Anda di halaman 1dari 95

DOKUMEN LINGKUNGAN HIDUP

UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN


UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
(UKL-UPL)

PENGEMBANGAN UPT-BLUD
PUSKESMAS KEDIRI

Jl TGH. Abdul Karim


Dusun Karang Kuripan Barat, Desa Kediri,
Kecamatan Kediri, Kabupaten Lombok Barat,
Provinsi Nusa Tenggara Barat.

2020
DOKUMEN
UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN
UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP

.
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, Allah SWT, atas
rakhmat dan hidayah-Nya DOKUMEN UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP dan
UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL-UPL) Rencana Usaha dan/atau
Kegiatan Pengembangan UPT-BLUD Puskesmas Kediri di Jl TGH. Abdul Karim, Dusun
Karang Kuripan Barat, Desa Kediri, Kecamatan Kediri, Kabupaten Lombok Barat, Provinsi
Nusa Tenggara Barat dapat disusun secara baik.
Dokumen UKL-UPL ini disusun sebagai amanat Pasal 2 ayat (1) Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan, yang
menyatakan bahwa “Setiap Usaha dan/atau Kegiatan yang wajib memiliki Amdal atau
UKL-UPL wajib memiliki Izin Lingkungan”. Sedangkan penyusunannya mengacu pada
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2012 tentang
Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup.
Dokumen UKL-UPL ini disusun sebagai salah satu kelengkapan untuk
memperoleh Izin Lingkungan, dan sebagai pedoman bagi pemrakarsa/ penanggung
jawab, dan pihak-pihak yang berkepentingan lainnya dalam pelaksanaan pengelolaan
dan pemantauan lingkungan hidup rencana usaha dan/atau kegiatan Pengembangan
UPT-BLUD Puskesmas Kediri ini.

Gerung, November 2020


Pemrakarsa/Penanggung Jawab,

drg. Hj. Ni Made Ambaryati, M. Kes


Kepala Dinas Kesehatan Lombok Barat

ii
DOKUMEN
UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN
UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP

.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................. ii

DAFTAR ISI .............................................................................................................. iii

DAFTAR GAMBAR .................................................................................................. iv

DAFTAR TABEL......................................................................................................... v

A. IDENTITAS PEMRAKARSA ................................................................................. 1

B. RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN ......................................................... 1

1. Nama Rencana Usaha dan/atau Kegiatan .................................................... 1

2. Lokasi Rencana Usaha dan/atau Kegiatan.................................................... 2

3. Skala/Besaran Rencana Usaha dan/atau Kegiatan....................................... 4

4. Garis Besar Komponen Rencana Usaha dan/atau Kegiatan......................... 7

C. DAMPAK LINGKUNGAN YANG DITIMBULKAN DAN UPAYA PENGELOLAAN


LINGKUNGAN HIDUP SERTA UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP .......... 27

1. TAHAP PRA-KONSTRUKSI............................................................................ 27

2. TAHAP KONSTRUKSI. .................................................................................. 30

3. TAHAP OPERASI. ......................................................................................... 42

4. TAHAP PASCA OPERASI............................................................................... 58

D. JUMLAH DAN JENIS IZIN PPLH YANG DIBUTUHKAN ...................................... 87

E. SURAT PERNYATAAN ...................................................................................... 88

F. DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 89

LAMPIRAN ............................................................................................................. 90

iii
DOKUMEN
UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN
UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP

.
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Lokasi Kegiatan Dalam Peta Wilayah Kabupaten Lombok Barat ........... 2
Gambar 2 Lokasi Kegiatan Dalam Peta Wilayah Kediri .......................................... 3
Gambar 3 Sket Lokasi Kegiatan dalam Foto Google Citra Satelit ........................... 3

iv
DOKUMEN
UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN
UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP

.
DAFTAR TABEL

Tabel 1 Bangunan Lama/ Eksisting UPT-BLUD Puskesmas Kediri.......................................... 4


Tabel 2 Bangunan Baru UPT-BLUD Puskesmas Kediri ........................................................... 4
Tabel 3 Jenis Rekomendasi dan perizinan Pengembangan UPT-BLUD Puskesmas Kediri. ... 9
Tabel 4 Jumlah dan Kualifikasi Tenaga Kerja pada Tahap Konstruksi Pembangunan. .......... 9
Tabel 5 Jenis Bahan/Material Yang Dibutuhkan Pada Tahap Konstruksi Pembangunan. .. 11
Tabel 6 Jenis peralatan yang dibutuhkan pada Tahap Konstruksi Pembangunan. ............ 12
Tabel 7 Tenaga Kerja Pada Tahap Operasi UPT-BLUD Puskesmas Kediri............................ 15
Tabel 8 Matrks Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan
(UKL-UPL) Rencana Usaha dan/atau Kegiatan Pengembangan UPT-BLUD
Puskesmas Kediri, di Desa Kediri, Kecamatan Kediri, Kabupaten Lombok Barat,
Provinsi Nusa Tenggara Barat............................................................................... 60
Tabel 9 Daftar Jumlah dan Jenis Izin Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
(PPLH) yang diperlukan. ....................................................................................... 87

v
DOKUMEN
UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN
UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP

.
DOKUMEN
UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN
UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL-UPL)
USAHA DAN/ATAU KEGIATAN PENGEMBANGAN UPT-BLUD PUSKESMAS KEDIRI

A. IDENTITAS PEMRAKARSA
Dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan
Hidup (UKL-UPL) Pengembangan UPT-BLUD Puskesmas Kediri, merupakan dokumen
lingkungan yang harus disusun didalam setiap pelaksanaan usaha dan/atau kegiatan
dalam rangka memberikan perlindungan terhadap lingkungan hidup, yang disusun oleh
pemrakarsa/penanggung jawab kegiatan:
1. Nama Pemrakarsa : Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Barat
2. Alamat : Jalan Gatot Subroto, Kecamatan Gerung,
Kabupaten Lombok Barat, Provinsi NTB.
3. Nama Penanggung jawab : drg. Hj. Ni Made Ambaryati, M. Kes
4. Alamat : Lingkungan Majelok RT 03004 Kelurahan
Pejanggik, Kecamatan Mataram, Kota
Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat.
5. Nomor Tlp/fax : (0370) 681 1430
6. E-mail : dinkeslobar@gmail.com

B. RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN


1. Nama Rencana Usaha dan/atau Kegiatan
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2012
tentang Izin Lingkungan Pasal 50 menyatakan bahwa Penanggung jawab Usaha
dan/atau Kegiatan wajib mengajukan permohonan perubahan Izin Lingkungan,
apabila Usaha dan/atau Kegiatan yang telah memperoleh Izin Lingkungan
direncanakan untuk dilakukan perubahan. Perubahan Usaha dan/atau Kegiatan
meliputi perubahan yang berpengaruh terhadap lingkungan hidup yaitu perluasan
lahan dan bangunan Usaha dan/atau Kegiatan yaitu UPT-BLUD Puskesmas Kediri
menambah Bangunan UPT-BLUD Puskesmas Kediri dan Rumah Dinas oleh karena
itu dokumen ini bernama Pengembangan UPT-BLUD Puskesmas Kediri.
1
DOKUMEN
UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN
UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP

.
2. Lokasi Rencana Usaha dan/atau Kegiatan
Rencana usaha dan/atau kegiatan Pengembangan UPT-BLUD Puskesmas Kediri
berlokasi di Jl TGH. Abdul Karim, Dusun Karang Kuripan Barat, Desa Kediri, Kecamatan
Kediri, Kabupaten Lombok Barat, Provinsi Nusa Tenggara Barat. Lokasi rencana usaha
dan/atau kegiatan yang dimaksud berada pada titik koordinat S = 8° 38’06.3” E = 116°
09’ 00.5”. Adapun batas-batas geografis lokasi rencana usaha dan/atau kegiatan
Pengembangan yang dimaksud, adalah:
- Sebelah Utara : Pasar Kediri
- Sebelah Selatan : Jalan
- Sebelah Timur : Jalan
- Sebelah Barat : Kantor Camat Kediri
Untuk memberikan gambaran mengenai lokasi rencana usaha dan/atau kegiatan
Pengembangan UPT-BLUD Puskesmas Kediri, berikut disajikan pada gambar peta
lokasi kegiatan dibawah ini:

Lokasi Kegiatan

Gambar 1 Lokasi Kegiatan Dalam Peta Wilayah Kabupaten Lombok Barat

2
DOKUMEN
UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN
UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP

Lokasi Kegiatan

Gambar 2 Lokasi Kegiatan Dalam Peta Wilayah Kediri

Lokasi Kegiatan

Gambar 3 Sket Lokasi Kegiatan dalam Foto Google Citra Satelit

3
DOKUMEN
UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN
UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP

.
3. Skala/Besaran Rencana Usaha dan/atau Kegiatan
a. Lahan
Lahan yang direncanakan sebagai tempat Pengembangan UPT-BLUD Puskesmas
Kediri yang berlokasi di Jl TGH. Abdul Karim, Dusun Karang Kuripan Barat, Desa
Kediri, Kecamatan Kediri, Kabupaten Lombok Barat, Provinsi Nusa Tenggara
Barat adalah seluas 3.435 m2 (34.35 are) sesuai dengan SHP No. 17 Pemegang
Hak Pemerintah Kabupaten Lombok Barat.
b. Bangunan
Bangunan yang direncanakan dalam rencana usaha dan/atau kegiatan
Pengembangan UPT-BLUD Puskesmas Kediri adalah seluas 1.779,91 m2 (17.79
are) dengan rincian luas bangunan dan fasilitas bangunan sebagai berikut:
1) Bangunan Lama/Eksisting
Luas Bangunan lama/eksisting yang terdapat di UPT-BLUD Puskesmas Kediri
adalah seluas 806,8 m2 (Lantai 2). Dengan rincian bangunan sebagai berikut:
Tabel 1 Bangunan Lama/ Eksisting UPT-BLUD Puskesmas Kediri.
No Ruangan/Fasilitas
1 Ruang UGD
2 Ruang Nifas
3 Ruang Neonatus
4 Ruang Bersalin
5 Poli KIA dan KB
6 Ruang Pasien Rawat Inap

2) Bangunan Baru
Luas Bangunan baru yang terdapat di UPT-BLUD Puskesmas Kediri adalah
seluas 973.11 m2. Dengan rincian bangunan sebagai berikut:
Tabel 2 Bangunan Baru UPT-BLUD Puskesmas Kediri
No Ruangan/Fasilitas
1 Dapur
2 Gudang Obat
3 Ruang Racik Obat
4 Apotek
5 Poli Lansia
6 Poli Anak
7 poli Umum
8 Poli Gigi
4
DOKUMEN
UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN
UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP

.
9 Ruang Tunggu
10 Ruang Administrasi
11 Ruang PKRM
12 Ruang Konseling
13 Ruang Vaksin
14 Ruang Rapat
15 Ruang Server Komputer
16 Ruang Bendahara
17 Ruang KepalaTata Usaha
18 Ruang Program UKM
19 Ruang Serbaguna (Aula)
20 Loby
21 Ruang Kepala Puskesmas
22 Musholla
23 Rumah Dinas Type 100
24 Rumah Dinas Type 50

c. Sarana Prasarana/Fasilitas
1) Sumber Daya Listrik
Pemakaian listrik direncanakan akan dipenuhi dari pasokan daya PT. PLN
(Persero), dengan kapasitas sebesar 23.000 watt, dan sebagai cadangan
direncanakan melalui pembangkit mandiri berupa genset/generator
sebanyak 1 (satu) unit, dengan kapasitas ouptut sebesar 15 Kva.
2) Air Bersih.
Sumber air bersih yang akan digunakan selama tahap konstruksi
Pengembangan dan tahap operasional UPT-BLUD Puskesmas Kediri
bersumber dari pasokan PT. Air Minum Giri Menang, dan sebagai cadangan
(buckup) melalui pemboran air bawah tanah (air tanah dalam).
a) Kebutuhan Air Bersih Pada Tahap Konstruksi.
Kebutuhan air bersih selama tahap konstruksi diperhitungkan
berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor
14/PRT/M/2010 tentang Standard Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan
Umum dan Penataan Ruang, yaitu 60 Liter/orang/ hari. Berdasarkan
standar yang ada, maka kebutuhan air bersih selama tahap konstruksi
per harinya sebesar 6360 liter atau 6,360 m³, yang diperoleh dari hasil
perhitungan: 106 orang x 60 liter = 6360 liter atau 6,360 m³, yang akan

5
DOKUMEN
UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN
UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP

.
dimanfaatkan untuk kebutuhan tenaga kerja maupun untuk kegiatan
konstruksi.
b) Kebutuhan Air Bersih Pada Tahap Operasional.
Air bersih pada tahap operasional diperlukan untuk sanitasi,
karyawan/analis, kegiatan teknis, dan pemeliharaan lingkungan.
Besarnya kebutuhan air bersih pada tahap operasional UPT-BLUD
Puskesmas Kediri menggunakan Juknis Ditjen Cipta Karya Departemen
Pekerjaan Umum, Tahun 2000 tentang Kebutuhan Air Sektor Domestik
dan Sektor Non Domestik untuk UPT-BLUD Puskesmas Kediri sebesar
2.000 Liter/Unit/Hari.
3) Sarana Pengelolaan Limbah.
Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) yang direncanakan oleh UPT-BLUD
Puskesmas Kediri, terdiri dari:
a) Kapasitas IPAL Domestik yang direncanakan.
Kapasitas Pengolahan : 20 m3/hari; 0,83 m3/jam;
13,83 liter/menit
BOD air limbah rata-rata : 300 mg/liter.
Konsentrasi SS : 300 mg/liter
Total efisiensi pengolahan : 90 - 95%
BOD air olahan : 20 mg/l
SS air olahan : 20 mg/l
b) Kelengkapan IPAL Domestik:
 Bak pemisah lemak/minyak (grease removal) dengan aliran gravitasi
sederhana, yang dilengkapai dengan bar screen pada bagian
inletnya. Memiliki kapasitas Pengolahan sebesar 20 m3/hari; atau
0,83 m3/jam; atau 13,83 liter/menit.
 Bak Equalisasi/Bak Sumur Pengumpul, dengan Waktu tinggal
di dalam bak (HRT) = 2 - 8 jam (JWWA dalam said, 2006), dengan
volume 1,6 m³.
 Bak Pengendapan Awal/Bak Sedimentasi Awal, dengan debit air
limbah sebesar 20 m3/hari, atau 0,83 m3/jam, atau 13,83

6
DOKUMEN
UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN
UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP

.
liter/menit, BOD masuk sebesar 300 mg/liter, efisiensi sebesar 20 %,
BOD keluar sebesar 240 mg/liter, waktu tinggal selama 2 jam dengan
volume 1,6 m³.
 Bak Biofilter Anaerob, dengan debit 20 m3/hari, BOD masuk 240
mg/liter, efisiensi 70%, BOD keluar 72 mg/liter, Beban BOD di dalam
air limbah sebesar 4,8 kg/hari, waktu tinggal selama 1,92 jam dan
volume 1,6 m³.
 Bak Biofilter Aerob, dengan debit air limbah 20 m3/hari, BOD
masuk 72 mg/liter, efisiensi 60%, BOD keluar 36 mg/liter, Beban
BOD di dalam air limbah 1,44 kg/hari, waktu tinggal 2,04 jam,
dan volume 1,7 m³.
 Bak Pengendapan Akhir/Bak Sedimentasi Akhir, dengan debit Air
Limbah 20 m3/hari atau 0,83 m3/jam atau 13,83 liter/menit, BOD
masuk 20 mg/liter, BOD keluar 20 mg/liter, waktu tinggal 2 jam,
dan volume 1,6 m³.

4. Garis Besar Komponen Rencana Usaha dan/atau Kegiatan


a. Kesesuaian Lokasi Rencana Kegiatan Dengan Tata Ruang
Ditinjau dan Peraturan Daerah Kabupaten Lombok Barat Nomor 11 Tahun 2011
Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Lombok Barat Tahun 2011-
2031, Lokasi kegitan Pengembangan Unit Pengelola Teknis-Badan Layanan
Umum Daerah UPT-BLUD Puskesmas Kediri berlokasi di Jl TGH. Abdul Karim,
Dusun Karang Kuripan Barat, Desa Kediri, Kecamatan Kediri, Kabupaten Lombok
Barat, Provinsi Nusa Tenggara Barat ini didasarkan pada pemenuhan pelayanan
dan penunjang derajat kesehatan bagi masyarakat sekitar.
b. Penjelasan Mengenai Persetujuan Perinsip atas Rencana Kegiatan
Secara prinsip rencana kegiatan Pengembangan UPT-BLUD Puskesmas Kediri
telah sesuai dengan:
1) Keputusan Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu
Pintu Kabupaten Lombok Barat Nomor: 503.A1/221/041/DPM-PTSP-

7
DOKUMEN
UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN
UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP

.
LB/III/2020 Tanggal 23 Maret 2020 tentang Izin Penggunaan dan
Pemanfaatan Tanah Untuk Pembangunan UPT-BLUD Puskesmas Kediri.
2) Keputusan Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu
Pintu Kabupaten Lombok Barat Nomor: 503.A2/233/39/DPM-PTSP-
LB/III/2020 Tanggal 30 Maret 2020 Tentang Izin Mendirikan Bangunan
c. Uraian Mengenai Komponen Rencana Kegiatan Yang Dapat Menimbulkan
Dampak Lingkungan
Rencana usaha dan/atau kegiatan Pengembangan UPT-BLUD Puskesmas Kediri,
dimulai sejak kegiatan penetapan lokasi sampai kemungkinan usaha dan/atau
kegiatan tidak berfungsi lagi dibagi kedalam 4 (empat) tahap, yaitu: Tahap Pra-
Konstruksi, Tahap Konstruksi, Tahap Operasi, dan Tahap Pasca Operasi, dengan
uraian kegiatan sebagai berikut:

TAHAP PRA-KONSTRUKSI
Tahap Pra-Konstruksi merupakan tahapan kegiatan sebelum pelaksanaan
kegiatan Pengembangan UPT-BLUD Puskesmas Kediri berlangsung, yakni:
1) Survey dan Sosialisasi.
Sebelum dilakukan Pengembangan UPT-BLUD Puskesmas Kediri, diawali
dengan kegiatan survey untuk melakukan kajian kesuaian lokasi rencana
usaha dan/atau kegiatan Pengembangan, baik menyangkut letak/posisi,
luasan dan struktur bangunan. Pada tahapan ini juga dilakukan koordinasi
dan sosialisasi dengan warga dan masyarakat di sekitar lokasi, dan bersama
instansi terkait yang ada di tingkat desa maupun kecamatan. Hal ini
dimaksudkan untuk memberikan informasi tujuan dan maksud yang ingin
dicapai dengan adanya keberadaan Pengembangan UPT-BLUD Puskesmas
Kediri.
2) Perizinan.
Berbagai perizinan yang dipersyaratkan dalam pelaksanaan rencana usaha
dan/atau kegiatan Pengembangan UPT-BLUD Puskesmas Kediri sesuai
ketentuan peraturan perundang- undangan yang berlaku, dimana
pemenuhannya telah dan sedang diupayakan oleh pemrakarsa, yang
dimulai sejak pengurusan rekomendasi sampai diperolehnya dokumen
8
DOKUMEN
UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN
UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP

.
perizinan di perangkat daerah yang membidangi sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku, seperti diuraikan pada Tabel 3 berikut.
Tabel 3 Jenis Rekomendasi dan perizinan Pengembangan UPT-BLUD Puskesmas
Kediri.
No. Jenis Rekomendasi/Perizinan Yang Mengeluarkan
1. Rekomendasi Pemanfaatan TKPRD Kab. Lombok Barat.
Ruang
2. Izin Peruntukan dan Penggunaan DPMPTSP Kab. Lombok Barat
Tanah (IPPT)
3. Rekomendasi Dokumen UKL-UPL DLH Kab. Lombok Barat
4. Izin Lingkungan DPMPTSP Kab. Lombok Barat
5. Izin Mendirikan Bangunan (IMB) DPMPTSP Kab. Lombok Barat
Sumber: Data Perencanaan Pengembangan UPT-BLUD Puskesmas Kediri.

