpakai agar
gerakan horisontal untuk transportasi di lapangan menjadi
maksimum.

10. PENERAPAN K3
PULAUINTAN secara tegas mempunyai komitmen yang tinggi mengenai
K3 yaitu Kesehatan dan Keselamatan Kerja atau Health and Safety
Concious. Hal tersebut tercermin di seluruh tingkatan dari atas
sampai yang terbawah. Untuk itu PULAUINTAN mewajibkan seluruh
manajer, supervisor, staff dan seluruh sub-kontraktor di bawah
kendali koordinasi untuk memastikan bahwa penekanan masalah
kesehatan dan keselamatan kerja ditempat pertama.

19
Proyek Hotel formule 1 Cikini

Safety plan, Emergency Prosedures dan Health and Safety prosedur


akan dibuat sejalan dengan Rencana Mutu atau Quality Plan yang
harus pula diterapkan pada setiap proyek PULAUINTAN.

Catatan, report dan data statistik mengenai kesehatan dan


keselamatan kerja menjadi hal penting bagi manajemen perusahaan
untuk dipelajari dan ditingkatkan kemungkinan terjadinya kecelakaan
kerja dan sebagainya.

Di dalam pengimplementasian kesehatan kerja, PULAUINTAN akan


selalu memperhatikan keberadaan, kebersihan toilet dan
pengaturan pembuangan sampah yang tertib dan teratur.
PULAUINTAN mempunyai tujuan untuk membudayakan kesehatan
kerja menjadi suatu hal yang mutlak harus dijalankan pada setiap
proyek PULAUINTAN.

Hal lain mengenai keselamatan kerja, PULAUINTAN mempunyai


beberapa aturan yang mutlak harus berjalan seperti:
1. Penggunaan wajib helm untuk seluruh staff dan pekerja.
2. Penggunaan kaca mata las.
3. Penggunaan kaos tangan untuk pekerjaan tertentu.
4. Memberikan batas pagar pada setiap lubang, void atau pit.
5. Menyediakan kotak P3K.
6. Penggunaan safety belt pada pekerjaan tertentu.
7. Penggunaan metoda kerja yang benar seperti pemasangan
scaffolding dan lain-lain.
8. Seluruh panel listrik harus cukup aman dan lain-lain.

Hal-hal lain yang perlu untuk mendukung K3 dan ketertiban proyek


maka diperlukan:
1. Tanda pengenal setiap pekerja, sub kontraktor dan staff untuk
dapat dimonitor.
2. Petugas keamanan yang siap 24 jam.
3. Catatan pekerja yang masuk dan keluar setiap hari.
4. Mengusahakan kebisingan seminimal mungkin.
5. Tenaga kebersihan yang turut menjaga kebersihan proyek.
6. Mengusahakan dan memindahkan polusi.

Pelaksanaan K3 secara langsung selalu dimonitor setiap minggunya,


antara lain :
1. Memberikan dengan penyuluhan setiap minggu untuk seluruh staff
dan pekerja lapangan.
2. Mengingatkan akan bahaya yang mungkin timbul.
3. Mengingatkan dan memeriksa penggunaan alat keselamatan kerja.
4. Memeriksa kesiapan dan ketersediaan alat-alat keamanan dan
keselamatan seperti tabung pemadam, sabuk pengaman, helm dan
lain-lain.
5. Memberikan pengamanan daerah-daerah berbahaya.

20
Proyek Hotel formule 1 Cikini

6. Memberikan penilaian terhadap standar keamanan, keselamanan


dan kesehatan kerja.
7. Memeriksa langsung kebersihan lingkungan dan lain-lain.

Keteguhan terhapap pelaksanaan K3 memberi keyakinan untuk tidak


hanya menghormati prikemanusiaan dan Hak Asasi Manusia/Human
right (HAM) namun tentunya akan mendukung di dalam penghematan
biaya, waktu dan meningkatkan mutu. Kiranya dapatlah diterima
bahwa lingkungan yang sehat tentunya akan memberikan hasil kerja
yang maksimal karena manusia pelakunya dapat bekerja dengan
aman, bersih serta sehat. Kami akan menjalin hubungan dengan
otoritas Rumah Sakit terdekat dan pihak asuransi untuk menangani
masalah kecelakaan maupun kesehatan. Transportasi akan disediakan
apabila diperlukan untuk menangani hal-hal yang terjadi di luar
dugaan.

11. KEBERSIHAN
Rencana kebersihan akan dibagi dalam:
1. Pada tahap awal proyek akan diperhatikan terutama pada saat
penggalian. Petugas kebersihan akan secara rutin membersihkan
dan meminimalkan kotoran tanah yang yang jatuh di sekitar jalan
utama.
2. Pada saat pekerjaan Struktur Basement, akan dibuatkan tempat
sampah yang ditempatkan secara merata. Sampah ini juga akan
dikumpulkan secara rutin dan akan dibakar (seperti kertas) dan
juga ditumpuk pada lokasi pembuangan sampah sementara.
3. Pada saat pekerjaan Struktur atas, masalah kebersihan yang
sangat signifikan adalah pada saat pembongkaran bekisting.
Semua sisa komponen bekisting yang sudah tidak bisa dipakai lagi
juga akan dialokasikan pada lokasi pembuangan sampah
sementara sebelum dibuang keluar.

Pengendalian air buangan meliputi:


1. Air buangan yang berasal dari air hujan dapat dibuang langsung ke
saluran kota melalui saluran sementara.
2. Air buangan yang berasal dari air tanah yang mengandung endapan
tanah, tanahnya harus diendapkan dulu pada kolam–kolam
pengendapan sebelum dibuang melalui saluran kota.
3. Air buangan yang tercemar minyak / olie ditampung dengan drum
dan dibuang keluar pada tempat yang sudah ditentukan.
4. Air sanitary harus diproses melalui septic tank sebelum dibuang
keluar melalui saluran kota.

21

Anda mungkin juga menyukai