TAHAP KONSTRUKSI
Tahap konstruksi merupakan tahapan kegiatan pelaksanaan pembangunan fisik,
dengan perkiraan waktu pelaksanaan sekitar 150 (seratus Lima puluh) hari
kalender atau 4 (Empat) bulan, terhitung sejak pembukaan dan persiapan lahan
sampai pekerjaan akhir, yang masing-masing dapat diuraikan sebagai berikut:
1) Penerimaan Tenaga Kerja.
Penerimaan tenaga kerja pada tahap konstruksi Pembangunan UPT-BLUD
Puskesmas Kediri, dengan prakiraan kebutuhan sebanyak 106 orang, baik
tenaga kerja dibidang managemen, administrasi, maupun tenaga kerja
pekerjaan teknis, seperti yang disajikan pada Tabel 4 berikut.
Tabel 4 Jumlah dan Kualifikasi Tenaga Kerja pada Tahap Konstruksi
Pembangunan.
No Kualifikasi Kebutuhan Asal
Pekerjaan (orang)
1. Kepala Proyek 2 Lombok Barat
2. Pengawas 2 Lombok Barat
3. Kepala Tukang 4 Lokal (setempat)
4. Tukang 51 Lokal (setempat)
5. Laden/Pembantu 47 Lokal (setempat)
Tukang
Jumlah 106
Sumber: Data Perencanaan Pengembangan UPT-BLUD Puskesmas Kediri

9
DOKUMEN
UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN
UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP

.
Penerimaan tenaga kerja dilakukan secara transparan dan selektif,
dilaksanakan di lokasi pembangunan, difasilitasi oleh kontraktor dan/atau
perangkat desa. Calon tenaga kerja pada tahap konstruksi dapat berasal dari
luar daerah dan/atau tenaga kerja yang berasal dari sekitar lokasi
(masyarakat setempat), dengan tetap mempersyaratkan keahlian atau
keterampilan yang dipersyaratkan. Dalam rangka perlindungan terhadap
tenaga kerja, ketentuan-ketentuan yang menyangkut Asuransi Jaminan
Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek), Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3),
penerapan Upah Minimum Regional (UMR) dan tunjangan lainnya bagi para
pekerja merupakan perhatian pemrakarsa sesuai dengan peraturan
perundang-undangan ketenagakerjaan yang berlaku.
2) Mobilisasi Peralatan dan Bahan/Material.
Berbagai perlatan dan bahan/material yang diperlukan dalam pelaksanaan
kegiatan pada tahap konstruksi akan dimobilisasi dari sumber ke lokasi
kegiatan, menggunakan armada angkutan darat jenis pickup dan/atau
dumptruk, dan armada angkutan lainnya.
Mobilisasi dilakukan secara bertahap sesuai kebutuhan dalam tahapan
pelaksanaan pembangunan, baik jenis maupun jumlah masing-masing
bahan/material. Dalam kegiatan mobilisasi, diperlukan adanya rambu
dan petugas pengatur lalu lintas di sekitar lokasi kegiatan, yang bertugas
untuk mengatur keluar masuknya kendaraan proyek. Untuk memperlancar
mobilisasi dan dalam upaya meminimalisasi adanya dampak terhadap
bangkitan lalu lintas direncanakan melakukan kerjasama dengan Dinas
Perhubungan Kabupaten Lombok Barat, Satpol PP Kabupaten Lombok Barat
dan/atau dengan Polsek Kediri. Berbagai bahan/material dan peralatan yang
akan domibilisasi, sebagai berikut:
a) Bahan/Material.
Bahan/material yang dibutuhkan dalam tahap konstruksi semaksimal
mungkin didatangkan dari supplyer lokal yang berada di sekitar lokasi
proyek atau kegiatan, dan apabila tidak tersedia baru diupayakan dari

10
DOKUMEN
UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN
UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP

.
supplyer yang ada di luar lokasi. Jenis bahan/material yang
direncanakan, seperti pada Tabel 5 berikut.
Tabel 5 Jenis Bahan/Material Yang Dibutuhkan Pada Tahap
Konstruksi Pembangunan.
No. Jenis Bahan/Material Sumber/Asal
1. Besi Beton berbagai ukuran Lombok Barat
2. Bahan-Bahan Galian Lombok Barat
3. Semen (Portland Cement) Lombok Barat
4. Keramik Lombok Barat
5. Pavin Block Lombok Barat
6. Spandek Lombok Barat
7. Bahan Sanitary Lombok Barat
8. Baja Ringan Lombok Barat
9. Bahan-Bahan Lainnya Lombok Barat
Sumber: Data Perencanaan Pengembangan UPT-BLUD Puskesmas Kediri

Sebelum menggunakan bahan/material yang akan digunakan untuk


pembangunan Pengembangan UPT-BLUD Puskesmas Kediri terlebih
dahulu melaksanakan pengujian di laboratorium pengujian bahan
bangunan yang sesuai dengan persyaratan dalam Peraturan Rancang
Bangun Konstruksi Bangunan Gedung di Indonesia. Untuk bahan non
lokal/ bahan toko menggunakan bahan dengan kualitas tinggi dan sesuai
dengan yang dipersyaratkan dalam SNI, sehingga diharapkan bangunan
Pengembangan UPT-BLUD Puskesmas Kediri dapat bertahan sesuai
dengan umur rencana.
b) Peralatan Kerja.
Peralatan kerja yang diperlukan pada tahap konstruksi yang akan
dimobilisasi, seperti yang disajikan pada Tabel 6 berikut.

11
DOKUMEN
UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN
UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP

.
Tabel 6 Jenis peralatan yang dibutuhkan pada Tahap Konstruksi
Pembangunan.
No. Jenis Peralatan Sumber/Asal
1. Damp Truck Angkutan Material Lombok Barat
2. Pneumatik Tired Roller Lombok Barat
3. Molen Pengaduk adonan beton Lombok Barat
4. Kereta Dorong Lombok Barat
5. Stager Lombok Barat
6. Generator/Genset Lombok Barat
Sumber: Data Perencanaan Pengembangan UPT-BLUD Puskesmas Kediri.

3) Persiapan Lahan/Area.
Lahan yang direncanakan sebagai tempat pembangunan merupakan lahan
persawahan/kebun, sehingga kondisi lahan/ tanah dalam keadaan belum
siap bangun. Kegiatan yang ada pada tahapan ini adalah melakukan
pembersihan (land clearing), pengurugan, perataan dan pemadatan tanah.
Kegiatan pembersihan (land clearing) dilakukan terhadap tanaman dan
pepohonan yang ada namun terbatas pada rencana tapak proyek. Material
hasil pembersihan dikumpulkan sesuai jenis masing-masing pada tempat
yang sudah disiapkan untuk tidak mengganggu pelaksanaan pekerjaan,
selanjutnya dimobilisasi pada TPS yang ada, atau dilakukan penimbunan
pada area kosong di sekitar proyek. Untuk kegiatan pengurugan sesuai
ketinggian yang direncanakan menggunakan material galian yang diperoleh
dari pemegang IUP, dan dilanjutkan dengan perataan dan pemadatan
menggunakan tenaga manusia dan peralatan mekanik.
4) Pembangunan dan Pengoperasian Direksi Kit.
Bangunan Direksi Kit berupa bangunan semi permanen perlu disiapkan
sebelum pelaksanaan kegiatan konstruksi dimulai, sebagai tempat
penyimpanan bahan/material dan peralatan, juga dapat digunakan
sebagai tempat istirahat bagi para pekerja. Bangunan Direksi Kit yang
direncakan relatif terbatas, berukuran 3,0 x 3,0 meter (9,0 m²), yang
posisinya berada di bagian tanah kosong yang ada di lahan rencana lokasi.

12
DOKUMEN
UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN
UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP

.
Ruang lingkup kegiatan pembangunan bersifat terbatas, baik penggunaan
bahan/material, peralatan maupun tenaga kerja.
5) Pembangunan Pengembangan Gedung UPT-BLUD Puskesmas Kediri
Pekerjaan fisik konstruksi bangunan gedung UPT-BLUD Puskesmas Kediri
dengan luas/volume keseluruhannya sebesar 858.9 m2, terdiri dari
bangunan/ruangan untuk manajemen, ruang pelayanan medis, dapur,
gudang, Rumah Dinas dan lainnya, seperti yang dijelaskan melalui Desain
Konstruksi Terlampir.
Bangunan yang direncanakan merupakan gedung permanen bertingkat
(lantai dua) dan Rumah Dinas sebanyak 2 Unit menggunakan bahan dengan
konstruksi pondasi batu kali/batu pecah, dan dinding menggunakan
pasangan batu-bata. Konstruksi bangunan dilengkapi dengan tulangan besi
untuk sloop, kolom dan ring yang diisi dengan coran beton, merupakan
campuran semen-kerikil/batu pecah- pasir (dengan komposisi 1:2:3).
Rangka kap atap menggunakan baja ringan, dan atap menggunakan
genteng. Sedangkan peralatan yang digunakan, disamping peralatan
pertukangan batu, peralatan pertukangan kayu, juga peralatan mekanik.
Kegiatan pembangunan fisik konstruksi bangunan gedung dimulai sejak
pekerjaan pengukuran/pematokan dan penggalian pondasi, pemasangan
batu, besi beton tulangan dan pengecoran pondasi, pekerjaan dinding,
pekerjaan rangka kap/atap, pekerjaan pemasangan atap, pekerjaan lantai,
pemasangan instalasi listrik, air, plesteran, pekerjaan pengecatan, dan
pekerjaan finishing lainnya. Pekerjaan pemasangan instalasi/jaringan
pembuangan limbah dan bak penampungan limbah, termasuk sanitasi dan
drainase merupakan bagian pekerjaan/kegiatan dalam tahap konstruksi ini.
6) Penatanaan Landscape dan RTH.
Pada lahan-lahan yang tidak dimanfaatkan sebagai lokasi/tempat
pembangunan konstruksi dimanfaatkan sebagai area parkir, taman, dan
ruang terbuka hijau (RTH)
Penggunaan bahan untuk area parkir direncanakan menggunakan material
paving block yang sudah tersedia di pasaran sesuai spesifikasi yang

13
DOKUMEN
UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN
UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP

.
ditetapkan minimal dengan standar kuat tekan fc. 250-300 sehingga mampu
menahan jenis-jenis kendaraan tertentu dengan tonase yang diizinkan.
Sedangkan penggunaan vegetasi untuk taman dan untuk pelindung/
peneduh, disamping konsep estetika, juga akan diupayakan dengan jenis
vegetasi yang mampu menyerap bahan-bahan oksidan (karbondiosida)
maupun partikel-partikel debu, antara lain seperti tanaman bambu hias,
angsana dan glodokan, sedangkan untuk jenis tanaman perdu/hias, antara
lain seperti kembang sepatu, bougenvile, dan lainnya.
Kegiatan penataan landscape dan RTH dimulai sejak pekerjaan
pengukuran/pematokan, perataan, pemadatan, penanaman vegetasi
(tanaman hias dan tanaman pelindung/peneduh) dilaksanakan saat
tahap Konstruksi telah selesai, pemasangan pavin block untuk areal parkir
dan jalan lingkungan di sekitar UPT-BLUD Puskesmas Kediri.
7) Pembersihan Lokasi dan Demobilisasi Peralatan/Sisa Material.
Setelah kegiataan pembangunan fisik bangunan gedung selesai, maka
langkah akhir yang dilakukan pemrakarsa sebelum memasuki masa operasi
adalah melakukan pembersihan lokasi dan demobilisasi peralatan dan sisa
material. Semua peralatan kerja yang sudah tidak digunakan lagi harus
dikumpulkan sampai tidak ada yang tertinggal, demikian juga halnya dengan
sisa-sisa bahan/material bangunan di sekitar areal proyek. Peralatan, sisa
material dan bongkaran bangunan direksi kit yang sudah dikumpulkan
selanjutnya didemobilisasi ke luar lokasi proyek dan ditempatkan pada
tempat yang sudah disiapkan agar tidak mengganggu lingkungan, dan
selanjutnya dimanfaatkan sesuai kondisi yang ada.
8) Pemboran Air Bawah Tanah.
Dalam upaya memenuhi kebutuhan air untuk keperluan UPT-BLUD
Puskesmas Kediri diperlukan sumber air bersih dari hasil pemboran air
bawah tanah (air tanah dalam) sebagai backup apabila pasokan air PDAM
Giri Menang mengalami gangguan. Proses pemboran air bawah tanah
dilaksanakan melalui mekanisme perizinan pada instansi yang berwenang,
dalam hal ini Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Nusa

14
DOKUMEN
UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN
UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP

.
Tenggara Barat. Pekerjaan pemboran dimulai sejak penetapan
lokasi/tempat berdasarkan data survey pendugaan geolistrik, survey
geolistrik, mobilisasi alat pemboran, pelaksanaan pemboran, demobilisasi
alat pemboran, pembersihan, pemasangan pompa dan jaringan/perpipaan,
dan pemanfaatannya.
9) Pemutusan Hubungan Kerja.
Pemutusan hubungan kerja pada tahap konstruksi lumrah terjadi manakala
kegiatan sudah pencapai 100% atau pada progres untuk item pekerjaan
dianggap sudah selesai, dan dapat dilakukan secara serentak, atau dilakukan
secara bertahap sepanjang kegiatan konstruksi berjalan. Pemutusan
hubungan kerja akan dilakukan berdasarkan hasil evaluasi terhadap
kegiatan fisik konstruksi yang ada, dilakukan secara musyawarah/mufakat
dan transparan, serta sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.

TAHAP OPERASI
Tahap operasi merupakan tahapan penggunaan dan pemanfaatan sarana dan
prasarana UPT-BLUD Puskesmas Kediri yang terbangun, baik untuk kegiatan-
kegiatan manajemen, administrasi maupun layanan teknis. Kegiatan-kegiatan
UPT-BLUD Puskesmas Kediri yang termasuk didalam tahap operasi ini, sebagai
berikut:
1) Penerimaan Tenaga Kerja.
Tenaga kerja dalam pengelolaan UPT-BLUD Puskesmas Kediri, baik tenaga
kerja yang menangani kegiatan menejemen/administrasi dan layanan teknis
berasal dari masyrakat sekitar lokasi yang memiliki kompetensi dibidangnya.
Adapun tenaga kerja yang ada pada UPT-BLUD Puskesmas Kediri pada tahap
operasional ini sebanyak 55 orang, seperti pada Tabel 7 berikut.

15
DOKUMEN
UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN
UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP

.
Tabel 7 Tenaga Kerja Pada Tahap Operasi UPT-BLUD Puskesmas Kediri.
No. Tenaga Kerja Jumlah (orang)
1. Kapus 1
2. KTU 1
3. Dokter Umum 2
4. Dokter Gigi 1
5. Perawat 16
6. Bidan 14
7. Kesmas 2
8. Kesling 2
9. Gizi 4
10 Lab 1
11. Farmasi 2
12. Tenaga Akuntan 1
13. Sopir 1
14. CS 2
15. Tukang Kebun 1
16. Admin Kes 3
17. Penjaga Malam 1
Jumlah 55
Sumber: UPT-BLUD Puskesmas Kediri

2) Operasional Manajemen/Administrasi.
Dalam rangka berjalannya aktifitas UPT-BLUD Puskesmas Kediri, maka
perkantoran yang melaksanakan fungsi manajemen dan administratif,
meliputi fungsi perencanaan, pengorganisasian, penganggaran,
pelaksanaan dan pengawasan (kontrol). Dalam pelaksanaan kegiatan
manajemen dan administratif, komponen sumber daya manusia (SDM)
sebagai subyek memegang peranan penting dan strategis, karena kemajuan
suatu rencana usaha dan/atau kegiatan sangat dipengaruhi oleh seberapa
mampunya komponen ini dalam berkerja. Dalam pelaksanaan fungsi
manajemen dan administrasi dapat menimbulkan berbagai permasalahan
dan dampak terhadap lingkungan, baik secara internal maupun eksternal
yang harus diantisipasi dan dikelola secara baik.

16
DOKUMEN
UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN
UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP

.
3) Operasional UPT-BLUD Puskesmas Kediri.
UPT-BLUD Puskesmas Kediri yang berfungsi sebagain unit layanan kesehatan
bagi masyarakat (publik), baik layanan checkup maupun layanan rawat jalan
maupun rawat inap. Adapun tahapan kegiatan layanan, dapat dijelaskan
sebagai berikut:
a) Kegiatan Layanan Medis
 Layanan Tindakan Darurat.
Layanan tindakan darurat dilakukan di dalam Unit Gawat Darurat
(UGD), yaitu salah satu bagian layanan medis yang ada di UPT-BLUD
Puskesmas Kediri, yang menyediakan penanganan awal bagi pasien
yang memerlukan penanganan cepat dan tepat. Penanganan pasien
di UGD, antara lain penerimaan pasien, pengadministrasian,
pemeriksaan pasien, dan tindakan medis awal atau Basic Live
Support (BLS). Selanjutnya penanganan dilakukan oleh dokter jaga
dan dilakukan tindakan medis lanjutan sesuai kondisi pasien dan
hasil diagnose dokter.
 Layanan Reguler
Layanan regular merupakan layanan pasien melalui mechanisme
regular atau bukan tindakan darurat.
○ Penerimaan Pendaftaran

Masyarakat sebagai pungguna jasa layanan kesehatan yang lebih


dikenal dengan “pasien” memandang UPT-BLUD Puskesmas
Kediri merupakan salah satu unit pelayanan kesehatan, yang
dapat memberikan jasa layanan sesuai standar layanan medis
yang ditetapkan dan “terakreditasi”. Berdasarkan kebutuhan
akan layanan jasa itulah maka masyarakat atau “pasien”
melakukan pendaftaran pada unit layanan berupa loket
pendaftaran yang dilengkapi dengan petugas dan kelengkapan
administrasi.
Pada loket pendaftaran dilakukan pengadministrasian, baik
menyangkut identitas pasien maupun keperluan layanan yang

17
DOKUMEN
UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN
UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP

.
diinginkan. Selanjutnya pada loket pendaftaran “pasien”
memperoleh kartu yang akan diserahkan kepada unit kerja
layanan medis.
○ Layanan Medis.

Adapun tahapan layanan medis pada UPT-BLUD Puskesmas


Kediri, dapat dijelaskan, sebagai berikut:
- Berdasarkan kartu pendaftaran yang diserahkan, petugas
penerima layanan pada setiap unit layanan medis melakukan
pengadministrasi.
- Pemanggilan kepada setiap “pasien” untuk menerima
layanan medis sesuai nomor urut atau nomor antrian yang
ada.
- Setiap “pasien” menerima layanan, baik menyangkut
tahapan, tindakan, biaya, serta waktu sesuai Standar
Operasional Prosedur (SOP) yang ditetapkan.
- Pemeriksaan terhadap “pasien” sesuai keluhan dan
keterangan yang diberikan, dan diberikan diagnose untuk
mendapatkan data dan informasi gejala yang ada pada setiap
pasien.
- Keputusan terhadap tindakan untuk setiap “pasien”
ditetapkan berdasarkan hasil diagnosa, menyangkut apakah
“pasien” memperoleh tindakan medis melalui rawat jalan
atau melalui rawat inap.
- Rawat Jalan.
 Rawat jalan merupakan tindakan medis terhadap pasien
tanpa menginap di UPT-BLUD Puskesmas Kediri. Pada
umumnya tindakan ini diberikan berdasarkan analisa dan
diagnosa tidak memerlukan penanganan secara intensip.
 Pasien diberikan resep obat untuk diserahkan ke Apotek
atau loket obat.

18
DOKUMEN
UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN
UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP

.
- Rawat Inap.
 Rawat inap merupakan tindakan medis terhadap pasien
dengan cara menginap di UPT-BLUD Puskesmas Kediri.
Pada umumnya tindakan ini diberikan berdasarkan
analisa dan diagnosa memerlukan penanganan medis
secara intensif.
 Pasien diberikan surat pengantar rawat inap yang akan
diserahkan ke bagian atau unit rawat inap.
 Oleh petugas pada bagian atau unit rawat inap dilakukan
pengadministrasi, selanjutnya penempatan pada kamar
rawat inap sesuai jenis kelamin dan jenis penyakit yang
diderita pasien.
 Selama menjalankan tindakan rawat inap, pasien akan
memperoleh layanan medis, layanan makan-minum, dan
layanan lainnya sesuai ketentuan yang ditetapkan UPT-
BLUD Puskesmas Kediri.
b) Pembersihan, Sterilisasi dan Penyimpanan Peralatan.
Beberapa jenis peralatan ada yang hanya digunakan dalam satu kali
pemakaian, dan ada juga jenis peralatan yang digunakan berulang kali.
Peralatan jenis inilah yang perlu ditangani secara baik, menyangkut
pembersihan dan sterilasi maupun penyimpanan. Aspek sterilitas suatu
peralatan dan ruangan menjadi factor utama dan penting dalam unit
layanan kesehatan, seperti halnya UPT-BLUD Puskesmas Kediri.
Kegiatan pembersihan dan sterilisasi dilaksanakan sesuai pedoman yang
ditetapkan, baik menyangkut tempat, bahan, maupun tata cara atau tata
laksana. Demikian juga halnya dengan penyimpanan peralatan medis.
c) Pembersihan dan Sterilisasi Ruangan.
Pembersihan dan sterilisasi ruangan layanan medis dan ruangan
manajemen/administrasi dalam unit layanan kesehatan seperti
halnya UPT-BLUD Puskesmas Kediri menjadi salah satu kegiatan yang
penting dalam upaya menjaga lingkungan dalam kondisi hygienis dan

19
DOKUMEN
UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN
UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP

.
meminimalisasi keberadaan dan penyebaran mikroba pembawa
penyakit, menggunakan desinfektan yang ramah lingkungan.
d) Operasional Peralatan Permesinan.
Penggunaan peralatan permesinan dalam kegiatan operasional UPT-
BLUD Puskesmas Kediri, baik peralatan permesinan berupa pompa air,
kendaraan (armada), generator/genset, dan peralatan permesinan
lainnya harus dikelola secara baik.
Penggunaan permesinan dalam operasional UPT-BLUD Puskesmas Kediri
dapat menimbulkan pencemaran udara akibat adanya asap/gas
peralatan seperti generator/genset.
e) Pengolahan Limbah.
 Limbah Cair.
Limbah cair yang diperkirakan dihasilkan oleh UPT-BLUD Puskesmas
Kediri, terdiri dari limbah cair medis (B3) dan limbah cair domestic.
o Limbah Cair Medis (B3).
Limbah cair yang dihasilkan oleh UPT-BLUD Puskesmas Kediri
berupa air buangan yang berasal dari aktifitas layanan medis,
yang dikategorikan sebagai limbah cair medis yang bersifat
infeksius. Limbah cair medis harus diolah terlebih dahulu
sebelum dibuang ke badan air penerima agar tidak mencemari
lingkungan. Untuk menghindari adanya cross infection bagi
pengunjung UPT-BLUD Puskesmas Kediri, manajemen/staff UPT-
BLUD Puskesmas Kediri, dan penduduk sekitarnya, maka limbah
medis cair disalurkan dan diolah ke IPAL yang tersedia dan sesuai
dengan standard pengolahan air limbah untuk Puskesmas atau
Rumah Sakit. IPAL ini berupa sistem pengolahan gabungan
antara anaerobik (berisi media biofilter), aerobik (tangki aerasi),
dan desinfektan. Dimensi IPAL disesuaikan dengan kapasitas
limbah cair yang dihasilkan Laboratorium. Perhitungan limbah
cair UPT-BLUD Puskesmas Kediri pada tahap operasi dapat
dihitung sebagai berikut:

20
DOKUMEN
UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN
UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP

.
- Kebutuhan air bersih tahap operasi, yakni: 2 m3/hari.
- Jumlah air limbah yang dihasilkan, yakni: 80% dari jumlah air
bersih
- Total jumlah air limbah, yakni: 80% x 2 m3/hari = 1,6 m3/hari
Kebutuhan air bersih dan jumlah air limbah yang dihasilkan pada
tahap operasi, dapat dijelaskan melalui bagan pada Gambar 4
berikut.
Rencana pengelolaan air limbah UPT-BLUD Puskesmas Kediri
dilakukan melalui pengolahan pada IPAL Paket yang tersedia,
dengan menggunakan teknologi bioreaktor anaerob-aerob
ditambah dengan klorinasi, yang secara sederhana.
o Limbah Cair Domestik
Limbah cair domestik dapat dibagi menjadi limbah cair grey
water yang berasal dari kamar mandi, tempat mencuci, dan
dapur. Juga dapat berupa black water yaitu limbah yang berasal
dari WC. Pengelolaan limbah cair domestik dengan cara limbah
dialirkan melalui sistem perpipaan disalurkan dan diolah ke IPAL
yang sudah tersedia dan sesuai dengan standard pengolahan air
limbah cair domestik.
Limbah-limbah tersebut diolah melalui Instalasi Pembuangan Air
Limbah (IPAL) dengan syarat wajib memenuhi Baku Mutu Limbah
Cair dan syarat teknis lainnya seperti:
- Melakukan pengelolaan limbah cair sehingga mutu limbah cair
yang dibuang ke lingkungan tidak melampaui Baku Mutu Limbah
Cair yang telah ditetapkan;
- Membuat saluran pembuangan limbah cair yang kedap air
sehingga tidak terjadi perembesan limbah cair ke lingkungan;
- Memasang alat ukur debit atau laju alir limbah cair dan
melakukan pencatatan debit harian limbah cair tersebut;

21
DOKUMEN
UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN
UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP

.
- Tidak melakukan pengeceran limbah cair, termasuk
mencampurkan buangan air bekas pendingin ke dalam aliran
pembuangan limbah cair;
- Memeriksakan kadar parameter Baku Mutu Limbah Cair
sebagaimana tersebut secara periodik sekurang-kurangnya satu
kali dalam sebulan;
- Memisahkan saluran pembuangan limbah cair dengan saluran
limpahan air hujan;
- Melakukan pencatatan produksi bulanan senyatanya;
- Menyampaikan laporan tentang catatan debit harian, kadar
parameter Baku Mutu Limbah Cair, produksi bulanan senyatanya
sekurang-kurangnya tiga bulan sekali kepada Kepala Kepala DLH
Kabupaten Lombok Barat, dan instansi teknis yang membidangi
industri lain yang dianggap perlu sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Disamping itu limbah akan dibuang ke Badan air atau lingkungan
wajib mendapatkan Izin Pembuangan Limbah Cair (IPLC) yang akan
diajukan Ke Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Lombok Barat dan
akan mematuhi segala ketentuan dalam izin serta akan membuat
rencana penanggulangan pencemaran air pada keadaan darurat dan
atau keadaan yang tidak terduga lainnya.
 Limbah Padat.
Limbah padat yang dihasilkan dari operasional UPT-BLUD Puskesmas
Kediri, terdiri atas Limbah Medis (B3) dan sampah non medis
(domestik).
Limbah medis (B3) yang dihasilkan berupa spuit, bekas media
sampel, jarum bekas, dan lainnya. Sedangkan sampah non medis
terdiri dari sampah organik dan anorganik. Sampah organik berasal
dari sisa-sisa makanan, dan sampah anorganik berupa plastik bekas,
kertas, botol air minum, dan lain-lain.

22
DOKUMEN
UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN
UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP

.
Penampungan sampah dari kegiatan UPT-BLUD Puskesmas Kediri
direncanakan menyediakan fasilitas tempat sampah tertutup dan
terpisah yang memisahkan antara jenis sampah organik dan
anorganik. Kemudian untuk pembuangannya akan dikoordinasikan
dengan masyarakat setempat.
Sedangkan sampah medis (B3) dikelola dengan cara menyimpan di
Tempat Penyimpanan Sementara (TPS) Limbah B3 setelah
mengajukan dan mendapatkan izin dari Dinas Lingkungan Hidup
Kabupaten Lombok Barat. Untuk kelanjutan Limbah B3, semua
Limbah B3 akan di berikan kepada Pihak Ke-3 yang telah memiliki
izin.
Adapun syarat teknis TPS yang dibuat adalah:
- Memiliki rancang bangun dan luas ruang penyimpanan yang
sesuai dengan jenis, karakteristik dan jumlah limbah B3 yang
dihasilkan/akan disimpan;
- Terlindung dari masuknya air hujan baik secara langsung maupun
tidak langsung;
- Dibuat tanpa plafon dan memiliki sistem ventilasi udara yang
memadai untuk mencegah terjadinya akumulasi gas di dalam
ruang penyimpanan, serta memasang kasa atau
- Bahan lain untuk mencegah masuknya burung atau binatang
kecil lainnya ke dalam ruang penyimpanan;
- Memiliki sistem penerangan (lampu/cahaya matahari) yang
memadai untuk operasional penggudangan atau inspeksi rutin.
Jika menggunakan lampu, maka lampu penerangan harus
dipasang minimal 1 meter di atas kemasan denqan sakelar (stop
contact) harus terpasang di sisi luar bangunan;
- Dilengkapi dengan sistem penangkal petir;
- Pada bagian luar tempat penyimpanan diberi penandaan
(simbol) sesuai dengan tata cara yang berlaku.

23
DOKUMEN
UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN
UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP

.
- Lantai bangunan penyimpanan harus kedap air, tidak
bergelombang, kuat dan tidak retak. Lantai bagian dalam dibuat
melandai turun kearah bak penampungan dengan kemiringan
maksimum 1%. Pada bagian luar bangunan, kemiringan lantai
diatur sedemikian rupa sehingga air hujan dapat mengalir kearah
menjauhi bangunan penyimpanan.
- Sarana lain yang harus tersedia adalah: Peralatan dan sistem
pemadam kebakaran; Pagar pengaman; Pembangkit listrik
cadangan; Fasilitas pertolongan pertama; Peralatan komunikasi;
Gudang tempat penyimpanan peralatan dan perlengkapan; Pintu
darurat; Alarm dan Penangkal Petir.
 Sampah.
Sampah berasal dari sisa-sisa makanan, kertas pembungkus, kardus
pembungkus, plastik pembungkus, sisa-sisa pemeliharaan tanaman
(daun, ranting dll) Tiap hari dengan asumsi 1 orang menghasilkan
sampah sebesar 0,7–0,8 kg/hari (SNI 19-39883-1995), maka
diprediksi timbulan sampah pada tahap operasional UPT-BLUD
Puskesmas Kediri sebanyak 54,60 kg per hari, yang diperoleh dari:
Sampah Tenaga Kerja (Karyawan)
Timbulan sampah = 55 orang (karyawan) x 0,7 kg/hari/ orang =
38,5kg/hari atau Sampah Pengunjung (Pengguna Jasa.)
Timbulan sampah = 25 orang (Pengguna Jasa) x 0,7 kg/hari/ orang
= 17,50 kg/hari.
f) Pencegahan dan Penanganan Kebakaran.
Pencegahan kebakaran adalah usaha mewaspadai akan faktor-faktor
penyebab munculnya atau terjadinya kebakaran, dan mengambil
langkah-langkah untuk mengantisipasi dan mencegah kemungkinan
terjadinya kebakaran. Pencegahan kebakaran membutuhkan suatu
program pen didikan dan pengawasan, termasuk pengawasan
karyawan, rencana pemeliharaan yang cermat dan teratur atas
bangunan dan kelengkapannya, inspeksi/pemeriksaan, penyediaan dan

24
DOKUMEN
UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN
UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP

.
penempatan peralatan pemadam kebakaran termasuk pemeliharaanya,
baik dari segi siap-pakainya maupun dari segi mudah dicapai
(jangkauannya).
UPT-BLUD Puskesmas Kediri harus dilengkapi dengan fasilitas pemadam
kebakaran dan hydrant, sehingga ketiga kelas kebakaran dapat diatasi
secara tepat dan cepat, disebabkan karena setiap jenis dan sumber
kebakaran harus ditangani dengan peralatan yang memiliki bahan yang
berbeda. Untuk lebih jelasnya gambaran mengenai jenis kebakaran
sebagai berikut:
 Kebakaran Kelas A.
Kebakaran yang disebabkan oleh benda-benda padat, misalnya
kertas, kayu, plastik, karet, busa dan lain- lainnya. Media
pemadaman kebakaran yang digunakan berupa air, pasir, karung
goni yang dibasahi, dan alat pemadam kebakaran (APAR) atau racun
api tepung kimia kering (DCP).
 Kebakaran Kelas B.
Kebakaran yang disebabkan oleh benda-benda yang mudah terbakar
berupa cairan, misalnya bensin, solar, minyak tanah, spirtus, biogas,
dan lain-lainnya. Media pemadaman kebakaran yang digunakan
untuk kelas ini berupa pasir dan alat pemadam kebakaran (APAR)
atau racun api tepung kimia kering (DCP). Dilarang memakai air
untuk jenis ini karena berat jenis air lebih berat dari pada berat jenis
bahan diatas sehingga apabila menggunakan air maka kebakaran
akan melebar kemana-mana.
 Kebakaran Kelas C.
Kebakaran yang disebabkan oleh listrik. Media pemadaman
kebakaran untuk kelas ini berupa alat pemadam kebakaran (APAR)
atau racun api tepung kimia kering (DCP). Matikan dulu sumber
listrik agar aman dalam memadamkan kebakaran.
Beberapa bahan dan alat pencegahan kebakaran dan langkah-
langkah pencegahan:

25
DOKUMEN
UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN
UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP

.
o Penyediaan APAR/Fire Extinguishers/Racun Api.
Peralatan ini merupakan peralatan reaksi cepat yang multi guna
karena dapat dipakai untuk jenis kebakaran kelas A, B dan C.
Peralatan ini mempunyai berbagai ukuran berat, sehingga dapat
ditempatkan sesuai dengan bersar-kecilnya resiko kebakaran
yang mungkin timbul di daerah tersebut, tempat penimbunan
bahan bakar dengan tabung racun api dengan ukuran 5 – 68 kg.
Bahan yang ada dalam tabung pemadam api tersebut ada yang
terbuat dari kimia kering, foam/busa CO2.
o Langkah-langkah Pencegahan Kebakaran.
Setelah mengetahui pengklasifikasian, prinsip pemadaman dan
perlengkapan pemadaman suatu kebakaran maka pemrakarsa
harus bisa mengelola kesemuanya itu menjadi suatu sistem
manajemen/ pengelolaan pencegahan bahaya kebakaran.
Langkah-langkah untuk pencegahannya.
g) Pemeliharaan Taman dan Ruang Terbuka Hijau (RTH).
Dalam upaya terciptanya lahan terbuka yang hijau dan asri, maka
diperlukan kegiatan pemeliharaan taman dan ruang terbuka hijau.
Kegiatan-kegiatan yang termasuk didalamnya, meliputi pembersihan
dari kotoran dan rerumputan/gulma, pemangkasan, pemupukan dan
penggantian vegetasi. Kegiatan pemeliharaan dimaksud menghasilkan
limbah padat dan sampah, yang harus dikelola secara baik.

TAHAP PASCA OPERASI.


Tahap pasca operasi merupakan tahap dimana asset UPT-BLUD Puskesmas
Kediri tidak berfungsi lagi, dengan kegiatan sebagai berikut:
1) Pemutusan Hubungan Kerja.
Dengan tidak berfungsinya lagi UPT-BLUD Puskesmas Kediri dengan
berbagai sebab, pada tahap ini akan berdampak terhadap hilangnya
kesempatan kerja para tenaga kerja yang selama ini ikut mendukung
operasional UPT-BLUD Puskesmas Kediri. Hilangnya kesempatan kerja juga

26
DOKUMEN
UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN
UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP

.
mengakibatkan hilangnya atau berkurangnya pendapatan masyarakat
disekitarnya. Aktivitas yang terkait persoalan ketenagakerjaan akan
memunculkan sikap dan persepsi negatif masyarakat dan berpotensi
menimbulkan dampak gangguan keamanan dan ketertiban dan keresahan
masyarakat
2) Peningggalan Asset.
Dengan tidak berfungsinya UPT-BLUD Puskesmas Kediri, yang diakibatkan
oleh berbagai sebab, maka secara otomatis tidak terdapat lagi
aktifitas/kegiatan di dalamnya. Kondisi ini akan menyebabkan bangunan
gedung dan fasilitas yang ada tidak terurus dan terpelihara, yang
berpengaruh terhadap konstruksi bangunan akan menjadi rusak, kumuh,
dan kotor apabila tidak dikelola secara baik. Dalam upaya untuk penanganan
terhadap asset yang tidak beroperasi lagi, maka harus melalui penugasan
tenaga khusus untuk menjaga dan melakukan pemeliharaan fisik bangunan
dan fasilitas yang ada, melakukan pengawasan (kontrol) secara periodik,
serta melakukan pemulihan terhadap lingkungan di sekitarnya.

C. DAMPAK LINGKUNGAN YANG DITIMBULKAN DAN UPAYA PENGELOLAAN


LINGKUNGAN HIDUP SERTA UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
Berdasarkan uraian pada bab-bab sebelumnya, maka rencana usaha dan/atau kegiatan
Pengembangan UPT-BLUD Puskesmas Kediri di Jl TGH. Abdul Karim, Dusun Karang
Kuripan Barat, Desa Kediri, Kecamatan Kediri, Kabupaten Lombok Barat, Provinsi Nusa
Tenggara Barat, diperkirakan akan menimbulkan dampak terhadap lingkungan,
sehingga harus dilakukan pengelolaan dan pemantauan secara baik sesuai dengan
ketentuan yang berlaku, sebagai berikut:
1. TAHAP PRA-KONSTRUKSI.
Uraian mengenai dampak yang ditimbulkan, upaya pengelolaan, upaya
pemantauan dan institusi pelaksana, institusi pengawasan dan institusi penerimaan
laporan pada Tahap Pra-Konstruksi dapat diuraikan, sebagai berikut:

27
DOKUMEN
UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN
UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP

.
a. Survey dan Sosialisasi
1) Dampak Lingkungan Yang Ditimbulkan
a) Sumber Dampak
Survey dan sosialisasi
b) Jenis Dampak
Persepsi positif masyarakat
c) Besaran Dampak
Persepsi positif masyarakat sekitar 80%
2) Bentuk Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup
a) Tujuan Pengelolaan
Untuk menjaga dan meningkatkan persepsi positif masyarakat
b) Bentuk Upaya Pengelolaan
Memberikan pemahaman dan informasi yang jelas kepada masyarakat
dan melaksanakan penetapan lokasi sesuai ketentuan yang berlaku
c) Lokasi Pengelolaan
Jl TGH. Abdul Karim, Dusun Karang Kuripan Barat, Desa Kediri,
Kecamatan Kediri, Kabupaten Lombok Barat, Provinsi Nusa Tenggara
Barat
d) Periode Pengelolaan
Pada saat proses survey dan sosialisasi berlangsung
3) Bentuk Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
a) Bentuk Upaya Pemantauan.
Melakukan pengamatan kepada masyarakat di sekitar lokasi dan
melakukan wawancara dengan tokoh agama dan tokoh masyarakat.
b) Lokasi Pemantauan.
Jl TGH. Abdul Karim, Dusun Karang Kuripan Barat, Desa Kediri,
Kecamatan Kediri, Kabupaten Lombok Barat, Provinsi Nusa Tenggara
Barat.
c) Periode Pemantauan.
Pada saat proses survey dan sosialisasi berlangsung.

28
DOKUMEN
UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN
UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP

.
4) Institusi Pengelola dan Pemantauan Lingkungan Hidup.
a) Institusi Pelaksana Pengelolaan dan Pemantauan.
UPT-BLUD Puskesmas Kediri
b) Institusi Pengawasan atas Pelaksanaan Pengelolaan dan Pemantauan.
Dinas Lingkungan Hidup Kab. Lombok Barat, Dinas Kesehatan Kab.
Lombok Barat, BPKAD Kab. Lombok Barat, Inspektorat Kab. Lombok
Barat, Camat Kediri, dan Kepala Desa Kediri.
c) Institusi Penerima Pelaporan berkala Hasil Pelaksanaan Pengelolaan dan
Pemantauan Lingkungan.
Dinas Lingkungan Hidup Kab. Lombok Barat, dan Dinas Kesehatan Kab.
Lombok Barat.

b. Perizinan
1) Dampak Lingkungan Yang Ditimbulkan.
a) Sumber Dampak.
Perizinan.
b) Jenis Dampak.
Persepsi positif dari masyarakat.
c) Besaran Dampak.
Sebagian besar masyarakat berpersepsi positif.
2) Bentuk Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup.
a) Tujuan Pengelolaan.
Untuk mempertahankan persepsi positif masyarakat.
b) Bentuk Upaya Pengelolaan.
Melakukan pendekatan social dan budaya, serta melengkapi dokumen
perizinan secara lengkap.
c) Lokasi Pengelolaan.
Jl TGH. Abdul Karim, Dusun Karang Kuripan Barat, Desa Kediri,
Kecamatan Kediri, Kabupaten Lombok Barat, Provinsi Nusa Tenggara
Barat.

29
DOKUMEN
UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN
UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP

.
d) Periode Pengelolaan.
Selama proses perizinan berlangsung.
3) Bentuk Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup.
a) Bentuk Upaya Pemantauan.
Melakukan pengamatan (observasi) dan wawancara langsung dengan
masyarakat.
b) Lokasi Pemantauan.
Jl TGH. Abdul Karim, Dusun Karang Kuripan Barat, Desa Kediri,
Kecamatan Kediri, Kabupaten Lombok Barat, Provinsi Nusa Tenggara
Barat.
c) Periode Pemantauan.
Selama proses perizinan berlangsung.
4) Institusi Pengelola dan Pemantauan Lingkungan Hidup.
a) Institusi Pelaksana Pengelolaan dan Pemantauan.
UPT-BLUD Puskesmas Kediri.
b) Institusi Pengawasan atas Pelaksanaan Pengelolaan dan Pemantauan.
Dinas Lingkungan Hidup Kab. Lombok Barat, Dinas Kesehatan Kab.
Lombok Barat, DPMPTSP Kab. Lombok Barat, Inspektorat Kab. Lombok
Barat, Satpol PP Kab. Lombok Barat, Camat Kediri, dan Kepala Desa
Kediri.
c) Institusi Penerima Pelaporan Berkala Hasil Pelaksanaan Pengelolaan dan
Pemantauan Lingkungan.
Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Lombok Barat, dan Dinas Kesehatan
Kab. Lombok Barat.

2. TAHAP KONSTRUKSI.
a. Penerimaan Tenaga Kerja.
1) Dampak Lingkungan Yang Ditimbulkan.
a) Sumber Dampak.
Penerimaan tenaga kerja.

30
DOKUMEN
UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN
UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP

.
b) Jenis Dampak.
Terbukanya kesempatan bekerja, dan timbulnya kecemburuan sosial
masyarakat.
c) Besaran Dampak.
- Terbukanya kesempatan bekerja sebanyak 106 orang.
- Kecemburuan sosial sekitar 20%.
2) Bentuk Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup.
a) Tujuan Pengelolaan.
Untuk mengurangi dan/atau menghilangkan kecemburuan sosial
masyarakat.
b) Bentuk Upaya Pengelolaan.
- Melakukan pendekatan sosial dan budaya kepada masyarakat dan
memberikan penjelasan mengenai peluang kerja yang ada.
- Mengutamakan tenaga kerja setempat sesuai bidang pekerjaan dan
keahlian, dan dilakukan secara transparan.
c) Lokasi Pengelolaan.
Jl TGH. Abdul Karim, Dusun Karang Kuripan Barat, Desa Kediri,
Kecamatan Kediri, Kabupaten Lombok Barat, Provinsi Nusa Tenggara
Barat.
d) Periode Pengelolaan.
Pada saat proses penerimaan tenaga kerja berlangsung.
3) Bentuk Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup.
a) Bentuk Upaya Pemantauan.
Melakukan pengamatan (observasi) dan wawancara langsung dengan
masyarakat.
b) Lokasi Pemantauan.
Jl TGH. Abdul Karim, Dusun Karang Kuripan Barat, Desa Kediri,
Kecamatan Kediri, Kabupaten Lombok Barat, Provinsi Nusa Tenggara
Barat.
c) Periode Pemantauan.
Pada saat proses penerimaan tenaga kerja berlangsung.

31
DOKUMEN
UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN
UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP

.
4) Institusi Pengelola dan Pemantauan Lingkungan Hidup.
a) Institusi Pelaksana Pengelolaan dan Pemantauan.
UPT-BLUD Puskesmas Kediri.
b) Institusi Pengawasan atas Pelaksanaan Pengelolaan dan Pemantauan.
Dinas Lingkungan Hidup Kab. Lombok Barat, Disnakertrans Kab. Lombok
Barat.
c) Institusi Penerima Pelaporan Berkala Hasil Pelaksanaan Pengelolaan dan
Pemantauan Lingkungan.
Dinas Lingkungan Hidup Kab. Lombok Barat.
b. Mobilisasi Peralatan dan Material.
1) Dampak Lingkungan Yang Ditimbulkan.
a) Sumber Dampak.
Mobilisasi peralatan dan material.
b) Jenis Dampak.
Bangkitan arus lalu lintas, penurunan kualitas udara ambient akibat
debu, dan terjadinya peningkatan kebisingan.
c) Besaran Dampak.
- Peningkatan bangkitan arus lalu lintas sekitar 5%.
- Penurunan kualitas udara ambient akibat debu sekitar 3%.
- Terjadinya peningkatan kebisingan sekitar 3%.
2) Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup.
a) Tujuan Pengelolaan.
Untuk mengatasi bangkitan lalu lintas, mengurangi debu, dan
mengurangi kebisingan.
b) Bentuk Upaya Pengelolaan.
- Mengatur kecepatan laju kendaraan untuk meminimalisasi debu dan
suara kebisingan.
- Melakukan penyiraman secara berkala pada jalur lintasan mobilisasi
di sekitar lokasi kegiatan.

32
DOKUMEN
UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN
UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP

.
c) Lokasi Pengelolaan.
Jl TGH. Abdul Karim, Dusun Karang Kuripan Barat, Desa Kediri,
Kecamatan Kediri, Kabupaten Lombok Barat, Provinsi Nusa Tenggara
Barat.
d) Periode Pengelolaan.
Pada saat mobilisasi berlangsung.
3) Bentuk Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup.
a) Bentuk Upaya Pemantauan.
- Melakukan pemantauan, pengukuran peningkatan debu dan
memban dingkannya dengan baku mutu sesuai PP No. 41 Tahun
1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara. Parameter: SO2 =
900 µg/m3; NO2 = 400 µg/m3, O3 = 235 µg/m3; PM10 = 150 PM10;
C0 = 29 ppm.
- Melakukan pemantauan, pengukuran tingkat kebisingan dan
memban dingkannya dengan baku mutu sesuai Kepmen LH No. 48
Tahun 1996 tentang Baku Mutu Tingkat Kebisingan, parameter
(industri): 70 dBA.
b) Lokasi Pemantauan.
Jl TGH. Abdul Karim, Dusun Karang Kuripan Barat, Desa Kediri,
Kecamatan Kediri, Kabupaten Lombok Barat, Provinsi Nusa Tenggara
Barat.
c) Periode Pemantauan.
Pada saat mobilisasi berlangsung.
4) Institusi Pengelola dan Pemantauan Lingkungan Hidup.
a) Institusi Pelaksana Pengelolaan dan Pemantauan.
UPT-BLUD Puskesmas Kediri.
b) Institusi Pengawasan atas Pelaksanaan Pengelolaan dan Pemantauan.
Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Lombok Barat, Dinas Perhubungan
Kab. Lombok Barat, Satpol PP Kab. Lombok Barat, Polsek Kediri, Camat
Kediri, dan Kepala Desa Kediri.

33
DOKUMEN
UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN
UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP

.
c) Institusi Penerima Pelaporan Berkala Hasil Pelaksanaan Pengelolaan dan
Pemantauan Lingkungan.
Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Lombok Barat.

c. Persiapan Lahan/Area.
1) Dampak Lingkungan Yang Ditimbulkan.
a) Sumber Dampak.
Kegiatan persiapan lahan/area.
b) Jenis Dampak.
Penurunan kualitas udara ambient akibat debu, dan timbulan limbah
padat.
c) Besaran Dampak.
- Penurunan kualitas udara ambient dibandingkan dengan kondisi
sebelumnya.
- Timbulan limbah padat sekitar 10%.
2) Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup.
a) Tujuan Pengelolaan.
Untuk mempertahankan kualitas udara ambient seperti kondisi
sebelumnya, dan mengelola limbah padat.
b) Bentuk Upaya Pengelolaan.
- Melakukan pembersihan lahan/area secara perlahan, dan
semaksimal mungkin menggunakan peralatan konvensional untuk
mengurangi debu.
- Melakukan pengumpulan limbah padat, dan memobilisasi ke TPS
yang ada atau melakukan penimbunan pada lahan kosong di sekitar
lokasi kegiatan.
c) Lokasi Pengelolaan.
Jl TGH. Abdul Karim, Dusun Karang Kuripan Barat, Desa Kediri,
Kecamatan Kediri, Kabupaten Lombok Barat, Provinsi Nusa Tenggara
Barat.

34
DOKUMEN
UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN
UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP

.
d) Periode Pengelolaan.
Dilakukan selama persiapan lahan/area berlangsung.
3) Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup.
a) Bentuk Upaya Pemantauan.
- Melakukan pengamatan dan pemantauan keberadaan limbah padat
pada saat kegiatan berlangsung.
- Melakukan pemantauan, pengukuran peningkatan debu dan
membandingkannya dengan baku mutu sesuai PP No. 41 Tahun 1999
tentang Pengendalian Pencemaran Udara. Parameter: SO2 = 900
µg/m3; NO2 = 400 µg/m3, O3 = 235 µg/m3; PM10 = 150 PM10; C0 =
29 ppm.
b) Lokasi Pemantauan.
Jl TGH. Abdul Karim, Dusun Karang Kuripan Barat, Desa Kediri,
Kecamatan Kediri, Kabupaten Lombok Barat, Provinsi Nusa Tenggara
Barat.
c) Periode Pemantauan.
Dilakukan selama persiapan lahan/area berlangsung.
4) Institusi Pengelola dan Pemantauan Lingkungan Hidup.
a) Institusi Pelaksana Pengelolaan dan Pemantauan.
UPT-BLUD Puskesmas Kediri.
b) Institusi Pengawasan atas Pelaksanaan Pengelolaan dan Pemantauan.
Dinas Lingkungan Hidup Kab. Lombok Barat, Camat Kediri, dan Kepala
Desa Kediri.
c) Institusi Penerima Pelaporan berkala Hasil Pelaksanaan Pengelolaan dan
Pemantauan Lingkungan.
Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Lombok Barat.

d. Pengembangan Gedung UPT-BLUD Puskesmas Kediri.


1) Dampak Lingkungan Yang Ditimbulkan.
a) Sumber Dampak.
Pengembangan Gedung UPT-BLUD Puskesmas Kediri.

35
DOKUMEN
UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN
UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP

.
b) Jenis Dampak.
Penurunan kualitas udara ambient, peningkatan kebisingan, terjadinya
kecelakaan kerja, bangkitan lalu lintas, timbulan limbah padat,
pencemaran air dan tanah, dan jalan licin, berdebu dan kotor.
c) Besaran Dampak.
- Menurunnya kualitas udara ambient dibanding dengan kondisi
sebelumnya.
- Peningkatan kebisingan sekitar 5%,
- Terjadi kecelakaan kerja sekitar 5%,
- Timbulan limbah padat sekitar 4%.
- Bangkitan lalu lintas sekitar 5%.
- Pencemaran air dan tanah sekitar 3%.
- Jalan licin, berdebu dan kotor sekitar 5%
2) Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup.
a) Tujuan Pengelolaan.
Mengatasi penurunan kualitas udara ambient, mengatasi terjadinya
peningkatan kebisingan, menghindari terjadinya kecelakaan kerja,
mengatasi bangkitan lalu lintas, mengatasi timbulan limbah padat,
mengatasi terjadinya pencemaran air dan tanah, dan mengatasi
terjadinya jalan licin, berdebu, dan kotor.
b) Bentuk Upaya Pengelolaan.
- Melakukan penyiraman di sekitar tapak proyek pada saat
pelaksanaan pekerjaan untuk menghindari debu.
- Melakukan sosialisasi mengenai keselamatan kerja, menerapkan
Standar K3, penggunaan Alat Pelindung Diri (APD), menggunakan
peredam suara dan pelindung telinga bagi pekerja.
- Mobilisasi secara perlahan, memasang rambu lalu lintas, dan
menempatkan petugas pengatur lalu lintas, dan bekerjasama
dengan Dinas Perhubungan Kabupaten Lombok Barat, Satpol PP
Kabupaten Lombok Barat, dan/atau Polsek Kediri.

36
DOKUMEN
UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN
UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP

.
- Mengumpulkan dan menampung limbah padat pada tempat yang
telah disediakan, dan melakukan pembuangan ke TPA melalui
kerjasama dengan armada pemerintah, atau melakukan
penimbunan pada area kosong di sekitar lokasi proyek.
- Menyiapkan saluran dan bak penampungan limbah cair untuk
menghindari pencemaran, membuang air ke tubuh air atau saluran
dalam keadaan bersih.
- Melakukan penyiraman dan pembersihan lumpur yang terbawa roda
kendaraan pada jalur lintasan.
c) Lokasi Pengelolaan.
Jl TGH. Abdul Karim, Dusun Karang Kuripan Barat, Desa Kediri,
Kecamatan Kediri, Kabupaten Lombok Barat, Provinsi Nusa Tenggara
Barat.
d) Periode Pengelolaan.
Selama Pengembangan gedung UPT-BLUD Puskesmas Kediri
berlangsung.
3) Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup.
a) Bentuk Upaya Pemantauan.
- Melakukan pemantauan, pengukuran peningkatan debu dan
membandingkannya dengan baku mutu sesuai PP No. 41 Tahun 1999
tentang Pengendalian Pencemaran Udara. Parameter: SO2 = 900
µg/m3; NO2 = 400 µg/m3, O3 = 235 µg/m3; PM10 = 150 PM10; C0 =
29 ppm.
- Melakukan pemantauan, pengukuran tingkat kebisingan dan
membandingkannya dengan baku mutu sesuai Kepmen LH No. 48
Tahun 1996 tentang Baku Mutu Tingkat Kebisingan, parameter
(industri): 70 dBA.
- Melakukan pemantauan, pengukuran tingkat pencemaran air dan
tanah dan membandingkannya dengan baku mutu sesuai Kepmen
LH No. 48 Tahun 1996 tentang Baku Mutu Tingkat Kebisingan,
parameter (industri): 70 dBA.

37
DOKUMEN
UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN
UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP

.
- Melakukan pengamatan dan pengawasan langsung dalam
pelaksanaan pekerjaan oleh setiap tenaga kerja.
- Melakukan pengamatan dan pemantauan keberadaan limbah padat
di sekitar proyek.
- Melakukan pengamatan dan pengawasan aktifitas mobilisasi di
sekitar proyek.
b) Lokasi Pemantauan.
Jl TGH. Abdul Karim, Dusun Karang Kuripan Barat, Desa Kediri,
Kecamatan Kediri, Kabupaten Lombok Barat, Provinsi Nusa Tenggara
Barat.
c) Periode Pemantauan.
Selama Pengembangan Gedung UPT-BLUD Puskesmas Kediri
berlangsung.
4) Institusi Pengelola dan Pemantauan Lingkungan Hidup.
a) Institusi Pelaksana Pengelolaan dan Pemantauan.
UPT-BLUD Puskesmas Kediri.
b) Institusi Pengawasan atas Pelaksanaan Pengelolaan dan Pemantauan.
Dinas Lingkungan Hidup Kab. Lombok Barat, Dinas PUTR Kab. Lombok
Barat, Dinas Kesehatan Kab. Lombok Barat, Inspektorat Kab. Lombok
Barat, Camat Kediri, dan Kepala Desa Kediri.
c) Institusi Penerima Pelaporan berkala Hasil Pelaksanaan Pengelolaan dan
Pemantauan Lingkungan.
Dinas Lingkungan Hidup Kab. Lombok Barat, dan Dinas Kesehatan Kab.
Lombok Barat.
e. Pemulihan area dan Demobilisasi Sisa Material/Peralatan.
1) Dampak Lingkungan Yang Ditimbulkan.
a) Sumber Dampak.
Pemulihan area dan demobilisasi sisa material/peralatan.

38
DOKUMEN
UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN
UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP

.
b) Jenis Dampak.
Peningkatan bangkitan arus lalu lintas, penurunan kualitas udara
ambient akibat debu, terjadinya peningkatan kebisingan, jalan kotor,
licin, dan berdebu oleh tanah.
c) Besaran Dampak.
- Bangkitan lalu lintas sekitar 5%.
- Kualitas udara ambient menurun dibanding kondisi sebelumnya.
- Terjadinya peningkatan kebisingan sekitar 4%.
- Jalan kotor, licin, dan berdebu oleh tanah sekitar 4%.
2) Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup.
a) Tujuan Pengelolaan.
Mengatasi terjadinya bangkitan lalu lintas, mengatasi penurunan
kualitas udara ambient akibat debu, mengatasi peningkatan kebisingan,
dan mengatasi terjadinya jalan kotor, licin dan berdebu oleh tanah
akibat demobilisasi.
b) Bentuk Upaya Pengelolaan.
- Demobilisasi di luar jam puncak arus lalu lintas, secara bertahap,
memperlamban laju kendaraan, memasang tanda/ rambu,
menempatkan petugas pengatur lalu lintas, dan bekerjasama
dengan Dinas Perhubungan Kabupaten Lombok Barat, atau Satpol PP
Kabupaten Lombok Barat, dan/atau Polsek Kediri.
- Melakukan penyiraman pada area proyek pada saat kegiatan
berlangsung untuk mengatasi debu.
- Melakukan penyiraman dan pembersihan secara berkala pada jalur
lintasan mobilisasi, termasuk jalan raya yang dilalui di depan lokasi
kegiatan.
c) Lokasi Pengelolaan.
Jl TGH. Abdul Karim, Dusun Karang Kuripan Barat, Desa Kediri,
Kecamatan Kediri, Kabupaten Lombok Barat, Provinsi Nusa Tenggara
Barat.

39
DOKUMEN
UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN
UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP

.
d) Periode Pengelolaan.
Pada saat pemulihan lokasi dan demobilisasi berlangsung.
3) Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup.
a) Bentuk Upaya Pemantauan.
- Melakukan pemantauan, pengukuran peningkatan debu dan
membandingkannya dengan baku mutu sesuai PP No. 41 Tahun 1999
tentang Pengendalian Pencemaran Udara. Parameter: SO2 = 900
µg/m3; NO2 = 400 µg/m3, O3 = 235 µg/m3; PM10 = 150 PM10; C0 =
29 ppm.
- Melakukan pemantauan, pengukuran tingkat kebisingan dan
membandingkannya dengan baku mutu sesuai Kepmen LH No. 48
Tahun 1996 tentang Baku Mutu Tingkat Kebisingan, parameter
(industri): 70 dBA.
- Melakukan pengamatan dan pengawasan langsung terhadap
aktifitas demobilisasi.
b) Lokasi Pemantauan.
Jl TGH. Abdul Karim, Dusun Karang Kuripan Barat, Desa Kediri,
Kecamatan Kediri, Kabupaten Lombok Barat, Provinsi Nusa Tenggara
Barat.
c) Periode Pemantauan.
Pada saat pemulihan lokasi dan demobilisasi berlangsung.
4) Institusi Pengelola dan Pemantauan Lingkungan Hidup.
a) Institusi Pelaksana Pengelolaan dan Pemantauan.
UPT-BLUD Puskesmas Kediri.
b) Institusi Pengawasan atas Pelaksana Pengelolaan dan Pemantauan.
Dinas Lingkungan Hidup Kab. Lombok Barat, Dinas Perhubungan Kab.
Lombok Barat/Satpol PP Kab. Lombok Barat/ Polsek Kediri, Camat Kediri,
dan Kepala Desa Kediri.
c) Institusi Penerima Pelaporan berkala Hasil Pelaksanaan Pengelolaan dan
Pemantauan Lingkungan.
Dinas Lingkungan Hidup Kab. Lombok Barat.

40
DOKUMEN
UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN
UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP

.
f. Pemutusan Hubungan Kerja.
1) Dampak Lingkungan Yang Ditimbulkan.
a) Sumber Dampak.
Pemutusan hubungan kerja.
b) Jenis Dampak.
Timbulnya persepsi negatif masyarakat, dan hilangannya pendapatan
pekerja.
c) Besaran Dampak.
- Persepsi negatif masyarakat sekitar 5%.
- Hilangannya pendapatan terhadap 106 orang pekerja.
2) Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup.
a) Tujuan Pengelolaan.
Menghilangkan persepsi negatif masyarakat, dan memberikan
ketenangan kepada pekerja.
b) Bentuk Upaya Pengelolaan.
- Memberikan pemahaman dan informasi yang jelas kepada
masyarakat.
- Melakukan dialog dan musyawarah dengan pekerja.
c) Lokasi Pengelolaan.
Jl TGH. Abdul Karim, Dusun Karang Kuripan Barat, Desa Kediri,
Kecamatan Kediri, Kabupaten Lombok Barat, Provinsi Nusa Tenggara
Barat.
d) Periode Pengelolaan.
Pada saat pemutusan hubungan kerja berlangsung.
3) Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup.
a) Bentuk Upaya Pemantauan.
Melakukan pengamatan di lapangan dan melakukan wawancara dengan
masyarakat.

41
DOKUMEN
UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN
UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP

.
b) Lokasi Pemantauan.
Jl TGH. Abdul Karim, Dusun Karang Kuripan Barat, Desa Kediri,
Kecamatan Kediri, Kabupaten Lombok Barat, Provinsi Nusa Tenggara
Barat.
c) Periode Pemantauan.
Pada saat proses pemutusan hubungan kerja berlangsung.
4) Institusi Pengelola dan Pemantauan Lingkungan Hidup.
a) Institusi Pelaksana Pengelolaan dan Pemantauan.
UPT-BLUD Puskesmas Kediri.
b) Institusi Pengawasan atas Pelaksana Pengelolaan dan Pemantauan.
Dinas Lingkungan Hidup Kab. Lombok Barat, Disnakertrans Kab. Lombok
Barat, Camat Kediri, dan Kepala Desa Kediri.
c) Institusi Penerima Pelaporan berkala Hasil
Pelaksanaan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan, Dinas
Lingkungan Hidup Kab. Lombok Barat.

3. TAHAP OPERASI.
a. Operasional UPT-BLUD Puskesmas Kediri.
1) Dampak Lingkungan Yang Ditimbulkan.
a) Sumber Dampak.
Operasional UPT-BLUD Puskesmas Kediri.
b) Jenis Dampak.
Timbulnya persepsi positif masyarakat, komplik sosial, meningkatnya
bangkitan arus lalu lintas, terjadinya penurunan kualitas udara ambient
(akibat debu), terjadinya peningkatan kebisingan, terjadinya
kemungkinan kebakaran, terjadinya kecelakaan kerja, pencemaran
udara, pencemaran air dan tanah, timbulnya bau (aroma tidak sedap),
meningkatnya populasi lalat, dan penyebaran penyakit.
c) Besaran Dampak.
- Persepsi negatif masyarakat di sekitar lokasi sekitar 50%.

42
DOKUMEN
UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN
UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP

.
- Kemungkinan terjadinya komplik social antar pengguna jasa dan
dengan pemberi jasa layanan sekitar 25%.
- Peningkatan bangkitan arus lalu lintas sekitar 10%,
- Penurunan kualitas udara ambient sekitar 5%,
- Peningkatan kebisingan sekitar 5%,
- Kemungkinan terjadinya kebakaran sekitar 15%.
- Kecelakaan kerja sekitar 3%.
- Pencemaran udara sekitar 3%.
- Pencemaran air dan tanah sekitar 5%.
- Timbulnya bau (aroma tidak sedap) sekitar 10%
- Peningkatan populasi lalat sekitar 5%.
- Potensi penyebaran penyakit sekitar 5%.
2) Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup.
a) Tujuan Pengelolaan.
Untuk meningkatkan persepsi positif masyarakat di sekitar lokasi
kegiatan, menghindarinya terjadinya komplik social, mengatasi
peningkatan bangkitan arus lalu lintas, mengatasi penurunan kualitas
udara ambient, mengatasi peningkatan kebisingan, menghindari
kemungkinan terjadinya kebakaran, menghindari terjadinya kecelakaan
kerja (zero incident), menghindari terjadinya pencemaran udara, air dan
tanah, menghindari timbulnya bau (aroma tidak sedap), menekan
peningkatan populasi lalat, dan menghindari terjadinya penyebaran
penyakit.
b) Bentuk Upaya Pengelolaan.
- Melakukan sosialisasi dan penyuluhan kepada masyarakat berkaitan
dengan pengoperasian UPT-BLUD Puskesmas Kediri.
- Menjalankan layanan sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP),
dengan ramah dan santun.
- Mengelola mobilisasi pengguna jasa yang masuk/keluar dengan
memperlamban laju kendaraan, memasang tanda/ rambu dan
menempatkan petugas pengatur lalu lintas.

43
DOKUMEN
UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN
UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP

.
- Melakukan penyiraman secara periodic pada jalur mobilisasi untuk
menghindari debu.
- Melengkapi bangunan pada beberapa titik/unit dengan
peralatan dan sarana pemadam kebakaran, berupa APAR, bak berisi
pasir, bak berisi pasir, dan kain/karung goni, dan lainnya, serta
tersedianya hydrant air.
- Melakukan sosialisasi mengenai keselamatan kerja, menerapkan
Standar K3, penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) bagi
pekerja/karyawan.
- Peralatan permesinan yang digunakan ditempatkan pada
box/tempat tersendiri dan dilengkapi dengan alat peredam suara.
Dilakukan pemeliharaan sehingga peralatan bekerja sempurna dan
tidak menimbulkan kebisingan dan mengeluarkan asap yang
menganggu. Memasang cerobong gas buang (scrubber/cyclone)
yang memenuhi standar gas CO, NOx, dan SO2, partikulat dan
opasitas yang merupakan hasil pembakaran bahan bakar dan dapat
lepas keluar melalui cerobong standar sehingga tidak mencemari
lingkungan.
- Agar tidak menimbulkan bau, peningkatan populasi lalat, dan
pencemaran penyakit, dengan melakukan pembersihan dan
sterilisasi di semua area UPT-BLUD Puskesmas Kediri, terutama di
tempat layanan pasien, laboratorium, apotik, dan lainnya, secara
periodik melakukan penyemprotan dengan disenfektan yang ramah
lingkungan, serta peralatan yang sudah digunakan dibersihkan dan
ditempatkan pada gudang penyimpanan yang disediakan.
- Melakukan pengelolaan limbah cair medis (B3), dengan cara
menampung dan mengalirkan limbah cair medis dari sumber ke IPAL
yang sudah ada.
- Limbah cair domestic yang berasal dari dapur (bak pencucian)
berupa kotoran dalam bentuk padat yang bercampur dengan air

44
DOKUMEN
UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN
UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP

.
(suspensi) dan limbah cair yang berasal dari bak pencucian tangan
(wastafel) dialirkan ke IPAL yang sudah tersedia.
- Limbah cair yang berasal dari toilet (water closed/WC), dalam bentuk
cairan kotoran manusia dan limbah padat lainnya dialirkan ke IPAL
yang sudah ada.
- Menyediakan TPS Limbah B3, selanjutnya mengumpulkan dan
menampung, dan memindah-tangankan kepada pihak ketiga yang
memiliki izin penyimpanan sementara dan izin pengelolaan Limbah
B3, atau dimobilisasi/pembuangan ke TPA Regional bekerjasama
dengan armada kebersihan Kabupaten Lombok Barat.
- Limbah padat non medis dengan cara melakukan pembersihan,
pengumpulan, pemilahan dan penampungan sampah ke TPS 3R
setempat dan/atau yang ada di sekitar lokasi, dan melakukan
pembuangan sampah ke TPA Regional bekerjasama dengan armada
pemerintah.
c) Lokasi Pengelolaan.
Area indoor dan outdoor UPT-BLUD Puskesmas Kediri.
d) Periode Pengelolaan.
Selama UPT-BLUD Puskesmas Kediri.
3) Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup.
a) Bentuk Upaya Pemantauan.
- Melakukan obervasi (pemantauan) dan wawancara langsung dengan
masyarakat di sekitar lokasi UPT-BLUD Puskesmas Kediri.
- Melakukan pemantauan pada saat mobilisasi pengguna jasa dan
manajemen berlangsung.
- Melakukan pemantauan, pengukuran kualitas udara ambient, dan
membandingkannya dengan baku mutu pencemaran udara sesuai
PP No. 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara,
dengan parameter: SO2 = 900 µg/m3; NO2 = 400 µg/m3, O3 = 235
µg/m3; PM10 = 150 PM10; dan C0 = 29 ppm.

45
DOKUMEN
UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN
UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP

.
- Melakukan pemantauan, pengukuran tingkat kebisingan dengan
menggunakan alat ukur Sound Level Meter, dan membandingkannya
dengan baku mutu sesuai Kepmen LH No.48 Tahun 1996 tentang
Baku Mutu Tingkat Kebisingan, yakni: 70 dBA (industri).
- Melakukan pemantauan dan pengecekan secara rutin terhadap
instalasi dan peralatan yang menghasilkan gas, serta pemantauan
terhadap sumber api. Pemeriksaan alat pemadam kebakaran oleh
instansi terkait setiap 6 bulan sekali.
- Melakukan pemantauan, pengukuran tingkat pencemaran air dan
tanah pada sumur pantau yang sudah disediakan, melakukan uji
labotaroium dan membandingkannya dengan baku mutu golongan
air C dan D sesuai Lampiran PP No. 20 Tahun 1990 tentang
Pengendalian Pencemaran Air.
- Melakukan pemantauan terhadap kebersihan dan sterilisasi area
UPT-BLUD Puskesmas Kediri.
- Melakukan observasi terhadap bau dan perkembangan populasi
lalat.
- Melakukan uji kualitas udara ambient untuk parameter H2S dan
NH3, dengan cara pengambilan sampel untuk uji laboratorium,
sesuai Kepmen LH No. 50 Tahun 1996 tentang Baku Mutu Tingkat
Kebauan, dengan parameter: NH3 = 2 ppm H2S = 0,02 ppm.
- Melakukan pemantauan dan pengawasan = pelaksanaan
kegiatan/pekerjaan sesuai SOP yang ditetapkan.
b) Lokasi Pemantauan.
Area indoor dan outdoor UPT-BLUD Puskesmas Kediri.
c) Periode Pemantauan.
Selama UPT-BLUD Puskesmas Kediri.
4) Institusi Pengelola dan Pemantauan Lingkungan Hidup.
a) Institusi Pelaksana Pengelolaan dan Pemantauan.
UPT-BLUD Puskesmas Kediri.

46
DOKUMEN
UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN
UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP

.
b) Institusi Pengawasan atas Pelaksana Pengelolaan dan Pemantauan.
Dinas Lingkungan Hidup Kab. Lombok Barat, Dinas Kesehatan Kab.
Lombok Barat, Camat Kediri, Kepala Desa Kediri.
c) Institusi Penerima Pelaporan berkala Hasil Pelaksanaan Pengelolaan dan
Pemantauan Lingkungan.
Dinas Lingkungan Hidup Kab. Lombok Barat dan Dinas Kesehatan Kab.
Lombok Barat.
b. Operasional Permesinan
1) Dampak Lingkungan Yang Ditimbulkan.
a) Sumber Dampak.
Operasional Permesinan UPT – BLUD Puskesmas Kediri
b) Jenis Dampak.
Peningkatan kebisingan dan Penurunan kualitas udara ambient
c) Besaran Dampak.
- Peningkatan Kebisingan
Timbulnya kebisignan adalah dampak yang disebabkan oleh kegaitan
pengoperasian generator genset sebagai pembangkit tenaga listrik,
di saat pasokan listrik dari PLN terganggu, dan juga dari aktivitas
pengoperasian permesinan lainnya. Pengopeasian permesinan ini
akan menimbulkan kebisingan, selain itu kebisingan juga disebabkan
oleh pengoperasian pompa air untuk pemenuhan air untuk
pemenuhan kebutuhan air bersih di UPT – BLUD Puskesmas Kediri.
- Penurunan Kualitas Udara
Pencemaran udara/iklim makro yang dimaksud adalah dampak yang
disebabkan oleh kegiatan pengoperasian Generator Genset sebagai
pembangkit tenaga listrik, di saat pasokan listrik dari PLN terganggu,
serta aktivitas pengunjung Puskesmas. Pengoperasian genset ini
akan menimbulkan asap dan peningkatan temperatur, khusus nya di
dalam ruang genset.

47
DOKUMEN
UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN
UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP

.
2) Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup.
a) Tujuan Pengelolaan.
Menghindari terjadinya penurunan kualitas udara dan mengurangi
tingkat kebisingan
b) Bentuk Upaya Pengelolaan.
 Peningkatan Kebisingan
- Peralatan permesinan yang digunakan ditempatkan pada
box/tempat tersendiri dan dilengkapi dengan alat peredam
suara. Dilakukan pemeliharaan sehingga peralatan bekerja
sempurna dan tidak menimbulkan kebisingan
- Penggunaan peralatan dengan tingkat kebisingan yang rendah
- Melakukan penanaman tanaman peredam kebisingan pada area
terbuka hijau maupun di sekeliling pagar rumah sakit. Tanaman
peredam kebisingan antaralain: tanaman jati emas (tectona
grandis L), bamboo jepang (dracaena surculosa L), dan jenis
rumput-rumputan.
 Penurunan Kualitas Udara

- Penggunaan cerobong asap dengan pemasangan cerobong


dibuat dengan ketinggian ±20 m atau diatas bangunan.
- Menambah atau membuat area penghijauan disekitar UPT-BLUD
Puskesmas Kediri dengan jenis pohon yang ada sekarang. Selain
dapat mengurangi/menahan kebisingan juga menambah
kesejukan dan kesegaran pada siang hari.
- Pemasangan rambu/tanda peringatan pada ruang genset.
- Penggunaan peralatan keselamatan kerja, khususnya karyawan
diruang genset seperti pemakaian ear plug dan lain-lain.
- Peralatan cerobong tersebut harus dilengkapi dengan cerobong
gas buang (scrubber/cyclone) yang memenuhi standar gas CO,
NOx, dan SO2, partikulat dan opasitas yang merupakan hasil
pembakaran bahan bakar solar dan dapat lepas keluar melalui
cerobong standar yang dilengkapi dengan flange sehingga tidak

48
DOKUMEN
UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN
UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP

.
mencemari lingkungan yaitu dengan syarat 8D dan 2D yang
disertai tangga dan lantai kerja untu kegiatan uji emisi.
Adapun syarat –syaratnya adalah:
- Tinggi erobong sebaiknya 2-21/2 kali tinggi bangunan sehingga
lingkungan sekitar tidak terkena turbulensi
- Kecepatan aliran gas dari cerobong sebaiknya lebih besar dari 20
m/detik sehingga gas-gas yang keluar dari cerobong akan
terhindar dari turbulensi.
- Gas-gas dari cerobong dengan diameter lebih kecil dari 5 feet dan
tinggi kurang dari 200 feet akan mengakibatkan konsentrasi di
bagian bawah akan menjadi tinggi.
- Konsentrasi maksimum bagian permukaan tanah dari cerobong
gas-gas (agar terjadi difusi) biasanya terjadi pada jarak 5 - 10 kali
tinggi cerobong downwind.
- Konsentrasi maksimum zat pencemar berkisar antara 0,001 - 1%
dari konsentrasi zat pencemar dalam cerobong.
- Konsentrasi di permukaan dapat dikurangi dengan menggunakan
cerobong yang tinggi. Variasi konsentrasi pencemar pada
permukaan akan berbanding terbalik dengan kuadrat tinggi
cerobong efektif.
- Warna cerobong harus mencolok sehingga mudah terlihat.
- Cerobong dilengkapi dengan pelat penahan angin yang
melingkari cerobong secara memanjang ke arah ujung atas.
- Puncak cerobong sebaiknya terbuka, jika pihak industri
menganggap perlu untuk memberi penutup (biasanya cerobong
kecil/rendah) maka penutup berbentuk segitiga terbalik (terbuka
ke atas).
- Setiap cerobong diberi nomor dan dicantumkan dalam denah
industri.

49
DOKUMEN
UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN
UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP

.
Persyaratan Sarana Pendukung
Sarana pendukung diantaranya tangga, lantai kerja, pagar
pengaman, aliran listrik dengan persyaratan sebagai berikut:
- Tinggi besi dan selubung pengaman berupa pelat besi.
- Lantai kerja (landasan pengambilan sampel) dengan ketentuan
sebagai berikut:
 dapat mendukung beban minimal 500 kilogram;
 keleluasaan kerja bagi minimal tiga orang;
 lebar lantai kerja terhadap lubang pengambilan sampel
adalah 1,2 meter dan
 melingkari cerobong;
 pagar pengaman setinggi satu meter;
 dilengkapi dengan katrol pengangkat alat pengambilan
sampel;
- Stop kontak aliran listrik yang sesuai dengan peralatan yang
digunakan, yaitu Voltase 220 V, 30 A, Single phase, 50 Hz AC.
- Penempatan sumber aliran listrik dekat dengan lubang
pengambilan sampel.
- Sarana dan prasarana pengangkutan serta perlengkapan
keamanan pengambilan ssampel bagi petugas disediakan oleh
industry
Syarat titik cerobong adalah:
D = 0,75 cm
2D= 2 x 0.75= 1.5 m dari ujung cerobong bagian atas, atau
8D= 8 x 0.75= 6 m dari ujung cerobong bagian bawah.

50
DOKUMEN
UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN
UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP

c) Lokasi Pengelolaan.
Area UPT-BLUD Puskesmas Kediri.
d) Periode Pengelolaan.
Dilakukan selama Operasional UPT-BLUD Puskesmas Kediri.
3) Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup.
a) Bentuk Upaya Pemantauan.
Melakukan pemantauan, pengukuran tingkat kebisingan dengan
menggunakan alat ukur Sound Level Meter pada Area UPT – BLUD
Puskesmas Kediri dan diluar area Puskesmas, yang kemudian
membandingkannya dengan baku mutu sesuai Kepmen LH No.48 Tahun
1996 tentang Baku Mutu Tingkat Kebisingan, yakni: 70 dBA (Industri)
b) Lokasi Pemantauan.
Area UPT-BLUD Puskesmas Kediri.
c) Periode Pemantauan.
Dilakukan selama tahap operasional UPT-BLUD Puskesmas Kediri.
4) Institusi Pengelola dan Pemantauan Lingkungan Hidup.
a) Institusi Pelaksana Pengelolaan dan Pemantauan.
UPT-BLUD Puskesmas Kediri.
b) Institusi Pengawasan atas Pelaksana Pengelolaan dan Pemantauan.
Dinas Lingkungan Hidup Lombok Barat, Dinas Kesehatan Kab. Lombok
Barat, Camat Kediri, dan Kepala Desa Kediri.

51
DOKUMEN
UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN
UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP

.
c) Institusi Penerima Pelaporan berkala Hasil Pelaksanaan Pengelolaan dan
Pemantauan Lingkungan.
Dinas Lingkungan Hidup Lombok Barat, dan Dinas Kesehatan Kab.
Lombok Barat.

c. Penanganan Limbah.
Limbah Padat
1) Dampak Lingkungan Yang Ditimbulkan.
a) Sumber Dampak.
Operasional UPT-BLUD Puskesmas Kediri.
b) Jenis Dampak.
Pencemaran air dan tanah, lingkungan kotor dan tidak sehat.
c) Besaran Dampak.
- Pencemaran air dan tanah sekitar 5%.
- Lingkungan kotor dan tidak sehat sekitar 4%.
2) Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup.
a) Tujuan Pengelolaan.
Menghindari terjadinya pencemaran air dan tanah, serta lingkungan
kotor dan tidak sehat.
b) Bentuk Upaya Pengelolaan.
Menyediakan TPS limbah padat, selanjutnya mengumpulkan dan
menampung, serta memindah-tangankan kepada pihak ketiga yang
memiliki izin pengelolaan limbah untuk dimanfaatkan dan/atau
keperluan lainnya, atau dimobilisasi/pembuangan ke TPA Regional
bekerjasama dengan armada kebersihan Kabupaten Lombok Barat.
c) Lokasi Pengelolaan.
Area UPT-BLUD Puskesmas Kediri.
d) Periode Pengelolaan.
Dilakukan selama UPT-BLUD Puskesmas Kediri.

52
DOKUMEN
UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN
UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP

.
3) Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup.
a) Bentuk Upaya Pemantauan.
Melakukan pemantauan langsung terhadap keberadaan dan
penanganan limbah padat.
b) Lokasi Pemantauan.
Area UPT-BLUD Puskesmas Kediri.
c) Periode Pemantauan.
Dilakukan selama UPT-BLUD Puskesmas Kediri.
4) Institusi Pengelola dan Pemantauan Lingkungan Hidup.
a) Institusi Pelaksana Pengelolaan dan Pemantauan.
UPT-BLUD Puskesmas Kediri.
b) Institusi Pengawasan atas Pelaksana Pengelolaan dan Pemantauan.
Dinas Lingkungan Hidup Lombok Barat, Dinas Kesehatan Kab. Lombok
Barat, Camat Kediri, dan Kepala Desa Kediri.
c) Institusi Penerima Pelaporan berkala Hasil Pelaksanaan Pengelolaan dan
Pemantauan Lingkungan.
Dinas Lingkungan Hidup Lombok Barat, dan Dinas Kesehatan Kab.
Lombok Barat.

Limbah Cair Domestik


1) Dampak Lingkungan Yang Ditimbulkan.
a) Sumber Dampak.
Dapur, Wastafel dan Toilet/Kamar Mandi.
b) Jenis Dampak.
Pencemaran air dan tanah.
c) Besaran Dampak.
Pencemaran air dan tanah sekitar 10%.
2) Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup.
a) Tujuan Pengelolaan.
Menghindari terjadinya pencemaran air dan tanah.

53
DOKUMEN
UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN
UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP

.
b) Bentuk Upaya Pengelolaan.
- Limbah cair yang berasal dari dapur (bak pencucian) berupa kotoran
dalam bentuk padat yang bercampur dengan air (suspensi) dan
limbah cair yang berasal dari bak pencucian tangan (wastafel)
dialirkan ke IPAL dan pengelolaan selanjutnya bekerjasama dengan
badan usaha yang memiliki izin pengelolaan limbah.
- Limbah cair yang berasal dari toilet (water closed/WC), dalam
bentuk cairan kotoran manusia dan limbah padat lainnya dialirkan ke
IPAL dan pengelolaan selanjutnya bekerjasama dengan badan usaha
yang memiliki izin pengelolaan limbah.
c) Lokasi Pengelolaan.
Area UPT-BLUD Puskesmas Kediri.
d) Periode Pengelolaan.
Dilakukan selama UPT-BLUD Puskesmas Kediri.
3) Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup.
a) Bentuk Upaya Pemantauan.
- Pengambilan sampel keluaran air limbah kemudian diuji di
laboratorium
- Parameter lingkungan yang diuji pH, BOD, COD, TSS, Minyak dan
Lemak, Amonik, dan Total Colliform
- Membandingkan hasil pengujian laboratorium dengan Baku Mutu air
limbah PerMenLHK No: P.68/MENLHK/Setjen/Kum.1/8/2016
tentang Baku Mutu Air Limbah Domestik
b) Lokasi Pemantauan.
Area UPT-BLUD Puskesmas Kediri.
c) Periode Pemantauan.
Dilakukan selama UPT-BLUD Puskesmas Kediri beroperasi.
4) Institusi Pengelola dan Pemantauan Lingkungan Hidup.
a) Institusi Pelaksana Pengelolaan dan Pemantauan.
UPT-BLUD Puskesmas Kediri.

54
DOKUMEN
UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN
UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP

.
b) Institusi Pengawasan atas Pelaksana Pengelolaan dan Pemantauan.
Dinas Lingkungan Hidup Lombok Barat, Dinas Kesehatan Kab. Lombok
Barat, Camat Kediri, dan Kepala Desa Kediri.
c) Institusi Penerima Pelaporan berkala Hasil Pelaksanaan Pengelolaan dan
Pemantauan Lingkungan.
Dinas Lingkungan Hidup Lombok Barat, dan Dinas Kesehatan Kab.
Lombok Barat.

Sampah
1) Dampak Lingkungan Yang Ditimbulkan.
a) Sumber Dampak.
Area UPT-BLUD Puskesmas Kediri.
b) Jenis Dampak.
Lingkungan tidak bersih dan tidak sehat, serta berkurangnya estetika
lingkungan disekitarnya.
c) Besaran Dampak.
Lingkungan tidak bersih dan tidak sehat, serta berkurangnya estetika
lingkungan disekitarnya sekitar 5%.
2) Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup.
a) Tujuan Pengelolaan.
Menjaga agar lingkungan dalam keadaan bersih dan sehat, serta
lingkungan menjadi asri.
b) Bentuk Upaya Pengelolaan.
- Melakukan pembersihan, pengumpulan, pemilahan dan
penampungan sampah ke TPS 3R setempat dan/atau yang ada di
sekitar lokasi.
- Melakukan pembuangan sampah ke TPA Regional bekerjasama
dengan armada pemerintah.
c) Lokasi Pengelolaan.
Area UPT-BLUD Puskesmas Kediri.

55
DOKUMEN
UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN
UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP

.
d) Periode Pengelolaan.
Dilakukan selama UPT-BLUD Puskesmas Kediri beroperasi.
3) Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup.
a) Bentuk Upaya Pemantauan.
Melakukan pemantauan langsung terhadap keberadaan sampah.
b) Lokasi Pemantauan.
Area UPT-BLUD Puskesmas Kediri.
c) Periode Pemantauan.
Dilakukan selama UPT-BLUD Puskesmas Kediri beroperasi.
4) Institusi Pengelola dan Pemantauan Lingkungan Hidup.
a) Institusi Pelaksana Pengelolaan dan Pemantauan.
UPT-BLUD Puskesmas Kediri.
b) Institusi Pengawasan atas Pelaksana Pengelolaan dan Pemantauan.
Dinas Lingkungan Hidup Lombok Barat, Dinas Kesehatan Kab. Lombok
Barat, Camat Kediri, dan Kepala Desa Kediri.
c) Institusi Penerima Pelaporan berkala Hasil Pelaksanaan Pengelolaan dan
Pemantauan Lingkungan.
Dinas Lingkungan Hidup Lombok Barat, dan Dinas Kesehatan Kab.
Lombok Barat.

Limbah B3
1) Dampak Lingkungan Yang Ditimbulkan.
a) Sumber Dampak.
Area Layanan Medis UPT-BLUD Puskesmas Kediri.
b) Jenis Dampak.
Timbulan limbah B3 yang berasal dari sisa penggunaan
perlengkapan/peralatan UPT-BLUD Puskesmas Kediri yang tergolong
limbah padat B3 dan limbah Cair B3.
c) Besaran Dampak.
Estimasi jumlah limbah B3 yang dihasilkan

56
DOKUMEN
UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN
UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP

.
2) Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup.
a) Tujuan Pengelolaan.
Menjaga agar air dan tanah tidak tercemar.
b) Bentuk Upaya Pengelolaan.
- Melakukan inventarisasi limbah B3 yang dihasilkan sesuai dengan
sumber limbah, jenis limbah, kode limbah, jumlah limbah
- Menyimpan limbah B3 di tempat penyimpanan limbah B3 yang telah
diberikan izin oleh Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Lombok Barat
- Memiliki kerjasama dengan pihak lain yang berizin dan menyerahkan
limbah B3 yang dihasilkan apabila limbah B3 yang dihasilkan tidak
dapat dikelola sendiri
- Memiliki personil penanggung jawab operasional dalam pengelolaan
limbah B3 dan personil penanggung jawab dalam pengelolaan
limbah B3
c) Lokasi Pengelolaan.
Area Layanan Medis UPT-BLUD Puskesmas Kediri.
d) Periode Pengelolaan.
Dilakukan selama UPT-BLUD Puskesmas Kediri beroperasi.
3) Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup.
a) Bentuk Upaya Pemantauan.
- Pengamatan lapangan untuk memeriksa Pewadahan Limbah B3, Izin
TPS Limbah B3, Bangunan TPS Limbah B3, Kontrak Kerjasama dengan
pengumpul limbah B3
b) Lokasi Pemantauan.
Area UPT-BLUD Puskesmas Kediri.
c) Periode Pemantauan.
Dilakukan selama UPT-BLUD Puskesmas Kediri beroperasi.
4) Institusi Pengelola dan Pemantauan Lingkungan Hidup.
a) Institusi Pelaksana Pengelolaan dan Pemantauan.
UPT-BLUD Puskesmas Kediri.

57
DOKUMEN
UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN
UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP

.
b) Institusi Pengawasan atas Pelaksanaan Pengelolaan dan Pemantauan.
Dinas Lingkungan Hidup Lombok Barat, Dinas Kesehatan Kab. Lombok
Barat, Camat Kediri, dan Kepala Desa Kediri.
c) Institusi Penerima Pelaporan berkala Hasil Pelaksanaan Pengelolaan dan
Pemantauan Lingkungan.
Dinas Lingkungan Hidup Lombok Barat, dan Dinas Kesehatan Kab.
Lombok Barat.

4. TAHAP PASCA OPERASI.


a. Peningggalan Asset.
1) Dampak Lingkungan Yang Ditimbulkan.
a) Sumber Dampak.
Peningggalan Asset.
b) Jenis Dampak.
Tidak terurus, dan terjadinya kerusakan asset.
c) Besaran Dampak.
 Seluruh asset tidak terurus, kumuh, dan kotor.
 Sekitar 40% asset mengalami kerusakan.
2) Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup.
a) Tujuan Pengelolaan.
Agar asset UPT-BLUD Puskesmas Kediri tetap dalam kondisi baik dan
terurus.
b) Bentuk Upaya Pengelolaan.
 Memperkerjakan staf/tenaga khusus untuk mengurus asset secara
rutin.
 Melakukan perbaikan dan pemeliharaan terhadap asset yang rusak.
c) Lokasi Pengelolaan.
Area UPT-BLUD Puskesmas Kediri.
d) Periode Pengelolaan.
Dilakukan selama periode peninggalan asset.

58
DOKUMEN
UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN
UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP

.
3) Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup.
a) Bentuk Upaya Pemantauan.
Melakukan pengamatan (observasi) langsung di lapangan terhadap
asset gudang dan fasilitas pendukungnya.
b) Lokasi Pemantauan.
Area UPT-BLUD Puskesmas Kediri.
c) Periode Pemantauan.
Dilakukan selama periode peninggalan asset.
4) Institusi Pengelola dan Pemantauan Lingkungan Hidup.
a) Institusi Pelaksana Pengelolaan dan Pemantauan.
UPT-BLUD Puskesmas Kediri.
b) Institusi Pengawasan atas Pelaksanaan Pengelolaan dan Pemantauan.
Dinas Lingkungan Hidup Lombok Barat, Dinas Kesehatan Kab. Lombok
Barat, Camat Kediri, dan Kepala Desa Kediri.
c) Institusi Penerima Pelaporan Berkala Hasil Pelaksanaan Pengelolaan dan
Pemantauan Lingkungan.
Dinas Lingkungan Hidup Lombok Barat, dan Dinas Kesehatan Kab.
Lombok Barat.

Uraian mengenai Dampak Lingkungan Yang Ditimbulkan, Upaya Pengelolaan


Lingkungan Hidup (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL) rencana usaha
dan/atau kegiatan Pengembangan UPT-BLUD Puskesmas Kediri di Jl TGH. Abdul Karim,
Dusun Karang Kuripan Barat, Desa Kediri, Kecamatan Kediri, Kabupaten Lombok Barat,
Provinsi Nusa Tenggara Barat, Provinsi NTB, dituangkan dalam Matriks, seperti pada Tabel
berikut.

59
DOKUMEN
UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN
UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
Tabel 8 Matrks Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UKL-UPL) Rencana Usaha dan/atau
Jalan Raya Pelangan, Desa Pelangan, Kecamatan Sekotong, Kabupaten Lombok Barat.
Kegiatan Pengembangan UPT-BLUD Puskesmas Kediri, di Jl TGH. Abdul Karim, Dusun Karang Kuripan Barat, Desa Kediri,
Kecamatan Kediri, Kabupaten Lombok Barat, Provinsi Nusa Tenggara Barat
DAMPAK LINGKUNGAN UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL) UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (UPL)
SUMBER JENIS BESARAN BENTUK UPAYA LOKASI PERIODE BENTUK UPAYA LOKASI PERIODE INSTITUSI PENGELOLA KET
DAMPAK DAMPAK DAMPAK PENGELOLAAN PENGELOLAAN PENGELOLAAN PEMANTAUAN PEMANTAUAN PEMANTAUAN DAN PEMANTAUAN
TAHAP PRA KONSTRUKSI
1.Survey dan Persepsi posi tif Sekitar 80% Memberikan pe- Jl TGH. Abdul Dilakukan Melakukan peng Jl TGH. Abdul Dilakukan -Pelaksana : UPT-BLUD
Sosialisasi. masyarakat masyarakat maham dan Karim, Dusun selama survey amatan (observasi)Karim, Dusun selama sur- Puskesmas Kediri
berpersepsi Karang
informasi yang jelas dan sosialisasi dan wawan cara Karang Kuripan vey dan so- -Pengawas :
positif. kepada masyarakat Kuripan Barat, ber langsung langsung dengan Barat, Desa sialisasi ber DLH Lobar, Camat
dan melakasanakan Desa Kediri, masya- rakat Kediri, langsung Kediri, Kades Kediri.
survey sesuai Kecamatan Kecamatan
-Pelaporan :
ketentuan yang ada Kediri, Kediri,
DLH Lobar.
Kabupaten Kabupaten
Lombok Barat, Lombok Barat,
Provinsi Nusa Provinsi Nusa
Tenggara Barat Tenggara Barat
2. Perizinan. Persepsi positif Sebagian besar Melakukan pen- Jl TGH. Abdul Dilakukan Melakukan peng Jl TGH. Abdul Dilakukan -Pelaksana : UPT-BLUD
masyarakat masya rakat dekatan social dan Karim, Dusun selama pro- amatan (obser- vasi) Karim, Dusun selama pro- Puskesmas Kediri
berper sepsi budaya, serta Karang ses perizin an dan wawan cara Karang Kuripan ses perizin an -Pengawas :
positif. melengkapi Kuripan Barat, berlang- sung langsung dengan Barat, Desa berlangsung DLH Lobar, Camat
dokumen perizin an Desa Kediri, masya- rakat Kediri, Kediri, Kades Kediri.
secara lengkap Kecamatan Kecamatan
-Pelaporan :
Kediri, Kediri,
DLH Lobar.
Kabupaten Kabupaten
Lombok Barat, Lombok Barat,
Provinsi Nusa Provinsi Nusa
Tenggara Barat Tenggara Barat

60
DOKUMEN
UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN
UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP

Jalan Raya Pelangan, Desa Pelangan, Kecamatan Sekotong, Kabupaten Lombok Barat.

DAMPAK LINGKUNGAN UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL) UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (UPL)
SUMBER JENIS BESARAN BENTUK UPAYA LOKASI PERIODE BENTUK UPAYA LOKASI PERIODE INSTITUSI PENGELOLA KET
DAMPAK DAMPAK DAMPAK PENGELOLAAN PENGELOLAAN PENGELOLAAN PEMANTAUAN PEMANTAUAN PEMANTAUAN DAN PEMANTAUAN
TAHAP KONSTRUKSI
1.Penerimaan Terbukanya - Terbukanya - Melakukan Jl TGH. Abdul Pada saat Melakukan Jl TGH. Abdul Pada saat -Pelaksana : UPT-BLUD
Tenaga Kerja kesempatan kesempatan pendekatan sosial Karim, Dusun proses pengamatan Karim, Dusun proses Puskesmas Kediri
bekerja dan kerja dan budaya Karang penerimaan (observasi) dan Karang Kuripan penerimaan -Pengawas :
timbulnya sebanyak kepada Kuripan Barat, tenaga kerja wawancara langsung Barat, Desa tenaga kerja DLH Lobar, Camat
kecemburuan 106 orang masyarakat dan Desa Kediri, berlangsung. dengan masyarakat. Kediri, berlangsung. Kediri, Kades Kediri.
sosial masyarakat - Kecemburua memberikan Kecamatan Kecamatan
-Pelaporan :
n sosial penjelasan Kediri, Kediri,
DLH Lobar.
sekitar 20% mengenai Kabupaten Kabupaten
peluang kerja Lombok Barat, Lombok Barat,
yang ada. Provinsi Nusa Provinsi Nusa
- Mengutamakan Tenggara Barat Tenggara Barat
tenaga kerja
setempat sesuai
bidang pekerjaan
dan keahlian, dan
dilakukan secara
transparan.
2. Mobilisasi Bangkitan arus - Peningkatan - Mengatur Jl TGH. Abdul Pada saat - Melakukan Jl TGH. Abdul Pada saat -Pelaksana : UPT-BLUD
Peralatan dan lalu lintas, bangkitan kecepatan laju Karim, Dusun mobilisasi pemantauan, Karim, Dusun mobilisasi Puskesmas Kediri
Material. penurunan arus lalu kendaraan untuk Karang berlangsung pengukuran Karang Kuripan berlangsung -Pengawas :
kualitas udara lintas sekitar meminimalisasi Kuripan Barat, peningkatan debu Barat, Desa DLH Lobar, Camat
ambient akibat 5%. debu dan suara Desa Kediri, dan memban Kediri, Kediri, Kades Kediri.
debu, dan - Penurunan kebisingan. Kecamatan dingkannya Kecamatan
-Pelaporan :
terjadinya kualitas - Melakukan Kediri, dengan baku Kediri,
DLH Lobar.
peningkatan udara penyiraman Kabupaten mutu sesuai PP Kabupaten
kebisingan. ambient secara berkala Lombok Barat, No. 41 Tahun Lombok Barat,
akibat debu pada jalur Provinsi Nusa 1999 tentang Provinsi Nusa
sekitar 3%. lintasan Tenggara Barat Pengendalian Tenggara Barat
- Terjadinya mobilisasi di Pencemaran

61
DOKUMEN
UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN
UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
peningkatan sekitar lokasi Udara.
Jalan Raya Pelangan, Desa Pelangan, Kecamatan
kebisingan Sekotong, Kabupaten Lombok Barat.
kegiatan. Parameter: SO2
sekitar 3%. = 900 µg/m3;
NO2 = 400
µg/m3, O3 =
235 µg/m3; PM10
= 150 PM10; C0 =
29 ppm.
- Melakukan
pemantauan,
pengukuran
tingkat kebisingan
dan memban
dingkannya
dengan baku
mutu sesuai
Kepmen LH No.
48 Tahun 1996
tentang Baku
Mutu Tingkat
Kebisingan,
parameter
(industri): 70 dBA.

62
DOKUMEN
UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN
UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
DAMPAK LINGKUNGAN UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL) UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (UPL)
Jalan Raya Pelangan, Desa Pelangan, Kecamatan Sekotong, Kabupaten Lombok Barat. INSTITUSI PENGELOLA KET
SUMBER JENIS BESARAN BENTUK UPAYA LOKASI PERIODE BENTUK UPAYA LOKASI PERIODE
DAMPAK DAMPAK DAMPAK PENGELOLAAN PENGELOLAAN PENGELOLAAN PEMANTAUAN PEMANTAUAN PEMANTAUAN DAN PEMANTAUAN
TAHAP KONSTRUKSI
3.Persiapan Penurunan - Penurunan - Melakukan Jl TGH. Abdul Dilakukan - Melakukan Jl TGH. Abdul Dilakukan -Pelaksana : UPT-BLUD
Lahan/Area kualitas udara kualitas pembersihan Karim, Dusun selama pengamatan dan Karim, Dusun selama Puskesmas Kediri
ambient akibat udara lahan/area Karang persiapan pemantauan Karang Kuripan persiapan -Pengawas :
debu, dan ambient secara perlahan, Kuripan Barat, lahan/area keberadaan Barat, Desa lahan/area DLH Lobar, Camat
timbulan limbah dibandingka dan semaksimal Desa Kediri, berlangsung. limbah padat Kediri, berlangsung. Kediri, Kades Kediri.
padat. n dengan mungkin Kecamatan pada saat Kecamatan
-Pelaporan :
kondisi menggunakan Kediri, kegiatan Kediri,
DLH Lobar.
sebelumnya. peralatan Kabupaten berlangsung. Kabupaten
- Timbulan konvensional Lombok Barat, - Melakukan Lombok Barat,
limbah padat untuk mengurangi Provinsi Nusa pemantauan, Provinsi Nusa
sekitar 10%. debu. Tenggara Barat pengukuran Tenggara Barat
- Melakukan peningkatan debu
pengumpulan dan
limbah padat, dan membandingkann
memobilisasi ke ya dengan baku
TPS yang ada atau mutu sesuai PP
melakukan No. 41 Tahun
penimbunan pada 1999 tentang
lahan kosong di Pengendalian
sekitar lokasi Pencemaran
kegiatan. Udara.
Parameter: SO2 =
900 µg/m3; NO2
= 400 µg/m3, O3
= 235 µg/m3;
PM10 = 150
PM10; C0 = 29
ppm.

63
DOKUMEN
UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN
UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
DAMPAK LINGKUNGAN UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL) UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (UPL)
Jalan Raya Pelangan, Desa Pelangan, Kecamatan Sekotong, Kabupaten Lombok Barat. INSTITUSI PENGELOLA KET
SUMBER JENIS BESARAN BENTUK UPAYA LOKASI PERIODE BENTUK UPAYA LOKASI PERIODE
DAMPAK DAMPAK DAMPAK PENGELOLAAN PENGELOLAAN PENGELOLAAN PEMANTAUAN PEMANTAUAN PEMANTAUAN DAN PEMANTAUAN
TAHAP KONSTRUKSI
4.Pengembangan Penurunan - Menurunn - Melakukan Jl TGH. Abdul Selama - Melakukan Jl TGH. Abdul Selama -Pelaksana : UPT-BLUD
Gedung UPT-BLUD kualitas udara ya kualitas penyiraman di Karim, Dusun Pengembanga pemantauan, Karim, Dusun Pengembanga Puskesmas Kediri
Puskesmas Kediri ambient, udara sekitar tapak proyek Karang n gedung UPT- pengukuran Karang Kuripan n Gedung UPT- -Pengawas :
peningkatan ambient pada saat Kuripan Barat, BLUD peningkatan debu Barat, Desa BLUD DLH Lobar, Camat
kebisingan, dibanding pelaksanaan Desa Kediri, Puskesmas dan Kediri, Puskesmas Kediri, Kades Kediri.
terjadinya dengan pekerjaan untuk Kecamatan Kediri membandingkann Kecamatan Kediri -Pelaporan :
kecelakaan kerja, kondisi menghindari debu. Kediri, berlangsung. ya dengan baku Kediri, berlangsung. DLH Lobar.
bangkitan lalu sebelumny - Melakukan Kabupaten mutu sesuai PP Kabupaten
lintas, timbulan a. sosialisasi mengenai Lombok Barat, No. 41 Tahun Lombok Barat,
limbah padat, - Peningkata keselamatan kerja, Provinsi Nusa 1999 tentang Provinsi Nusa
pencemaran air n menerapkan Tenggara Barat Pengendalian Tenggara Barat
dan tanah, dan kebisingan Standar K3, Pencemaran
jalan licin, sekitar 5%, penggunaan Alat Udara.
berdebu dan - Terjadi Pelindung Diri Parameter: SO2 =
kotor. kecelakaan (APD), 900 µg/m3; NO2
kerja menggunakan = 400 µg/m3, O3
sekitar 5%, peredam suara dan = 235 µg/m3;
pelindung telinga PM10 = 150
- Timbulan
bagi pekerja. PM10; C0 = 29
limbah
- Mobilisasi secara ppm.
padat
sekitar 4%. perlahan, - Melakukan
memasang rambu pemantauan,
- Bangkitan
lalu lintas, dan pengukuran
lalu lintas
menempatkan tingkat kebisingan
sekitar 5%.
petugas pengatur dan
- Pencemara membandingkann
lalu lintas, dan
n air dan ya dengan baku
bekerjasama
tanah mutu sesuai
dengan Dinas
sekitar 3%. Kepmen LH No.
Perhubungan
- Jalan licin, Kabupaten Lombok 48 Tahun 1996
berdebu Barat, Satpol PP tentang Baku
dan kotor Kabupaten Lombok Mutu Tingkat
sekitar 5% Barat, dan/atau Kebisingan,
parameter

64
DOKUMEN
UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN
UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
Polsek Kediri. (industri): 70 dBA.
Jalan Raya Pelangan, Desa Pelangan, Kecamatan Sekotong, Kabupaten Lombok Barat.
- Mengumpulkan dan - Melakukan
menampung limbah pemantauan,
padat pada tempat pengukuran
yang telah tingkat
disediakan, dan pencemaran air
melakukan dan tanah dan
pembuangan ke TPA membandingkann
melalui kerjasama ya dengan baku
dengan armada mutu sesuai
pemerintah, atau Kepmen LH No.
melakukan 48 Tahun 1996
penimbunan pada tentang Baku
area kosong di Mutu Tingkat
sekitar lokasi Kebisingan,
proyek. parameter
- Menyiapkan saluran (industri): 70 dBA.
dan bak - Melakukan
penampungan pengamatan dan
limbah cair untuk pengawasan
menghindari langsung dalam
pencemaran, pelaksanaan
membuang air ke pekerjaan oleh
tubuh air atau setiap tenaga
saluran dalam kerja.
keadaan bersih. - Melakukan
- Melakukan pengamatan dan
penyiraman dan pemantauan
pembersihan keberadaan
lumpur yang limbah padat di
terbawa roda sekitar proyek.
kendaraan pada - Melakukan
jalur lintasan. pengamatan dan
pengawasan
aktifitas
mobilisasi di
sekitar proyek.

65
DOKUMEN
UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN
UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
DAMPAK LINGKUNGAN UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL) UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (UPL)
Jalan Raya Pelangan, Desa Pelangan, Kecamatan Sekotong, Kabupaten Lombok Barat. INSTITUSI PENGELOLA KET
SUMBER JENIS BESARAN BENTUK UPAYA LOKASI PERIODE BENTUK UPAYA LOKASI PERIODE
DAMPAK DAMPAK DAMPAK PENGELOLAAN PENGELOLAAN PENGELOLAAN PEMANTAUAN PEMANTAUAN PEMANTAUAN DAN PEMANTAUAN
TAHAP KONSTRUKSI
5.Pemulihan Area Peningkatan - Bangkitan - Demobilisasi di Jl TGH. Abdul Pada saat - Melakukan Jl TGH. Abdul Pada saat -Pelaksana : UPT-BLUD
dan Demobilisasi bangkitan arus lalu lintas luar jam puncak Karim, Dusun pemulihan pemantauan, Karim, Dusun pemulihan Puskesmas Kediri
Sisa lalu lintas, sekitar 5%. arus lalu lintas, Karang lokasi dan pengukuran Karang Kuripan lokasi dan -Pengawas :
Material/Peralatan penurunan - Kualitas secara bertahap, Kuripan Barat, demobilisasi peningkatan Barat, Desa demobilisasi DLH Lobar, Camat
kualitas udara udara memperlamban Desa Kediri, berlangsung. debu dan Kediri, berlangsung. Kediri, Kades Kediri.
ambient akibat ambient laju kendaraan, Kecamatan membandingka Kecamatan
-Pelaporan :
debu, terjadinya menurun memasang tanda/ Kediri, nnya dengan Kediri,
DLH Lobar.
peningkatan dibanding rambu, Kabupaten baku mutu Kabupaten
kebisingan, jalan kondisi menempatkan Lombok Barat, sesuai PP No. Lombok Barat,
kotor, licin, dan sebelumnya. petugas pengatur Provinsi Nusa 41 Tahun 1999 Provinsi Nusa
berdebu oleh lalu lintas, dan Tenggara Barat tentang Tenggara Barat
- Terjadinya
tanah. peningkatan bekerjasama Pengendalian
kebisingan dengan Dinas Pencemaran
sekitar 4%. Perhubungan Udara.
Kabupaten Parameter: SO2
- Jalan kotor,
Lombok Barat, = 900 µg/m3;
licin, dan
atau Satpol PP NO2 = 400
berdebu
Kabupaten µg/m3, O3 =
oleh tanah
Lombok Barat, 235 µg/m3;
sekitar 4%.
dan/atau Polsek PM10 = 150
Kediri. PM10; C0 = 29
- Melakukan ppm.
penyiraman pada - Melakukan
area proyek pada pemantauan,
saat kegiatan pengukuran
berlangsung tingkat
untuk mengatasi kebisingan dan
debu. membandingka
- Melakukan nnya dengan
penyiraman dan baku mutu
pembersihan sesuai Kepmen
secara berkala LH No. 48
pada jalur lintasan Tahun 1996
tentang Baku

66
DOKUMEN
UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN
UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
mobilisasi, Mutu Tingkat
Jalan Raya Pelangan, Desa Pelangan, Kecamatan Sekotong,
termasuk jalan Kabupaten Lombok Barat. Kebisingan,
raya yang dilalui parameter
di depan lokasi (industri): 70
kegiatan. dBA.
- Melakukan
pengamatan
dan
pengawasan
langsung
terhadap
aktifitas
demobilisasi.
6.Pemutusan Timbulnya - Persepsi - Memberikan Jl TGH. Abdul Pada saat Melakukan Jl TGH. Abdul Pada saat -Pelaksana : UPT-BLUD
Hubungan Kerja persepsi negatif negatif pemahaman dan Karim, Dusun pemutusan pengamatan di Karim, Dusun proses Puskesmas Kediri
masyarakat, dan masyarakat informasi yang Karang hubungan lapangan dan Karang Kuripan pemutusan -Pengawas :
hilangannya sekitar 5%. jelas kepada Kuripan Barat, kerja melakukan Barat, Desa hubungan
masyarakat. Desa Kediri, wawancara Kediri, DLH Lobar, Camat
pendapatan - Hilangannya berlangsung. kerja
Kecamatan dengan Kecamatan Kediri, Kades Kediri.
pekerja. pendapatan - Melakukan dialog berlangsung.
terhadap dan musyawarah Kediri, masyarakat. Kediri, -Pelaporan : DLH
106 orang dengan pekerja. Kabupaten Kabupaten Lobar.
pekerja. Lombok Barat, Lombok Barat,
Provinsi Nusa Provinsi Nusa
Tenggara Barat Tenggara Barat

67
DOKUMEN
UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN
UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
DAMPAK LINGKUNGAN UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL) UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (UPL)
Jalan Raya Pelangan, Desa Pelangan, Kecamatan Sekotong, Kabupaten Lombok Barat. INSTITUSI PENGELOLA KET
SUMBER JENIS BESARAN BENTUK UPAYA LOKASI PERIODE BENTUK UPAYA LOKASI PERIODE
DAMPAK DAMPAK DAMPAK PENGELOLAAN PENGELOLAAN PENGELOLAAN PEMANTAUAN PEMANTAUAN PEMANTAUAN DAN PEMANTAUAN
TAHAP OPERASI
1.Operasional UPT- Timbulnya - Persepsi - Melakukan Area indoor Selama UPT- - Melakukan Area indoor Selama UPT- -Pelaksana : UPT-BLUD
BLUD Puskesmas persepsi positif negatif sosialisasi dan dan outdoor BLUD obervasi dan outdoor BLUD Puskesmas Kediri
Kediri masyarakat, masyarakat penyuluhan UPT-BLUD Puskesmas (pemantauan) UPT-BLUD Puskesmas -Pengawas :
komplik sosial, di sekitar kepada Puskesmas Kediri dan wawancara Puskesmas Kediri DLH Lobar, Camat
meningkatnya lokasi sekitar masyarakat Kediri. beroperasi. langsung dengan Kediri. beroperasi. Kediri, Kades Kediri.
bangkitan arus 50%. berkaitan dengan masyarakat di -Pelaporan :
lalu lintas, - Kemungkina pengoperasian sekitar lokasi UPT- DLH Lobar.
terjadinya n terjadinya UPT-BLUD BLUD Puskesmas
penurunan komplik Puskesmas Kediri. Kediri.
kualitas udara social antar - Menjalankan - Melakukan
ambient (akibat pengguna layanan sesuai pemantauan pada
debu), terjadinya jasa dan Standar saat mobilisasi
peningkatan dengan Operasional pengguna jasa
kebisingan, pemberi jasa Prosedur (SOP), dan manajemen
terjadinya layanan dengan ramah berlangsung.
kemungkinan sekitar 25%. dan santun. - Melakukan
kebakaran, - Peningkatan - Mengelola pemantauan,
terjadinya bangkitan mobilisasi pengukuran
kecelakaan kerja, arus lalu pengguna jasa kualitas udara
pencemaran lintas sekitar yang ambient, dan
udara, 10%, masuk/keluar membandingkann
pencemaran air dengan ya dengan baku
- Penurunan
dan tanah, memperlamban mutu
kualitas
timbulnya bau laju kendaraan, pencemaran
udara
(aroma tidak memasang tanda/ udara sesuai PP
ambient
sedap), rambu dan No. 41 Tahun
sekitar 5%,
meningkatnya menempatkan 1999 tentang
populasi lalat, - Peningkatan
kebisingan petugas pengatur Pengendalian
dan penyebaran lalu lintas. Pencemaran
sekitar 5%,
penyakit. Udara, dengan
- Kemungkina - Melakukan
penyiraman parameter: SO2 =
n terjadinya
secara periodic 900 µg/m3; NO2
kebakaran
pada jalur = 400 µg/m3, O3
sekitar 15%.

68
DOKUMEN
UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN
UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
- Kecelakaan mobilisasi untuk = 235 µg/m3;
Jalan Raya Pelangan, Desa Pelangan, Kecamatan Sekotong, Kabupaten Lombok Barat.
menghindari PM10 = 150
kerja sekitar
3%. debu. PM10; dan C0 =
- Pencemaran - Melengkapi 29 ppm.
udara sekitar bangunan pada - Melakukan
3%. beberapa pemantauan,
- Pencemaran titik/unit pengukuran
air dan tanah dengan peralatan tingkat kebisingan
sekitar 5%. dan sarana dengan
pemadam menggunakan
- Timbulnya
kebakaran, alat ukur Sound
bau (aroma
berupa APAR, bak Level Meter, dan
tidak sedap)
berisi pasir, bak membandingkann
sekitar 10%
berisi pasir, dan ya dengan baku
- Peningkatan kain/karung mutu sesuai
populasi lalat goni, dan lainnya, Kepmen LH No.48
sekitar 5%. serta tersedianya Tahun 1996
- Potensi hydrant air. tentang Baku
penyebaran - Melakukan Mutu Tingkat
penyakit sosialisasi Kebisingan, yakni:
sekitar 5%. mengenai 70 dBA (industri).
keselamatan - Melakukan
kerja, pemantauan dan
menerapkan pengecekan
Standar K3, secara rutin
penggunaan Alat terhadap instalasi
Pelindung Diri dan peralatan
(APD) bagi yang
pekerja/karyawan menghasilkan gas,
. serta
- Peralatan pemantauan
permesinan yang terhadap sumber
digunakan api. Pemeriksaan
ditempatkan pada alat pemadam
box/tempat kebakaran oleh
tersendiri dan instansi terkait
dilengkapi dengan setiap 6 bulan
alat peredam sekali.

69
DOKUMEN
UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN
UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
suara. Dilakukan - Melakukan
Jalan Raya Pelangan, Desa Pelangan, Kecamatan Sekotong, Kabupaten Lombok Barat.
pemeliharaan pemantauan,
sehingga pengukuran
peralatan bekerja tingkat
sempurna dan pencemaran air
tidak dan tanah pada
menimbulkan sumur pantau
kebisingan dan yang sudah
mengeluarkan disediakan,
asap yang melakukan uji
menganggu. labotaroium dan
Memasang membandingkann
cerobong gas ya dengan baku
buang mutu golongan
(scrubber/cyclone air C dan D sesuai
) yang memenuhi Lampiran PP No.
standar gas CO, 20 Tahun 1990
NOx, dan SO2, tentang
partikulat dan Pengendalian
opasitas yang Pencemaran Air.
merupakan hasil - Melakukan
pembakaran pemantauan
bahan bakar dan terhadap
dapat lepas keluar kebersihan dan
melalui cerobong sterilisasi area
standar sehingga UPT-BLUD
tidak mencemari Puskesmas Kediri.
lingkungan.
- Melakukan
- Agar tidak observasi
menimbulkan terhadap bau dan
bau, peningkatan perkembangan
populasi lalat, dan populasi lalat.
pencemaran
- Melakukan uji
penyakit, dengan
kualitas udara
melakukan
ambient untuk
pembersihan dan
parameter H2S
sterilisasi di
dan NH3, dengan
semua area UPT-
cara pengambilan
BLUD Puskesmas

70
DOKUMEN
UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN
UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
Kediri, terutama sampel untuk uji
Jalan Raya Pelangan, Desa Pelangan, Kecamatan Sekotong,
di tempat Kabupaten Lombok Barat.
layanan laboratorium,
pasien, sesuai Kepmen LH
laboratorium, No. 50 Tahun
apotik, dan 1996 tentang
lainnya, secara Baku Mutu
periodik Tingkat Kebauan,
melakukan dengan
penyemprotan parameter: NH3 =
dengan 2 ppm H2S = 0,02
disenfektan yang ppm.
ramah - Melakukan
lingkungan, serta pemantauan dan
peralatan yang pengawasan =
sudah digunakan pelaksanaan
dibersihkan dan kegiatan/pekerjaa
ditempatkan pada n sesuai SOP yang
gudang ditetapkan.
penyimpanan
yang disediakan.
- Melakukan
pengelolaan
limbah cair medis
(B3), dengan cara
menampung dan
mengalirkan
limbah cair medis
dari sumber ke
IPAL yang sudah
ada.
- Limbah cair
domestic yang
berasal dari dapur
(bak pencucian)
berupa kotoran
dalam bentuk
padat yang
bercampur

71
DOKUMEN
UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN
UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
dengan air
Jalan Raya Pelangan, Desa Pelangan, Kecamatan Sekotong,
(suspensi) dan Kabupaten Lombok Barat.
limbah cair yang
berasal dari bak
pencucian tangan
(wastafel)
dialirkan ke IPAL
yang sudah
tersedia.
- Limbah cair yang
berasal dari toilet
(water
closed/WC),
dalam bentuk
cairan kotoran
manusia dan
limbah padat
lainnya dialirkan
ke IPAL yang
sudah ada.
- Menyediakan TPS
Limbah B3,
selanjutnya
mengumpulkan
dan menampung,
dan memindah-
tangankan kepada
pihak ketiga yang
memiliki izin
penyimpanan
sementara dan
izin pengelolaan
Limbah B3, atau
dimobilisasi/pem
buangan ke TPA
Regional
bekerjasama
dengan armada

72
DOKUMEN
UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN
UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
kebersihan
Jalan Raya Pelangan, Desa Pelangan, Kecamatan Sekotong, Kabupaten Lombok Barat.
Kabupaten
Lombok Barat.
- Limbah padat non
medis dengan
cara melakukan
pembersihan,
pengumpulan,
pemilahan dan
penampungan
sampah ke TPS 3R
setempat
dan/atau yang
ada di sekitar
lokasi, dan
melakukan
pembuangan
sampah ke TPA
Regional
bekerjasama
dengan armada
pemerintah.
2. Operasional Peningkatan - Timbulnya  Peningkatan Area UPT- Dilakukan Melakukan Area UPT-BLUD Dilakukan -Pelaksana : UPT-BLUD
Permesinan UPT – kebisingan dan kebisignan Kebisingan BLUD selama pemantauan, Puskesmas selama tahap Puskesmas Kediri
BLUD Puskesmas Penurunan adalah - Peralatan Puskesmas Operasional pengukuran tingkat Kediri. operasional -Pengawas :
Kediri kualitas udara dampak permesinan Kediri. UPT-BLUD kebisingan dengan UPT-BLUD DLH Lobar, Dikes Lobar,
ambient yang yang digunakan Puskesmas menggunakan alat Puskesmas Camat Kediri, Kades
disebabkan ditempatkan Kediri. ukur Sound Level Kediri. Kediri.
oleh pada Meter pada Area -Pelaporan :
kegaitan box/tempat UPT – BLUD DLH Lobar dan
pengopera tersendiri dan Puskesmas Kediri Dikes Lobar
sian dilengkapi dan diluar area
generator dengan alat Puskesmas, yang
genset peredam suara. kemudian
sebagai Dilakukan membandingkannya
pembangki pemeliharaan dengan baku mutu
t tenaga sehingga sesuai Kepmen LH
listrik, di peralatan No.48 Tahun 1996

73
DOKUMEN
UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN
UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
saat bekerja tentang Baku Mutu
Jalan Raya Pelangan, Desa Pelangan, Kecamatan
pasokan Sekotong,
sempurna dan Kabupaten Lombok Barat. Tingkat Kebisingan,
listrik dari tidak yakni: 70 dBA
PLN menimbulkan (Industri)
terganggu, kebisingan
dan juga - Penggunaan
dari peralatan
aktivitas dengan tingkat
pengopera kebisingan yang
sian rendah
permesina - Melakukan
n lainnya. penanaman
Pengopeasi tanaman
an peredam
permesina kebisingan pada
n ini akan area terbuka
menimbulk hijau maupun di
an sekeliling pagar
kebisingan, rumah sakit.
selain itu Tanaman
kebisingan peredam
juga kebisingan
disebabkan antaralain:
oleh tanaman jati
pengopera emas (tectona
sian grandis L),
pompa air bamboo jepang
untuk (dracaena
pemenuha surculosa L),
n air untuk dan jenis
pemenuha rumput-
n rumputan.
kebutuhan
 Penurunan
air bersih
Kualitas Udara
di UPT –
BLUD - Penggunaan
Puskesmas cerobong asap
Kediri. dengan
pemasangan
- Pencemar

74
DOKUMEN
UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN
UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
an cerobong dibuat
Jalan Raya Pelangan, Desa Pelangan, Kecamatan
udara/ikli Sekotong, Kabupaten Lombok Barat.
dengan
m makro ketinggian ±20
yang m atau diatas
dimaksud bangunan.
adalah - Menambah atau
dampak membuat area
yang penghijauan
disebabka disekitar UPT-
n oleh BLUD
kegiatan Puskesmas
pengopera Kediri dengan
sian jenis pohon
Generator yang ada
Genset sekarang. Selain
sebagai dapat
pembangk mengurangi/me
it tenaga nahan
listrik, di kebisingan juga
saat menambah
pasokan kesejukan dan
listrik dari kesegaran pada
PLN siang hari.
terganggu, - Pemasangan
serta rambu/tanda
aktivitas peringatan pada
pengunjun ruang genset.
g
- Penggunaan
Puskesmas
peralatan
.
keselamatan
Pengopera
kerja, khususnya
sian
karyawan
genset ini
diruang genset
akan
seperti
menimbul
pemakaian ear
kan asap
plug dan lain-
dan
lain.
peningkat
an - Peralatan

75
DOKUMEN
UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN
UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
temperatu cerobong
Jalan Raya Pelangan, Desa Pelangan, Kecamatan
r, khusus Sekotong,
tersebut harus Kabupaten Lombok Barat.
nya di dilengkapi
dalam dengan
ruang cerobong gas
genset. buang
(scrubber/cyclo
ne) yang
memenuhi
standar gas CO,
NOx, dan SO2,
partikulat dan
opasitas yang
merupakan hasil
pembakaran
bahan bakar
solar dan dapat
lepas keluar
melalui
cerobong
standar yang
dilengkapi
dengan flange
sehingga tidak
mencemari
lingkungan yaitu
dengan syarat
8D dan 2D yang
disertai tangga
dan lantai kerja
untu kegiatan
uji emisi.
Adapun syarat –
syaratnya adalah:
- Tinggi erobong
sebaiknya 2-
21/2 kali tinggi
bangunan

76
DOKUMEN
UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN
UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
sehingga
Jalan Raya Pelangan, Desa Pelangan, Kecamatan Sekotong, Kabupaten Lombok Barat.
lingkungan
sekitar tidak
terkena
turbulensi
- Kecepatan
aliran gas dari
cerobong
sebaiknya lebih
besar dari 20
m/detik
sehingga gas-
gas yang keluar
dari cerobong
akan terhindar
dari turbulensi.
- Gas-gas dari
cerobong
dengan
diameter lebih
kecil dari 5 feet
dan tinggi
kurang dari 200
feet akan
mengakibatkan
konsentrasi di
bagian bawah
akan menjadi
tinggi.
- Konsentrasi
maksimum
bagian
permukaan
tanah dari
cerobong gas-
gas (agar terjadi
difusi) biasanya
terjadi pada

77
DOKUMEN
UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN
UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
jarak 5 - 10 kali
Jalan Raya Pelangan, Desa Pelangan, Kecamatan Sekotong,
tinggi cerobongKabupaten Lombok Barat.
downwind.
- Konsentrasi
maksimum zat
pencemar
berkisar antara
0,001 - 1% dari
konsentrasi zat
pencemar
dalam
cerobong.
- Konsentrasi di
permukaan
dapat dikurangi
dengan
menggunakan
cerobong yang
tinggi. Variasi
konsentrasi
pencemar pada
permukaan
akan
berbanding
terbalik dengan
kuadrat tinggi
cerobong
efektif.
- Warna
cerobong harus
mencolok
sehingga mudah
terlihat.
- Cerobong
dilengkapi
dengan pelat
penahan angin
yang melingkari

78
DOKUMEN
UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN
UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
cerobong secara
Jalan Raya Pelangan, Desa Pelangan, Kecamatan Sekotong,
memanjang keKabupaten Lombok Barat.
arah ujung atas.
- Puncak
cerobong
sebaiknya
terbuka, jika
pihak industri
menganggap
perlu untuk
memberi
penutup
(biasanya
cerobong
kecil/rendah)
maka penutup
berbentuk
segitiga terbalik
(terbuka ke
atas).
- Setiap cerobong
diberi nomor
dan
dicantumkan
dalam denah
industri.
Persyaratan Sarana
Pendukung
Sarana pendukung
diantaranya tangga,
lantai kerja, pagar
pengaman, aliran
listrik dengan
persyaratan sebagai
berikut:
- Tinggi besi dan
selubung
pengaman

79
DOKUMEN
UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN
UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
berupa pelat
Jalan Raya Pelangan, Desa Pelangan, Kecamatan Sekotong, Kabupaten Lombok Barat.
besi.
- Lantai kerja
(landasan
pengambilan
sampel) dengan
ketentuan
sebagai berikut:
 dapat
mendukung
beban minimal
500 kilogram;
 keleluasaan
kerja bagi
minimal tiga
orang;
 lebar lantai
kerja terhadap
lubang
pengambilan
sampel adalah
1,2 meter dan
 melingkari
cerobong;
 pagar
pengaman
setinggi satu
meter;
 dilengkapi
dengan katrol
pengangkat alat
pengambilan
sampel;
- Stop kontak
aliran listrik
yang sesuai
dengan

80
DOKUMEN
UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN
UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
peralatan yang
Jalan Raya Pelangan, Desa Pelangan, Kecamatan Sekotong,
digunakan, Kabupaten Lombok Barat.
yaitu
Voltase 220 V,
30 A, Single
phase, 50 Hz
AC.
- Penempatan
sumber aliran
listrik dekat
dengan lubang
pengambilan
sampel.
- Sarana dan
prasarana
pengangkutan
serta
perlengkapan
keamanan
pengambilan
ssampel bagi
petugas
disediakan oleh
industry
Syarat titik cerobong
adalah:
D = 0,75 cm
2D= 2 x 0.75= 1.5 m
dari ujung cerobong
bagian atas, atau
8D= 8 x 0.75= 6 m
dari ujung cerobong
bagian bawah.

81
DOKUMEN
UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN
UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
Penanganan Limbah
Jalan Raya Pelangan, Desa Pelangan, Kecamatan Sekotong, Kabupaten Lombok Barat.
a. Limbah Padat

Operasional UPT- Pencemaran air - Pencemaran Menyediakan TPS Area UPT- Dilakukan Melakukan Area UPT-BLUD Dilakukan -Pelaksana : UPT-BLUD
BLUD Puskesmas dan tanah, air dan tanah limbah padat, BLUD selama UPT- pemantauan Puskesmas selama UPT- Puskesmas Kediri
Kediri lingkungan kotor sekitar 5%. selanjutnya Puskesmas BLUD langsung terhadap Kediri. BLUD -Pengawas :
dan tidak sehat. - Lingkungan mengumpulkan dan Kediri. Puskesmas keberadaan dan Puskesmas DLH Lobar, Camat
kotor dan menampung, serta Kediri penanganan limbah Kediri Kediri, Kades Kediri.
tidak sehat memindah- beroperasi. padat. beroperasi. -Pelaporan :
sekitar 4%. tangankan kepada DLH Lobar.
pihak ketiga yang
memiliki izin
pengelolaan limbah
untuk dimanfaatkan
dan/atau keperluan
lainnya, atau
dimobilisasi/pembu
angan ke TPA
Regional
bekerjasama dengan
armada kebersihan
Kabupaten Lombok
Barat.

b. Limbah Cair Domestik

Dapur Wastafel Pencemaran Air - Pencemaran - Limbah cair yang Area UPT- Dilakukan - Pengambilan Area UPT-BLUD Dilakukan -Pelaksana : UPT-BLUD
dan Toilet/kamar dan tanah air dan tanah berasal dari dapur BLUD selama UPT- sampel keluaran Puskesmas selama UPT- Puskesmas Kediri
mandi sekitar 10% (bak pencucian) Puskesmas BLUD air limbah Kediri. BLUD -Pengawas :
berupa kotoran Kediri. Puskesmas kemudian diuji di Puskesmas DLH Lobar, Camat
dalam bentuk Kediri laboratorium Kediri Kediri, Kades Kediri.
padat yang beroperasi. - Parameter beroperasi. -Pelaporan :
bercampur lingkungan yang DLH Lobar.
dengan air diuji pH, BOD,
(suspensi) dan COD, TSS, Minyak
limbah cair yang dan Lemak,
berasal dari bak

82
DOKUMEN
UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN
UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
pencucian tangan Amonik, dan Total
Jalan Raya Pelangan, Desa Pelangan, Kecamatan Sekotong, Kabupaten Lombok Barat.
(wastafel) Colliform
dialirkan ke IPAL - Membandingkan
dan pengelolaan hasil pengujian
selanjutnya laboratorium
bekerjasama dengan Baku
dengan badan Mutu air limbah
usaha yang PerMenLHK No:
memiliki izin P.68/MENLHK/Set
pengelolaan jen/Kum.1/8/201
limbah 6 tentang Baku
- Limbah cair yang Mutu Air Limbah
berasal dari Domestik
toilet (water
closed/WC),
dalam bentuk
cairan kotoran
manusia dan
limbah padat
lainnya dialirkan
ke IPAL dan
pengelolaan
selanjutnya
bekerjasama
dengan badan
usaha yang
memiliki izin
pengelolaan
limbah.

83
DOKUMEN
UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN
UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
c. Sampah
Jalan Raya Pelangan, Desa Pelangan, Kecamatan Sekotong, Kabupaten Lombok Barat.
Area UPT-BLUD Lingkungan tidak Lingkungan - Melakukan Area UPT- Dilakukan Melakukan Area UPT-BLUD Dilakukan -Pelaksana : UPT-BLUD
Puskesmas Kediri. bersih dan tidak tidak bersih pembersihan, BLUD selama UPT- pemantauan Puskesmas selama UPT- Puskesmas Kediri
sehat, serta dan tidak pengumpulan, Puskesmas BLUD langsung terhadap Kediri. BLUD -Pengawas :
berkurangnya sehat, serta pemilahan dan Kediri. Puskesmas keberadaan Puskesmas DLH Lobar, Camat
estetika berkurangny penampungan Kediri sampah. Kediri Kediri, Kades Kediri.
lingkungan a estetika sampah ke TPS 3R beroperasi. beroperasi. -Pelaporan :
disekitarnya. lingkungan setempat DLH Lobar.
disekitarnya dan/atau yang
sekitar 5%. ada di sekitar
lokasi.
- Melakukan
pembuangan
sampah ke TPA
Regional
bekerjasama
dengan armada
pemerintah.

d. Limbah B3

Area Layanan Timbulan limbah Estimasi - Melakukan Area Layanan Dilakukan Pengamatan Area UPT-BLUD Dilakukan -Pelaksana : UPT-BLUD
Medis UPT-BLUD B3 yang berasal jumlah inventarisasi Medis UPT- selama UPT- lapangan untuk Puskesmas selama UPT- Puskesmas Kediri
Puskesmas Kediri. dari sisa limbah B3 limbah B3 yang BLUD BLUD memeriksa Kediri. BLUD -Pengawas :
penggunaan yang dihasilkan sesuai Puskesmas Puskesmas Pewadahan Limbah Puskesmas DLH Lobar, Camat
perlengkapan/pe dihasilkan dengan sumber Kediri. Kediri B3, Izin TPS Limbah Kediri Kediri, Kades Kediri.
ralatan UPT- limbah, jenis beroperasi. B3, Bangunan TPS beroperasi. -Pelaporan :
BLUD Puskesmas limbah, kode Limbah B3, Kontrak DLH Lobar.
Kediri yang limbah, jumlah Kerjasama dengan
tergolong limbah limbah pengumpul limbah
padat B3 dan - Menyimpan B3
limbah Cair B3. limbah B3 di
tempat
penyimpanan

84
DOKUMEN
UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN
UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
limbah B3 yang
Jalan Raya Pelangan, Desa Pelangan, Kecamatan Sekotong,
telah diberikan Kabupaten Lombok Barat.
izin oleh Dinas
Lingkungan Hidup
Kabupaten
Lombok Barat
- Memiliki
kerjasama dengan
pihak lain yang
berizin dan
menyerahkan
limbah B3 yang
dihasilkan apabila
limbah B3 yang
dihasilkan tidak
dapat dikelola
sendiri
- Memiliki personil
penanggung
jawab operasional
dalam
pengelolaan
limbah B3 dan
personil
penanggung
jawab dalam
pengelolaan
limbah B3

85
DOKUMEN
UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN
UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
DAMPAK LINGKUNGAN UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL) UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (UPL)
Jalan Raya Pelangan, Desa Pelangan, Kecamatan Sekotong, Kabupaten Lombok Barat. INSTITUSI PENGELOLA KET
SUMBER JENIS BESARAN BENTUK UPAYA LOKASI PERIODE BENTUK UPAYA LOKASI PERIODE
DAMPAK DAMPAK DAMPAK PENGELOLAAN PENGELOLAAN PENGELOLAAN PEMANTAUAN PEMANTAUAN PEMANTAUAN DAN PEMANTAUAN
TAHAP PASCA OPERASI
1.Peninggalan Aset Tidak terurus dan - Seluruh aset - Mempekerjakan Area UPT- Selama tahap - Melakukan Area UPT-BLUD Selama Tahap -Pelaksana : UPT-BLUD
terjadinya tidak staf/tenaga BLUD pasca operasi pengamatan Puskesmas Pasca Operasi Puskesmas Kediri
kerusakan aset terurus, khusus untuk Puskesmas (observasi) Kediri -Pengawas :
kumuh dan mengurus aset Kediri langsung di DLH Lobar, Camat
kotor secara rutin lapangan Kediri, Kades Kediri.
- Sekitar 40% - Melakukan terhadap aset -Pelaporan :
aset perbaikan dan gudang dan DLH Lobar.
mengalami pemeliharaan fasilitas
kerusakan terhadap aset pendukungnya
yang rusak

86
DOKUMEN
UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN
UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
D. JUMLAH DAN JENIS IZIN PPLH YANG DIBUTUHKAN
Jalan Raya Pelangan, Desa Pelangan, Kecamatan Sekotong, Kabupaten Lombok Barat.
Dalam rangka memberikan perlindungan dan pengendalian terhadap lingkungan hidup
dari keberadaan Limbah Bahan Beracun dan Berbahaya (B3), maka di dalam
pelaksanaan usaha dan/atau kegiatan Pengembangan UPT-BLUD Puskesmas Kediri di Jl
TGH. Abdul Karim, Dusun Karang Kuripan Barat, Desa Kediri, Kecamatan Kediri,
Kabupaten Lombok Barat, Provinsi Nusa Tenggara Barat, Provinsi Nusa Tenggara Barat,
diperlukan Izin Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (PPLH), menyangkut
pengumpulan, penyimpanan sementara Limbah B3 dari instansi yang berwenang.
Adapun PPLH yang diperlukan dan direncanakan, seperti pada Tabel 9 berikut.
Tabel 9 Daftar Jumlah dan Jenis Izin Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
(PPLH) yang diperlukan.

Instansi Yang Mengeluarkan


No. Jenis IPPLH Ket.
IPPLH
DPMPTSP Kabupaten
1. Izin Pembuangan Limbah Cair (IPLC)
Lombok Barat
Izin Penyimpanan Sementara Limbah DPMPTSP Kabupaten
2.
Bahan Berbahaya dan Beracun Lombok Barat

UPT-BLUD PUSKESMAS KEDIRI


Jl TGH. Abdul Karim, Dusun Karang Kuripan Barat, Desa Kediri, Kecamatan Kediri, Kabupaten 87
Lombok Barat, Provinsi Nusa Tenggara Barat
DOKUMEN
UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN
UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP

SURAT PERNYATAAN
Jalan Raya Pelangan, Desa Pelangan, Kecamatan Sekotong, Kabupaten Lombok Barat.

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama Pemrakarsa Penanggung Jawab : drg. Hj. Ni Made Ambaryati, M. Kes.
Badan Usaha/Institusi : Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Barat
Alamat : Jalan Gatot Subroto, Kecamatan Gerung,
Kabupaten Lombok Barat, Provinsi
Nusa Tenggara Barat.
Nomor Tlp/fax/E-mail : (0370) 681 1430
Selaku pemrakarsa/penanggung jawab dari usaha dan/atau kegiatan:
Nama : Pengembangan UPT-BLUD Puskesmas Kediri
Lokasi : Jl TGH. Abdul Karim, Dusun Karang Kuripan Barat, Desa Kediri, Kecamatan
Kediri, Kabupaten Lombok Barat, Provinsi Nusa Tenggara Barat.
Menyatakan dengan sebenarnya untuk:
1. Sanggup dan bersedia melaksanakan upaya pengelolaan dan pemantauan
lingkungan hidup sebagaimana tercantum dalam Dokumen Upaya Lingkungan
Hidup (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL) Kegiatan
Pengembangan UPT-BLUD Puskesmas Kediri, di Jl TGH. Abdul Karim, Dusun Karang
Kuripan Barat, Desa Kediri, Kecamatan Kediri, Kabupaten Lombok Barat, Provinsi
Nusa Tenggara Barat.
2. Sanggup dan bersedia mentaati segala peraturan perundang-undangan yang
berlaku dan menerima sanksi apabila dipandang lalai dalam pelaksanaan kegiatan
sebagaimana angka 1 (satu) di atas.
Demikian Surat Pernyataan ini kami buat dengan sebenarnya dan untuk dipergunakan
sebagaimana mestinya.
Gerung, November 2020
Yang Membuat Pernyataan,

Materai 6.000

drg. Hj. Ni Made Ambaryati, M. Kes

UPT-BLUD PUSKESMAS KEDIRI


Jl TGH. Abdul Karim, Dusun Karang Kuripan Barat, Desa Kediri, Kecamatan Kediri, Kabupaten 88
Lombok Barat, Provinsi Nusa Tenggara Barat
DOKUMEN
UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN
UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP

DAFTAR PUSTAKA
Jalan Raya Pelangan, Desa Pelangan, Kecamatan Sekotong, Kabupaten Lombok Barat.

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan


Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor
140, Tambahan Lembaran Negara Republik Nomor 5059).
Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor: Kep-
52/Men-LH/10/1995 tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan
Hotel;
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin
Lingkungan;
Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2012
tentang Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup;
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian
Pencemaran Udara;
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 85 Tahun 1999 tentang Perubahan
Atas Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Limbah
Bahan Berbahaya Dan Beracun;
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan
Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air;
Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2010
tentang Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan
Lingkungan Hidup dan Surat Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan dan
Pemantauan Lingkungan Hidup.
Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 48 Tahun
1996 tentang Baku Tingkat Kebisingan;

UPT-BLUD PUSKESMAS KEDIRI


Jl TGH. Abdul Karim, Dusun Karang Kuripan Barat, Desa Kediri, Kecamatan Kediri, Kabupaten 89
Lombok Barat, Provinsi Nusa Tenggara Barat
DOKUMEN
UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN
UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP

Jalan Raya Pelangan, Desa Pelangan, Kecamatan Sekotong, Kabupaten Lombok Barat.

LAMPIRAN

UPT-BLUD PUSKESMAS KEDIRI


Jl TGH. Abdul Karim, Dusun Karang Kuripan Barat, Desa Kediri, Kecamatan Kediri, Kabupaten 90
Lombok Barat, Provinsi Nusa Tenggara Barat

Anda mungkin juga menyukai